Waspada, senin 31 Oktober 2011

Page 11

Medan Metropolitan

WASPADA Senin 31 Oktober 2011

B1

Lampu Dan Alarm Peringatan Disikat Maling

Waspada/Andi Aria Tirtayasa

KARENA tidak dilengkapi pintu neng-nong, pengendara sepedamotor harus ekstra hati-hati saat melewati lintasan kereta api di Jln Padang, Kelurahan Bantan Timur, Kecamatan Medan Tembung, Minggu (30/10).

SETIAP harinya, lintasan kereta api di Jln Padang, Kelurahan Banten Timur, Kecamatan Medan Tembung, ramai dilewati warga. Maklum saja, ruas jalan yang melewati lintasan kereta api ini merupakan penghubung wilayah Kabupaten Deliserdang dan Kota Medan. Ribuan warga Perumnas Mandala di wilayah Kelurahan Kenangan Lama dan Kenangan Baru, Kecamatan Percut Seituan, Deliserdang, kerap melewati lintasan kereta api tersebut saat berangkat bekerja dan keperluan lainnya. Sebaliknya, warga dari Kecamatan Medan Tembung juga sering melewati ruas jalan tersebut. Meski tidak ada pintu pengaman (neng-nong), namun sejumlah tiang besi sengaja dipasang di tengah badan jalan, agar mobil tidak bisa melewati lintasan kereta api tersebut. Selain pejalan kaki dan pengendara sepedamotor, pengemudi beca bermotor atau penarik beca dayung juga kerap melewati lintasan kereta api ini. Akibatnya, kemacetan arus lalulintas di Jln. Padang kerap terjadi jika beca bermotor atau beca dayung tidak bisa berjalan

mulus saat melewati lintasan kereta api tersebut. Sebab, kondisi jalan yang menanjak dan terdapat lubang, sejumlah tiang penyangga di badan jalan sering membuat roda beca bermotor dan beca dayung tersangkut. Dalam kondisi seperti ini, pengendara sepedamotor harus banyak bersabar. Jika roda beca tersangkut dan membutuhkan waktu relatif lama melepaskannya, praktis arus lalulintas menjadi macet. Hal ini dimaklumi, karena setiap hari ribuan pengendara sepedamotor melintasi jalan tersebut. Kemacetan sering terlihat pada jam-jam sibuk. Pagi antara pukul 07:00 hingga 08:00 dan sore antara pukul 16:00 hingga pukul 18:00. Herman ,57, warga yang bermukim di pinggiran lintasan kereta api kawasan Jln. Padang, mengaku sudah menghuni wilayah tersebut sejak tahun 1975. Namun Herman belum pernah melihat pihak berwenang memasang pintu neng-nong di kawasan tersebut.Yang ada hanya lampu dan alarm peringatan sebagai pertanda kereta api akan melintas. Sayangnya, lampu dan alarm tersebut raib setelah

disikat maling. “Beberapa tahun lalu sudah ada dipasang lampu dan alarm. Tiba-tiba saja, lampu dan alarm tersebut hilang disikat maling,” cerita Herman kepada Waspada di kediamannya, Minggu (30/10). Padahal, tambah Herman, keberadaan lampu dan alarm tersebut sangat bermanfaat bagi pengguna jalan yang akan melewati lintasan kereta api di Jln. Padang. Apalagi kereta api melintas setiap 45 menit sekali. Saat kereta api akan melintas, maka lampu menyala dan alarm berbunyi sebagai isyarat bagi pengguna jalan agar menghentikan kendaraannya. “Sejak tiga tahun lalu, tidak ada lagi lampu dan alarm,” sebut Herman. Pada tahun 1980-an dan 1990-an, lanjut Herman, sejumlah warga di Jln. Padang sudah mengajukan permohonan pembangunan pintu nengnong dan pos penjagaan kepada pihak PT. Kereta Api Indonesia. Namun, keinginan warga tidak bisa dikabulkan, karena untuk mendirikan pos penjagaan berikut tiga personelnya membutuhkan biaya cukup besar sedangkan PT Kereta Api hanya bisa membantu menempatkan

