kawasan

Page 1

KAWASAN HUTAN KONSERVASI KALIMANTAN BARAT

Cagar Alam CA Kepulauan Karimata

Taman Nasional TA Alam Bukit Kelam

CA Mandor

Hutan Wisata Baning

CA Raya Pasi

TN Gunung Palung

CA Gunung Nyiut

TN Bukit Baka Bukit Raya

CA Lo Fat Pun Fie

TN Betung Kerihun

Suaka Margasatwa SM Danau Sentarum

CA Muara Kendawangan

1.

CAGAR ALAM

1.1. CA KEPULAUAN KARIMATA Luas : 77.000 Ha Letak : Kabupaten Ketapang Penunjukan kawasan : Tahun 1995 Kepulauan Karimata terletak ±100 Km sebelah Barat Kota Ketapang, Kalimantan Barat. Secara geografis kawasan tersebut berada pada 108°40’ – 109°10’ Bujur Timur dan 1°25’ – 1°50’ Lintang Selatan. Kepulauan Karimata terdiri dan dua pulau besar yaitu Pulau Karimata dan Pulau Serutu serta beberapa pulau kecil lainnya. Kondisi topografi kawasan berupa dataran rendah sampai dengan tinggi, dan 0 - 1030 meter dari permukaan laut. Hanya di dua pulau tersebut yang dihuni oleh penduduk. Mengingat kesulitan dalam mencapai kawasan, kegiatan pengelolaan kawasan masih relatif sedikit dibanding kawasan lainnya. ASSESIBILITAS Pontianak - Kep. Karimata menggunakan kendaraan kapal motor dengan waktu tempuh 18 jam. POTENSI SUMBER DAYA ALAM Kepulauan Karimata memiliki keanekaragaman ekosistem baik ekosistem darat maupun ekosistem laut. Akibat terpisahnya Kepulauan Karimata dengan Pulau Kalimantan, maka beberapa jenis flora dan faunanya tergolong endemik yang cukup unik di kepulauan in Namun pendapatan jenis-jenis tersebut secara lengkap hingga saat ini belum dilakukan.


kembali

1.2. CA MANDOR Luas : 3.080 Ha Letak : Kabupaten Pontianak Penunjukan kawasan : Tahun 1992 Cagar Alam Mandor memiliki kondisi topografi umumnya datar, dengan tipe ekosistem hutan tropis gambut, dataran rendah berawa dan hutan kerangas. Pada tipe-tipe ekosistem tersebut terdapat beraneka ragam jenis flora dan fauna. ASSESIBILITAS No 1. 2.

Rute Perjalanan Pontianak – Mandar Mandar – Kawasan

Kendaraan Bus/kendaraan pribadi Bus/kendaraan pribadi

Waktu 2 jam 30 menit

POTENSI SUMBER DAYA ALAM Keberadaan tiga tipe ekosistem di dalam kawasan sangat mendukung kehidupan beraneka ragam jenis tumbuhan dan satwa. Beberapa jenis tumbuhan yang terdapat di kawasan ini adalah Meranti (Shorea spp), Jelutung (Dyera costulata), Keladan (Dryobalanops becarii), Mabang (Shorea pachyphylla), Kebaca (Melanorrhea walicchii ) dan Ramin (Gonystylus bancanus). Jenis satwa liar yang dijumpai di kawasan ini antara lain Babi hutan (Sus barbatus), Owa (Hylobathes agilis), Kera (Macaca fascicularis), dan Burung Enggang Hitam (Bucherotidae). PROSPEK PENGEMBANGAN KAWASAN Sebagai kawasan konservasi yang memiliki jarak tempuh terdekat dengan Kota Pontianak dan memiliki potensi sumber daya alam yang besar serta merupakan jalur lintas antara Entikong Pontianak, Cagar Alam Mandor diperkirakan akan memungkinkan untuk dikembangkan sebagai Taman Hutan Raya. kembali

1.3. CA RAYA PASI Luas : 3.700 Ha Letak : Kabupaten Sambas Penunjukan kawasan : Tahun 1990 Cagar Alam Raya Pasi berada di Kabupaten Sambas tepatnya di sekitar Kota Singkawang. Secara geografis terletak pada 108°59’ - 109°07’40” Bujur Timur dan 0°48’30” - 0°52’20” Lintang Utara.


