Waspada, Sabtu 16 Maret 2013

Page 12

Medan Metropolitan

B2

WASPADA Sabtu 16 Maret 2013

Waspada/Arianda Tanjung

KEMACATAN panjang arus lalulintas terjadi di Jln. Merak Jingga, Medan, Jumat (15/3) siang. Kemacatan diduga karena adanya pengalihan arus dari Jln. Perintis Kemerdekaan ke Jln. Gaharu. Kendaraan tidak dibenarkan melintas menuju arah persimpangan Jln. Sutomo-Jln. Perintis Kemerdekaan karena adanya rekapitulasi penghitungan suara Pilgubsu di Hotel Grand Angkasa. Masyarakat banyak terjebak macat karena kurangnya sosialisasi pengalihan arus oleh Sat Lantas Polresta dan Dishub Medan.

Ratusan Truk Pengangkut Galian C Resahkan Warga MEDAN (Waspada): Sejumlah warga meminta Muspika Kecamatan Delitua agar menindak tegas ratusan dump truk pengangkut material galian C dari kawasan Patumbak, yang menyebabkan kemacatan arus lalulintas di seputaran Pasar Delitua selama ini.

Undian 24 Tahun Suzuya Meriah Penarikan Undian 24 Maret 2013 MEDAN (Waspada): Undian Banjir Hadiah dalam menyambut hari jadi ke-24 Suzuya, dalam hal ini Suzuya Dept. Store, Suzuya Superstore dan Romp telah menyediakan hadiah utama satu unit mobil Suzuki Ertiga, lima unit sepedamotor Yamaha Fino dan 10 sepeda elektrik. Senior Marketing Manager Suzuya Group Ricky Susio mengatakan, acara yang telah berlangsung lebih dari tiga bulan ini banyak diminati oleh customer. Hampir setiap hari counter penukaran kupon undian dipenuhi pelanggan Suzuya untuk mengambil kupon Undian Banjir Hadiah ini. Penarikan undian ini akan dilaksanakan pada 24 Maret 2013 pukul 14:00 di Suzuya Marelan Plaza, Medan disaksikan notaris, pejabat kepolisian dan Dinas Sosial. Pada acara penarikan undian akan disajikan hiburan yang sangat menarik yaitu pertunjukan organ tunggal, fashion show, games dan atraksi menarik lainnya. Undian Banjir Hadiah dengan grand prize satu unit mobil Suzuki Ertiga dilaksanakan di semua outlet Suzuya mulai 29 November 2012 hingga 3 Maret 2013 juga semua Outlet Koki Sunda, Yafurni dan Hotel Suzuya. Saat ini, Suzuya hadir di 17 cabang di 12 kota di Sumatera yaitu Medan, Tanjungmorawa, Marelan, Binjai, Pematang Siantar, Rantauprapat, Baganbatu, Pekanbaru, Padang, Banda Aceh dan Lhokseumawe. Acara ini bekerjasama dengan Bank Mandiri dan Unilever. “Memang benar, animo masyarakat pada Undian Banjir Hadiah ini sangat besar. Kami juga mengajak semua pelanggan Suzuya yang sudah mengikuti undian dapat hadir pada penarikan undian 24 Maret mendatang. Kami berharap dengan promosi undian ini, Suzuya semakin dekat dengan pelanggan dan semakin dicintai pelanggan,” ujar Ricky Susio. Selain itu, kata Ricky, pihaknya selalu siap menerima masukan dari pelanggan untuk menyediakan kebutuhan masyarakat. “Jadi, mari ke Suzuya, di samping belanjanya murah, sesuai motto kami ‘Belanja Murah… Ya Suzuya”, juga lebih nyaman,” demikian Ricky. (m41)