personel saja, sedangkan biaya pembangunan pos penjagaan dan honor petugas harus dibiayai Pemkab Deliserdang atau Pemko Medan. Menurut Herman, kecelakaan di lintasan kereta api tersebut sering dialami para pengemudi betor dan penarik beca dayung. Kecelakaan tersebut disebabkan roda betor dan beca dayung tersangkut pada tiang besi penghalang jalan selama beberapa menit hingga akhirnya kereta api melintasi lokasi kejadian. “Penarik betor sering menjadi korban dan tersambar kereta api. Mereka hanya pasrah melihat betornya terseret sampai puluhan meter,” sebut Herman lagi. Sementara itu, Fauzi, 30, warga Perumnas Mandala mengatakan, sedikitnya dalam dua tahun terakhir ada dua orang yang tewas tersambar kereta api. Korban terakhir diketahui warga Perumnas Mandala yang sudah bertahun-tahun sakit. Beberapa tahun sebelumnya, lanjut Fauzi, ada juga seorang pria yang tewas tersambar kereta api dan diduga karena mabuk. “Pria tersebut berjalan sempoyongan di lintasan ter-

sebut seorang diri dan tewas ditabrak rangkaian kereta api,” jelas Fauzi. Fauzi juga mengharapkan agar pihak PT Kereta Api segera memasang pintu neng nong di kawasan tersebut sekaligus pembangunan pos penjagaan dilengkapi personelnya. Sebab, pemasangan sejumlah tiang besi saja tidak cukup untuk mencegah terjadinya kecelakaan. “Bila pintu neng-nong sudah dipasang, risiko kecelakaan bisa diminimalisir. Apalagi setiap hari ribuan orang melintas di sini,” tambah Fauzi yang mengaku sering melewati lintasan kereta api tersebut. Setelah lampu dan alarm hilang, menurut Fauzi, warga setempat terpaksa memberikan aba-aba kepada pengguna jalan bahwa ada kereta api yang akan melintas, baik siang atau malam. “Seharusnya pihak PT KAI pantas memberi perhatian kepada warga yang telah membantu kelancaran perjalanan kereta api dengan memberi abaaba kepada pengguna jalan,” ujar Fauzi. (h04)

257 Perlintasan KA Di Sumut Tidak Dijaga MEDAN (Waspada): Sedikitnya 257 perlintasan kereta api di wilayah Sumatera Utara tidak memiliki pintu pengaman (pintu nengnong) dan tidak dijaga petugas khusus. Di lokasi itu hanya dipasang rambu-rambu lalulintas agar pengguna jalan lebih berhati-hati saat melewati lintasan kereta api tersebut. “371 Pintu perlintasan KA dijaga petugas gabungan dari Pemda setempat, PT. KAI Divre I dan lainnya. Sedangkan 98 pintu perlintasan hanya dijaga petugas PT. KAI,” kata Humas PT KAI Divre I Sumut Asri kepada Waspada melalui telefon, Minggu (30/10). Menurut Asri, dalam Peraturan Pemerintah melalui Menteri Perhubungan disebutkan, jika Pemda membangun ruas jalan yang melewati lintasan kereta api, maka Pemda berkewajiban menugaskan aparatnya menjaga perlintasan kereta api tersebut. Pihak manajemen PT. KAI

Divre I Sumut juga mengimbau masyarakat terutama pengemudi kendaraan bermotor agar mentaati rambu-rambu lalulintas dan peraturan yang berlaku. Berhati-hatilah saat melewati perlintasan KA agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Padahal sudah ada peraturan berlalulintas, namun masih ada pengemudi kendaraan bermotor yang terkesan lalai saat melewati lintasan kereta api. Misalnya, PP No.56 tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian Pasal 75 yakni Perpotongan jalur KA yang dibuat tidak sebidang. Kemudian, Pasal 78 yakni Untuk melindungi