Cagar Alam Raya Pasi sering dhdentikkan dengan obyek rekreasi “Gunung Poteng” dan keberadaan Bunga Rafflesia (Rafflesia tuanmudae) salah satu tumbuhan langka yang terdapat di dalam kawasan. Jenis flora tersebut dapat ditemukan dengan mudah pada habitat aslinya di dalam kawasan. ASSESIBILITAS No 1 2 3

RUTE PERJALANAN Pontianak - Singkawang Singkawang Pajintan Pajintan Kawasan

KENDARAAN Bus Mobil/Oplet Jalan kaki

WAKTU (jam) 3 0,5 1

POTENSI SUMBER DAYA ALAM Selain sumber air yang mengalir memiliki fungsi hidrologis penting bagi penduduk sekitar, terdapatnya beberapa jenis timbuhan unik dan langka seperti Bunga Bangkai (Amorphopalus sp), Bunga Bintang (Rhizanthes zepelii) dan Bunga Fatma Raksasa (Rafflesia tuan-mudae) serta tipe ekosistem hutan hujan pegunungan yang memiliki keanekaragaman jenis flora dan fauna yang tinggi. Cagar Alam Raya Pasi tentunya memiliki fungsi perlindungan yang sangat penting bagi kelangsungan kehidupan flora dan fauna tersebut. PROYEKSI PENGEMBANGAN KAWASAN Sebagai kawasan yang terletak disekitar kota yang relatif mudah untuk dikunjungi, serta memiliki potensi sumber daya alam yang sangat besar maka Cagar Alam Raya Pasi sangat berprospek apabila dikembangkan sebagai Hutan Wisata Alam. kembali

1.4. CA GUNUNG NYIUT

Luas : 124.500 Ha Letak : Kabupaten Sambas Penunjukan kawasan : Tahun 1988 Kawasan Cagar Alam Gunung Nyiut memiliki ekosistem hutan hujan tropis pegunungan, dengan kondisi topografi sedang hingga curam dengan puncak tertinggi (Sn. Nyiut) 1701 m dpi. Kondisi hutan masih memperlihatkan ciri dan hutan tropika basah yang kaya akan flora dan fauna. Berbagai jenis anggrek alam dan terdapatnya salah satu jenis flora langka (Rafflesia sp) menunjukkan kekayaan sumber daya alam kawasan tersebut. Masyarakat yang bermukim di sekitar kawasan umumnya dan suku Dayak, yang hidup sebagai peladang dan pemburu serta pengumpul hasil hutan. Selain sebagai kawasan perlindungan flora dan fauna, kawasan Cagar Alam Gunung Nyiut juga sangat berpotensi sebagai lokasi penelitian, pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan. Hal ini sering dilakukan oleh para Pelajar, Mahasiswa dan para peneliti baik dan dalam negeri maupun luar negeri. Penelitian yang dilakukan umumnya mengenai


keanekaragaman hayati yang terdapat di dalam kawasan serta kehidupan masyarakat sekitar kawasan. ASSESIBILITAS No Rute Perjalanan

Kendaraan

Waktu (jam)

1

Pontianak - Sanggau Ledo Bus Sanggau Ledo - Dawar Kendaraan umum Dawar - Kawasan Jalan kaki

4 2 5

2

Pontianak - Ngabang Ngabang – Serimbu Serimbu - Kawasan

4 3 2

Bus Kendaraan umum Motor air

kembali

1.5.

CA LO FAT PUN FIE

Luas : 7,8 Ha Letak : Kabupaten Sambas Penunjukan kawasan : Tahun 1982 Kawasan Cagar Alam Lo Fat Pun Fie adalah kawasan konservasi terkecil di Propinsi Kalimantan Barat. Assesibilitas mencapai kawasan umumnya dilakukan dengan kendaraan darat (Bus/Mobil) selama ± 4 jam dan Kota Pontianak. Ekosistem kawasan merupakan hutan hujan tropis dataran rendah. Flora yang menjadi unggulan dalam kawasan tersebut adalah berbagai jenis anggrek alam. Sedangkan jenis fauna yang terdapat di dalam kawasan sangat sedikit jumlahnya, hal ini dikarenakan keterbatasan luas kawasan serta desakan pemukiman, perladangan dan perkebunan di sekitar kawasan. kembali

