waspada jumat 31 juli 2009

Page 19

WASPADA Jumat 31 Juli 2009

2 ABG Tersangka Pencuri Sepeda Motor Dan Penadah Dibekuk

Polres Tapsel Ringkus Gembong Curanmor Paluta

P. SIANTAR (Waspada): Dua anak baru gede (ABG) yang seorang di antaranya pelajar kelas dua SMA tersangka pencurian sepeda motor di Simalungun dibekuk Unit Jahtanras Sat Reskrim Polres bekerjasama dengan Polsek. Tersangka yang dibekuk adalah MS, 17, pelajar kelas II SMA, warga Kel. Sarimatondang, Kec. Sidamanik, Simalungun dan US, 18, bertani, warga kelurahan yang sama. Menurut Kasat Reskrim, Kamis (30/7) kedua tersangka sudah lama diburon Polres Simalungun. Korban pencurian itu antara lain Junaidi. Honda Revo BK 2427 WT miliknya hilang ketika diparkir depan rumah dalam keadaan stang terkunci, Selasa 28 Oktober 2008. Kedua tersangka merusak kunci kontak dan menyambung wayar untuk menghidupkan mesin sepeda motor itu. Sedangkan korban lain adalah Ridwan Nasution Sepeda motornya Honda Supra X tanpa nomor polisi hilang saat diparkirkan depan warung di Jalan Masjid, Nagori Manik Maraja, Kec. Sidamanik, Jumat (10/7) pukul 22:00. Korban ketiga, yakni Renol Damanik menyebutkan sepeda motornya Honda Supra Fit BK 4470 WG hilang ketika diparkir di halaman seorang warga, Jona Sitio di Jalan Jambu, Lingkungan III, Kel. Sarimatondang, Kec. Sidamanik Minggu (26/7) pukul 22:00. Dari kedua tersangka disita dua unit sepeda motor Honda Supra Fit BK 4470 WG dan Honda Supra X tanpa nomor polisi. Hasil pengembangan yang dilakukan Sat Reskrim Polres Simalungun, tersangka penadah sepeda motor JAS, 23, alias Jeky, bertani, warga Silau Merawan, Nagori Huta Saing, Kec. Dolok Silau, Simalungun beserta satu unit sepeda motor Honda Revo BK 2427 WT, Rabu (29/7).(a14)

Kegiatan Seminar Budaya Di Samosir SAMOSIR (Waspada): Horas Samosir Fiesta (HSF) yang telah digelar selama empat hari di Kota Pangururan baru-baru ini akan menggelar seminar budaya. Kegiatan yang menyedot dana APBD Samosir 2009 hingga Rp690 juta dilakukan dengan berbagai kegiatan seperti 6 buah perlombaan yakni vokal solo, uning-uningan, tortor, trio, busana pengantin adat Batak Toba dan Paduan Suara. Pada acara lomba juga menyajikan lagu-lagu lama yang dikemas menjadi gerak dan tari sehingga menjadi sajian dan hiburan, disamping itu kritikan baik dari kalangan pers menjadi masukan bagi panitia untuk even ke depan. Selain itu, diadakan juga kolaborasi, pagelaran dan hiburan artis ibukota, ujar Kabid Seni Budaya Dinas Pariwisata Samosir Pormen Gultom menjawab Waspada, Rabu (29/7). Ditambahkannya, kegiatan yang serupa akan diadakan pada tahun 2010 di Samosir dengan mengundang para tamu dari luar dan ini diupayakan menjadi akses tingkat Sumatera Utara dalam hal festival musik etnis dan tari-tarian. (c10)

