Waspada, Rabu 18 Januri 2012

Page 8

Medan Metropolitan A6 Geng Kereta Kembali Marak MEDAN (Waspada): Aksi tindak kejahatan yang dilakukan geng kereta kembali marak di Kota Medan, setelah beberapa waktu lalu menjadi sasaran razia Polresta Medan dan Polsek jajarannya, karena tindakan mereka sudah meresahkan masyarakat. Dua hari belakangan ini, terjadi dua kasus perampokan yang dilakukan anggota geng kereta di lokasi berbeda. Kasus pertama, perampokan dilakukan seorang anggota geng kereta Bajingan Kami Bantai (BKM) berinisial MP, 17, warga Jln. Eka Warni Gang Perjuangan, Medan Johor. Tersangka MP nyaris tewas dihajar massa karena merampok pejalan kaki di kawasan Stadion Teladan, Medan, Senin (16/1) malam. Kapolsek Medan Kota Kompol Sandy Sinurat kepada wartawan, Selasa (17/1) mengatakan, tersangka yang mengaku anggota geng kereta Bajingan Kami Bantai (BKM) nyaris tewas dihakimi massa. “Untung petugas kepolisian segera datang, langsung mengamankannya dari amukan massa,” kata Sandy. Sementara itu, tersangka MP mengaku, sebelum melakukan perampokan bersama beberapa temannya berkeliling di kawasan Stadion Teladan. Saat itu MP berboncengan mengendarai sepedamotor BK 3814 ABD. “Kami mencari orang yang membacok kawan kami,” sebutnya. Sambil mencari pelaku pembacokan, MP dan temantemannya merampok seorang pejalan kaki Mirna, 35, warga Medan, yang malam itu sedang menunggu angkutan kota. Namun korban langsung berteriak minta tolong. Teriakan itu didengar warga sekitar, langsung

mengejar pelaku. Salah seorang warga menunjang sepedamotor yang dikendarai pelaku hingga terjatuh. Massa yang marah kemudian menghajar pelaku hingga babakbelur, dan nyaris membakar sepedamotor pelaku. Sedangkan teman-teman pelaku berhasil kabur. Kapolsek mengatakan, tersangka akan diproses sesuai hukum. Namun, katanya, akan ada pertimbangan untuk penahanan, apalagi usia pelaku masih di bawah umur. “Proses tetap jalan, tetapi kita lihat apakah perlu ditahan atau dipulangkan ke orangtua karena usianya masih di bawah umur. Jadi kemungkinan ada beberapa pertimbangan,” ujarnya. Sementara itu, kasus kedua, seorang mahasiswa perguruan tinggi swasta di Medan menderita luka parah akibat dipukuli oleh sekelompok geng kereta di Jalan Sutrisno simpang Jalan Berlian Medan, sedangkan sepedamotor korban dirampas. Saat membuat laporan pengaduan ke Polresta Medan, Selasa, korban Armi, 25, warga Jalan Panglima Denai, Medan Amplas, menuturkan, peristiwa tragis yang dialaminya terjadi pada Minggu (15/1) sekira pukul 04:00. Korban baru saja ngobrol bersama teman-temannya di warung kopi di kawasan Jalan Puri. Karena malam semakin larut dan menjelang pagi, korban bersama seorang temannya pulang ke rumahnya dan melintas dari Jalan Sutrisno mengendarai sepedamotor. Namun, sesampainya di persimpangan Jalan Berlian, tiba-tiba korban berpapasan dengan sekelompok geng kereta. Korban menghentikan laju sepedamotornya dan seketika didekati oleh kawanan geng kereta tersebut. Selanjutnya, korban mendapat perlakuan kasar, tubuhnya dipukuli sehingga tangan dan kakinya menderita luka-

luka sedangkan dompet serta sepedamotornya dibawa kabur oleh kawanan geng kereta tersebut. Namun, teman korban tidak mendapat perlakuan kasar. Setelah mendapat perawatan medis, dalam kondisi masih tertatih-tatih, Selasa sekira pukul

15:00, korban melaporkan peristiwa tersebut ke Polresta Medan. “Aku berharap pelakunya segera ditangkap. Mereka telah memukuli tubuhku dan membawa kabur sepeda motorku,” sebut Armi. Kasat Reskrim Polresta Me-

