Waspada, Senin 28 Desember 2009

Page 3

2

Berita Utama

WASPADA Senin 28 Desember 2009

Peneror AS Putra ...

Ribuan Rumah Terendam ...

pers mengenai masalah itu pada hari Senin. Saya telah dipanggil oleh keamanan Nigeria dan saya sedang dalam perjalanan saya ke Abuja untuk menjawab panggilan itu,” ia menjelaskan. Ia menyatakan ia baru saja meninggalkan kotanya Funtua di negara bagian Katsina ke ibukota Nigeria. Nigeria Sabtu telah memerintahkan penyelidikan tingkat tinggi setelah upaya gagal seorang pemuda Nigeria untuk meledakkan pesawat AS ketika pesawat itu siap untuk mendarat di Detroit Jumat, kata peryataan pemerintah. Tidak Diberi Visa Inggris Pria Nigeria yang mengenyam pendidikan di London dan didakwa berusaha meledakkan satu pesawat AS dilarang kembali ke Inggris awal tahun ini, satu sumber pemerintah mengkonfirmasi. Umar Farouk Abdulmutallab, 23, diduga kuliah di bidang rekayasa mekanis di University College London (UCL) antara 2005 dan 2008 dan, menurut satu laporan surat kabar, berusaha kembali ke Inggris pada Mei. Menurut laporan The Sunday Times Sabtu (26/12), yang dikonfirmasi oleh satu sumber pemerintah, Badan Perbatasan Inggris telah menolak memberi visa kepada Abdulmutallab untuk masa enam bulan karena kepentingan perguruan tinggi itu dianggap palsu. “Dia tak diberi izin masuk dengan alasan bahwa dia mengajukan permohonan untuk kuliah di satu lembada pendidikan yang kami pandang tidak asli,” kata seorang pejabat pemerintah kepada suratkabar itu. Mulai diadili Tersangka teroris yang pada Jumat diduga akan meledakkan pesawat Northwest Airlines menjelang pendaratan di Detroit, Amerika Serikat, mulai diadili. Si tersangka berkebangsaan Nigeria kelahiran 22 Desember 1986 itu pada Sabtu di Pengadilan Distrik Timur Michigan dikenai dua dakwaan. Yang pertama adalah atas tindakannya mencoba meledakkan pesawat Northwest Airlines ketika pesawat yang sedang membawa 279 penumpang itu hendak mendarat di Bandara Detroit Metropolitan.Dia juga didakwa menempatkan bahan peledak di pesawat. Menurut pernyataan tertulis pengadilan, Umar Faruk mengikatkan bahan peledak itu ke tubuhnya. Ketika pesawat dengan nomor penerbangan 253 yang berangkat dari Amsterdam, Belanda, itu akan mendarat di Detroit Metropolitan Airport, Umar Faruk mulai mengoperasikan alat peledak itu hingga mengeluarkan api dan ledakan. Menurut pernyataan, Biro Investigasi Federal AS (FBI) dalam hasil penyelidikan awalnya menemukan bahwa alat yang dibawa Umar Faruk mengandung sebuah unsur yang disebut PETN atau ‘pentaerythritol’, yaitu peledak berdaya tinggi. Agen-agen FBI juga dilaporkan menemukan serpihan yang diduga sebagai sisa-sisa semprotan di sekitar tempat duduk Umar Faruk. Serpihan itu diyakini merupakan bagian dari alat peledak. Menurut catatan pengadilan, Umar Faruk naik pesawat Northwest Airlines 253 di Amsterdam. Pesawat tersebut membawa 279 penumpang dan 11 awak. Dalam upayanya meledakkan pesawat, Umar Faruk berhasil diringkus dan dilumpuhkan oleh beberapa penumpang serta awak pesawat. Setelah mendarat, dia diamankan oleh para petugas dari Customs dan Border Protection (CBP) dan karena mengalami luka-luka, ia kemudian dibawa ke Pusat Medis Universitas Michigan.

