Waspada, Selasa 22 Maret 2011

Page 25

Aceh

WASPADA Selasa 22 Maret 2011

C3 ForPALA Bertekad Jadikan Pala Sebagai Komoditas Unggulan

Polisi Buru Komplotan Bersenjata Api LHOKSUKON, Aceh Utara (Waspada): Jajaran Polres Aceh Utara memburu komplotan kriminal bersenjata api di wilayah tersebut, termasuk pelaku penembak warga Norwegia di Meunasah Dayah Aron, Senin (14/3) dinihari dan perampok toke getah, di Cot Matahe, Geureudong Pase, Minggu (20/3) dinihari. “Bahkan sebagian petugas standby di lapangan demi mengungkap identitas dan keberadaan pelaku. Kita optimis, cepat atau lambat pelaku pasti tertangkap,” kata Kapolres Aceh Utara AKBP Farid BE melalui Kasat Reskrim AKP Erlin Tangjaya, Senin (21/3). Seperti diberitakan, sekelompok orang tak dikenal (OTK) menembak mati Hanafiah, 51, warga negara Norwegia asal Aceh, saat nonton tayangan sepakbola di warung kopi desa kelahirannya, Meunasah Dayah Aron, Kec. Syamtalira Aron, Kab. Aceh Utara, Senin (14/3) dinihari. Sepekan kemudian, tepatnya Minggu (20/3) dinihari, kejahatan bersenjata api kembali terjadi di wilayah hukum Polres Aceh Utara. Toke getah Satriadi alias Jiran, 34, asal Desa Alue Siwah Serdang, Kec. Nurussalam—Bagok, Kab. Aceh Timur dirampok OTK di Desa Cot Matahe, Kec. Geureudong Pase.(cmus)

BANDA ACEH (Waspada): Forum Pala Aceh (ForPALA) bertekat menjadikan pala sebagai komoditas unggulan di provinsi Aceh pada tahun 2015, sehingga petani tanaman keras itu bisa kembali berjaya seperti masa lampau. “Kami terus berupaya dorong petani mengembangkan kapasitasnya agar pala menjadi komoditas unggulan di Provinsi Aceh pada 2015,” kata Ketua ForPALA Mustafril di Banda Aceh, Minggu (20/3). Ia mengatakan, petani pala di Aceh, terutama di kawasan pesisir barat dan selatan, pernah merasakan masa kejayaan di era tahun 70-an hingga 90-an. Namun, kata dia, kejayaan tersebut perlahan-lahan terkikis seiring meningkatnya intensitas konflik bersenjata di Aceh di akhir tahun 90-an. Konflik tersebut menyebabkan petani pala menelantarkan tanamannya. “Kami berharap pala menjadi komoditas unggulan di Aceh. Karena itu, kami terus mendorong petani pala kembali bersemangat mengembangkan komoditi tersebut,”ujarnya. Menurut dia, bukan pekerjaan mudah membangkitkan semangat petani pala meraih kejayaannya kembali. Selain perlu restrukturisasi tanaman, juga butuh kerja keras. Kendati begitu, kata dia, ForPALA siap mendorong dan membantu para petani agar mereka benar-benar kembali fokus mengelola dan mengembangkan kebun-kebun pala yang pernah ditelantarkan. “Semuanya butuh proses. Tapi, kami yakin proses tersebut mampu dilalui para petani, khususnya di daerah yang pernah menjadi sentra seperti di Aceh Selatan, sehingga pala menjadi komoditas unggulan pada 2015,” katanya.(gto)

