Waspada, Selasa 29 Maret 2011

Page 11

Medan Metropolitan

B2

WASPADA Selasa 29 Maret 2011

Berkas Perkara Ditarik Panitera Diduga Memeras Terdakwa Belum Diberi Sanksi MEDAN (Waspada): Oknum Panitera Pengadilan Negeri (PN) Medan berinisial ES yang ditangkap tim Poldasu karena diduga memeras keluarga terdakwa kasus narkoba dibebastugaskan . Seluruh berkas perkara yang ditanganinya telah ditarik. Sementara majelis hakim yang menangani kasus tersebut juga diganti. “Semua berkas perkara yang dipegang ES sudah dialihkan ke panitera pengganti. Dia bebastugaskan sementara,” kata PaniteraSekretaris(Pansek)PNMedan Edi Nasution menjawab wartawan di PN Medan, Senin (28/3). Menurut Edi, bila terbukti pasti mendapat sanksi berat sesuai ketentuan berlaku. Namun, bentuk sanksi yang akan diberikan kepadanya, lanjut Edi, belum bisa disimpulkan sekarang sebelum proses hukumnya selesai. “Terlalu prematur berbicara soal sanksi, sementara proses hukumnya belum tuntas,” ujarnya. Lebih jauh, kata Edi, terkait proses hukum tersangka ES, pihak PN tidak ada melakukan intervensi kepada penyidik. “Kami tidak melakukan intervensi, siapa yang berbuat, dia yang bertanggung jawabkan,” tegas Edi. Hal senada disampaikan Humas PN Medan Ahmad Guntur yang dihubungi Waspada telefon selular mengatakan, proses hukum masih berjalan.

Tindakan internal juga pasti ada. “Tunggu saja karena semua harus diperiksa untuk mengetahui secara detail,” ujarnya. Menurut Guntur, yang berhak memberikan sanksi adalah Mahkamah Agung (MA) setelah dilakukan pemeriksaan oleh Badan Pengawas MA. “Jadi, hasil pemeriksaan pengawasan belum selesai kita tunggu aja,” ujarnya. Kasus penangkapan ES berdampak juga kepada majelis hakim yang mengadili terdakwa SI. Majelis hakim Pengadilan Negeri Medan yang mengadili kasus narkoba dengan terdakwa Said Ikhsan, diganti.“Majelis hakimnya diganti. Mereka dibebas tugaskan untuk khusus kasus ini saja,” kata Ketua Pengadilan Negeri Medan Panusunan Harahap kepada wartawan. Pihaknya telah melakukan klarifikasi dengan majelis hakim yang menangani perkara SI. Menurut Harahap, hasil klarifikasi ketiga hakim, yakni Sabir, Johni Sitohang dan Muhammad membantah terlibat dengan kasus pemerasan yang

Waspada/ist

KONJEN Jepang Yuji Hamada memperlihatkan cenderamata diserahkan Ketua JCI Medan M Akbar Bukhari di dampingi pengurus lainnya, Jumat (25/3), di ruang kerja Konsul Jepang Lt V Gedung BII.

