Radar Banyuwangi | 24 Januari 2013

Page 5

BERITA UTAMA

Kamis 24 Januari 2013

31

HALAMAN SAMBUNGAN

Dianggap Rugikan Negara Rp 19,7 M n “SEPESER... Sambungan dari Hal 21

”Klien kami tidak merugikan negara. Fakta di persidangan juga menyebutkan bahwa klien kami tidak memperkaya diri sen diri maupun orang lain,” tegas Ani Andriani, salah satu penasihat hukum Ratna dari O.C Kaligis and Associates, saat dihubungi via ponsel sore kemarin. Ani menganggap tuntutan jaksa salah semua. Sebab, tuntutan itu tidak berdasar fakta di persidangan. Kliennya, lan jut dia, sama sekali ti dak menerima uang dari pe ngadaan lahan Lapangan Ter-

bang Blimbingsari. Dalam di persidangan—setelah dikonfrontasi dengan Efendi—juga tidak ditemukan kerugian negara. ”Sejak awal audit BPK memang cacat hukum, sehingga dakwaan dan tuntutan juga cacat hukum,’’ tegas Ani. Seperti diberitakan, terkait kasus dugaan korupsi pengadaan lahan Lapangan Terbang Blimbingsari, Ratna Ani Lestari dianggap bersalah dan dituntut sembilan tahun penjara. Mantan orang nomor satu di Bumi Blambangan itu juga dikenai denda Rp 500 juta subsider 6 bulan ku rungan. JPU menyatakan Ratna terbukti melanggar Pasal 3

UU Tipikor. Menurut jak sa, terdakwa terbukti menyalahgunakan wewenang dan menguntungkan orang lain. Tindakan Ratna itu dilakukan saat menjabat Bupati Banyuwangi 2004-2006. JPU Firmansyah menyatakan bahwa Ratna terbukti merugikan negara sebesar Rp 19,7 miliar dalam kasus pembebasan tanah lapangan terbang tersebut. Angka kerugian itu mengacu temuan Badan Pemeriksa Ke u angan (BPK) Perwakilan Jawa Timur. Ratna diduga melakukan penggelembungan harga, sehingga nilai ganti rugi tanah lebih tinggi daripada nilai objek pajak. Dikonfirmasi terpisah, Kasi

Pidana Khusus Kejaksaan Negeri Banyuwangi, Firmansyah mengatakan, tuntutan sembilan tahun penjara terhadap Ratna itu mengacu fakta-fakta di persidangan. Menurut Firmansyah, dakwaan yang ditujukan kepada Ratna adalah Pasal 2 subsider Pasal 3 UU Tipikor. Dikatakan, setelah mencermati fakta-fakta selama persidangan, tindakan Ratna dinilai memenuhi unsur dakwaan Pasal 3 UU Tipikor. Sekadar tahu, ancaman hukuman bagi pihak-pihak yang melanggar Pasal 3 UU Ti pikor adalah penjara 20 tahun. Lantas, mengapa tim JPU hanya menuntut Ratna sembilan tahun penjara? Menurut Firmansyah,

Harga Telur Tembus Rp 19 Ribu per Kg n SETENGAH... Sambungan dari Hal 21

Sebab, seperti yang Anda lihat, baru setengah jam dipasok, satu pikap telur sudah habis diserbu konsumen,” ujarnya. Menurut Davina, menipisnya stok dan membeludaknya permintaan menyebabkan harga telur mengalami peningkatan. “Sejak dua hari terakhir harga

telur naik dari Rp 17.800 per kilogram (Kg) menjadi Rp 18.200 per Kg,” paparnya. Zaki, 21, konsumen asal Kelurahan Sumberrejo, Kecamatan Banyuwangi mengungkapkan, sejakSelasamalam(22/1)telursulit didapat. Kala itu, dia mendatangi beberapa peternakan ayam untuk memesan telur. Ternyata pihak peternak mengaku bahwa telur hasil produksi peternakannya sudah

dipesan para pelanggan. “Pagi ini (kemarin) saya berkeliling ke Pasar Sobo, Banyuwangi. Ternyata semua pedagang mengaku telur sudah habis. Beruntung, saya bisa mendapatkan telur di Pasar Pujasera ini,” ungkapnya. Ha l t i d a k jau h b e r b e d a dikatakan Hartono, 36, seorang pedagang sembako di Pasar Banyuwangi. Menurut dia,

beberapa hari terakhir stok telur menipis. “Akibatnya, harga telur naik dari Rp 18.500 per Kg menjadi Rp 19 ribu per Kg,” ujar pengecer yang satu ini. Hartono menambahkan, peningkatan harga telur selalu terjadi menjelang peringatan Maulid Nabi. “Tren setiap tahun memang seperti itu, harga telur naik setiap menjelang Maulid Nabi,” pungkasnya. (sgt/c1/aif)

