Waspada, Selasa 26 Oktober 2011

Page 23

Opini

WASPADA Selasa 25 Oktober 2011

Tanggapan Atas Tulisan M. Nawawi Rangkuti Pedoman umat Islam dalam beribadah hanyalah Al-Qur’an dan Sunnah yang shahih. Ajaran Al-Quran itu adalah Qathi yakni kebenarannya 100%, sedangkan hadis adalah Zanni dimana kebenarannya kurang dari 100%. Sebagai contoh, Allah dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 28 mengatakan: manusia mati 2 x yakni 1 x mati sebelum hidup, sesudah itu 1 x hidup di dunia, setelah itu mati 1 x di dunia kemudian hidup sekali di akhirat. Ada yang mengatakan hadis dari nabi, manuisia disiksa didalam kubur karena tidak istinja didunia. Hadis itu bertentangan dengan maksud ayat Al-Quran diatas, karena yang bisa merasai siksaan itu hanyalah orang yang hidup. Kalau ada yang mengatakan yang disiksa itu rohnya, kepercayaan seperti itu bertentangan dengan maksud surat Az-Zumar ayat 42, disitu Allah mengatakan memegang jiwa orang ketika matinya. Ada pula yang meyakini yang disiksa itu hanya mayatnya, ini tidak masuk akal karena bangkai tidak akan merasainya. Ada pula yang ekstrim, arwah orang yang mati itu kembali kejasadnya didalam kubur untuk ditanyai oleh malaikat nungkar-nangkir dengan kata lain orang yang telah mati itu hidup lagi didalam kuburnya. Keyakinan itu juga bertentangan dengan ayat Al-Qur’an diatas. 1. Mengenai Sholat witir atau doa yang disampaikan oleh sdr. M. Nawawi, sebenarnya tidak perlu dipersoalkan kalau kita menggunakan ilmu yang diperoleh dan akal yang diberikan Allah sebagaimana mestinya. Arti dari witir adalah ganjil. Yang ganjil itu semua orang sepakat angkanya 1, 3, 5, 7 dst, sedangkan lawannya genap adalah 2, 4, 6, 8 dst. Sholat itu dimulai dengan takbirul ihram dan ditutup dengan salam. Jadi sholat witir 1, 3, 5, 7 itu setiap rakaatnya dimulai dengan 1 takbir dan ditutup dengan 1 salam. Jika ada yang melakukan shalat witir 3 rakaat dengan 2 kali takbir dan 2 kali salam, namanya mengerjakan 2 macam sholat yakni 1 sholat genap 2 rakaat dan 1 sholat witir 1 rakaat. Orang yang melakukan sholat witir seperti itu tidak menggunakan ilmu dan akalnya. Mereka yang mengerjakan pekerjaan tidak sesuai dengan niatnya tergolong orang munafik. 2. Masalah berdoa kepada Allah semua kita tahu bahwa dalam berdoa itu kita mengadakan komunikasi dengan-Nya/meminta sesuatu. Karena saya bukan orang yang berpendidikan formal agama Islam, maka saya menggunakan akal dan logika tanpa berpedoman dengan berbagai hadis yang dipertentangkan oleh Sdr. Nawawi dengan Sdr. dr. Arifin S.Siregar Sp.KK. Untuk itu mari sama-sama kita gunakan akal kita. Dalam berdoa/meminta kepadaNya, dengan mengucapkan maha suci Tuhanmu Allah, apakah kita masih disebut orang yang muslim, dengan berkata demikian kepada-Nya? Allah tidak punya Tuhan, Allah itu Maha Esa. Kesimpulannya: Dalam beribadah ini marilah kita berpedoman hanya kepada Al-Qur’an dan Sunnah Nabi yang shahih dengan menggunakan ilmu dan akal yang diberikan Allah. Semoga apa yang kita kerjakan sesuai dengan perintahNya. Amiin. Ali Amri Pemerhati Aqidah dan Syariah

