Waspada, Senin 16 Juli 2012

Page 22

Opini

B8

BAN PT Dan UISU

TAJUK RENCANA

Pidanakan Pedagang Seenaknya Timbun & Naikkan Harga Sembako

M

enjelang tibanya bulan puasa, 1 Ramadhan 1433 H, harga kebutuhan pokok warga masyarakat bergerak naik. Tidak ada sembako yang tidak naik, mulai dari beras, minyak makan, gula, tepung terigu, ikan, daging dll. Walikota Medan Rahudman Harahap, bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Pusat Pasar Medan kemarin, dan kita harapkan setelah sidak ada tindak lanjut dari Pemko Medan untuk melakukan operasi pasar di setiap kelurahan. Kalaupun dalam pemberitaan media disebutkan harga gula turun dari Rp14.000 per kg menjadi Rp12.500 per kg hal itu bisa terjadi karena sebelumnya sudah beberapa kali naik. Bisa juga penurunan itu karena pedagang tahu sedang dilakukan sidak, sehingga setelah sidak berlalu harga gula dan lain-lain kembali melambung. Hukum ekonomi memang berlaku. Permintaan bertambah banyak otomatis harga naik dan semakin naik, sehingga yang diperlukan adalah menambah banyak jumlah barang (sembako) dan menjualnya langsung ke kawasan yang membutuhkan, misalnya di kelurahan atau lapangan terbuka. Jika terlambat, dipastikan harga sembako semakin melambung di bulan Ramadhan nenti dan menjelang lebaran Idul Fitri pada minggu ketiga Agustus mendatang. Untuk diketahui bahwa masa mendekatnya bulan puasa dan lembaran merupakan momentum mengaut keuntungan sebanyaknya, atau diistilahkan panen besar buat para pedagang dan grosir. Sebab, di masa itulah jumlah dan kebutuhan konsumen meningkat sehingga pedagang bisa seenaknya menaikkan harga untuk mengejar keuntungan sebanyak-banyaknya. Setelah momentum itu berlalu, biasanya masih ada panen besar lainnya yaitu menjelang Tahun Baru. Buat sebagian pedagang ketiga momentum—puasa, Idul Fitri, dan Tahun Baru— merupakan ajang mengumpulkan keuntungan sebanyaknya, dan bagi pedagang yang masih belum punya kios hasil keuntungannya itu bisa membeli kios baru. Bagi pedagang yang belum mampu membeli kios keuntungan setahun tiga kali itu bisa dipergunakan untuk memperpanjang sewa kios/toko dan memenuhi kebutuhan keluarga, seperti membayar biaya pendidikan dll. Kalau menurut Walikota, sidak ini dilakukan untuk dapat mengetahui harga kebutuhan pokok di pasar saat ini, sebenarnya hal Intisari itu tidak diperlukan sekali. Jangan sampai pasar murah yang digelar Pemko Medan harganya hanya beda tipis dengan pasar modern Pemko Medan harus dan tradisional. Pemko Medan dan juga Pemko Pemkab se-Sumut harusnya bisa memmerealisasikan rencana dan bantu warga masyarakatnya dengan mengmembuka 151 titik pasar gelar pasar murah dan harganya benar-benar Kalau di pasaran harga gula Rp12.500 murah sebelum harga murah. per kg, di pasar murah yang digelar harganya sembako menggila harus di bawah Rp10.000. Begitu juga dengan jenis-jenis kebutuhan pokok lainnya. Intinya, jangan sampai masyarakat resah menghadapi bulan puasa dengan kenaikan harga sembako yang tidak terkendalikan atau gilagilaan. Pemerintah pusat dan daerah bisa menindak pedagang yang seenaknya menimbun barang agar terjadi kenaikan harga, begitu juga pedagang yang seenaknya menaikkan harga dan mengurangi takaran serta melakukan kecurangan-kecurangan lainnya. Mereka bisa dipidanakan. Termasuk menjual barang-barang yang sudah kadaluarsa sehingga membahayakan kesehatan masyarakat. Untuk itulah pihak terkait perlu melakukan pemantauan terkait kualitas barang yang dijual termasuk harganya. Dan bagi konsumen yang menemukan produk rusak dan dirugikan oleh pedagang bisa melapor kepada lembaga konsumen atau pihak berwajib agar kasusnya diproses sesuai hukum yang berlaku. Jika aparat terkait tegas menjalankan tugasnya diyakini harga sembako tidak akan naik secara gila-gilaan. Kalau kenaikannya hanya di bawah 5 persen pastilah masyarakat tidak akan resah. Hal itu termasuk normal karena memang kondisinya harus naik di masa puasa, Idul Fitri, dan Tahun Baru. Pemko Medan diminta segera merealisasikan rencana membuka 151 titik pasar murah di Kota Medan. Setelah berjalan nanti perlu dipantau, apakah mereka benarbenar menjual sembako dengan harga murah. Selama ini ada klaim masyarakat, takaran sembakonya sengaja dikurangi. Harga beras atau gula normalnya Rp12.0000 per kg di pasar tradisional di pasar murah bisa di bawah Rp10.000 per kg namun takarannya tak sampai 1 kg (hanya 8 ons saja). Akal-akalan seperti itu harus dicegah! Satu hal yang sangat penting diperhatikan adalah jumlah barang harus tersedia. Jangan sampai stok sembakonya kurang. Bagi sebagian konsumen berapa pun harganya tidak masalah asalkan barangnya tersedia, mudah diperoleh, namun bagi mayoritas konsumen lainnya, dari kalangan bawah, jenis-jenis barangnya mudah didapat dan harganya jangan sampai melonjak. Pemerintah maupun Depag dan MUI juga bisa mengimbau masyarakat, khususnya umat Islam untuk tidak resah dan mengubah pola hidupnya. Puasa dijalankan dengan penuh khidmat, menahan diri dari hawa nafsu, memperbanyak amalan, bukan dengan menambah biaya pengeluaran keluarga. Harusnya konsumsi di bulan puasa tidak lebih tinggi dari hari biasa karena di siang hari umat Islam berpuasa. Menghadapi lebaran pun tidak perlu dengan ‘’jor-joran’’ sehingga semuanya harus diganti baru. Lakukan pola hidup sederhana sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW dan syariat Islam (Al-Quran).+

