Waspada Senin 20 September 2010

Page 13

Medan Metropolitan

WASPADA

Senin 20 September 2010

B3

Labfor Polri Periksa Kebakaran Pajak USU MEDAN (Waspada): Petugas Labfor Polri Cabang Medan turun ke TKP lokasi kebakaran yang menghanguskan 120 kios/ toko berdinding papan dan seng di Pajak USU dekat Jalan Abdul Hakim, Komplek USU Medan, Minggu (19/9). Petugas memeriksa sekaligus mengambil foto lokasi kebakaran, bahkan mencari asal api yang menyebabkan 120 dari 140 kios musnah terbakar. Kehadiran petugas Labfor melakukan pemeriksaan didampingi petugas Polsekta Medan Baru, sedangkan penyebab kebakaran itu kini masih dalam penyelidikan. Peristiwa itu terjadi, Sabtu (18/9) sore, selain menghanguskan 120 kios beserta isinya dengan kerugian mencapai miliaran rupiah.

Pertama kali terlihat kepulan asap dan api pukul 17.30 dari dekat toko sepatu. Kebakaran itu terjadi saat pedagang sedang menyusun dagangannya untuk menutup kios, karena Pajak USU tutup pukul 18.00, bahkan diantara pedagang sudah ada yang pulang ke rumah. Api semakin membesar dan terdengar suara ledakan yang diduga dari mesin genset.Warga sekitar berusaha memberikan pertolongan memadamkan api menggunakan tiga tabung racun api dan menyiram pakai air mineral, namun usaha itu tidak membawa hasil. Hanya dalam sekejap api melalap ratusan kios. Belasan unit mobil pemadam kebakaran yang tiba di lokasi tak mampu menguasai api yang begitu

cepat memusnahkan sedikitnya 120 kios. Sedangkan 20 kios lainnya yang menjual makanan dan minuman ringan terpaksa dirusak untuk menghindari meluasnya api. Pantauan Waspada di lapangan, pemilik kios berdatangan di lokasi dan mereka tidak bisa berbuat apa-apa karena barang yang ada di dalam kios sudah jadi abu akibat kebakaran. “Barang kami berupa elektronik, kain dan buku habis terbakar. Utang belum habis, barang sudah ludes,” jelas seorang wanita yang usahanya turut terbakar. Petugas kepolisian mengatakan, pihaknya telah melakukan pemeriksaan terhadap lima orang saksi dan kemungkinan saksi yang diperiksa akan bertambah. (m31)

Kasus Pemalsuan Akte Terbenam Di Polisi Waspada/Hamdani

MENCARI SISA BARANG : Seorang warga mencari sisa barang yang masih layak pakai di lokasi kebakaran Pajak USU Medan, Minggu (19/9). Kebakaran yang terjadi, Sabtu (18/9) pukul 18.00 WIB, menghanguskan ratusan kios dan diperkirakan kerugian ratusan juta rupiah.

Hotel City International Menyalahi Izin MEDAN (Waspada): Pemko mengatakan Hotel City International lantai 16 yang berada di Jalan Gandhi, Kec. Medan Kota, menyalahi izin yang diberikan. Seharusnya bangunan di sana apartemen, bukan hotel. “Mereka menyalahi izin yang diberikan. Dalam waktu dekat ini kita surati mereka agar kembali mengurus izin hotel,” kata Kepala Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan Qamarul Fattah melalui Kepala Bidang Pengendalian dan Pemanfaatan Tata Ruang Dinas TRTB Ahmad Basyaruddin kepada Waspada, Minggu (19/ 9), melalui telepon.

Ketika ditanya kapan pihak hotel disurati, Ahmad Basyaruddin tidak menjawab secara jelas. Dia hanya mengungkapkan segera mengirimkan surat, dan menyarankan pemilik hotel untuk mengurus kembali izin tersebut. “Yang pasti kita sarankan mereka mengurus izinnya kembali, karena fungsi izin yang sebenarnya dilanggar,” ucapnya

tanpa menjelaskan apa sanksi yang diberikan kepada pihak hotel bila mereka tidak bersedia mengurus kembali izin tersebut. Dikatakan Ahmad Basyaruddin, pihaknya juga akan menyampaikan perihal tersebut kepada anggota DPDR Kota Medan pada pandangan umum yang akan datang. “Nanti pada waktu pandangan umum di DPRD dijelaskan persoalan hotel tersebut, jadi kan mereka bisa mengambil tindakan,” tuturnya. Seperti diketahui sebelumnya, pantauan Waspada di lapangan hotel itu tidak terlihat pengelolaan limbahnya sehingga tergenang begitu saja di saluran air belakang hotel. Aroma tidak sedap keluar dari kubangan limbah tersebut. Warga setempat mengatakan, limbah sisa disedot dua kali sehari dan dibuang di sebuah tempat. Akibatnya aroma busuk yang ditimbulkan sangat menyengat di hidung karena