Partai NasDem Sumut Serahkan Santunan Kematian MEDAN (Waspada): Partai NasDem Sumatera Utara menyerahkan dana santunan kematian kepada Cut Mutia, selaku ahli waris dari almarhumah Mahfuzah, 44, penduduk Jln. Gunung Bendahara, Kelurahan Binjai Estat, Kecamatan Binjai Selatan, Kota Binjai, Kamis (14/3), di Kantor NasDem Sumut Jln. Sudirman Medan. Santunan kematian diserahkan Ketua Partai NasDem Sumut H.M.Ali Umri, SH, MKn melalui Wakil Seketaris Partai NasDem Kota Binjai Rica Amelia yang juga Caleg DPRD Dapil Binjai Selatan. Menurut Rica Amelia, pemberian santunan kematian kepada almarhumah Mahfuzah merupakan kepedulian Partai NasDem terhadap kadernya yang meningal dunia. Almarhumah sudah lama bergabung di Partai NasDem sejak dari Ormas Nasional Demokrat. “Pemberian dana santunan sebesar Rp1 Juta itu, diharapkan bisa membantu pihak keluarga almarhumah Mafuzah. Karena santunan kematian ini merupakan wujud kepedulian Partai NasDem,” ujar Rica.(m22)

Waspada/ist

WAKIL Seketaris Partai NasDem Kota Binjai Rica Amelia (dua dari kiri) didampingi Wakil Ketua M. Rizki Syahputra (kiri) dan Wakil Seketaris II Fahmi Fauzan, SH,MKn (tiga dari kiri) menyerahkan uang santunan kematian Partai NasDem Sumut kepada Cut Mutia.

Salah seorang warga F Sembiring, 41, kepada wartawan, Jumat (15/3) mengatakan, Muspika Delitua harus menindak tegas untuk memberikan efek jera kepada sopir dan pengusaha yang kurang memperhatikan keselamatan, keamanan, kelancaran, dan ketertiban lalulintas. “Soalnya, masyarakat Delitua saat ini cukup resah dengan banyaknya truk tronton pengangkut material galian C yang melintas di Delitua, setelah diusir warga Patumbak,” kata dia.

Menurut dia, akibat dump truk pengangkut galian C setiap hari lalu lalang, sering terjadi kemacatan arus lalulintas di pusat pasar tradisional Delitua. Selain itu, muatan tanah truktruk tersebut berjatuhan di sepanjang jalan, sehingga menimbulkan polusi debu dan merusakan badan jalan. Hal senada juga diungkapka M Fahri, 52, warga lainnya. Kata dia, kemacatan arus lalulintas makin bertambah parah hingga beberapa jam lamanya.

Kondisi ini perlu mendapat perhatian dari Muspika Kecamatan Delitua, agar jangan ada tudingan warga bahwa Muspika menerima upeti dari pengusaha galian C. “Soalnya lokasi kemacatan di Pasar Delitua berdekatan dengan kantor camat dan Polsek Delitua,” tuturnya. Sementara itu, Camat Delitua Drs EdiYusuf ketika dikonfirmasi tidak berada di kantornya, begitu juga saat dihubungi melalui telepon selularnya tidak aktif.(m40)

Korban KDRT Adukan Suami Ke Polisi MEDAN (Waspada): Ibu empat anak, Suharti, 37, babak belur dipukuli suaminya yang kedapatan berduaan dengan wanita lain di warung remang-remang, Jln. Dusun II Gang Sedap, Desa Sedap Malam, Patumbak, Kamis (14/3) malam. Akibat penganiayaan tersebut, korban melaporkan kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dilakukan suaminya berinisial S ke Polsek Patumbak, Jumat (15/3). Informasi di Mapolsek Patumbak, peristiwa penganiayaan itu terjadi sekira pukul 23:30. Ketika itu, Sutarti, penduduk Jln. Dusun II, Desa Sigaragara, Patumbak, menerima laporan tentang suaminya tengah bermesraan dengan wanita lain di warung tersebut. Korban lalu mendatanginya. Tiba di warung itu, korban melihat suaminya sedang memangku seorang wanita, sehingga dia melabrak keduanya. Namun suaminya S tidak terima dilabrak istrinya, langsung melakukan penganiayaan dengan memukuli korban. “Aku tidak terima