Kanitlaka Enggan Beri Keterangan n MBAH... Sambungan dari Hal 21

Sementara itu, meski selamat, Fathur Rozy mengalami luka-luka di beberapa bagian tubuh dan harus dilarikan ke Rumah Sakit Al-Huda, Kecamatan Gambiran.

Kanitlantas Ipda Sumono yang membawahi wilayah Pesanggaran enggan memberikan keterangan terkait kasus kecelakaan yang diduga melibatkan tentara tersebut. “Coba langsung tanya ke Kapolsek, Mas,” saran Sumono. Kapolsek Genteng Kompol

Riamun terkesan mbulet ketika dimintai konfirmasi terkait kecelakaan yang merenggut nyawa seorang nenek tersebut. Ri amun malah berkelit saat kejadian tidak sedang berada di TKP. Dia mengaku hanya menerima laporan dari anak

buahnya yang menyebutkan bahwa kasus tersebut langsung dilaporkan ke Mapolres Banyuwangi. “Laporan yang saya terima, korban ditabrak motor dan meninggal di TKP. Kasusnya sekarang sudah ditangani unit laka,” tandasnya. (azi/c1/aif)

Wajib Kenakan Busana Muslim n PANITIA... Sambungan dari Hal 21

Benny Siswanto, panitia FEE 2013 mengatakan, peserta bisa me ngatasnamakan guslah, sekolah, dan instansi lain, seperti kantor dan kampus. Peserta dalam satu kelompok maksimal 100 orang. Urutan pemberangkatan disesuaikan

nomor urut pendaftaran. Peserta FEE akan dilombakan dengan peserta lain. Ada tiga unsur yang akan dinilai dalam FEE kali ini. Ketiga unsur itu adalah filosofis, kreativitas, dan keindahan. “Jika ada fragmen, maksimal diberi waktu 5 menit,” ujar Benny. Peserta diharapkan tidak memberikan cinderamata atau

bingkisan di tenda VIP. Yang tidak kalah penting, peserta wajib menggunakan busana muslim sesuai tema yang diusung. Perlu diingat juga, di la rang memakai sandal jepit. Enam penyaji terbaik akan mendapatkan piala, piagam, dan uang pembinaan dari panitia. FEE ini digelar Jawa Pos Radar Banyuwangi bekerja sama

dengan UPTD Pendidikan Kecamatan Banyuwangi dan KGPAI Kecamatan Banyuwangi. Acara ini didukung Honda, Bank Jatim, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, dan Radio VIS FM. Informasi lebih lengkap dapat menghubungi (0333) 412224, kontak person Benny 082331102936 dan Iwan 081559555572 (nic/c1/aif)

Penganiayaan Dilakukan secara Spontan n PELAKU... Sambungan dari Hal 21

Dalam sidang lanjutan yang digelar di Pengadilan Negeri (PN) Banyuwangi kemarin (23/1), jaksa penuntut umum (JPU) menuntut pemuda asal Lingkungan Krajan, RT 03/RW 01, Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Glagah, itu dihukum tujuh tahun penjara. Seperti diketahui, Andri menga niaya Kholik Bahtiar, 23, war ga Jalan Ikan Kembang Waru, Kelurahan Karangrejo, Kecamatan Banyuwangi. Pada Sabtu 27 Oktober 2012 pukul 23.30 lalu, Andri melayangkan pukulan ke kepala Kholik yang tengah duduk di atas sadel sepeda motor. Jotosan maut itu mengakibatkan korban jatuh dari motor dan kepalanya membentur aspal. Tragisnya, korban meregang nyawa sebelum mendapat perawatan medis. Di hadapan majelis hakim yang dipimpin Widarti didampingi dua hakim anggota, Bawono