40 Butir Peluru Ditemukan BELAWAN (Waspada): Seorang buruh kebun PTPN II Sulono, 50, menemukan dua magazen jenis SS1 V1 dengan jumlah peluru 40 butir aktif, kaliber 5,56 mm dan 1 buah kotak peluru di kawasan Perkebunan PTPN II, Desa Klumpang Kebun, Kec. Hamparan Perak, Selasa (17/1). Sulono menemukan peluru itu di dalam semak- semak saat melakukan pembersihan lahan kebun yang telah dibakar. Selanjutnya, penemuan itu dilaporkan ke petugas Polsek Hamparan Perak. Tidak lama kemudian, petugas Polsek Hamparan Perak datang dan mengamankan semua temuan itu. “Pelurunya sudah kita amankan untuk diteliti agar lebih jelas jenisnya,” kata Kanit Reskrim Polsek Hamparan Perak AKP Irsol. (h03)

Satpol PP Hanya Bongkar Enam Lapak PKL MEDAN (Waspada): Puluhan personel Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) beserta Muspika Medan Area membongkar hanya membongkar enam lapak pedagang kaki lima (PKL), mulai dari Jln. AR Hakim simpang Jln. Halat hingga simpang Jln. HM Joni, Kecamatan Medan Area, Senin (16/1). Pantauan Waspada di lapangan, pembongkaran lapak PKL tersebut terkesan pilih kasih. Pasalnya, dari sekian banyak lapak yang dibangun di atas saluran drainase, petugas hanya membongkar enam lapak milik PKL. Dalam pembongkaran tersebut, sempat terjadi keributan antara petugas Satpol PP dan pedagang. Asni, seorang pedagang buah, menolak lapaknya dibongkar. “Jangan bongkar tempat saya. Orang cari makan

kenapa kalian ganggu, kami bukan nyuri. Kalau mau bongkar harus adil, jangan kami saja yang kena, yang lain juga harus kena,” teriaknya. Sementara itu, Iwan (suami Asni) menilai, petugas Satpol PP tebang pilih saat melakukan pembongkaran lapak PKL. Sebab, banyak lapak PKL menutupi drainase, namun hanya beberapa saja yang dibongkar. Selebihnya dibiarkan beroperasi. Dia mencurigai ada yang membeking sejumlah lapak PKL sehingga camat enggan membongkar secara keseluruhan. “Setelah membongkar lapak milik saya, petugas Satpol PP menuju lapak yang lain. Tapi salah satu lapak yang menutupi drainase luput dari perhatian mereka. Sebab, di lapak tersebut sudah ada dua oknum aparat

yang berjaga-jaga. Jadi, saya menilai Camat Medan Area tebang pilih membongkar lapak PKL,” kata Iwan. Sedangkan Camat Medan Area Khoiruddin Rangkuti yang dikonfirmasi Waspada mengatakan, pembongkaran lapak PKL ini sesuai perintah wali kota karena menutupi drainase. Akibat tertutupnya drainase, maka sering terjadi banjir saat turun hujan. Keluhan ini sudah banyak disampaikan warga. “Sebelumnya, saya telah mengirim surat kepada para pedagang agar tidak berjualan lagi di atas saluran drainase. Namun hal itu tidak direspon. Karena itu, kita membongkar paksa lapak tersebut,” ujar Khoiruddin seraya menambahkan, hanya enam lapak yang dibongkar, karena lapak tersebut paling banyak dikeluhkan warga.(cdu)

Waspada/Dio Utama

SEORANG pedagang kaki lima di Jln. AR Hakim melakukan perlawanan saat lapak miliknya dibongkar paksa petugas Satpol PP, Senin (16/1).