Konjen Jepang Terima Pengurus JCI Medan MEDAN (Waspada): Konsulat Jenderal (Konjen) Jepang mendukung keinginan Junior Chamber International (JCI) Medan menjalin kerjasama dengan pemuda Jepang dalam hal pertukaran informasi, terutama ilmu pengetahuan teknologi (Iptek) dan keterampilan. Konjen Jepang Medan, Yuji Hamada mengatakan itu saat menerima pengurus JCI Medan, dipimpin presidennya M Akbar Bukhari di ruang kerja Konjen LantaiV Gedung BII Jln. KH Zainul Arifin Medan, Jumat (25/3) siang. Sebelum kerjasama terwujud, kata Yuji, sebaiknya kedua pihak membentuk forum kerjasama antara pemuda Sumut dan Jepang. Menurut dia, kerjasama akan berjalan baik bila tidak ada kepentingan politik dan bisnis. “Bila pun ada kepentingan bisnis, hanya di bawah 49 persen. Jadi hubungan ini harus berbasis sosial kemasyarakatan, jangan ada unsur politiknya,” pesan Yuji, fasih berbahasa Indonesia . Yuji yang pernah belajar Ilmu Antropologi di Universitas Indonesia (UI) menyarankan, bila kerjasama terwujud, maka perlu dilakukan pertukaran mahasiswa dan pemuda, serta meningkatkan komunikasi melalui internet mengunakan dua bahasa, Indonesia dan Jepang. “Ini modal dasar dan cara mudah mewujudkan kerjasama,” kata dia. Selain itu, kerjasama dapat dilakukan dengan cara berkomunikasi orang ke orang, serta mempunyai counter part (perwakilan di luar). Sementara, Presiden JCI Medan, M Akbar Bukhari mengatakan, kunjungan mereka untuk menjalin kerjasama, karena di Jepang JCI sangat besar. “Bahkan seorang mantan perdana menteri di Jepang berasal dari JCI. Ini kan luar biasa, dan menjadi motivasi JCI Medan,” kata dia, didampingi Senator JCI Medan H Iwan Habib, Vice President International Dian Harahap, Executive Presiden Oki Irawan, Vice President Indra Halim, Sekjen Imam Akbar dan Sekretaris Executive Tiwi. Di akhir pertemuan, M Akbar menyatakan turut berduka cita atas musibah bencana Tsunami yang menimpa rakyat Jepang, serta menyampaikan apresiasi kepada rakyat Jepang agar bangkit kembali. Kunjungan itu juga dirangkai pemberian cenderamata yang diserahkan Presiden JCI kepada Konjen Jepang.(m27)

melibatkan panitera pengganti kasus ini. Namun, tetap ada pemeriksaan lebih lanjut terhadap ketiga hakim tersebut. Selain itu, agar tidak menimbulkan polemik berkelanjutan, maka ketiga hakim ini diganti ke hakim yang lain untuk menjaga independensi hakim. Selanjutnya, menyikapi penangkapan panitera pengganti, Panusunan mengaku prihatin dengan terjadinya kasus ini padahal, setiap bulannya PN Medan melakukan pembinaan terhadap jajaran staff dilingkungan PN Medan agar tidak menyimpang. “ Sebagai aparat peradilan seharusnya mereka menjadi contoh penegakan hukum bukan, ini malah sebaliknya”. Harahap menambahkan akan menghormati proses hukum terhadap ES yang kini sudah menjadi tersangka dan menyerahkan penyelidikan kasus pemerasan ini kepada pihak kepolisian. Seperti diketahui, ES ditangkap tim Poldasu karena diduga memeras keluarga terdakwa kasus narkoba SI. Hingga saat ini pihak kepolisian sedang melakukan pemeriksaan

intensif atas dugaan pemerasan tersebut. Dalam kasus itu, polisi mendapatkan video dan rekaman pembicaraan atas praktik pemerasan yang dilakukan oknum Panitera PN Medan itu. Namun, video dan rekaman pembicaraan belum tentu dijadikan sebagai barang bukti di pengadilan. Poldasu Bidik Atasan Sementara itu, Penyidik Direktorat Reskrim Poldasu masih mendalami kasus ini dan penyidik kini mengarah kepada atasan tersangka, apakah terlibat dalam kasus pemerasan tersebut atau tidak. Kabid Humas Poldasu KombesPol.HerySubiansauridita-nya wartawan, Senin (28/3) mengatakan,sampaisaatiniPoldamasih menetapkan ES sebagai tersangka. Dia kini berada di dalam sel tahanan Mapoldasu. Bukti pemerasan dilakukan ES telah memenuhi unsur tindak pidana, yakni adanya rekaman pembicaraan dan bukti uang. Penyidik Poldasu menjerat tersangka Pasal 368 KUHPidana tentang pemerasan, termasuk kemungkinan tindak penyalahgunaan wewenang terhadap oknum Paniter PN Medan itu.