Petani Aceh Utara Butuh Benih Kelapa Sawit ACEH UTARA (Waspada): Puluhan hektar lahan milik koperasi perkebunan kelapa sawit di Geureudong, Aceh Utara yang sudah dibersihkan terlantar akibat tidak tersedia bibit. Petani mengharapkan pemerintah membantu menyediakan benih dan kebutuhan lainnya, sehingga lahan mereka tidak terlantar. Tokoh warga Geureudong Pase, Zulkifli Rasyid, Senin (21/3) mengatakan, sekitar, 108 ha lahan petani di Gampong Dayah Seupeng digarap petani kelapa sawit dari Koperasi Geureudong Jaya. “Tapi karena kekurangan bibit, hanya 70 ha baru ditanami,” jelasnya. Sisanya terancam terlantar. Geureudong Pase berada di kawasan pedalaman Aceh Utara. Kecamatan baru hasil pemekaran dengan Kec. Syamtalira Bayu tersebut dikenal sebagai sentral perkebunan warga. Selain kelapa sawit juga bayak terdapat kakao (coklat) dan karet di kawasan tersebut. Untuk meningkatkan kesejahteraan para petani, sejumlah warga telah membentuk koperasi. Anggota DPR Aceh DP Aceh Utara-Kota Lhokseumawe, Nuraini Maida menegaskan, dana yang telah disalurkan untuk petani kelapa sawit Geureudong Pase tahun lalu sabanyak Rp500 juta. “Tahun ini juga telah dianggarkan untuk membantu petani kelapa sawit,” jelas politisi Partai Golongan Karya ini. Bantuan dari Pemerintah Aceh ini juga akan disalurkan melalui koperasi.(b17)

300 Mahasiswa Donor Darah KOTA LHOKSEUMAWE (Waspada): Muhammad Nazar, Gubernur Dakwah di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Malikussaleh Lhokseumawe, Senin (21/ 3) pagi mengatakan, DEMA Dakwah menggelar kegiatan donor darah di kawasan KP3 Lhokseumawe. Kegiatan ini dilaksanakan hasil kerjasama dengan KSR PMI unit 08. Selain dari para mahasiswa, peserta juga diundang dari kalangan PNS di berbagai instansi, TNI dan Polri, seluruh BEM di Aceh Utara dan Lhokseuamwe, serta masyarakat umum lainnya. Jumlah total pendonor 300-an orang. Kata M. Nazar, kegiatan donor darah dilaksanakan untuk memenuhi kekurangan darah di Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe. “Informasi yang kita peroleh dari media massa, Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe sedang mengalami kekurangan darah. Karena itu kita berinisiatif menggelar acara ini. Darah hasil donor masyarakat kita sumbang ke PMI Aceh Utara di Lhokseumawe. Semoga kekurangan darah dapat teratasi,” kata Muhammad Nazar. Menjawab Waspada, untuk mensuksekan acara ini, dana diperoleh dari berbagai sumber, begitu pun, panitia tidak mendapat dukungan dana dari Pemerintah Kota Lhokseumawe dan Aceh Utara. (cmun)

Waspada/M Jakfar Achmad

LAKALANTAS: Kondisi bus BE yang mengalami kecelakaan di jurang Gunung Seulawah, Minggu (20/3).

Bus BE Masuk Jurang 1 Tewas 26 Luka-luka ACEH BESAR (Waspada): Bus BE masuk jurang di Gunung Seulawah, satu orang tewas dan 26 lainnya luka berat dan ringan. Nuraini, 50, warga Gampong (Desa) Babah Lueng, Kec. Kuta Makmur, Aceh Utara, korban tewas dalam kecelakaan lalulintas yang terjadi Minggu (20/3) pukul 04:00 dinihari. Penumpang lainnya menderita patah tulang, luka parah dan ringan, kini dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Zainal Abidin (RSUDZA) Banda Aceh. M Ali AR, 40, adik kandung Nuraini menjelaskan kepada Waspada di Tempat Kejadian Perkara (TKP), bus BE BL 7619 Z yang dikemudikan Sulaiman, 38, warga Kec. Syamtalira Bayu, Aceh Utara membawa sejumlah 27 penumpang berangkat dari Lhokseumawe ke Darussalam Banda Aceh, untuk takziah di rumah duka abang Nuraini. Entah bagaimana, kata M. Ali, setiba di lokasi atau di kawasan jembatan kembar Seuneupet, Kec. Leumbah Seulawah, bus hilang kendali hingga meluncur jungkir balik ke jurang. Kasusnya ditangani unit lantas Leumbah Seulawah. (b10)

