Waspada, Senin 23 Agustus 2010

Page 21

WASPADA Senin 23 Agustus 2010

Semarak Ramadhan Ustadz Drs.H.Bahran Tanjung

Saatnya Membangun Rumah Tangga Berkarakter SALAH satu pelajaran penting yang dapat diperoleh dari ‘madrasah Ramadhan’ adalah kesempatan para orang tua untuk membangun rumah tangga yang berkarakter. Sebab Ramadhan mengandaikan diaktualisasikannya kehidupan keluarga yang berkarakter islami. Jika menjaga diri dan keluarga menjadi grand theori dalam pembentukan karakter keluarga (al-ayat) maka pembentukan karakter tersebut mendapat lahan subur selama Ramadhan. Demikian pula bila keluarga diyakini sebagai amanah dan tanggung jawab [HR. Bukahri Muslim] maka pelaksanaan tanggung jawab membangun keluarga berkarakter mendapat momentum penting dalam bulan ini. Paling tidak ada lima karakter keluarga yang dapat dihidupkan kembali melalui amaliyah ramadhan. Pertama, Ramadhan membangun karakter ketaatan keluarga kepada Allah. Suasana yang hidup dalam keluarga Ramadhan adalah suasana ketaatan kepada Allah. Menarik apa yang ditulis ‘Aidh al-Qarn mengenai hal ini. Menurutnya “tiang rumah tangga yang berkarakter adalah ketaqwaan, tali perekatnya adalah amal-amal shaleh, dan taman-tamannya adalah ketaatan atas perintahnya [‘Aidh al-Qarn, Salasun Darsan fi Ramadhan]. Kedua, karakter rumah tangga islami adalah senantiasa dipenuhi dan diramaikan dengan shalat, zikir, dan membaca Al-Qur’an, hingga mendapat keridhaan dari Allah. [QS.12/ Maryam: 55) Ketiga, karakter rumah tangga islami adalah yang senantiasa menghidupkan sunnah Rasul dalam hal makanan. Makanan harus dijamin kehalalan dan kebaikannya (gizinya) hingga kepala keluarga perlu senantiasa bertanya/menjelaskan tentang asal dan sumber makanan yang dikonsumsi anggota keluargamya. Keempat, rumah tangga berkarakter adalah rumah yang menghargai budaya dan hijab. Seluruh anggota keluarga dibiasakan menutup aurat, serta memelihara adat istiadat yang sesuai ajaran Islam. Dengan begitu maka puasa Ramadhan menjadi arena yang sangat tepat menumbuhkan budaya dan sunnah Rasul. Kelima, salah satu karakter rumah tangga islami tersebut adalah rumah tangga yang bersemi cinta, kasih sayang, dan saling memuliakan, hingga sopan santun dan martabat setiap anggota keluarga selalu terjaga dan mendapat penghormatan. Orang tua menggunakan kalimat yang lembut pada anakanaknya, dan anak-anak selalu hormat dan ta’zim pada orang tuanya. Yang tua sayang pada adiknya, dan adik-adiknya hormat pada abang dan kakak-kakak mereka. Puasa Ramadhan menyuguhkan semua ini kepada keluarga seorang muslim, hingga bulan ini dapat dikatan sebagai ‘bulan keluarga berkarakter’. Sebagaimana dilukiskan ‘Aid al-Qarn dalam syairnya: “Rumah orang-orang shaleh bergemuruh dengan aktifitas zikir kepada Allah dalam alam semesta. Di dalamnnya terpancar cahaya hidayah dari Zat Yang Maha Tinggi, seolah pancarannya berasal dari “Thursina” . Ini saatnya kita bangun rumah tangga yang berkarakter, sebagai bagian dari sebuah bangsa yang kita namakan Indonesia. Wa Allahu A’lamu bi al-Shawab.