perlakuannya, karena itu kulaporkan ke Polsek Patumbak,” kata Suharti kepada wartawan, usai membuat laporan. Dia mengatakan, sudah lama mendengar kelakuan suaminya, tetapi malam itu dia mendengar langsung dari anaknya Tarjo, 15, yang melihat ayahnya berduaan dengan perempuan lain. “Anak saya kebetulan melihat bapaknya di warung itu saat hendak pulang ke rumah, dia kemudian melapor ke saya,” ujarnya. Kata dia, pemukulan dilakukan So terhadap dirinya bukanlah sekali itu saja, tetapi sudah beberapakali. “Sering aku dipukulinya, dia juga jarang pulang ke rumah,” kata korban mengaku mengenal wanita yang berduaan dengan suaminya. Sementara, Kapolsek Patumbak melalui Kanit Reskrim AKP Hatopan Silitonga ditanya wartawan, membenarkan adanya laporan tersebut. “Ya, kita sudah menerima laporan itu, saat ini masih di proses,” tuturnya.(m27)

Influenza Penyakit Terbesar Tahun 2012

Waspada/Sahrizal

DUMP truk pengangkut material galian C dari kawasan Patumbak melintas di Pasar Delitua, sehingga mengakibatkan kemacatan arus lalulintas sampai depan Mapolsek Delitua.

1MEDAN (Waspada): Sebanyak 231.199 warga Sumut mengalami influenza. Influenza salah satu penyakit yang mendominasi dari sepuluh penyakit lainnya seperti diare, malaria klinis, dugaan TB Paru, diare darah, TB Paru BTA (+), malaria vivax, tipus perut klinis, hepatitis klinis, dan malaria falsifarum. Jumlah ini berdasarkan data surveilans (pengumpulan/analisis) terpadu penyakit berbasis Puskesmas sepanjang tahun 2012. “Melalui data sepuluh penyakit terbesar surveilans terpadu penyakit berbasis puskesmas di Provsu 2012, kasus terbanyak didominasi oleh Influenza dengan kasus sebanyak 231.199 dengan penderita laki-laki 113.592 dan perempuan 117.607. Kelompok umur penderita penyakit ini didominasi oleh kelompok umur 20 sampai 44 tahun dengan jumlah 35.059 penderita,” kata Plt Kabid Penanggulangan Masalah Kesehatan Dinas

Kesehatan Sumut Sukarni, Jumat (15/3). Selain influenza, lanjutnya, peringkat kedua adalah diare dengan kasus sebanyak 103.623 kasus, dengan penderita laki-laki 48.467 jiwa dan perempuan 55.156 jiwa. Kelompok umur penderita penyakit diare didominasi oleh anakanak, usia 1 sampai 4 tahun. “Untuk penyakit diare ini, usia yang mendominasi adalah usia 1 sampai 4 tahun. Ini disebabkan karena orangtuanya yang tidak menerapkan pola hidup bersih. Kalau penderitanya di usia 20 tahun ke atas maka itu disebabkan karena lingkungan,” ujarnya. Menyusul penyakit terbesar ketiga di Sumut, adalah malaria klinis dengan 42.806 kasus, dugaan TB Paru 27.705 kasus, diare darah 14.723 kasus, TB Paru BTA (+) 7.569 kasus, malaria vivax 3.466 kasus, tipus perut klinis 2.846 kasus, hepatitis klinis 2.317 kasus dan peringkat kesepuluh malaria dalsifarum 1.911 kasus. (h02)

Nelayan Berfungsi Menjaga Perbatasan Negara Belum Ada Batas Laut Indonesia - Malaysia MEDAN (Waspada): “Nelayan berfungsi menjaga perbatasan wilayah negara,” kata Kepala Pusat Informasi, Hukum dan Kerjasama Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla) Laksma Maritim Drs. Triyuswoyo, M.Mar. Eng saat menerima audiensi Anggota DPD RI asal Sumut Parlindungan Purba, SH, MM di Kantor Pusat Bakorkamla Jakarta, Kamis (14/3). Triyuswoyo menjelaskan, Bakorkamla merupakan institusi yang mengkoordinasikan penyusunan kebijakan dan pelaksanaan kegiatan operasional keamanan laut secara terpadu dengan melakukan perumusan dan penetapan kebijakan umum di bidang keamanan laut. Kemudian, koordinasi kegiatan dan pelaksanaan tugas di bidang keamanan laut meliputi penjagaan, pengawasan, pencegahan dan penindakan pelanggaran hukum. “Pengamanan pelayaran dan aktivitas masyarakat serta pemerintahan di wilayah perairan Indonesia, pemberian dukungan teknis dan administrasi di bidang keamanan laut secara terpadu,” jelasnya.