Effendi dan I Wayan Rumega, JPU Syahroli mengatakan bahwa berdasar keterangan tenaga medis yang memvisum korban, korban tewas akibat pendarahan otak yang diduga lantaran terbentur benda tumpul. Menurut Syahroli, Andri terbukti bersalah melakukan penganiayaan yang menyebabkan kematian korban seperti diatur Pasal 351 ayat (3) KHUP. “Saya me nuntut terdakwa dengan pidana penjara tujuh tahun dipotong masa tahanan,” tegasnya. Diungkapkan, hal-hal yang memberatkan adalah perbuatan terdakwa mengakibatkan korban tewas. Pertimbangan memberatkan lain, tewasnya korban mengakibatkan penderitaan berkepanjangan bagi keluarga korban. “Hal yang meringankan, terdakwa menyesali perbuatannya,” tutur Syahroli. Setelah mendengar tuntutan JPU, ketua majelis hakim Widarti mempersilakan Andri berkonsultasi dengan penasihat hukumnya (PH), Eko Sutrisno.

Eko meminta waktu satu pekan untuk menyampaikan pembelaan (pleidoi). Atas permintaan PH terdakwa, Widarti lantas menunda persidangan. Sidang selanjutnya akan digelar Rabu pekan depan (30/1). “Sidang kami tunda. Sidang selanjutnya digelar Rabu pekan depan dengan agenda pleidoi,” kata Widarti. Dikonfirmasi usai per sidangan, Eko mengatakan pihaknya tetap menjunjung asas praduga tak bersalah. Karena itu, dirinya akan menyampaikan pembelaan dalam persidangan selanjutnya. “Menurut kami, tuntutan jaksa terlalu berat,” ucapnya. Menurut Eko, penganiayaan yang dilakukan kliennya terjadi secara spontan. Awalnya, Andri tidak berniat melakukan penganiayaan. “Korban meninggal bukan karena pukulan klien kami, melainkan karena saat dipukul, korban jatuh. Nah, saat jatuh itu kepala korban membentur aspal dan mengakibatkan kematian.

Jadi, korban meninggal bukan karena pukulan, tapi karena jatuh,” paparnya. Seperti pernah diberitakan, nahas menimpa Kholik Bahtiar, warga Jalan IKAN Kembang Waru, Kelurahan Karangrejo, Ke camatan Banyuwangi. Pemuda berusia 23 tahun itu tewas akibat pendarahan otak. Pendarahan di organ vi tal tersebut dipicu bogem mentah orang tidak dikenal yang mengakibatkan korban jatuh dari sepeda motor pada Sabtu malam (27/10/2012). Orang tidak dikenal tersebut belakangan diketahui bernama Andri Nurdiansyah, 26, warga Ling kungan Krajan, RT 03/ RW 01, Kelurahan Banjarsari, Ke camatan Glagah. Pemuda yang satu ini berhasil diringkus petugas hanya berselang tujuh jam setelah peristiwa tragis yang terjadi di Jalan Widuri, Lingkungan Sukorojo, Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Glagah, tepatnya di sekitar Hotel Warata, tersebut. (sgt/c1/aif)

setelah mencermati fakta-fakta di persidangan, Ratna belum me nik mati hasil dari tindak pidana korupsi tersebut. “Dia (Ratna) memberi keuntungan kepada orang lain, yakni Effendi,” ujarnya. Pasal 3 UU Tipikor mengatur

setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri, orang lain, atau korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan, atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang da pat merugikan keuangan

ne gara atau perekonomian negara dipidana penjara paling singkat satu tahun atau paling lama 20 tahun. “Fakta di persidangan seperti itu, Ratna be lum menikmati hasilnya. Effendi yang diuntungkan,” jelas Firmansyah. (sgt/c1/aif)

Jabatan Hang Suryo Habis 23 Januari n AYUB... Sambungan dari Hal 21

Selama ini, PDAM Banyuwangi hanya memiliki seorang direktur. Beberapa waktu lalu, Pemkab Banyuwangi pun melakukan proses seleksi untuk mengisi jabatan direktur PDAM yang dijabat Hang Surya tersebut. Sebab, masa jabatan Hang Surya berakhir Januari ini. Selain itu, proses seleksi itu juga dilakukan untuk menjaring seorang yang akan menempati posisi sebagai direktur teknik (dirtek). Setelah melalui proses seleksi, Ayub Hidayat akhirnya terpilih sebagai dirtek. Pelantikan pria yang satu ini dilakukan di aula Rempeg Jogopati, Pemkab Banyuwangi, kemarin (23/1). Pro ses pelantikan dipimpin langsung Bupati Abdullah Azwar Anas yang didampingi Wakil Bupati (Wabup) Yusuf Widyatmoko dan sekretaris kabupaten (sekkab) yang sekaligus Ke tua Badan Pengawas (BP)

