Waspada, Rabu 15 Desember 2010

Page 24

Aceh

C6

WASPADA Rabu 15 Desember 2010

Abrasi Sungai Ancam Pemukiman

Ancam Kembalikan Armada BIREUEN (Waspada): Petugas Pemadam Kebakaran Bireuen mengancam akan mengemblaikan dana operasional dan mobil armada kebakaran ke DPRK setempat. Pasalnya, anggaran yang diperutukkan untuk mereka Januari hingga Desember 2010 senilai Rp254 juta disebutsebut dipangkasnya tinggal Rp150 juta. Informasi yang diperoleh Waspada, Selasa (14/12), petugas pemadam kebakaran Bireuen mengeluh karena anggaran yang dibutuhkan dipotong, sehingga mereka merencanakan akan mengembalikan uang itu bersama armada kebakaran. Karena mereka nilai dana sekecil itu tidak bisa melaksanakan pekerjaannya dan selama ini mereka juga bekerja di bawah resiko tinggi. Komandan Satuan, M. Dahlan yang didampingi sejumlah petugas pemadam Pemkab Bireuen kepada wartawan Senin (13/12) mengatakan, pihaknya menyesali pemangkasan anggaran mereka dan mereka akan mengembalikan dana bersama mobil armada kebakaran. “Kami mau kembalikan armada, dana operasional dari Rp254 juta, dalam pembahasan PPAS perubahan, dipotong jadi Rp150 juta,” jelasnya dibenarkan petugas pemadam kebakaran lainnya. M Dahlan mengungkapkan, dalam rapat sebelumnya di ruangan Wabup Bireuen, tim anggaran mengatakan dana itu tak dipotong, namun sudah lain lagi jadinya. “Saya dipanggil sama PPK Dinsos, katanya anggaran operasional itu sudah dipotong, jadi kami sesali kalau seperti ini,” ketusnya.(amh)

Pencuri Loudspeaker Diciduk LHOKSUKON, Aceh Utara (Waspada): Sejumlah elemen masyarakat Desa Alue Dama, Kecamatan Baktiya, Aceh Utara, termasuk anggota Komite Peralihan Aceh (KPA) Sabtu (11/12) kemarin berhasil menciduk seorang pencuri loudspeaker masjid, yang sempat menghilang hampir sepekan. Tersangka berinisialYD, 20. Ia ditangkap warga di Desa Matang Kumbang, Kec Baktiya setelah empat hari sebelumnya mencuri seperangkat sound system, termasuk loudspeaker di Masjid Baitul Muhajirin Desa Alue Dama. Untuk proses pemeriksaan lebih lanjut, tersangka dan barang bukti kini diamankan di Mapolres Aceh Utara di Lhoksukon. Imuem Chiek Masjid Baitul Muhajirin, Tgk Abdul Gani, kepada Waspada, membenarkan kasus pencurian itu. Kegiatan shalat jamaah dan kegiatan rutin lainnya tidak bisa berjalan normal seperti biasa. Karena kesal, seluruh elemen masayarakat sepakat mencari pelaku hingga tertangkap di Desa Matang Kumbang.(cmus)

Kolumnis Waspada Jadi Pembicara BIREUEN (Waspada): Prof Aldwin Surya SE MPd, Phd seorang kolumnis harian Waspada yang juga Rektor perguruan tinggi swasta di Sumatera Utara menjadi pembicara dalam Workshop Kewirausahaan yang digelar Universitas Almuslim (Unimus) Peusangan, Bireuen, di Media Centre Biro Rektor, kampus setempat, Senin (13/12). Dalam kesempatan itu, Prof Aldwin memaparkan seorang mahasiswa harus mempunyai upaya dan semangat maju dengan cara mengubah pola berpikir menjadi sebagai enterprenuer. Dari 222 juta penduduk Indonesia hanya 40 orang yang dianggap orang terkaya di Indonesia seperti dilansir berbagai media baru-baru lalu. Sebelumnya, Rektor Unimus, Drs H Amiruddin Idris SE MSI dalam pembukaannya menyatakan, buang jauhjauh keinginan menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Mahasiswa mulai hari ini harus mengubah pemikiran yang selama ini sebagai pencari kerja (PNS Oriented) kepada pemikiran seorang yang berjiwa enterpreneur karena persaingan untuk menjadi PNS sekarang sangat ketat dan sempit,” jelasnya seraya menambahkan, upaya mendukung pemikiran itu Unimus selain menggelar workshop juga menandatangani MOU dengan HIPMI setempat. (amh)