Nabi, Manusia Pilihan PERANTARA kedua manusia dengan Tuhan setelah malaikat ialah nabi. Sebab itu peran dan fungsi nabi sangat penting dalam Islam. Nabilah yang menyeharikan perintah Tuhan ke dunia sehingga difahami oleh manusia. Jika kalam Allah tiada bersuara huruf, maka nabilah yang menyuarahurufkannya sehingga bisa dibaca dan dipahami manusia. Dalam konteks al-Qur’an, peran tranformastor kalam Allah dimiliki oleh malaikat Jibril sebelum menyampaikannya kepada Nabi Muhammad, sesuai perintah Allah, dan oleh Nabi Muhammad ketika menerima wahyu secara langsung. Misalnya Nabi pernah menerima wahyu seperti mendengar suara lonceng lalu mentranformnya ke dalam bahasa Arab. Terhadap peran Nabi ini Fazlurrahman menyebut bahwa al-Qur’an 100 persen dari Allah dan 100 persen dari Nabi Muhammad. 100 persen dari Allah karena memang kalamNya, dan 100 persen dari Nabi Muhammad karena memang dialah yang menyuahurufkannya sehingga bisa difahami, yaitu dalam bahasa Arab. Tugas berat ini hanya bisa dilakukan oleh manusia pilihan, manusia terbaik dalam berbagai aspek. Paling tidak ada lima aspek yang dimiliki Nabi Muhammad sehingga mengungguli makhluk lain, yaitu: 1. Kakuatan fisik. Secara fisik, seperti digambarkan para sejarawan, Nabi Muhammad termasuk memiliki fisik yang sedang, tidak panjang dan tidak pendek, namun berisi, padat dan kokoh. Dari segi kesehatan, beliau memiliki kekuatan fisik, sehingga ia jarang sekali sakit. Ini menjadi modal baginya dalam melaksanakan dakwah. Sejarah mencatat beliau tidak pernah sakit karena kelelahan, merupakan gambaran dari kekuatan fisiknya. 2. Kekuatan psikis. Nabi Muhammad juga memiliki kekuatan psikis atau kejiwaan. Kekuatan ini diawali sejak menjelang keberangkatan Israk Mikraj dimana hatinya disucikan oleh malaikat Jibril. Kekuatan ini penting karena dengan kekuatan ini Nabi Muhammad mampu menghadapi berbagai tantangan dan masalah sejak awak kerasulannya, termasuk dalam pengucilan masyarakat Mekkah, pembaikotaan ekonomi, dan sebagainya. Semuanayaa dihadapi Nabi Muhammad dengan ketenangana jiwa tanpa kehilangan keseimbangan. 3. Kekuatan intelektual. Secara intelektual Nabi Muhammad memiliki keunggulan sesuai dengan salah satu sifatnya yang cerdas (fathanah). Kecerdasan Nabi Muhammad, antara lain, ditandai dengan prediksi masa depannya. Prediksi ini selalu diawali dengan kata: “akan terjadi pada suatu saat nanti...”. Prediksi-prediksi itu satu persatu hari ini menjadi kenyataan, seperti prediksi akan kekuranagan ulama, sulitnya memegang kebenaran sehingga diibaratkan seperti memegang bara api, dan sebagainya. 4. Kekuatan sosial, yaitu kemampuan nabi melakukan beradaptasi dan berkomunikasi dengan masyarakat sehingga ia bisa diterima masyarakatnya. Penempatan diri di tengah kehidupan sosial ini penting, sehingga beliau selalu menyeimbangkan adanya kesalehan individu dan kesalehan sosial. Demikian juga penggunaan bahasa haruslah difahami masyarakat, sehingga suatu ketika beliau bersabda: “Berbicaralah sesuai dengan tingkat inetelektual masyarakat sehingga mereka mampu memahaminya” (khatibun-nasa ’ala qadri ’uqulihim). 5. Moralitas. Kekuatan lain yang tidak kalah pentingnya ialah kekuatan moral sehingga bisa dijadikan sebagai prototipe ideal (uswah hasanah), yang berarti manusia terbaik secara moral. Dalam kaitan ini Allah berfirman yang artinya: “Sungguh pada diri Nabi Muhammad merupakan contoh terbaik .....” (Q.S. al-Ahzab: 21). Demikian lima kekuatan Nabi Muhammad Saw sehingga dapat disimpulkan bahwa beliau adalah makhluk terbaik dan pilihan. Sebagai Muslim terbaik keinginan menjadikannya sebagai contoh teladan adalah cita-cita ideal dan ke arahnyalah pengembarangan moral, intelektual, spiritual, dan sosial ditujukan.