Anggota MAPPI Harus Tingkatkan Profesionalisme MEDAN (Waspada): Masyarakat Profesi Penilai Indonesia (MAPPI) menggelar HUT ke-30 dengan tema nasional “Membangun Penilai Profesional Yang Beretika,” yang dimeriahkan dengan menggelar bakti sosial ke Panti Asuhan Alwashliyah Jl. Karya Jaya, Gedung Johor, baru-baru ini. HUT MAPPI yang berdiri sejak 20 Oktober 1981 ini dilaksanakan Pengurus Daerah (PD) MAPPI Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) bekerjasama dengan Forum Kantor Jasa Penilai Publik (FKJPP) Sumut - Aceh. Dengan usia yang cukup tua ini, anggota MAPPI dituntut mampu meningkatkan profesionalisme. “Ke depan, tantangan semakin berat, untuk itu seluruh anggota MAPPI harus meningkatkan profesionalisme dan juga menjunjung tinggi etika dalam menjalankan profesi sebagai penilai,” kata Ketua FKJPP MAPPI Sumut-Aceh Ir Hilal Rasyad, MSc, didampingi Ketua Bidang Organisasi dan Hubungan Antarlembaga MAPPI Sumbagut Ir Irwan Bahri dan Ketua Panitia HUT ke-30 MAPPI Suherwin, di Medan Senin (24/10). Hilal Rasyad menjelaskan, dalam memeriahkan HUT MAPPI itu, diawali dengan Pendidikan Dasar Penilaian (PDP I Properti) mulai 10 - 17 Oktober 2011 di Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik USU yang diikuti 26 peserta berasal dari beberapa KJPP di Medan dan dari instansi pemerintahan dengan koordinator Dr. Khaira Amalia selaku Ketua Bidang Pendidikan MAPPI Sumbagut. Sementara itu, dalam kegiatan bakti sosial ke Panti Asuhan Alwasliyah, MAPPI memberikan bantuan sembako serta makan siang bersama dengan 127 anak-anak panti asuhan, dengan Koordinator Pelaksana Kgs Jefri, ST. Turut hadir pada Baksos seluruh PD MAPPI Sumbagut, di antaranya Ketua Ir Safrida, Sekum Ir Taslim Alamria, Bendahara Linda Lubis dan Dwi Indriati serta Pengurus FKJPP Ir Sugeng Priyatno, Ir Rinaldi Rangkuti, Dra Junita Iriani Tampubolon. (m41)

Dua Maling Tabung Gas Dihajar Massa BELAWAN (Waspada): Dua maling tabung gas 3 kg dihajar massa karena kepergok saat menjalankan aksinya di Jalan KMYos Sudarso, Kel. Martubung, Kec, Medan Labuhan, Jumat (28/10). Selanjutnya kedua tersangka RB, 23, dan JM, 25, warga Lorong Gereja, Komplek Yuka, Kel. Tangkahan, dalam kondisi babak belur diserahkan ke Polsek Medan Labuhan. Keterangan dari lapangan menyebutkan, kejadian berawal saat mobil pengangkut tabung gas 3 kg membongkar muatannya di depan grosir milik Acui, 40. Dengan mengendarai sepedamotor Yamaha Vega BK 4275 UW, kedua tersangka datang menghampiri mobil tersebut dan langsung mengambil tiga tabung gas. Ternyata aksi kedua tersangka di ketahui korban dan langsung berteriak maling. Mendengar terikan itu, tersangka berusaha kabur, namun warga yang berada di lokasi menangkap dan menghajarnya hingga babak belur. Petugas Polsek Medan Labuhan yang tiba di lokasi untuk mengamankan kedua tersangka dari amuk massa terpaksa melakukan tembakan ke udara. Selanjutnya tersangka diboyong ke Mapolsek Medan Labuhan dalam keadaan babak belur. Kanit Reskrim Polsekta Medan Labuhan AKP Oktavianus mengatakan, aksi kedua tersangka terbilang nekad karena berani mencuri di pinggir jalan yang ramai. “Kedua tersangka tetap kita proses untuk dimintai pertanggungjawaban,” katanya. (h03)

keselamatan dan kelancaran pengoperasian KA pada perpotongan sebidang, pengguna jalan wajib mendahulukan perjalanan KA. Di tempat terpisah, Kepala Dinas Perhubungan Kota Medan Armansyah Lubis mengatakan tidak ada kewajiban pihaknya untuk menjaga perlintasan KA. Dishub juga tidak pernah menerima surat dari PT KAI untuk menempatkan petugasnya di lintasan-lintasan KA yang ada di Kota Medan. “Tidak ada kewajiban kita menjaga perlintasan KA. Surat dari mereka (PT KAI) juga tidak pernah sampai pada kita untuk menempatkan petugas di perlintasan KA. Jadi, mana mungkin kita tempatkan petugas di perlintasan tersebut,” katanya. Sementara itu, di wilayah hukum Polsek Percut Seituan hanya terdapat satu lokasi perlintasan kereta api yang tidak dilengkapi pintu neng-nong atau pos penjagaan sehingga rawan kecelakaan yakni di Jln. Padang, Kecamatan Medan Tembung. Sedangkan perlintasan yang dilengkapi pintu neng-nong berada di Jln. Pasar VII simpang Jodoh, Tembung, Kecamatan Percut Seituan dan Jln. Mandala Bypass.