itu terjadi. Tak dipungkiri, selama ini peme-rintah telah berupaya menormalisasi sejumlah sungai, namun upaya itu dianggap belum efektif. Syarifuddin, Camat Matang Kuli, ketika dikonfirmasi Waspada, Minggu (27/12) via telefon membenarkan di Kecamatan Matang Kuli, telah terjadi banjir. Peristiwa itu terjadi dari pukul 05.00 pagi, akibat hujan deras. Banjir juga telah menggenangi rumah warga yang jumlahnya diperkirakan mencapai 3000-an kepala keluarga (KK) di 18 desa. Sampai berita ini diturunkan, para warga sibuk menyelamatkan diri dan harta benda masing-masing ke daerah paling aman. “Data akurat kita belum punya, karena masih dalam pendataan. Tapi, secara kasar, ada sekitar 3000an KK yang mengalami meusibah ini. Kepada seluruh geusyik sudah kita intruksikan untuk mengumpulkan warganya di meunasah masing-masing,” katanya. Menjawab Waspada, Syarifuddin mengatakan, dia tidak mampu memperkirakan berapa hari air bertahan di perkampungan warga. Nam un, pengalaman tahun lalu, ada yang dua hari dan bahkan mencapai satu minggu. Air Bah Terjang 72 Persen Sp Kramat Air bah menerjang 72 persen dari jumlah 16 gampong (desa) di Kec. Simpang (Sp) Kramat, Aceh Utara, Minggu (27/12) dini hari. Luapan air krueng dayah sekonyong-konyong merambah pemukiman penduduk di kecamatan pedalaman ini, sehingga penduduk mendadak sontak dan kucar-kacir berusaha menyelamatkan diri di malam buta, Minggu, dini hari, kemarin, jelas camat setempat, Ilyas, S Sos kepada Waspada, Minggu kemarin. “Seluruh benih padi yang sudah ditabur petani di bedengan persemaian sawah Desa Paya Leupah dan Desa Paya Teungoh tersapu bersih oleh air bah. Belasan kilometer jalan strategis di kecamatan ini hancur, puluhan rumah rusak berat, sedang dan ringan serta ribuan ekor ternak masyarakat mati,” jelas Ilyas melaporkan kepada Waspada via telefon selular dari lokasi musibah. Antara desa-desa yang terkena bencana berat, masing-masing Desa Keude Sp-IV, Mns Dayah, Mns Teungoh, Mns Baroh, Mns Mancang, Paya Leupah dan Desa Paya Teungoh. “Saya sekarang sedang menuju wilayah pedalaman yang kemungkinan juga ikut mengalami bencana semalam. Minimal 13 desa (72 persen) dari jumlah 16 desa di kecamatan ini, positif terkena bencana air bah,” ujarnya. Apa yang disampaikan camat Sp Krmat, diakui Sekretaris Search and Rescue (SAR) Aceh Utara, Hasbullah Ali yang ikut mengevakuasi penduduk, Minggu dini hari kemarin. “Ratusan penduduk sudah berhasil dievakuasi tim kami (SAR-Aceh Utara) ke meunasah-meunasah, (surau) dan tempat tinggi lainnya, sehingga dalam bencana air bah ini tidak ada korban jiwa,” katanya. Hasbullah Ali mensinyalir, bencana air bah yang melanda Kec Sp Kramat, Aceh Utara, merupakan air kiriman dari Kabupaten Bener Meriah, wilayah gunung (tengah) Provinsi Aceh, akibat hujan deras melanda kawasan pegunungan itu sejak pk. 11.00 – pk 17.00, Sabtu (26/12). Air mengalir lewat beberapa anak sungai, berikut mengantar bencana ke Aceh Utara yang elevasi datarannya lebih rendah. “Tim SAR sejak pk 01.00 – pk.06.00 Minggu, terkonsentrasi di lokasi bencana Kec. Sp. Krmat, kendati satu regu tetap stand by bersama tim ‘scub’ (penyelam) di arena North Aceh Expo (NAE) III/2009, pada area Pelabuhan Umum Krueng Geukueh, dalam keadaan siaga memback-up kegiatan di pameran itu,” lanjut Sekretaris SAR Aceh Utara. Dari hasil pengamatan Hasbullah Ali (Sekretaris SAR) ini, eskalasi air bah di Kec. Sp Kramat, Minggu kemarin, nyaris sama (setara) bencana yang dialami Kabupaten Pidie Jaya, Sabtu (19/12) pekan lalu. Minggu siang kemarin, air bah yang diperkirakan mencapai puncak 1,5 meter di Kec Simpang Kramat, berpindah ke kecamatan tetangga (Kec Matangkuli) yang hasil liputannya juga Waspada turunkan dalam format berita banjir di Kec. Matangkuli. Terancam Gagal Panen Sementara di Kecamatan Blang Mangat, Lhokseumawe, banjir telah menenggelamkan sedikitnya 200 Ha tanaman padi yang mulai berbuah. Para warga, memperkirakan, ke-200 Ha tanaman padi itu akan mengalami gagal panen. “Kami yakin, padi-padi ini akan gagal panen dan padi-padi ini akan mengalami puso akibat direndam banjir,” sebut Rasyidin, 40, warga Desa Hasan Kareung, Kec. Blang Mangat, Kota Lhokseumawe. Kata Rasyidin, beberapa desa lainnya yang mengalami banjir yakni Meunasah Blang, Rayeuk Kareung, Kumbang, dan Desa Mesjid,. Banjir yang dialami warga enam desa itu disebabkan saluran pembuang terlalu kecil. “Pemerintah tahu penyebab banjir di sini. Tapi mereka tidak peduli. Setiap banjir, mereka datang, bawa mi instant, telur dan lainnya untuk warga. Kami tidak butuh itu, yang kami butuhkan penaganan banjir secara permanent. Setiap akhir tahun, rumah-rumah kami digenangi banjir sampai lutut orang dewasa,” katanya. Pantauan Waspada, jalan sepanjang 4.440 meter dari Keude Punteut tembus SP. Cot Matahe rusak parah. Beberapa titik putus akibat digenangi banjir. Para warga yang melintas di jalan itu mengalami kesulitan, takut terjebak lubang. Sampai berita ini diturunkan, belum ada warga yang mengungsi. Ribuan Jiwa Mengungsi Ribuan jiwa warga Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh, terpaksa mengungsi karena rumah mereka dilanda banjir bandang sejak Sabtu (26/12) malam. Kasie Kebencanaan Dinas Sosial Provinsi Aceh Syahbuddin di Banda Aceh Minggu kemarin menyatakan, sedikitnya 707 keluarga atau 2.597 jiwa dari tiga kecamatan di Aceh Utara mengungsi sejak Sabtu malam. Tim SAR yang didukung relawan PMI dan RAPI dengan menggunakan truk memasuki kawasan pedesaan yang dilanda banjir untuk mengevakuasi warga.(cmun/b17/b10/ant)