limbah tidak dikelola dengan baik. Apalagi saat hujan turun, maka aroma bau busuk tidak tertahan lagi. “Kami sudah sampaikan persoalan ini ke pihak hotel, tapi tidak juga ditanggapi,” ucap A Pohan, salah seorang warga. Camat Medan Kota Irfan Syarif Siregar mengungkapkan, pihaknya sudah turun langsung ke lapangan. Tapi, tidak ada juga tanggapan positif dari manajemen hotel. “Tidak ada niat perbaikan dilakukan manajemen. Kami minta masalah ini segera ditangani pihak terkait agar tidak lagi ada keluhan warga,” ucap Irfan. Bila dilihat dari pintu masuk, sekilas hotel ini tidak terlihat karena di tengah pemukiman dan depannya hanya satu ruko. Pihak manajamen hotel nampak tertutup. “Saya tidak tahu masalah itu. Saya baru bekerja setengah tahun. Hotel ini sudah beroperasi selama dua

tahun. Nanti saya sampaikan ke bagian menangani masalah ini,” tegasVivi, karyawan bidang operasional hotel. Dia menambahkan, saat ini masih dalam suasana lebaran. Jadi, banyak karyawan hotel yang belum masuk kerja. “Kalau sudah masuk saya akan sampaikan kepada atasan saya,” bebernya. Sementara itu, Kasi Hotel Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan Chaidir mengatakan, izin hotel itu ada. Menurutnya, semua syarat yang diajukan lengkap. “Permohonan lengkap, makanya kami berikan izin dan itu sudah lama dikeluarkan,” ucapnya. Namun ketika dikonfirmasi ke Bappeda Kota Medan perubahan peruntukan Hotel City International tidak pernah diterbitkan. “Tidak pernah kami terbitkan perubahan peruntukan hotel itu,” sebut Kepala Bappeda Kota Medan Syaiful Bahri. (h10)

GM 66 Diharapkan Jadi Garda Terdepan Pengawal Kamtibmas Waspada/Mursal AI

DUDUK: Penderita kelainan hati Melati, 5, saat sedang duduk di Ruang Merak I lantai II RS Sari Mutiara tempatnya dirawat, Rabu (15/9).

Penderita Kelainan Hati Butuh Biaya MEDAN Waspada): Penderita atresia billier atau kelainan hati Melati alias Imel, warga Belawan, yang direncanakan menjalani operasi di Jerman, tampaknya mengalami hambatan. Pasalnya tersangkut biaya keberangkatan ke Jerman, pihak keluarga mengaku tidak ada dana. “Kami membutuhkan uluran tangan dermawan untuk membantu biaya keberangkatan ke sana. Kami tidak punya biaya untuk berangkat ke sana. Kita kan tidak mungkin nggak bawa uang ke sana, sementara donatur dari Jerman hanya menanggung biaya operasinya,” ujar Meirikan (ibunda Imel) kepada Waspada, via telepon, Minggu (19/9). Bukan hanya itu, katanya, Melati juga masih mempunyai utang kepada RS Dr Karyadi Semarang sebesar Rp65 juta. Ternyata kartu askeskin tidak berlaku di sana. Kartu tersebut diurus, setelah pihak keluarga tidak mendapatkan surat jamkesmas. “Bagian keuangan RS Dr Karyadi Semarang menyatakan askeskin Imel tidak berlaku. Jadi saya tidak mungkin kembali ke sana. Itupun saya masih ada utang di sana. Niat baik saya ingin melunasinya. Namanya juga utang,” terangnya. Sejak 8 September lalu, Melati dirawat di RSU Sari Mutiara Medan, kondisinya sudah membaik. Bungsu dari dua bersaudara pasangan Meirika, 33, dan Yuli Afrizal, 39, tersebut sebelumnya menderita demam tinggi dan gusi berdarah. Dia sempat dirawat di Ruang ICU selama 5 hari. “Hb nya juga sempat turun 7,” kata Meirika. Dia sangat berharap Pemko Medan atau pun Pemprovsu bisa membantu biaya keberangkatannya ke Jerman dan agar bisa melunasi tunggakannya di RS Dr Karyadi Semarang. Berita sebelumnya, Imel menderita kelainan hati sejak berumur 2 bulan. Kini Imel sudah berumur 5 tahun. Akibat penyakitnya itu, segala daya dan upaya sudah dilakukan kedua orang tuanya. Dari membawa anaknya berobat alternatif sampai ke dokter spesialis. Hanya saja, belum ada perubahan yang terjadi pada diri Melati hingga saat ini, meski dana yang dikeluarkan sudah cukup besar. Dalam perjalanannya untuk sembuh, Melati pernah dibawa di RS. Dr Karyadi Semarang. Di rumah sakit tersebut harapan untuk sembuh Melati cukup besar, sebab penderita kelainan hati banyak yang berobat di tempat itu. Pemeriksaan demi pemeriksaan telah dilewati Melati. Namun, karena lebaran, Melati izin pulang ke Medan untuk sementara. Namun, karena mendapatkan penawaran berobat di Jerman ditambah lagi kartu askeskinnya tidak berlaku, orang tua Imel mengurungkan niatnya untuk kembali ke rumah sakit di Semarang tersebut. (cmai)