Kanit Reskrim Polsek Percut Seituan AKP Faidir Chaniago menjelaskan, pihaknya mengimbau agar warga yang melintas di Jln. Padang harus ekstra hatihati karena di kawasan tersebut tidak memiliki alat pengaman saat kereta api melintas, terutama pada malam hari. “Masyarakat yang mengendarai sepedamotor harus hati-hati agar terhindar dari kecelakaan di perlintasan kereta api itu,” ujar AKP Faidir Chaniago. Sedangkan di wilayah hukum Polsek Medan Timur dan Medan Barat terdapat satu lokasi tanpa pintu neng-nong yakni jalan setapak yang menghubungkan Jln. Ampera dan Jln Yos Sudarso. Sementara di wilayah hukum Polsek Medan Area dilaporkan secara keseluruhan memiliki pintu nengnong dan pos penjagaan. Di wilayah hukum Polsek Sunggal dilaporkan sebanyak 14 lokasi lintasan kereta api yang tidak dilengkapi pintu nengnong. Secara rinci, dua lokasi di Desa Serbajadi, satu lokasi di kawasan Banjaran, satu lokasi di Payabakung, dua lokasi di kawasan Bintang Terang, satu lokasi di Gang Gembira, satu lokasi di Jln. Setia, dua lokasi di kawasan Sei Semayang dan satu lokasi

kawasan Kampung Lalang. Kapolsek Sunggal AKP M. Budi Hendrawan, SH, SIK mengatakan, jalan umum yang melewati lintasan kereta api seharusnya dilengkapi pintu neng-nong. Sampai sejauh ini, pihak PT KAI sudah memasang rambu-rambu bertuliskan “Hati2 Kereta Api Lewat”. Sementara, Kanit Binmas Polsek Sunggal AKP RE Samosir, SH, mengatakan, PT. KAI harus bekerjasama dengan Pemkab untuk memasang pintu nengnong. Samosir selaku mantan Perwira Pembina Polisi Khusus PT. KA mengatakan, banyak jalan umum yang melewati lintasan kereta api, namun tidak dilengkapi pintu neng-nong dan hanya dipasang rambu-rambu khusus. Samosir mengimbau kepada pihak yang membangun rumah dipersimpangan jalan lintasan kereta api karena dengan adanya bangunan tersebut, maka pihak pengguna jalan tidak dapat melihat jarak pandang kereta api yang akan melintas.“Kepada yang menggunakan jalan penyerbangan rel kereta api agar berhati-hari sebelum melintasi/menyeberangrelagarmelihat ke kanan dan kiri,” ujarnya. (m32/ m36/m50/h04)

AP-II Bangun 10 Bandara Baru MEDAN (Waspada): Jajaran manajemen Angkasa Pura II (AP-II) saat ini sedang membangun 10 bandar udara (bandara) di Indonesia, menyahuti pertambahan penduduk dan desakan pelaku ekonomi di tanah air. “Ke sepuluh bandara baru dari 12 bandara yang dikelola AP-II saat ini yaitu Bandara Kuala Namu Deli Serdang, di Riau, Jambi, Palembang, Bandung, Pontianak dan bandara di Tanjung Pinang,” kata Dirut AP-II Tri S. Sunoko menjawab wartawan, Jumat (28/10), seusai menyerahkan setifikat dan bantuan dana kepada delapan securiti Bandara Polonia Medan yang berprestasi menggagalkan pencurian minyak avtur pesawat, narkoba, senjata api, ular phiton, ganja, dan kuda laut kering. Dirut didampingi Direktur Operasi/Teknik AP-II Salahudin Rafi dan GM AP-II Bandara Polonia Medan Kolonel Pnb Bram