Tanggul Krueng Pase ... pagi itu, mereka bersama-sama menghalangi luapan dengan memasang karung berisikan tanah. Pasca jebolnya tanggul sekitar pertengan 2008, Pemerintah Aceh telah memperbaikinya melalui dana provinsi. Namun pembangunanya terlalu rendah, sehingga mereka merasa cemas. “Ketika volume air sungai tinggi, air meluap ke desa kami,” ujar Maimun, 32, sambil memasang karung berisikan tanah. Dia bersama ratusan warga lainnya berusaha menghalagi air sungai mulai merembes melalui tanggul. Tanggul baru tersebut lebih rendak sekitar dua meter dari tanggul dasar, akibatnya warga mempertanyakan spek sebenarnya dari proyek tersebut. Dedi, 35, warga lainnya mengharapkan pihak kontraktor segera menyempurnakan tanggul yang masih mengancam pemukiman masyarakat. Karena pihaknya tidak tahu harus mengadu kemana, sehingga spesifikasi tanggul tidak diketahui. “Kalau speknya rendah kita harapkan pemerintah daerah segera menambah tingginya, sehingga bencada jebol seperti tahun lalu tidak terulangi,” pinta Dedi. (b17)

Indonesia Siapkan ... mengorganisir umat untuk menyampaikan bersama-sama semacam petisi ke pemerintah Swiss agar tidak menjalankan polling tersebut lagi. Petisi ini juga akan kami sampaikan ke PBB,” ujar Mahyudin. Sebelum resmi membuat petisi bersama, Deplu dan LPIL bersama dengan beberapa organisasi masyarakat (ormas) Islam dari seluruh wilayah Indonesia, antara lain Majelis Ulama Indonesia, Dewan Dakwah Islamiah, dan Majelis Az-Zikra, terlebih dulu membuat pernyataan penolakan bersama yang dibacakan dalam seminar LPIL di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, hari ini.(kps)

