Waspada, Rabu 26 Mei 2010

Page 27

Opini

WASPADA Rabu 26 Mei 2010

Penjelasan BSM Menunjuk surat pembaca pada tanggal 20 April 2010 di harian ini, pertama-tama kami berterimakasih atas kepercayaan nasabah kepada Bank Syariah Mandiri. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang dialami nasabah. Melalui surat pembaca ini kami sampaikan juga bahwa masalah yang dialami nasabah sudah diselesaikan dengan baik . Nasabah telah mendapatkan kartu ATM-nya dengan baik dan telah menerima penjelasan kami . Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami mengucapkan terima kasih. Achmad Fauzi Corporate Secretary PT. Bank Syariah Mandiri

Keberatan Atas IMB Bangunan Di Jalan Sei Batang Hari Kepada yang terhormat Bapak Walikota Medan Assalamualaikum W Wbr Salam Sejahtera Teriring salam dan do’a semoga Bapak/Ibu dalam keadaan sehat walafiat dan sukses dalam melakukan tugas sehari-hari Amin....Amin.... Sehubungan dengan bangunan Ruko sesuai dengan IMB No.1648/648/ 1551/16.02 26112009 SIMB yang terletak di Jalan Sei Batang Hari No.116 Medan, kami warga yang bermukim di Gg.Famili (dibelakang bangunan) merasa terganggu atas bangunan ruko 3 (tiga) tingkat yang langsung dibangun berbatas dengan gang tampa memikirkan jalur hijau atau Roilen. Hal ini sangat beresiko terhadap warga ter terutama anak-anak yang melintas apabila kejatuhan benda-benda keras dari atas. Untuk itu kami atas nama warga meminta untuk meninjau kembali surat izin mendirikan bangunan No.1648/648/1551/16.02 26112009 SIMB yang semestinya tidak bisa dibangun 6 (enam) unit ruko. Demikian keberatan ini kami sampaikan atas perhatian dan kerjasama yang baik kami ucapkan terimakasih. Medan 20 April 2010 Kami warga Jalan Sei Batang Hari Gg Famili

