Waspada, Selasa 24 Agustus 2010

Page 8

Laporan Khusus

A6

WASPADA Selasa 24 Agustus 2010

Penghargaan Yang Diterima PTPN IV 2005-2010 No.

PTPN IV Pacu Produktivitas Dengan Ramah Lingkungan HARI ini tuntutan perusahaan untuk mengedepankan kelestarian lingkungan bertiup kian kencang. Tidak terkecuali kepada pekebun kelapa sawit. Beberapa waktu lalu LSM lingkungan dunia Green Peace secara terang-terangan mengkampanyekan tentang kerusakan lingkungan yang dibuat pekebun sawit Indonesia. Merekapun sepakat menyebarkan boikot terhadap produksi sawit Indonesia. Pernyataan ini membuat gerah perusahaan perkebunan sawit dalam negeri. Bagaimana tidak, itu seolaholah mencap perkebunan sawit sebagai biang perusak lingkungan. Memang isu lingkungan saat ini menjadi fokus dunia. Pemanasan global dan perubahan iklim menuntut kepedulian banyak pihak. Wajar kalau kemudian isu lingkungan yang ditiupkan membuat perusahaan di dalam negeri lebih fokus memahaminya. Apalagi Indonesia adalah produsen kelapa sawit terbesar dunia dengan produksi 20 juta ton per tahun dan luas areal hingga 7 juta hektar. Pengolahan kelapa sawit di Indonesia juga telah meluas dari 600 ribu hektar di 1985 hingga menjadi lebih 6 juta hektar pada awal 2007. Tahun ini diperkirakan mencapai 10 juta hektar.

Kelompok-kelompok lingkungan hidup berkesimpulan membuka hutan untuk perkebunan sawit secara langsung mengancam habitat kunci untuk spesies yang hampir punah seperti orangutan, macan dahan dan badak Sumatera. Di luar pembukaan hutan kelapa sawit, produksi minyak kelapa sawit juga dicurigai menggunakan banyak sekali pupuk yang menghasilkan limbah dan dapat membuat aliran air lokal berpolusi. Kondisi yang terjadi tentu saja ikut membuat PTPN IV salah satu BUMN perkebunan milik pemerintah yang berpusat di Medan, Sumatera Utara peduli. Perusahaan ini menyatakan komit lebih peduli kepada lingkungan. BUMN perkebunan yang mengelola 142.576 hekar kebun sawit dan teh di Sumatera Utara ini pada 2010 mengangkat tema kerja ‘tahun peningkatan kepedulian dan kreatifitas’ sebagai arah mencapai tujuan seperti yang dituang dalam visi dan misi perusahaan. Dahlan Harahap, direktur utama PTPN IV, mengatakan sudah sepantasnya jika saat ini

kepedulian PTPN IV terhadap lingkungan lebih ditingkatkan karena lingkungan memiliki nilai strategis. “Peduli lingkungan dapat dimulai dari hal-hal kecil. Misalnya peduli terhadap setiap butir berondolan kelapa sawit, peduli terhadap setiap tetes minyak sawit, peduli terhadap helai dauh teh, peduli terhadap setiap tetes air,” jelasnya Kemudian bisa juga peduli terhadap setiap rupiah, peduli terhadap pemakaian energi listrik dan lain-lain, tuturnya. Dengan berbagai kepedulian itu, kelak akan menciptakan kecintaan terhadap lingkugan, tegasnya. Dari kecintaan itulah, jelas Dahlan, muncul semangat kerjasama untuk memajukan perusahaan. “Ini dapat memotivasi karyawan berperan aktif sehingga program perusahaan dalam upaya pencapaian produksi, produktivitas serta efisiensi dapat tercapai dengan baik,” ungkapnya. Semangat kebersahaan dan kerja keras inilah, menurut Dirut, yang membuat PTPN IV mampu bertahan di tengah krisis keuangan global sejak 2007. Bahkan mampu melebihi target yang dicanangkan. Di kuartal pertama tahun ini (hingga Maret 2010) diukur dari pencapaian kinerja operasional terhadap RKAP, produksi TBS