Potensi Konflik Umat Beragama Cukup Besar MEDAN (Waspada): Sumatera Utara yang berpenduduk heterogen menyimpan potensi cukup besar terhadap kemungkinan terjadinya konflik antar umat beragama, jika tidak mendapat perhatian sungguhsungguh pemerintah dan semua elemen masyarakat. “Potensi konflik itu harus disikapi satu-satunya dengan memberdayakan maksimal keberadaan FKUB,” kata Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sumut Maratua Simanjuntak pada penutupan pelatihan instruktur kader kerukunan FKUB Sumut di Hotel Darma Deli Medan, Rabu (23/3). Memang, lanjut Maratua, sejauh ini tidak ada konflik dalam bentuk apapun di Sumut yang bisa menjadi isu nasional.

Bahkan, hingga kini Sumut merupakan salah satu daerah yang aman secara nasional, sehingga menjadi contoh dan rujukan bagi daerah-daerah lain. Akan tetapi kondusifitas yang dibangun sejak lama dengan mengorbankan biaya, pikiran dan waktu cukup mahal itu, bukan berarti telah mampu menutup atau mengunci rapat pontensi konflik yang ada seiring dengan tumbuh dan canggihnya komunikasi. Potensi konflik itu, menurut Maratua didampingi ketua panitia pelaksana Dr Arifinsyah, MA dan master instruktur Umardani serta Humas Arifin Umar, kapan saja bisa terjadi dan peluang untuk itu sudah berada di depan mata. Pada dasarnya keragaman

yang ada di Sumut merupakan potensi untuk membangun satu kekuatan, jika masing-masing baik individu maupun kelompok dapat menyadari pentingnya kebersamaan, kerukunan dan harmonitas. Jika hal itu dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari dengan membuang jauh rasa curiga, secara langsung akan mampu meminimalisir potensi konflik. Sedangkan Arifinsyah ketua panitia pelaksana mengharapkan kader instruktur dapat melanjutkannya di daerah masingmasing untuk membina para kader kerukunan. Saat ini, lanjutnya, kader kerukunan masih belum berimbang dibanding pemeluk agama, sehingga pelayanan secara maksimal sulit dilakukan.(m26)

Gatot Harus Kuat Emban Amanah MEDAN (Waspada): Zaman telah berubah dan tuntutan zaman membuat harus dapat menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut. Oleh karenanya, Penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujonugroho agar tetap tegar, sabar dan kuat menerima amanah kepemimpinan tertinggi untuk dapat membawa daerah ini ke arah yang lebih baik. Demikian dikatakan anggota DPD RI Rahmat Shah kepada wartawan di Medan, Sabtu (26/3). “Sebagai seorang yang memiliki pemahaman yang memadai tentang agama, saya meyakini Gatot memahami dan mengerti makna serta nilai sebuah amanah dan tanggung jawab yang kelak akan dipertanggungjawabkan bukan saja kepada negara dan masyarakat yang dipimpinnya tetapi juga kepada Tuhan Yang Maha Kuasa,” ujarnya. Ditunjuknya, Gatot Pujonugroho sebagai Penjabat Gubsu berkaitan telah ditetapkannya Syamsul Arifin sebagai terdakwa kasus dugaan korupsi APBD Langkat saat menjabat bupati tahun 2000–2007 dan kini tengah menjalani masa persidangan di Pengadilan Tipikor di Jakarta. Unik dan khas Rahmat yang merupakan

