Waspada, Senin 22 Oktober 2012

Page 7

Medan Metropolitan

WASPADA Senin 22 Oktober 2012

A5

Japto S: Kader PP Waspadai Gerakan Komunis MEDAN (Waspada): Ketua Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila Japto S Soerjosoemarno, SH mengingatkan seluruh kader Pemuda Pancasila bahwa ajaran komunis berpotensi kembali di tanah air dan Partai Komunis Indonesia (PKI) bisa muncul dimana-mana. “Kader PP harus introspeksi diri, kembali ke jati diri (back to zero) dan selalu mewaspadai gerakan komunis. Ajaran komunis bisa saja kembali. Karena itu, seluruh kader PP yang ada di setiap aspek kehidupan sosial dan legislatif harus mewaspadai gerakan komunis. Kalau ada kader yang memiliki niat berbeda, silakan keluar dari organisasi Pemuda Pancasila,” tegas Japto pada pelantikan pengurus Majelis Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila Sumatera Utara masa bakti 2012-2017 di Lapangan Benteng Medan, Minggu (21/10). Menurut Japto, PKI merupakan organisasi tanpa bentuk. Kalau ada gejala adu domba, maka harus segera diperhatikan karena komunis bisa saja ada dimana-mana. “Itulah sebabnya, kader

Waspada/Surya Efendi

ANUAR Shah (Aweng) yang dilantik sebagai Ketua MPW Pemuda Pancasila Sumut periode 2012-2017 menerima pataka dari Ketua Umum MPN PP Japto S di Lapangan Benteng Medan, Minggu (21/10).

PP jangan mau diadudomba. Jangan lagi terjadi bentrok sesama organisasi apalagi mengadu domba. “Saya ingatkan lagi, kita berada di satu posisi dan jangan ada lagi bentrok antarorganisasi,” tegas Japto. Japto juga menyebutkan, musuh utama bangsa kita adalah kebodohan, kemiskinan dan gangguan kesehatan. Mari kita perangi kebodohan dan kemiskinan itu. Hindari terjadinya perseteruan antarsuku/etnis, antarkelompok atau organisasi. Rebutan lahan antarsesama kader PP tidak boleh terjadi. “Kita tidak boleh berbeda. Kita adalah satu, ingat bagaimana Sumpah Pemuda. Kita satu bangsa, satu bahasa dan satu tanah air. Mari kita tingkatkan rasa persatuan, kesatuan dan berbangsa,” tegasnya. Sementara itu, Ketua MPW PP Sumut Periode 2012-2017, Anuar Shah yang akrab disapa Aweng mengatakan, pelantikan dirinya sebagai ketua merupakan sebuah amanah yang harus dipikul dengan penuh rasa tanggungjawab. “Kami memikul tanggungjawab besar baik dunia dan akhirat dalam melaksanakan kepercayaan yang telah diberikan. Mulai hari ini, mari kita bersama-bersama menjadikan PP sebagai organisasi yang baik,” ujar Aweng. Pelantikan pengurus MPW PP Sumut itu dihadiri ribuan kader PP dari 33 kabupaten/kota di Sumatera Utara. Turut hadir pengurus MPW PP Jawa Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat dan DKI Jakarta serta sejumlah pejabat TNI/ Polri. (h04)

Korupsi Sudah Menjadi Darah Daging MEDAN (Waspada): Korupsi di Indonesia sulit diberantas, karena sudah menjadi darah daging. Upaya pencegahannya hanya dari diri pribadi dengan niat tidak melakukan korupsi. Mantan juru bicara KPK Bambang W Suprojo mengatakan itu dalam seminar hukum nasional bertema“Mewujudkan Strategi Pencegahan dan Efek

Jera Bagi Koruptor Indonesia” diselenggarakan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Perhimpunan Mahasiswa Hukum Indonesia (Permahi) Kota Medan bekerjasama dengan Fakultas Hukum Universitas Dharmawangsa Medan, di Jln KL Yos Sudarso, Sabtu (20/10). Dikatakan Bambang, strategi mencegah terjadinya korupsi, yaitu dimulai dari diri sendiri. “Jika memang niat kita tidak melakukan korupsi maka