Tangse Masih Tanggap Darurat Waspada/Iskandarsyah

LOMBA MENEMBAK: Memeriahkan Pekan Kedirgantaraan Tahun 2011, Lanud Iskandar Muda Blang Bintang, Aceh Besar menggelar berbagai kegiatan di antaranya kejuaraan road race, pameran, festival band dan pasar malam. Salah satu kegiatan yang digelar dan paling diminati pengunjung adalah lomba menembak menggunakan senjata airsoft gun. Tampak Wakil Gubernur Aceh H Muhammad Nazar di dampingi Danlanud SIM Kolonel Pnb. Maman Suherman mencoba senjata airsoft gun jenis MP-4 dan senjata Sniper jenis SPR, di Hanggar Lanud SIM Blang Bintang, Aceh Besar, Minggu (20/3).

Pemerintah Janji Bangun Rumah Korban Banjir BANDA ACEH (Waspada): Pemerintah pusat melalui Menkokesra berjanji akan membangun rumah bagi korban banjir bandang di Kec. Tangse, Kab. Pidie. Pembangunan rumah tersebut bertujuan agar para korban mendapatkan tempat tinggal yang layak. Niat pemerintah pusat membangun rumah untuk para korban banjir bandang itu disampaikan Menkokesra Agung Laksono sebagaimana dikutip Wakil Gubernur Aceh H Muhammad Nazar seusai

menutup Agribisnis Fair VII di Taman Budaya Banda Aceh, Minggu (20/3) malam. “Pemerintah pusat melalui Menkokesra telah menyatakan untuk membantu pembangunan rumah bagi korban banjir bandang Tangse,” kata H. Muhammad Nazar seraya menambahkan, kepastian mengenai pembangunan rumah untuk para korban banjir tersebut diperoleh beberapa hari lalu, setelah dirinya melaporkan kerugian yang dialami warga dalam musibah yang terjadi 10 Maret itu. Dikatakan yang dibangun pemerintah nanti diperuntukkan kepada keluarga yang kini tinggal di pengungsian atau di rumah sanak-saudaranya. “Rumah itu juga diharapkan dapat mengembalikan privasi

Majelis Hakim Pertimbangkan Sebagian Pembelaan M. Ali BIREUEN (Waspada): Majelis hakim mengambil sikap mempertimbangkan sebagian pembelaan tersangka M. Ali M. Amin yang didakwa dengan pasal penggelapan dan penipuan oleh Jaksa, dan sebagian lainnya ditolak. Pasalnya, kasus itu dinilai ada benarnya sebagaimana disampaikan terdakwa melalui pengacara Hendri Ramadhani, SH, dan ada juga yang masih menjadi pertimbangan. Apalagi telah mencuat informasi di masyarakat bahwa kasus tersebut kemungkinan besar merupakan rekayasa oknum polisi yang memaksakan persoalan perdata menjadi pidana. Bahkan diduga merupakan suruhan dari oknum lain untuk kepentingan politik hingga berbuntut sampai persidangan. Sidang di Pengadilan Negeri (PN) Bireuen Senin (21/3) ini, dipimpin Ketua Majelis Hakim Said Hasan, didampingi anggota Hakim Safri, SH dan Zulkarnain, SH. Menurut majelis hakim, sebagian dari eksepsi terdakwa akan dipertimbangkan sementara sebagian lagi ditolak.