HUT Emas 50 Tahun Bank Sumut Logam mulia emas memang ditakdirkan oleh yang maha kuasa menjadi barang yang tinggi nilainya didalam kehidupan manusia di dunia. Benda yang cemerlang tetap cemerlang dimanapun berada. Saking tingginya nilai benda itu didalam kehidupan manusia, bagi suatu kemapanan, Kubah masjid, rumah tempat beribadah kepada Allah SWT dibuat dari bahan emas, sebagaimana yang ada di Brunei Darussalam dan beberapa tempat lain di permukaan bumi ini. Tahun emas, peniti emas, tinta emas, medali emas, zaman-zaman ke emasan. Seperti yang terbaca dibuku-buku sejarah “Dimasa-masa kerajaan ini diperintah oleh rajanya yang bernama .......... kerajaan ini mencapai kejayaannya, mencapai zaman-zaman keemasannya” “Raja yang arif lagi bijaksana, sangat dekat dengan rakyatnya sehingga senantiasa menegtahui masalah-masalah apa yang sedang dihadapi, bantuan apasaja yang bisa diberikan pada mereka” 66 tahun sudah usia kemerdekaan negara kita, apakah sudah pernah kita menemui zaman-zaman keemasannya? Adalah Bank SUmut, bank milik masayarakat Sumatera Utara, dari masayarakat untuk masyarakat, memang sudah memasayarakat, dari berbagai kota, kepelososk desa-desa di SUmatera Utara. Sesuai dengan motto : Memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat, pada tanggal 4 Nopember 2011, memperingati HUT Emasnya, Ulang tahun ke 50. Menyambut usianya yang genap 50 ini mengajak masyarat untuk turut serta dalam olahraga Fun Bike pada tanggal 30 Oktober mendatang. Untuk itu saya mengucapkan selamatr kepada Bank SUmut semoga semakin maju dan semakin berkembang dan senatiasa mendapat tempat dihati masyarakat. Syahruddin Mantan Atlet Trilomba Nasional Medan

Revolution Production Membangkitkan Semangat Anak Underground Dikota Medan ini Underground pernah jaya, kejayaan itu tidak akan pudar selagi ke-eksis-an terjaga, disini ada Punk dan kita fokuskan disini yakni Metal. Anak-anak Metal dikenal dengan style khasnya dan itulah cara mereka menunjukkan keberadaannya. Melihat suatu acara lahar musik-musik bawah tanah, dimana dihadirkan Obscura Band dari Jerman. Dengan penampilan yang sangat memukau, dan mendengar musiknya saja membuat darah under mendidih. Atas kerja keras rekan-rekan Revolution menjadikan acara ini sukses, serta membangkitkan semangat anak Underground khususnya Metal. Uli Surya AR Hutagalung Binjai

Mohon Penjelasan Bapak Kepala Kemenag Kota Medan Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Saya salah sorang dari banyak guru yang sudah disertifikasi oleh negara. Sebagai seorang guru saya masih terus melaksanakan tugas-tugas sebagai guru profesional seperti yang diajarkan dalam pembekalan dan pelatihan sewaktu diklat untuk sertifikasi. Surat ini mungkin mewakili teman-teman guru sertifikasi yang lain untuk bertanya mohon penjelasan dari bapak/ibu yang berwenang di Kementrian Agama Kota Medan kenapa sampai saat ini (24 Oktober 2011) tunjangan sertifikasi periode Bulan Januari s/d Juni 2011 belum juga kami terima. Kami sungguh-sungguh sangat membutuhkan dana tunjangan tersebut untuk menopang kehidupan kami yang juga sebagai orang tua dari beberapa anak yang harus dibiayai. Kami menanyakan hal ini karena kawan-kawan guru yang lain beberapa sudah menerimanya dan kami belum. Apakah ada masalah dengan data kami ? Pernah hal ini kami konfirmasi ke kantor Kemenag Kota Medan, katanya kami tidak memiliki nomor register dari Diknas. Lalu bagaimana caranya agar kami bisa memperoleh nomor register tersebut? dengan beberapa syarat kamipun sudah memenuhinya. Tetapi sampai surat ini kami buat realisasinya juga belum ada. Melalui surat pembaca ini kami mohon dapat dijelaskan kepada kami, apa sebenarnya yang menjadi halangan kami dalam menerima hak kami dari negara yang kita cintai ini pak, apakah pengurusan nomor register ini kami sendiri yang harus mengurusnya, jika memang kami harus mengurusnya kami mohon diberi arahan yang jelas, agar kami bisa melaksanakannya. Demikian surat ini kami sampaikan, semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat dan keampunannya kepada kita semua, Amin Wassalamualaikum Wr. Wb Guru

B9

Parit Dan Penyakit Banjir Oleh dr Candra Syafei, SpOG Sebagai ilustrasi saja di sebuah kota di Sumatera Utara, telah ada kecenderungan penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut telah mendominasi penyakit yang diderita warga di beberapa kecamatan pasca banjir.