Masyarakat Samosir Harapkan Kedatangan Kapoldasu SAMOSIR (Waspada): Kunjungan Kerja Kapoldasu Irjen Badrodin Haiti ke Samosir yang direncanakan, Kamis (30/7) akhirnya tertunda. Penundaan kunjungan kerja Kapoldasu diakibatkan adanya pertemuan seluruh Kapolda dan Gubernur di Jakarta. Kepastian tertundanya kunjungan dibenarkan Kapolres Samosir AKBP Aiman saat dikonfirmasi Waspada, Rabu (29/ 7). Menurut pantauan Waspada, kunjungan kerja Kapoldasu sudah diagendakan di beberapa instansi pemerintahan, DPRD Samosir dan Kejaksaan. Masyarakat Samosir dan tokoh masyarakat tetap mengharapkan kunjungan Kapoldasu ke Samosir dapat terwujud walau tidak hari ini, kalau memungkinkan dalam waktu dekat, ujar salah satu tokoh masyarakat Op Manatap Simbolon menjawab Waspada, Kamis (30/7). (c10)

Desa Rianiate Menuju Swasembada Pangan SAMOSIR (Waspada): Untuk mewujudkan Desa Rianiate menjadi lumbung pangan menuju swasembada pangan tahun 2010, masyarakat bersama jajaran Pemkab Samosir menggelar pesta pembangunan pertanian Desa Rianiate di Sopo Gapoktan Sukaria dan Pos Penyuluhan Lumban Bagasan Desa Rianiate Kec. Pangururan Kab. Samosir, Kamis (30/7). Acara dihadiri Bupati Samosir Mangindar Simbolon, anggota DPRD Lindon Sihombing dan Tahi Sitanggang, pimpinan SKPD, pengurus Gapoktan Rianiate dan masyarakat. Kegiatan pesta pembangunan pertanian ini dirangkaikan dengan pemberian bantuan sebuah mesin kompos, bibit mangga harum manis 400 batang, bibit padi chiherang 1.050 ton, uang sebanyak Rp100 juta yang bersumber dari Deptan RI, Alat Semprot merk Solo. Jumlah penerima bantuan Gabungan KelompokTani (Gapoktan) di Desa Rianiate, Kec. Pangururan, Kab. Samosir sebanyak 14 kelompok yangmerupakan binaan Dinas Pertanian Kab. Samosir.(c10)

Petani Harus Pro Aktif PANYABUNGAN (Waspada): Guna memajukan pertanian di Kabupaten Mandailing Natal diharapkan partisipasi masyarakat dalam menyampaikan kendala-kendala yang dihadapi. Hal tersebut disampaikan Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan Ir. Iskandar Zulkarnain Dalimunthe, Selasa (28/7). Dikatakannya, untuk peningkatan produktivitas pertanian di Mandailing Natal sangat diharapkan pro aktif masyarakat dalam menyampaikan keluhan mereka. “Masyarakat dapat bekerjasama dengan petugas PPL di desa dan UPT di kecamatan-kecamatan untuk mengusulkan segala kendala yang dihadapi untuk meningkatkan produktivitas pertaniannya,” jelasnya. “Dalam meningkatkan produktivitas pertanian program yang diusulkan dalam tahun 2009 ada 16 paket proyek yang masih dalam peroses tender dengan nilai Rp2,21 miliar,” ungkapnya.(cpin)

Madina Bebas Flu Babi PANYABUNGAN ( Waspada): Hingga saat ini wabah flu babi (H1N1) belum ada terdeteksi pihak Dinas Peternakan Kabupaten Mandailing Natal. Demikian penjelasan Kadis Peternakan Madina Drh. Muslih Lubis melalui Kabid Keswan dan Kesmaped Dinas Peternakan Kab.Mandailing Natal Drh. Badli, Selasa (28/7). “ Sampai saat ini Madina masih dalam kategori bebas dari penyakit berbahaya tersebut,” katanya di Kantor Dinas Peternakan Kabupaten Mandailing Natal, komplek perkantoran Payaloting, Panyabungan. Dijelaskannya, di Mandailing Natal ini belum ada ditemukan ataupun laporan masyarakat hewan ternak mereka terjangkit virus H1N1 atau flu babi, namun untuk mengantisipasinya sudah mengupayakannya berbagai cara. “Dinas peternakan telah melaksanakan penyemprotan disinfectan terhadap ternak babi warga agar tidak terjangkit virus H1N1 yang sangat mematikan tersebut,”katanya. (cpin)