PDAM, Slamet Kariyono. Dalam sambutannya, Bupati Anas berpesan agar Ayub bekerja giat, profesional, dan membangun komunikasi yang baik dengan pemkab dan seluruh stakeholder. Dalam pelantikan tersebut Bupati Anas mengungkapkan, selain dilantik sebagai dirtek PDAM Banyuwangi, Ayub juga akan menjabat sebagai Pjs (pejabat sementara) Dirut PDAM yang po sisinya lowong menyusul habisnya masa jabatan Hang Surya per 23 Januari lalu. “Selain sebagai dirtek, yang bersangkutan (Ayub) menjabat Pjs Dirut PDAM sampai dirut terpilih,” ujarnya. Terkait proses penjaringan dirut, imbuh Anas, sepenuhnya dilimpahkan kepada dewan pengawas. Namun demikian, Anas mengingatkan agar proses penjaringan tersebut dilakukan sesuai ketentuan dan prosedur yang berlaku. “Aturan sudah baku. Normatifnya sudah jelas. Tidak boleh ditabrak. Itu harus dicermati

dewan pengawas dalam proses penjaringan,” imbau Anas. Sementara itu, dikonfirmasi usai pelantikan, Ayub mengatakan, pihaknya akan memikul tu gas berat. Sebab, direktur PDAM terdahulu memiliki kinerja sangat baik. “Buktinya, PDAM Banyuwangi semakin dikenal masyarakat. Bukan hanya masyarakat Banyuwangi, tapi juga masyarakat luar Banyuwangi. Kami sebagai pengganti akan berusaha menjaga hal-hal yang baik itu dengan sebaik-baiknya. Kami juga berkewajiban memperbaiki sesuatu yang sebelumnya masih kurang baik,” paparnya. Ayub menambahkan, khusus di bidang teknik, pihaknya bertekad meningkatkan pelayanan terhadap para pelanggan. Salah satunya mengupayakan agar air bersih dapat dinikmati pelanggan selama 24 jam nonstop. Sebab, PDAM selalu bertekad men jaga kualitas air sebaik mungkin. (sgt/c1/aif)

Istri Sempat Pingsan n DITINGGAL... Sambungan dari Hal 32

Tetangga sekitar yang mengetahui kejadian tersebut, kontan men datangi rumah korban dan berusaha memadamkan api. “Kami tahu setelah asap mengepul. Karena pemiliknya tidak ada, kami langsung beru-

saha memadamkan api,” ujar Adi, salah seorang warga. Saat proses pemadaman berlangsung, putra korban yang mengetahui insiden itu langsung memberi tahu ke dua orang tuanya. Setelah sampai rumah, istri Suwito, Sri Wahyuni, pingsan setelah melihat rumahnya terbakar.

Beruntung, beberapa saat kemudian rumah tersebut berhasil dipadamkan. Kondisi rumah nyaris habis. Beberapa barang milik korban juga ada yang terbakar. “Penyebab pastinya tidak diketahui. Tetapi, sementara ini diduga akibat korsleting listrik,” ujar Kasubag Humas Polres Situbondo, AKP Wahyudi. (rri/c1/als)

Pengendara Kurang Hati-hati n BELOK... Sambungan dari Hal 32

Data yang berhasil dikumpulkan, kecelakaan yang terjadi sekitar pukul 12.00 itu berawal saat sepeda motor yang dikemudikan Aan melaju dari arah timur ke barat. Sesampai di lokasi kejadian, motor tersebut hendak berbelok ke utara. Namun, saat bersamaan

muncul sebuah truk yang dikemudikan Saring melaju dari arah yang sama. Lantaran jarak kedua kendaraan terlalu dekat, pengemudi motor itu tidak bisa menghindar. Setir kanan sepeda motor itu pun terserempet bodi truk. “Saya tidak tahu sepeda mo tor itu hendak berbelok. Saya sempat ngerem, tapi jaraknya terlalu dekat,” kata

