Waspada, Selasa 27 November 2012

Page 6

Medan Metropolitan

A4

WASPADA Selasa 27 November 2012

Bakar Kabel Curian Dalam Gedung Ditangkap Warga Mengira Kebakaran

Waspada/Surya Efendi

KARYAWAN CV Indako Trading Co (Honda) dan Panin Bank panik dan berusaha memindahkan parkir sepedamotor setelah asap mengepul dari gedung yang sudah tidak digunakan lagi disamping Indako dan Panin Bank di Jln. Pemuda, Medan, Senin (26/11).

MEDAN (Waspada): Warga disekitar gedung “Udah bang, udah kupadamkan,” kata tersangka eks Bank Utama Jln. Pemuda, Kel. Aur, Medan kepada polisi ketika hendak ditangkap. Kanit Reskrim Polsek Medan Kota Iptu GunaMaimun, heboh, Senin (26/11). Sebab kepulan asap tebal keluar dari gedung yang sudah bebe- wan menyebutkan, tersangka masuk ke gedung melalui jalur belakang, memanfaatkan celah yang rapa tahun ditinggal kosong itu. Informasi itu membuat pihak kepolisian dan ditutupi seng. Selanjutnya tersangka mempreteli pemadam kebakaran segera mendatangi tempat kabel hingga beratnya mencapai sekira 20 kg, kejadian. “Warga disekitar TKP sempat heboh, lalu membakarnya di lantai dua gedung. Dari pengungkapan kasus itu, polisi karena asap keluar dari dalam gedung eks Bank Utama itu,” kata Waka Polsek Medan Kota AKP mengamankan barang bukti 3 tang, martil, pisau, Parulian Sihombing didampingi Kanit Reskrim obeng dan telepon seluler. “Kasusnya akan kita kembangkan, karena dugaan kita masih ada Iptu Gunawan. Untuk mengetahui penyebab munculnya pelaku lain yang terlibat,” kata Gunawan. Seasap, polisi bersama petugas pemadam mem- dangkan gedung eks bank tersebut kini diberi buka pintu gedung berlantai dua tersebut. Tapi police line.(m27) mereka dikejutkan keberadaan seorang pria bertato dan berambut gondrong, tengah membakar gulungan kabel. Pria berinisial MS, 30, warga Pasar Senin, Kampung Baru, tersebut langsung diamankan berikut barang buktinya. Dia disangka telah mencuri kabel di gedung tersebut dan nyaris membakarnya. “Tersangka kita sangkakan dua kasus, pencurian dan pembakaran,” kata Sihombing. Kepada polisi, pria yang sekujur tubuhnya dipenuhi tato itu mengaku mencuri kabel di gedung tersebut, dan baru sekali. Niatnya ingin mengambil tembaga kabel sehingga pemWaspada/gito ap bungkusnya harus dibakar. Cara itu dilakukannya WAKA Polsek Medan Kota AKP Parulian Sihombing dan Kanit menggunakan api rokok yang Reskrim Iptu Gunawan menginterogasi tersangka pencuri kabel disulutkan ke koran sambil di- yang membuat heboh warga Jln. Pemuda, karena membakar kabel tiup. Tapi akibatnya justru me- di dalam gedung eks bank, sehingga menimbulkan asap tebal, nimbulkan kepulan asap tebal. Senin (26/11).

Kodim 0201/BS Tandatangan Dapat Dijadikan Bukti Tangkap Pengedar Sabu Tindakan Aktif Melanggar Pasal 266 Sidang Lanjutan Pemalsuan Dokumen

MEDAN (Waspada): Kodim 0201/BS melalui jajaran Koramil 12 Hamparan Perak menangkap pengedar sabu berinisial MN, 30, warga Desa Batang Serai, Kecamatan Serai, Kabupaten Deliserdang, Senin (26/11). Tersangka MN ditangkap di rumah kosnya berdasarkan laporan warga kepada Babinsa (Bintara Pembina Desa).