170 Gram Emas Raib Digondol Maling MEDAN (Waspada): Sebanyak 170 gram perhiasan emas digondol maling dari kediaman Ratna Br Pinem, 43, warga Desa Simalingkar A, Kec. Pancurbatu, Rabu (17/10) malam. Pencurian yang terjadi sekira pukul 23:30 itu, salah seorang pelaku diduga sepupu Ratna Br Pinem, sempat mengancam Jerfiona Br Barus, 25, menantu korban, dengan menggunakan senjata tajam. Pelaku yang diduga lebih dari satu orang itu menggasak brankas besi yang berisi 170 gram emas dan suratsurat berharga lainnya. Ratna dalam laporannya di Mapolsek Pancurbatu, Kamis (18/ 10) mengatakan, pencurian itu terjadi saat dia dan suaminya berada di Sidikalang. Sedangkan di rumah itu yang ada menantu korban Jerfiona Br Barus. Sekira pukul 22:00, pelaku berinisial LS, 35, datang ke rumah korban dengan alasan mau istirahat sejenak karena lagi kurang enak badan. Pelaku juga mengaku menunggu adiknya bernama Sakti Sembiring. Tak lama berselang, pelaku masuk ke dalam kamar korban yang memang tak dikunci. Namun, pelaku dilarang masuk oleh Jerfiona. Merasa dihalangi, LS mengancam Jerfiona dengan senjata tajam jenis kelewang. Selanjutnya LS dibantu temannya mengangkat brankas berisi emas senilai ratusan juta rupiah, dan surat-surat berharga. Kemudian pelaku dan temannya langsung pergi dengan mobil. Kapolsek Pancurbatu Kompol Darwin Sitepu PB melalui Kanit Reskrim AKP Parulian Samosir saat dikonfirmasi mengatakan, kasusnya masih dalam penyelidikan polisi. (m40)

Seminar Orientasi Penulisan Naskah Sandiwara Radio Dan TVRI MEDAN (Waspada): Kakanwil Kementerian Agama Sumatera Utara Seksi Penyiaran dan Tamadun mengadakan seminar orientasi penulisan naskah sandiwara radio dan TVRI, di hotel Semarak Jln. SM Raja Medan, pada Rabu s/d Sabtu (17- 20/10). Seminar dibuka Kamenag Drs H Abd. Rahim MHum, dan sekaligus sebagai keynote speaker. Sedangkan pada seminar yang berlangsung empat hari itu diisi oleh para nara sumber yakni Prof Mhd Hatta, Indra Tamun, H Arinal MH, dan Raudhah Jambak Spd. Para peserta seminar terdiri dari penyuluh agama, guru kesenian madrasah, dan pimpinan sanggar budaya kabupaten/ kota se-Sumatera Utara. Abd Rahim berharap para peserta seminar mampu menulis naskah yang up to date. Artinya, naskah-naskah yang ditulis bukan sekadar cerita sejarah, tapi lebih luas tentang kehidupan masyarakat dewasa ini. “Dimana masyarakat bangsa kita telah kehilangan jati dirinyasebagaimasyarakatbangsayangberakhlakulkarimah,”katanya. Sementara itu, Ustadz Fachrurrozy Pulungan, sebagai nara sumber pada seminar tersebut menyatakan, sekarang ini perlu digalakkan penulisan naskah sandiwara radio maupun TVRI, yang bernuansa kebangsaan. Naskah-naskah yang selama ini ditampilkan dalan sandiwara radio, maupun TVRI, masih bersifat kesukuan (babat tanah Jawa), seperti “Saur Sepuh, Brama Kumbara, Nini Pelet”, dan lain-lain. Kalaupun ada yang lain, sifatnya masih berupa sejarah Islam. Menurut dia, seharusnya penulisan naskah sandiwara itu, lebih luas karena Indonesia bukan hanya satu suku, dan bukan cuma satu agama. Penulisan naskah yang bertemakan “ Kita Indonesia” bisa dipahami, bahwa Indonesia terdiri dari berbagai suku, bahasa dan budaya, disamping beberapa agama yang dianut dan diakui undang-undang. “Jika hal itu bisa dilaksanakan dan ditampilkan, bukan mustahil, sandiwara-sandiwara seperti itu akan mampu membangun karakter bangsa. Disamping itu narasi yang ditampilkan juga harus lebih memiliki bobot bahasa yang mudah dicerna oleh pendengar maupun pemirsa,” sebut Fachrurrozy. (cwan)