Mahasiswa Tewas, Kepala Terbentur Median Jalan MEDAN (Waspada): Seorang mahasiswa Setia Nugroho P, 23, penduduk Desa Horika Pulo Rakyat, Asahan, tewas mengenaskan karena tercampak dari sepedamotor dan kepalanya terbentur median Jalan Letjen Jamin Ginting Km 8, 7 Medan, Senin (16/1) malam. Sedangkan sepedamotor Kawasaki Ninja RR BK 3024 LG warna merah milik korban dan Honda Scoopy warna putih hitam diduga sebagai penyebab kecelakaan itu bersama pengendaranya diamankan petugas Satlantas Polresta Medan. Informasi Waspada peroleh di Tempat Kejadian Perkara (TKP), peristiwa itu terjadi sekira pukul 23:40, korban yang mengendarai Kawasaki Ninja

RR melaju kencang dari arah Medan diduga hendak menuju ke Perumnas Simalingkar, Kelurahan Mangga. Namun, setiba di Jln. Letjen Jamin Ginting Km 8,7, tiba-tiba muncul sepasang pria dan wanita berbocengan sepedamotor Honda Scoopy warna putih hitam yang keluar dari salah satu hotel melati dengan melawan arah untuk membelok ke arah Medan. Akibatnya, korban tidak bisa mengendalikan kendaraannya dan menyerempet sepedamotor Scoopy. Korban tercampak dari sepedamotornya dan kepalanya menghantam pembatas taman di tengah badan jalan tersebut hingga tewas seketika. Petugas Sabhara Poldasu

yang sedang melakukan patroli mengamankan pengendara sepedamotor Honda Scoorpy untuk mengindari amukan massa. Sementara petugas Satlantas Polresta Medan yang tiba di lokasi langsung mengangkut mayat korban ke ruang Instalasi Jenazah RS Haji Adam Malik, sedangkan sepedamotornya diamankan di Mako Satlantas Polresta. Dari saku korban ditemukan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) dari salah satu perguruan tinggi swasta di kawasan Medan Kota, KTP, dan surat lainnya. Kanit Laka Satlantas Polresta Medan AKP Juwita SH mengatakan, kasuslakalantasitusudahditangani. “Kendaraan mereka sudah kita amankan,” ujarnya. (m36)

Waspada/gito ap

KAPOLSEK Medan Kota Kompol Sandy Sinurat dengan tersangka perampokan yang mengaku sebagai anggota geng kereta Bajingan Kami Bantai (BKM) di Mapolsek Medan Kota, Selasa (17/1).

Sidang Korupsi APBD P. Siantar 2007

Penerima Rp30 Juta Harus Dihadirkan MEDAN (Waspada): Tim jaksa dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menghadirkan 11 saksi dari berbagai pihak, pada sidang lanjutan perkara dugaan korupsi dana APBD dan P-APBD P.Siantar 2007 senilai Rp10,51 miliar, dengan terdakwa mantanWali Kota P. Siantar RE Siahaan, di Pengadilan Tipikor Medan, Selasa (17/1). Salah seorang penasehat hukum terdakwa Martin Simangunsong meminta JPU menghadirkan para anggota DPRD P. Siantar yang di dalam dakwaan disebut-sebut menerima Rp30 juta dari terdakwa. Sebab, dari 14 anggota dewan yang disebutkan menerima uang Rp30 juta tersebut, jaksa baru menghadirkan sekitar lima orang. “Kami minta seluruh anggota dewan yang disebutkan menerima uang Rp30 juta dihadirkan,karenasampaisekarangbarulimaorang yang didengar keterangannya,” kata Martin. Namun JPU menolak hal itu dan menyatakan mereka sudah cukup mengajukan saksi-saksi. Selanjutnya, JPU akan menghadirkan tiga saksi ahli. “Kami sudah cukup mengajukan saksi,” kata Irene Putrie salah seorang tim JPU. Sementara itu, 11 saksi yang dihadirkan tim jaksa yakni, Okto Sidabutar dan Mukhtar Efendi Tarigan (anggota DPRD P. Siantar 20042009); Ronald Saragih (Kadis Kesehatan P. Siantar); Andreas Tarigan (Sekretaris Panitia Pengadaan Barang dan Jasa pada Dinas Bina Marga tahun 2007); J Anthoni Simatupang (honorer di Dinas Bina Marga); Janner Simanjuntak, Sabam Dalimunthe, Poltak Situmorang (rekanan Dinas Bina Marga); Rusli Dalimunthe (pimpinan Bank Sumut Cabang P. Siantar); Syahrul Siregar (sopir Bank Sumut Cabang P. Siantar) dan Marinson Siagian (honorer di Dinas Bina Marga). Dari 11 saksi tersebut, hanya Manrinson Siagian yang tidak didengar keterangannya. Sebab, majelis hakim dipimpin Jonner Manik

