Krisis Listrik di Indonesia

Page 1

KRISIS LISTRIK DAN LATAR BELAKANGNYA I.

PENYEBAB 1. Teknis 2. Strategis 3. Anggaran

I.1 TEKNIS I.1.1

PEMELIHARAAN

Adanya aktifitas pemeliharaan terutama pembangkit yang kurang terencana dengan baik. Dan hal ini berkaitan dengan “RESERVE MARGIN” (Cadangan) yang kurang dari 30%. Contoh JAWA – BALI Beban Puncak

:

17.500 Mw

Daya Terpasang

:

20.570,5 Mw

(Inipun Tergantung Bahan Bakar ) Reserve Margin

:

3070,5 MW = 14,93% < 30%

Standart International

:

30%

Hal ini terjadi karena Investasi < Pertumbuhan kelistrikan (6% pertahun). I.1.2

KELANGKAAN BAHAN BAKAR GAS Contoh: PLN mempunyai Pembangkit Dual Firing yang dapat dioperasikan dengan Gas dan juga BBM sebesar 7.500 Mw.

- Bila dioperasikan dengan Gas (Harga USD 5,5/MMBTU) Biaya Operasi = Rp. 8,5 Trilyun/Thn - Bila dioperasikan dengan Minyak (BBM) (Dengan Asumsi Minyak USD 95/Barrel) Biaya Operasi = Rp. 81 Trilyun - Artinya : Gara-gara tidak ada gas maka terjadi pemborosan = Rp. 81 T – Rp. 8,5 T = Rp. 72,5 T Kelangkaan gas akan dijelaskan dalam Bab Kebijakan Strategis. I.1.3 KELANGKAAN BATU BARA PLN mengikuti harga patokan Batu Bara Nasional = USD 50/Ton - USD 55/Ton.


Pada hal harga International saat ini adalah USD 120/Ton sehingga Para Pemain Batu Bara lebih cenderung meng-Export. I.2

STRATEGIS

I.2.1 KELANGKAAN GAS Pada point I.1.2 dijelaskan telah terjadi pemborosan ( IN EFISIENSI) PLN sebesar Rp. 72,5 T Hal ini di akibatkan karena tidak tersedianya gas yang cukup. PLN tahun ini (2008) Butuh Gas = 1,8 Trilyun Kaki Kubik. Yang tersedia hanya 200 Milyard Kaki Kubik. Mengapa Gas menghilang dari pasar? Karena adanya UU No 22/Th 2001 Pasal 22 yang mengamanatkan kepada seluruh kontraktor pengeboran Minyak /Gas (Terutama Asing) untuk mengexport hasil tambangnya sedangkan untuk dalam negeri cukup diberi 25% sisanya. Gas yang 25% ini untuk rebutan: -

PLN

-

Pabrik Baja

-

Pabrik Pupuk

-

Pabrik Semen, dll.

I.2.2 KELANGKAAN BATU BARA Mengingat harga Batu Bara sudah mendekati USD 120/Ton sedangkan harga PLN yang di patok pemerintah hanya USD 50/Ton – USD 55/Ton. Maka PLN akhirnya susah dalam mendapatkan Batu Bara. I.3 ANGGARAN Dalam rencana anggaran perusahaan yang disetujui pemerintah (RKAP) maka subsidi BBM yang disetujui adalah sebesar Rp. 60,5 Trilyun. Sementara sesuai butir I.1.2, Biaya operasi pembangkit memakai BBM = Rp. 81 Trilyun (Itupun berdasar asumsi harga Minyak Dunia adalah USD 95/Barrel). Kalau perhitungan Biaya Operasi Anggaran BBM dengan Asumsi Harga BBM USD 140/Barrel seperti saat ini, Maka Biaya Operasi Pembangkit BBM mendekati Rp. 110 Trilyun. Sementara sekali lagi subsidi BBM tetap hanya Rp. 60,5 Trilyun untuk tahun 2008 ini II. VISI KELISTRIKAN