tokoh Sumatera Utara mengenal baik kedua pimpinan Sumatera Utara terakhir ini, baik Syamsul Arifin maupun Gatot Pudjonugroho. Bagi dirinya, hubungan dengan keduanya bagaikan hubungan abang dan adik dan sudah seperti keluarga sendiri. Dalam pandangannya, baik Syamsul maupun Gatot punya ciri khas dan gaya kepemimpinan dan penampilan tersendiri. Jika dipadukan dengan tugas dan tanggungjawab bersama yang semestinya akan menghasilkan kinerja luar biasa bagi Sumatera Utara. Kesan Rahmat, Syamsul punya gaya kepemimpinan yang unik dan santai, tidak fokus, kurang peduli kepada penyelesaian tuntas target dan tanggung jawab sebagai pimpinan suatu daerah yang sedang menghadapi banyak permasalahan sarana dan prasarana dan berbagai masalah yang menjadi beban mendera masyarakatnya sehingga masyarakat lebih mengenang dan terkesan dengan sosok kepemimpinan Syamsul yang selalu rendah hati, memberi bantuan dan jenaka. Selain itu, Syamsul tidak suka ikatan protokoler dan dalam penampilan dan memberi sambutan resmipun selalu apa adanya, sehingga dimanapun

Diskusi Budaya Masih Minim MEDAN (Waspada): Forum-forum yang mendiskusikan masalah-masalah budaya di Sumatera Utara masih minim, padahal daerah ini provinsi yang penduduknya sangat majemuk tidak hanya dari segi agama tetapi juga suku dan ras. Karenanya perlu diintensifkan dialog-dialog budaya yang terdiri atas berbagai elemen masyarakat yang ada. “Dalam Islam, hal ini merupakan perwujudan dari “Li Ta’arafu”, sebagaimana dinyatakan dalam Al Quran, manusia diciptakan dari berbagai jenis, bangsa dan suku untuk saling kenal mengenal (li ta’arafu),” kata Kepala Pusat Bahasa dan Budaya IAIN Sumatera Utara Zainul Fuadpada Forum Diskusi Budaya dengan tema “Sinergi Agama dan Kebudayaan dalam Membangun Peradaban” di kampus IAIN Sumut JalanWillem Iskandar Medan Estate, kemarin. Forum yang dihadiri sejumlah aktifis, tokoh lintas agama dan dosen berbagai universitas di Medan tersebut menghadirkan narasumber Nur A. Fadhil Lubis (Rektor IAIN SU) dan M. Nurkhoiron (Direktur Desantara Foundation dari Jakarta).

Seperti diberitakan, tim Direskrim Poldasu menangkap ES di sebuah penginapan di Jalan Gatot Subroto Medan pada Jumat (25/3) malam, karena berusaha memeras Syarifah Hasanah, warga Kota Medan yang memiliki keluarga yang tengah menjalani persidangan di PN Medan karena terkait kasus narkoba. Bentuk dugaan pemerasannya, ES menghubungi Syarifah Hasanah dan meminta uang sebesar Rp100 juta jika ingin keluarganya mendapatkan vonis bebas. Setelah disetujui uang muka sebesar Rp50 juta, disepakati perjanjian untuk menyerahkan uang tersebut di sebuah penginapan di Jalan Gatot Subroto Medan. Namun pihak keluarga korban melaporkan dugaan tindak pemerasaan yang dilakukan oknum PN Medan tersebut ke pihak kepolisian. Polisi langsung menangkap oknum tersebut ketika menerima uang yang masih dibungkus itu. Setelah dihitung di hadapan tersangka, keluarga korban pemerasan, dan saksi, diketahui uang dalam bungkusan tersebut berjumlah Rp50 juta. (m49/m27)

Waspada/Sugiarto

DARI KIRI M. Nurkhoiron, Nur A. Fadhil Lubis dan Zainul Fuad yang menjadi narasumber dalam Forum Diskusi Budaya di kampus IAIN, Jalan Willem Iskandar Medan Estate Rabu (16/3). Dalam forum ini juga dilun- di satu sisi keberagaman dapat curkan sebuah buku Politik sebagai modal besar dan potenUrang Banjar oleh Faisar Riza, sial dalam pembangunan, di sisi dosen muda Fakultas Ushulud- lain menjelaskan betapa kemadin yang banyak menggeluti jemukan tersebut dapat memimasalah-masalah budaya dan cu konflik jika kebijakan pemkini menjadi kordinator Divisi bangunan tidak mempertimBudaya pada Pusat Bahasa dan bangkan prinsip keseimbangan Budaya IAIN SU. dan keadilan dengan tetap Rektor IAIN Nur Ahmad memperhatikan kaidah dan Fadhil Lubis dalam paparannya nilai budaya lokal yang hidup menyebutkan, masyarakat di masyarakat. Dengan demiIndonesia adalah masyarakat kian dibutuhkan paradigma yang multikultural. Keadaan ini multikultural dalam melaksanasering menggambarkan dilema, kan pembangunan.