belum menentukan sikap terhadap saksi tambahan atau diluar saksi yang ada di-Berita Acara Pemeriksaan (BAP) tersebut. “Saat ini kami belum menentukan sikap menolak atau menerima saksi ini (Manrinson Siagian). Setelah pemeriksaan saksi ahli dan saksi adecharge (meringankan) selesai, baru kami pertimbangkan,” kata Jonner. JPU mengajukan Manrinson sebagai saksi tambahan guna memperoleh informasi tentang apa yang diketahui Johny Arifin Siahaan selaku bendahara pengeluaran pada Dinas Bina Marga, yang mengundurkan diri sebagai saksi karena memiliki hubungan darah dengan terdakwa RE Siahaan. “Apa yang diketahui Johny Arifin Siahaan, dapat didengar dari Marinson,” kata Irene Putrie. Sementara di persidangan, saksi Okto Sidabutar mengaku menerima amplop berisi uang Rp30 juta pada 19 Desember 2007 pukul 22:00, di pendopo rumah dinas wali kota. Selain itu, dia juga mengaku pernah menerima Rp30 juta dari anggota dewan bernama RTP Sihotang. Sedangkan Mukhtar Efendi Tarigan, rekannya sesama anggota dewan, mengaku menerima Rp20 juta dari anggota dewan bernama Maruli Tua Silitonga. Saksi J Anthoni Simatupang mengaku pernah menemani bendahara Dinas Bina Marga Johny Arifin Siahaan mengambil uang ke Bank Sumut. Uang yang disimpan di tas warna hitam itu, menurut dia, diserahkan Johny Arifin kepada seseorang yang berada di mobil di Yayasan Elim. Diketahui mobil tersebut merupakan mobil dinas Sekda P. Siantar. Saksi lainnya, Kadis Kesehatan Ronald Saragih juga mengaku menyerahkan uang pribadinya sebesar Rp20 juta kepada Marihot Situmorang, Asisten III Pemko P. Siantar. Uang tersebut, menurutnya, sebagai partisipasi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk pembahasan APBD 2007. Menanggapi keterangan para saksi tersebut, terdakwa RE Siahaan mengatakan tidak tahu menahu. Pasalnya, keterangan para saksi itu tidak ada hubungan dengan dirinya. (m38)

Anggota KBPP Polri Jangan Terlibat Narkoba MEDAN (Waspada): Ketua Umum Pimpinan Pusat Keluarga Besar Putra Putri (KBPP) Polri Agenanda Djatmika meminta agar anggota KBPP Polri tidak terlibat penggunaan narkoba dan senantiasa bekerjasama dengan institusi polisi mendukung pembangunan bangsa. Hal itu dikatakan Agenanda Djatmika pada pembukaan Rapat Kerja Daerah (Rakerda) KBPP Polri Sumut 2012, di Hotel Dhaksina Medan, Selasa (17/1). Kegiatan dibuka Ketua Dewan Pembina KBPP Polri Sumut yang juga Kapoldasu Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro, SH diwakili Irwasda Poldasu Kombes M Manulang. Hadir pada kegiatan rakerda di antaranya, Ketua Pimpinan KBPP Polri Diapari Siregar, Wakil Ketua KBPP Polri Drs Syaiful Syafri MM yang juga Kadis Pendidikan Provinsi Sumut, Kadispora Kota Medan Drs Hanas Hasibuan MAP, para pengurus resort KBPP Polri dari 24 kabupaten/kota se Sumut. Agenanda menyebutkan, pihaknya memberi apresiasi terhadap KBPP Polri Sumut, yang selalu eksis dan menjadi pelopor dalam pembangunan di Sumut. Untuk itu, ke depan diharapkan anggota KBPP Polri Sumut, jangan terlibat narkoba baik selaku pengguna, pengedar, apalagi bandar narkoba. Dalam terobosan program di KBPP Polri, ada tiga pilar yang harus dilaksanakan yakni, KBPP Polri sepakat memberikan dukungan untuk institusi polisi, seperti menghindarkan keterlibatan dalam penggunaan narkoba, meningkatkan budaya tertib lalulintas, mem-