“Awalnya masyarakat melapor kepada Babinsa. Kemudian laporan ini kita tanggapi. Selama ini, warga merasa resah dengan keberadaan tersangka di daerah itu,” kata Dandim 0201/BS Letkol Inf. Hendriyadi melalui Pjs Danramil 12 Hamparan Perak Kapten Czi. S. Purba di Makodim 0201/BS, Senin (26/11) sore. Selain menangkap tersang-

ka MN, Koramil 12 Hamparan Perak juga menyita barang bukti sabu sebanyak 2 ji (gram) dan uang hasil penjualan sabu Rp4 juta. “Tersangka mengaku menjual sabu sejak 18 bulan lalu. Narkoba tersebut diperolehnya dari warga setempat sebanyak 10 ji (gram),” kata S. Purba seraya menambahkan tersangka akan diserahkan ke Polres Pelabuhan Belawan. Sementara itu, tersangka MN mengaku menjual sabu untuk membantu perekonomian orangtuanya. “Ibu saya sakitsakitan. Sebagian uang penjualan sabu saya berikan kepada ibu untuk perobatannya. Setiap satu ji sabu dijual dengan harga Rp1 juta,” jelasnya. Selain menjual sabu, tersangka MN juga beternak bebek. Namun hasil menjual telur bebek belum cukup membantu

biaya perobatan ibunya. Diringkus Di tempat terpisah, petugas Polsek Medan Barat meringkus seorang pengedar narkoba jenis sabu-sabu berinisial Rd, 35, saat sedang tidur di kediamannya Lorong XIV, Kelurahan Glugur Kota, Kecamatan Medan Barat, Minggu (25/11) malam. Kepada polisi, tersangka Rd mengaku baru sebulan mengedarkan narkoba itu dengan alasan untuk membiayai hidup istri dan anaknya. Apalagi, gajinya sebagai tukang memasang teratak pesta tidak mencukupi. Tersangka mengaku barang bukti sabu-sabu 9 ji itu diperoleh dari seorang bandar berinisial IN di Jln. Sekata, Kecamatan Medan Barat. “Saya mengambil barang daribandarbernamaIN,”ujarnya. Sementara itu, Kapolsek Medan Barat Kompol Nasrun

Pasaribu melalui Kanit Reskrim Iptu Syahrifur Rahman mengatakan, penangkapan tersangka berawal dari informasi masyarakat yang langsung dikembangkan. “Kita mendapat info dari warga dan langsung kita tangkap,” katanya. Dari tangan tersangka, lanjut Syahrifur, petugas menyita barang bukti berupa sabu sebanyak 9 bungkus kecil. Barang haram itu didapat polisi dari dompet Rd. “Saat digerebek, tersangka lagi tidur. Setelah kita geledah ternyata sabu sebanyak 9 bungkus kecil berada di dompetnya,” sebutnya. Selanjutnya petugas akan memburu bandar yang berinisial IN yang sudah di-DPO-kan. “Tersangka Rd sudah menjalani pemeriksaan, selanjutnya kita akan mengejar bandar IN,” tuturnya. (h02/h04)

DPRD Siapkan Payung Hukum Sekolah Madrasah Waspada/Mursal AI

PERSONEL Kodim 0201/BS menginterogasi tersangka pengedar sabu di Markas Kodim 0201/BS, Senin (26/11) sore.

Siswi SMA Diperkosa Di Kebun Tebu MEDAN (Waspada): Seorang siswi SMA menjadi korban perkosaan oleh pelaku yang baru dikenalnya di perkebunan tebu kawasan Sei Semayang, Kec. Sunggal, Deliserdang. “Selain memperkosa, pelaku mengambil handphone milik korban,” kata sumber di lapangan, Senin (26/11) sore. Menurut sumber, peristiwa itu terjadi Sabtu (24/11) malam pukul 22:00, korban sedang menjalani pemeriksaan di Mapolsek Sunggal. Awalnya, Ayu (bukan nama sebenarnya) warga Sunggal, ditemui pelaku. Kehadiran pelaku yang terlihat santun diterima korban. Dalam perbincangan mereka, pelaku menanyakan kepada korban kerja dimana, korban menjawab sebagai guru anak-anak yang mengikuti ibadah Minggu. Setelah berbincang-bincang beberapa menit, pelaku minta nomor handphone korban. Seminggu kemudian, pelaku menghubungi korban dan janjian ketemu. Selanjutnya pelaku menjemput korban dengan mengendarai sepedamotor. Keduanya pergi berbocengan sepedamotor jalan-jalan. Namun, setiba di perkebunan tebu kawasan Sei Semayang, pelaku memberhentikan kendaraannya lalu memperkosa korban. Usai melampiaskan nafsu bejatnya, pelaku mengambil handphone korban lalu kabur. Kanit Reskrim Polsek Sunggal Iptu Bambang Gunadi Hutabarat SH, MH melalui Kasi Humas Polsek Aiptu H Hambali P SH, ketika dikonfirmasi membenarkan kasus tersebut. “Kita telah melakukan pemeriksaan terhadap korban. Sedangkan pelakunya masih kita buron,” ujarnya. (m36)