Untuk mengatasi issue kelistrikan, Pemerintah dapat mengambil langkah antara lain : 1. Pasar Bebas (Kapitalis). 2. Regulated (Nation State). II.1 PASAR BEBAS (KAPITALIS) Ada tiga cara. II.1.1 ISOLATED / EXCLUSIVE RIGHT Masing-masing pemain kelistrikan mempunyai Grade (jaringan) sendiri-sendiri (Vertically Integrated System Secara masing-masing). Contoh: Terjadi di Area Cikarang. Sehingga Masyarakat bisa memilih : -

Cikarang Listricindo

-

PLN

II.1.2 ISLAND SYSTEM Masing-masing Area (Daerah/Propinsi/Kabupaten) berdiri sendiri-sendiri dan tidak terikat Grade (jaringan) satu Daerah dengan Daerah lainnya Contoh: Jepang II.1.3 UNBUNDLING SYSTEM Cara ini yang paling mudah dilaksanakan seperti halnya yang ada dalam UU No 20/2002 tentang Ketenagalistrikan yang sudah dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi pada Desember 2004. Di Indonesia, dari ketiga tipe pasar bebas kelistrikan diatas yang akan diterapkan adalah model ke 3 yaitu sistim UNBUNDLING. Karena cara ini yang paling mudah untuk dilaksanakan yaitu dengan memecah fungsi antara lain : -

Pembangkit

-

Transmisi

-

Distribusi

-

Retail

Masing-masing secara terpisah dan dikelola oleh perusahaan yang berbeda-beda pula,


Sehingga akan terjadi multi pemain dan multi “Transfer Pricing” dan masing-masing segment/Pemain akan mengejar keuntungan sendiri-sendiri sehingga listrik sulit dikontrol baik harga maupun kehandalannya. Akibat : Bisa terjadi kenaikan tarip listrik s/d 20x lipat Contoh : Kamerun Contoh lain : -

Inggris jaman Margaret Tacher pernah di “Unbundling”. Kemudian pada saat PMnya Tony Blair di kembalikan lagi ke “Vertically Integrated System”.

-

Malaysia pada saat Pemerintahan Mahathir Muhammad, diminta IMF untuk meng Unbundling sistim kelistrikannya, tetapi malahan IMFnya yg diusir, sehingga sampai saat ini Malaysia masih seperti Indonesia yaitu Bundling System.

II.2 REGULATED Listrik tetap dikelola oleh pemerintah dengan target “Benefit Oriented”, sebagaimana pemerintah menyediakan jalan raya dan infrastruktur yang lain sehingga : -

Dapat mendorong pertumbuhan ekonomi

-

Dapat mengundang investor

-

Mencerdaskan kehidupan bangsa

-

Mendorong fasilitas umum

Namun pilihan ini memang membutuhkan : -

Kebijakan Energi primer (Minyak, Gas, Batu Bara) pro dalam negeri/rakyat.

-

Kerja keras Pemerintah terutama dalam bidang pengawasan dan manajemen.

III.PENUTUP PANCASILA dan UUD 45 mengamanatkan cara REGULATED Surabaya, 10 Juli 2008 SEKRETARIS JENDERAL

Ir. AHMAD DARYOKO


Lampiran : DATA PEMBANGKIT DI JAWA - BALI : -

PLTU BATU BARA (PLN)

=

5037,6 MW

-

PLTU BATU BARA (IPP)

=

2100 MW

-

PLTU DUAL FIRING (PLN) (BISA PAKAI GAS/BBM)

=

6716 MW

-

PLTU BBM

=

3358,4 MW

-

HYDRO (PLN)

=

2985,3 MW

-

GEO THERMAL (PLN)

=

373,2 MW

Jumlah

=

20570,5 MW

Lampiran : DATA LUAR JAWA – BALI (PLN) : -

PLTD (DIESEL)

=

2452 MW

-

PLTG (GAS)

=

1504,7 MW

-

PLTU BBM

=

334,4 MW

-

PLTU BATU BARA

=

557,3 MW

-

PLTA (HYDRO)

