Waspada, Selasa 12 Oktober 2010

Page 22

Aceh

B8

WASPADA Selasa 12 Oktober 2010

MTQ Ke XXXI Aceh Timur

Dilantik Tanpa SK Bupati, Sejumlah Kegiatan Tertunda BLANGPIDIE (Waspada): Mutasi dan pelantikan sejumlah pejabat setingkat kepala dinas serta kantor di lingkungan Pemkab Aceh Barat Daya (Abdya) beberapa waktu lalu ternyata hanya bermodalkan microphone karena setiap pejabat yang dilantik pada saat itu belum memiliki surat apapun terkait jabatan yang disandangnya. Akibatnya, sejumlah kegiatan tidak dapat dilakukan, bahkan pencairan dana untuk kepentingan publik juga urung terlaksana akibat pejabat yang berhubungan dengan bidang yang baru dilantik Bupati Akmal Ibrahim itu belum memiliki salinan berupa Surat Keputusan (SK). “Memang benar hal itu terjadi, tetapi kita pastikan dalam waktu dekat dan mungkin hari ini (Senin 11/10) masalah SK tersebut selesai,” jelas Thantawi, S.Sos, Asisten-III Bidang Administrasi dan Umum Setdakab Abdya saat dikonfirmasi Waspada Senin (11/10). Thantawi mengungkapkan ketiadaan SK para pejabat yang dilantik oleh Bupati Akmal Ibrahim pada Jum’at 1 Oktober lalu itu lebih disebabkan faktor kondisi karena setelah pelantikan Bupati Abdya Akmal Ibrahim dan juga Sekda Yufrizal.S.Umar tidak berada di Abdya karena ada kegiatan di luar daerah, sehingga SK para pejabat terkait yang sudah dilantik pada saat itu belum sempat ditandatangani bupati. “Saat ini petikannya sudah kita serahkan ke bagian hukum dan hari ini mungkin sudah selesai dan tidak ada lagi masalah dengan mereka,” lanjut Thantawi. Sementara dampak lain dari pelantikan

itu juga dirasakan tiga kecamatan karena tidak dapat mencairkan dana sharing pemerintah untuk Program Nasional Pembangunan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM-MP). Ketiganya, Kec. Lembah Sabil, Manggeng dan Kec. Babahrot. “Hingga tadi (Senin 11/10) kita belum bisa mencairkan dana sharing dari Pemkab sebagai syarat untuk pelaksanaan PNPM Mandiri pedesaan untuk tiga kecamatan karena tadi setelah kita datangi langsung ke kantor DKPPAD kepala dinasnya mengaku belum bisa mencairkan dana, sebab SK dan specimennya belum ada, sedangkan masyarakat terus menuntut kita di lapangan dan jelas ini bakal berdampak cukup besar dengan program itu sendiri,” ujar Mustafa ZA, Fasilitator Kecamatan (FK) PNPM-MP dari kecamatan Manggeng. Kepala Kantor Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Sejahtera (KPMPPKS) Abdya, Salman, SH yang dihubungi terkait hal itu juga membenarkan ketiga kecamatan yang dimaksud tidak dapat mencairkan dana sharing PNPM-MP karena terkendala dengan persoalan administrasi di dinas keuangan. Namun demikian pihaknya berharap agar pendamping program bisa memaklumi kondisi itu karena dalam waktu dekat akan segera selesai. “Ini hanya masalah administrasi aja, namun dalam waktu dekat juga akan segera selesai karena kepala dinas yang baru dilantik kemarin belum memiliki specimen, sehingga tidak memiliki kewenangan untuk mencairkan dana tersebut,” jelas Salman, SH. (sdp)