maupun rendemen minyak sawit memang masih di bawah 1 digit. Untuk itu Dahlan Harahap mengingatkan agar semua lini ke depan terus memantau perolehan produksi, mengingat perubahan iklim yang sering terjad secara ekstrim. “Bahkan kita harus mewaspadai terjadinya kekeringan yang cukup panjang dan bisa berdampak langsung terhadap perolehan produksi,” ungkapnya. Dia juga sampaikan pada 2010 ini PTPN IV akan menghadap ujian besar yang membutuhkan kesungguhan dan kerjasama seluruh jajaran. Yaitu kampanye negatif yang mengemuka akhir-akhir ini terhadap proses bisnis kelapa sawit berkelanjutan. Menurutnya, isu tersebut harus disikapi secara arif. Di samping mengingatkan berbagai tantangan bisnis perkebunan, Dirut juga mencetuskan sejumlah peluang untuk mencapai target penerimaan perusahaan. Salah satunya adalah memanfaatkan momen pergerakan harga komoditas minyak nabati, khususnya minyak sawit dunia yang cenderung naik. “Sembari menangkap peluang kenaikan harga, kita juga dapat menggali potensi produksi setinggi-tingginya,” kata Dahlan Harahap.(m13)

Jajaran Direksi PTPN IV dari kiri ke kanan: Rusdi Lubis (Direktur SDM dan Umum), Ahmad Haslan Saragih (Direktur Perencanaan & Pengembangan Usaha), Dahlan Harahap (Direktur Utama), Balaman Tarigan (Direktur Produksi) dan Setia Dharma Sebayang (Direktur Keuangan).

Lebih Dekat Dengan Kinerja PTPN IV SEBAGAI salah satu perusahaan, jangan pernah berfikir kinerja yang dicapai PTPN IV didapatkan dengan mudah. Perusahaan ini pun pernah mengalami masa-masa sulit. Da n k i n i p e m e r i n t a h mengakui kinclong-nya kinerja perusahaan ini sehingga akan masuk dalam IPO (initial public offering). Kinerja perusahaan ini menjadi lebih baik tentu tak lepas dari peran jajaran direksi. Saat ini direksi diisi Direktur Utama Dahlan Harahap, Direktur Produksi Balaman Tarigan, Direktur Keuangan Setia Dharma Sebayang, Direktur Perencanaan dan Pengembangan Usaha Ahmad Haslan Saragih dan Direktur SDM dan Umum Rusdi Lubis Kemudian di jajaran komisaris diisi Tungkot Sipayung, Irwansyah Nasution, Usman Damanik, Zainal Arifin, HA Lafif Rabar dan Muhamad Said Didu sebagai komisaris Utama. Di tangan merekalah kinerja perusahaan ini akan terus ditantang selain dukungan kuat darisekitar30ribulebihkaryawan. PTPN IV mengusahakan perkebunan dan pengolahan komoditas kelapa sawit dan teh yang mencakup areal dan tanaman, kebun bibit dan pengolahan komoditas menjadi bahan baku berbagai industri serta pemasaran . Saat ini perusahaan memiliki 35 unit usaha dan tiga proyek pengembangan kelapa sawit yang tersebar di 10 kabupaten yaitu Langkat, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Simalungun, Asahan, Labuhan Batu, Padang Lawas, Padang Lawas

Utara, Batubara dan Mandailing Natal. Mereka mengelola 15 pabrik kelapa sawit dengan kapasitas total 560 ton TBS (tandan buah segar) per jam, tiga pabrik teh dengan kapasitas total 226 ton daun teh basah per hari dan satu pabrik pengolahan inti sawit dengan kapasitas 400 ton per hari. Peningkatan kinerja perusahaan ini sangat membanggakan khususnya bila melihat trend kinerja dalam 5 (lima) tahun terakhir. Sejak tahun 2003, dibawah kepemimpinan Dahlan Harahap terlihat kinerja perusahaan yang bertumbuh terus dari tahun ke tahun secara signifikan. Bahkan dari seluruh BUMN Perkebunan, PTPN-IV satu-satunya yang sudah memanfaatkan dana revitalisasi perkebunan, dengan rencana membangun kebun plasma seluas 9.000 dalam multi years yang berlokasi di Kabupaten Madina. Keberanian manajemen dalam mengambil kebijakan untuk melakukan konversi tanaman kakao dan tanama teh pada tahun 2004, telah membuahkan hasil yang sangat signifikan. Total tanaman teh yang dikonversi sejak tahun 2004 mencapai 3.313,57 hektar, yang saat ini seluruhnya sudah menghasilkan. Keputusan mengkonversi lahan teh menjadi sawit ini, sempat mendapat tantangan dari beberapa kalangan, bahkan menganggap melawan fatsun bahwa tanaman sawit tidak akan berhasil pada ketinggian diatas 800 m dpl. Dari hasil konversi di salah