Waspadai Aliran Sesat Saya punya seorang teman, usianya sekitar 23 tahun. Beliau disenangi warga karena rajin beribadah ke masjid. Tapi kemarin masyarakat heboh akan ulahnya yang merusak ketenangan warga. Dengan wajah memerah, suara serak, dia berkhotbah ke berbagai kedai, warung atau tempat keramaian. Isi khotbahnya mencerca hampir semua orang dengan tuduhan zalim atau kafir. Ibu yang tak mengenakan jilbab dia bilang kafir. Bapak yang tak menggunakan peci juga dia bilang kafir. Tuduhan tersebut mengalir berceceran di sepanjang jalan hampir pada setiap orang dewasa. Karena sangat meresahkan, oleh familinya beliau diobatkan ke orang pintar. Berdasarkan cerita dari familinya perubahan sikap beliau karena mengikuti sebuah pengajian tharikat- mencari Tuhan. Entah gurunya salah dalam penyampaian atau dia tak sanggup mencerna ilmu tersebut, pokoknya….. seperti orang kesurupan, waduh…gawat. Pada tahun yang berbeda, ibu paruh baya beranak lima datang ke rumah saya. Ibu ini memohon ke saya agar menasihati suaminya yang ikut satu kelompok pengajian. Masalahnya, setelah mengikuti pengajian tersebut suaminya suka tiga hari tak pulang, pernah sembilan hari. Bahkan rencana suaminya akan pergi 40 hari berdakwah. Akibatnya suaminya tak pergi berjualan ikan. Tentu nafkah keluarga berkurang, uang sekolah anak nomor dua sudah empat bulan belum dibayarkan.Waduh…lebih gawat. Tiga hari yang lalu, ketika Sholat Magrib berjamah di masjid. Remaja di samping saya sholatnya aneh. Sebagai makmum gerakan sholatnya sangat lamban mengikuti imam, nyaris berselisih jalan. Konon kabarnya dia sedang mengikuti sebuah pengajian. Belakangan dia tak lagi ke masjid. Karena penasaran, saya cari tahu penyebabnya. Dia bilang, tak perlu lagi sholat limakali sehari, cukup sekali saja di tempat yang gelap dan sepi disertai tangisan. Waduh…. ini paling gawat. Berdasarkan pengalaman di atas, kita perlu lebih hati-hati mengikuti pengajian. Karena ada pengajian agama yang ajarannya menyimpang dari al-Quran dan al-Hadis. Rencananya mau menambah pengetahuan agama, justru malah menyesatkan. Ajaran sesat ini melahirkan sikap hidup yang salah. Kita kasihan melihat ibu yang kehilangan anak gadisnya karena mengikuti pengajian. Kita kasihan nafkah keluarga terabaikan karena pengjian yang salah. Kita takut terjadi pemukulan terhadap teman saya yang seenaknya mengkafirkan orang. Kita masih trauma dengan ulah Sumanto pemakan orang dan Ahmad Suraji si penjagal yang diduga karena aliran sesat. Kita tak mau tatanan kehidupan, ukhuwah Islamiyah terpecahbelah di masyarakat kita hanya karena pengajian yang salah. Pengajian adalah sekelompok orang menuntut ilmu agama dari salah seorang guru agama. Sedangkan pengajian alirat sesat adalah menuntut ilmu yang disampaikan guru tetapi ilmu tersebut adalah ilmu agama Islam yang telah mengalami perubahan, penggeseran dalam berbagai bentuk. Hasilnya menimbulkan berbagi bentuk ibadah agama yang tidak sesuai dengan al-Quran dan al-Hadist. Perubahan ini dibuat sang guru karena sesutu hal, karena pingin ngetop, karena pingin kaya, karena pingin menipu muridnya dll. Sang guru dikagumi karena dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Karena emang tak punya ilmu, maka sang murid menganggap ilmu aliran sesat yang diajarkan kepadanya adalah murni ilmu agama Islam. Untuk menghindari terperangkap pada aliran sesat sebaiknya kita teliti dahulu sebelum berguru. Tanyakan tingkat kebenaran suatu pengajian kepada ahlinya. Bila perlu tanyakan kebeberapa sumber yang terpercaya. Majelis Ulama Indonesia (MUI) adalah tempat bertanya yang paling berkompenten. Orang tua hendaknya memperhatikan perubahan tingkah laku anggota keluarganya sejak dini. Agar dapat melarang anaknya sebelum terlanjur jauh mengikuti aliran sesat tersebut. Mencegah lebih baik daripada mengobati. Bukan tidak mungkin pelaku bom bunuh diri adalah alumni aliran sesat.Waspadalah….! Nada Sukri Pane Hamparan Perak

Pak Wali, Jangan Lupakan Medan Bersih Kepada Pak Walikota Medan, siapapun yang nanti akan terpilih. Kami warga Medan sangat berharap agar jangan lupa bersih-bersih wajah kota Medan. Dari mulai lalu lintas yang semrawut, parit yang tumpat digenangi sampah, sungai yang jadi tempat pembuangan sampah, trotoar yang dijadikan tempat berdagang dan perilaku sopir angkuta yang seenaknya. Hal-hal seperti ini sebaiknya sudah tidak terjadi lagi pada kepemimpinan Walikota Medan periodemendatang. jangan hanya memikirkan bagi-bagi kekuasaan, tapi juga harus bisa menunjukkan kalau Anda mampu menjadi pemimpin dan bukan hanya berpolitik. Kami warga Medan menunggu kerja nyata walikota untuk berbenah, membuat kota Medan menjadi kota yang bersih, tertib dan aman. Pilkada sebentar lagi berlalu. hiruk pikuk pertarungan politik akan segera sepi. Jangan hanya ketika masih menjadi kandidat bgomong di mana-mana kalau Anda adalah orang yang paling pantas menjadi emimpin di Medan. Tapi harus benar-benar ditunjukkan sehingga benar-benar bisa dirasakan rakyat secara langsung. Dari warga kota Medan

C7

Aceh Dalam Bingkai NKRI Oleh Indra J Piliang Dari sisi geostrategis, Aceh akan memainkan peranan pertumbuhan ekonomi di mana posisi negara tetangga jauh lebih dekat dengan Aceh, ketimbang dengan Jakarta