D

ua tahun terakhir ini banyak didengar di media luar dan dalam negeri, berita tentang banjir. Menurut Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) memperkirakan kawasan Sumatera Utara mulai memasuki musim hujan pada bulan Nopember 2011 dan puncaknya pada bulan Desember 2011 dan Januari 2012. Dijelaskan pula oleh BMG tentang kemungkinan tingginya curah hujan yang dapat berpotensi banjir di beberapa tempat yang menjadi wilayah rawan. Banjir di beberapa kota di Sumatera Utara seakan menjadi agenda tahunan. Namun tahun ini tidak seperti masa terdahulu, dimana setiap musim hujan, walau dengan intentitas yang ringan banjir tetap saja terjadi. Dimungkinkan salah satu penangkalnya adalah telah dilakukannya pengorekan parit-parit di seluruh wilayah kota. Kita patut memberikan penghargaan kepada kepala daerah yang telah peduli terhadap upaya kesehatan lingkungan dengan cara menyediakan sarana sanitasi lingkungan perkotaan, yakni salah satunya adalah keberadaan sarana parit yang sehat. Meskipun kenyataannya pada saat sekarang ini belum terlalu sempurna, namun secara bertahap akan menuju kepada hal tersebut. Merindukan parit yang sehat tentu masih jauh dari harapan kita untuk mendapatkannya. Karena untuk mendapatkan parit yang sehat, tentu banyak melibatkan partisipasi aktif semua pihak. Memang pemerintah daerah bertanggungjawab untuk membangunnya tetapi yang lebih penting adalah peran serta dari masyarakat untuk menjaga dan memeliharanya. Menoleh pada pengalaman awal tahun 2010, dimana banjir banyak melanda ibu kota dari kabupaten/kota di Sumatera Utara sehingga mengakibatkan hampir 60% wilayah ibu kota dari kabupaten/kota tersebut terendam banjir. Bahkan di beberapa tempat terutama di daerah aliran sungai (DAS) ketinggiannya mencapai 3 meter. Banjir tahun 2009 juga telah mendatangkan kerugian yang sangat besar.

Dampak yang ditimbulkan akibat banjir sangat besar sehingga pemerintah tentu tidak mampu dapat mengatasi sendirian (contoh: Thailand). Oleh karena itu diperlukan dukungan berbagai pihak yang secara sinergi untuk mengatasinya. Mulai dari fase kesiapsiagaan, fase saat kejadian dan rehabilitasi/rekonstruksi terutama mengantisipasi terhadap kerugian akibat banjir. Di bidang kesehatan, tentu berkaitan dengan munculnya penyakit pasca banjir yang sering meningkat dan dapat mengakibatkan kematian. Untuk itu, belajar dari munculnya berbagai penyakit yang menyusul setelah banjir besar yang melanda beberapa kota di Sumatera Utara pada tahun 2002, kemudian awal tahun 2007 lalu, kita harus tetap bersikap awas dalam menghadapi bencana banjir tahun 2011. Ada berbagai penyakit setelah banjir yang harus diantisipasi yaitu tetanus, leptospirosis, diare, demam berdarah, dermatitis (gatal-gatal), psikosomatis, dll. Penyakit leptospirosis disebabkan oleh bakteri leptospira yang berbentuk spiral, disebarkan antara lain oleh kencing tikus. Air kencing tikus yang terinfeksi bakteri leptospira ini terbawa air kotor saat banjir, kemudian masuk ke dalam tubuh manusia melalui bagian kulit yang terluka. Bisa juga bakteri leptospira ini menempel pada makanan kemudian disantap oleh manusia. Berjangkitnya berbagai penyakit sangat mudah difahami ketika terjadi banjir, lingkungan menjadi kotor, banyak peralatan/perabot rumah tangga yang hanyut dan rusak akibat terendam air, sampah berserakan dimana-mana, genangan air bercampur lumpur, tikus & kecoa muncul lalu berkeliaran, nyamuk berkembang biak, sedangkan sarana Mandi Cuci Kakus (MCK) hanyut dan terendam, penyediaan air bersih menipis, cuaca dingin, dst. Kondisi semacam ini tentu sangat mendukung berkembang dan berjangkitnya penyakit. Ditambah lagi dengan kondisi fisik dan psikis warga yang tidak kondusif. Penanganan banjir beserta dampak yang mengikutinya merupakan

