Waspada, Selasa 11 Mei 2010

Page 7

Nusantara

WASPADA Selasa 11 Mei 2010

A3

Penangkapan Susno Bikin Warga Takut Melapor JAKARTA (Waspada): Penangkapan mantan Kabareskrim Komjen Pol. Susno Duadji oleh Polri menuai kritik pedas. Salah satunya datang dari Ketua DPR Marzukie Alie. Dia menilai penangkapan Susno bisa berefek buruk bagi pengungkapan kasus hukum. “Kalau begini orang akan takut melapor. Jenderal bintang tiga saja ditangkap, apalagi rakyat biasa pasti takutlah,” kata Marzukie kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta,

Senin (10/5). Berikut petikan lengkap wawancara Marzukie dengan wartawan: Tanya: Tanggapan Bapak soal penangkapan Susno Duadnji? Jawab: Saya prihatin benar, harusnya yang diselesaikan laporan dia dulu. Laporan Pak Susno kalau sudah diselesaikan, dan kalau memang Pak Susno tersangkut baru ditangkap. Tanya: Menurut Bapak apakah nanti penangkapan ini akan menimbulkan efek kepada masyarakat atau perwira polisi

lainnya? Jawab: Kalau begini orang akan takut melapor. Jenderal bintang tiga saja ditangkap, apalagi rakyat biasa, pasti takutlah. Tanya: Tadi Bapak sebut laporan Susno, apakah itu laporan soal petinggi Polri terkait makelar kasus? Jawab: Jenderal yang dilaporkan Susno harusnya ditindaklanjuti dulu, begitu. Tanya: Bapak sendiri menilai tindakan Kapolri bagaimana dengan penangkapan ini? Jawab: Kapolri menurut

saya harusnya berpikir positif, laporan Pak Susno harusnya ditindaklanjuti dulu. Tanya: Jadi Bapak menilai ada yang ditutup-tutupi? Jawab: Jadi begini, laporan Pak Susno tindaklanjuti dulu. Ini seolah-olah informasinya dicegah supaya jangan menyebar ke mana-mana. Tanya: Kemudian apa yang Bapak lihat dari penangkapan ini? Jawab: Kalau hati nurani saya bicara, hukum di sini kacau. Kalau melapor malah ditangkap.

Hakim Agung Supandi Bernostalgia Di Saentis Antara

bentuk tekanan terhadap PD untuk menggeser Sri Mulyani, karena kepentingan ketua umum Golkar seperti kasus tunggakan pajak yang nilainya jauh lebih besar dari dana Bank Century,” ujar Kristiadi di DPR, Jakarta, Senin (10/5). Memang, katanya, kalaupun dalam kasus Century itu ada kekeliruan, maka presiden lah yang harus mempertanggungjawabkannya. SBY pun menurutnya telah mengakui bahwa dalam masalah Century dialah yang bertanggungjawab, dan dia juga membela kebijakan anak buahnya. “Tapi yang terjadi di pansus justru Sri Mulyani yang dijadikan sasaran, dan terbukti akhirnya ada kompromi-kompromi yang diminta Ical. Meskipun Ical dan Golkar mengatakan seolah Sri Mulyani salah satu elit terbaik di negeri ini, tapi itu hanya exit strategy yang digunakannya untuk tidak terlalu kelihatan,” jelasnya. Pembentukkan Sekretariat Bersama Koalisi menurut Kristiadi, juga bentuk pendiktean Ical terhadap SBY. “SBY telah didikte oleh tekanan-tekanan politik transaksional.” Buat Kristiadi adalah misteri mengapa SBY bisa ditekan Ical, namun menurutnya, hal itu terjadi karena SBY mungkin menyadari lemahnya kaderkader PD yang tidak memiliki kemampuan lapangan yang mumpuni. Sementara Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya mengatakan, keputusan SBY menerima pengunduran