=

724,5 MW

Jumlah

=

5572,9 MW


Fuel Consumpsion

Unit

2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

2014

2015

2016

7,662

7,558

6,052

2,082

1,141

1,148

1,316

1,229

1,283

2,108

22,366

24,079

28,394

37,133

35,124

37,000

38,796

41,709

43,391

48,958

Coal

(million KL) (million ton)

Geothermal

(GWh)

3,156

3,258

3,119

3,396

3,395

3,982

4,441

4,782

4,709

4,677

Natural Gas

(MMBtu)

194

213

252

306

318

322

302

269

263

244

Hydro

(GWh)

8,759

8,760

8,761

8,762

8,763

8,764

8,765

8,766

8,767

8,768

Oil

Oil

Batubar

Panas

Gas

Air


Energy Mix by Type of Generation 2000-2007

Coal Natural Gas Geothermal Hydro Oil

2000 35% 30% 3% 11% 21% 100%

2001 34% 29% 3% 12% 22% 100%

2002 33% 26% 4% 10% 27% 100%

2003 38% 26% 4% 8% 24% 100%

2004 41% 18% 6% 8% 27% 100%

2005 40% 19% 5% 6% 30% 100%

2006 40% 19% 5% 9% 27% 100%

2007 41% 14% 3% 9% 33% 100%


Fuel Cost Mix 2000-2007

Coal Natural Gas Geothermal Oil

2000 20% 49% 6% 25% 100%

2001 20% 42% 6% 32% 100%

2002 17% 26% 5% 52% 100%

2003 17% 19% 4% 60% 100%

2004 15% 15% 5% 65% 100%

2005 12% 10% 4% 74% 100%

2006 13% 10% 4% 73% 100%

2007 14% 6% 2% 78% 100%


Jakarta, 22 Mei 2008 O l eh :

Ir. AHMAD DARYOKO


PEMBANGKIT DUAL FIRING PERHITUNGAN KEBUTUHAN MINYAK UNTUK PEMBANGKIT 7.500 MW PER TAHUN : Kapasitas 7.500 MW = 7.500.000 kW Apabila dalam sehari bekerja rata2 10 jam, maka daya :

7.500.000 X 10 = 75.000.000 kWh per hari

Dengan SFC (Specific Fuel Consumption) = 1/3, maka kebutuhan minyak :

1/3 X 75.000.000 = 25.000.000 liter per hari

Asumsi harga minyak = Rp. 9.000,- / ltr, maka biaya dual firing (bila pakai minyak) :

25.000.000 X Rp.9.000,- = Rp. 225.000.000.000,- per hari

Sehingga dalam satu tahun : Rp. 225.000.000.000 X 360 hari = Rp.

81.000.000.000.000,-

(Asumsi semua mesin hidup selama 10 jam/hari dan sepanjang tahun)


PLTGU CILEGON

1 BLOK (2 X 240) + (1 X 260) TOTAL = 740 MW KEPERLUAN GAS PER TAHUN = 17.490 BBTU HARGA 1 MBTU = US$ 2,68 HARGA UNTUK 1 TAHUN = US$ 46.873.200

UNTUK 7.400 MW = US$ 468.732.000 DALAM RUPIAH = Rp. 4.312.334.400.000,PLTU BATU BARA UNTUK 100 MW, KEBUTUHAN BATUBARANYA 500 TON PER JAM (BATU BARA 5000 KALORI)


Fuel Consumption Projection 2007-2016 Fuel C o n s u m p s io n O il Coal G e o th e r m a l N a tu r a l G a s H y d ro

U n it ( m illio n K L ) ( m illio n to n ) (G W h ) ( M M B tu ) (G W h )