satu kesatuan yang tak dapat berdiri sendiri-sendiri. Oleh karena itu, maka kita perlu melakukan berbagai upaya yang secara terkoordinasi, terukur dan sistematis, misalnya: pengadaan tenda dan perahu karet untuk evakuasi; air bersih dan sarana MCK lainnya; sabun cuci tangan; persediaan makanan dan minuman; pakaian dan selimut; pos kesehatan (petugas, persediaan obat, dll); alat berat dan alat pembersih lumpur/sampah; kantong sampah, dll. Karena itu, perlu peran serta semua pihak, termasuk pers . Terutama untuk memberi penyuluhan tetang penyakit pasca banjir serta bagaimana pencegahan dan penanggulangan penyakit tersebut secara dini. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara melalui Komite Penanggulangan Bencana, Dinkes Sumut sudah saat dapat melakukan koordinasi dengan HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan ) Wilayah Sumut dan HAKLI Cabang seSumatera Utara agar mempersiapkan Sumber Daya Manusia sanitarian serta berkoordinasi dengan petugas kesehatan yang lain, termasuk dokter, perawat, bidan, mahasiswa kedokteran, ForumWartawan Kesehatan dan kelompok potensial masyarakat lain dalam rangka persiapan dan pendirian pos-pos kesehatan di beberapa titik rawan banjir. Sebagaimana saat banjir Februari 2007 lalu, saat inipun Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara secara khusus telah memperkenalkan unit Instalasi Penyaringan Air (IPA) dan tablet kaporit. Tablet Kaporit unit IPA akan dikirim ke tempat-tempat yang membutuhkan sesuai situasi dan kondisi yang ada. Bagaimanapun, menyelamatkan kehidupan manusia merupakan yang terpenting di atas semua hal. Faktor kehidupan manusia inilah yang harus mendapatkan perhatian dan penanganan secara serius. Untuk itu perlu diingat bahwa dalam menghadapi bencana sebesar dan sesulit apapun pemerintah dan seluruh potensi masyarakat harus kompak menghadapi dan menangani bencana serta segala dampak-dampaknya. Sebagai ilustrasi saja disebuah kota di Sumatera Utara, telah ada kecenderungan penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut telah mendominasi penyakit yang diderita warga di beberapa kecamatan di kota bila pasca banjir yang melanda daerah itu. Bahkan pernah dilaporkan pasca banjir sebanyak 1.581 warga wilayah salah satu kota terserang ISPA serta batuk, gatal-gatal, hipertensi dan luka-luka (infeksi kulit).

Warga yang terserang penyakit tersebar di 12 kecamatan di 42 posko yang tersedia. Dari laporan sementara dari posko tersebut, warga yang mengeluh sakit pada hari pertama posko kesehatan dibuka mencapai 730 orang. Pada hari kedua sebanyak 453 orang.Yang mendatangi posko kesehatan, hari ketiga 324 orang dan hari keempat 301 orang. Dari data keluhan warga salah satu kecamatan di kota tersebut adalah banyak terserang penyakit seperti ISPA, demam, gatal-gatal dan pilek. Dengan jumlah korban 235 orang. Penyakit pasca banjir Setiap individu di Sumatera Utara wajib mengenali penyakit pasca banjir. Mulai dari bagaimana menghindari dan mencegah timbulnya penyakit pasca banjir, yakni: a).Bersihkan lingkungan tempat tinggal, angkat, kumpulkan & buanglah sampah yang terbawa arus dari saluran badan air ke dalam lubang dihalaman rumah/atau ketempat sampah untuk dimusnahkan. Bersihkan lantai & dinding didalam rumah, dengan dengan cairan desifektan b).Kuburlah lubang-lubang bekas air. c). Air sumur atau air kran yang terkontaminasi sebaiknya tidak digunakan dulu, meskipun akan dimasak/direbus dulu sebelum digunakan. Cek dahulu air yang akan digunakan secara fisik (warna, rasa, bau) dan dianjurkan untuk menganalisa air secara kimia (PH,Fe,Na, Ni, Chlor dll),dan biologi (E.Coli). Sampai dipastikan bahwa air tersebut layak untuk dikonsumsi. d).Pakai alat pelindung yang beralas keras/kedap air (sandal/sepatu) apabila berjalan dalam genangan air. e).Tingkatkan daya tahan tubuh, minumlah supplemen vitamin, konsumsilah makanan yang bergizi dan teratur, istirahatah yang cukup. f).Buanglah makanan yang telah terkontaminasi. g). Cucilah sayuran terlebih dahulu sebelum dimasak, hindari mengkonsumsi sayuran yang telah terkontaminasi air banjir, tutuplah makanan yang akan disajikan. g). Obati luka yang terbuka dengan plester tahan air h). Cucilah tangan dengan sabun sebelum atau sesudah makan. i). Laranglah anak anak anda bermain didaerah banjir, bila melakukannya mandi & cuci tangan dengan air yang bersih. J). Hindari tempat persembunyian tikus, dengan menutup lobang tikus yang ada. Penulis adalah Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara.

