Flores Vernacular Architecture

Page 64

kemudian di masing-masing kampung selama tiga hari tiga malam.

_062.

Rangkaian Upacara Reba diperingati secara bergiliran oleh beberapa kampung secara berurutan. Urutannya adalah Kampung Bena, Kampung Nage, Kampung Loba, Kampung Lana. Upacara Reba yang diadakan di kampung-kampung lain memiliki prosesi yang sama. 2. Upacara Bangun Rumah Semua persiapan bangun rumah dimusyawarahkan oleh semua anggota suku yang akan membangun dipimpin oleh tua adat dari suku tersebut lalu melapor ke warga suku-suku lain dengan membuat musyawarah adat yang dipimpin oleh ketua adat. Dalam musyawarah ini juga ditentukan dimana rumah adat tersebut dapat dibangun. Setelah melakukan musyawarah, hasilnya kemudian dilaporkan ke kepala desa setempat. Orang yang menentukan nama rumah tersebut disebut woe (bapak tua). Setiap suku mempunyai orang–orang tertentu yang dapat memberikan nama rumah, apabila tidak ada woe maka harus membayar orang dari tempat lain. Pemberian namav dilakukan setelah bangunan selesai didirikan. Setelah itu dilakukan upacara pembukaan rumahvi. 3. Upacara Kematian Upacara kematianvii di Kampung Bena dilakukan secara adat kemudian secara agama. Yang mengurus pelaksanaan upacaranya adalah anggota keluarga dan keluarga besar dari orang yang telah meninggal dan dibantu oleh warga tersebut. Upacaranya dipimpin oleh ketua adat atau tua-tua adat dari suku orang yang telah meninggal tersebut. 4. Upacara Pernikahan Dimasa lalu ada sistem kasta maka perkawinan antar golongan tidak diperbolehkan, sebagai contoh yaitu perempuan dari golongan Gae tidak boleh mengambil suami dari golongan Gae Kisa atau So’o. Apabila laki-laki dari golongan Gae kawin dengan perempuan dari golongan Gae Kisa maka nama keluarganya ikut dengan nama keluarga perempuan dan tidak lagi menjadi golongan Gae. Apabila tetap dilanggar maka dikenai hukuman yang berat bagi kedua pihak dan bagi keluarga dianggap membawa aibix. (5). Upacara Kelahiran (Tau Azi ) Kelahiran anak pertamax diadakan perayaan dengan potong babi, makan nasi dan pisang yang dibagikan kepada tiap rumah di Kampung Bena. Pada hari ke-7 juga diadakan perayaan yang serupa, tetapi hanya khusus anak yang pertama. Dukun di Kampung Bena sekarang telah mendapat pelatihan dari pemerintah (Departemen Kesehatan) dan proses persalinannya pun tidak lagi di rumah tetapi di Posyandu atau Rumah Sakit Bajawa. E. Kehidupan sehari-hari penduduk Walaupun matrilineal tetapi laki laki didalam keluarga tetap menjadi kepala keluarga, mencari nafkah dengan bekerja di ladang atau kebun. Wanita didalam keluarga bertugas mengurus rumah dan mengasuh anak-anak. Pekerjaan seharihari mereka adalah mencari air memasak dan ketika suami pergi ke ladang mereka menenun di teras rumahnya. Pagi hari anak-anak pergi ke sekolah. Anak-anak disekolahkan dari sekolah dasar sampai tingkat yang semampunya keluarga tersebut. Anak-anak perempuan sejak kelas 2 SD sudah mulai diajarkan menenun dan perempuan yang sudah dewasa sudah boleh menenun apabila ia sudah tidak melanjutkan sekolahnya. Anak-laki-laki sejak kecil juga sudah diajarkan berladang dan membantu mengurus ladang. Akan tetapi Arsitektur Tradisional Flores


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.