Fokuskan Rumah Duafa ... rumah-rumah kaum zuafa terus berlanjut. Demikian juga BRR dan deputy bidang perumahan yang belum menyelesaikan tugasnya harus menjadi tanggung jawab mereka. Marzuki yang juga Ketua DPP Ormas MKGR menilai, menurut informasi dia peroleh masih banyak kaum duafa di Aceh dan Nias belum memperoleh rumah bantuan pemerintah. “Kalau korban tsunami seperti di Bireuen, Aceh Utara dan daerah lainnya bisa mencapai ratusan orang, namun kalau digabung dengan korban gempa bisa mencapai angka ribuan orang,” ujarnya. Menyinggung kenapa dia menjadi fokus pada masalah rumah, Marzuki Daud yang juga anggota Forum Bersama (Forbes) anggota DPR RI asal Aceh menegaskan, di manapun negara-negara di dunia, dinilai pemerintahnya berhasil kalau masyarakat mempunyai rumah layak tinggal. “Saya pikir tidak hanya rumah yang diperlukan masyarakat seperti Aceh, namun insprastruktur seperti jalan dan jembatan, irigasi, pertanian serta pemberdayaan perikanan sangat diperlukan,” jelasnya. “Warga tidak ingin lagi kegiatan-kegiatan seremonial menghabiskan uang negara di zaman reformasi. Kalau doa untuk para korban tsunami kan lebih baik dilaksanakan di masjid-masjid seluruh Aceh,” demikian Marzuki Daud. (m32)

Dosa Syirik ... Mekkah menyekutukan Allah dengan berhala. Bukan hanya yang disebut dalam Al-Quran, Agama-agama non-Samawy juga menyekutukan Allah dengan berbagai benda. Agama Islam sangat anti kesyirikan, maka dalam syahadat Islam digarisbawahi bahwa “Tidaka ada tuhan selain Allah, dan Nabi Muhammad utusan Allah. Dalam shalat orang Islam juga diikrarkan; Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanya untuk Allah pemilik sekalian alam. Dalam surat al-Fatihah ditegaskan, “Kepadamu ya Allah Kami sembah dan kepadamu kami minta tolong”, tak ada selainnya. Dalam Islam tidak perlu meminta pertolongan kepada selain-Nya. Maka seorang ahli hikmah Lukman al-Hakim mengingatkan anaknya supaya tidak mensyarikatkan Allah, sesungguhnya mensyarikatkan Allah itu kezaliman yang besar. Kadang-kadang ada sebagian penganut Islam yang masih terpengaruh dengan agama nenek moyang mereka. Misalnya mensyarikatkan Allah dalam peringatan hari-hari tertentu, sebagaimana kita lihat di televisi, ada yang melarung kepala kerbau ke laut, membuang sial ke sungai, memberi sesajian dalam kawah gunung, dan sebagainya. Semua itu harus mendapat dakwah kepada mereka agar meninggalkan adapt-adat yang menjurus kepada syirik tersebut. Aqidah yang bersih akan membawa kemenangan sejati, membahagiakan perasaan, menenangkan hati, menambah keberanian, memerdekakan jiwa, dan merasa agama mudah diamalkan. Sebaliknya aqidah yang kotor (bercampur syirik) membuat kegelisahan jiwa, menggalaukan hati, merasa sempit dan terjajah nurani, agama sangat memberatkan sehingga sering diabaikan. Mari kita bersihakan aqidah dan menjauhkan syirik.

Waspada/Maimun Asnawi

BANJIR: Para warga kesulitan melintasi jalan tergenang banjir di Desa Rayeuk Kuta, Kec. Tanah Luas, Aceh Utara, Minggu (27/12). Banjir kemarin telah merendam 18 desa di kabupaten itu.