Karena menurut hakim, apa yang disampaikan terdakwa ada benarnya. Di antaranya seperti sudah didamaikan namun proses hukumnya masih dilanjutkan, Tapi hakim menolak bila dikatakan tidak berhak mengadili perkara itu. Selanjutnya, kata hakim, kasus ini ada kaitannya dengan masalah politis karena ada pihak yang bermain. Ini akan menjadi pertimbangan hakim atau akan ditelaah lebih jauh. Rekayasa Hendry Rachmadani, SH selaku pengacara M. Ali juga memaparkan sejumlah tindakan kriminal yang dilakukan sejumlah sipil yang memiliki beking. Kasus ini sudah dilaporkan ke polisi tapi tidak ditindaklanjuti. Usai sidang, kuasa hukum Hendri Ramadhani kepada wartawan mengatakan, kasus yang menjerat M. Ali setidaknya mulai diketahui dan merasakan kebenaran yang sebenarnya. Bahwa itu penuh rekayasa pihak-pihak tertentu dalam memuluskan politiknya untuk menjegal M. Ali pada saat masih memimpin DPC Partai Demokrat Bireuen, bekerjasama dengan

UPAYA pemerintah menghadirkan industri di Kab. Bireuen seakan jalan di tempat, alias mandeg. Banyak anggaran dikucurkan,namunhinggakinidenyutnadi berbagai industri itu tak juga bergetar.

Seperti industri biodiesel di Desa Bunyoet Kec. Juli yang pada 2009 dimodifikasi menjadi Bioindustri, tapi hingga kini peralatannya menjadi ‘besi tua’. Pabrik bioindustri ini tak juga beroperasi.

Berangkat (flight, tujuan, waktu)

GA 146 Jakarta/Medan

15:45

GA 147 Medan/Jakarta

16:20

Y6 537 Medan

19:15

Y6 538 Medan

07:30

JT 304 Jakarta JT 396 Jakarta/Medan

11:35 20:00

JT 397 Medan/Jakarta JT 307 Jakarta

06:40 12:15

SJ 010 Jakarta/Medan

12:55

SJ 011 Medan/Jakarta

13:25

AK 305 Kuala Lumpur *

12:20

AK 306 Kuala Lumpur*

12:45

FY 3401 Penang **

14:10

FY3400 Penang **

14:30

Batavia Air Lion Air

Sriwijaya Air Air Asia Fire Fly

* Setiap Senin, Rabu , Jumat dan Minggu. ** Setiap Selasa, Kamis dan Minggu.

oknum polisi. “Kasus ini sudah diketahui publik, bahkan masalah ini sudah kami laporkan ke Mabes Polri, termasuk telah diketahui anggota DPR RI Komisi III adanya unsur permainan pihak-pihak tertentu,” katanya. Menurut Hendri, pihaknya tidak akan tinggal diam dan akan mengungkapkan fakta lain supaya kasus ini terungkap kebenarannya. “Saya juga sudah menyurati beberapa elemen lainnya, bahkan Komnas HAM. Kemunkinan mereka juga akan turun. Mudah-mudahan tidak menjadi bumerang bagi yang merekayasa kasus ini,” pungkasnya. Sementara M. Ali secera terpisah mengatakan keberatan dituntut dengan hukum pidana karena kasus ini mutlak perdata. Ali juga menyatakan dia tidak bermaksud merusak nama baik polisi, namun malah membantu menegakkan kredibilitas polisi. Tindakan sejumlah oknum polisi ini yang sebenarnya hendak merusak nama baik polisi. Majelis hakim melanjutkan sidang pada Kamis (24/3).(b15/amh)

Waspada / H. Rusli Ismail

BANTUAN PWI: Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Cabang Aceh, Tarmilin Usman (kiri) didampingi Wakil Ketua Bidang Kesra PWI Aceh, Drs. H. T. Anwar Ibrahim (satu dari kanan) menyerahkan bantuan korban banjir bandang Tangse diterima Sekdakab Pidie, M. Iriawan, SE (dua dari kanan), Minggu (20/3).

Membangun Industri Di Bireuen Ibarat Menegakkan Benang Basah?