Aksi Pencurian Marak Di Aceh Tengah TAKENGON (Waspada): Warga yang berdomisili di seputar Kecamatan Pegasing, Aceh Tengah dalam sepekan belakangan mulai resah, was-was dan merasa kurang nyaman. Pasalnya, hanya dalam beberapa hari saja aksi pencurian secara beruntun terjadi di rumah mereka. Informasi yang dihimpun, sampai berita ini diturunkan, dua kampung yang berada di wilayah Pegasing yakni Kampung Kayukul dan Uning daerah yang menjadi sasaran para pencuri. Empat warga yang berdomisili di sana menjadi korban pencurian berupa: 1 unit tape mobil, 1 tabung gas elpiji, 2 jerigen berisi binsin berukuran 30 liter, dan sebuah counter isi ulang pulsa beserta 2 unit laptop. Sementara 2 warga lainnya yang juga akan disatroni, tidak mengalami kerugian karena sempat berteriak setelah mereka mengetahui ada orang yang tak dikenal berupaya membongkar pintu jendela rumahnya. Aksi pencurian itu diperkirakan warga, berlangsung dini hari sekira pukul 2:00-3:00 Wib. “Malam kejadian itu, Sabtu(9/10) sekira pukul 3:00 suami saya hendak mematikan mesin penyodot air. Namun tiba-tiba ada bunyi suara jendela beradu linggis di dapur. Suami sayapun berteriak maling. Mungkin karena terkejut para pencuri itu kabur dengan seketika. Selang beberapa saat, warga disekitar rumah kami mulai berdatangan,” jelas Ati, 32, warga Kayukul, seorang ibu rumah tangga yang selamat dari aksi pencurian itu, ketika menjawab Waspada, Senin(11/10) pagi. “ Sadisnya lagi, ketika suami saya berteriak maling. Para pelaku pencuri itu juga masih sempat melempari rumah kami sebanyak tiga kali dengan batu sekepalan tangan orang dewasa. Mungkin pencuri berupaya menakuti suami saya agar tidak keluar rumah,” katanya.

Menurut penjelasan warga lainnya, para pencuri itu juga seperti membuat suatu strategi mengelabui warga. Karena ketika ada warga yang berteriak maling. Pada waktu yang hampir bersamaan rumah lainnya mulai menjadi incaran pencuri itu. “Malam itu karena ada yang berteriak, kami (warga-red) secara spontan langsung mengepung lokasi ini untuk menangkap pencuri. Namun setelah disisir pelaku tidak kami temukan. Anehnya keesokan paginya warga lainnya kehilangan barang. Padahal lokasi rumah warga yang semula kami kepung ini hanya berjarak sekitar 200 meter dari rumah warga yang kemalingan,” papar warga setempat. Lanjut warga sebelum kejadian itu, motif pencurian yang sama juga terjadi di kampung Kayukul ini. Rumah seorang mantan geucik gagal dimasuki maling karena sang pemilik berteriak. Namun sekitar 50 meter dari lokasi kejadian semula, ada warga lainnya menjadi korban pencurian berupa 1 tabung gas elpiji dan 60 liter bahan bakar bensin. “Kendati belum mengadakan ronda secara khusus. Saat ini kami mulai siaga memperkecil kemungkinan menjadi korban para pencuri ini,” kata warga lainnya menambahkan. Secara terpisah Kapolres Aceh Tengah, AKBP Edwin Rahmad Adikusomo melalui Kapolsek Pegasing, M. Fauzi membenarkan adanya aksi para pencuri yang meresahkan warga yang berada di wilayahnya. Namun sejauh ini belum ada pihak korban yang melakukan laporan resmi ke pihaknya terkait persolan itu. “Namun kendati belum menerima laporan dari warga, saya telah menurunkan beberapa anggota untuk langsung mengecek lokasi tempat kejadian perkara (TKP),” jelas M. Fauzi.(cir/b18)

Rektor Unsyiah: Pendidikan Modal Utama Tujuan Hidup LANGSA (Waspada): Pendidikan merupakan modal utama bagi manusia dimuka bumi ini untuk menentukan arah dan tujuan hidup. Apalagi di era globalisasi dan tantangan kepemimpinan ke depan membutuhkan kualitas pendidikan yang lebih baik. Hal ini dikatakan Rektor Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh Prof. Dr. Darni. M.Daud, MA saat menyampaikan orasi ilmiah pada kuliah umum di Universitas Samudera (Unsam) Langsa, Senin (11/10). Prof Darni Daud menegaskan, di era globalisasi ini, pengalaman tanpa didukung pendidikan yang berkualitas maka tidak akan berarti karena tantangan ke depan kian sulit dan berat sesuai perkembangan teknologi. “Untuk itu manusia yang akan diangkat sebagai sosok pemimpin, selain meneladani sifat Rasulullah juga harus memiliki dedikasi