1.6. CA MUARA KENDAWANGAN Luas : 150.000 Ha Letak : Kabupaten Ketapang Penunjukan kawasan : Tahun 1982 Cagar Alam Muara Kendawangan memiliki tipe ekosistem hutan pantai, rawa air tawar dan tipe hutan dataran rendah. Pencapaian kawasan dapat dilakukan dengan kendaraan darat (Mobil) selama ± 4 jam dan Kota Ketapang. Jenis tumbuhan yang terdapat di dalam kawasan diantaranya Meranti (Shorea sp), Ulin (Eusideroxylon zwageri) dan Jelutung (Dyera lowii). Pada ekosistem pantai menjadi tempat bertelurnya Penyu Belimbing (Dermochellelys coriaceae), beraneka ragam burung pantai dan Kura Gading (Orlitia borneensis). Pada tipe


hutan rawa àr tawar menjadi habitat Bekantan (Nasalis larvatus) dan beberapa jenis Primata lainnya. kembali

2.

TAMAN WISATA DAN TAMAN NASIONAL

2.1. TAMAN WISATA ALAM BUKIT KELAM Luas : 520 Ha Letak : Kabupaten Sintang Penunjukan kawasan : Tahun 1992 Taman Wisata Alam Bukit Kelam merupakan salah satu di antara dua kawasan konservasi yang berstatus Hutan Wisata Alam. Terletak di Kabupaten Sintang ±15 Km dan Kota Sintang ASSESIBILITAS Pencapaian kawasan dapat dengan mudah dilakukan dengan menggunakan kendaraan umum (Bus) atau kendaraan pribadi. Rute perjalanan menuju kawasan No Rute Perjalanan

Kendaraan

1

Pontianak – Sintang

Bus Pesawat udara

2

Sintang - Kawasan

Kendaraan umum

Waktu (jam) 6 2 1,5

POTENSI WISATA Sebagai kawasan Hutan Wisata, keberadaan obyek rekreasi dan wisata menjadi peranan penting untuk menghadirkan pengunjung. Beberapa obyek menarik tersebut adalah panorama alam yang menampakkan sebuah tebing terjal setinggi ±600 meter yang diselingi hutan lebat di kaki gunung dan puncaknya, terdapat pula air terjun dan gua alam. Flora yang paling unik di dalam kawasan ini adalah terdapatnya jenis Kantong Semar Merah (Nephentessp) yang merupakan tumbuhan endemik kawasan ini. FASILITAS WISATA Dalam rangka pengembangan dan pengadaan sarana wisata kawasan, Sub Balai Konservasi Sumber Daya bekerjasama dengan pihak Pemerintah Daerah Tingkat II Sintang, membangun beberapa fasilitas: 1. Jalur wisata permanen yang dapat dengan mudah dipergunakan oleh pengunjung untuk mencapai obyek-obyek di dalam kawasan. 2. Sebuah bangunan permanen yang telah disiapkan sebagai balai pertemuan dan pusat informasi kawasan.


Dalam pengembangan kawasan ini lebih lanjut akan diupayakan penyediaan prasarana dan sarana pendukung kegiatan rekreasi dan wisata seperti Program Interpretasi Kawasan, papan petunjuk dan himbauan pelestarian kawasan dan pemandu yang akan membantu menghubungkan obyek dan pengunjung. kembali

2.2 HUTAN WISATA BANING Luas : 215 Ha Letak : Kabupaten Sintang Penunjukan kawasan : Tahun 1990 Hutan Wisata Baning yang pengembangannya dicanangkan bagai Taman Wisata Alam, merupakan kawasan hutan rawa gambut yang memiliki topografi datar. Hal yang menarik dan keberadaan kawasan Baning adalah letaknya yang berada di pusat Kota Sintang, sehingga dapat dengan mudah dicapai oleh pengunjung serta dapat berfungsi sebagai paru-paru kota. Keunikan ekosistem kawasan, karena merupakan gambut yang tergenang sepanjang tahun sehingga terdapat beberapa jenis tumbuhan endemik. ASSESIBILITAS No Rute Perjalanan