Bharoto Tjiptadi, yakin bandara baru itu selesai beberapa tahun ke depan. Tri juga berkeyakinan Bandara Kualanamu dapat beroperasi akhir tahun 2012 dan awal 2013 secara bertahap. “Tidak mungkun aset pendukung dari Bandara Polonia Medan dan operasional pindah sekaligus, namun bertahap agar tidak terkendala,” ujarnya. Begitupun, dia tidak menepis Bandara Kuala Namu masih ada kendala di lapangan terutama jalan tol yang menghubungkan ke sena belum dimulai pengerjaannya. “Pada saatnya nanti pasti akan berjalan sesuai rencana,” sebutnya. Dalam kesempatan itu Tri menilai, para securiti AP-II Bandara Polonia Medan telah berhasil menjalankan tugas demi keamanan dan kenyamanan penumpang. Kedelapan securiti yang mendapat penghargaan

antara lain Adi Saputro, Pudjiro, Muhammad Hadi Prayogi, M Sianturi, HM Gaza, Giran Wan, Herven dan Musiono. Tri S. Sunarko menjelaskan, pimpinan AP-II terus memperhatikan keberhasilan jajaran securiti di Medan. Ini suatu penghargaan tertinggi dan akan terus mendapat penghargaan dan kedudukan maksimal. Salah satu perhatian, uang pesangon diberikan empat kali lipat, tunjangan gaji diprioritaskan, ke depan pembinaan Sumber Daya Manusia (SDM) akan lebih baik. Bahkan tahun 2012 lebih dari 300 securiti APII se Indonesia akan mendapat pelatihan khusus di Jakarta. Sementara itu, GM AP-II Bandara Polonia Medan Kolonel Pnb Bram Bharoto Tjiptadi mengatakan, mendapat semacam apresiasi atas keberhasilan para securiti Bandara Polonia Medan. (m32)

Waspada/Abdullah Dadeh

DIRUT AP-II Tri S Sunoko sedang menyerahkan penghargaan kepada Herven, salah seorang securiti terbaik AP-II Bandara Polonia Medan, dalam upacara khusus, Jumat.

Waspada/Ismanto Ismail

MOBIL angkot melewati lintasan kereta api di Jln. Stasiun, Desa Lalang, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deliserdang yang tidak dilengkapi pintu neng-nong, Minggu (30/10) sore.

Perlu Perda Pertahankan Komoditas Unggulan MEDAN (Waspada): Perlu kebijakan atau peraturan daerah untuk mempertahankan komoditas unggulan Sumut yang berorientasi ekspor. Selain itu, perlu sedini mungkin untuk lebih diintensifkan upaya mengidentifikasi komoditas tersebut untuk dikembangkan berdasarkan konsistensi daya saing yang dimiliki sesuai pangsa pasar dan keunggulan komparatif per komoditas. “Ini dilakukan untuk peningkatan pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Sebab, dalam konteks kemajuan ekonomi daerah yang bertumpu kepada peningkatan investasi ini, maka kebijakan pemerintah haruslah diarahkan kepada penciptaan iklim investasi yang kondusif dan didorong oleh peraturan dan perundangan yang jelas,” kata Dosen Fakultas Ekonomi dan Pascasarjana USU Prof. Dr. Lic. Rer. reg. Sirojuzilam, SE saat Diskusi Pakar Membangun Sumut yang diadakan Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Sumut di Hotel Garuda Plaza Medan, Sabtu (29/10). Dia juga menjelaskan, peningkatan terhadap pendapatan perkapita dan kesejahteraan masyarakat yang mengacu kepada peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) harus dilakukan secara menyeluruh dan melibatkan banyak orang. “Mengurangi tingkat pengangguran dengan melakukan peningkatan terhadap penyediaan lapangan kerja seluas-luasnya,