Oleh Prof Dr Ir Widyo Nugroho Sulasdi & Prof Safwan Hadi, Ph.D Pemerintah dalam melaksanakan akreditasi nasional hingga saat ini hanya mengakui BadanAkreditasi Nasional PerguruanTinggi (BAN-PT) sebagai satu-satunya badan akreditasi.

D

alam Pembukaan UUD 1945 pada alinea ke-3 secara sangat gamblang dinyatakan bahwa Pemerintah Negara Indonesia mempunyai kewajiban yang harus mampu diwujudkan antara lain melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia. Dalam upaya mewujudkan kecerdasan bangsa yang dilakukan melalui pendidikan, telah diundangkan UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang mempunyai sebanyak 22 bab dan sebanyak 77 pasal. Berikut ini dikutipkan isi dari beberapa pasal yang terkait erat dengan judul tulisan di atas: (1) Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. (2) Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala. (3) Pemerintah menentukan kebijakan nasional dan standar nasional pendidikan untuk menjamin mutu pendidikan nasional. (4) Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan, kelompok, keluarga, organisasi profesi, pengusaha, dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan.Berkaitan dengan butir (4), masyarakat dapat mendirikan Yayasan yang selanjutnya dapat mendirikan Perguruan Tinggi, yang lazim disebut Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Sekarang ini di Indonesia terdapat sekitar 3600 PTS. Kebalikan dari PTS, pemerintah mendirikan Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Di Indonesia terdapat sekitar 93 PTN. Berkaitan dengan PTN dan PTS ini realitasnya terdapat perbedaan yang tampak nyata dalam konteks pengelolaan dan penyelenggaraannya. Perguruan Tinggi yang dikelola pemerintah, sudah barang tentu halhal yang berkaitan dengan pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan terkontrol dengan baik. Dana penyelenggaraan pendidikannya berasal dari pemerintah, demikian juga para penyelenggara satuan pendidikannya merupakan PNS (Pegawai Negeri Sipil), yang relatif lebih mudah dilakukan pengawasan terhadapnya. PTS di Indonesia dimiliki yayasan. Di dalam yayasan ini mempunyai struktur organisasi yang terdiri atas