Kendaraan

1

Pontianak – Sintang

Bus

2

Sintang - Kawasan

Kendaraan umum

Waktu (jam) 7 0,5

POTENSI WISATA Hutan Wisata Baning hanya menampilkan keberadaan hutannya sebagai obyek. Jalur wisata yang dibuat di bawah keteduhan tajuk pohon, serta ekosistem hutannya yang unik berupa hutan rawa gambut merupakan daya tank tersendiri bagi pengunjung. PENGEMBANGAN KAWASAN Pembangunan dan pengembangan kawasan Hutan Wisata Baning dilaksanakan oleh Sub Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Barat bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Tingkat II Sintang. Dengan keunikan sumber daya alamnya, kawasan ini tidak hanya berpotensi sebagai kawasan wisata tetapi juga sebagai tempat penelitian, khususnya bagi mahasiswa dan pelajar setempat. kembali

2.3. TAMAN NASIONAL GUNUNG PALUNG Luas

: 90.000 Ha


Letak : Kabupaten Ketapang Penunjukan kawasan : Tahun 1990 Taman Nasional Gunung Palung merupakan kawasan Taman Nasional pertama di Propinsi Kalimantan Barat. Secara geografis berada pada 10001 - 10 20’ Lintang Selatan dan 1090 00’ 110° 25’ Bujur Timur. Kekhasan dan Taman Nasional Gunung Palung adalah keanekaragaman ekosistem hutan yang ada didalamnya, mulai dan ekosistem pantai hingga ekosistem puncak pegunungan. Sehingga kawasan tersebut digolongkan sebagai salah satu kawasan yang memiliki vegetasi terlengkap di dunia. Jenis fauna yang menjadi primadona kawasan ini adalah dan golongan Primata, terutama jenis Orangutan. Selain itu terdapat pula beranekaragam jenis burung dan Mamalia besar. Potensi lainnya yang dimiliki oleh Taman Nasional Gunung Palung adalah panorama alam dan peninggalan budaya masyarakat sekitar kawasan, sehingga memungkinkan untuk dijadikan objek kunjungan bagi para wisatawan disamping berfungsi untuk kawasan pelestarian, pendidikan, penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan. Pengelolaan Taman Nasional Gunung Palung dilaksanakan sepenuhnya oleh Sub Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Barat melalui Proyek Pengembangan Kawasan Konservasi Kalimantan Barat. ASSESIBILITAS Untuk mencapai kawasan, dapat ditempuh dengan rute perjalanan sebagai berikut: No

Rute Perjalanan

Waktu (jam)

Kendaraan

1

Pontianak - Ketapang Pontianak Ketapang Ketapang TI Melano TI. Melano - Kawasan

Pesawat Udara Expres Boat Mini Bus Long Boat

2,5 6 2 6

2

Pontianak - TI. Batang TI. Batang - TI. Melano TI. Melano - Kawasan

Expres Boat Mini Bus Long Boat

4 1 6

POTENSI SUMBER DAYA ALAM Taman Nasional Gunung Palung memiliki ekosistem terlengkap, mulai dan ekosistem pantai, hutan payau (Mangrove), rawa air tawar, rawa gambut, alluvial dataran rendah berpasir, dataran rendah berbatu, dataran tinggi dan puncak pegunungan (hutan lumut). Didalam tipetipe habitat tersebut terdapat beranekaragam jenis tumbuhan dan satwa liar. Sebagian besar habitat didominasi oleh jenis-jenis dan family Dipterocarpaceae seperti Meranti (Shorea spp), Kruing (Dipterocapus spp) dan Kapur (Dryobalanops spp). Jenis-jenis lainnya juga terdapat berbagai pohon penghasil buah-buahan yang menjadi sumber makanan berbagai satwa, diantaranya jenis Durian (Durio carinatus), Rambutan hutan (Nephelium sp), Pluntan (Arthocarpus sp) dan berbagai jenis Ara (Ficus spp).


