Waspada, Senin 5 November 2012

Page 11

WASPADA Senin 5 November 2012

Medan Metropolitan

B1

Waspada/Ismanto Ismail

Waspada/Ismanto Ismail

KANIT Provos Polsek Medan Baru Aiptu Hendri Barus, SH mendata 102 sepedamotor tanpa dokumen yang terjaring razia kendaraan bermotor dari sejumlah lokasi di wilayah hukum Polsek tersebut.

KAPOLSEK Medan Baru Kompol Jean Calvijn Simanjuntak, SH, SIK, MH (kanan) didampingi Kanit Reskrim AKP Andik Eko Siswanto (kiri) menangkap tersangka pengendara sepedamotor yang kedapatan membawa narkoba jenis sabu dalam razia di Jln. Gatot Subroto dekat bundaran Majestik.

Polisi Amankan 127 Sepedamotor Kapolsek Medan Baru Tangkap Tersangka Narkoba MEDAN (Waspada): Aparat kepolisian di jajaran Polresta Medan terus menggelar razia kendaraan bermotor guna membasmi kawanan geng kereta yang meresahkan masyarakat. Pada Sabtu (3/11) malam, pesonel Polsek Medan Baru dan Polsek Sunggal menggelar razia di wilayah hukumnya masing-masing. Pantauan Waspada di lapangan, dalam razia yang berlangsung hingga Minggu (4/11) dinihari itu, sedikitnya 127 sepedamotor diamankan karena pengendaranya tidak bisa memperlihatkan Surat Izin Mengemudi (SIM) dan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK). Personel Polsek Medan Baru melakukan razia di empat lokasi yakni Jln. Gatot Subroto dekat bundaran Majestik, Jln. H Adam Malik, Jln. S. Parman dan Jln. Hasanuddin Medan. Razia yang dipimpin langsung Kapolsek Medan Baru Kompol Jean Calvijn Simanjuntak, SH, SIK, MH ini mendapat dukungan personel dari Polresta Medan, Poldasu dan Brimob.

Polisi memeriksa seluruh kendaraan bermotor yang melintas di lokasi razia seperti becak bermotor (betor), sepedamotor, mobil, angkutan kota (angkot) taksi, mobil barang dan lain-lain. Selain memeriksa surat-surat, polisi juga menggeledah kendaraan tersebut dengan sasaran narkoba, senjata tajam, senjata api dan bahan peledak. Tidak hanya itu, polisi yang telah mengantongi identitas sejumlah pelaku kejahatan termasuk pentolan geng kereta, juga memeriksa identitas para penumpang angkot, taksi dan betor. Saat menggelar razia di persimpangan Jln. Hasanuddin Jln. S Parman, petugas menghentikan mobil dinas plat merah jenis Kijang Innova dengan nomor polisi BK 1024 R. Ada empat pria dan satu wanita di dalam mobil dinas tersebut. Saat polisi melakukan penggeledahan, ditemukan satu botol minuman keras di dalam mobil tersebut. Insiden mengenaskan terjadi saat seorang personel Timsus Reskrim Polresta Medan yang

diperbantukan di Polsek Medan Baru berusaha menghentikan pengendara sepedamotor jenis Yamaha Mio BK 3073 ACM. Saat itu, polisi mencoba menghentikan pengendara sepedamotor yang hendak menghindari razia. Saat pengendara sepedamotor itu tancap gas, seorang polisi dari Timsus Reskrim Polresta Medan menarik bagian belakang kendaraan tersebut. Akibatnya, polisi itu terjatuh dan terseret di badan jalan hingga beberapa meter. Pada saat bersamaan, pengendara sepedamotor itu hilang keseimbangan hingga menabrak taman di Jln. S. Parman. Melihat pria itu terjatuh, polisi langsung mengamankannya. Setelah digeledah, polisi tidak menemukan narkoba atau benda-benda mencurigakan lainnya. Meski pria tersebut dibebaskan, namun polisi menahan sepedamotornya karena tidak dilengkapi surat-surat kendaraan. Di Jln. Gatot Subroto dekat bundaran Majestik, Kapolsek Medan Baru Kompol Calvijn Simanjuntak, SH, SIK, MH menangkap seorang pengendara

sepedamotor yang kedapatan membawa narkoba jenis sabusabu. Awalnya, pria yang belum diketahui identitasnya itu melintas di Jln. Gatot Subroto dengan mengendarai sepedamotor. Mendekati bundaran Majestik, tersangka yang melihat puluhan polisi sedang melakukan razia, mencoba menghindarinya. Namun berkat kesigapan petugas yang dipimpin Kompol Jean Calvijn Simanjuntak, SH, SIK, MH, tersangka berhasil diamankan. Saat dilakukan penggeledahan, ditemukan satu paket sabu-sabu di saku celananya. Untuk pengusutan lebih lanjut, tersangka bersama barang bukti satu paket sabu dan sepedamotornya diamankan. Kapolsek Medan Baru Kompol Jean Calvijn Simanjuntak, SH, SIK, MH didampingi Kanit Reskrim AKP Andik Eko Siswanto, SH dan Panit Reskrim Ipda Sehat Tarigan, SH mengatakan kepada Waspada, dari razia yang digelar di empat lokasi, polisi telah mengamankan 102 sepedamotor karena pengendara-