MEDAN (Waspada): Peran orangtua sangat penting menanamkan pendidikan agama kepada anak sejak usia dini guna mendapatkan akhlak yang baik. Sedangkan pemerintah khususnya Pemerintah Kota (Pemko) Medan wajib memberikan kemudahan dan fasilitas yang memadai bagi masyarakat agar mendapatkan pendidikan agama, kapan dan dimana saja. Hal ini disampaikan anggota DPRD Medan Ir. Ahmad Parlindungan Batubara, MSi saat melaksanakan reses di Perumahan Cendrawasih Jln. GaruVI Kelurahan Harjosari I Kecamatan Medan Amplas, Senin (26/11). Dia menyikapi keluhan warga dari daerah pemilihan (Dapil) I meliputi Kecamatan Medan Amplas, Medan Denai, Medan Kota dan Medan Area. Reses ini dihadiri ratusan warga dan ibu-ibu perwiritan. “Saat ini kami (DPRD)

sedang menyiapkan payung hokum agar pada tahun 2013 Pemko Medan dapat memberikan bantuan dan fasilitas kepada sekolah agama seperti Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah (MDTA). Kita harapkan masyarakat dan para guru memanfaatkan kesempatan tersebut dengan baik,” kata politisi PPP ini menanggapi keluhan warga. Seperti keluhan yang disampaikan J. Nasution warga Jln. Garu VI. Dia mengatakan, pendidikan agama saat ini sudah sangat minim sehingga kenakalan remaja semakin mengkhawatirkan. Persoalan lain juga disampaikan warga Jln. Garu VI, R br Purba. Menurutnya, drainase dan gorong-gorong tidak berfungsi di Jln. Garu VI terutama sekitar perumahan Cendrawasih. Setiap turun hujan, pemukiman warga selalu keban-

jiran dan kondisi tersebut sudah berlangsung lama. “Kami sangat berharap, anggota dewan dapat merespon serta menyampaikan keluhan warga kepada Pemko Medan. Kami ingin anggota dewan juga peduli terhadap nasib warga yang sering dilanda banjir,” kata Purba. Sementara itu, Ahmad Parlindungan Batubara mengatakan, keluhan warga merupakan keluhannya juga. Pihaknya wajib mengakomodir dan memperjuangkan aspirasi warga kepada Pemko Medan untuk mencari solusi. “Ini tanggungjawab saya. Masalah pendidikan agama sedang kami godok melalui Perda yang muaranya membantu sekolah dan masyarakat memperoleh pendidikan agama. Terkait masalah banjir, akan saya tindaklanjuti sampai ada solusi,”tegasParlindungan.(m30)

Jabal Noor Akan Peringati Milad Ke-17 MEDAN (Waspada): Majlis Taklim Jabal Noor yang akan memperingati Milad ke-17 melakukan berbagai kegiatan di antaranya menepungtawari 183 jamaah haji Jabal Noor yang menunaikan ibadah haji pada tahun 2012. “Lokasi acara akan ditetapkan setelah kita bermusyawarah,” kata Pimpinan Majlis Taklim/KBIH Jabal Noor Medan Al-Ustadz KH Zulfiqar Hajar Lc, Senin (26/11). Menurut Zulfiqar, setelah Milad ke-17, Jabal Noor akan memulai bimbingan manasik haji bagi jamaah calon haji (calhaj) yang akan menunaikan ibadah haji tahun 2013 di Markas Majlis Taklim Jabal Noor Jln. Ngalengko No 13 Medan, dimulai pukul 07:00-09:30 WIB. (rel)

Waspada/Ayu

ANGGOTA DPRD Medan Ahmad Parlindungan Batubara berdialog dengan warga saat melakukan reses II Tahun 2012 di Jln. Garu VI Kelurahan Harjosari I Kecamatan Medan Amplas.