bangun kemitraan sebagai ujung tombak pembangunan, dan KBPP Polri harus menjadi cerminan anak polisi yang berperilaku baik. Selain itu memberikan dukungan strategis antara KBPP Polri terhadap institusi Polri dan KBPP Polri juga harus memberikan dukungan biologis di institusi polisi karena secara biologis banyak anak polisi yang sukses baik menjadi petinggi Polri. Dalam kiprahnya, KBPP Polri yang dideklarasikan sejak tahun 2003 di Secapa Bandung, dan kini telah berusia 9 tahun, banyak memberikan kontribusi di mana banyak anak polisi yang menjadi kepala daerah. Setidaknya ada 2 gubernur dari Kalimantan Timur dan Papua, 1 Wakil Gubernur Riau, puluhan kader KBPP Polri yang menjabat bupati/wali kota di Indonesia dan puluhan kepala dinas. Kapoldasu dalam sambutannya dibacakan Kombes M Manulang memberikan apresiasi kepada KBPP Polri Sumut yang membantu insitusi Polri dalam menciptakan situasi kondusif dan membantu pembangunan di provinsi ini. Rasa Bangga Pada kesempatan itu, Agenanda Djatmika menyatakan rasa bangganya kepada kader senior Drs Syaiful Syafri, MM yang kini menjabat Wakil Ketua KBPP Polri Sumut yang dipercayakan sebagai Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumut. KBPP Polri yang pertama kali dibentuk se Indonesia telah menghasilkan kader terbaiknya untuk pembangunan di Sumut, khususnya di bidang percepatan pembangunan pendidikan. “Kita berharap agar anak polisi yang berasal dari KBPP Polri Sumut akan lahir terus kader terbaiknya untuk kemajuan di Sumatera Utara,” ujarnya. (m14)

Keluarga Korban Pembunuhan Minta Jenazah Diotopsi

Residivis Beli Ganja Diciduk MEDAN (Waspada): Belum sempat menikmati daun ganja yang baru dibeli, seorang residivis diciduk petugas Polsek Percut Seituan, di Jalan Balai Umum, Desa Tembung, Kecamatan Percut Seituan, Senin (17/1) sekira pukul 15:00. Bersama barang bukti satu amplop daun ganja kering, tersangka ZA, 40, warga Dusun II Desa Tembung, dijebloskan ke dalam sel. Menurut informasi yang diperoleh di kepolisian, siang itu tersangka ZA, baru membeli satu amplop daun ganja kering di kawasan Benteng Hilir. Ganja tersebut dibelinya dari pengecer ganja bernama Wak Ali seharga Rp10.000. Selanjutnya kuli bangunan yang baru tiga hari pulang dari Aceh Singkil itu bergegas pulang ke rumahnya dengan mengendarai sepedamotor. Namun, di tengah perjalanan, dua petugas Reskrim Polsek Percut Seituan mencegatnya. Ketika kantong celananya digeledah, polisi menemukan sebungkus kertas berisikan daun ganja kering siap pakai. Kepada petugas, tersangka ZA mengaku ganja itu baru saja dibelinya dari pengedar ganja Wak Ali. “Baru saja ganja ini kubeli seharga Rp10.000. Belum sempat pun kuhisap. Aku sudah ketangkap,” tutur tersangka ZA yang pernah menjalani hukuman penjara selama beberapa bulan karena kasus pencurian. Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Percut Seituan AKP Faidir Chan mengatakan, penangkapan itu dilakukan saat pihaknya sedang melakukan patroli. “Melihat gerak-gerik pelaku mencurigakan, kita bekuk saja dan petugas menemukan daun ganja kering di dalam kantong celana tersangka,” sebutnya. (h04)

Rabu 18 Januari 2012

dan Kompol Yoris Marzuki yang dikonfirmasi mengaku belum mendapat informasi kasus tersebut. “LP nya belum saya ketahui namun para pelaku geng kereta tetap diberantas dan pelakunya akan segera diselidiki,” ujarnya. (m27/h04)