Polres Dairi Tangkap Tersangka Pengedar Ganja SIDIKALANG (Waspada): Polres Dairi berhasil menangkap dua tersangka pemilik/pengedar ganja di tempat terpisah, Rabu (28/7) malam. Penangkapan di Jalan Cipta, Sidikalang, Rabu (29/7) malam. Dari tangan tersangka FS, 28, polisi mendapatkan barang bukti 22 amplop siap edar. 20 kemasan di antaranya dipacking memakai kartu joker biru, sedangkan 2 bungkus lagi dibalut memakai koran. Sedangkan penangkapan sebelumnya, dilakukan di pos jaga PT DPM (Dairi Prima Mineral) di Parongil, Kecamatan Silima pungga-pungga, Selasa (28/7) pagi. Tersangka Fer S dippergoki mengantongi 3 bungkus ganja kering saat keluar dari toilet. Keduanya kini diproses di Satuan Narkoba. Demikian Kapolres Dairi AKBP Marzuki menjelaskan melalui telefon seluler, Kamis (30/7). (a28)

19

Sumatera Utara GUNUNG TUA (Waspada): Personil Satuan Reskrim Polres Tapanuli Selatan bersama Polsek Padang Bolak meringkus seorang tersangka yang merupakan gembong pencuri sepeda motor di wilayah Kab. Padang Lawas Utara. Tersangka UR, 22, merupakan warga Desa Mosa Julu, Kecamatan Angkola Selatan, Kab. Tapanuli Selatan. Dia ditangkap bersama sepeda motor hasil curiannya. Kapolres Tapsel AKBP Pranyoto Harahap melalui Kapolsek Padang Bolak AKP Maju Siregar, Kamis (30/7) mengatakan, sebelumnya dua teman tersangka juga telah ditangkap bersama dua sepeda motor curian. Keduanya Roma Sihotang, 40, warga Desa Siburangir, dan Mugiono, 29, warga Desa Kampung Lalang, Kec. Angkola Selatan, Kab. Tapsel adalah perantara dan penadah sepeda motor curian tersangka UR.

Kini ketiga tersangka bersama barang bukti sepeda motor Suzuki Smash BK 5463 JL dicuri di Desa Rondaman Dolok, Kec. Portibi, Supra Fit BK 2321 ZF dicuri di Desa Sitada-Tada, Kec. Halongonan dan KTM BB 2692 RB dicuri di Desa Siranggigit Sigama, Kec. Padang Bolak, telah dimanakan di Mapolsek Padang Bolak. Kapolres Tapsel AKBP Pranyoto Harahap dikonfirmasi melalaui Kapolsek Padang Bolak AKP Maju Siregar, Kamis (30/7) membenarkan penangkapan itu. Menurutnya, jaringan ketiga tersangka tergolong antar kabupaten. Ketiganya di bekuk saat sedang mengendarai kendaraan hasil curian untuk mencari pembeli. Ketiganya juga diduga sebagai komplotan pencuri sepeda motor di yang selama ini merasahkan masyarakat Paluta. “Kita akan berupaya maksimal melakukan pengembangan dan pendalaman lebih jauh,” kata Kapolsek. (csp)

Maling Satroni Kantor LSM, Uang Tunai Rp50 Juta Raib Waspada/Edoard Sinaga

INTIMIDASI: Para siswa SMA Negeri 1 melakukan fragmen tentang intimidasi yang dialami para siswa sesudah menyatakan menolak penggantian Kepsek SMA Negeri 1, di halaman Balai Kota, Pematangsiantar, Kamis (30/7).