MEDAN (Waspada): Kapolda Sumut Irjen Pol Oegroseno mengharapkan Generasi Muda (GM) Angkatan 66 Sumut bisa bekerjasama dengan aparat kepolisian untuk menciptakan situasi kamtibmas kondusif di daerah ini. Harapan itu disampaikan Kapolda saat menerima kujungan silahturahmi sejumlah pengurus DPW GM 66 Sumut dalam kaitan Idul Fitri di rumah dinas Jln Walikota Medan, belum lama ini. “Dalam acara penuh kekeluargaan, Kapolda berharap GM 66 bisa menjadi garda terdepan dan bekerjasama dengan TNI/Polri menjaga kamtibmas dan keutuhan NKRI,” kata Ketua Umum GM 66 Sumut Efdi Boy Nasution SH, di Medan, Minggu (19/9).

Menurut Efdi Boy, pada kesempatan penuh keakraban itu, selain soal kamtibmas berbagai topik hangat yang sedang bergulir di Sumut juga dibicarakan. Dalam kunjungan silaturahmi itu dia didampingi Farianda Putra Sinik, Datuk Adil Freddy Aberham, Efwita Nasution, Alox Daminanus Pinem (bendahara umum), Zuhaeva Gafar, Kosgoro Pinem, Jefri Pratama, Taing Asti Nur, dan Ellyda Marsni, SH serta pengurus lainnya. “Kami tidak bisa dipisahkan dengan TNI/Polri, untuk itu kami ingin menyatukan persepsi guna melindungi bumi pertiwi ini dari rongrongan bahaya laten komunis gaya baru tersebut,” tegas Efdi. Katanya, GM 66 Sumut siap

menjadi garda terdepan mengawal kinerja Polri dan TNI dalam menjalankan tugasnya masing-masing. Bahaya laten komunis di masyarakat dewasa ini, masih menjadi ancaman yang perlu mendapat perhatian semua pihak. Sebab, tambah Efdi Boy, bentuk dan pola yang mencoba mengganti ideologi Pancasila dengan yang lain itu, saat ini telah bermetamorfosa ke bentuk lebih baru. Saat ini, bahaya laten komunis telah menjelma dalam bentuk baru. “Salah satu contohnya terlihat dari pengakuan sejumlah kelompok atau orang yang tak lagi takut atau malu untuk mengaku bangga menjadi anak komunis, yang dulu menjadi musuh utama bangsa ini,” tutur Efdi. (h05)

Waspada/ist

Kapolda Sumut Irjen Pol Oegroseno (memakai peci) berserta istri menerima kunjungan silaturahmi Ketua Umum DPW GM 66 Sumut, Efdi Boy Nasution, SH didampingi pengurus teras lainnya.

MEDAN (Waspada): Kasus pemalsuan akte senilai Rp2,4 miliar, sudah hampir setahun terbenam di Polresta Medan. Sementara tersangka berinitial Mah, hingga kini masih bebas berkeliaran. Korban Nazia, 49, warga Jalan Tulip Griya Riyatur, kepada Waspada, di Medan, Minggu (19/9) menjelaskan, kasusnya terjadi 4 Mei 2009. Ketika itu, tanpa sepengetahuan korban, Mah yang juga adik kandungnya memalsukan akte lokasi toko Medan Bakery di Jalan KH. Zainul Arifin. Tindak pidana yang dilakukan Mah, dengan cara seolaholah Nazia memberi kuasa kepadanya untuk menggadaikan lokasi terperkara yang merupakan harta warisan itu, melalui Notaris Eko Evidolo, SH. Bermodalkan surat kuasa palsu itulah, tersangka Mah berhasil mengecoh pihak Bank Sumut dengan menarik dana senilai Rp2,4 miliar. Namun