Faks 061 4510025

Facebook Smswaspada

+6285276926560 Maju terus pak Gatot visi dan misi bapak dah ter bukti rakyat tidak bodoh rumh sekolah sudah bapak bangun rakyat tidak sakit .rumh sakit dah di buka puskemas 24 buka rakyat tidak miskin dah terbukti org dah pake kerta brompit tiap rmh ada 4 hanya 1 saja yg tinggal rakyat tidak lapar dari atok lb ktoromg di pondok nan langang tmbg. +62811632744 Yth. Redaksi Waspada InsyaAllah Kami termasuk dalam kelompok batas porsi aman CALHAJ 2012, Sudilah kiranya pada setiap terbitan hari jum’at memuat “seluk beluk kebutuhan haji/tip/dll” trimakasih. +6287891595934 Mengapa Sebagian Orang Yg Di Pilih Rakyat Sebagai Pemimpinnya, Menjadikan Orangorang Yg Memilihnya Itu Sebagai Budak Untk Menghasilkan Keuntngan Bagi Pemimpin Itu,bukan Menjadi Mensejahtrakan Masyarakat Tersebut. Be The Best Of Leader. +6285297057749 Kalau kita lihat berita-berita Aceh di hr Waspada ini, banyak sekali pembangunan yang tidak beres, seperti jalan dan jembatan serta bangunan sekolah, memang kalau jalan propinsi okelah, tertipu kita melihatnya, hebat sekali Aceh ini, tapi coba anda masuk kepedalaman anda akan tercengang. tertipu dia. yang mewah itu mobil dinasnya dan rumah pejabatnya. +6281265738670 Pak walikota tolong kami orang miskin PBB jangan naik 100 persen kalau bisa bantu lah kami pak nggak bayar. +6282162990203 Semua berebut uang, harta dan jabatan, calon pemimpin di angkat dan di pilih dari golongan yg kaya, tanpa meneliti kelayakan utama sbg seorang pemimpin yaitu, adil, jujur dan dermawan, tanpa 3 kriteria ini , jgn berharap, negeri ini mencapai cita2 nya selain menuju kehancuran. +6281990379228 Sbd Rsul: Bila nyawa telah berpisah dari jasad, maka dipanggil dari langit dengan 3 panggiln: Hai anak Adam, apakah engkau telah meninggalkan dunia, atau dunia telah meniggalkan engkau?. Apakah engkau yang telah mengumpulkan dunia, atau dunia yang telah mengumpulkan engkau ?. Apakah engkau telah membunuh dunia, atau dunia yang telah membunuh engkau. Bila mayat telah diletakkan ditempat pemandian, maka datang panggilan dari langit dengan 3 panggilan: Hai anak Adam, dimana tubuhmu yang kuat, apa yang membuatmu lemah ?. Dimana lidahmu yang fasih, apa yang mendiamkanmu? Dimana telingamu yang dapat mendengar, apa yang menulikanmu ?. Dimana teman2mu yang setia, mengapa ia melepaskanmu ?. Apa bila mayat telah diletakkan dalam kafan, maka datang panggilan dari langit dengan 3 panggilan: Hai anak Adam, bahagia engkau, bila ridha Allah menyertaimu, dan celaka engkau, bila murkaNYA menyertaimu. Hai anak Adam, bahagialah engkau.(.....) +6282165293457 JANGANLAH MEMBUAT KERUSAKAN DI MUKA BUMI,.Allah telah memberikan rezeki kepada kita melimpah ruah dari segala tempat,tetapi mereka memungkiri nikmat Allah(tidak bersyukur).maka Allah menimpakan kepada mereka bahaya kelaparan, dan ketakutan.di sebabkan apa yg selalu mereka perbuat.