Jenis fauna yang dapat dengan mudah dijumpai di dalam kawasan adalah dan golongan Primata seperti Kera (Macaca fascicularis), Owa (Hylobathes agilis), Kelasi (Hylobathes frontata) dan Orangutan (Pongo pygmaeus). Khusus untuk keberadaan Orangutan di Taman Nasional Gunung Palung, telah dilakukan beberapa penelitian oleh Universitas Harvard Amerika Serikat di Stasiun Peneliti Cabang Panti. Jenis mamalia darat lainnya, terdapat jenis Beruang Madu, Rusa, Babi hutan dan berbagai jenis burung. POTENSI WISATA Selain memiliki fungsi sebagai kawasan perlindungan, Taman Nasional Gunung Palung juga dapat dimanfaatkan secara terbatas diantaranya untuk kebutuhan Wisata Alam. Beberapa fenomena alam seperti pantai, air terjun, bentang daratan, keanekaragaman flora dan atraksi beberapa jenis satwa serta peninggalan budaya masyarakat sekitarnya merupakan hal yang menarik sebagai objek rekreasi dan Wisata Alam. Terutama untuk turis manca negara yang menyenangi kegiatan petualangan dan pemandangan yang alami. SARANA DAN PRASARANA PENGELOLAAN Fasilitas yang tersedia di dalam pelaksanaan pembangunan dan pengembangan Taman Nasional Gunung Palung adalah: 1. Pos Resort dan personil, serta alat komunikasi, alat transportasi darat dan air (Speed boat). 2. Jalan Patroli yang difungsikan untuk pengawasan kawasan. 3. Shelter wisata, sebagai sarana rekreasi dan wisata alam. 4. Stasiun penelitian cabang panti sebagai areal penelitian keanekaragaman sumber daya alam kawasan. kembali

2.4. TAMAN NASIONAL BUKIT BAKA BUKIT RAYA Luas : 181.090 Ha Letak : Kabupaten Sintang (Kal-Bar) dan Kabupaten Kota Waringin Timur (Kal-Teng) Penunjukan kawasan : Tahun 1992 Taman Nasional Bukit Baka - Bukit Raya merupa kan kawasan yang terletak di dua wilayah propinsi, tepatnya di Kabupaten Sintang Propinsi Kalimantan Barat (70.500 Ha) dan Kabupaten Kota Waringin Timur Propinsi Kalimantan Tengah (1 10.590 Ha). Sesuai denngan kondisi alamnya yang merupakan jajaran pegunungan, yaitu pegunungan schwaner yang menghubungkan Bukit Baka di Kalimantan Barat dan Bukit Raya di Kalimantan Tengah, ekosistem kawasan merupakan tipe hutan hujan tropis pegunungan yang didominasi jenis-jenis tumbuhan berdaun lebar dan family Dipterocarpaceae yang menyebar secara gradien elevasi (semakin kebawah semakin lebat) hingga kepuncak-puncak gunung. Jenis fauna yang terdapat di dalam kawasan diantaranya jenis mamalia besar Beruang madu, Rusa, Babi hutan dan berbagai jenis Primata serta terdapat beberapa jenis burung Enggang (Bucerot/dae) yang salah satunya merupakan Maskot Kalimantan Barat.


Kawasan Taman Nasional Bukit Baka - Bukit Raya memiliki objek yang potensial untuk mendukung kegiatan pariwisata Kalimantan Barat. Beberapa panorama dan fenomena alam serta budaya masyarakat sekitar kawasan dapat menarik wisatawan, terutama wisatawan yang gemar kegiatan petualangan. Pengelolaan Kawasan Taman Nasional Bukit Baka -Bukit Raya dilaksanakan oleh Sub Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Barat. ASSESIBILITAS Untuk mencapai kawasan Taman Nasional Bukit Baka - Bukit Raya melalui wilayah Kalimantan Barat adalah sebagai berikut: No Rute Perjalanan