diri serta mampu menjalani tantangan jaman tersebut. Jadi faktor pendidikan merupakan yang utama dalam hidup sekarang ini,” katanya. Sementara sebelumnya Rektor Unsam Langsa, Ir. H. Bachtiar Harun, MS dalam sambutannya mengatakan, pelaksanaan perkuliahan umum dengan orasi ilmiah yang diisi guru besar dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia itu salah satu agenda rutin di Unsam setiap pembukaan perkuliahan. “Seyogyanya kuliah umum ini dilaksanakan pada awal proses perkuliahan semester ganjil dimulai, namun karena sesuatu lain hal, di mana guru besar kita sedang mempersiapkan diri untuk dilantik sebagai Rektor Unsyiah beberapa waktu lalu, maka kuliah umum ini baru bisa dilaksanakan hari ini (kemarin-red),” ungkap Bachtiar.(ts)

GAMBA TANYO > Neu poto keujadian meunarek ngon kamera HP 3,2 mega piksel, kirem ngon MMS keu 08192110147. Na imbalan pulsa 20 ribee keu poto nyang di peuteubit.

LUBANG MAUT MENUNGGU KORBAN

Pengendara sepeda motor menghindari lubang yang berada di badan jalan di Leubue, Kec. Makmur, Kab. Bireuen. Walau sudah banyak pengguna jalan terperosok, lubang tersebut masih dibiarkan menganga, menunggu korban-korban berikutnya. Masyarakat berharap pihak terkait segera memperbaikinya. Foto diabadikan Rabu (6/10). Pengirim Faisal Ali, Leubue, Kec. Makmur, Kab. Bireuen, 08116783xx

Malam Perdana Diawali Pawai Ta’aruf

Waspada/Muhammad H. Ishak

JULOK, Aceh Timur (Waspada): Mengawali malam perdana Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) XXXI Kabupaten Aceh Timur, ratusan peserta ditambah puluhan offisial (pendamping—red) melakukan pawai ta’aruf mengelilingi pusat Kecamatan Julok— Kuta Binjei, Senin (11/10). Pawai ta’aruf yang starnya dimulai dari halaman Masjid Al Kubra Julok mencapai radius 5 kilometer lebih. Beragam pakaian mewarnai setiap barisan peserta pawai yang dimulai pukul 16:00 hingga pukul 18:00. Pawai ta’aruf akbar itu dilepas Ketua Panpel MTQ XXXI Aceh Timur, Syaifannur, SH, MM, yang didampingi sejumlah kepala dinas dalam lingkungan Pemkab setempat. Sekum Panpel MTQ XXXI Aceh Timur, Tgk. Amiruddin, S.Ag, ketika ditemui Waspada di Sekretariat MTQ mengaku, setelah bekerjasama dengan semua pihak sejak sebulan yang lalu, Alhamdulillah segala bentuk administrasi peserta hingga ke pemondokan peserta, berjalan sebagaimana rencana awal. Bahkan, sambung Amiruddin, segala persiapan telah matang, Senin (11/10) sekira pukul 13:00 (3 jam sebelum pelepasan peserta pawai kemarin). “Kita sudah persiapkan semuanya, dan nanti malam (tadi malam—red) Bupati Aceh Timur, Tgk. Muslim Hasballah, resmi membuka MTQ XXXI Aceh Timur, di halaman Masjid Al Kubra Julok,” ujarnya. Hingga pukul 13:00 siang kemarin, seluruh peserta sebagaimana yang tersurat telah mendaftar seluruhnya sekaligus dengan nomor undian peserta. “Kita harap ajang keislaman ini berjalan lancar hingga lima hari ke depan sejak 11-15 Oktober 2010,” pungkas Amiruddin. (cmad)

TEMPEL KAPAL: Seorang nelayan tengah menempel kapal ikannya di Kuala Geulumpang, Kecamatan Julok, Kabupaten Aceh Timur, Minggu (11/10). Pasalnya, untuk mendapatkan kayu dalam bebetapa tahun terakhir dirasa sulit.