Pembina, Pengurus, dan Pengawas. Pada dasarnya Yayasan ini pemiliknya terbagi atas dua macam, yakni dimiliki oleh keluarga atau komunitas (seperti paguyuban kebudayaan, paguyuban keagamaan). Dalam perjalanan PTS ini, sering kali dihadapkan kepada konflik internal, yang jenis konfliknya antara lain : (a) konflik antara Pengurus dan Rektorat, (b) konflik antara antar pemilik Yayasan. Konflik antara pengurus dan rektorat senantiasa bersifat klasik yang berkaitan dengan pengelola keuangan dan intervensi Pengurus yang masuk ke dalam ranah pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan. Dapat dikatakan masih jarang pengurus memperhatikan mutu pendidikan. Pemilik yayasan ini banyak yang berorientasi pada bisnis (manajemen proyek) dan tidak paham arti perguruan tinggi yang di dalamnya terdapat budaya akademik dan manajemen pendidikan yang sangat berbeda sifatnya dibandingkan terhadap manajemen proyek yang sangat kuat berorientasi keuntungan. Pengurus berkeinginan mendapatkan keuntungan dari aspek finansial dari berbagai pendapatan perguruan tinggi yang dipunyainya. Kewenangan yang mestinya berada di tangan rektor dalam pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan diintervensi pengurus. Penetapan pembantu rektor, dekan, pembantu dekan bahkan ketua prodipun diintervensi pengurus. Seringkali yang berkaitan dengan hal tersebut, muncul pandangan bahwa pengurus hanya mendasarkan dirinya pada pertimbangan sempit, yaitu terjebak pada aspek kekerabatan dibandingkan terhadap pertimbangan aspek kualitas sumber daya insani. Aspek kekerabatan ini bertujuan memperkuat posisi, namun sangat jauh dari keinginan membangun sistem pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan berbasis peningkatan mutu yang berkelanjutan. Di lingkungan PTS masih terdapat jenis konflik yang lain, yakni konflik antara pemilik Yayasan yang tergolong sangat jauh menyimpang dari visi dan misi didirikan Perguruan Tinggi pemiliknya. Sangat tidak mungkin satu perguruan tinggi dikelola oleh dua Yayasan. Logika yang sederhana sekalipun akan mengatakan bahwa yayasan yang sah hanya satu. Adapun kata sah ini mempunyai arti menurut hukum (undang-undang, peraturan) yang berlaku. Bila dalam konflik ini, salah satu yayasan sudah dinyatakan tidak sah menurut hukum, mestinya harus ada tanggung jawab yang sangat besar untuk dikembalikan seperti keadaan semula. Tidak berdiri di atas kesengsa-