Diduga Terlibat Aksi Brutal Geng Kereta

Dua Pelajar SMK Ditangkap MEDAN (Waspada): Tim Khusus Reskrim Polsek Medan Baru menangkap dua pelajar SMK yang diduga terlibat dalam aksi brutal geng kereta. Mereka ditangkap dalam dalam penyergapan di Jln. Mongonsidi, Minggu (4/11) dinihari pukul 04:00. Kedua tersangka yakni MJ, 16 dan RDS, 16, keduanya penduduk Lau Dendang, Kecamatan Percut Seituan, Kabupaten Deliserdang. Selain mengamankan kedua tersangka, polisi menyita satu sepedamotor yang digunakan mereka. Informasi diperoleh Waspada di lapangan, penangkapan itu bermula ketika timsus yang

dipimpin Panit Reskrim Polsek Medan Ipda Sehat Tarigan, SH melakukan patroli di kawasan Jln. Iskandarmuda, Jln. Gajahmada, Jln. S. Parman, Jln. Patimura, Jln. Darussalam, Jln. Abdullah Lubis, Jln. SeiWampu, Jln. KH Wahid Hasyim. Saat melintas di Jln. Mongonsidi, polisi melihat sekumpulan warga yang menanti gerombolan geng kereta melintas di kawasan tersebut. Setelah menenangkan massa dan meminta mereka kembali ke rumah masing-masing, polisi mulai meningkatkan kewaspadaan. “Jangan main hakim sendiri. Biarkan polisi

yang menanganinya,” ujar polisi. Ketika massa hendak membubarkan diri, tiba-tiba dua tersangka melintas di lokasi dan ‘menggeber’ sepedamotornya dengan tujuan memancing kemarahan warga. Sedangkan puluhan remaja lainnya mengendarai sepedamotor mengikuti kedua tersangka dari belakang. Melihat aksi tersebut, polisi langsung menangkap kedua tersangka. Menyadari polisi sudah berada di lokasi, rekanrekan tersangka yang diduga anggota geng kereta segera tancap gas melarikan diri. Kapolsek Medan Baru Kompol Jean Calvijn Simanjuntak,

SH, SIK, MH didampingi Panit Reskrim Ipda Sehat Tarigan, SH mengatakan, dua remaja diduga anggota geng kereta itu masih menjalani pemeriksaan. Usai menjalani pemeriksaan, tersangka yang ditanya Waspada mengaku bukan anggota geng kereta. Mereka hanya sekadar jalan-jalan dengan mengendarai sepedamotor. Setibanya di Jln. Mongonsidi, massa sudah berkumpul dipinggir jalan. Beruntung polisi sudah berada di lokasi. “Kalau polisi terlambat datang, mungkin kami sudah babak belur dihajar massa,” kata tersangka MJ kepada Waspada. (m36)

Sidang Gugatan Malapraktik Tanpa Dihadiri Tergugat MEDAN (Waspada): Keluarga dan tim pengacara penggugat merasa kecewa akibat sidang lanjutan gugatan atas malapraktik yang diduga dilakukan Dr Hotma Partogi Pasaribu, SpOG, dan Pimpinan Rumah Sakit Santa Elisabeth, tidak dihadiri tergugat di Pengadilan Negeri (PN) Medan, Selasa (30/10). Pasalnya, dalam sidang lanjutan yang dipimpin majelis hakim diketuai Suhartanto dan anggota Jonny Sitohang dan Muhammad Nur, dalam agenda menerima jawaban tergugat yang diberikan secara langsung oleh pengacara tergugat I dan II JP Panjaitan tanpa dihadiri tergugat. “Padahal kita sudah menunggu sejak pukul 10:00 hingga 17:00 Wib, malah kita mendapat laporan bahwa sidang sudah dilaksanakan,” ujar tim pengacara penggugat Laden Simangunson. Menurut dia, hakim hanya memberikan jawaban dari tergugat dan sidang lanjutan akan dilaksanakan minggu depan dengan agenda reflik. Sementara majelis hakim Suhartanto ketika akan diwawancarai oleh wartawan, enggan berkomentar dan langsung menggelar sidang tindak pidana korupsi kembali. “Maaf saya ada sidang lagi yang harus dikejar, dan mungkin dapat langsung saudara mendengarkan sidang lanjutan pada minggu depan,” ujarnya. Dalam jawaban tergugat yang disampaikan tim kuasa hukum JP Panjaitan menyatakan, bahwa mereka menolak dan menyangkal dengan tegas seluruh dalil-dalil yang dikemukan oleh penggugat dalamgugatannya,terkecualiyangdiakuisecarategaspengugatdatang berobat dan menyampaikan keluhannya, setelah dilakukan pemeriksaan USG pada penggugat ditemukan adanya myoma uteri yang memerlukan tindakan medik. Dikarenakan sarana medis yang dimiliki turut tergugat tidak mendukung untuk dilakukan tindakan medik berkenaan dengan penanganan penyakit penggugat, apalagi berdasarkan hasil pemeriksaan penggugat mengalami anemia berat karena hemoglobin rendah maka tergugat merujuk penggugat ke tergugat II, namun