Operasional PDAM Subulussalam Butuh Listrik

Kayu Langka, Puluhan Boat Nelayan Terbengkalai

JONTOR, Subulussalam (Waspada): Efisiensi operasional Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Subulussalam yang beberapa bulan terakhir aktif, berpusat di Desa Jontor Kec. Penanggalan, Subulussalam amat membutuhkan tenaga listrik. Untuk itu, Pemko Subulussalam diminta lebih serius memperhatikan fenomena ini, sehingga operasional kebutuhan semua masyarakat ini semakin lebih baik, tidak selalu seperti selama ini, sering mengalami kerusakan dan sejumlah persoalan lain. Permintaan itu disampaikan Suhadi, Kepala PDAM Subulussalam pekan lalu kepada Waspada di Jontor. Menurut Adi, dalam mengoperasionalkan PDAM hingga air tiba di rumah konsumen setiap bulan memerlukan dana senilai Rp27 juta, termasuk di dalamnya minyak dan kepentingan lain, seperti perawatan mesin dan sebagainya. Sementara besaran rekening air yang bisa ditarik dari konsumen hanya berkisar Rp7 juta. “Kalau arus listrik sudah masuk akan lebih efisien, kita tidak repot setiap hari beli minyak dan sejumlah persoalan lain,” tandas Adi mengaku sangat kewalahan mengendalikan perusahaan yang sangat dibutuhkan masyarakat itu.(b33)

JULOK, Aceh Timur (Waspada): Akibat mahal dan sulitnya dalam mendapatkan kayu berkelas, puluhan boat dalam berbagai bentuk dan kapal motor (KM) dari segala jenis, kini terpaksa diterlantar oleh nelayan di Kuala Geulumpang, Kecamatan Julok.

Terbengkalainya kapal (boat—red) itu telah terjadi dalam beberapa tahun terakhir pasca diberlakukannya moratorium logging oleh Pemerintah Aceh. “Untuk bisa tetap melaut, harus ditempel dengan seng (aluminium—red), tapi kualitas sangat minim,” ujar Abdullah, tokoh nelayan di Julok. Menurut dia, banyak boat

dalam berbagai ukuran, ratarata terbengkalai jika telah mengalami kerusakan berat. Namun, beberapa pemilik boat terkadang berusaha menempelnya dengan aluminium dibagian perut kapal, sehingga tetap bisa berlayar, meski resikonya besar terhadap keselamatan awak buah kapal (ABK). Meski Gubernur Aceh, H. Irwandi Yusuf, telah memberlakukannya moratorium logging, diharapkan untuk kebutuhan rehap kapal nelayan diberikan keringanan dalam mendapatkan kayu berkelas, sehingga boat yang rusak dapat direhab sesuai dengan keperluan. “Untuk mendapatkan kayu sangat sulit, tapi nelayan mengharapkan pemerintah bijaksana dalam melihat kebutuhan nelayan, khususnya untuk rehap boat, sehingga boat-boat yang rusak di Kuala Geulum-

pang dan kapal-kapal ikan di Aceh Timur, tetap bisa dimanfaatkan,” jelas Ilyas, tokoh nelayan lain. Sementara anggota DPRK Aceh Timur, Mulyadi, ketika dikonfirmasi membenarkan adanya keluhan nelayan terkait kelangkaan papan berkelas untuk rehap kapal (boat—red) yang rusak. “Apa yang disampaikan nelayan itu benar, dan kita telah turun dalam Reses menampung keluhan itu,” katanya. Kendati demikian, lanjut Mulyadi, dia akan berupaya menyampaikan keluhan nelayan itu ke SKPD terkait dan pihak eksekutif. “Jika satu unit kapal rusak, maka pengangguran akan bertambah minimal 10 orang,” sebut politisi Partai SIRA itu seraya mendesak Gubernur Irwandi Yusuf dapat memikirkan kesulitan yang dialami nelayan Aceh. (cmad)