Setiap Malam Tarawih Miliki Fadillah Medan (Waspada): Ustadz Drs.H.Bahran Tanjung, mengatakan setiap perintah Allah SWT kepada hambanya yang beriman menjadi hidayah bagi kita dan makin serius dalam melaksanakan ibadah yang maghfirah. Tanjung menyampaikan tausyiah pada kuliah subuh Ramadhan 1431H hari ke-12, di Masjid Syuhada Jalan Pahlawan Kelurahan Pahlawan, Kecamatan Medan Perjuangan, Minggu (22/8). Kata Tanjung, keunggulan dari bulan Ramadhan sebagai bulan keberkahan dan keampunan, Allah melipatgandakan pahala kepada manusia. Maka marilah kita memperbanyak ibadah shalat wajib maupun sunnat seperti pada hal.66-67 hal fadillah yang diperoleh umat yang melaksanakan tausyiah. Yaitu ketika mengehenbuskan nafas terakhir sehingga bayi yang baru lahir (malam ke-13). Setiap malam tarawih ada fadillah (keunggulan) amalan dan ini sah-sah saja. Karena ini

adalah salah satu imbalan yang diperoleh pada bulan Ramadhan. Seperti kata Allah : Aku berikan dua cahaya agar mereka terhindar dari dua kegelapan. Adapun kegelapan Nur Ramadhan dan Nur Quran. Kemudian ada lagi kegelapan kubur dan kegelapan saat hari kiamat, kedua kegelapan ini tidak terhindarkan oleh manusia, kita semua akan merasakannya, ujar Tanjung. Maka fadillah-fadillah yang akan menolong manusia dari dua kegelapan yaitu amalanamalan dibulan Ramadhan dengan sebanyak-banyaknya, seikhlas-ikhlasnya. Karena Ramadhan dapat mensucikan qolbu kita. Apalagi syetan di bulan Ramadhan dibelenggu (dirantai). Tapi kenapa masih

banyak umat Islam yang tidak puasa di siang hari. Siapakah yang menggoda mereka? itulah nafsu (membawa kemurkakan). Ramadhan bias disebut sebagai ‘cuci gudang’ (membersihkan qolbu) dan tempat yang paling cocok membersihkan hati dari kotoran-kotoran. Maka marilah kita manfaatkan Ramadhan selama 30 hari dengan sebaik-baiknya. Menghadapi Ramadhan tahun ini, anggaplah yang terakhir kalinya kita rasakan. Artinya, agar kita lebih serius, kyusu’ dan tawqadu’ menjalankan ibadah satu tahun sekali ini. Kalau qolbu sudah berkarat, maka harus dikikis dengan mensucikan diri antara lain banyak-banyak membaca AlQuran sebagai petunjuk dibulan Ramadhan. Mudah-mudaham Muhammad SAW sebagai harapan kita untuk memberikan safaat (pertolongan) di kemudian hari. Barang siapa yang meramaikan atau melanggengkan

shalat berjamaah dibuloan Ramadhan, maka Allah akan berikan satu kotak yang penuh bdengan hikmat Allah. Maka sebaik-baiknya shalat berjamaah dilakukan di Masjid diiringi dengan niat sehingga memperoleh pahala. Selain shalat di Masjid juga ingin mendengarkan tausyiah, karena kalau tidak ada niat menjadi makruh. Setiap satu langkah kita akan mendapay sepuluh kebajikan di bulan Ramadhan. Kemudian banyakbanyak bersedekah menolong saudara muslim. Jika kita rajin sedekahu maka Allah akan menolong seribu keperluan kita di yaumil mahsar (hari kiamat). Sisihkanlah sebagian hartamu (rezekimu) baik secara terangterangan maupun sembunyisembunyi untuk menolong saudaramu yang miskin. Maka kemenangan yang diperoleh dibulan Syawal, karena keluar darfi peperangan melawan haw2a nafsu, itulah kegembiraan Rasulullah. (m25)