tergugat tidak lah pernah memberikan jaminan berupa apapun kepada penggugat sebagaimana didalilkan penggugat. Oleh karenanya tuntutan penggugat pada petitum yang menuntut turut tergugat untuk mematuhi isi putusan dalam perkara aquo haruslah ditolak. Sebelumnya, penggugat melalui pengaca-ranya Budihartono Purba dan Laden Simangunson menyatakan ringkasan kronologi bahwa pada tanggal 14 Mei 2009, penggugat berobat pada salah satu dokter yang berpraktik di Kota Pematangsiantar, kota yang sama dengan domisilinya. Dimana akibat dari malpraktik tersebut, penggugat mengalami cacat permanen, kondisi fisik terus menurun karena harus dirawat inap di rumah sakit dengan keluhan yang sama, yaitu pada ginjal : (25 Mei 2010 s/d 29 Mei 2010, 6 Sep 2011 s/d 10 Sep 2011, 10 Jan 2012 s/d 12 Jan 2012, 26 Mar 2012 s/d 29 Mar 2012, 10 Sep 2012 s/d 13 Sep 2012) dan kondisi ini tidak tahu akan terulang untuk berapa kali lagi. Disamping itu setiap satu bulan, penggugat harus melakukan kurang lebih 7 jam perjalanan dari kota domisilinya di Pematangsiantar ke Kota Medan untuk mengganti selang yang tertanam pada ginjal korban, termasuk mengganti perban penutup lubang pada pinggang kiri kanan setiap tiga hari yang terpaksa dilakukan sendiri dengan dibantu keluarga. “Dengan demikian majelis hakim dapat mengabulkan gugatan untuk keseluruhannya dimana kerugian moril/immaterial sebesar Rp5 miliar, dan kerugian materil yang telah dikeluarkan sejak 2009 hingga 2012 mencapai Rp248.360.524; dan kerugian material yang akan dikeluarkan mulai 2012 pada Juli hingga Desember 2013 sampai 2033 sebesar Rp4.772.940.000 yang jumlahnya Rp5.021.300.524 secara tanggung renteng,” ujarnya. Untuk itu, lanjutnya, tergugat I dan II harus membayar keseluruhannya dari kerugian moril/immaterial sebesar Rp10,021 miliar. (m38)

nya tidak bisa memperlihatkan dokumen kendaraan. “Pemilik sepedamotor bisa mengambil kenderaannya dengan memperlihatkan SIM, STNK dan BPKB. Jika dalam tempo sepekan tidak diambil, maka polisi akan melakukan penyelidikan apakah kendaraan tersebut hasil kejahatan,” jelasnya. Mengenai pengendara sepedamotor yang kedapatan membawa narkoba, Calvijn

mengatakan, tersangka masih menjalani pemeriksaan. Setelah itu, polisi akan melakukan pengembangan untuk mengungkap pengedar dan bandar narkoba tersebut. Polsek Sunggal Di tempat terpisah, Kapolsek Sunggal AKP M Luther Dachi, SH didampingi Kanit Reskrim Iptu Bambang G Hutabarat, SH mengatakan, dari razia yang digelar di Jln. Gagak Hitam/Ringroad, polisi menga-

mankan 25 sepedamotor karena pengendaranya tidak bias memperlihatkan dokumen. “Razia tersebut dengan sasaran narkoba, perampokan, pencurian dan geng kereta. Tujuannya untuk menciptakan suasana Kota Medan tetap aman dan kondusif,” kata Dachi yang baru dilantik menjadi Kapolsek Sunggal menggantikan AKP Baktiar Marpaung, SH, S.Sos, M.Hum. Selain razia, kata Dachi, Pol-

sek Sunggal meningkatkan operasi hunting dan patroli guna menekan aksi kejahatan di jalan raya sebagaimana diinstruksikan Kapoldasu Irjen Pol Drs H Wisjnu Amat Sastro, SH dan Kapolresta Medan Kombes Pol H Monang Situmorang, SH, MSi. “Meski hujan gerimis, Polsek Sunggal tetap melaksanakan razia. Target utamanya yakni Kota Medan tetap aman dan kondusif,” jelas Dachi. (m36)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.