Puluhan Kades Kantongi SK Kadaluarsa IDI, Aceh Timur (Waspada): Sedikitnya 25 dari 45 Kepala Desa (Kades)—geuchik gampong— dalam Kecamatan Darul Aman— Idi Cut, Kab. Aceh Timur, Provinsi Aceh, hanya mengantongi Surat Keputusan (SK) kadaluarsa. Tak hanya geuchik, namun tiga dari empat kepala mukim—imum mukim—juga mengalami hal yang sama. Meski demikian, peran dan fungsi puluhan geuchik dan mukim yang telah kadaluarsa SK-nya itu, tetap sebagaimana geuchik yang memiliki SK defenitif. Anehnya lagi, SK yang telah kadaluarsa itu umurnya mencapai belasan tahun, bahkan ada yang 20 tahun lalu ketika Orde Baru (Orba). Meski menyalahi dari aturan dan undangundang yang berlaku, namun hal itu telah berjalan lama. Ke-25 Kades yang mengantongi SK

Aneh, Kenderaan Luar ... oleh oknum petugas baik di perbatasan maupun sejumlah titik lainnya lintas timur Provinsi Aceh menjadi ‘obyek pemerasan’ dengan mencari-cari alasan dan menyalahkan para pengguna mobil pribadi itu. Berdasarkan pengakuan korban, tambah mantan Ketua PWI Aceh, sebagaimana terjadi di perbatasan Langkat Tamiang pada Kamis (24/12), oknum petugas berseragam polisi pada saat memeriksa mobil disertai perlengkapan lainnya semuanya menggunakan jaket dan menutupi identitasnya sehingga tak diketahui nama-namanya. “Yang pasti kami diperiksa dan setelah kami menunjukkan surat seperti STNK serta perlengkapan lainnya tabung gas racun api itu selanjutnya dihadapkan kepada komandannya yang berada di dalam ruang pos,” ungkap Adnan NS menirukan seorang korban bernama Dahlan

8 Hari Pasca Banjir, ... mushalla), serta sekolah-sekolah yang tertimbun lumpur tebal. Ketua Dewan Pengurus Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPDKNPI) Kabupaten Pidie Jaya, Syafwan, yang menghubungi Waspada, Minggu (27/12) melaporkan, organisasi yang dipimpinnya bersama OKP lainnya melakukan pembersihan sekolah, masjid dan mushalla, yang sudah dimulai sejak 21 Desember lalu atau tepat hari ketiga pasca banjir melanda kawasan tersebut. Menurut Syafwan, untuk kelancaran bhakti sosial tersebut pihaknya mendirikan posko KNPI sekaligus menginap di sana, seperti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Bireuen, Pelajar Islam Indonesia (PII), Ikatan Mahasiswa dan Pemuda Pidie Jaya (IMPIJA), Bem IAIN Banda Aceh, Kossi. Di posko, para relawan mendirikan dapur umum, lapor Syafwan melalui telefon genggamnya kepada Waspada. Dikatakan Syafwan, hingga hari ke delapan sejak musibah banjir bandang

kadaluarsa antara lain, Desa Gampong Bagok Panah IV, Bagok Panah III, Buket Tualang, Kumuneng II dan Gampong Kumuneng III, serta sejumlah gampong lainnya. Menurut keterangan yang berkembang, masyarakat tidak memilih Kades yang lain 0jasa Kades lama cukup besar ketika konflik berkepanjangan di Aceh. “Dulu ketika ribut (Aceh berkonflik—red) dia (si-A misalnya) kita tunjuk sebagai Kades, bahkan saat itu tidak ada yang berebut jabatan Kades, kini Aceh telah damai semua orang mau jadi Kades. Apalagi gajinya agak besar, jadi untuk apa kita pilih lain!,” kata warga setempat. Rata-rata, desa yang tidak melaksanakan Pilkades, meski telah berulangkali diinstruksikan oleh pihak kecamatan banyak karena mengingat jasa Kades cukup besar saat konflik di Aceh. “Itulah orang kita, kalau sudah aman semua jadi geuchik (Kades—