Tetap Tolak Penggantian Kepsek

Siswa SMAN 1 P. Siantar Kembali Unjuk Rasa P. SIANTAR (Waspada): Tetap menolak penggantian Kepsek SMA Negeri 1, Kota Pematangsiantar Drs Risbon Sinaga, seratus lebih siswa SMA Negeri 1 kembali melakukan aksi dengan berunjukrasa menuntut agar Risbon Sinaga tetap sebagai kepsek. Aksi unjuk rasa itu dilakukan para siswa SMA Negeri 1 sesudah berkumpul sejak jam belajar pagi dimulai di lapangan H. Adam Malik dan bergerak ke gedung DPRD yang berada di seberang lapangan H Adam Malik. Para siswa yang membawa spanduk, poster, pernyataan sikap serta berikat kepala bertuliskan‘kembalikan Risbon’ hanya sebentar di halaman gedung DPRD, karena tidak seorang pun manusia terlihat di dalam gedung itu. Para siswa yang kali ini tanpa hambatan masuk ke gedung DPRD seperti sebelumnya pintu gerbang ditutup dan dikawal petugas Satpol PP dan kepolisian itu serta saat itu turut membawa benda mirip keranda bertutup kain hitam selanjutnya bergerak ke Balai Kota yang bersebelahan dengan gedung DPRD. Ditonton beberapa petugas Satpol PP dan pihak kepolisian yang berjaga dipimpin Kasat Samapta AKP Arjo, para siswa SMA Negeri 1 meneriakkan berbagai keluhan mereka dan bernyanyi bernada kritik, melakukan fragmen yang diperankan dan dialami para siswa itu sendiri tentang intimidasi terhadap mereka yang diduga dilakukan beberapa guru yang inisialnya disingkat dan membacakan pernyataan sikap dari Forum Peduli Pendidikan (FPP) dengan Koordinator Lapangan Amanda. Dalam fragmen itu disebutkan, beberapa guru mengintimidasi para siswa dengan cara kasar dan kata-kata kasar. Para guru yang diduga mengintimidasi itu pada intinya mempengaruhi siswa dengan menjelekjelekkan Risbon Sinaga. Para siswa itu menyatakan, sangat prihatin dengan sikap para guru yang diduga mengintimidasi itu. “Jangan pernah takut dengan intimidasi apa pun.” Satu guru, Megawaty Siahaan yang didaulat para siswa itu berbicara di hadapan para siswa menyatakan, tidak pro siapa-siapa, tapi hanya menginginkan tegaknya kebenaran. “Tapi, apa yang dilakukan pimpinan yang di atas ternyata hanya mengobok-obok pendidikan. Anak-anak belum pernah belajar sampai sekarang. Apa yang kita lakukan hari ini demi kebenaran agar jangan sukasuka mengganti kepsek. Mungkin sebentar lagi sesudah kepsek diganti akan diganti lagi dengan yang baru.” Mengawaty menyebutkan, sudah capek berunjukrasa, tapi belum ada jawaban yang pasti. “Mari, para pimpinan kami yang di atas lihat kami. Kepada walikota yang kami banggakan selama ini, lihat anak-anak kami. Kami memohon.” Pada kesempatan itu, seorang siswa membacakan pernyataan sikap FPP yang menyebutkan fenomena itu kembali terungkap ke hadapan publik ketika walikota dengan ketidak-