Sri Mulyani ternyata diikuti suatu peristiwa politik lain yang tidak kalah hebohnya, membuat masyarakat curiga kalau ada kongkalikong politik yang terjadi antara SBY dan Aburizal. Menurut Yunarto, meski banyak orang berpikir dibentuknya Sekber Koalisi Pendukung SBY diketuai Ical sebagai bentuk “kecerdasan” SBY menjaga stabilitas dari koalisi yang dibangunnya, namun dia berpandangan lain. “Saya pribadi malah melihat adanya duri dalam daging dalam keputusan itu, malah bisa berefek negatif bagi pemerintah maupun sistem politik kita,” ujarnya. Kata dia, pembentukan Sekber justru memperlihatkan bentuk intervensi secara berlebihan dari parpol terhadap lembaga eksekutif. Padahal pemerintah juga berisikan kaum profesional yang bekerja secara independen. Pembentukan Sekber bisa jadi akan semakin mempersempit ruang gerak dari menteri-menteri profesional (bahkan wakil presiden) mengeluarkan kebijakannya, karena ada kontrol yang berlebih dari parpol di dalamnya. “Mereka akan tersandera oleh kekuatan politik besar yang menyelusup dalam koalisi pemerintahan. Kondisi ini bisa menjadi potensi konflik yang memunculkan drama “Sri Mulyani vs Ical Jilid II, III dan seterusnya,” tegasnya. Pengamat Politik dari UI Arbi Sanit menilai manuver Golkar menguasai politik di Indonesia menunjukkan kelihaian Aburizal. Golkar menu-

rutnya, jelas-jelas menguasai panggung politik dalam berbagai langkah, seperti pansus Bank Century, lengsernya Sri Mulyani dan terakhir pembentukan Sekber, dimana Golkar menjadi pemimpinnya. Manuver Golkar menurutnya, sekaligus memperlihatkan kelemahan SBY dan PD mengelola kemenangan Pemilu 2009. “Golkar jelas mendapatkan apa yang ingin diraihnya, sementara PD sebagai penguasa hanya bisa mengikuti kemauan Golkar,” ujar Arbi, mengingatkan parpol untuk waspada dengan kelihaian Golkar bermanuver. Namun politisi PD Marzuki Alie membantah pembentukan Sekber Koalisi berhubungan dengan kasus Century. “Tidak usah dicurigailah, tidak ada manuver apa-apa,” ujarnya, Dia mengutarakan, ide mengenai sekretariat gabungan itu bukan sesuatu yang baru. Dalam kontrak politik ditandatangai Ketum dan Sekjen Parpol pendukung SBY, disebutkan akan dibentuk sekretariat koalisi di dalam kontrak politik. “Tapi karena masing-masing sibuk kongres, ini belum terpikirkan,” katanya. Dalam kontrak politik itu menurut Marzuki, pimpinan koalisi tetap berasal dari PD yang saat ini diambil alih SBY, namun bisa saja nanti setelah kongres PD akan dilakukan perubahan. Tetapi ketika ditanya mengapa SBY memilih Aburizal menduduki kursi ketua harian, Marzuki menolak menjelaskan lebih jauh.(aya)

M E D A N ( Wa s p a d a ) : Suasana haru terbias dari wajah Supandi bersama istri, saat disambut teman-teman sejawat semasa kecilnya dan sejumlah undangan lainnya, ketika digelar acara syukuran di halaman perumahan Kerani Dusun XIV Lorong Abiyoso perkebunan Saentis Kec. Percut Sei Tuan, Deli Serdang, Sabtu (8/5). Kenangan manis bernuansa nostalgia di kampung halaman perkebunan Saentis, menuai kisah masa kecil Supandi yang tak terlupakan. Putera kerani kebun Saentis dari pasangan almarhum H Ngadimun dan almarhumah Hj Ngadinem itu bukanlah si kecil seperti dulu lagi, tetapi telah menjadi sosok pejabat hukum yang menjadi panutan bagi masyarakat pencari keadilan. Kini dia sukses menggapai karir di Mahkamah Agung RI. Supandi yang pernah menjabat Hakim Tinggi TUN Medan, dan semenjak 2006 menjabat Kapusdiklat Teknis Peradilan Mahkamah Agung RI, dan pada 2010 ini DR H Supandi, SH, M. Hum dipromosikan menjabat sebagai Hakim Agung RI. “Saya sangat terutang budi dengan acara doa selamat dan syukuran yang dilakukan teman-teman yang terhimpun dalam alumni SMP PAB I-II-III dan Gugus Depan Pramuka 081082 Saentis yang digerakkan secara spontanitas,’’ kata Supandi, saat didaulat memberi kata sambutan. Dengan berurai air mata dia mengisahkan masa lalunya, ketika masih duduk di SR (sekarang SD, red) dan di SMP PAB Saentis. ”Kepada almarhum Kepsek Paiman, dan tenaga pendidik lainnya, sampai hari ini bau keringatnya masih saya ingat, dan tak terlupakan,” ujarnya. M Sianturi, seorang guru seni suara mengisahkan tentang perjuangan Ngadimun (orang tua Supandi) yang mati-matian menyekolahkan anaknya, penuh tantangan di sela-sela