B

eberapa saat setelah Nota Kesepahaman Helsinki ditandatangani tahun 2006, Indonesia bergembira atas penyelesaian masalah Aceh yang hampir tiga-puluh tahun gagal dilakukan. Inisiatif perdamaian yang banyak dilakukan oleh Jusuf Kalla sebagai Wakil Presiden RI itu mendapatkan muara. Pemilihan kepala daerah diadakan, calon perseorangan dibuka, partai politik lokal menggelinjang hadir. Kita berada di abad ke-21. Tidak lagi abad 20 yang meninggalkan jejak luka dan nestapa. Ketakukan atas rezim yang bobrok. Kehilangan kepercayaan atas bukubuku resmi. Kehausan untuk mengejar buku-buku terlarang. Semangat pembangkangan atas pembungkaman. Aceh menjadi salah satu ikon yang menapak pasti mencari bentuk yang baik atas sebuah pemerintahan. Ketika senjatasenjata digergaji, lalu tentara an-organik dikembalikan ke barak-barak, Aceh sedang tersenyum. Aceh bagai seorang gadis yang sudah berusia akhir baligh, lalu menunggu lamaran setiap pria yang datang melirik. Kekayaan alamnya, keberagaman budayanya, serta harum bau kopi di Solong, telah membawa diskusi demi diskusi mengalir dengan penuh pesona. Sejauh yang bisa diikuti, pemberitaan pers nasional tentang Aceh terus mengalami pengurangan. Berita terorisme, misalnya, juga sama dengan di daerahdaerah lain, naik dan turun. Aceh kini sudah tertanam dalam medan kesadaran publik sebagai bagian yang sejajar dan setara dengan daerah-daerah lain. Tidak ada yang diistimewakan. Kalaupun ada kabar-kabar buruk yang layak berita, sepertinya hal itu tidak terlepas dari halhal yang tidak ada di daerah lain, seperti qanun jinayah.

Tantangan geopolitik dan geostrategis Dalam beberapa tahun ke depan, Aceh memiliki tantangan dari sisi geopolitik. Bagaimanapun, Aceh memiliki kekhasan, yakni menghadirkan partai politik lokal dalam Pilkada dan pemilu nasional. Partaipartai politik nasional turun memainkan perannya. Terdapat identitas ganda di Aceh, ketika sebagian besar pemilih memberikan suara ke salah satu partai lokal, lalu sebaliknya memberikan dukungan kepada partai nasional yang berpusat kepada tokoh kunci di Jakarta. Bagi yang gegabah akan menilai bahwa identitas politik Aceh itu adalah dualisme itu. Tetapi apabila dilihat secara lebih mendasar, dualisme itu terbangun di dalam struktur politik yang didisain untuk itu. Secara geopolitik juga akan ditentukan minimal dalam satu Pemilu lagi, apakah akan ada unsur dominan dalam politik Aceh ke depan. Apakah dominasi itu akan bertahan? Dalam teori-teori konflik, sebagaimana diulas oleh Jack Snyder, salah satu metode yang baik bagi penyelesaian konflik adalah memberikan satu kekuatan mayoritas lebih dominan dari yang lain. Ketika ada pihak yang dominan, namun tidak hegemonis, maka dinamika bisa dikendalikan. Stabilitas politik Aceh akan tercapai apabila dominasi itu diraih oleh partai lokal yang

kini berkuasa di Aceh. Sebaliknya, ruang partisipasi harus terus-menerus dibuka. Kalau tidak, frustrasi sosial dengan mudah muncul, lalu merembes menjadi frustrasi politik. Keadaan politik nasional sekarang sepertinya mengarah kepada frustrasi-frustrasi itu, namun baru terbatas di kalangan kelas menengah yang sedang mencari bentuk. Bahwa dalam tahun 2014 mesti ada suksesi kepemimpinan nasional sudah ditentukan oleh konstitusi. Namun stok kepemimpinan nasional yang terbatas sepertinya bakal membuka lembaran baru bagi kehadiran tokoh-tokoh yang lebih muda. Aceh selayaknya melibatkan diri dalam agenda-agenda nasional itu. Sejauh ini, belum banyak terberitakan kehadiran sosok-sosok berpengaruh asal Aceh dalam masalah-masalah nasional. Padahal, Aceh memiliki segudang tokoh yang layak mendapatkan tempat yang baik. Kekecewaan penyusunan Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II, misalnya, jangan sampai hanya terjadi pasca Pemilu, melainkan dimulai dari keterlibatan sejak dini dari tokoh-tokoh bersangkutan. Dari sisi geostrategis, Aceh akan memainkan peranan terkait dengan pertumbuhan ekonomi di negara-negara tetangga yang jauh lebih dekat dengan Aceh, ketimbang dengan Jakarta. Pengembangan industri berbasis kepentingan rakyat, pembenahan pelabuhan Sabang, sampai kepada pemantauan atas keamanan Selat Malaka memerlukan keterlibatan Aceh secara penuh. Dari sini, Aceh bisa bekerjasama dengan pemerintahan pusat atau dengan pemerintahan daerah yang berbatasan langsung, yakni Sumatera Utara, Riau dan Kepulauan Riau. Keempat pemerintahan ini, termasuk Bangka Belitung, akan menjadi urat-air bagi lalu-lintas ekonomi,