Generasi Berteraskan Keunggulan Oleh Aldwin Surya Satu generasi unggul dibentuk melalui sinergi dari beragam substansi.Wujud sinergi itu melibatkan banyak substansi saat dalam kandungan.

P

enunjukkan Wakil Menteri Kesehatan untuk memperkuat Kabinet Indonesia Bersatu II oleh Presiden SBY pada 19 Oktober 2011, patut disikapi dengan rasa syukur. Karena ini memberi asa bagi pelaksanaan program kesehatan dan menjadi substansi terbentuknya sebuah generasi unggul. Keinginan memiliki sebuah generasi unggul di Indonesia semakin penting seiring dengan pesatnya perkembangan pengetahuan, teknologi dan inovasi. Pelajaran dari banyak negara maju yang fokus terhadap pembentukan generasi unggul membuktikan pentingnya mengawal satu generasi agar tumbuh sehat sehingga di masa depan bangsa dan negaranya berpeluang menjadi negara industri baru. Keinginan menjadi bangsa yang kuat dan kompetitif di bidang pengetahuan dan teknologi, sudah dirintis oleh sekelompok pemuda di tanah air dan di luar negeri. Pergerakan kaum muda terpelajar inilah yang mengilhami semangat pemuda dan diperingati setiap tahun pada tanggal tanggal 28 Oktober. Oleh karena itu, momentum peringatan sumpah pemuda dan penunjukkanWakil Menteri Kesehatan dinilai memberi semangat bagi kesadaran membangun satu generasi kuat di masa depan. Kesadaran itu idealnya sudah dimulai dari keluarga inti baik dari keluarga pemula tanpa anak, maupun keluarga inti yang sudah memiliki anak melalui beragam program kesehatan bagi ibu dan anak. Pelaksanaan program kesehatan bagi ibu dan anak, idealnya dimulai oleh orangtua sejak dini. Saat pasangan suami istri membentuk rumah tangga, pembentukan sebuah generasi pun bermula. Di kawasan perkotaan, pasangan suami istri yang baru menikah memiliki pemahaman kesehatan relatif baik. Bahkan sebelum menikah, keduanya berpeluang melakukan konsultasi tentang kesehatan untuk berdua agar siap menjadi orangtua dari satu generasi unggul. Semua akses informasi dapat dikumpulkan dan kemudian menjadi panduan menjalani hidup sehat. Namun, di kawasan pinggiran kota dan daerah terpencil, pembentukan generasi unggul boleh jadi tidak optimal karena risiko kematian ibu di Indonesia dinilai masih relatif tinggi. Angka kematian ibu melahirkan Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI) adalah indikator bagi kesehatan perempuan. Kepedulian terhadap AKI bertujuan mengurangi sampai tiga perempat risiko kematian ibu. Meski upaya