MEDAN (Waspada) : Sepanjang ikut dalam penandatanganan pemalsuan dokumen atau surat yang dapat menyebabkan kerugian baik materil maupun moril walaupun tidak mengetahui apa isi substansinya, maka telah terikat dan dapat dikenakan Pasal 266 dengan hukuman maksimal pidana penjara selama tujuh tahun. Hal itu terungkap pada sidang lanjutan kasus pemalsuan dokumen yang mengakibatkan kerugian terhadap PT. Madina Agro Lestari, Pemkab Mandailing Natal dan notaris secara umum dengan terdakwa Ignasius Sago di ruang Cakra I, Pengadilan Negeri Medan, Senin (26/11). Dalam persidangan dipimpin Majelis Hakim Erwin Mangatas Malau menghadirkan saksi ahli dari Dosen Hukum Universitas Indonesia Prof. Saprudin Kalo, Dosen Hukum Universias Trisakti DR Dian Andriawan SH, MH dengan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Nilma. “Sepanjang melakukan penandatanganan, maka mereka telah terikat di dalam akta jual beli. Walaupun masalah harga yang tidak ditentukan di dalamnya, namun kedua belah pihak telah mengerti dan menyetujui substansi di dalam akta tersebut,” ujar DR Dian Andriawan. Dan ini, lanjut Dian, dapat dikatakan aktif dan termuat dalam pasal 266 ayat 1 yakni ‘Barangsiapa menyuruh memasukkan keterangan palsu ke dalam suatu akta otentik mengenai sesuatu hal yang kebenarannya harus dinyatakan oleh akta itu, dengan maksud untuk memakai atau menyuruh orang lain memakai akta itu seolaholah keterangannya sesuai dengan kebenaran, diancam, jika pemakaian itu dapat menimbulkan kerugian. Dian juga menerangkan pertanyaan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Nilma bahwa masalah aktif dan pasif tersebut haruslah nyata. “Jika dia melakukan penandatanganan, berarti mengerti dan mengetahui isi substansi dari akta jual beli tersebut,” ujarnya. “Seperti dalam sebuah kasus dimana penjual telah berkompromi dengan pembeli pertama walaupun kerugian tersebut tidak dapat diperlihatkan dalam bentuk nyata seperti materil, namun secara moril harus dilihat apakah aktif atau

pasif,” ujar Dian seraya menyatakan jika pasif, maka hal ini tidak dapat dimasukkan didalam pasal 266 ayat 1. Dian menambahkan, pada pasal 266 ayat 1 merupakan delik formil, dimana akibat bukanlah menjadi hal yang utama. “Adapun konotasi menyuruh menempatkan keterangan palsu dalam suatu akta merupakan suatu bentuk perbuatan aktif yang dilakukan secara sengaja. Perbuatan menyuruh dan perbuatan menempatkan keterangan palsu ke dalam akta otentik, maka termasuk kegiatan aktif. Sedangkan tandatangan termasuk persetujuan atas isi fakta,” lanjutnya. Sedangkan saksi ahli dari Universitas Indonesia Prof. Saprudin menyatakan, pasal 266 dapat digolongkan atas dua yaitu formil dan informil, namun tetap juga ada kerugian yang sama materil maupun moril. “Artinya barangsiapa menempatkan keterangan palsu ke dalam akta otentik, namun tidak dapat diambil satu melainkan lebih dari satu. Dimana ada seseorang yang mencantumkan fakta palsu di publik, maka tentunya ada dua actor. Pertama yang menyuruh melakukan dan kedua adalah menempatkan keterangan palsu tersebut,” ujarnya. Begitupula dengan imateril, lanjut Saprudin, penafsiran sampai sejauhmana yang membuat kerugian notaris secara keseluruhannya, adalah hilangnya kepercayaan masyarakat. “Namun seandainya mereka sama-sama tahu tentang pemalsuan tersebut, maka keduanya tetap salah,” terangnya seraya menyatakan kepercayaan publik dalam hal ini dilihat siapa yang dirugikan. “Tidak dapat dilihat secara kuantitas ataupun kualitas, namun jika kualitas tersebut bagi seseorang telah menjadi besar maka hal tersebut juga telah melanggar,” lanjutnya. Sedangkan terdakwa Ignasius Sago mengatakan, “Seandainya saya tahu itu salah, tidak akan saya lakukan pak hakim. Majelis hakim yang diketuai Erwin Mangatas Malau pun menutup persidangan setelah saksi ketiga dari Universitas Padjadjaran tidak hadir. Sidang akan dilanjutkan dengan agenda tuntutan pada 4 Desember 2012. (m38)