terutama di laut. Kerjasama regional bisa dibangun oleh masing-masing pemerintahan provinsi atau bersama dengan pemerintahan pusat. Dengan mengambil posisi sebagai daerah pertama yang langsung melihat kehadiran kapal-kapal berbendera asing di lautannya, Aceh bisa lebih banyak berbicara ketimbang sebelumnya. Kehadiran laksamanalaksamana lautan asal Aceh dalam bentuk yang lebih moderen sudah diambang pintu. Mimpi baru Sebagai penulis buku “Bouraq-Singa Kontra Garuda: Pengaruh Sistem Lambang Dalam Separatisme GAM terhadap RI” (Penerbit Ombak, 2010), saya percaya bahwa apa yang tertulis itu sudah berlalu. Mimpi baru atas Aceh adalah menjadi jangkar dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jangkar yang kuat, tentu, mengingat sedikit sekali konflik terjadi di beragam belahan dunia sekarang yang mengatasnamakan perebutan wilayah. Dalam hal ini, pencapaian tujuantujuan berbangsa dan bernegara layak dikedepankan. Tujuan kesejahteraan misalnya, tersublimasi dalam kerja-kerja harian oleh penyelenggara negara. Aceh termasuk cepat dalam meraih kembali harapan hidup. Pertumbuhan ekonomi sudah terasa. Transportasi berjalan aman. Kalaupun ada masalah terkait keamanan atau rumah pasca-tsunami, sudah bisa dimasukkan ke kategori kelemahan-kelemahan pemerintahan di daerah manapun. Tidak ada gading yang tak retak, kan? Mimpi baru atas Aceh layak dikembangkan oleh seluruh manusia Aceh dan disokong elemen-elemen nasional dan lokal. Arus baru masa depan Aceh sudah terlihat dari kehadiran begitu banyak anak-anak muda yang saling berdiskusi setiap hari. Aceh adalah buah manis buat Indonesia, sebagaimana juga Indonesia bagi Aceh sebagai tanah yang subur bagi perbedaan pandangan. Semoga. Penulis adalah Dewan Penasehat The Indonesian Institute, Jakarta

Mengapa Kita Selalu Bersifat Represif? Oleh Sukaria Sinulingga Tumpuan pembangunan ekonomi hanya pada sumberdaya alam (natural resource-base economy) dan bukan ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge-base economy)

M

akhluk yang survive bukanlah makhluk yang cerdas atau makhluk yang kuat tetapi makhluk yang mau dan mampu berubah sesuai tuntutan lingkungannya, katakan Charles Darwin mengikuti kesimpulan teori evolusinya yang mencengangkan manusia moderen. Barangkali tidak ada yang mampu membantah pernyataan tersebut manakala mereka memahami betapa lingkungan yang mempengaruhi kehidupan manusia, disadari atau tidak disadari terus menerus mengalami perubahan. Jumlah penduduk terus bertambah sedangkan luas lahan produktif mengalami penyusutan. Teknologi juga terus berkembang dan semakin mempesona dengan area pemanfaatan yang semakin luas. Dalam kehidupan sosial juga terjadi perubahan. Anggota masyarakat semakin menunjukkan perilaku individualisme dan konsumerisme. Dalam bidang bisnis, persaingan antar perusahaan juga terbuka lebar dan para pesaing berupaya memanfaatkan semua sumberdaya yang dimilikinya baik kapital, maupun teknologi terlebih sumberdaya manusia untuk membangun daya saing yang tangguh. Iklim persaingan ketat yang terjadi saat ini sebenarnya telah lama diingatkan John Naisbitt ketika meluncurkan bukunya yang berjudul Mega Trend 2000 pada awal 1990. Halaman pertama buku tersebut menuliskan sebuah alinea peringatan yang amat jelas sebagai berikut: Di hadapan kita terbentang dasawarsa yang terpenting dalam sejarah peradaban manusia, suatu periode peningkatan teknologi yang amat mempesona, peluang ekonomi yang tidak pernah terjadi sebelumnya, reformasi politik yang menakjubkan dan kelahiran kultur besar. Ini akan menjadi dasawarsa yang tidak pernah sama dengan sebelumnya karena akan mencapai puncaknya dalam millennium ke tiga tahun 2000 (John Naisbitt & Patricia Aburdene, 1990). Suatu peringatan yang sungguh jelas dan tidak menimbulkan salah tafsir.Walaupun ada sebagian pemimpin negara dan para eksekutif/pelaku bisnis masih mempertanyakan akurasi pernyataan tersebut. Mereka yang cepat memahami segera menyusun langkah melalui rencana strategis sesuai saran John Naisbitt bahwa sisa waktu