Saat itu, Anggota DPD RI asal Sumut Parlindungan Purba, SH, MM mempertanyakan peran Bakorkamla terkait banyaknya nelayan Indonesia terutama asal Sumatera Utara yang ditangkap Pemerintah Malaysia karena melewati batas laut negara tersebut. Triyuswoyo mengatakan, hingga saat ini belum ada perjanjian yang mengatur tentang batas wilayah laut antara Indonesia dan Malaysia. Bahkan, upaya menciptakan perjanjian tersebut membutuhkan waktu cukup lama karena perbedaan prinsip negara terkait batas wilayah laut baik Indonesia maupun Malaysia. Jadi, belum ada batas wilayah laut yang jelas antara Indonesia dan Malaysia di Selat Malaka. Yang ada hanya daerah‘abu-abu’. “Namun, sudah ada Nota Kesepahaman antara Indonesia dan Malaysia yang mengatur teknis pelaksanaan oleh masing-masing negara bila menangkap nelayan asal negara lain yang menyeberang tanpa izin,” ujarnya. Nota Kesepahaman itu ditandatangani di Bali pada 27

Januari 2012 oleh Bakorkamla dari Pemerintah Indonesia dan Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) dari Malaysia. Dalam Nota Kesepahaman itu disebutkan, masing-masing negara baik Indonesia maupun Malaysia harus memulangkan nelayan yang tertangkap melewati daerah ‘abu-abu’ di batas kedua negara, setelah menjalani pemeriksaan terlebih dahulu. “Jika terbukti tidak tersangkut masalah narkoba, perampokan dan kejahatan lain, maka nelayan yang tertangkap wajib dipulangkan,” tegas Triyuswoyo. Namun Triyuswoyo mengakui masih ada perlakuan yang tidak sejalan dengan Nota Kesepahaman tersebut. Karena itu, stakeholder di daerah dan masyarakat diharapkan dapat ikut mengawasi teknis pelaksanaannya. Masyarakat bisa melapor ke Bakorkamla bila menemukan penyimpangan dalam pelaksanaan teknis di lapangan baik oleh aparat Pemerintah Malaysia maupun Indonesia. Saat ini Bakorkamla menyediakan 2 nomor pengaduan yang dapat

dihubungi masyarakat yakni 021-500500 dan 021-127. Kedua nomor ini dapat diakses langsung dan Bakorkamla akan segera menindaklanjuti pengaduan masyarakat tersebut. Parlindungan mengusulkan agar Bakorkamla dapat meningkatkan komunikasi yang intensif dengan APMM serta melakukan pertemuan di Medan guna mensosialisasikan Nota Kesepahaman itu kepada masyarakat di Sumatera Utara. Tujuannya agar penangkapan nelayan

akibat melewati batas wilayah ‘abu-abu’ dapat dikurangi. Dia juga minta Bakorkamla memberikan perhatian kepada para nelayan asal Sumatera Utara. Sebab, banyak nelayan asal Sumut yang ditangkap polisi Malaysia. Parlindungan menambahkan, audiensi ini merupakan tindak lanjut atas keluhan masyarakat/nelayan Sumatera Utara yang mengalami kesulitan melaut di Selat Malaka. Nelayan tradisional sering melewati ba-

tas wilayah Malaysia karena mereka tidak punya alat GPS dan hanya mengandalkan navigasi secara manual. Turut hadir Kapus Penyiapan Kebijakan Kamla Laksma Maritim Satria Firdaus Maseo, Kepala Bidang Hukum Kamla Kolonel Maritim Eko Susilo Hadi, SH, MH; Kepala Bidang Penyelenggara Operasi Kolonel Maritim Andi Achdar dan Kepala Bidang Penyiapan Kebijakan Operasi Kolonel Maritim Dodi Fernando.(m25)

Waspada/ist

ANGGOTA DPD RI asal Sumu Parlindungan Purba saat melakukan audiensi ke Kantor Pusat Bakorkamla Jakarta, Kamis (14/3).


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.