peduliannya tetap konsisten dengan sikap buruknya yang menyebabkan kondisi SMA Negeri 1 menuju konflik horizontal yang kian memanas di lingkungan SMA Negeri 1. “Sikap yang tidak populis itu kembali dibudidayakan demi kepentingan segelintir orangorang yang haus akan kekuasaan. Dia tidak mengetahui seperti apa imbas ke depan ketika walikota tidak mempertimbangkan referensi yang notabenenya berasal dari Mendiknas dengan SK Mendiknas No. 16/U/2003,” sebut FPP. Untuk melancarkan kebijakan busuk itu, lanjut FPP, penguasa beserta jajarannya memberdayakan beberapa guru yang ambisinya mendapatkan bagian dari hasil konspirasi busuk yang kini dipertontonkan di hadapan masyarakat Pematangsiantar. “Mereka berusaha mengintimidasi para siswa agar tidak ambil bagian dalam proses kelangsungan era reformasi yang sudah berjalan 10 tahun.” Menurut FPP, dinamika itu terbukti sudah memperdaya banyak rakyat yang terjerat dengan tekanan ekonomi global yang semata-mata sudah terbukti mencekik dan membunuh sekian banyak rakyat miskin secara perlahan-lahan. “Dengan ini, kami dari FPP kembali memberitahukan ke hadapan masyarakat Pematangsiantar sudah terjadi persekongkolan busuk yang berorientasi terhadap kepentingan segelintir orang yang berusaha mengambil keuntungan dari hasil keringat rakyat.” “Kiranya aspirasi kami ini dapat terwujud demi kelangsungan proses demokrasi di NKRI dengan mengembalikan Risbon Sinaga sebagai Kepsek SMA Negeri 1, segera menindak oknum PNS dalam hal ini guru yang seharusnya menjadi panutan di tengah-tengah masyarakat berusaha mengintimidasi para siswa dalam menjalankan proses demokrasi yang benar dan sesuai dengan hati nurani rakyat demi kelancaran proses pendidikan di SMA Negeri 1,” tuntut FPP. Pada bagian lain, FPP menuntut segera mencabut SK pengangkatan Robertson Hutagaol sebagai Kepsek yang baru di SMA Negeri 1, Mendiknas beserta jajarannya segera mengambil alternatif demi kekondusifan proses belajar mengajar (PBM) di SMA Negeri 1 serta diharapkan pihak penegak hukum agar mengambil sikap tegas terhadap pelanggar hukum SK Mendiknas nomor 162/U/2003. “Demi kelancaran PBM di SMA Negeri 1 kiranya masyarakat Pematangsiantar dapat berpartisipasi dalam penegakan supremasi hukum.” Seorang siswi saat itu membacakan suara hati para siswa kepada para guru. “Kami hanya meminta satu keadilan, tolong jangan mengintimidasi. Tapi, kini kami menangis melihat semua ini, kami hanya mau belajar, tapi tidak mau bertahan dalam suatu kebohongan. Kami hanya murid dan bukan mau melawan. Katanya akan ditampung, tapi kapan dijawab. Para siswa tidak berani bersuara. Ada menyatakan takut, sakit dan diancam.” Pada saat itu puluhan siswa yang baru tiba bergabung di halaman Balai Kota hingga mendapat sambutan hangat dan teriakan gembira dari para te-

man-temannya. Aksi para siswa itu berlanjut ke kantor Dinas Pendidikan dengan berjalan kaki sepanjang Jalan Merdeka. Di halaman kantor Dinas Pendidikan, kembali para siswa itu hendak melakukan aksi seperti di Balai Kota. Beberapa pejabat Dinas Pendidikan terlihat berdiri di teras kantor Dinas Pendidikan. Namun, ketika para siswa itu hendak menyerahkan keranda yang mereka bawa, para pejabat Dinas Pendidikan itu langsung masuk ke dalam kantor Dinas Pendidikan. Akhirnya para siswa itu mengakhiri aksi mereka dan keluar dari halaman kantor Dinas Pendidikan dengan meninggalkan keranda yang mereka bawa. Tidak manusiawi Di tempat terpisah, di SMA Negeri 4 di Jalan Pattimura, siswa kelas XI dan XII yang sudah bersama dengan siswa kelas X sesudah dijemput dari Jalan Gunung Sibayak, Rabu (29/7) menerima kehadiran M Rizky Nasution, SH, anggota Kelompok Kerja Pengaduan dan Investigasi Komisi Perlindungan Anak Indonesia. Nasution diutus KPAI dengan surat tugas No. ST-70/ KPAI/VII/2009 yang ditandatangani Ketua KPAI Drs Hadi Supeno, MSi melakukan pendalaman kasus dan mendapatkan informasi secara langsung penanganan kasus tukar guling gedung SMA Negeri 4 dan gedung SD Negeri 122350 di Pematangsiantar. Saat diterima dua guru SMA Negeri 4 Drs S Manik dan Dra T Nainggolan di satu ruangan, Nasution meminta berbagai data mengenai masalah tukar guling SMA Negeri dan situasi PBM akibat tukar guling itu termasuk intimidasi dan pemukulan terhadap para siswa yang melakukan aksi menolak ruislagh atau pemindahan SMA Negeri 4 dan SD negeri 122350. Beberapa siswa turut diminta keterangan mereka. Usai menerima berbagai keterangan tentang masalah SMA Negeri 4 dan SD Negeri 122350, Nasution menegaskan, tindakan walikota melakukan tukar guling tidak manusiawi. “Akibat tukar guling itu sangat memilukan hati, ada anak sampai belajar di lantai. Kalau memang mau pindah umumkan dulu dimana tempatnya dan tanyakan dulu kepada anak didik pendapat mereka.” Sesudah itu, lanjut Nasution, Pemko harus mengkaji apa dampak buruk pemindahan itu dan bila lebih banyak dampak buruknya jangan dilakukan pemindahan. “Pemindahan harus sesuai peraturan.” Mengenai status pinjam pakai gedung di Jalan Gunung Sibayak, Nasution menyebutkan hal itu menjadi tanda tanya besar, karena tidak ada kepastian dan bisa tiba-tiba ditarik pemiliknya. Menurut Nasution, Mendiknas harus bertanggungjawab, karena informasi yang diterima, SMA Negeri 4 masih berstatus kepemilikan pemerintah pusat. Mengenai dugaan pemukulan terhadap satu siswa saat berunjukrasa menjemput adik kelas mereka di Jalan Gunung Sibayak, Nasution meminta agar orangtua siswa mengadukannya ke pihak kepolisian dan memohon pihak kepolisian menindaklanjuti pengaduan itu.(a14)