sebelum memasuki milenium ke tiga yaitu dekade terakhir abad XX merupakan saat penting bagi dunia usaha melakukan rekayasa ulang proses bisnis (business process re-engineering) agar mampu tampil menjadi pesaing global yang tangguh. Waktu berjalan dan bukti-bukti kebenaran pernyataan John Naisbitt satu demi satu bermunculan dimulai dari bubarnya Uni Sovyet yang negara-negara pecahannya mengalihkan sistim ekonomi mereka dari sistim ekonomi komando menjadi sistim ekonomi pasar. Kemudian disusul penandatangan GATT dan pembentukan WTO yang menandakan beroperasinya liberalisasi perdagangan dan investasi. Kemudian disusul lagi pesatnya pertumbuhan teknologi informasi khususnya teknologi internet serta pemanfaatannya secara luas di bidang bisnis. Ketiga perkembangan di atas persis seperti apa yang diramalkan oleh John Naisbitt pada awal tahun 1990an. Memahami kenyataan yang terjadi, salah satu perubahan besar yang dilakukan para pelaku bisnis melalui rekayasa ulang proses bisnis tersebut ialah menjadikan sumberdaya manusia dan kemampuan mengakses dan memanfaatkan informasi sebagai kekuatan terdepan dalam bersaing. Hal ini sangat berbeda dengan era sebelumnya yang selalu menganggap bahwa modal/ kapital adalah kekuatan utama bisnis dalam bersaing. Mengenai kedua sumberdaya strategis yaitu sumberdaya manusia dan informasi, Peter F. Drucker jauh hari sebelumnya telah mengingatkan bahwa produktivitas sumberdaya manusia bermutu akan selalu lebih besar dari produktivitas kapital dan teknologi. Hal ini mungkin turut mendorong para pelaku bisnis dan juga sebagian besar pemimpin pemerintahan seperti di Korea Selatan, Hongkong, Taiwan, Singapore dan lain-lain pada tahap awal lebih memprioritaskan atau paling tidak mensejajarkan pembangunan sumberdaya manusia dan sistim informasi dengan pembangunan ekonomi. Di Indonesia ditemukan hal yang berbeda. Berawal dari jaman orde baru, pembangunan ekonomi terus dipacu. Pertumbuhan ekonomi, pendapatan perkapita, peningkatan ekspor terus menerus

Analisis Soal UN Bahasa Indonesia Hasil UN tahun 2010 mata pelajaran Bahasa Indonesia rendah. Mengapa hal ini terjadi? Di koran-koran ditulis banyak siswa tidak lulus pelajaran Bahasa Indonesia, padahal pelajaran Bahasa Indonesia termasuk pelajaran yang mudah, santai dan menyenangkan. Di dalam UN yang diujikan soal-soal sastra Indonesia,tata bahasa yang mencakup dalam sastra yakni puisi,cerpen,novel.Dalam pelajaran sastra siswa memang harus membaca agar tahu makna serta pemahaman puisi, cerpen, novel. Contoh soal UN tahun 2010 dalam paket P 02 (Paket A) soal nomor 22 sampai 25 membahas tentang puisi. Bila siswakurangmemahamiapayangdimaksud dengan puisi tersebut, maka siswa terjebak dalam jawaban. Sebabjawabanmemberigambaranyang