nan lainnya,” sebut Ashar. Ditambahkan, hal ini terlihat di Pasar Gunungtua, Pasar PokenSelasa,PasarSiunggam,Pasar Aek Godang, Pasar Ulak Tano, Pasar Marlaung, Pasar Sipiongot. Ashar menjelaskan, pengembangan fisik pasar dan pengelolaannya mesti dilakukan, Pemkab Paluta, bisa melakukan

kerjasama antara perusahaan swasta yang umumnya di bawah skema bangun operasi dan transfer (build-operatetransfer/BOT). “Perusahaan swasta kemudian membayar setiap tahun kepada Pemkab sejumlah dana (retribusi) yang telah disepakati,” tutur Ashar. Pengelolaan pasar, kata As-

har, diangkat Kepala Dinas Pasar untuk mengelola pasar, dengan menetapkan target retribusi pasar tahunan. Tugas utama yang diemban setiap kepala pasar adalah pemenuhan target yang sudah ditetapkan. Ditambahkan, pasar tradisional memiliki beberapa keunggulan,yakni, masih

adanya kontak sosial saat tawarmenawar antara pedagang dan pembeli. Pasar tradisional juga menggambarkan denyut nadi perekonomian rakyat. Di sana , masih banyak orang yang menggantungkan hidupnya, dari mulai para pedagang kecil, kuli panggul, pedagang asongan, hingga tukang becak. (csp)

pemilih atau formulir undangan memilih. “Saya minta semua pihak turut berpartisipasi aktif menjaga keamanan dan ketertiban serta membangun suasana kondusif. Semua calon kepala daerah dan wakilnya juga harus berjiwa ksatria terhadap apa-

pun hasil Pilkada yang merupakan pilihan rakyat. Inilah implementasi dari komitmen para calon yang telah menyatakan siap menang dan siap kalah,” katanya. Gubernur juga mengimbau masyarakat khususnya tim sukses dan kandidat tidak terlalu

berpedoman pada hasil-hasil survei yang dilakukan sebelum pemungutan suara berlangsung, karena survei-survei tersebut sifatnya hanya prakiraan dan belum tentu sepenuhnya gambaran atau representasi dari seluruh sebaran pemilih. “Bisa saja hasil survei dimak-

sud hanya representasi dari pemilih tertentu saja, sehingga hasilnya jangan sampai memprovokasi atau memengaruhi opini yang macam-macam apabila ternyata hasilnya tidak sesuai dengan hasil pilihan masyarakat setelah pemungutan suara,” katanya.

SEORANG panitia (kiri) memberikan informasi kepada calon mahasiswa tentang tata cara pendaftaran online Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2010 di Gedung PKM, Universitas Negeri Jember, Jawa Timur, Senin (10/5). Pendaftaran calon mahasiswa baru melalui jalur SNMPTN dilakukan secara online dengan mengakses situs www.snmptn.ac.id yang dilaksanakan mulai tanggal 2 - 31 Mei 2010.