SIDIKALANG (Waspada): Kawanan maling menyatroni Kantor Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Sada Ahmo Sidikalang Dairi, Selasa (28/7) malam, mengakibatkan uang tunai Rp50 juta dalam brankas hilang. Sedangkan seminggu sebelumnya, Kantor LSM Petrasa di Sidikalang juga disatroni kawanan maling mengakibatkan uang tunai Rp 80 juta lewong. Sumber Waspada menyebutkan, Kantor LSM Sada Ahmo di Jalan Empat Lima Sidikalang, diduga disatroni maling malam hari dan masuk melalui pintu belakang. Namun belum diketahui apakah pintu belakang mengalami kerusakan atau tidak. Salah seorang staf di kantor Sada Ahmo,

marga Simatupang yang di konfirmasiWaspada, Kamis (30/7) tidak bersedia memberikan keterangan, dengan alasan atasannya sedang di luar kantor. Namun, dia mengakui jika kantor mereka telah disatroni maling. Kanit Serse,Iptu Pol B.Manurung di konfirmasi melalui telepon selular, menyarankan Waspada menghubungi anggota LSM itu yang bermarga Sitanggang. Namun, saat Sitanggang di hubungi juga tidak memberikan keterangan dengan alasan berkas pemeriksaan belum sampai ketangannnya. Sementara Kabag Bina Mitra Kompol Ramasten Purba di hubungiWaspada mengatakan, kasusnya masih dalam proses.(a28)

Pemkab Harus Proaktif Membentuk Koperasi PERDAGANGAN (Waspada): Ketua Dewan Koperasi IndonesiaWilayah (Dekopinwil) Lukman Damanik dalam sambutan pada HUT Koperasi ke- 62 tingkat Kab. Simalungun di lapangan Balai Karya Murni, Perdagangan, Kec. Bandar, Simalungun, Rabu (29/7) mengemukakan, 2008 lalu seyogianya Sumatera Utara mendapat alokasi dana dari pusat Rp 3,8 triliun. Namun, kata dia, akibat ketidaksiapan para pengurus dan anggota koperasi yang ada di daerah ini, maka dana anggaran itu harus kembali ke pusat. Dikatakannya, agar kasus yang sama (dana kembali ke pusat) tidak terulang kembali pada tahun anggaran 2009, maka setiap daerah termasuk Pemkab Simalungun harus berperan aktif membentukdanmenghidupkangerakankoperasi di daerahnya. Hal ini juga seiring dengan program Dekopinwil Sumut yang mencari 3 ribu koperasi