PW Salimah Buka Puasa Dengan Anak Yatim MEDAN (Waspada): Sebagai sebuah Ormas yang terus beramal menapaki fase-fase petumbuhannya, PW Salimah (Pimpinan Wilayah Persaudaraan Muslimah) Sumut terus berkiprah melakukan berbagai upaya positif. Ketum PW Salimah Sumut Sri Prafanti,ST mengatakan, pada acara berbupa puasa bersama anak yatim sekaligus syukuran peresmian kantor sekretariat PW Salimah, di Jalan Setia Budi No.24 Tanjung Rejo Medan, Sabtu (21/8). Peresmian kantor sekretariat PW Salimah ditandai dengan pengguntingan pita oleh anggota DPRDSU Hj. Azizah Tambunan,SS. Sekitar 100-an anak yatim dari panti asuhan Medan Sunggal, Polonia dan Belawan serta masyarakat umum juga menerima bingkisan seperangkat alat shalat. PW Salimah Sumut berdiri sejak tahun 2002 juga berupaya mengkokohkan dan meluaskan struktur di berbagai pelosok bumi pertiwi, meningkatkan kualitas pengurus dan anggotanya, meningkatkan profesionalitas kerja, menjalin kerjasama dengan berbagai pihak yang memiliki kepedulian sama serta menghadirkan berbagai program kegiatan yang bermanfaat di tengah masyarakat. “Semua ini tidak mungkin dapat dicapai melainkan dengan kerja keras, ikhlas, cerdas, dari seluruh pengurus Salimah di seluruh Indonesia termasuk di Sumatera Utara,” ujar Fanti. Visi Salimah yakni, menjadi ormas muslimah yang dinamis

untuk berperan dalam meningkatkan kualitas hidup perempuan, keluarga dan akan Indonesia. Misinya, antara lain memperkokoh solidaritas struktur dan memperluas wilayah, meluaskan dan mengkokohkan kemitraan dengan pemerintah dan lembaga lain dalam merealisasikan program yang terkait isu perempuan, keluarga dan anak sehingga dapat dirasakan oleh masyarakat luas. Siti Mar’atus Sholichah,Lc dalam ceramahnya, mengatakan Ramadhan bulan penuh

berkah,diwajibkan berpuasa karena itu rezeki orang mukmin dibulan ini ditambah oleh Allah SWT. Sehingga orang-orang kaya Islam bisa berbagi rasa. Dalam satu Ayat Al-Quran yang artinya: Bahwa Rasul itu anak yatim, maka Allah tetap melindungi dan member rezeki. Sedangkan malam harinyta ada sunnah qiyamul untuk bertarawih, tadarus maka ada malam lailatul qadar malam lebih baim darfi 1000 bulan, maka ada tadarus ditengah malam. Malam diturunkannya

Pesantren Kilat MDA Assyafi’iyah Berakhir MEDAN (Waspada) : Lebih kurang 29 murid Madrasah Diniah Awaliyah (MDA) Assyafi’iyah Jalan Sukatari Kelurahan Sukamaju Medan Johor mengikuti pesantren kilat Ramadhan 1431 H. Pesantren berlangsung 3 hari sejak Jumat 13 Agustus ditutup Minggu (15/8) malam bersamaan acara berbuka puasa bersama para guru, di madrasah tersebut turut dihadiri para guru dan pembina madrasah tersebut antara lain Ustadz Ali Idrus, S.Ag, Nasruddin Situmorang, Rusli dan A.Nawawi. Kepada MDAAssyafi’iah Suryaniar, S.Ag dalam kata penutupan menyampaikan terimakasih kepada para orang tua murid yang telah mempercayakan putra/putri mereka dididik di MDA tersebut. Menurut Suryaniar, selama tiga hari berturut-turut pesantren kilat, mereka telah dibimbing membaca ayat-ayat pendek kitab suci Al-Qur’an dan membekali ilmu agama yang berguna bagi anak didik dan generasi muda mendatang. Bahkan dalam pesantren kilat tersebut diantaranya enam murid dari kalangan anak yatim. Mereka yang telah mengikutinya masing-masing mendapat bingkisan dari pendidik berupa buku tulis dan lainnya. Sementara itu Nasruddin Situmorang, mewakili pembina MDA Assyafi’iyah menilai, melalui pesantren kilat ini dapat membina mental anak-anak agar menjadi generasi muda tangguh pada masa mendatang, setelah mereka mendalami ilmu pengetahuan agama. Acara ditutup dengan do’a yang dibacakan Ustadz Drs Sangkot Nasution, berbuka puasa bersama antara dewan guru, pembina dan murid-murid MDA Assyafi’iyah. (m32)