sama, tetapi ada yang paling tepat istilah sekarang jawaban menjebak. Contoh soal nomor 22 sebagai berikut :Makna kata waktu dalam puisi tersebut adalah :A.Masa depan, B. harapan baik, C. cita-cita saya, D. pengalaman hidup dan E.Tujuan hidup.Manakah yang paling benar menurut anda? Tentu bingung untuk menjawabnya, sebab hampir semuanya benar. Tapi yang paling benar mana? Menurut penulis adalah E.Betulkah? Dalam soal paket B (P. 35) soal pertama siswa disuguhi pemahaman tentang puisi yang berjudul Piring.Soal No.1 – 4 siswa harus memahami puisi tersebut agar bisa menjawabnya.Catatan soal nomor 1.Makna lambangkata“Piring”dalampuisitersebutadalah : A. Penaruh makanan, B. Alam semesta, C. Diri manusia, D. Jasad manusia. Soalnya nampaknya sepele, tetapi bila

menjadi indikator utama dalam evaluasi keberhasilan pembangunan dan selalu mendahului indikator sumberdaya manusia. Pembangunan manusia yang inovatif, penumbuhan enterpreneurship dan kemampuan membangun dan memanfaatkan jejaring tidak disentuh secara memadai. Hal ini membuat tumpuan atau kekuatan pembangunan ekonomi hanya pada sumberdaya alam (natural resourcebase economy) dan bukan ekonomi berbasis pengetahunan (knowledge-base economy). Akibatnya sangat jelas yaitu untuk mendongkrakpertumbuhanekonomisecara berkelanjutan, sumberdaya alam Indonesia harus terus dikuras bahkan melebihi daya regeneratifnya. Akibatnya, kerusakan lingkungan termasuk kerusakan lahan semakin luas yang telah menjadi fakta-fakta yang tak terbantahkan. Dalam situasi yang demikian akan sulit dibayangkan bagaimana kehidupan di negeri ini di belakang hari manakala jumlah penduduk terus meningkat, lahan rusak semakin meluas sedangkan sumberdaya manusia yang inovatif/enterpreneurial yang sangat dibutuhkan dalam menumbuhkan dan memacu knowledge-base economy tetap tidak muncul kepermukaan secara memadai. Kalau katanya, untuk membangun bangsa yang berdaya saing tinggi, jumlah enterpreneurial people harus sedikitnya 2.00 % dari jumlah penduduk, kita hanya memiliki tidak lebih dari 0.20 %. Jumlah enterpreneurial people yang hanya 0.20 % ini tentu masih sangat kurang terlebih dibandingkan dengan Singapore yang telah mencapai lebih dari 7 % apalagi dengan Amerika Serikat yang telah berada di atas 11 %. Masihkah ada argumen untuk menolak pandangan tentang mendesaknya pembangunan sumberdaya manusia Indonesia agar ditempatkan pada prioritas paling tinggi? Adalah sangat beralasan kalau kita menduga bahwa secara umum ketidakmampuan sumberdaya manusia khususnya di sektor UKM dalam melakukan kerja kreatif untuk menghasilkan produk-produk inovatif menjadi penyebab mengapa kita cenderung menolak sesuatu yang baru walaupunkemunculannyabukansecaratibatiba bahkan telah diketahui jauh hari. Sebagai contoh dapat dilihat pada penolakan masyarakat terhadap pemberlakukan ACFTA (ASEAN-China Free Trade Agreement). Kesepakatan perdagangan bebas antara ASEAN dengan negara Tiongkok tersebut sebenarnya digagas 6 tahun lalu yaitu tahun 2004. Pada saat itu, kita masih menyaksikan berbagai kelemahan yang demikian kuat menghimpit perekonomian