Waspada/Ist

KASI Penyiaran dan Tamadun Kanwil Kementerian Agam Sumut Drs Ismail (kiri) mendampingi nara sumber pada seminar orientasi penulisan naskah sandiwara radio dan TVRI, di Hotel Semarak Jln. SM Raja Medan.

perbuatan korupsi dapat dihindari,” sebutnya. Hanya saja, sampai saat ini belum ada dampak efek jera bagi koruptor. “Hal itu disebabkan undang-undang korupsi yang dibuat pemerintah tidak membuat para koruptor jera. Sebaliknya meskipun para koruptor telah menjalani sidang dan mendapat hukuman, ternyata tak membuat korupsi di Indonesia menurun. Perbuatan korupsi justru semakin merajalela dan menggurita di lembaga negaramaupunswasta,”katanya. Untuk membuat efek jera maka pemerintah harus membuat undang-undang memberikan sanksi tegas. Jika pemerintah tidak tegas dalam pemberantasan korupsi, maka slogan pemberantasan korupsi yang dilontarkan pemerintah sia-sia saja. “Korupsi masalah luar biasa

membuat rakyat menderita. Untuk itu harus dilakukan strategi pencegahan yang luar biasa dengan mematahkan mata rantai korupsi di Indonesia, sehingga korupsi lenyap dari tanah air yang kita cintai ini,” ujar Bambang. Sementara itu, Dekan Fakultas Hukum Universitas Dharmawangsa H. Sunarto SH, M.Hum menjelaskan, seminar nasional membahas tentang korupsi akan menambah wawasan mahasiswa, khususnya fakultas hukum. “Diharapkan ilmu yang diperoleh dalam seminar hukum nasional dapat diterapkan mahasiswa di lingkungan masing-masing sebagai salah satu untuk pencegahan korupsi,” tuturnya. Mata kuliah anti korupsi akan diterapkan pada semester genap, tidak hanya untuk mahasiswa fakultas hukum, tetapi

menjadi pelajaran bagi seluruh mahasiswa dengan berbagai jurusan. Kata dia, kegiatan seminar hukum akan dilakukan secara berkesinambungan. Sementara Ketua DPC Permahi Kota Medan Munawir Hasibuan didampngi Ketua Panitia Andreas mengatakan, seminar hukum merupakan kegiatan rutin bagi mahasiswa fakultas hukum yang tergabung dalam Permahi. Program dilaksanakan empat kali sebulan dengan narasumber ahli hukum Sumut. Sedangkan seminar nasional menghadirkan narasumber nasional dilakukan dua kali dalam setahun. Di jelaskannya, ada beberpa universitas tergabung dalam Permahi, yakni, USU, Universitas Dharmawangsa, Nommensen, UISU, UDA, UMSU, UMN, UPMI, Panca Budi, dan US XII.(m27)

Ibu Dan Anak Korban KDRT MEDAN (Waspada): Ibu dan anak mengadukan kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dilakukan GTP, 47, suami korban dan ayah dari anak tersebut. Dalam pengaduannya di Mapolsek Medan Kota, Rosmawati br Manurung, 47, mengaku dipukuli suaminya hanya karena dia tidak mengangkat telepon suaminya. “Dia (GTP) juga memukul anak kami,” sebutnya di Mapolsek Medan Kota, Sabtu (20/10), sambil menahan sakit di sudut matanya yang membengkak. Warga Jln. Saudara simpang Jln. Kemiri itu menyebutkan, peristiwa pemukulan dirinya dan anaknya terjadi Rabu (17/10) malam sekira pukul 22:00. “Saya buka kios grosir di rumah, saat itu lagi ramai pembeli, dan kebetulansuamimenelepon,”katadia. Dikarenakan sibuk melayani pembeli, korban mengaku tidak mendengar deringan telepon. Kemudian, satu jam setelah itu suaminya pulang dan langsung memukul korban hingga sekujur badan memar dan lembam. Bukan hanya istri yang menjadi korban, anak