2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

2014

2015

2016

7 ,6 6 2 2 2 ,3 6 6 3 ,1 5 6 194 8 ,7 5 9

7 ,5 5 8 2 4 ,0 7 9 3 ,2 5 8 213 8 ,7 6 0

6 ,0 5 2 2 8 ,3 9 4 3 ,1 1 9 252 8 ,7 6 1

2 ,0 8 2 3 7 ,1 3 3 3 ,3 9 6 306 8 ,7 6 2

1 ,1 4 1 3 5 ,1 2 4 3 ,3 9 5 318 8 ,7 6 3

1 ,1 4 8 3 7 ,0 0 0 3 ,9 8 2 322 8 ,7 6 4

1 ,3 1 6 3 8 ,7 9 6 4 ,4 4 1 302 8 ,7 6 5

1 ,2 2 9 4 1 ,7 0 9 4 ,7 8 2 269 8 ,7 6 6

1 ,2 8 3 4 3 ,3 9 1 4 ,7 0 9 263 8 ,7 6 7

2 ,1 0 8 4 8 ,9 5 8 4 ,6 7 7 244 8 ,7 6 8

O IL

Coal

8 ,0 0 0 5 0 ,0 0 0

7 ,0 0 0

4 0 ,0 0 0

5 ,0 0 0

million Tonne

million kL

6 ,0 0 0

O i l

4 ,0 0 0 3 ,0 0 0 2 ,0 0 0

3 0 ,0 0 0 2 0 ,0 0 0

Ba t ub a ra

1 0 ,0 0 0

1 ,0 0 0 -

2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2007

2008

2009

2014

2015

2016

2010

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2013

2014

2015

2016

G e o th e r m a l 5 ,0 0 0

GWh

4 ,0 0 0 3 ,0 0 0

P a na s Bu m i

2 ,0 0 0 1 ,0 0 0 2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

N a tu r a l G a s

H y d ro

400

1 2 ,0 0 0 1 0 ,0 0 0

300 GWh

BBtu

8 ,0 0 0 200

G a s

100

6 ,0 0 0

A i r

4 ,0 0 0 2 ,0 0 0 -

2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2007

2008

2009

2010

2011

2012


Energy Mix by Type of Generation 2000-2007 100% 90%

21%

22%

11% 3%

12% 3%

30%

29%

35%

34%

2000

2001

27%

24%

27%

30%

27%

8% 6%

6% 5%

9% 5%

26%

18%

19%

19%

14%

33%

38%

41%

40%

40%

41%

2002

2003

2004

2005

2006

2007

80% 70% 60% 50% 40%

10% 4% 26%

8% 4%

33%

9% 3%

30% 20% 10% 0%

Coal

Natural Gas

Geothermal

Hydro

Oil


Fuel Cost Mix 2000-2007 100% 90%

25%

80% 70%

32% 52%

6% 6%

60% 50% 40%

49%

42%

4% 19%

20% 10%

65%

74%

73%

78%

15%

4% 10%

4% 10%

2% 6%

5% 26%

30%

60%

5%

20%

20%

17%

17%

15%

12%

13%

14%

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

0%

Coal

Natural Gas

Geothermal

Oil


VERTICALY INTEGRATED SYSTEM

BoD

d d Kon sumen

Trafo

Trafo

Retail

P3B

Pembangkit

Distribusi :

Transmisi :

Pembangkit Listrik :

SUTM 30 & 20 Kv, SKTM 20 kV, SUTM 6 kV, SUTR 220 Volts

SUTET 500 kV, SUTT 150 kV, SKTT 150 kV, SUTT 70 kV

PLTU,PLTG,PLTGU,PLTP, PLTA, PLTD

SERIKAT PEKERJA PT. PLN (PERSERO)


Sistem Tenaga Listrik BoD

d d Kon

Retail

D

T f

T f

P

Distribusi :

Transmisi :

Pembangkit Listrik :

SUTM 30 & 20 Kv, SKTM 20 kV, SUTM 6

SUTET 500 kV SUTT 150 kV

PLTU PLTG PLTGU PLTP

C

Sistem Penerbangan

B

A

SERIKAT PEKERJA PT. PLN (PERSERO)


PT. A

P3B

P

b

kit

P

b

kit

P

b

kit

PT. PLN

P3B

PT. B

P3B

SERIKAT PEKERJA PT. PLN (PERSERO)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.