caranya meningkatkan imbalan balas jasa yang diterima masyarakat serta peningkatan daya beli dalam rangka mengurangi kesenjangan, kemiskinan absolute, dan ketimpangan antar wilayah,” tuturnya. Disarankannya, saat ini sudah sedemikian penting untuk dilakukannya kerjasama anggaran (joint budget) antar pemerintah daerah melalui koordinasi provinsi, terutama bagi wilayah yang memiliki program dan aktifitas pembangunan yang sama dan letaknya berdekatan. Sementara itu, Ketua ICMI Sumut Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA yang juga sebagai pembicara dalam diskusi itu mengungkapkan, Sumut sudah harus berhati-hati dalam melaksanakan pembangunan, karena beberapa fenomena yang terjadi dan dialami masyarakat sudah muncul kepermukaan. Adapun fenomena-fenomena itu yakni, rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat secara rata-rata, banyaknya pengangguran, anak putus sekolah, derajad kesehatan yang rendah, kriminalitas yang relatif tinggi, kesenjangan pembangunan antara wilayah Pantai Timur dan Pantai Barat dan antara kota dan pedesaan, jumlah peraturan daerah yang bemasalah masih cukup tinggi dan sebagainya. “Anggaplah kondisi riil yang terjadi saat ini merupakan Early Warning bagi pembangunan dan kehidupan masyarakat di Sumut,” katanya. (h02)

Disbudpar Latih Sopir Taksi Sadar Wisata MEDAN (Waspada): Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Medan mulai menggalakkan sapta pesona dan sadar wisata. Terutama bagi tenaga kerja yang langsung berinteraksi dengan para wisatawan seperti sopir taksi. Dengan begitu diharapkan ke depan mereka dapat memberikan pelayanan yang prima kepada wisatawan baik asing maupun nusantara. Sosialisasi dan pelatihan sapta pesona dan sadar wisata kepada sopir taksi di Medan mulai sejak 24-29 Oktober 2011. Kadis Pariwista Kota Medan Busral Manan menyebutkan, kegiatan yang bertema ‘Meningkatkan peran serta masyarakat untuk mengembangkan pariwisata dalam rangka mensukseskan Visit Medan Year 2012’ ini bertujuan agar para sopir taksi mendapatkan pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan keparawisataan, sehingga pelayanan yang diberikan menjadi maksimal kepada wisatawan baik mancanegara maupun nusantara. “Bagaimanapun juga kesan yang baik akan menjadi kenangan yang tidak terlupakan bagi wisatawan yang berkunjung ke Medan, sehingga akhirnya memutuskan untuk datang kembali ke Medan. Apalagi, para sopir taksi merupakan orang yang pertama kali bertemu dengan wisatawan,” ujar Busral di sela-sela penutupan sosialisasi, Sabtu (29/10). Dikatakannya, sosialisasi ini merupakan wujud nyata dan kepedulian Pemko Medan untuk meningkatkan kompetensi sumber daya pariwisata dalam rangka menjadikan Medan

sebagai tujuan wisata dan mempromosikan Visit Medan Year 2012. Diharapkan para peserta dapat mengaplikasikan sadar wisata dan sapta pesona dalam tugas sehari-hari. “Pesan kami peserta senantiasa dapat meningkatkan pengetahuannya dengan banyak membaca dan mencari informasi sehingga pengetahuan tetap up to date,” sebutnya. Ketua Panitia Pelaksana, Arfan Harahap yang juga Kabid Objek dan Daya TarikWisata mengatakan, sopir taksi selama ini merupakan ujung tombak yang langsung berinteraksi dengan wisatawan sehingga ke depan diharapkan dapat membawa misi Visit Medan Year 2012. Kegiatan ini, diikuti sebanyak 75 sopir taksi yang bertugas di Bandara Polonia, hotel, restoran juga di pusat-pusat perbelanjaan dan objek-objek wisata di Medan. Narasumber kegiatan ini berasal dari praktisi pariwisata di Medan Basri, Kasatlantas Polresta Medan Kompol I Made Ari, staf pengajar Akpar Negeri Medan Muhamad Hirsan Hanafi juga staf pengajar Universitas Al Wasliyah Medan Ismed Batubara. Materi yang diberikan kepada para sopir taksi ini meliputi sapta pesona dan sadar wisata, peraturan dan perundang-undangan dan perlalulintasan, pariwisata dan peningkatan ekonomi masyarakat juga etika berkomunikasi. “Dalam sosialisasi sekaligus pelatihan ini juga diberikan pelatihan bahasa Inggris secara sederhana, seperti greeting (mengucapkan terima kasih, dan sebagainya), juga percakapan bahasa Inggris yang sederhana, sehingga para sopir sudah terbiasa untuk berkomunikasi dengan turis asing,” katanya. (m50)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.