Pengamat

Golkar Penguasa Politik Indonesia Sebenarnya J A K A RTA ( Wa s p a d a ) : Pengamat politik dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS) J. Kristiadi mengatakan, politik Indonesia secara de jure dikuasai Partai Demokrat, namun secara de facto Partai Golkar lah penguasanya. Hal itu menurutnya, bisa dilihat ketika Ketua Dewan Pembinan Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono takluk oleh langkah-langkah Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie. SBY menurut Kristiadi, jelas-jelas masuk perangkap Aburizal (Ical). SBY patuh pada Ical dalam kasus Bank Century, meskipun Golkar, salah satu partai koalisi dalam pansus berteriak kencang dan tidak bisa membuktikan sama sekali mengenai aliran dana Century tersebut. “Sejak awal Golkar mendukung penggunaan hak angket itu bukan ditujukan kepada presiden atau wapres, tapi sebagai

Amru Daulay .... paradigma baru pendidikan di daerah ini harus bisa dilahirkan, yang tujuannya untuk menciptakan sumber daya manusia yang bermutu. “Desakan supaya kita kembali kepada roh pendidikan sebagaimana diwariskan Ki Hajar Dewantara dalam tri pusat pendidikan yakni pendidikan di keluarga, sekolah dan masyarakat, harus terus kita perjuangkan untuk mendidik individu berkualitas yang maju dalam menjawab tantangan zaman,” harapnya. (a24)

Pasar Tradisional .... Menurutnya, kondisi pasarpasar ini perlu perhatian signifikan serta mengadakan rehablitasi dan rekonstruksi. “Pasalnya kondisi fisiknya sudah kumuh, kotor, becek, bau menyengat, lalu lintas pembeli tidak tertata rapi dan ketidaknyama-

Gubsu: Gunakan ..... supaya meningkatkan kerjasama dan koordinasi dengan seluruh aparat kelurahan maupun kepala desa setempat, untuk memastikan seluruh masyarakat yang berhak memilih sudah memperoleh kartu

Jangan Sampai .... permai di daerah, namun hasilnya banyak dinikmati pemerintah pusat. Ketika reformasi menggema di Indonesia, muncullah banyak persoalan ketimpangan, transparansi sampai pada fakta terjadinya ketidakadilan pembagian hasil antara pemerintah pusat dan daerah. Sehingga kebijakan negara yang bermasalah di era orde baru ini haruslah dibenarkan dengan kebjakan desentralisasi. Harapannya pemerintah daerah mampu lebih kuat memajukan daerahnya, serta membawa rakyat daerah lebih sejahtera. Desentralisasi dan otonomi daerah menjadi agenda yang niscaya pasca reformasi. Selain itu, desentralisasi dan otonomi daerah sesungguhnya ingin mendorong tercapainya good governance dalam roda kebijakan-kebijakan daerah. Dimana antara pemerintah daerah, sektor privat dan civil society dapat bersinergi dengan sebaik mungkin. Sehingga kekayaan daerah yang dikelola dari tiga elemen tersebut bermuara pada kesejahteraan rakyat daerah. Disinilah kemudian menjadi signifikan menelaah terhadap konfigurasi seleksi kepemimpinan di daerah. Kepemimpinan daerah terasa sangat penting dan substansial. Karena lewat kepemimpinan daerah inilah sebuah kebijakan akan digelindingkan dan tentunya akan menjadi landasan bagi proses terjalinnya sinergi, komunikasi dan harmoni antara pemerintah, sektor privat dan civil society. Sehingga tumpuan akan berjalannya keadilan dan kesejahteraan rakyat daerah sesungguhnya kemudian akan lebih tersentrum pada aktor pemimpin daearah yang nota bene akan bertanggungjawab terhadap dinamika dan dialektika kedaerahan. Metode untuk menjaring kepemimpinan yang berkwalitas dan diharapkan mempunyai keeratan dengan rakyat daerah, dipilihlah metode demokrasi berupa pemilihan kepala daerah secara langsung yang kemudian banyak dikenal dengan Pilkada secara langsung.. Metode penjaringan pemimpin lewat pintu Pilkada secara langsung menjadi satu harapan dari sekian kegundahan, kegelisahan dan pemberontakan yang sekian lama menggelayuti rakyat daerah, dari ketidakadilan dan ketimpangan yang diciptakan oleh pemerintah pusat. Setelah Pilkada berjalan dalam waktu yang relatif lama dengan payung hukumya yang berupa UU No 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, ternyata malah melahirkan fakta yang berbeda dengan cita-cita awalnya, melahirkan pemimpinpemimpin yang berpihak kepada rakyat daerah serta membawa daerah pada kemajuan dan kesejahteraan. Pilih Dengan Nurani Tentu saja yang dibutuhkan kini adalah bagaimana memilih pemimpin yang