Proses Hukum Anggota Dewan Terlibat Narkoba Dipercepat BANDA ACEH (Waspada): Proses hukum terhadap anggota DPR Kabupaten Aceh Selatan, TM yang terlibat narkoba akan dipercepat dan tidak ada proses penangguhan penahanan terhadap yang bersangkutan. Hal itu disampaikan Kapolda Aceh, Irjen Pol Fajar Prihantoro kepada Waspada di ruang kerjanya, Senin (11/10). “Ngak boleh ditangguhkan, cuma proses hukumnya dipercepat,” kata Fajar. Proses hukum terhadap anggota DPRK Aceh Selatan kata Kapolda tetap mengacu pada prosedur normal di mana proses izin dan ketentuan lain tetap akan dipenuhi penyidik. Terkait penangguhan penahanan yang tidak diberikan ke-

pada anggota Dewan dari Partai Golkar itu juga diberlakukan pada tersangka narkoba lainnya. “Semua sama, tidak ada yang istimewa,” tegas Kapolda. Sebelumnya jantung Kota Tapaktuan, Aceh Selatan geger setelah pihak Polres menangkap oknum anggota dewan, anggota Polri dan PNS ketika sedang asyik pesta sabu-sabu (SS) di satu rumah kawasan Gampong Lhok Bengkuang, Kecamatan Tapaktuan, Senin (20/9) siang. Saat itu Kapolres Aceh Selatan, AKBP Bambang Syafrianto, SIk di ruang kerjanya, Senin (20/ 9), mengatakan tertangkapnya delapan tersangka pemakai SS saat ‘pesta barang haram’ itu, berkat hasil adanya informasi dari masyarakat. “Masyarakat curiga dengan

berkumpulnya orang tertentu dan selanjutnya melapor ke kita. Setelah kita cek, ternyata mereka sedang asyik menikmati b a ra n g h a ra m i t u ,” k a t a Kapolres Bambang didampingi Kasat Reskrim, Iptu Novi Edyanto. Menurut Kapolres, dalam penggerebekan itu semula polisi menangkap lima tersangka, masing-masing anggota DPRK Aceh Selatan, TM, Slm (PNS), Erw (PNS), T. Abd dan San berprofesi sebagai kontraktor. Tapi dalam pengembangan selanjutnya, polisi berhasil menjaring tiga tersangka lagi, yakni Anh, staf di BPD Tapaktuan, Her, staf kantor KIP Aceh Selatan dan Azh, anggota Polres Aceh Selatan dan menyita 1,8 gram sabu.(b32/b19)

Pemko Subulussalam Bantu Calhaj SUBULUSSALAM (Waspada): Pemerintah Kota Subulussalam melalui Wakil Walikota H. Affan Alfian Bintang beri bantuan uang tunai kepada seluruh jamaah calon haji (calhaj) asal daerah itu. Selain itu, H. Sudirman, salah seorang pengusaha di sana juga memberi bantuan serupa sebagai salah satu bentuk dukungan kepada para calhaj Kota Subulussalam 1431 Hijriah. Penyerahan bantun itu dilaksanakan, Senin (12/10) pada prosesi pelepasan 29 orang calhaj Subulussalam dan sekitarnya di pelataran Masjid As Silmi Subulussalam. Ketua PD Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Subulussalam H. Darwis dalam sambutannya menyampaikan terima kasih dan salut atas perhatian dan kepedulian Pemko Subulussalam terhadap para calhaj di sana. Sementara H Marwan Z, S.Ag, Kasi Urais Kementerian Agama Aceh Singkil sekaligus selaku Ketua KloterV embarkasi Sultan Iskandar Muda (SIM) Banda Aceh mengatakan, 320 calhaj yang merupakan gabungan calhaj Subulussalam, Aceh Singkil, Nagan Raya dan Banda Aceh itu dijadwalkan berangkat dari SIM Banda Aceh menuju King Abdul Azis Mekkah, Jumat (15/10) pukul 15.00 WIB.(b33)