Penerbangan Di Bandara SIM Banda Aceh Tiba (flight, asal, waktu) Garuda Indonesia

dari sebuah keluarga dan menghidupkan kembali perekonomian warga yang terkena banjir bandang. Jadi, rumahrumah tersebut dibangun sebagai upaya untuk meringankan beban korban banjir bandang,” ujarnya. Menurut Wakil Gubernur Aceh, selain rumah pemerintah pusat juga akan membantu memperbaiki infrastrukltur seperti jalan, jembatan, irigasi, area persawahan yang hancur terkena banjir bandang. “ Pemerintah pusat dan daerah terus berupaya membangun kembali sarana yang dibutuhkan oleh masyarakat agar dapat segera bangkit dari keterpurukan,” sambungnya.(b09)

TANGSE, PIDIE (Waspada): Pemkab Pidie masih menetapkan status operasi tanggap darurat banjir bandang Tangse Kab. Pidie hingga 3 April mendatang. “Kita mengusulkan masa tanggap darurat diperpanjang hingga 3 April 2011, karena belum sepenuhnya tertangani dengan baik,” kata M. Iriawan, SE. Ketua Posko Induk Pengendalian Penanggulangan Bencana Banjir Bandang Tangse yang tak lain juga Sekdakab Pidie, M. Iriawan, SE, Minggu (20/3) menyatakan, penanganan para korban baru tertanggulangi sekira 60 persen, sehingga masih dibutuhkan waktu beberapa hari lagi. “Seharusnya masa tanggap darurat tahap pertama selesai Senin (21/3). Tapi hingga saat ini pemulihan belum tertangani secara maksimal, “ katanya usai menerima sejumlah bantuan pakaian dari PersatuanWartawan Indonesia (PWI) Cabang Prov. Aceh dan Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Aceh. Dikatakan, setelah masa tanggap darurat berakhir baru dilakukan pendataan tentang kerusakan dan kerugian untuk rehab rekon. Musibah yang melanda 12 desa di Kec. Tangse itu mengakibatkan 12 warga meninggal dunia dan sekira 600 rumah penduduk rusak. Juga mengakibatkan infrastruktur seperti jembatan, jalan, dan fasilitas kesehatan rusak berat. Banjir bandang juga mengakibatkan rusaknya lahan pertanian sawah seluas 200 ha dan jaringan irigasi. Menyinggung logistik, Iriawan menyatakan cukup untuk seminggu ke depan. Warga yang masih mengungsi sekira 5.000 jiwa, sudah ada yang kembali ke rumah masingmasing. Serahkan Bantuan Sementara itu, pada hari yang sama Ketua PWI Cabang Aceh, Tarmilin Usman, SE, M. Si dan Ketua LDII Aceh, Tgk. H. Burhan menyerahkan bantuan secara simbolis diterima Sekdakab Pidie, M. Iriawan, SE. Tarmilin Usman didampingi Wakil Ketua Bidang Kesra PWI Aceh, Drs. H. T. Anwar Ibrahim menyatakan, mudah-mudahan bantuan yang berasal dari sumbangan anggota PWI dan warga LDII itu bisa bermanfaat bagi para korban PWI Aceh membuka Posko Peduli Tangse sampai 14 April 2011. “Jadi masyarakat, organisasi yang ingin membantu melalui PWI dipersilahkan menyalurkan ke Kantor PWI Aceh di Simpang Limong, Banda Aceh, “ kata Tarmilin. PT Pertamina Sementara PT. Pertamina (Persero) melalui Pertamina Peduli menyerahkan sejumlah bantuan dalam bentuk barang dengan total nilai Rp50 juta, meliputi sembako dan bahan makanan serta perlengkapan kebutuhan mendasar bagi para korban banjir, Minggu (20/3) sore. Asisten Community Development External Relation PT. Pertamina Pemasaran Regional I, Sudarman, usai menyerahkan bantuan diterima M. Iriawan mengatakan, Pertamina peduli setiap bencana alam yang terjadi di Indonesia, termasuk Tangse. Diharapkan bantuan ini bisa dirasakan para korban.(b21/b04)

Waspada/Amiruddin

Seorang warga memperhatikan perlatan Bioindustri yang belum beroperasi di Desa Bunyot Kec. Juli, Bireuen belum lama ini.