Al-Quran . Tapi datangnya malam lailatul qadar dirahasiakan Allah, maka kita sebagai umat Muhammad diwajibkan untuk mencarinya. PGRI Medan Rabu (18/8) lalu PGRI Kota Medan juga mengadakan kegiatan yang sama di Hotel Madani Medan dengan mengundang 70 anak yatim dari panti asuhan Al-Wasliyah Jalan Ismaliliyah Medan. Ustadz Ali Mansur Lubis dalam tausyiahnya, mengatakan kalau ingin sukses dan selamat budayakanlah sedekah, karena sedekah dapat menyelamatkan kita dari segala mara bahaya. Ali Mansur bercerita, seorang anak muda yang hidup di zaman Nabi Isa AS, selalu mengganggu ketentraman masyarakat dengan merusak setiap sumber air bersih dikampungnya dengan mengotori kotorannya sendiri. Sehingga menimbulkan kemarahan masyarakat, akibatnya masyarakat minta kepada Nabi Isa AS agar anak muda tersebut dimusnahkan, doa Nabi Isa ternyata dikabulkan Allah SWT, keesokan harinya anak muda tersebut membungkus seluruh barangnya untuk berangkat meningalkan kampung tersebut. Ketua PGRI Kota Medan Drs.Ramlan Tarigan, mengatakan dengan buka puasa ini dapat lebih meningkatkan rasa kesetiaan antar sesame pengurus dan dapat merasakan penderitaan yang dialami para anak yatim. (m25/m39)

Masjid Ubudiyah Medan

Tempat Berkumpulnya Ulama Besar KEBERADAAN Masjid Ubudiyah Jalan Kebun Bunga Medan, dulunya merupakan Tempat berkumpulnya Ulamaulama Besar Medan. Masjid Ubudiyah berdiri tahun 1955, yang sebelumnya masih berstatus langgar sejak 1926. Pada pertama berdirinya dengan status langgar, bangunan langgar ini terbangun dengan dinding kayu dan beratap seng. Masjid Ubudiyah ini juga sudah mengalami empat kali p e ro m b a k a n . Pa d a 1 9 5 5 dilakukan perombakan dan dengan peningkatan status menjadi Masjid, namun belum bisa mengadakan salat Jumat. Pada 1969 juga dilakukan perombakan, dan belum juga digunakan untuk shalat Jumat. Dan pada perombakan 1997, keadaan Masjid telah menjadi seperti sekarang ini dan telah dapat melaksanakan shalat Jumat di Masjid ini. Masjid berdiri diatas tanah selebar 20X50 meter ini merupakan wakaf dari masyarakat setempat. Namun seiring berjalannya waktu, kini lebar tanah tidak lagi sesuai dengan ukuran tersebut.“Tanah Masjid sempat dipakai pemerintah dalam rangka pelebaran jalan, tentunya dengan ganti rugi yang layak. Dan didaerah belakang Masjid, kini telah terkikis karena erosi dari aliran Sungai Babura,” ungkap H Mansyur Nasution, Ketua Badan Kenajiran Masjid (BKM) Ubudiyah melalui Aulia salah seorang penjaga Masjid Ubudiyah, Sabtu (21/8).

Dikatakannya, Mantan Gubsu, Almarhum HT Rizal Nurdin juga pernah memberikan infaq dari uang pribadinya, untuk mencegah erosi yang lama kelamaan pasti akan merusak daerah Masjid. Masjid dengan arsitektur menyerupai Masjidil Aqsa Madinah ini sempat dijadikan pusat belajar oleh para ulama-ulama besar Medan.“Ulama-ulama lulusan Mesir-Kairo dahulu banyak

disini, dan menjadikan Masjid ini sebagai tempat berkumpul, musyawarah dan belajar mereka,” ujar Aulia lagi. Pada shalat Jumat, shalat Ied, dan saat Bulan Ramadhan Masjid ini jamaahnya membludak.“Jika tiba waktu-waktu itu, maka Masjid tidak akan mampu menampung banyaknya jamaah yang hadir. Bahkan ada jamaah yang shalat hingga tangga dan halaman samping