red), coba dulu semua lari,” ujar Usman yang mengaku warga Idi Cut. Camat Darul Aman, Muhammad Ikbal, S.Pd, ketika dimintai keterangan, Minggu (27/12) membenarkan lebih 50 persen Kades di kecamatannya kini mengantongi SK kadaluarsa. Namun, dia mengaku sejak dia menjabat camat disana telah berulangkali disampaikan dalam Rapat Kusus (Rasus) agar dibentuk panitia Pilkades memilih Kades untuk diusulkan SK defenitif. Ikbal, putra asal Idi Cut tersebut menambahkan, kendati demikian pihaknya selama ini telah berhasil mengusulkan SK Bupati 20 Kades yang telah dipilih oleh masyaralat melalui Pilkades “Kita sedang beruapaya agar dalam waktu dekat 25 desa di Idi Cut untuk dilaksanakan Pilkades, sehingga 45 desa awal 2010 telah memiliki Kades defenitif,” tandas anak pertama almarhum H. Ishak itu. (cmad)

Siregar, warga Tapanuli Selatan. Dahlan Siregar yang berprofesi sebagai jurnalis dan Marketing salah satu harian di Riau mengaku, setelah menunjukkan STNK, SIM dan berbagai perlengkapan mobil masih juga diperiksa dan dibola-bolai hingga berakhir dengan penyelesaian rupiah. “Kami juga diancam tilang, walau semua surat SIM, STNK dan racun api tanda segi tiga lengkap setelah semuanya saya tunjukkan terakhir oknum petugas di perbatasan itu meminta surat jalan dari camat tempat domisili saya, itupun setelah dibola-bola,” tambah Alamsyah asal Krueng sabe, Aceh Barat Daya, namun selama ini menetap di Riau. Dia mengaku pulang ke Aceh selain mengunjungi sanak famili dan menziarahi anggota keluarganya yang menjadi korban tsunami. Dia mengaku lerai dengan oknum petugas polisi itu setelah memberi ‘upeti’ Rp50 ribu. “Daripada berlama-

lama karena semuanya telah saya tunjukkan, namun masih tetap diminta surat jalan dari camat akhirnya saya beri upeti Rp50 ribu, bebaslah saya,” pungkasnya kesal.. Hal serupa juga diceritakan korban Hanafi warga Aceh yang datang pulang dari Riau. Atas perbuatan memalukan ini diharapkan Kapolda dan Gubernur Aceh untuk menindaknya sebelum menimbulkan konflik baru di tengah keadaan Aceh yang kondusif, pinta Adnan NS. Dikatakannya, ikhwal ini amat ironis, Aceh sepertinya sengaja diciptakan eksklusif dan daerah ini bagaikan bukan dalam bingkai NKRI. “Buktinya kendaraan mobil yang bukan plat BL langsung diperlakukan tak senonoh,” ujar wartawan Waspada ini seraya mengingatkan qanun yang diciptakan di Aceh hendaknya dapat diterjemahkan secara lugas dan ‘beradab’ serta bermartabat di lapangan, bukan malah menjerat rakyat. (b23)

itu terjadi, masih ada sebagian rumah penduduk, masjid, mushalla dan sekolah-sekolah diselimuti lumpur tebal. Bahkan hampir semua perabotan rumah tangga dan mobiler sekolah terlihat masih kotor dan dibiarkan berjejer di luar rumah dan sekolah atau bangunan lainnya. Faktor utama yang menyebabkan kesulitan dilakukan pembersihan lumpur dan atau menyuci perabotan dan mobiler adalah terbatasnya persediaan air. Meski suplai air dari Perusahaan Air Minum Ibu Kota Kecamatan (PAM-IKK) Meureudu sudah mulai lancar, namun belum normal sebagaimana biasanya. Di kawasan yang tidak dialiri PAMIKK Meureudu serta tidak pula memiliki sumur, upaya pembersihan kotoran sisa banjir itu lebih sulit dilakukan, sehingga warga di sana terpaksa kerja keras banting tulang untuk menyingkirkan lumpur tebal yang membalut lantai, jelas Syafwan. Berdasarkan pantauan dan keterangan diperoleh Waspada, kawasan