Sejalan dengan itu Nurkhoiron menyebutkan, agama dan budaya seringkali berjalan sendiri-sendiri, tak jarang muncul konflik antara komunitas agama dan komunitas budaya. Agama sering mendesakkan budaya dan demikian pula sebaliknya. Struktur sosial timpang ini pada gilirannya menyebabkan disfungsi relasional yang jauh dari keadaan damai dan harmonis. Karena itu resolusi dan rekonsiliasi merupakan tahapantahapan yang mesti dilewati dalam upaya pembangunan kehidupan keagamaan dan kebudayaan di era global saat ini. Sementara itu, Zainul Fuad menambahkan, keberadaan Forum Diskusi Budaya ini ingin mengisi kekosongan dalam ruang publik, selama ini diskusi kebudayaan sering luput dari perhatian publik, mainstream publik lebih pada wilayah politik dan ekonomi. Karena itu, tidak sulit menemukan banyak program-program pembangunan di daerah-daerah yang tidak memperhatikan relasi fungsional dari nilai-nilai budaya atau kearifan lokal yang menjadi pedoman masyarakat sejak lama. (m41)

dia berbicara, baik dalam acara resmi maupun tidak resmi bahkan di depan seorang presiden pun, beliau selalu berbicara dengan gaya kelakar dan cenderung vulgar yang sering membuat hadirin tertawa dimanapun dia berbicara. Sementara itu, menurut Rahmat, Gatot punya gaya kepemimpinan yang serius, fokus pada permasalahanyangadadantakut berbuat salah, khususnya yang menyangkut pembangunan dan permasalahan masyarakat Sumatera Utara. (cwan)

Waspada/Zulkifli Darwis

KETUA DPD PKS Kota Medan Ustadz Azhar Arifin memberikan cendera mata kepada Harian Waspada yang diterima H Erwan Effendi disaksikan pengurus lainnya.

PKS Tetap Partai Islam Untuk Umat MEDAN ( Waspada): Partai Keadilan Sejahtera (PKS) hingga saat ini masih tetap sebagai partai yang berlandaskan Islam dan berdakwah untuk memperjuangkan kepentingan umat berdasarkan keadilan dan untuk kesejahteraan. Penegasan itu disampaikan Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Kota Medan Ustadz Azhar Arifin saat silaturahim ke Bumi Warta Harian Waspada Medan, Jumat (25/3), dalam rangka kunjungan pengurus baru periode 2010 – 2015 hasil Musyawarah Daerah (Musda) Desember 2010. Turut hadir Sekretaris Umum DPD PKS Medan Abdurrahim Siregar, Ketua Bidang Kebijakan Publik Ustadz Salman Alfarisi, Ketua Kelembagaan Juliandi, Ketua Humas Khairir Rasyid, Sekretaris Humas Fauzi Nasution, Protokoler dan Kerumahtanggaan Khairir Anwar Hasibuan dan staf Marwan. Sekretaris Umum DPD PKS Kota Medan Abdurrahim Siregar menjelaskan, tujuan kunjungan pengurus baru ini merupakan kunjungan silaturrahmi. PKS Kota Medan khusus memilih Harian Waspada dalam program kunjungan pengurus kepadamediakarenaharianinimemiliki landasan dan tujuan yang sama bagi PKS. Menurut Adurrahim, bagi PKS Waspada merupakan mitra yang terjalin sejak lama, sehingga pengurus baru periode 2010 – 2015 merasa perlu akan terus melanjutkannya dengan menjalin hubungan silaturahimuntuk tetap bersama dalam menjalankan misi dan visi memperjuangkan kepentingan umat Islam. Sementara itu, Ketua DPD PKS Kota Medan Al Ustadz Azhar Arifin dalam kesempatan itu bersama seluruh pengurus mendoakan agar Waspada tetap maju dan berjaya, serta tetap