Hari Ini Rapat Paripurna DPRDSU Diprediksi Ramai Interupsi Anggota Dewan Akan Tanya Tindaklanjut SK PD Sumut MEDAN (Waspada): Rapat paripurna DPRD Sumut, hari ini Selasa (27/11), diperkirakan akan ramai interupsi. Sejumlah anggota Fraksi Partai Demokrat (FPD) berencana akan menanyakan tindaklanjut surat DPD PD Sumut tentang pergantian susunan pimpinan fraksi mereka kepada pimpinan dewan, belum diproses. Sejumlah anggota FPD DPRD Sumut berbicara kepada Waspada di gedung dewan, Senin (26/11). Umumnya mereka mengaku akan mempertanyakan langsung masalah pergantian pimpinan FPD dalam forum rapat paripurna itu. DPRD Sumut akan melaksanakan rapat paripurna dewan dengan dua agenda.Yakni penyampaian nota pengantar Gubsu tentang Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) tahun 2013, serta meminta persetujuan dewan tentang agenda pelantikan Plt Gubsu Gatot Pujonugroho menjadi Gubsu. Sejumlah anggota FPD merencanakan akan mempertanyakan masalah pergantian pimpinan fraksi karena tidak ada agenda pengumuman pergantian pimpinan fraksi pada rapat paripurna itu. Padahal, tanggal 8 November 2012 DPD PD Sumut sudah menyurati ketua DPRD tentang pergantian itu. Tiga orang anggota FPD DPRD Sumut Ahmad Ikhyar Hasibuan, Ristiawati, termasuk Ketua FPD menggantikan Tahan Panggabean, Sopar Siburian, mengatakan forum rapat paripurna adalah tempat bertanya anggota dewan kepada pimpinannya. Dengan begitu, tidak salah bila ada anggota dewan yang bertanya para rapat paripurna hari ini. Disebutkan Sopar Siburian, tidak ada hak ketua atau pimpinan dewan untuk menundanunda pengumuman pergantian pimpinan fraksi seperti yang dilakukan DPD PD Sumut. Bahwa pergantian susunan komposisi fraksi adalah hak setiap partai politik. Katanya, fraksi adalah alat

perpanjangan tangan partai, bukan alat kelengkapan dewan. Berkaitan dengan persoalan di tubuh Fraksi Partai Demokrat, Sopar Siburian berharap pimpinan dewan tidak berusaha masuk kedalamnya. Peran pimpinan dewan hanyalah mengumumkan saja pergantian pimpinan fraksi itu pada rapat paripurna. Sebenarnya, menurut Siburian, secara hukum pergantian pimpinan FPD sudah sah, karena sudah ditandatangani ketua dan wakil sekretaris DPD Partai Demokrat Sumut. Sedangkan pengumuman pergantian di forum rapat paripurna tujuannya hanya agar diketahui seluruh anggota dewan dan publik saja. “Jadi sahnya pergantian pimpinan fraksi, bukan setelah diumumkan di rapat paripurna. Beda dengan pimpinan alat kelengkapan dewan,” katanya. Menjawab pertanyaan tentang SK pergantian fraksi yang tidak ditandatangani sekretaris DPD PD Sumut, dikatakan Siburian bukan masalah. Katanya, Tahan Manahan Panggabean, pasti tidak akan bersedia mendatangani SK itu karena dia yang akan diganti sebagai ketua FPD. Dijelaskannya, aturan yang dipakai dalam menyelesaikan konflik internal di partai politik adalah Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART). Dalam hal pergantian pimpinan FPD ini sudah sesuai dengan AD/ART Partai Demokrat. “Jadi sebenarnya sudah tidak ada masalah lagi,” sebutnya. Kata Siburian, azas AD/ART Partai Demokrat adalah bersih, cerdas dan santun. Kalau satu saja dari tiga azas itu sudah terlanggar maka sudah dapat disebutkan telah terjadi pelanggaran AD/ ART. Dalam hal ini, Tahan Panggabean, sudah melanggar azas santun. Dia tidak berkoordinasi dengan ketua DPD dalam menyusun komposisi anggota fraksi. “Makanya dia diganti. Karena sudah melanggar AD/ART,” katanya. (m12)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.