kasus ini akhirnya terungkap, setelah Mah beberapa bulan menunggak cicilan, di mana tagihan dari Bank Sumut sampai ke tangan Nazia. Merasa dirugikan, Nazia mengadukan Mah ke Polresta Medan, 13 Oktober 2009, sesuai LP No. 2388/X/2009/Tabes MS, diterima Bripka Sucipto, S, SH. Anehnya, meski telah hampir setahun, namun kasusnya tak pernah berlanjut. Polisi seperti adem ayem, sementara Mah yang telah ditetapkan sebagai tersangka berdasarkan Pasal 266 (1) KUHP, tetap bebas berkeliaran menikmati hasil usahanya itu. Nazia yang didampingi suaminya Edi Junaidi, minta polisi melanjutkan perkaranya ke kejaksaan hingga tuntas. Korban menilai polisi tak serius menangani perkara ini. Apalagi setelah berkas yang diajukan polisi sebelumnya dikembalikan pihak kejaksaan karena dinilai tak lengkap dan hingga

saat ini berkasnya masih terbenam di Polresta Medan. Selain itu, Edi Junaidi juga mempertanyakan keseriusan pihak kepolisian, apalagi kasus ini pernah disampaikan dan didengar langsung oleh Kapoldasu Irjen Pol Drs Oegroseno, SH, saat menjadi narasumber pada acara dialog interaktif di auditorium UMSU beberapa waktu lalu, dengan tema, ”Jangan Ada Lagi Air Mata Di Kantor Polisi”. “Informasi yang saya terima, polisi akan memanggil paksa tersangka, Senin (20/9) hari ini, karena telah berulangkali tak memenuhi panggilan. Kita juga berterimakasih atas apresiasi yang diberikan Kapoldasu atas perkara ini. Meski begitu kita lihat saja, apakah proses hukum itu benar-benar dilaksanakan. Kita sangat tidak menginginkan, seminar ‘jangan ada lagi air mata di kantor polisi’, sebenarnya hanya slogan?,” tanya Edi Junaidi.(m16)

Jalin Silaturrahim Berkesinambungan MEDAN (Waspada) : Umat Islam diingatkan untuk tetap bersatu dan menjalin hubungan silaturahim secara berkesinambungan. “Bukan hanya masa halal bi halal saat bulan Syawal, tetapi sesudahnya harus terus dipertahankan. Lewat persatuan dan kesatuan itu banyak hal yang bisa diwujudkan, salah satunya memelihara keutuhan Islam dipermukaan bumi,” tutur AlUstad Ridwan Hamid dalam tausiyahnya pada halal bi halal Keluarga Besar Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara, di Asrama Haji Medan, Sabtu (18/9). Acara yang dihadiri Kepala Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara, Drs H Syariful Mahya Bandar MAP, staf, pegawai, ulama, para ustad dan ustadzah serta pejabat lainnya berjalan lancar. Ridwan Hamid mengatakan, sesungguhnya dengan jumlah umat Islam yang banyak dan cukup besar di Indonesia, banyak hal yang bisa dilakukan dalam rangka memerangi kemiskinan dan kebodohan. Untuk ini, tokoh agama atau para ustad yang selalu memberikan dakwah dan pencerahan rohani

kepada kaum muslimin, mestinya bisa menjadi contoh. Misalkan dengan melakukan usaha sampingan agar mendapatkan penghasilan baru. “Kenapa kita diminta menuntut ilmu sampai ke negeri China ? Karena orang China itu banyak yang mereka kerjakan untuk bisa hidup mapan. Ilmu mereka yang sedikit bisa diamalkan dan menghasilkan. Selagi bisa membuat kenapa harus membeli, kalau bisa mengapa tidak menjual. Seperti yang saya lakukan dengan menggalakkan berbagai usaha. Saya sudah mengajak para ustad untuk membuat usaha seperti yang saya lakukan, tapi tetap belum bergeming. Ajakan saya inikan sebuah upaya penjaringan dan sarana mempersatukan umat Islam. Agar kelompok yang saya satukan ini bisa hidup mapan, tidak hanya mengandalkan penghasilan dari berceramah,” ucapnya. Menurut Ridwan, sesungguhnya silaturrahim yang kuat dapat dilihat dari peradaban serangga seperti semut. Binatang kecil yang hidupnya suka bergerombol itu, memberikan contoh bagaimana perlunya