eksis karena sangat dibutuhkan umat dalam menegakkan kebenaran dan keadilan. Oleh karena itu hubungan PKS denganWaspada perlu lebih diperkuat. ‘’PKS dalam hal ini memutuskan akan tetap terus bersama Waspada,” katanya. Ustadz Azhar Arifin mengakui keberadaan Waspada sebagai media sejak kelahirannya tetap terus berjuang dalam membela umat, sehingga PKS merasa perlu terus menjalin kerjasana agar tetap bersinergi untuk mengembangkan potensi umat menuju masyarakat yang sejahtera. PKS mengimbau umat Islam tetap bersatau dan jangan terpengeruh dengan isu yang bertujuan memecah belah umat. PKS bersama Waspada akan bersatu untuk terus berdakwah untuk kepentingan umat. Dalam pertemuan itu juga dijelaskan peran serta PKS saat ini dalam memberikan pencerahan kepada umat, di antaranya meningkatkan dakwah, membentuk dan menggalang jejaring ke seluruh daerah dan dalam menciptakan keamanan selalu berkordinasi dengan Polri dan Pemko untuk menciptakan Medan menjadi kota yang kondusif. Sedangkan dalam bentuk pengabdian kepada umat, PKS telah membetuk program Pendidikan Usia Dini (Paud) yang telah dilakukan di 23 lokasi yang tersebar di seluruh kecamatan dan menyediakan ambulance gratis. Kepala Humas Harian Waspada Erwan Effendi kepada rombongan DPD PKS Kota Medan menekankan Waspada akan tetap eksis dalam memperjuangkan kepentingan umat dan merupakan media nasional yang berlandaskan keadilan dan kebenaran, sesuai dengan tujuan dari pendiri HarianWaspada sejak tahun 1947.(m35)

Remaja Keterbelakangan Mental Diduga Keracunan Obat MEDAN (Waspada): Remaja yang memiliki keterbelakangan mental Dodi Herlambang, 21, warga Jalan Melati Perumnas Helvetia terpaksa dilarikan ke rumah sakit RSU Helvetia Medan sejak Minggu (20/3) hingga kini, karena diduga keracunan obat puyer yang dibelinya dari salah satu apotik di Jalan Kapten Muslim Medan. Dodi yang dirawat inap di Ruang Melati IV lantai 3 RSU Helvetia terlihat terbaring lemas dengan infus ditangan. Sedangkan sekujur tubuh dodi berbintik merah kehitaman, bibirnya membengkak dan giginya hitam serta hampir putusakibatmengkonsumsi obat puyer tersebut. “Obat puyer sering dikonsumsi biasa tidak mempunyai masalah serta tidak mempunyai indikasi seperti ini, sebelumnya obat puyer biasanya yang dibeli berwarna putih kini saat

dibeli lagi obat puyer berwarna kuning. Setelah dikonsumsi obat puyer tersebut yang berwarna kuning dodi mengalami mual dan muntahmuntahberulangkali,”ujaribunyaAswita,kemarin. Setiap harinya, Dodi memang mengonsumsi obat puyer tanpa ada efek samping yang dialami, obat puyer yang dikonsumsi meru-pakan obat puyer untuk demam dan kejang-kejang, saat itu dodi mengalami panas disertai kejang-kejang sehinga sang ibu membe-rikan dia obat puyer. Aswita mengungkapkan, meski telah muntah-muntah dirinya terus mengasih obat kepada Dodi sampai 6 kali secara teratur. Namun, lama-kelamaan tubuhnya membengkak. “Saya curiga apa anak saya mempunyai penyakit baru yang belum diketahui, lama-kelamaan kondisinya memburuk dan dibawa ke rumah sakit ini.” (h02)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.