bungsunya berusia 8 tahun juga dipukul sang ayah. Bahkan dia mengalami memar dan bengkak di bagian mata kirinya setelah dilempar timbangan besi 10 kg. “Dia meraung dan menangis kesakitan,” ujarnya. Karena ketakutan dan kesakitan, bocah itu sempat lari keluar rumah tetapi dikejar ayahnya, kemudian kembali dipukuli menggunakan kayu pada bagian paha. Dia juga diseret masuk ke rumah kemudian dipukulilagi.Namundiaberhasilmelarikan diri ke rumah tetangganya. Tidak tahan dengan kebrutalan suaminya, korban kabur dari rumah bersama anaknya ke tempat pamannya, dan malam itu juga keduanya berobat ke RS Estomihi, kemudian membuat pengaduan ke Polsek Medan Kota dengan laporan STPL/1727/X/2012/SPKT/Sektor Medan Kota. Menurut keterangan korban, suaminya memang ringan tangan. “Bukan kali ini saja, tetapi sering dia memukuli kami hanya karena masalah sepele. Kejam kali dia, gak sanggup lagi aku menahannya, makanya aku buat laporan,” tutur Rosmawati.

Dia mengatakan, selama tiga hari ini, bersama anak bungsunya tinggal berpindahpindah dari rumah keluarga. “Kami takut pulang ke rumah, takut dipukuli lagi, makanya kami tinggal pindah-pindah. Kadang tempat abang, kadang tempat paman,” sebutnya. Kedatangan mereka ke Polsek, Sabtu (20/10) sore, menanyakan tindaklanjut laporan mereka, karena GTP belum juga diamankan. “Kami mau nanya sampai dimana laporan kami. Kok dia belum juga ditangkap,” ujar korban. Sementara paman korban B Sinambela, 48, mengatakan kecewa karena laporan korban belum ditindaklanjuti. “Kenapa gak ditindak lanjuti karena masalah saksi. Macam mana mau bawa saksi, sementara kejadian di dalam rumah, mana ada yang tahu, apa muka lembam gak cukup jadi bukti,” kata dia. Wakapolsek Medan Kota AKP Parulian Sihombing dikonfirmasi mengatakan, pihaknya tetap memproses pengaduan korban. “Kita akan proses, tetapi ya memang perlu saksi,” sebutnya. (m27)

PB Al Washliyah Jadi Nazir 1000 Aset MEDAN(Waspada):Sejak82tahun AlJam’iyatul Washliyah berdiri (30 Nopember 1930) tidak ada lembaga yang mengurus asset Al Jam’iyatul Washliyah. Bahkan lembaga tersebut tidak pernah dibahas pada rakernas maupun muktamar. “Namun pada Muktamar ke XX, baru terbentuk lembaga Majelis Perberdayaan Asset (MPA) PB Al Jam’iyatul Washliyah, sehingga PB Al Jam’iatulWashliyah menjadi nazir asset Al Jam’iyatul washliyah,” kata Ketua Majelis Pemberdayaan Asset (MPA) PB Al Jam’iyatul Washliyah H Darius SH, MH, pada penutupan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) majelis pendayagunaan asset PB Al Jam’iyatul Washliyah di Hotel Garuda Plaza Medan, Minggu (21/10). Menurut Darius, lembaga itu dibentuk berdasarkan amanat muktamar ke XX, AD/ART Al Jam’iyatul Washliyah, dan garis-garis besar program kerja PB Al Jam’iyatul Washliyah. Periode muktamar XX. Karena selama ini asset Al Jam’iyatul Al Washliyah mulai dari tingkat menengah sampai tingkat perguruan tinggi banyak dikelolah secara perorangan dan kelompok. Bahkan ada yang mendirikan yayasan dengan membawa nama Al Jam’iyatul Washliyah. Dijelaskannya, dengan adanya rekomendasi dari rakernas ini, maka yayasan-yayasan yang ada akan dileburkan dengan PB Al Jam’iyatul Washliyah. Bila mereka membangkang maka kita akan mengambil langkah advokasi.”Tidak ada kompromi bagi mereka (yayasan) yang membangkang,” sebutnya. Selain itu, tambah dia, kita lakukan inventarisasi, sertifikasi, sampai sejauhmana banyaknya asset Al Jam’iyatulWashliyah di Indonesia. Setelah itu dilakukan validasi, dan akhirnya kita buat data base sehingga kader akan mengetahui asset yang dimiliki Al Jam’iyatul Washliyah. “Sampai saat ini ada sekitar 1000 aset, baik