Saring. Menurut AKP Wahyudi, kecelakaan yang terjadi di KM 206.700 arah Surabaya tersebut diduga akibat pengendara motor kurang hati-hati. Sebab, saat hendak ber belok, pengendara tersebut tidak melihat spion. “Kasus kecelakaan tersebut masih dalam penyelidikan,” ujar AKP Wahyudi. (rri/c1/als)

Baksos Sambil Wisata n MAMPIR... Sambungan dari Hal 22

Tetapi juga dijadikan back round foto mejeng oleh para siswa. Piknik itu pun diabadikan de ngan kamera sebagai kenang-kenangan indah. Sebelum bersenang-senang di Pondok Indah, para siswa melakukan kegiatan sosial sebagai bentuk rasa berbagi terhadap sesama. Aksi sosial tersebut dipusatkan di SLB Muhammadiyah Licin, yang merupakan siswanya memiliki kekurangan fisik dan mental. Da-

lam bakti sosial itu, siswa-siswi kelas VB SD Muhammadiyah 1 Banyuwangi beserta wali murid memberikan sumbangan alat kebutuhan. Seperti alat-alat kebersihan, pakaian dalam, serta makanan ringan. Ketua paguyuban kelas VB Anis Ilmiati, SP. menyampaikan bahwa kedatanganmerekasebagaibentuk kepedulian sekaligus menjalin tali silaturahmi dengan keluarga besar SLB Muhammadiyah licin. Ramah tamah itu dihadiri perwakilan orang tua siswa serta masyarakat setempat yang antusias menyambut di hala-

man sekolah. Selanjutnya dibagikan alat tulis kepada siswa SLB yang bersedia tampil menunjukkan kebolehannya menyanyi dan menari. Silaturahmi itu dilanjutkan dengan makan bersama. Mudah-mudahan acara bakti sosial sekaligus piknik itu memberikan manfaat yang besar bagi siswa-siswi SD Muhammadiyah 1 Banyuwangi, khususnya kelas VB. Setidaknya membuat mereka semakin mensyukuri nikmat yang telah diberikan Allah SWT berupa kesempurnaan fisik dan mental. (*/irw)

CACAT GANDA:

Cari Lubang Boks untuk Keluar n TANGANNYA... Sambungan dari Hal 21

Saya pikir semua teman saya sudah mati. Kemudian, saya masuk boks di dalam kapal dan saya duduk di sana berjam-jam. Air di boks itu setinggi dada. Mungkin sekitar empat jam saya bertahan,” terang Ahmad. Di dalam boks itu, Ahmad memukulmu kulkan tangannya seraya berteriak minta tolong. Tanpa dinyana, ada suara temannya yang bernama Mulyadi alias Shaleh. Mulyadi memilih masuk ke dalam drum ikan yang juga ada dalam boks tersebut. “Dia bilang tidak bisa menolong saya karena kondisinya juga tak lebih baik. Saya hanya diminta diam,” kenang Ahmad. Mulyadi meminta Ahmad diam dan tidak bergerak karena mengira kapal tersebut sudah masuk ke dasar lautan yang kedalamannya diperkirakan mencapai 70 meter. “Kamu diam saja. Kalau kamu bergerak dan kembali ke permukaan, kamu akan mati (karena jauhnya jarak dasar dan permukaan laut),” terang Ahmad menirukan ucapan Mulyadi. Namun, Ahmad memiliki pemikiran lain. Menurutnya, jika terus terperangkap dalam boks tersebut, maka dia akan mati dan jasadnya tidak akan ditemukan ke-