negara Tiongkok tersebut. Hal ini membuat kita yakin kalau bersaing secara bebaspun kita akan lebih unggul. Karena jumlah penduduknya yang demikian besar, maka dalam pandangan kita, China bukan sebagai pesaing tetapi sebagai pasar yang sangat besar. Data perdagangan juga menunjukkan Indonesia terus berada pada kondisi surplus. Oleh karena itu, sangat beralasan banyak negara tidak terkecuali negaranegara ASEAN yang Indonesia salah satu negara anggotanya cukup bernafsu untuk membangun pasar bebas dengan China. Gayungpun bersambut dan pada tahun 2004 disepakati bahwa pasar bebas ASEANChina yang disebut ACFTA berlaku efektif 1 Januari 2010. Tetapi China bukanlah China kalau mereka tidak mempersiapkan diri untuk unggul dalam bersaing. Teori perang Tsun Zu menjelaskan dengan gamblang bagaimana memenangkan perang yang dalam bisnis disebut persaingan. Melihat pesatnya kemujuan China dalam bidang produksi, akses informasi dan pembangunan jejaring serta pemahaman mereka yang amat jelas tentang karakteristik pasar yang mereka tuju maka genderang perang pasar bebas yang kita sendiri ikut menggagasnya kemudian menimbulkan rasa takut manakala 1 Januari 2010 tiba. Suara-suara penolakan terhadap pemberlakukian pasar bebas ASEAN-China kemudian dipertanyakan kembali. Suara yang paling nyaring memperdengarkan perlunya penjadwalan ulang berlakuknya ACFTA beberapa tahun lagi. Tuntutan ini membuat Menteri Perdagangan Dr. Mari E. Pangestu menjadi kelabakan. Sehubungan dengan penolakan teresebut, suatu pertanyaan yang perlu dijawab ialah apakah penundaan itu merupakan jalan keluar? Apakah kita yakin setelah ditunda katakanlah hingga 5 tahun ke belakang, kemajuan dari produsen-produsenkita dalam hal mutu, dan produktivitas akan menjadi lebih unggul? Bukankah mereka juga terus mengembangkan diri dengan tekad yang amat bulat untuk memenangkan persaingan? Jangan-jangan setelah ditunda maka kita memohon lagi untuk penundaan berikutnya. Hal ini sangat mungkin terjadi karena kita tidak mampu melihat masalah yang sebenarnya. Kalau demikian terjadi maka jelas kredibilitas bangsa sedang dipertaruhkan dan nenek bilang itu sangat berbahaya. Masalah kita bukan terletak pada jadwal tetapi we are really lacking of knowledgeable workers and services.

diteliti jawabnya hampir sama, tetapi ada yang paling benar. Di situlah kejelian siswa dalam menjawabnya.Dalam Paket B ini teks untuk dijadikan soal panjang sehingga menyulitkan siswa untuk menjawabnya. Contoh teks untuk soal nomor 5, 6, 7 dan teks 8, 9 dan 10 dan 11. Walau teks tersebut merupakan bagian dari novel Harian-harian,Mochtar Lubis dan Hikayat Seribu Satu Malam namun bila kita tidak membaca buku tersebut secara tuntas akanmenyulitkanuntukmemahamimakna yang tersirat dalam cerita tersebut. Contoh soal nomor 19 tentang Gurindam yakni : Barang siapa berbuat jasa. Mudahlah Tuhan mengampuni dosa. Maksud Gurindam tersebut multi tafsir, adalah : A.Siapapun yang berbuat dosa akan diampuni oleh Tuhan. B. Siapa yang berbuat kebaikan, hidupmu akan bahagia, C. Siapa yang ingin mendapatkan ampunan harus berbuat baik. D. Orang

yang beramal akan diampuni dosanya oleh Tuhan. E. Orang yang dermawan akan disayang Tuhan. Jawabnya menurut penulis bisa A,C dan D. Karena itu soal-soal UN Tahun Pelajaran 2009/2010 pelajaran Bahasa Indonesia SMA/ MAprogramStudiIPA/IPS/Keagamaandalam membuat soal harus disesuaikan dengan asas kepatut-an,kewajaran,tidak bertele-tele dan sesuai dengan sarana dan prasarana sekolah misalnya perpustakaan yang merupakan jantung pendidikan harus ada di setiap sekolah. Inilahanalisissekelumittentangpelajaran Bahasa Indonesia yang banyak siswa tidak lulus.Bila ditelaah satu persatu soal,ada yang soalnya mudah, setengah sulit dan sulit. Persentasi soal sulit sekitar 60% sehingga membuat nilai siswa jeblok.

Penulis adalah Dosen Business Environment di Program Magister Manajemen USU dan salah satu Pembantu Rektor USU

Farizal Guru BP SMA Negeri ITanjungmorawa


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.