terparah dilanda banjir bandang tersebut dan hingga kemarin masih terlihat centang-perenang alias acakacakan meliputi Desa Jurong (Teupin Pukat), Beuringen, Pante Beureune, Mancang, Dayah Usen, Dayah Kruet, Blang Cut, Gampong Blang, Meunasah Raya, Desa Bie dan Seunong (Kecamatan Meurah Dua). Sementara di Kecamatan Meureudu, kawasan terparah meliputi Desa Balek, Kota Meureudu, Mesjid Tuha, Meunasah Lhok, Beurawang, Manyang Cut, dan Desa Blang Awe. Upaya pembersihan dan pembenahan pemukiman penduduk yang dilaporkan terkendala, ditanggapi serius pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat, dengan mengerahkan sejumlah unit alat berat, semisal buldoser untuk menyingkirkan lumpur di jalanan. Selain juga puluhan mahasiswa yang didominasi wanita asal Meurah Dua di Banda Aceh, melaksanakan bhakti sosial membersihkan SMAN 2 Meureudu di Simpang Empat, Meurah Dua.(b21)

Rosihan Anwar Dan ... 1949 sehingga praktis, kemerdekaan Indonesia dianggapnya jatuh pada 27 Desember. Menurut Rushdy, Belanda menganggap bahwa ada ketidakbenaran sejarah. Namun berdasarkan observasi dokumen yang dilakukan sejarawan ini, pada 9 Maret 1942, Belanda telah ‘angkat kaki’ dari Indonesia. Ini berarti bahwa Belanda sudah tidak memiliki hak lagi untuk menjajah Indonesia. Namun hal ini diingkari Belanda dengan alasan tidak ada dokumen-dokumen yang mendukung terkait hengkangnya Belanda dari Indonesia. Kemudian pada 17 Agustus 1945, bersama Soekarno dan Hatta, Indonesia menyatakan kemerdekaannya di hadapan seluruh bangsa Indonesia. Namun disayangkan karena posisi bangsa Indonesia terkait pernyataan kemerdekaannya itu, kurang mendapat dukungan dari Internasional sehingga hanya dianggap sebatas ‘self determination’ ( pernyataan sendiri), tanpa memiliki kekuatan hukum tetap. Belanda pun kembali menginjakkan kakinya di bumi pertiwi dengan melakukan sejumlah agresi. Setelah melihat perjuangan rakyat Indonesia yang memenangkan pertempuran dengan Belanda pada sejumlah daerah, posisi Indonesia di mata Internasional mendapat perhatian dari Dewan Keamanan PBB, dan berdasarkan resolusi Dewan Keamanan PBB pada 28 Januari dan 23 Maret 1949, Belanda diperintahkan untuk mundur dari Yogyakarta (saat itu, merupakan ibukota

Ratusan Warga Penghasil ... termasuk sektor ekonomi, harga sembako di kawasan terpencil itu ikut mahal lantaran biaya transpor lumayan besar. “Jika ada jembatan, warga hanya butuh waktu setengah jam menuju pusat kecamatan, dengan jarak tempuh sekitar 15 kilometer,” imbuh Amir Hamzah seraya mengatakan ke-empat jembatan itu rusak karena diterjang luapan air sungai Jambo Aye (Hulu Sumgai Arakundo-red) yang dikenal sangat deras. Menyikapi kondisi ini, camat mendesak pihak Dinas Bina Marga Aceh Utara segera membuka keterisoliran ratusan warganya di kawasan Sarah Raja dengan membangun empat jembatan kontruksi beton. Dengan demikian, perekonomian warga setempat yang rata-rata pekebun juga tidak lagi terpuruk karena sudah mudah memasarkan beragam hasil perkebunan ke kawasan pusat kecamatan— Langkahan. Panggil Dinas Terkait Secara terpisah, Wakil Ketua Komisi E Bidang Pembangunan DPRK Aceh Utara Tgk Abdul Hadi kepada wartawan, Sabtu (26/12) menegaskan, pihaknya akan segera memanggil dinas terkait agar warga kawasan pedalaman Sarah Raja Langkahan kembali bisa menggunakan jalan darat sebagai jalur transportasi utama. “Ini memalukan. Aceh Utara dikenal daerah yang mendapatkan dana migas dan otsus terbesar di Aceh. Bahkan di Langkahan sendiri juga terdapat sumur migas. Tapi kenyataanya rakyat masih harus bersusah payah menyabung nyawa ketika pulang pergi ke pusat kecamatan. Fakta ini harus jadi pelajaran bagi pelaksana pemerintahan agar mengedapankan pembangunan yang benar-benar dibutuhkan rakyat. Jangan asal bangun,” tegas Tgk Abdul Hadi. Sementara Kepala Dinas Bina Marga Aceh Utara Ir Tanwir kepada wartawan, menyebutkan, beberapa waktu lalu pihaknya telah turun ke lokasi, bahkan pihaknya telah merencanakan membangun enam jembatan di pedalaman Langkahan. Namun wacana itu gagal terlaksana tahun 2009 karena keterbatasan anggaran.“ Pembangunan keenam jembatan itu butuh dana senilai Rp6 miliar. Program ini akan kita usulkan dalam anggaran tahun 2010,” tandasnya. (cmus/cmad)