satu kebun teh Bah Birong Ulu misalnya, bahkan mampu mencapai 15 ton per hektar pada TM-1, artinya tidak kalah dengan kebun induk. Sementara tanaman kakao yang dikonversi menjadi tanaman kelapa sawit sejak tahun 2004 mencapai 7.079 hektar, dengan menyisakan 150 hektar kebun kakao yang tetap dipertahankan sebagai kebun benih. Total areal tanaman kelapa sawit sebagai komoditi utama, saat ini telah mencapai luasan 137.981 hektar meningkat dari tahun 2003 yang hanya seluas 120.752 hektar. Dari sisi kinerja keuangan pun sepanjang lima tahun terakhir perusahaan menunjukkan peningkatan signifikan. Bila pada tahun 2003 Nilai Penjualan perusahaan sebesar Rp2,07 triliun, pada tahun 2009 mampu membukukan nilai penjualan sebesar Rp 4,60 triliun. Untuk laba bersih jika tahun 2003 perusahaan mencatat Laba seb. PPh sebesar Rp 169 miliar, tahun 2008 mampu menembus diatas Rp1 triliun atau sebesar Rp1,18 triliun, sebuah pencapaian terbaik sepanjang berdirinya PTPN IV. Pada tahun 2009 yang lalu, ditengah terpaan dampak dari krisis global yang dirasakan hampir seluruh pelaku bisnis, perusahaan masih berhasil melampaui anggaran dengan membukukan Laba sebelum PPh sebesar Rp 603,54 miliar. Dirut PTPN IV Dahlan Harahap mengatakan secara umum kinerja PTPN IV tahun 2009 telah tercapai sesuai yang ditargetkan dalam RKAP 2009, dan untuk tahun 2010 ini, Dahlan mengajak seluruh jajaran ma-

najemen hingga karyawan panen di lapangan, agar PTPN IV lebih unggul dari yang lain, karena dengan bermodalkan pengalaman yang telah teruji secara terus menerus, prestasi yang diraih pada tahun lalu tentu harus dapat dipertahankan bahkan harus lebih ditingkatkan lagi di tahun mendatang. Dengan kriteria perencanaan yang baik, kekompakan dalam mengelola kebun, kemampuan meraih produksi, produktivitas, rendemen dan mengendalikan harga pokok, Direksi telah melakukan penilaian dengan memberi penghargaan terhadap unit usaha yang berprestasi sepanjang tahun 2009. Dari sisi aktiva, PTPN IV juga terus berkembang, bila tahun 2003 total aktiva senilai Rp1,76 triliun, tahun 2009 meningkat sebesar 333,52% menjadi Rp5,87 triliun. Dalam RKAP tahun 2010 ini dianggarkan menjadi Rp 7,51 triliun. Hal ini terjadi tentu karena investasi yang terus maningkat dari tahun ke tahun, bila tahun 2003 angka investasi sebesar Rp 239,36 miliar, tahun 2009 realisasi investasi sebesar Rp 909,26 miliar.Berdasarkan surat keputusan Menteri BUMN tahun 2002 tentang tingkat kesehatan perusahaan selama lima tahun terakhir, setiap tahunnya menunjukkan peningkatan. Bila tahun 2003 tingkat kesehatan berada pada posisi SEHAT dengan kategori A (score 71,0), 2004; SEHAT/AA (85), 2005; SEHAT/AA (87,5), 2006; SEHAT/AA (87,5), 2007; SEHAT/AAA (95,5), 2008; SEHAT/AAA (96,46), 2009 SEHAT/AAA (97,95). (m13)

Nama Penghargaan

1.

Piagam penghargaan perusahaan terbaik pembina tenaga kerja perempuan tahun 2005 dari Meneg Pemberdayaan Perempuan RI

2.

Piagam penghargaan perusahaan terbaik pembina tenaga kerja perempuan tahun 2005 dari Gubernur Sumatera Utara

3.

Laporan tahunan keuangan terbaik peringkat ketiga, penghargaan laporan tahunan 2004, kategori BUMN non keuangan tidak tercatat tahun 2005.

4.

ISO 9001:2000 untuk pabrik teh Bah Butong, Tobasari dan Sidamanik tahun 2006.

5.

SNI untuk pabrik Teh Bah Butong, Tobasari dan Sidamanik tahun 2006.

6.

ISO 14000:2004 untuk PKS Adolina, Pabatu, Dolok Sinumbah, Pulu Raja dan PPIS tahun 2006

7.

Sawit Nusantara Award kategori kebun sawit terbaik I dan II serta PKS terbaik I dan II tahun 2007.

8.