raan para mahasiswa yang akan dialaminya sesuai dengan perjalanan waktu. BAN-PT Pemerintah dalam melaksanakan akreditasi nasional hingga saat ini hanya mengakui Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) sebagai satu-satunya badan akreditasi. Tugas utama BAN-PT ini adalah meningkatkan mutu pendidikan tinggi, memperkenalkan serta menyebarluaskan “Paradigma Baru dalam Pengelolaan Pendidikan Tinggi“, dan meningkatkan relevansi, atmosfer akademik, pengelolaan institusi, efisiensi dan keberlanjutan pendidikan tinggi. BAN yang menilai mutu perguruan tinggi baik perguruan tinggi negeri, kedinasan, keagamaan, dan swasta. Berkaitan akreditasi nasional bagi PTS harus dicermati, yakni PTS seperti apa yang akan diakreditasi oleh BAN-PT. Untuk memahami hal ini sebagai titik tolak jawabannya adalah mengacu kepada UU No.28 Tahun 2004. Dalam undang-undang ini disebutkan “Yayasan memperoleh status badan hukum setelah akta pendirian Yayasan sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (2) memperoleh pengesahan dari Menteri “. PTS adalah perguruan tinggi yang didirikan yayasan. Dalam hal ini tentu saja yayasan tersebut adalah yayasan sah sesuai perundang-undangan yang berlaku. Berkaitan dengan fenomena tersebut dapat ditempatkan dalam konteks persoalan UISU yang sah dan yang tidak sah. Pada tanggal 2 April 2012, Koordinator Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta Wilayah-I, yaitu Prof.Ir. Mochammed Nawawiy Loebis, M.Phil, Ph.D menulis surat kepada BAN-PT bernomor : 202/K1.2.1/PS/2012. Isinya rekomendasi bagi UISU sebanyak 21 Program Studi untuk direakreditasi seandainya tidak bertentangan dengan ketentuan yang berlaku. Surat Koordinator Kopertis tersebut jika dicermati menggunakan ilmu logika jelas membuka peluang untuk masuk ke dalam ranah penafisiran pada kalimat, yaitu “seandainya tidak bertentangan dengan ketentuan yang berlaku“. Sesungguhnya jika menggunakan pendekatan logika genetis diyakini bahwa Koordinator mustahil tidak mengetahui keberadaan: (a) Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 150/K/ TUN/2008 tanggal 16 Pebruari 2009; (b) Surat Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum, Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor C.HT.01-14 tanggal 3 April 2007 perihal Penegasan Yayasan UISU yang sah; (c) Surat Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum, Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor AHUAH.01.08-418 tanggal 16 Juli 2009 perihal Yayasan UISU. Jika mengacu pada tugas pokok dan fungsi Kopertis yang sejak tahun 1975 peran dan fungsinya sangat tampak berkembang sejalan dengan terbitnya SK Mendikbud No.062/0/1982,

No.0135/0/1999 dan SK.Mendiknas No.184/U/2001, yang menggambarkan Kopertis perpanjangan tangan Ditjen Dikti di wilayah untuk melaksanakan pengawasan, pengendalian dan pembinaan, yang mengacu pada paradigma sebagai berikut: kualitas yang berkelanjutan, otonomi perguruan tinggi, akuntabilitas, akreditasi, evaluasi diri. Selain hal tersebut PTS diminta untuk melaksanakan tiga strategi dasar dalam melaksanakan peran lembaga pendidikan tinggi, yakni daya saing bangsa, otonomi perguruan tinggi dan organisasi yang sehat, maka Koordinator Kopertis mestinya telah mengetahui secara hukum yang mana UISU yang sah dan UISU yang tidak sah. Lepas dari itu semua, surat implisit dari Koordinator Kopertis ini justru menjadi pembuka pintu kejelasan. Sikap BAN-PT Sangat penting untuk diapresiasi yang tinggi kepada BAN-PT yang sangat cerdas ketika membaca surat dari Koordinator Kopertis. Langkah yang dilakukan BAN-PT adalah melalui surat tanggal 20 April 2012 ditujukan kepada Dirjen Dikti Kemdikbud meminta klarifikasi yang mana yang sah menurut hukum antara UISU Kampus VI, Jl.Karya Bakti No.34 Pangkalan Masyhur-Medan dengan pimpinan Dr.Ir. Mhd.Asaad, M.Si dan UISU Jl.SM Raja Medan dengan pimpinan Prof Zulkarnain Lubis. Berkenaan permohonan klarifikasi BAN-PT kepada Dirjen Dikti, melalui surat bernomor: 326/E2.2/2012, Direktur Kelembagaan dan Kerja Sama Dirjen Dikti menyatakan bahwa Yayasan UISU dengan Ketua Umum, Prof.Dr. Usman Pelly, MA adalah Yayasan yang sah. Setelah mendapatkan klarifikasi dari Ditjen Dikti, BAN-PT melalui surat bernomor : 929/BAN-PT/LL/2012 telah memberitahu kepada Ketua Yayasan UISU yang berkedudukan di Kampus VI Jl.Karya Bakti No.34, Kel. P.Masyhur Kec.Medan Johor, MedanIndonesia 20143 dan Kampus UISU, Jl.SM. Raja Medan 20217 bahwa UISU yang akan diproses akreditasinya adalah UISU yang diselenggarakan oleh Yayasan UISU dengan Ketua Prof.DR. Usman Pelly, MA. Penutup Penyelesain konflik Yayasan UISU sesungguhnya akan terselesaikan dengan baik sepanjang mampu memahami secara mendalam hakekat dari Visi UISU yang berbunyi “UISU menjadi Perguruan Tinggi yang Islami, andal, teruji dan bermartabat mulia dicintai oleh masyarakat dan diridhoi Allah SWT. Sungguh sangat tidak mudah untuk menjadi Islami dalam praktik keseharian”. Penulis: Widyo Nugroho Sulasdi adalah Guru Besar ITB , Tim Pengembang Pendidikan Karakter Ditjen Dikti; Safwan Hadi adalah Guru Besar ITB Staf Ahli Rektor UISU.