yang bergerak maupun tidak bergerak yang dimilki Al Jam’iyatul Washliyah,” ujar Darius didampingi pengurus MPA lainnya Drs Hasyim Said, Ibeng S Rani SH, Dedi Suheri Spdi. Kata dia, bahkan yang anehnya, sampai saat ini PB Al Jam’iyatul Washliyah tidak mengetahui seberapa banyak asset yang dimiliki. Karenanya dia mengimbau para kader Al Jam’iyatul Washliyah yang mengelolah yayasan untuk mengembalikannya ke PB Al Jam’iyatul Washliyah. Rakernas kali ini menentapkan, bahwa seluruh aset Al Washliyah harus melekat hak perdatanya kepada PB (pengurus besar) Al Jam’iyatul washliyah, payung hukum hak keperdataan aset disusun oleh MPA, tatacara pendayagunaan dan pengelolaan aset dikelola MPA dan ditetapkan PB. Terhadap asset yang dikuasai pihak lain harus dilakukan musyawarah, bila tidak ada kesepahaman maka ditempuh jalur hukum, melakukan inventarisasi,verifikasi,validasi,danadvokasihukum terhadap aset Al Jam’iyatulWashliyah dimanapun berada, baik aset bergerak maupun tidak. Di samping itu, ada langkah-langkah strategi pada rakernas, MPA PB AlWashliyah membuat dan menyusun pedoman, dan sistem pengelolaan aset semacam SOP (standar operasional prosedur), menetapkan pembinaan, pengelolaan, dan pengembangan aset serta memberikan penegasan terhadap status aset AlWashliyah, membentuk tim advokasi hukum untuk menyelamatkan aset dari pihak lain, baik secara pidana maupun perdata. Sementara Sekretaris PB Al Jam’iyatul Al Washliyah Drs Harris Sambas menyampaikan apresiasi terlaksananya rakernas, sebab rakernas ini merupakan sejarah bagi Al Jam’iyatul Washliyah terutama telah berdirinya lembaga MPA. “Tugas yang diemban MPA ini sudah menjadi amanah, dan harus dilaksanakan dengan baik dan iklhas,” tuturnya. (m26)

Waspada/Ist

SEKRETARIS PB Al Jam’iyatul Washliyah Drs Harris Sambas dan Ketua MPA H Darius SH, MH, foto bersama peserta Rakernas I Majelis Pendayagunaan Asset, di Hotel Garuda Plaza Medan.

40 Persen Rakyat Indonesia Masih Miskin MEDAN (Waspada): Ketua DPP PDI-P Bidang Pemuda dan Olahraga Maruarar Sirait mengatakan, 40 persen rakyat Indonesia masih miskin. Bahkan, lebih 50 persen hanya berpendidikan SMP. Dia mengemukakan hal itu dalam dialog dengan ratusan pemuda dan mahasiswa dari berbagai elemen dalam rangkaian pelantikan Satuan Taruna Merah Putih (TMP) di Balai Rasa Sayang, Hotel Polonia, Medan, Minggu (21/10). Hal tersebut, menurut Maruarar, bisa diatasi, namun bergantung pada kemauan politik para pemimpin di Indonesia. ‘’Justru itu kita harus berani mengatakan yes kepada pemimpin yang benar, dan menyatakan no kepada pemimpin yang tidak benar,’’ tegasnya. Pada kesempatan itu, Maruarar juga memotivasi pemuda dan mahasiswa Sumut agar mampu berprestasi demi bangsa dan negara serta menunjukkan eksistensi sebagai generasi penerus. PDI-P, kata dia, sangat berkepentingan dengan pemuda dan mahasiswa yang akan melanjutkan pembangunan di tanah air. ‘’Karena itu, PDI-P berupaya merekrut pemuda untuk menjadi kadernya,’’ ujar Maruarar. Dia mengajak pemuda dan mahasiswa tidak hanya berpiki-