Dilaporkan, industri ini tidak dapat beroperasi karena bahan baku (buah jarak) dan peralatan belum lengkap. “Jenis pohon jarak yang ditanam bukan yang bagus, artinya benih yang tidak bersertifikat,” ucap seorang warga. Begitu juga pabrik susu kedelai di Kec. Peudada, terbengkalai. Sedangkan pabrik Garment di kawasan Desa Buket Teukuh Kec. Kota Juang, sempat menghasilkan produk namun akhirnya ‘gulung tikar’. Markas Koperasi Pabrik Garmen Aceh (KPGA) bantuan GTZ Jerman itu, akhirnya jadi Kantor Dinas Kelautan dan Perikanan. Hal sama terjadi pada investasi di sektor perkebunan sawit oleh pengusaha asal Malaysia di Desa Pulo Harapan, Kec. Peusangan Selatan, di mana pengusaha itu pun akhirnya hengkang. Dikabarkan, pihak Eplore Reliance Plantation. Sdn. Bhd ogah melanjutkan investasi karena lahan yang tersedia tidak jelas statusnya. Pasalnya, dari 9.000 ha lahan yang direncanakan, 5.000 ha di antaranya masuk kawasan hutan produksi yang tidak dibenarkan dibuka lahan perkebunan. Lain lagi kebijakan Pemkab Bireuen yang menetapkan Batee Geulungku masuk wilayah Kec. Pandrah dan Kec. Simpang Mamplam se-bagai Kawasan Industri Bireuen (KIB), di mana

pemerintah mengucurkan anggaran. Tapi sampai sekarang belum ada tanda-tanda akan ada industri di KIB. Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM melalui Kabid Industri, Muhammad, ST kepadaWaspada, Senin (21/3) mengungkapkan, terhambatnya produksi pabrik bioindustri ini karena peralatan belum lengkap. Pada 2009, dengan dana Otsus, pabrik Biodiesel dimodifikasi untuk menjadi Bioindustri dengan anggaran Rp2.948.900. 000, dan biaya perencanaan Rp49 juta bersumber dari dana Otsus, di mana modifikasinya dilaksanakan perusahaan asal Banda Aceh. “Tapi sampai sekarang tak juga siap,” terang Muhammad. Melihat gelagat yang tidak baik tersebut, Asnawi Hasan, SE, (sebelum dimutasi) atas nama Kepala Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Bireuen mempertanyakan kelanjutan modifikasi mela-lui surat 7 Januari 2011 kepada reka-nan pelaksana. Namun, kata Muhammad,

reka-nan tidak menggubris, sehingga pada 1 Maret 2011, dinas kembali mela-yangkan surat mempertanyakan hal yang sama. Di mana pada surat ke-dua posisi kepala dinas dijabat Drs. IskandarYusuf,MM menggantikan Asnawi Hasan. Anehnya, kendati pekerjaan belum rampung tapi rekanan pelaksana telah ‘menggondol’ habis anggaran yang disediakan pemerintah. “Saat itu mendesak penarikannya karena akan mati anggaran,” ucap Muhammad. Terkait pabrik pengolahan susu kedelai di Kec. Peudada, Muhammad mengatakan belum diserahkan Pemerintah Aceh ke Pemkab Bireuen. Sedangkan menyangkut KPGA, Muhammad mengaku tidak tahu. Salah satu faktor terhambatnya pembangunan sektor industri di Kab. Bireuen, kataya, karena tidak tersedianya SDM memadai. “Kalau kita mau melakukan pelatihan, tidak didukung anggaran,” jelas Muhammad. Terlepas dari hal tersebut, tidaklah berlebihan, jika masyarakat berharap, ‘kegagalan’ ini menjadi cambuk untuk pemerintah guna berbenah diri di masa mendatang. -Amiruddin


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.