Kendaraan

1

Pontianak – Nga. Pinoh

Bus /pribadi

2

Nga. Pinoh – Nga Popai

Speed Boat

3

Nga Popai - Kawasan

Transport HPH

Waktu (jam) 9 2,5 2

Perjalanan memasuki kawasan ditempuh dengan kendaraan dan fasWitas jalan HPH. POTENSI SUMBER DAYA ALAM Taman Nasional Bukit Baka - Bukit Raya merupakan gugusan pegunungan yang membentang membatasi wilayah Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Rantai pegunungan Schwaner tersebut merupakan daerah tangkapan air utama untuk Sungai Kapuas di Kalimantan Barat dan Sungai Katingan di Kalimantan Tengah. Secara keseluruhan kawasan ini tertutup oleh vegetasi tingkat pohon yang penyebarannya bervariasi dan kaki bukit hingga ke puncakpuncaknya. Vegetasi pada dataran rendah (kaki bukit) hingga ketinggian 400 m dpi menunjukkan kekhasan hutan hujan dataran rendah yang mengandung ± 30% species dan famili Dipterocarpaceae. Tipe vegetasi penyusun hutan berubah secara bertahap berdasarkan ketinggian tempat. Jenis tumbuhan dan famili Dipterocarpaceae didominasi jenis Shorea spp dan Hopea spp. Sedangkan jenis lainnya terdapat Agathis bornencis dan beberapa jenis dan famWi Myrtaceae dan Sapotaceae. Pada ketinggian antara 1.000 - 1.200 m dpi (sekitar Bukit Birang Merabai) dan di lereng Bukit Baka merupakan tipe hutan kerangas yang ditandai dengan dominannya jenis Podocarpus imbricatus. Sedangkan pada daerah puncak Bukit Raya ditemukan berbagai jenis dan famWi Ericaceae. Salah satu jenis flora dWindungi yang ditemukan di kawasan ini adalah Bunga Rafflesia spp. Diduga jenis tumbuhan ini memWiki persamaan dengan hasU penemuan di kawasan Taman Nasional Kinabalu Serawak Malaysia. Dalam rangka menunjang kepentingan tersebut, pihak pengelola telah mengalokasikan sebagian kawasan untuk dijadikan zonasi khusus sebagai zona pemanfaatan secara terbatas,


yang berada di sekitar kaki Bukit Baka (Dusun Nanga Juoi). Di lokasi tersebut tersedia jalur wisata khusus yang dirancang untuk menghubungkan obyek-obyek wisata menarik bagi para wisatawan serta dilengkapi beberapa shelter dan sebuah Visitor Lodge untuk tempat menginap para pengunjung. Obyek-obyek yang dapat disaksikan dalam lokasi tersebut berupa atraksi berbagai jenis satwa, air terjun, aliran sungai serta jalur pendakian. Sedangkan di wilayah Kalimantan Tengah berupa kegiatan pendakian ke puncak Gunung Raya (2.278 m dpi) merupakan puncak gunung tertinggi di Kalimantan (bagian Indonesia), sumber air panas yang terdapat di Sungai Bukit Rimban, terietak di atas Desa Tumbang Tabuius serta kehidupan masyarakat Dayak dan Meiayu yang bermukim di sekitar kawasan. Jenis fauna yang menjadi primadona kawasan ini adaiah jenis burung Enggang Gading (Buceros vigil). Burung yang menjadi maskot Kalimantan Barat tersebut sering dijumpai berpasangan. Burung jenis ini mempunyai kisaran jeiajah yang tidak teriaiu jauh dan sarangnya, yang dibuat di sepanjang sungai. Satwa har iainnya yang sering dijumpai, diantaranya berbagai jenis mamaha darat, seperti Beruang madu (Helarctos malayanus), Macan dahan (Neofalis nebulosa), Babi hutan (Sus barbatus), KancU (Tragulus sp) dan berbagai jenis Primata, terutama Keiempiau/Owa (Hylobathes agilis). POTENSI WISATA Kekayaan sumber daya alam, panorama alam dan beranekaragam fenomena alam serta berbagai jenis budaya masyarakat setempat merupakan hal menarik yang dimiliki Taman Nasional Bukit Baka - Bukit Raya untuk menunjang kegiatan pariwisata, khususnya wisata alam. SARANA DAN PRASARANA PENGELOLAAN Fasilitas yang telah tersedia daiam pelaksanaan pembangunan dan pengembangan Taman Nasional Bukit Baka - Bukit Raya adaiah: 1. Pos jaga di Dusun Belaban Efla, serta beberapa petugas lapangan di Belaban Ella dan Dusun Nanga Juoi. 2. Jalan patroli yang berfungsi untuk prasarana pengawasan kawasan. 3. Shelter dan Visitor Lodge untuk fasilitas wisata. kembali

2.5. TAMAN NASIONAL BETUNG KERIHUN Luas 800.000 Ha Letak Kabupaten Kapuas Huiu Penunjukan kawasan : Tahun 1995 Taman Nasional Betung Kerihun merupakan kawasan konservasi terluas yang dimiiiki Propinsi Kalimantan Barat. Secara geografis berada pada posisi 112°10’ - 114°20’ Bujur Timur dan 00°33’ - 01°33’ Lintang Utara.