sesungguhnya dan tidak salah dalam menjalankan pemerintahan kelak. Di Tapanuli Selatan misalnya, tentu saja banyak pilihan bagi masyarakat. Parubahan I Porlu, itu kata orang Tapanuli Selatan. Bagaimanapun juga perubahan sangatlah penting di Tapanuli Selatan. Tentu kita prihatin dengan penderitaan petani di Kec. Batang Angkola, Sayurmatinggi, dan Tano Tombangan Angkola, Kab. Tapanuli Selatan. Di mana lahan pertanian dan sawah warga dari bulan ke bulan terus diserang hama tikus. Kemudian sumber dan aliran air untuk pertanian yang dibiarkan terlantar, serta jalan-jalan menuju lokasi pertanian yang tidak diperhatikan pembangunannya oleh pemerintah. Ini merupakan pekerjaan penting dan belum lagi masalah pemindahan ibukota kabupaten dari Padangsidimpuan ke Sipirok sesuai dengan amanat undang-undang. Tentunya yang dibutuhkan di Tapsel adalah pemimpin yang serasi serta visi misinya jelas, terukur, dan program kerjanya memang benar-benar sesuai kebutuhan masyarakat Tapsel. Kejujuran dan komitmen membawa perbaikan. Sebab, masyarakat Tapsel selama ini sudah jenuh dan bosan dengan janji-janji manis yang tidak terbukti. Bagaimana dengan Toba Samosir dan Sibolga, Kurang lebih sama artinya, masyarakat di sana menginginkan adanya sebuah perubahan yang signifikan. Toba Samosir belakangan disorot karena banyaknya masalah dalam hal korupsi di tubuh pemerintahan. Sementara di Sibolga, kota berbilang kaum itu, perubahan yang nyata sangat perlu adanya pemimpin yang mampu melanjutkan sebuah perubahan. Pemimpin Sibolga ke depan adalah sosok dengan wajah perubahan. Perbaikan apa yang sudah dicapai selama ini, tentunya harus dilakukan. Parameter keberhasilan kepala daerah dalam menjalankan kebijakan dan program kerjanya adalah terjadinya perbaikan indeks kemakmuran rakyat di daerah terkait dengan pemenuhan kebutuhan dasar bukan sebanyak mungkin kepala daerah menyelesaikan semua program kerjanya namun bagaimana kepala daerah mampu membuat rakyatnya makmur. Esensi pergantian kepemimpinan pada dasarnya untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik atau proses pemilihan kepala daerah baru memiliki makna jika kepala daerah yang terpilih bisa melakukan perubahan-perubahan atau kemajuan-kemajuan yang bisa dirasakan kemanfaatannya oleh masyarakat luas. Proses Pilkada, rakyat punya hak dan kewajiban untuk memberikan suaranya. Oleh karena itu masyarakat Tapsel, Tobasa dan Sibolga jangan sampai salah memilih karena dampaknya hanya akan dirasakan sendiri oleh masyarakat itu sendiri. Muhammad Zeini Zen

Wasapada/Ist

Hakim Agung DR H Supandi, SH, M.Hum bersama nyonya, bersama dengan para sahabatnya saat pulang kampung di Saentis; Hargito Bongawan Wijaya (kanan), Amarjit Singh (kiri) dan Eddy Susanto (2 dari kiri) usai acara syukuran. pahit getirnya kehidupan sebagai kerani kebun. ”Saya bangga pada Supandi, karena jabatan Hakim Agung merupakan sebuah prestasi yang perlu disyukuri. Semoga dalam tugasnya, bertindak jujur dan adil,’’ ujar Sianturi. Prof Dr Paulus E Lotulung,

SH menyebutkan sukses yang dicapai Supandi tak terlepas dari dukungan istri. ”Pertemuan ini dapat membuka kembali nuansa masa lalu. Selamat atas keberhasilannya,’’ ujarnya. Tampak hadir beberapa mitra dan sahabat di antaranya, Hargito Bongawan Wijaya,