berprestasi. “ Saya berharap Pemkab Simalungun memberikan bantuan dan dukungan untuk pembinaan koperasi-koperasi di daerahnya agar lebih produktif,” harap Lukman. Sementara,BupatiSimalungun,HTZulkarnain Damanik, dalam bimbingannya mengatakan, kegiatan HUT Koperasi ke-62 diharapkan tidak hanya sekedar kegiatan seremonial saja. Akan tetapi kegiatan ini hendaknya menjadi renungan, evaluasi perkembangan dan keberadaan koperasi bagiDekopin,dalamupayameningkatkankesejahteraan anggota-anggotanya. Diharapkan kepada seluruh pengurus dan anggota koperasi, agar semangat koperasi tersebut tetap menggelora sehingga koperasi yang kita bentuk tidak hanya sebagai sarana simpan pinjam saja, akan tetapi dapat memberikan semangat bagi kita dalam membangun kemandirian ekonomi bangsa.(a15)

Pengembalian 160 Ha Lahan Register Silangit Misterius TARUTUNG (Waspada):Walau MenteriKehutanan (Menhut) telah menerbitkan surat keputusan menyangkut keberadaan lahan Register 42 berlokasi di Desa Pohan Tonga, Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara untuk dikembalikan kepada masyarakat, tetapi hingga kini masih misterius atau belum ada penyelesaian. Sementara itu, masyarakat yang mengetahuinya menuntut realisasi SK Menhut segera dilaksanakan. Mereka mengancam akan mengadakan unjukrasa jika tidak ada penyelesaian dari pemerintah. Asbon Sianipar mengungkapkan, atas permohonan masyarakat Desa Pohan Tongan, Kecamatan Siborongborong, Taput pada tahun 2003 untuk pengembalian lahan Register 42 seluas 160 ha, Menhut telah menyetujui dan mengeluarkan surat pengembalian lahan kepada masyarakat Kenegerian PohanToga, Kecamatan Siborongborong untuk dikelola masyarakat. Karena yang menyerahkan lahan itu kepada Dinas Kehutanan tahun 1959. adalah pengetua-pengetua warga kenegarian Pohan Toga, ungkapnya. “SKMenhutitutidakdigubrisDinasKehutanan Taput atau instansi terkait Pemkab Taput. Kita mempertanyakan kenapa sampai sekarang tidak direalisasikan kepada masyarakat. Jangan punya alasan karena warga desa belum ada mufakat menyangkut pembagian lahan itu. Darimana diketahui Kadis KehutananTaput itu,” ujar Kepala Desa Lobusiregar I Asbon Sianipar didampingi

beberapa pengetua desa kepada wartawan, Selasa (28/7) Sianipar menjelaskan, warga Desa Kenegerian PohanTonga bermohon kepada Dinas Kehutanan dan kepada DPRD Taput untuk menuntaskan masalah itu. Ini keluhan dan menyangkut hak rakyat jelata. Perlu diketahui, dalam surat Menhut tentang pegembalian lahan seluas 160 ha di Desa Pohan Tonga sudah ada, tetapi di lokasi lahan berdiri dua pabrik besar yaitu pabrik nenas dan kopi. Kabid Pengusahaan Hutan Dinas Kehutanan Taput, Ir Alkari Purba, yang dihubungi wartawan, seputar pegembalian lahan register 42, seluas 160 Ha di Desa Pohan Toga, Kecamatan Siborongborong sesuai SK Menhut, membenarkan. “Tetapi surat itu tidak ada pada Dinas Kehutanan.Yang yang mengeluarkan surat itu, adalah Menhut tembusannya Kepada Gubsu dan Bupati. Mungkin surat di Bagian pemerintahan Taput,” ujarnya. Kabag Hukor Pemkab Taput, Henri Purba, kepada wartawan mengatakan, tidak diserahkan lahan Register 42 seluas 160 ha kepada masyarakat. Di dalam warga desa itu belum ada titik terang membicarakan cara pembagian lahan. CamatSiborongborong,DrsJPSorminmengatakan, sampai saat ini belum ada pembagian lahan karenamasyarakat belumadaperdamaian tentang pembagian lahan 160 ha.’’ Sudah beberapa kali kita adakan rapat membicarakan itu,’’ katanya. (a13)