Mantan Kadis Perkotaan Asahan Dihukum 1,5 Tahun Penjara MEDAN (Waspada): Mantan Kadis Perkotaan Asahan Masrul Siregar, dijatuhi hukuman satu tahun enam bulan penjara, pada persidangan di Pengadilan Tipikor Medan, Senin (16/1). Masrul dinyatakan terbukti bersalah melakukan tindak pidana korupsi pada pembangunan Taman Mahoni tahap I tahun 2007. Selain hukuman penjara, dia juga dibebani hukuman denda Rp50 juta yang dapat diganti dengan pidana kurungan satu bulan penjara. Namun, Masrul dibebaskan dari pidana tambahan yakni membayar uang pengganti atas kerugian negara sebesar Rp68 juta, karena tidak terbukti menikmatinya. Putusan majelis hakim diketuai Jonner Manik itu, lebih ringan dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) tiga tahun enam bulan penjara. Majelis hakim dalam amar putusannya menyatakan Masrul bersalah melanggar Pasal 3 UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU No. 20 Tahun 2001. Dia terbukti menyalahgunakan wewenang untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain dan merugikan negara sebesar Rp68 juta. Pekerjaan pembangunan Taman Mahoni Tahap I dibagi beberapa item, yakni pendahuluan sebesar Rp1.454.508, pengerjaan drainase Rp29.308.021, penimbunan dan pemadatan Rp141. 558.470, pembayaran Galian C Rp1.879.000, dan pematangan lahan Rp75 juta. Dalam pelaksanaanya, pematangan lahan tidak dikerjakan, melainkan dialihkan menjadi ganti rugi lahan warga. Berdasarkan laporan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), kerugian negara dalam proyek ini sebesar Rp68.181.818. Terkait putusan tersebut, majelis hakim memberikan tujuh hari bagi jaksa, terdakwa dan penasehat hukumnya untuk mempertimbangkan menerima atau mengajukan banding. (m38)

WASPADA

Waspada/Ismanto Ismail

JENAZAH Setia Nugroho P, 20, terkapar di tengah badan jalan dalam kondisi berlumurah darah disaksikan massa, di Jln. Letjen Jamin Ginting Km 8,7 Medan, Senin (16/1) malam pukul 23:45.

MEDAN (Waspada): Korban pembunuhan di Hotel Bukit Hijau Jln. Djamin Ginting Km 11,5 diyakini bernama Elida Hasibuan. Keyakinan itu disampaikan suami korban pembunuhan, Suryaman kepada wartawan, Senin (16/1). “Saya sangat yakin wanita yang dibunuh di Hotel Bukit Hijau pada Selasa (27/12) lalu itu, istri saya bernama Elida Hasibuan berumur 51 tahun,” kata warga Jln. Eka Rasmi, Medan Johor tersebut. Karena itu, dia berharap polisi melakukan pemeriksaan kembali terhadap jasad wanita tersebut, karena setelah peristiwa itu, ada yang mengaku wanita itu bernama Sunita alias Ita Boneng, 35, warga Jln. S Parman, dan kini sudah dikebumikan di pekuburan Jln. Guru Patimpus, Medan. Dikatakan Suryaman, selain bukti pakaian yang dikenakan korban saat ditemukan bersimbah darah, keyakinannya korban adalah Elida Hasibuan berdasarkan sidik jari yang sama dengan paspor Elida Hasibuan. “Istriku sempat berpesan kalau meninggal agar dikubur di pekuburuan muslim Bajak

I,” sebutnya. Keluarga ini berharap kepada penegak hukum, khususnya Polsek Delitua membongkar kembali kuburan Elida. “Jika polisi tidak yakin dengan bukti sidik jari yang sama dengan paspor milik Elida, polisi boleh melakukan cara lain, seperti melakukan otopsi jenazah,” ujarnya. Suryaman kemudian mengatakan, pelaku pembunuh istrinya termasuk orang dekat, masih keluarga yang kini keberadaannya tidak diketahui. Disebutkannya, setelah membunuh korban, pelaku membawa kabur sepedamotor Honda Revo BK 6570 XH. Kapolsek Delitua Kompol SP Sinulingga dikonfirmasi wartawan tidak menjawab saat dihubungi via ponsel, saat di SMS juga tidak menjawab pertanyaan wartawan. Sedangkan Kabid Humas Poldasu Kombes Pol. Heru Prakoso dihubungi terpisah mengatakan, untuk membuktikan siapa jenazah tersebut, maka pihaknya akan mempertemukan kedua keluarga yang mengklaim jasad itu keluarganya. “Kedua keluarga korban akan kita panggil ke Polresta Medan untuk menjelaskan kepada penyidik terkait ciri-ciri dan hal lainnya untuk mengetahui siapa jenazah tersebut,” kata Heru.(m27)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.