Masjid,” ungkapnya. Masjid berkapasitas 500-an jamaah ini juga mempunyai Remaja Masjid yang selalu merayakan hari-hari besar Islam dengan didampingi BKM Ubudiyah sebagai pembinanya, yaitu Remadiyah. Masjid Ubudiyah ini juga tidak semata untuk melaksanakan shalat wajib lima waktu, tetapi juga pengajian pada Senin malam. * Mursal AI

Waspada/Mursal AI

Masjid Ubudiyah yang berada dibawah jembatan ini, menjadi Masjid tempat berkumpulnya para ulama besar Medan. Foto diambil, Sabtu (21/8).

B7 Konsultasi Zakat Diasuh Oleh:

Ustadz H. Muhammad Nuh (Dewan Syari’ah LAZ Peduli Ummat Waspada)

Zakat Untuk Mertua Soal : Assalamu’alaikum Wr.Wb. Ustadz yang dirahmati Allah, saya ingin bertanya : Bolehkah zakat diberikan kepada mertua? Terima kasih atas jawabannya. (0851778088xx) Jawab : Wa’alaikumussalam Wr.Wb. Penanya yang kami hormati, Islam mengajarkan kepada kita, ummatnya agar mengokohkan ikatan-ikatan yang tegak di atas landasan agama, seperti ikatan antara suami dan isteri, abang dan adik, orang tua dan anak, termasuk menantu dan mertua. Masing-masing ikatan itu dibingkai dengan hak dan kewajiban. Mengapa kita harus hormat dan patuh kepada orang tua, itu kewajiban kita. Sebab orang tua sudah terlebih dahulu menjalankan kewajibannya yang menjadi hak kita, yaitu mengurus kita sejak kecil, bahkan ketika kita masih berada di dalam kandungan ibu. Mertua dalam pandangan Islam disamakan dengan orang tua (ayah dan ibu kandung) dan menjadi mahram (orang yang haram nikah) yang bersifat tetap karena pernikahan dengan anaknya, meskipun mungkin suatu saat berpisah (bercerai) dengan anaknya, kemahraman dengan mertua tetap, sebagaimana disebutkan di surah An-Nisa’/4 : 23. Ibnu Mundzir, sebagaimana dikutip oleh DR.Yusuf Qardhawi dalam Fiqh Zakatnya, berkata :Para ahli ilmu telah sepakat, bahwa zakat itu tidak boleh diserahkan kepada kedua orang tua, dalam keadaan orang yang mengeluarkan zakat itu harus dipaksa supaya memberi nafkah kepada kedua orang tuanya; dan karena dengan menyerahkan zakat kepada mereka berdua, bertarti memberi kecukupan kepada mereka dari nafkahnya, serta menggugurkan kewajiban nafkah daripadanya. Sehingga kemanfaatan zakat itu akan kembali kepadanya. Maka seolah-olah ia mengeluarkan zakat untuk dirinya sendiri. Jelas hal ini tidak boleh, sama seperti kalau ia membayar hutang dengan zakatnya. Kemudian, yang perlu juga dijadikan pertimbangan adalah di antara tujuan zakat untuk mewujudkan pemerataan, atau memperkecil jarak antara sekelompok orang dengan kelompok yang lain. Kalau zakat disalurkan hanya kepada orang-orang yang ada di sekitar kita, maka sulit sekali terwujudnya penyebaran karunia Allah. Oleh karena itu, untuk kerabat dan sanak famili yang tidak menjadi tanggungan langsung seperti anak, isteri, ayah, ibu dan mertua, ada baiknya shadaqah dan infaq dialokasikan untuk paman, keponakan dan lain-lain. Sementara zakat diserahkan kepada Lembaga Amil zakat (LAZ) seperti LAZ Peduli UmmatWaspada yang akan menyalurkannya kepada masyarakat luas sesuai dengan programnya, seperti bantuan pendidikan, bantuan pengobatan dan lain-lain. Dengan demikian manfaat zakat akan menyebar luas ke tengahtengah masyarakat dan secara bertahap akan berperan dalam mengangkat harkat dan martabat ummat yang masih memperihatinkan, Insya Allah. Wallahu a’lam. LAYANAN JEMPUT ZAKAT (Khusus Kodya Medan): 08126375062 Pembayaran ZIS via Bank Zakat Infak/Sedekah BMI 211.00044.15 BMI 211.00002.15 BSM 006.002240.7 BSM 006.000832.1 BNI Syariah 0092687629 BNI 005.7504808 BCA 022.1750828 Bank Sumut 100.02.04.034144.5 Bank Mandiri 106.000220380.3 Keterangan: Rubrik ini terbit setiap hari selama Bulan Ramadhan yang dikelola oleh LAZ Peduli Ummat Waspada. Bagi Anda yang ingin konsultasi zakat melalui rubrik ini dapat dikirim ke alamat kami: Jl. Brigjend Katamso No. 1 Medan 20151 (Gedung Harian Waspada) Telp/fax. (061) 4511936 / 08126526295 atau e-mail: muhammadnuh66@gmail.com