Advokat Minta Proses Calo Perkara Di PN Gunungsitoli GUNUNGSITOLI (Waspada): Salah seorang pengacara di Nias Lakadodo Laia, SH meminta penegak hukum memproses tindak percaloan perkara di Pengadilan Negeri Gunungsiotoli soal pengalihan penahanan terdakwa Yunius Lase terkaitkasustindakpidanapenganiayaanterhadap korban Surianto Zalukhu. Hal itu disampaikan Lakadodo Laia, SH kepada sejumlah wartawan di Gunungsitoli, Selasa (29/7)menyikapiadanyaoknumLSMyangmenjadi calo perkara dengan meminta uang sebesar Rp6 juta dengan dalih bisa mengurus pengalihan penahanan terdakwa di PN Gunungsitoli. Menurut Lakadodo Laia dengan adanya orang yang mengurus perkara di Kejaksaan Negeri Gunungsitoli dan Pengadilan Negeri Gunungsitoli itu harus jelas identitasnya apakah dia pengacara. Kalauorang yang mengaku bisamengurusperkara dari lembaga yang sudah disahkan pemerintah maka itu disebut calo. “Saya selaku salah seorang pengacara di Nias meminta percaloan seperti ini diproses sehingga citra penegak hukum tidak tercoreng. Dengan adanya bukti penerimaan uang Rp6 juta dari keluarga terdakwa, maka kasus itu harus diusut karena uang yang diterima tidak jelas kepada siapa diberikan. Jika uang yang diberikan kepada oknum HJH telah diserahkan ke PN Gunungsitoli tentunya bukti dapat dilampirkan,” katanya. Namun jika uang yang diterima oknum HJH dari keluarga terdakwaYunius Lase hanya mengatasnamakan untuk diberikan kepada lembaga peradilan maka hal itu merupakan tindak pidana penipuan. Sebelumnya korban kasus penganiayaan yang dilakukan terdakwa, Surianto Zalukhu telah membuatsuratkeberatanataspengalihantahanan terhadap terdakwa Yunius Lase yang berprofesi sebagai PNS sesuai surat tertanggal 26 Juli 2009

yang ditunjukkan kepada Ketua Hakim Majelis dan Anggota yang ditembuskan kepada Ketua MA, Komisi Yudisial, Ketua Komisi III DPR RI, KomnasHAM,KepalaKejaksaanNegeriGunungsitoli dengan alasan tidak pernah menanda tangani surat perdamaian terhadap kasus terdakwaYunius Lase. Setelah ada surat keberatan dari korban, pihak terdakwaYunius Lase bersama kakak kandungnya Mesrawati Lase meminta agar korban mau membuatsuratperdamaiankarenaterdakwakondisinya dalam keadaan sakit. Akhirnya terjadi perdamaian antara korban Surianto Zalukhu dengan terdakwa Yunius Lase 28 Juli 2009. Pada musyawarah tersebut Mesrawati LasemengakubahwakeluarganyatelahmenyerahkanuangsebesarRp6jutakepadaoknumpengurus salah satu LSM berinisial HJH yang berjanji bisa mengurus penyelesaian perkara terdakwa. Sementara korban Surianto Zalukhu mengaku hingga saat ini belum menerima uang seperserpun dari oknum HJH. Sedangkan beberapa saksi mengaku pernah mendengar dari oknum HJH saat berkunjung di Lapas Gunungsitoli yang mengatakan, uang sebesar Rp6 juta yang diminta dari keluarga terdakwa diperuntukkan untuk pejabat di Kejari Gunungsitoli dan Pengadilan Negeri Gunungsitoli agar perkara terdakwa dapat diselesaikan. Beberapa saksi yang tidak mau disebut identitasnyaitumenyatakan,siapmemberikankesaksian di depan hukum bila kasus percaloan itu ditindaklanjuti. Ketua Pengadilan Negeri Gunungsitoli, Togar, SH.MH yang diminta tanggapannya mengatakan, pengalihan tahanan terhadap terdakwa Yunius Lase sudah sesuai menurut prosedur. Soal keberatan keluarga terdakwa soal uang yang diberikan kepada salah seorang pengurus LSM tersebut kita tunggu saja prosesnya.(a35)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.