saling bergotong royong untuk hidup. “Bagaimanapun sibuknya semut hilir mudik, kalau bertemu dengan temannya, dia langsung berbalik dan menempelkan tubuhnya kepada semut yang lain. Bagaimanapun kecil dan besarnya makanan yang didapatkan oleh semut, selalu memanggil temannya untuk membawa makanan itu. Sebuah falsafah gotong royong yang tinggi bahwa berat sama dipikul ringan sama dijinjing. Selayaknya manusia seperti itu, tiap bertemu saling bertegur sapa. Berjabat tangan dan bertanya kabar saudaranya. Bukan hanya saat bulan Syawal seperti ini saja tapi juga di bulanbulan lain,” ungkapnya. Disebutkannya, silaturrahim dalam kegiatan halal bi halal ini sekaligus untuk penyampaian rasa maaf kepada sesama. Dosa kepada Allah akan terhapus dengan bertaubat, apalagi telah menjalankan perintah Allah selama bulan Ramadhan. Di penghujung Ramadhan lalu akan terbakarlah dosa kaum muslimin kepada Allah, seperti terbakarnya sampah yang disulut dengan api. (m36)

Masyarakat Diimbau Tak Terprovokasi Terkait Insiden HKBP Bekasi MEDAN (Waspada): Ketua Pimpinan Cabang Pemuda Muslim Indonesia (PMI) Kota Medan, Rinaldi Amri, S.IP mengimbau seluruh elemen masyarakat untuk dapat menahan diri serta tidak terpancing dengan provokasi isu menyesatkan yang akan memperkeruh suasana dan menyulitkan pemerintah dan aparat hukum menuntaskan masalah insiden di Bekasi, yang menyebabkan dua jemaat HKBP Pondok Timur Indah, terluka. Kata Rinaldi, Sumatera Utara khususnya kota Medan didiami masyarakat yang heterogen, yang berasal dari berbagai kalangan suku dan agama. Sebab itu, Medan harus menjadi barometer di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), yang secara sadar selalu mengedepankan sikap toleransi dan kerukunan antar umat beragama. “Menjadi kewajiban kita bersama sebagai masyarakat Sumut dan warga kota untuk menjaga kerukunan dan sikap toleransi, yang selama ini sudah terbina dengan baik,” tegas Rinaldi Amri didampingi para Wakil Ketua, T Usman Medan, Dicky Ambon, SE, Drs Ahmad

Yani, Idris Aritonang, Sekretaris Muslim Kamal dan Bendahara Ismail Hasibuan, SE di sekretariatnya Jalan Taduan Medan, Sabtu (18/9). Untuk mempertahankan suasana kondusif di kota ini, Rinaldi meminta semua pihak berhenti berkomentar jika hanya akan menyulut perpecahan dan bernuansa memprovokasi antar umat beragama. Sebab hal itu dapat memancing aksi bersifat anarkis lainnya, yang toh pada akhirnya dapat memperlemah persatuan dan kesatuan. “Kami mengajak semua pihak comedown atau bersikap tenang dan sama-sama mempertahankan suasana kondusif ini di Sumatera Utara, karena jika kita terus berseteru, pasti ada pihak lain yang akan memanfaatkan kekacauan ini untuk memecah belah persatuan dan kesatuan kita,” tandas Rinaldi. Wakil Ketua PC PMI Medan Dicky Ambon menambahkan, setiap unsur/ lembaga baik swasta maupun pemerintah, masyarakat, OKP, Ormas dan lainnya harus memiliki kesadaran penuh betapa pentingnya arti sebuah kedamaian dan

kebebasan. Namun, semua juga harus mengerti dan menghayati, setiap kebebasan berekspresi, termasuk mengeluarkan pendapat, mendapat jaminan kebebasan memeluk agama dan kepercayaan, harus memenuhi aturan dan ketentuan yang berlaku. “Kita punya perangkat hukum yang jelas seperti SKB Tiga Menteri. Tentunya, perangkat ketentuan ini harus dipatuhi dan wajib dilaksanakan serta dijalankan semua pihak, demi keamanan dan ketenteraman bersama. Apalagi ketentuan tersebut masih berlaku hingga sekarang. Dengan demikian, sikap toleransi sesama umat harus dapat dirajut dengan baik pula,” ujarnya. Jadi, lanjutnya, tokoh agama, tokoh masyarakat, pemerintah dan lembaga masyarakat lainnya, mari bersama-sama memberikan kedamaian dan kesejukkan di tengah-tengah masyarakat. “Apalagi umat Islam, sangat cinta perdamaian dan menghormati umat beragama lainnya dalam hal peribadatan. Insiden di Bekasi, biar aparat kepolisian yang menyelesaikannya,” tambah Dicky Ambon. (m41)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.