Ekosistem kawasan merupakan tipe hutan hujan topis pegunungan yang didominasi jenis tumbuhan dan famili Dipterocarpaceae. Keadaan topografi sebagian besar berbukit-bukit yang merupakan bentangan Pegunungan Muller yang menghubungkan Gunung Betung dan Gunung Kerihun (Bentuang Karimun) sebagai pembatas antara wilayah Indonesia dan Serawak (Malaysia). Pada kaki-kaki pegunungan tersebut mengalir sungai-sungai kecil yang membentuk daerah aliran sungai besar seperti DAS Kapuas, DAS Sibau, DAS Embaloh, DAS Bungan dan DAS Mendalam. Kelima daerah aliran sungai tersebut merupakan jalur transportasi utama yang dapat dipergunakan untuk memasuki kawasan. Masyarakat yang bermukim di sekitar kawasan sebagian besar suku Dayak dan Melayu. Mereka bermukim di sepanjang sungai-sungai besar, terutama di sepanjang Sungai Kapuas. Mata pencaharian mereka umumnya berladang dan memungut hasil hutan. Pembangunan dan Pengembangan kawasan Taman Nasional Betung Kerihun dilaksanakan oleh Sub Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Barat. Pada masa mendatang kawasan tersebut dicanangkan sebagai Kawasan Warisan Alam Dunia (The World Heritage Site) bersama Lanjak Entimau Wildlife Sanctuary (LEWS) di Serawak- Malaysia. ASSESIBILITAS Untuk mencapai kawasan Taman Nasional Betung Kerihun dapat ditempuh dengan beberapa rute perjalanan: No. Rute Perjalanan

Jalur

Kendaraan

Waktu (jam)

1

Pontianak Putussibau

Darat Udara

Mobil Pesawat

15 2

2

Putussibau Kawasan

S Kapuas S Embaloh S. Sibau

Long Boat Long Boat Long Boat

18 11 5

POTENSI SUMBER DAYA ALAM Kekhasan ekosistem dan bervariasinya keadaan tografi kawasan memberikan peluang untuk hidupnya beraneka ragam jenis tumbuhan. Tumbuhan-tumbuhan tersebut hidup pada beberapa tipe ekosistem. Pada tipe ekosistem hutan dataran rendah hingga dataran tinggi masih didominasi oleh jenis-jenis famili Dipterocarpacea. Selain itu terdapat jenis Jelutung (Dyera costulata), Pulai (Alstonia scholaris) dan Belian (Eusideroxylon zwageri) yang terdapat di dataran rendah. Sedangkan jenis Pelawan (Tristania sp), Cemara Gunung (Casuarina junghuniana) ditemukan pada dataran tinggi. Pada daerah puncak-puncak pegunungan, tipe vegetasi berubah sesuai ketinggian. Semaikn keatas ukuran tumbuhan semakin kecil serta munculnya lapisan-lapisan lumut yang menempel pada batang, akar dan daun tumbuhan serta pada lantai hutan. Beberapa jenis flora yang ditemukan di daerah puncak gunung antara lain Kantong Semar (Nephentessp) dan Pandan (Pandanussp). Gaharu yang berasal dan pohon Engkaras (Aqularia malacensis) merupakan hasil hutan yang bernilai sangat tinggi.


POTENSI WISATA Menyusuri sungai dan melewati jeram-jeram di sepanjang Sungai Sibau, Embaloh dan Kapuas hingga ke Sungai Mahakam memberikan kesan petualangan yang sangat menyenangkan serta pemandangan bentang daratan yang ditutupi kabut pada bagian-bagian puncak bukit serta terkadang melintas berbagai jenis satwa liar seperti Burung Enggang (Bucerotidae) dan Rusa menimbulkan kesan alami bagi penikmatnya. Disamping itu beraneka ragam pola kehidupan masyarakat yang tinggal di sepanjang sungai merupakan hal yang tak kalah menariknya. Suasana seperti ini tentu merupakan suatu daya tank yang memikat bagi para wisatawan khususnya dan mancanegara yang lebih menyenangi kegiatan petualangan di alam bebas. Sehingga Taman Nasional Bentuang Karimun memiliki potensi yang cukup besar dalam mendukung kegiatan pariwisatas di Kalimantan Barat. KERJASAMA PENGELOLAAN Pelaksanaan kegiatan pengelolaan kawasan Taman Nasional Betung Kerihun yang dilaksanakan oleh Sub Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Barat bekerjasama dengan ITIO - WWF dalam pembuatan Rencana Pengelolaan (Management Plan). kembali