Rubrik Tanya Jawab MUI Medan Pertanyaan via: zuhriii@yahoo.com Oleh Dr. H. Ahmad Zuhri, Lc. MA (Wakil Ketua Komisi Fatwa MUI Kota Medan)

Qadha Shalat Tanya: Benarkah haram mengerjakan sholat sunnat termasuk sholat tarawih kalau masih ada sholat wajib yang tertinggal (masih ada qodho-an)? (“Evi Rahma” <phai_1407@yahoo.co.id>) Jawab: Pernyataan yang mengatakan haram melakukan sholat sunnat, termasuk tarawih karena masih ada shalat fardhu yang tetinggal adalah salah dan keliru, meski pada dasarnya shalat tidak bias ditinggalkan dan tidak ada ada qadha dalam kondisi appun, namun ada kasusu-kasus yang sudah terlanjur terjadi hingga jadi perbincangan dikalangan ulama. Orang yang lupa melakukan shalat hingga diluar waktu hendaklah dilaksanakan ketika ingat. “ Dari Anas bin Malik berkata. ‘Rasulullah berrsabda, ‘Barangsiapa lupa shalat, hendaklah dia mengerjakannya ketika mengingatnya, tiada kafarat baginya kecuali yang demikian itu’. Lalu beliau membaca firman Allah. ‘Dan, dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku’”. Para ulama beda pendapat, apakah boleh menundanya ketika sudah mengingatnya ataukah harus langsung mengerjakannya .? Jumhur ulama mewajibkan pelaksanaannya secara langsung. Mereka yang berpendapat seperti ini, Abu Hanifah, Malik, Ahmad dan para pengikut mereka. Sementara AsySyafi’i mensunatkan pelaksanaannya secara langsung dan boleh menundanya. Ibnul Qayyim di dalam kitab ‘Ash-Shalat’ menegaskan pendapat yang menyatakan pembolehan penundaannya. Para ulama telah sepakat bahwa orang yang menunda shalat tanpa alasan hingga keluar dari waktunya, mendapat dosa yang besar. Namun empat imam sepakat mewajibkan qadha’ di samping dia mendapat hukuman, kecuali dia memohon ampun kepada Allah atas perbuatannya itu. Ada segolongan ulama salaf dan khalaf yang menyatakan, siapa menunda shalat hingga keluar dari waktunya tanpa ada alasan, maka tidak ada lagi qadha’ atas dirinya sama sekali, bahwa qadha’nya tidak akan diterima, dan dia harus bertaubat dengan ‘taubatan nashuha’, harus memperbanyak istighfar dan shalat- shalat sunnah lainnya serta memperbanyak sedekah dan berbuat baik kepa orang lain . Ulama yang mewajibkan qadha’ berhujjah bahwa jika qadha’ ini diwajibkan atas orang yang lupa dan tertidur, yang keduanya di ma’afkan, maka kewajibannya atas orang yang tidak dima’afkan dan orang yang durhaka jauh lebih layak. Disamping itu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para shahabat pernah shalat Ashar setelah masuk waktu Maghrib pada perang Khandaq. Sebagaimana yang diketahui, mereka tidak tertidur dan tidak lupa, meskipun sebagian di antara mereka benar-benar lupa, tapi toh tidak mereka semua lupa. Yang ikut mendukung kewajiban qadha’ ini ialah Abu Umar bin Abdul-Barr. (Bersambung)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.