Investor Award 2008 sebagai BUMN perkebunan terbaik dari Majalah Investor yang tergabung dalam Group Media

9.

Sertifikat Bendera Emas dari DepartemenTenaga Kerja danTransmigrasi dalam pelaksanaan SMK3 (sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja) untuk 14 unit usaha dengan masa berlaku selama 4 tahun (2008-2011), yaitu kebun Bah Jambi,Tonduhan, Sidamanik, Bukit Lama, Pasir Mandoge, RS Laras, PKS Sosa, Pabatu, Ajamu, Laras, Tobasari, Sawit Langkat, RS Balimbingan, RS Pabatu.

10.

Sawit Nusantara Award 2008 kategori kebun inti untuk kebun Balimbingan.

11.

Sawit Nusantara Award 2009 kategori peningkatan produktivitas kebun terbaik I kebun Tonjowan

12.

Sawit Nusantara Award 2009 kategori kebun terbaik III kebun Balimbingan.

13.

Sawit Nusantara Award 2009 kategori PKS terbaik II PKS Gunung Bayu dan terbaik III PKS Pabatu.

14.

Sawit Nusantara Award 2009 kategori peningkatan rendemen PKS terbaik II PKS Gunung Bayu.

15.

Teh Nusantara Award 2009 kategori peningkatan produktivitas terbaik II kebun Tobasari

16.

Penghargaan pekan lingkungan Indonesia 2009 dari Meneg Lingkungan Hidup.

17.

Penghargaan Menteri BUMN 2010 atas partisipasi aktif dan kesungguhan PTPN IV dalam upaya mempertahankan dan menguasai kembali asetnya.

18.

Anugerah BUMN Award 2010 dengan kategori juara 3 GCG terbaik BUMN non listend dari Forum Humas BUMN dan Majalah BUMN Track

Dari Bina Lingkungan Hingga Pembangkit Listrik Limbah Sawit KINERJA keuangan PTPN IV menunjukkan sinyal menggembirakan. Aktiva perusahaan ini terus meningkat. Aset terutama dalam bentuk tanaman dan pabrik serta bangunan pendukungnya termasuk rencana pembangunan pabrik baru di Mandailing Natal pun bertambah. Lalu apa maksudnya peningkatan kinerja bagi masyarakat Sumut? Tentu saja berpengaruh. Dalam perjalanannya ketika perusahaan terus memperlihatkan kinerja yang signifikan otomatis program kemitraan bina lingkungan dan corporate social responsibility (CSR) yang mereka salurkan juga akan naik. Dengan pencapaian yang positif itu manajemen PTPN IV mencoba mendorong semangat kepedulian sebagai pilar yang akan menopang langkah-langkah strategis perusahaan ke depan. Terkait dengan ini PKBL dan CSR menjadi relevan untuk terus dilanjutkan. “Ini sudah menjadi komitmen perusahaan,” kata Ahmad Haslan Saragih, direktur Perencanaan dan Pengembangan Usaha PTPN yang membawahi PKBL. Komitmen ini jelas terlihat dari realisasi PKBL yang dilaksanakan PTPN IV dari tahun ke tahun. Sejalan dengan kenaikan laba perusahaan, alokasi dana PKBL pun terus meningkat setiap tahun. Misalnya program kemitraan telah disalurkan Rp3,250 miliar di 2007. Lalu 2008 meningkat menjadi Rp6,185 miliar. Untuk 2009 tersalur Rp17,080 miliar. Sedangkan program bina lingkungan di 2007 nilainya Rp6,178 miliar, setahun berikutnya menjadi Rp13,846 miliar, tahun lalu Rp10,215 miliar. Begitupula dengan angka CSR yang pada 2008 Rp4,476 miliar tahun lalu sudah mencapai Rp5,966 miliar. Alokasi dana untuk kemitraan, bina lingkungan dan CSR itu peruntukannya diupayakan merata berdasarkan pemetaan lokasi yang sudah ditentukan Dengan dasar ini pula PTPN IV mampu merealisasikan kewajiban PKBL ini sesuai target yang ditentukan. Total dana yang dikeluarkan sampai 2009 untuk PKBL setidaknya tercatat Rp141 miliar. Dari jumlah itu program bina lingkungan mendapat porsi terbesar Rp50 miliar. Meliputi pendidikan/pelatihan, pengembangan sarana dan prasarana umum serta sarana ibadah mendapat bagian terbesar. Di antara sarana umum yang telah dibangun adalah saluran air bersih di berapa desa yang berada di dataran tinggi Simalungun. Penyaluran air bersih ke rumah-rumah penduduk memungkinkan dilakukan dengan memanfaatkan daya gravitasi bumi. Masih banyak lagi yang sudah dilakukan PTPN IV dalam menjalankan PKBL. Di bidang pelestarian lingkungan misalnya telah dilakukan pula penananam pohon di bantaran Sungai Deli, Sibolangit dan Danau Toba. Sementara di bidang kesehatan aksi yang dilakukan mencakup bantuan pangan, sunat massal, pengobatan gratis sampai kepada bantuan pendidirian fasilitas MCK (mandi, cuci, kakus). Kebijakan dan komitmen PKBL ini, kata Haslan, dapat mendorong petumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, pelestarian lingkugan, serta mengembangkan kualitas SDM. Sasarannya diutamakan masyarakat di lingkungan kegiatan usaha. Dengan kerjasama ini akan tercipta harmonisasi dengan masyarakat, tandasnya. Bahkan kini PTPN IV mengembangkan percepatan pencairan