di Indonesia masih termasuk tertinggi di Asia. Data 2007 misalnya AKI di Indonesia adalah 228 per 100 ribu kelahiran hidup. Sementara target Rencana Pembangunan jangka Menengah Nasional adalah 226 per 100 ribu kelahiran hidup. Dalam Millenium Development Goal’s pada 2015, AKI diharapkan menjadi 102 per 100 ribu kelahiran hidup. Oleh karena itu, perhatian banyak pihak semakin mendesak dilakukan agar penyebab kematian ibu melahirkan dapat diminimalisir. Penyebab kematian ibu melahirkan terjadi oleh banyak faktor. Di antara faktor itu adalah rendahnya kesadaran masyarakat terhadap ibu hamil. Padahal, perhatian kepada ibu hamil adalah substansi penting dan awal dari terbentuknya satu generasi unggul. Faktor lain berasal dari rendahnya pemilikan pendidikan, keracunan kehamilan yang disertai kejang-kejang, aborsi dan infeksi. Di kawasan terpencil dengan akses transportasi yang terbatas, faktor-faktor ini semakin banyak ditemui. Akibatnya kecepatan penolong persalinan memberi bantuan saat ibu melahirkan juga terbatas. Data 2007 misalnya, penolong persalinan bagi ibu melahirkan terdiri dari dukun (35%), perawat/bidan (58%), dokter umum/kandungan (4%), lainnya (2%). Peran penolong persalinan bagi ibu melahirkan yang terdidik dan terampil semakin penting untuk mengatasi beragam penyebab kematian ibu sebagaimana terjadi di kawasan terpencil dengan infrastruktur kesehatan yang terbatas. Di lingkungan kementerian kesehatan dan kementerian pendidikan nasional (sekarang kementerian pendidikan dan kebudayaan), pendirian akademi dan sekolah tinggi kesehatan, kebidanan dan keperawatan, dinilai sangat membantu. Pemilikan gelar jenjang diploma (ahli madya) melalui proses belajar mengajar dan praktik di rumah sakit milik pemerintah dan swasta, sangat berarti dalam membantu dalam penyediaan tenaga bidan di kawasan kota, pinggiran kota dan kawasan terpencil. Kebutuhan tenaga bidan dan bidan pendidik semakin diperlukan di berbagai kawasan Indonesia. Kondisi geografis dan topografi daerah di Indonesia baik wilayah pegunungan, laut dan sungai serta daratan, yang menjadi pemukiman penduduk dengan beragam kelas sosial, tentunya memerlukan banyak tenaga bidan terdidik dan terampil. Oleh karena itu, peran swasta sebagai mitra peme-

Konsep kemitraan ini harus terus dibina karena kemampuan pemerintah dalam penyediaan bidan dan bidan pendidik di perguruan tinggi negeri (PTN) sangat terbatas. Apalagi dalam penyediaan dokterspesialiskebidanandankandungan. Di banyak kota/kabupaten, kemampuan perguruan tinggi swasta (PTS) yang mengasuh pendidikan kebidanan dan bidan pendidik dalam menghasilkan lulusan juga terbatas. Pasalnya, proses belajar mengajar memerlukan infrastruktur dan biaya tinggi. Selain menghasilkan tenaga bidan terdidik dan terampil, PTN/PTS juga fokus menghasilkan tenaga bidan pendidik yang akan bekerja sebagai tenaga pengajar. Kebutuhan tinggi terhadap tenaga bidan pendidik juga tidak seimbang dengan kemampuan menghasilkan lulusan. Sinergi Satu generasi unggul dibentuk melalui sinergi dari beragam substansi.Wujud dari sinergi itu melibatkan banyak substansi saatdalamkandungan,satugenerasisudah mengalami proses yang berseinergi dari aktivitas ibu dan keluarga. Kualitas kesehatan bayi juga ditentukan oleh asupan gizi yang dikonsumsi ibu. Dalam saat bersamaan, perawatan bayi dalam kandunganolehdokterumum,dokterspesialis kebidanan dan kandungan, dan bidan mesti diperhatikan. Di perdesaan, sosialisasi tentang kesehatan ibu, bayi dan anak tidak melulu

dalam segala permasalahan reproduksi secara lebih bertanggung jawab. Manakala peran ibu dalam pendidikan etika/budi pekerti, serta pendidikan agama terus dilakukan sejak bayi dalam kandungan sampai mengikuti pendidikan hingga ke jenjang tertinggi. Perhatiansepertiinilahyangmengawali pembentukan seorang bayi sehat dan secarakumulatifmenjadisatugenerasibaru bangsa Indonesia. Dalam skala nasional, pembentukan sebuah generasi unggul mestinya menjadi program pemerintah dengan melibatkan instansi yang relevan. Sinergi dari kementerian terkait mestinya dilakukan secara berkesinambungan dan tidakmemihak.Pasalnya,ibu,bayidananak di kawasan pedalaman memiliki hak yang sama dengan yang bermukim di kawasan kota dalam memperoleh layanan kesehatan. Bukan malah sebaliknya. Di sisi lain bayi yang lahir selamat dan tumbuh sehat, juga patut mendapatkan haknya untuk mengenyam pendidikan yanglayak.Sinergiinimelibatkankebijakan dari pemerintah pusat, provinsi dan kota/ kabupaten. Apalagi pasca otonomi daerah, semakin banyak daerah dimekarkan menjadiprovinsidankota/kabupatenbaru. Oleh karena itu, program kerja yang menyentuh semua sendi kehidupan masyarakat mestinya lebih cepat diwujudkan. Jadi, membentuk satu generasi unggul bukan hanya impian tapi dapat diwujudkan.


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.