Eddy Susanto, Amarjit Singh, Ibu Sri dari Pengadilan Negeri Lubuk Pakam, maupun rekan sejawat dari Kajari, Kajati, PTUN Medan, sejumlah manajer dan staf dari perkebunan Saentis dan Sampali, Kepdes Saentis Racidno dan masyarakat lainnya.(m03)

Halim Alamsyah Deputy Gubernur BI JAKARTA (Waspada): Komisi XI DPR akhirnya menetapkan Halim Alamsyah (foto) sebagai Deputy Gubernur Bank Indonesia (BI) menggantikan Siti Fadjridjah. Penetapan Komisi XI yang diambil melalui voting akan dibawah ke rapat paripurna DPR yang dijadwalkan 17 Mei mendatang, untuk mendapat persetujuan resmi dari DPR. “Kita akan membawa hasil ini ke paripurna Senin, minggu depan. Besok akan dibawa ke Bamus,” Kata Ketua Komisi XI Emir Moeis di Gedung DPR Jakarta, Senin (10/5).

Dalam voting yang dilakukan Komisi XI, Senin,

Halim meraih 29 suara, sedangkan saingan terdekatnya, Krisna Wijaya meraih 24 suara d a n Pe r r y Wa r j i y o t i d a k mendapat satu suarapun. Menurut Emir, Halim, yang masih menjabat Direktur Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan Bank Indonesia sangat cocok menduduki posisi tersebut. Alasannya Halim telah mempunyai pengalaman memadai dalam bidang itu. “Masing-masing calon punya kelebihan. Namun jika telah diputuskan Halim, berarti dia yang paling ideal,” ujarnya.(aya)

Security Semakin Penting PANGKALAN KERINCI, Riau (Waspada): Security atau satuan pengaman (Satpam) semakin memperoleh peran penting mewujudkan keamanan di lingkungan kerja, termasuk menangkal dan menangani masalah-masalah keamanan. Hal itu tercermin dalam apel besar PT Security Group Indonesia (SGI) dan PT Security SatriaWahana (SSW) dua badan usaha jasa pengamanan (BUJP) terkemuka di Indonesia dengan jumlah personel terlatih sekira 1.300 orang di Pangkalan Kerinci, Kec. Pelalawan, Riau, Sabtu (8/5). Apel dipimpin Komisaris SGI Irjen Pol Maman Supratman, dihadiri Dirut SGI & SSW Adil Sugeharto, Wakapolres Pelalawan serta para pejabat keamanan lokal dan dari industri pulp terkemuka RAPP Mulia Nauli (Dirut), Simon Menggolo (Com-

mon Service Manager), Terrence M Bickerton (GM PTSI), Roy Fadillada, Elvianto dan David Lesmana (koordinator security). Dalam apel itu, Irjen Pol Maman Supratman yang juga mantan Kapolda Riau menyampaikan enam butir pesan yakni kewajiban anggota security memupuk keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan YME, sesuai agama dan kepercayaannya. Terus-menerus mengevaluasi kemampuan, mengenali tugas dan kewajiban serta disiplin dan bertanggungjawab menjalankan tugas. Cermat dan waspada terhadap perkembangan situasi sekitar serta tidak terbawa arus memperkeruh suasana. DIKSAR KE-36 Maman Supratman meresmikan Diksar security angkatan ke-36 di Pekanbaru, Jumat (7/ 5) diikuti 70 rekrutan baru dan

penyegaran berasal dari Pangkalan Kerinci, Pekanbaru dan Porsea (Sumut). Pendidikan dan latihan berlangsung tiga pekan dengan 323 jam pelajaran mencakup kepribadian, intelektualitas dan fisik dengan target melahirkan personel security yang handal hingga berhak mendapatkan brevet Gada Pratama, kualifikasi minimum yang mesti dicapai setiap insan security profesional berdasarkan Keputusan Kapolri Nomor 24 Tahun 2007. Proses belajar dan pelatihan berlangsung di ruangan dan di lapangan dan peserta didik akan mempelajari ilmu kepolisian secara terbatas. Momen apel besar dan juga Diksar itu dimanfaatkan untuk donor darah. Direktur SGI dan SSW, Adil Sugeharto mendonorkan darah untuk yang ke29 kali. (rel/m10)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.