dana PKBL yang berlangsung cepat, mudah dan smart. Pagi memasukkan proposal sore bisa dicairkan. Tidak hanya cepat tapi juga mudah dan cerdas. Pasalnya pihak penerima dana PKBL PTPN IV tidak dikenakan syarat terlalu berat. Penerima pun masih dibekali pelatihan, studi banding, dan kesempatan mengikuti seminar dan event promosi serta penjualan hasil produk di pameran juga ekspo. Contohnya mahasiswa UISU Dhani Afandy yang tak menyangka kalau usaha depot air minum isi ulang miliknya begitu berkembang berkat suntikan modal Rp30 juta dari PKBL PTPN IV. Kini dia sudah memiliki tiga karyawan denga penghasilan bersih Rp6 juta per bulan. Hal serupa juga dialami Hartadi yang membuka usaha dan kedai di rumah. Dengan kemudahan dan bunga yang sangat rendah dia pun sampai dua kali meminjam dana kemitraan total Rp80 juta. Adalah Lembaga Pendidikan Perkebunan (LPP) Medan yang menghantarkan pengusaha kecil dan menengah itu menjadi kuat dan mandiri. Sampai kini sudah 593 mitra binaan PTPN IV telah menjalani pendidikan di LPP Medan. Mereka dididik mengenai kewirausahaan, etika dan komunikasi bisnis, teknik mengolah usaha, pemasaran hingga soal HAKI. Listrik Masih terkait dengan kepedulian, pihak manajemen pun merasa perlu meningkatkan daya kreatifitas di lingkungan karyawan. Ini antara lain meningkatkan efisiensi di tengah upaya peningkatan produksi. Salah satu yang dilakukan dan akan dikembangkan adalah membangun pembangkit listrik tenaga limbah sawit (PLTLS). Dengan ini perusahaan berhasil melakukan penghematan Rp8 miliar setahun pada setiap pabrik kelapa sawit (PKS). Penghematan sebesar ini akan sangat berarti jika diterapkan pada seluruh PKS PTPN IV yang berjumlah 15 unit atau ekuivalen sebesar Rp96 miliar. Jika hasil energi ini tidak dipakai untuk kepentingan lain, sangat mungkin dijual ke masyarakat melalui PLN. Sebab dengan energi terbarukan ini PTPN IV mampu menghasilkan listrik dengan harga Rp261 per kwh berselisih jauh dengan listrik produksi PLN dengan tarif Rp728 per kwh. PLTLS rencananya akan dikembangkan ke seluruh PKS sesuai dengan kemampuan perusahaan. Dalam waktu dekat ini misalnya satu unit PLTA di Dolok Ilir juga selesai dibangun dan siap dioperasikan. Jika semua terwujud diperkirakan mampu membantu menutup defisit energi yang sudah berlangsung lama di Sumut. Artinya jika kreatifitas anak bangsa yang dipioniri PTPN IV diterapkan bagi seluruh PKS yang jumlahnya puluhan di Sumut otomatis pasok listrik terbantu. Dengan kata lain langkah kreativitas dan kepedulian sudah dianggap tepat. Berbagai terobosan termasuk kebijakan dalam upaya meningkatkan produktivitas lewat konversi dan tanaman teh ke kelapa sawit pada tahun-tahun lalu telah memberikan kontribusi besar kepada kinerja PTPN IV. Dengan kata lain manajemen menganggap berbagai kebijakan yang dilakukan belakangan ini sudah berada pada jalur yang benar (on the right track).(m13)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.