Memanusiakan Anak Anda

APA KOMENTAR ANDA SMS 081362240523

WASPADA Senin 16 Juli 2012

Oleh Nana Raihana A Tak urung juga diskusi dan advokasi tentang hak anak selesai digagas ahli, pakar, dan penggiat dunia anak. Terhitung dari psikolog ternama seperti Kak Seto,penggiat Komnas Perlindungan Anak, sampai dengan pejabat eselon I Kemendikbud bersoal tentang pendidikan anak usia dini (PAUD) dan kontraproduktifnya materi Calistung (Baca Tulis Hitung).

S

epuluh tahun terakhir Calistung menjadi materi primadona para pemain lembaga pendidikan anak yakni pada tingkat Kelompok Bermain dan Taman Kanak-Kanak, hal ini menjadi pemicu berbondong-bondongnya para orang tua menyeleksi TK dan PAUD yang menawarkan paket Calistung tersebut. Alih-alih pada proses penerimaanmuridditingkatSekolahDasar (SD), uji atau tes Calistung menjadi prasyarat mutlak untuk penerimaan, implikasinya penerimaan murid baru tidak ditinjaulagidarikelayakanusiaanakseperti tertera di dalam PP 17Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. Lambat laun ini telah menciptakan bom waktu yang siap meledak kapanpun. Perilakumenyimpangdarianakpadamasa kanak-kanak, pra remaja, remaja, bahkan pra matured (jelang dewasa) kerap terjadi, dicemasi,dandiperbincangi.Semuaakhirnya sepakat pada materi Calistung dan seabrek beban pendidikan dan keterampilanmenyebabkananakmenjaditertekan dan berkembang bukan sebagai manusia sesungguhnya. Anak adalah robot yang siap disetir oleh orang tua yang haus akan pujiandanrasabangga,anakdipaksauntuk melupakanpetakumpet,larijongkok,jolok jambu, congklang, ataupun permainan lainnya. Kesemuanya harus beralih ke les matematika,matapelajaran,piano,renang dan basket. Ditambah lagi dengan bebanbeban yang diterapkan oleh sekolah berlabel ”favorit/unggulan” yang mewajibkan muridnya meraih capaian nilai diatas 75 untuk semua mata pelajaran. Para orang tua galau kalau anaknya yang berumur enam tahun belum juga bisa membaca dan menulis, tapi mereka

tidak galau ketika anaknya berbicara seenaknyakepadaorangtuanyaatauorang yang lebih tua. Orang tua biasanya merasa rendah diri jika anaknya tadi tidak bisa menghitung dengan baik. Namun mereka merasa baik-baik saja ketika anaknya tersebut mulai mencoba berbohong. Parahnya lagi, orang tua akan bangga jika anak mereka bisa cas cis cus berbahasa asing sebut saja Inggris, namun mereka tidak peduli jika anak tidak mengerti bertutursantun dengan bahasa bangsanya ataupun merasa malu untuk memperkenalkan bahasa ibu atau bahasa daerah. Alhasil anak tersebut akan tumbuh ibarat sebatang pohon mangga yang berdaun durian, namun berbuah kelapa, satupun tidak ada yang utuh dan penuh, tumbuh tanpa karakter dan identitas yang solid. Teori pengajaran dan pembelajaran bahasa secara jelas menguraikan proses pemerolehan bahasa adalah awal dari segala hal informasi yang akan didapat seorang anak kelak, jika lolos pada tahap pemerolehan bahasa (language acquistion) maka selamatlah anak tersebut. Dari ujaran anak mengenal sebutan mama, papa, mi-