3. SUAKA MARGASATWA 3.1. SUAKA MARGASATWA (SM) DANAU SENTARUM 1. Dasar hukum, letak dan luas Suaka Margasatwa Danau Sentarum ditetapkan sebagai kawasan Suaka Margasatwa berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 757/Kpts-II/Um/1982 tanggal 12 Oktober 1982 dengan luas 73.906,25 Ha. Suaka Margasatwa Danau Sentarum secara geografis terletak antara 045’-0102’ Lintang Utara dan 11157’-11220’ Bujur Timur. Secara administratif pemerintahan kawasan ini termasuk Kec. Semitau, Kec. Embau, Kec. Batang Lupar, Kec. Badau, Kec. Selimbau, Kabupaten Dati II Kapuas Hulu, Propinsi Kalimantan Barat. Sedangkan secara administrasi kehutanan termasuk KPH Kapuas Hulu. 2. Potensi sumber daya alam a. Topografi Keadaan topografi SM Danau Sentarum pada umumnya dataran rendah dengan cekungan yang terendam air. Ketinggian berkisar 50- 100 m dpi. b. Iklim


Berdasarkan kiasifikasi Schmidt dan Ferguson SM Danau Sentarum termasuk ke dalam kiasifikasi type A dengan curah hujan berkisar antara 4.000 mm sampai 4.727 mm/tahun. Kondisi suhu berkisar antara 22,90°-31,05°C. c. Flora Secara umum, di kawasan SM Danau Sentarum terdapat beberapa tipe hutan rawa, antara lain : hutan rawa kerdil, hutan rawa terhalang, hutan rawa Kawi - Kamsia, hutan rawa tegakan, hutan rawa Ramin - Mentangur - Kunyit, selain hutan rawa terdapat pula hutan tepian yang didominasi jenis rengas Gluta rengas, hutan perbuktian yang didominasi oleh jenis Dipterocarpacea, dan hutan kerakas. d. Fauna Suaka Margasatwa Danau Sentarum memiliki berbagai jenis satwa liar yang sangat beranekaragam, dan diantaranya adalah Pongo pygmaeus (Pongo Pygmaeus), Siamang/ungka (Hylobates muelleri), Kera ekor panjang (Macaca fascicularis), Bekantan (Nasalis larvatus), Babi hutan (Sus Barbatus), Beruang madu (Helarctos malayanus), Bajing (Callosciurus notatus), Layang-layang (Hirundapus giganteus), dan berbagai jenis ikan seperti : Arowana (Sclerophages formosus), Linut (Sundasalanx cf. Microps), Seluang (Rasbora spp.), Belida (Notopterus borneensis), Baung (Mystus nemuzus), Tebirin (Belodontichthys dinema), dan lain sebagainya. 3. Potensi wisata alam Disamping keadaan alamnya sendiri yang potensial sebagai tempat wisata juga terdapat beberapa obyek yang dapat dinikmati, antara lain : pemandangan/panorama alam danau yang luas dan tenang, gejala alam, nilai dan sejarah. 4. Kegiatan wisata alam yang dapat dilakukan Beberapa kegiatan wisata yang dapat dilakukan antara lain menikmati panorama alam danau dengan bersampan, berenang dan lain-lain. 5. Sarana kemudahan dan pelayanan Sarana kemudahan dan pelayanan yang sudah ada di SM Danau Sentarum antara lain : jalan patroli di dalam kawasan, 05 jaga di pintu masuk, 05 jaga di Dusun Kenelang, Desa Suhaid Kecamatan Semitau dan Kecamatan Batang Lupar, dan penginapan yang terletak di sekitar kawasan. 6. Pencapaian ke lokasi Kawasan SM Danau Sentarum dapat dicapai dengan menggunakan bis umum menuju Kabupaten Sintang 8 km atau dengan pesawat udara 1 jam dan dan Sintang ke Smitau 4 jam pakai speed boat, dan Smitau ke pusat lapangan 1,5 jam dengan speed boat 40 HP. Waktu kunjungan bisa setiap saat dan tidak tergantung pada cuaca. 7. Peluang usaha yang dapat dikembangkan


Peluang usaha yang dapat dikembangkan di kawasan wisata Pasir Panjang antara lain : usaha jasa pemandu wisata, usaha jasa akomodasi, dan usaha jasa sarana boga.


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.