Badan Jalan Terancam Putus Di Tenggulun KUALASIMPANG (Waspada): Akibat erosi atau tanah longsor yang terjadi 2 Oktober 2010, badan jalan Kampung Selamat menuju Ibukota Kecamatan Tenggulun, Kabupaten Aceh Tamiang terancam putus. Masyarakat di daerah itu berharap agar pihak Pemkab Aceh Tamiang segera menyelamatkan badan jalan tersebut agar tidak putus dan arus transportasi berjalan lancar. Demikian anggota DPRK Aceh Tamiang, Marlina, S.Pd ketika Waspada meminta komentarnya seputar terancamnya badan jalan akibat erosi dan tanah longsor di Kampung Selamat, Kec. Tenggulun, Kab. Aceh Tamiang itu, Rabu (6/10). Marlina, anggota DPRK Aceh Tamiang dari Daerah Pemilihan Aceh Tamiang III yang mencakup Kecamatan Tenggulun,Kejuruan Muda, Tamiang Hulu dan Bandar Pusaka itu mengaku sudah menerima laporan masyarakat Kampung Selamat soal kekhawatiran badan jalan dari kampung itu menuju Ibukota Kecamatan Tenggulun terancam putus akibat longsor dan erosi sungai yang mengalir di Kampung Selamat. “Badan jalan Kampung Selamat itu perlu segera diselamatkan agar tidak putus, sebab sarana transportasi memperlancar bagi masyarakat di sana untuk mengangkut hasil pertanian dan perkebunan,” kata Marlina dari Partai Bersatu Atjeh ( PBA) itu. (b24)

Kapolres Merakyat Itu, Kini Dihujat KAPOLRES Aceh Tengah bagaikan mendapat lecutan.Kasus hakim main sabung ayam yang digerebek pihaknya, banyak mendapat kritikan dari masyarakat. Ada yang mengirimkan SMS gelap. Isinya bukan surprise atas penangkapan oknum hakim itu, namun justru cercaan. Persoalannya bukan sabung ayam, melainkan ada barang bukti lain saat penangkapan berupa ganja dan alat pengisap sabu-sabu. Kapolres mengakui banyak menerima sms yang tak jelas dari siapa, ketika ditelefon balik, HP nya tidak aktif lagi. “Banyak yang pesan singkat saya, bahkan ada seorang wanita, yang katanya mau ketemu dengan saya.Tetapi sudah ditunggu tak muncul.Ya, kita tidak ada persoalan, yang penting kita kerja sesuai prosedur dan dapat dipertanggungjawabkan,”sebut Edwin yang mengakui banyak menerima SMS gelap ahir-ahir ini. Tetapi berbeda dengan Ketua Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Aceh Tengah, Irvan Rasyid, dia justru mempersoalkan kinerja polisi di media. Irvan menilai penegakan hukum di Aceh Tengah masih pincang dan tebang pilih. Ketua PPP ini memprediksi ada kongkalikong. Soal dibebaskan oknum hakim yang tertangkap saat sabung ayam.

Irvan mempersoalkan ganja dan alat shabu yang ditemukan saat digerebek. Namun, di rumah dinas hakim yang digunakan sebagai arena aduan ayam itu,saat di”kepung”, banyak manusia di dalamnya. Polisi tidak dapat memastikan milik siapa barang terlarang itu. Tes urine, hasilnya negatif. Kapolres tidak mau mengambil resiko menahan seseorang tanpa bukti.Ada aturan hukum dalam menetapkan seseorang sebagai tersangka. Tidak ada tersangka ganja dan shabu. Dari 12 yang diboyong ke Polres saat penangkapan adu ayam itu, hanya dua yang ditetapkan sebagai tersangka sabung ayam. Termasuk oknum hakim di dalamnya, mereka dikenakan Qanun No. 13 tahun 2003 tentang maisir (judi). Namun Irvan menilai penegakanhukumdiAcehTengahmasih pincang dan tebang pilih. Setelah membaca beritaWaspada edisi Rabu (29/9),Kapolres bagaikandisambarpetirdisiangbolong. Dalam berita itu statemen Kapolres sudah jelas,bila ada masyarakat yang ingin mengetahui persoalan itu, dia mengundangnya untuk bertemu langsung. Namun Irvan Rasyid yang sudah memberikan statemennya, enggan bertemu Kapolres ketika diundang. “Ada apa ini,