luarganya. “Saya lebih baik keluar. Meski mati, jasad saya akan bertemu keluarga,” ujar Ahmad menjawab saran Mulyadi. Bukan hanya itu yang membuat Ahmad ber tekad keluar dari dalam boks. Deru angin yang masuk dari celah-celah kayu kapal menyadarkan dirinya bahwa posisi kapal masih di atas permukaan laut. Sebab, jika sudah berada di dasar laut tak mungkin ada angin. Ahmad pun mencari lubang boks untuk keluar. Namun itu tak mudah. Sebab, air bercampur solar dan oli memenuhi boks tempatnya berlindung. Sudah tak terhitung berapa kali tenggorokannya kemasukan benda-benda tersebut hingga perutnya terasa kembung. Sesekali dia menekan perutnya agar air laut yang bercampur solar dan oli itu keluar dari mulutnya. Di saat yang sama, kaki Ahmad meraba-raba tanah. Namun, kakinya sama sekali tidak menginjak lumpur. Hal itu membuat Ahmad semakin semangat bahwa dirinya tidak berada di dasar laut. Ahmad akhirnya bisa keluar dari sebuah lu bang dan terbebas dari kungkungan boks kapal. Setelah itu, dia berenang melawan derasnya ombak. Namun, lama kelamaan dia lelah juga. Nah, di dalam ketidakberdayaan itu, dia memekikkan kalimat takbir dan benar-benar memasrahkan

hidup dan matinya kepada Allah. Ahmad tidak berharap banyak dalam keadaan itu. Dia hanya yakin bahwa jika dirinya bukan waktunya mati, maka tak akan pernah mati. Satu-satunya yang dia takutkan adalah penyakit ayannya kambuh. Dia tak habis pikir kenapa penyakitnya itu tak kambuh, meski dingin air laut membuat tubuhnya menggigil. Dirinya juga sangat capek. “Kalau di darat, jangankan berendam di air, kena air hujan saja penyakit epelipsi saya kumat. Tapi entah kenapa malam itu tak kambuh. Saya benar-benar sadar bahwa umur ini titipan. Kapan dan di mana akan diambil, kita tak pernah tahu,” jelasnya. Saat tubuhnya sudah lunglai itu, tangannya kram. Tetapi, tiba-tiba dari dalam laut seperti ada tangan yang mendorongnya ke atas. Tubuhnya seperti ringan dan seperti ada tangan yang mengangkat. “Kedua ta ngan saya ini bergerak-gerak sendiri layaknya orang berenang. Padahal, saya sadar bahwa tangan saya kram,” terangnya. Beberapa saat kemudian, datanglah kapal nelayan yang memberikan bantuan kepada Ahmad. Dia langsung dilempari bambu sebagai pegangan. Ahmad adalah korban hidup terakhir yang berhasil diselamatkan di antara 18 korban selamat lain. (bersambung/c1/als)

Sejumlah orang tua menggendong anaknya di arena kongres kemarin.

ICHSAN/RaBa

Puluhan Guru MDVI Gelar Kongres KALIPURO - Puluhan guru dan orang tua Multiple Disabilities and Visual Impairment (MDVI) kemarin menggelar kongres nasional di Hotel Ketapang Indah. Mereka berkumpul untuk mendiskusikan hak-hak anak cacat dalam mendapatkan pendidikan. Kongres itu diselenggarakan Yayasan Pendidikan Anak Berke butuhan Khusus (YPABK) Banyuwangi. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Perkins School for the Blind USA ikut andil dalam kongres yang di buka Bupati Abdullah Azwar Anas itu. Ketua Panitia Yudi Harris Nurdin mengatakan, layanan pen-

didikan anak MDVI atau anak dengan cacat ganda baru dilayani lima lembaga di Indonesia. Salah satu yang memberikan layanan adalah Banyuwangi. Padahal, lanjut dia, anak kebutuhan cacat memiliki hak pendidikan yang sama dengan anak-anak lain. Walau memiliki hak yang sama, tapi masih sedikit yang memperhatikan hak-hak mereka. “Banyuwangi dipilih menjadi lokasi kongres, karena Banyuwangi salah satu daerah yang peduli terhadap pendidik anak MDVI,” kata Yudi. Diharapkan, kepedulian Banyuwangi terhadap pendidikan anak MDVI bisa menular ke

kabupaten lain. Peserta kongres berasal dari tujuh kabupaten di Jatim. Bupati Anas mengatakan, anggaran pendidikan dalam APBD Banyuwangi terus meningkat. Dalam APBD 2013 senilai Rp 1,8 triliun, sektor pendidikan mendapat anggaran paling besar, yakni 46 persen. Anggaran 46 persen itu, ungkap Anas, salah satunya untuk pendidikan anak berkebutuhan khusus. Porsi anggaran pendidikan sebenarnya bisa lebih besar dari itu, tapi sektor lain juga membutuhkan anggaran besar. “Salah satunya perbaikan jalan menuju tempat pendidikan,” katanya. (afi/c1/aif)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.