Waspada, Selasa 23 April 2013

Page 5

WASPADA

A3

Selasa, 23 April 2013

Waspada/dianw

MENTERI Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Amalia Gumelar saat memeriksa barisan pada acara apel bersama Wanita TNI, Polwan dan Segenap Komponen Bangsa Wilayah Garnisun I di Lapangan Silang Monas Jakarta, Senin (22/4) pagi. Apel tahunan dimaksudkan untuk memperingati semangat RA Kartini dan bertema ‘Melalui apel bersama Wanita TNI, Polwan dan Segenap Komponen Bangsa Siap Meningkatkan Soliditas dan Sinergitas Guna Mewujudkan Pertahanan Negara yang Tangguh’.

Perempuan Masih Kurang Berani Tampil JAKARTA (Waspada): Meski emansipasi dan program kesetaraan gender sudah mengemuka, perempuan Indonesia belum terbebas dari subordinasi yang membelenggu. Hal itu dapat dilihat lewat kenyataan bahwa perempuan masih kurang berani tampil dan menyatakan pendapat, aspirasi dan kepeduliannya pada berbagai persoalan bangsa. Perempuan masih canggung dan ragu- untuk memimpin, sebab iklim sosial budaya belum sepenuhnya mendukung upaya meningkatkan harkat dan martabat perempuan. “Masih terdapat cara pandang masyarakat yang membedakan perempuan dengan laki-laki. Kondisi itu membuat perempuan Indonesia, sampai saat ini masih berada dalam bayang-bayang budaya patriarki,” kata Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Menneg PP dan PA) Linda Amalia Gumelar saat memberikan sambutan sebagai inspektur upacara apel bersama Wanita TNI, Polwan dan Segenap Komponan Bangsa di Silang Monas Jakarta, Senin (22/4). Upacara dimaksudkan sebagai peringatan semangat RA Kartini tersebut dihadiri ribuan Wanita TNI dan Polwan di wilayah Garnisun I Jakarta, tokoh perempuan, LSM pemerhati perempuan, sejumlah menteri serta pemimpin lembaga terkait. Padahal, kata Linda, perempuan dapat berperan lebih jauh sebagai kekuatan ekonomi, sosial, budaya, politik, dan pertahanan keamanan yang nyata. Hal itu tentu saja harus didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. “Sebagai penggerak pembangunan nasional, perempuan akan lebih berpotensi jika dipadukan dengan upaya pemenuhan aspirasi, kebutuhan dan kepentingannya ke dalam gerak pembangunan bangsa,” kata Linda. Salah satu yang paling penting dan harus segera dilakukan oleh pemerintah adalah pengembangan iklim sosial budaya yang mendukung perempuan dalam berkarya cipta. Perempuan harus diberi ruang gerak yang luas untuk mengembangkan kemampuannya melalui peningkatan pengetahuan, keahlian, dan keterampilan. “Tentu saja dengan tetap memperhatikan kodrat serta harkat dan martabat kaum perempuan itu sendiri,” tandas menteri. Ditambahkan Linda, peningkatan peran aktif perempuan dalam pembangunan itu ditujukan untuk mengurangi kesenjangan dalam persamaan hak, kesempatan, serta tanggung jawab dan peranannya dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. “Keinginan itu juga mengandung makna, perempuan dapat berkarir seperti apa yang diinginkannya. Namun tidak

Waspada/Dianw

20 ANGGOTA brigade motor polisi wanita Polda Metro Jaya melakoni atraksi motor ekstrem dalam gladi bersih perayaan HUT Kartini, Senin (22/4) di Silang Monas, Jakarta.Para polwan melakukan berbagai formasi. Mereka bahkan berdiri di atas sepeda motor yang melaju kencang.

Waspada/Dianw

untuk melupakan kodratnya sebagai ibu, isteri dan anggota masyarakat dari lingkungannya,” tegas Linda. Pada kesempatan itu, Linda menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tinggi atas terlaksananya apelWanita TNI dan Polwan. Kegiatan tersebut, dikatakan Linda, dapat memotivasi perempuan Indonesia untuk tampil lebih baik dalam setiap gerak pem-bangunan, khususnya dalam upaya membela negara. “Dengan meneladani jiwa dan semangat R.A Kartini saya mengharapkan para wanita TNI dan Polwan dapat menjadi motor penggerak dalam pembangunan di lingkungan sekitar dan peka terhadap lingkungannya,” tandas Linda.(dianw)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.