memberikan statemen tidak mengerti hukum, ketika diajak duduk malah mengelak. Kalau mau cari popularitas, jangan begini caranya,” sebut AKBP Edwin Rahmat Adikusumo. Kapolres setelah membaca Waspada menilai, statemen tokoh PPP ini, hanya ingin menarik simpati orang dengan menyudutkan pihaknya.“Kalau diamaumajujadicaleg,maujadi bupati, jangan menuduh sembarangan. Masak disebut kami ada kongkalikong,”sebut Edwin. Apa kepentingannya memberikan statemen yang demikian? Edwin balik bertanya.” Saya tidak ada kepentingan apapun. Saya hanya menyalurkan aspirasi yang berkembang di tengah masyarakat. Kan aneh rasanya,ganja dan sabu ditemukan di rumah dinas hakim saat digerebek, namun tidak ada tersangka,” sebut Irvan menanggapi pernyataan Kapolres. “Menyalurkan aspirasi, mengapa tidak ke dewan? Saya tidak ada kepentingan dengan siapapun dalam menegakkan hukum. Kalau saya melanggar aturan silakan lapor ke Kapolda. Saya tidak ada masalah. Buat apa saya lindungi hakim, kalau memang bersalah. Anggota saya aja yang salah saya tindak, apalagi yang lain,” sebut Edwin. “Pengalaman kita,” sebut

Edwin yang memberikan keterangan kepada Waspada, “apa masih ingat ketika oknum jaksa ketangkap tangan saat memeras.Tetap kita jadikan tersangka. Namun karena aturannya harus ada izin, setelah kita minta izin dari Kejaksaan Agung tidak turun, bagaimana kita memeriksa oknum jaksa yang sudah ditetapkan sebagai tersangka.” “Ada laporan masyarakat anggota saya ngisap ganja dan shabu di Kemili,” sebut Edwin,” setelah kita cek benar, langsung saya pimpin anggota untuk menggerebeknya. Masyarakat kan tahu saat kita gerebek dan kita proses. Demikian dengan oknum polisi yang merampok, kita jebloskan dalam penjara. Anggota saya saja yang salah saya penjarakan, apalagi orang lain. Apa kepentingan saya membelanya.” Demikian ketika dilakukan razia di LP Takengon, ada ditemukan ganja. Namun tidak jelas siapa pemiliknya. Karena ditemukan dalam kamar tahanan, maka yang menghuni kamar diperiksa dan dites urin. Yang postif urinnya dia akan dijadikan tersangka. Lantas kalau negatif, tidak mungkin dijadikan tersangka, walau barang itu di kamar mereka. Edwin memang dikenal masyarakat sebagai Kapolres

yang merakyat. Bukan hanya menegakkan disiplin bagi anggotanya, namun suka bergaul dengan siapapun dan punya hobi minum serta makan di warung kopi. Hampir beberapa kawasan warung kopi di Takengon menjadi langganannya. Bahkan dia sering keliling pasar dengan jalan kaki, sehingga ajudan bingung di mana posisi komandannya.Banyak masyarakat di sana yang terkejut ketika berpapasan dengan Edwin. Kadang kala naik sepeda motor, ada saatnya mengayuh sepeda. Demikian dengan ruangan di Mapolres, tempat anak buahnya bertugas sering disambanginya. Dia dekat dengan anggotanya,serta menyatu bersama rakyat. Ketika ada statemen Irvan Rasyid dan banyaknya SMS gelap yang menyudutkan pihaknya, Edwin justru berucap, “ya sayang, masih banyak yang tidak mengerti hukum akan tetapi mempersoalkan hukum.” Kapolres merakyat itu, kini dihujat. Tetapi hujatan via sms dan statemen di media, tidak membuatnya surut.“Saya tidak ada masalah.Biarlah rakyat dan pimpinan yang menilai saya,” sebut sebut lelaki yang sering mendorong gerobak bayi ini, menimang cucu. Bahtiar Gayo


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.