ran bagaimana bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri, melainkan bisa menjadi tuan rumah di ‘kandang’ orang lain. Menurut Maruarar, saat ini banyak politisi yang ‘menutup mata’ terhadap kebenaran. Bahkan, tidak semua politisi mau menyelesaikan masalah, melainkan lari dari masalah, sehingga terjadi pembiaran atas ketidakadilan. Dia menegaskan, pembangunan yang bersifat fisik, seperti jalan, sekolah, infrastruktur, perlu dibangun. Namun karakter bagi kalangan pemuda dan mahasiswa lebih penting untuk menunjukkan eksistensi Indonesia sebagai negara berdaulat dan merdeka. “Karakter lebih penting. Itulah ciri khas pemuda Indonesia,” kata tokoh politik yang akrab disapa Bung Ara. Pembinaan kalangan pemuda dan mahasiswa juga dilakukan untuk membuktikan kepedulian dalam regenerasi kepemimpinan di tanah air dan mendapatkan calon pemimpin bangsa yang tidak hanya mengejar keuntungan materi dan kepentingan kelompok. Selain itu, katanya, pemuda dan mahasiswa perlu dibina sejak dini karena akan menjadi pemilih potensial dalam Pemilu 2014 yang jumlahnya berkisar 42 persen atau berkisar 92 juta lebih dari total penduduk Indonesiayangmencapai240jutajiwa.

Pembinaan yang dilakukan PDI-P telah berlangsung sejak lama dan bukan hanya menjelang Pemilu. “Tradisi bermanismanis hanya menjelang Pemilu harus dipatahkan,” katanya. Maruarar juga memuji kinerja Bidang Pemuda dan Olahraga PDI-P Sumut yang dikomandai Brilian Moktar dalam mengakomodir dan membina kalangan pemuda dan mahasiswa. ‘’Tidak heran jika Bidang Pemuda dan Olahraga PDI-P Sumut dinilai sebagai yang terbaik di tanah air bersama Jawa Timur dan Kalimantan Selatan,’’ ungkapnya. Dalam acara itu, Maruarar mengkritik DPC PDI-P kabupaten/kota yang belum membina dan mengadvokasi pemuda serta mahasiswa di daerah masingmasing. Kemudian, belum membentuk departemen pemuda dan olahraga. Sebelumnya, Maruarar melantik TMP Kota Pematangsiantar, Tebingtinggi dan enam Komisariat Satma TMP. Selain itu, dilantik juga pengurus Satma TMP komisariat di perguruan tinggi yakni Komisariat IAIN (Ketua M. Zulkarnain Nasution), Komisariat USU (Ketua Ramadhan Padang), Komisariat STIE IBMI (Ketua Rico L Manihuruk), Komisariat Mikroskill (Ketua Dolly Hans Toraja), Komisariat UMA (Ketua Rinaldi

Sitinjak) dan Komisariat Unimed (Ketua Charles Ferdinan Sitohang). Sedangkan, Ketua Bidang Pemuda dan Olahraga DPD PDI-P Sumut Brilian Moktar mengatakan, pemuda dan mahasiswa merupakan kelompok generasi yang memiliki banyak potensi dan idealisme sehingga harus dibina dan direkrut untuk kepentingan bangsa.

Dengan pembinaan tersebut, kata Brilian, diharapkan kalangan pemuda dan mahasiswa tersebut mengetahui hak serta kewajibannya sebagai anak bangsa. Kemudian memahami ideologi dan cita-cita PDIP dalam berpolitik. Brilian memotivasi dan mengajak pemuda dan mahasiswa di Sumut untuk memberikan prestasi dalam pembangunan bangsa dan meman-

faatkan masa muda untuk mencatat sejarah yang baik dan dapat dikenang di masa tua. “Jangan mengaku pemuda jika tidak mampu berprestasi. Jika tidak berprestasi, berarti anda menyia-nyiakan masa muda,” katanya. Brilian menambahkan, kinerja yang dilakukan selama ini masih bersifat normatif dan merupakan kewajiban serta amanah.(m34)

Waspada/Feirizal Purba

KETUA DPP PDI-P Bidang Pemuda dan Olah Raga Maruarar Sirait didampingi Brilian Moktar melantik Taruna Merah Putih.


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.