sementara Pemerintah Indonesia). Sebulan kemudian, Indonesia melakukan lobi politik dengan Belanda yang kemudian dikenal dengan Konferensi Meja Bundar. Dalam napak tilas Konferensi Meja Bundar ini, wartawan senior, Rosihan Anwar menuturkan bahwa dirinya diundang oleh Kerajaan Belanda setelah membuat berita terkait kesediaan Jenderal Soedirman untuk menghentikan perang gerilyanya. “Saya tidak diajak. Orang-orang Sjahrir meninggalkan saya,” tutur Rosihan dalam sebuah bincang-bincang bersama Dubes RI untuk Kerajaan Belanda, Fanny Habibie saat melepas lelah di Wisma Duta, Wassenar, Belanda. Sjahrir merupakan Perdana Menteri Indonesia yang kala itu, ikut mengambil andil dalam perundingan KMB di Den Haag pada 23 Agustus - 3 November 1949. Rosihan mengaku tidak diajak oleh Pemerintah Indonesia karena dinilai lebih berpihak kepada Jenderal Soedirman yang memilih untuk tetap melanjutkan perang gerilya daripada berunding dengan Belanda. Selama meliput perjalanan KMB ini, Rosihan tidak banyak membahas dan menulis soal peristiwa ini. “Tidak,” jawab Rosihan Anwar ketika ditanya oleh sekretaris pribadi Fanny Habibie, terkait kisah napak tilas ‘Konferensi Meja Bundar’ Rosihan Anwar. Menurut dia, hal terpenting yang perlu dipikirkan bangsa Indonesia saat ini adalah bagaimana membangun dan memikirkan masa depan bangsa Indonesia. “Kita tidak usah terpengaruh dan mempermasalahkan kemer-

dekaan bangsa Indonesia seperti yang dipermasalahkan Belanda. Itu urusan Belanda,” jelas Rosihan sembari menegaskan bahwa kini Indonesia telah merdeka. Selama meliput peristiwa KMB ini, Rosihan hanya fokus pada tiga aspek yakni politik, ekonomi dan kemiliteran. Dalam bidang politik, Belanda masih enggan untuk menyerahkan Irian Barat Ke Indonesia. Sementara di bidang ekonomi, Indonesia dibebankan untuk membayar utang Hindia-Belanda sebesar empat miliar golden. Di bidang kemiliteran, Indonesia berhasil menjadikan TNI sebagai pusat kemiliteran bangsa Indonesia, bukan KNIL di mana Belanda menginginkan agar KNIL dijadikan pusat organisasi Tentara Indonesia. Menurut Rosihan, pada tanggal 27 Desember 1949 pasca perundingan tersebut, inilah yang menjadi momen sejarah bagi Indonesia di mana peristiwa ini merupakan puncak penyerahan kedaulatan RI dari Kerajaan Belanda. Hal ini juga, kembali ditegaskan Rushdy bahwa secara de facto kemerdekaan bangsa Indonesia pada 17 Agustus 1945 itu, baru diakui oleh Belanda pada 27 Desember 1949. Rencananya, hari ini, Rosihan Anwar akan menuturkan kisah perjalanannya dalam peliputan momen bersejarah ini di Radio Netherlands, didampingi sejarawan Indonesia, Rushdy Hoesein. Selain Rosihan, ada beberapa wartawan asing lainnya yang menjadi saksi sejarah ini, yakni dari Belanda namun yang bersangkutan berhalangan hadir karena terkena stroke. (ant)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.