num, dll, serta mengenal sinyal emosi dari orang sekitarnya yang bermuara pada etika, nilai dan moral. Sebagai ilustrasi, ketika seorang bayi manusia lahir, yang pertama didengar oleh orang sekitarnya adalah bunyi atau suara tangisan, seolah tangisan itu memberi tahu orang-orang bahwa ”aku telah hadir, aku kedinginan, dan sayangi aku”, kemudian respons pertama yang pertama keluar dari orangorang sekitarnya adalah ”cup..cup sayang... bayi yang sehat atau cantik!”. Fase selanjutnya, orang tua dan orangorang sekitarnya akan semakin sering mengajak bayi tersebut berbicara, maka tersenyum, tertawa, bahkan menangislah dia, atau sesekali dia merespon dengan suara-suara yang dianggap orang dewasa tanpa makna namun ternyata itulah ujarannya. Dari ilustrasi tersebut nyatalah bahwa manusia memperoleh stimulus dari lingkungan sekitarnya dari mendengar atau menyimak, dan bersuaraatau berbicara bukan dari membaca apalagi menghitung. Semakin tinggi intensitas orang dewasa mengajak bayi manusia ”mengobrol” maka makincepatlahdia memahami, dan berkembanglahselsel pemicu kecerdasannya. Membiarkan seoranganakmanusia berkembang sesuai usia dan fase yang layak untuknya adalah sebuah langkah bijak dan arif bagi orang tua. Jika anak harus merangkak pada usia 9 bulan dan bukan 7 bulan, kemudian bisa berdiri pada usia 11 bulan dan bukan 10 bulan, biarkanlah itu terjadi. Sebab, anak akan menemukan kesiapan dan keterampilan dari dalam dirinya tanpa harus didikte orang lain termasuk orang tua. Ini adalah bentuk penghargaan orang tua terhadap anak, sangat mungkin dia akan menghargai orang dewasa yang telah dengan tulus memanusiakannya kelak.

Jika kupu-kupu dewasa bersabar dan bersahabat menanti calon kupu-kupu menjalanifasepanjangmetamorfosisyakni dari telur, ulat kecil, ulat dewasa, kepompong dan menjadi kupu-kupu sejati, sebab tidak pernah ada kupu-kupu dewasa berusahamerobekcangkangkepompongagar si ulat dewasa segera menjadi kupu-kupu. Maka manusia dewasapun harus demikian.Orangtua,pendidik,danpelakubisnis pendidikansertapemerintahberkewajiban untuktugasmuliainiyaknimemanusiakan anak kita semua. Penulis adalah Peneliti Di Balai Bahasa Medan Dan Seorang Ibu

Pengumuman Redaksi menerima kiriman karya tulis berupa artikel/opini, surat pembaca. Kirim ke alamat redaksi dengan tujuan ‘Redaktur Opini Waspada’ dengan disertai CD atau melalui email: opiniwaspada@yahoo. com. Panjang artikel 5.000-10.000 karakter dengan dilengkapi biodata penulis dan kartu pengenal (KTP). Naskah yang dikirim adalah karya orisinil, belum/tidak diterbitkan di Media manapun.Tulisan menjadi milik Waspada dan isi tulisan menjadi tanggungjawab penulis.

SUDUT BATUAH * Cagubsu harus berani lakukan inovasi - Paling tidak jalan Tol bertambah * Aturan dua putaran Pilkada DKI digugat - Bagaimana dengan Sumut? * Bupati Langkat: Jangan lelah layani masyarakat - Walaupun tak dapat parcel,he...he...he

oel

D Wak


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.