Musnahkan Barang Bukti BANDA ACEH (Waspada): Kejaksaan Negeri Banda Aceh memusnahkan sejumlah barang bukti hasil sitaan dari 267 perkara dari tahun 2006 hingga 2010, barang yang dimusnahkan berupa 28 kilo paket ganja dan 50 batang ganja, sabu sebanyak 0,2 gram serta uang palsu 20 lembar dengan nominal Rp 100 ribu. Kepala Pengadilan Negeri Kota Banda Aceh Mhd Adnan, Selasa (14/12) mengatakan, selain memusnahkan narkoba pihaknya juga memusnahkan obat-obatan dan kosmetik yang tak layak dikonsumsi sebanyak tiga kotak berkisar 40 jenis obat-obatan hasil penyitaan dari Balai Pengawasan Obat Dan Makanan (BPOM). “Pemusnahan barang bukti itu hasil penyitaan dari pihak kejaksaan yang telah diputuskan melalui pengadilan jumlah perkaranya sebanyak 267 kasus dari tahun 2006 hingga 2010,” ujar Adnan. Pemusnahan barang bukti narkoba sejenis ganja sabu beserta uang palsu itu dilaksanakan di halaman Kejaksaan Negeri (Kejari) Banda Aceh. Barang bukti yang dimusnahkan berupa 28 kilogram paket ganja dan 50 batang ganja, sedangkan sabu sebanyak 0,2 gram serta uang palsu 20 lembar dengan nominal Rp 100 ribu. Pemusnahan dilakukan dengan cara dibakar yang dipimpin Kepala Kejaksaan Negeri dan Kepala Kepolisian Kota Banda Aceh. (gto/b32)

LHOKSEUMAWE (Waspada): Tingginya volume air selama musim hujan selain menyebabkan banjir di sejumlah lokasi di Kabupaten Aceh Utara, juga telah mengakibatkan abrasi sungai. Salah satunya abrasi Krueng Pase di Kec. Samudera yang mengancam warga setempat. Pantauan Waspada, Selasa (14/12) abrasi Krueng Pase di Desa Tanjong Baroh, Kecamatan Samudera meluas dalam sebulan terakhir. Tanggul telah amblas ke sungai sekitar 10 meter. Warga sekitar prihatin karena tanggul itu akan runtuh bila air sungai meluap. “Apalagi saat ini sering hujan, tak mustahil air akan meluap dan tanggul runtuh,” jelas seorang warga. Sementara Tgk. Abdul Hadi Zainal Abidin, anggota DPRK Aceh Utara Daerah Pemilihan Samudera mengakui ancaman banjir akibat kerusakan tanggul. Bahkan menurutnya, beberapa lokasi tanggul telah rusak, sehingga mengakibatkan banjir bandang. “Seperti di Gampong (desa-red) Kito dan Tanjong Awe, telah diperbaiki namun kualitasnya rendah sehingga telag runtuh kembali,” jelasnya. Selain di Tanjong Baroh, menurutu Abdul Hadi, abrasi juga terjadi di Kecamatan Geureudong Pase, Meurah Mulia, Nibong, Syamtalira Aron dan sejumlah kecamatan lain di lintasan Krueng Pase. Abdul Hadi yang juga anggota DPRK Aceh Utara membidangi infrastruktur ini mengakui telah meminta dukungan pemerintah provinsi untuk perbaiki tanggul sungai. Dia mengharapkan dalam waktu dekat pemerintah dapat membantu mengatasi abrasi dan membangun kembali tanggul yang rusak.(b17)

Waspada/Zainal Abidin

ABRASI: Petani Samudera melintas di atas tanggul Sungai Krueng Pase, Desa Tanjong Baroh, Kecamatan Samudera, Aceh Utara, Selasa (14/12). Abrasi tanggul sungai melebar, sehingga terancam ambruk dan menyebabkan banjir.

Program Sosialisasi BRA Mubazirkan Uang Rakyat LHOKSUKON, Aceh Utara (Waspada): Elemen sipil dari LSM Atjeh Future mengkritik program workshop atau sosialisasi tentang penyaluran dana untuk korban konflik yang dilaksanakan Badan Reintegrasi Aceh (BRA) di Sabang, baru-baru ini. Atjeh Future menilai, agenda itu hanya menghabiskan anggaran menjelang akhir tahun dan terkesan memubazirkan uang rakyat. “Workshop itu diikuti sekitar 60 peserta dari berbagai kalangan, termasuk perwakilan dari Serikat Pekerja Aceh (SPA) LSM kami sendiri, Kontras dan peserta internal BRA Provinsi Aceh. Sosialisasi dilaksanakan dua hari, 29-30 November 2010. Penginapan ditanggung, makan mewah, dan ketika pulang, peserta diberikan lagi uang saku masing-masing Rp1.070.000,” kata Razali, Sekjen Atjeh Futures, di Lhoksukon, Selasa (14/12). Menurut Razali, sosialisasi itu kurang bermanfaat, baik bagi peserta maupun untuk masyarakat banyak. Waktu pelak-

KOTA LHOKSEUMAWE (Waspada): Karena telah terbukti menilep uang senilai Rp1.350.000.000, Luthfiah, SE, Ak, Direktris PT. Bank Perekonomian Rakyat (BPR) Sabee Meusampe dituntut 7 tahun penjara, subsidair 6 bulan kurungan dengan denda Rp10 miliar. Keputusan ini disampaikan majelis hakim di ruang siding PN Lhokseumawe, Selasa (14/12). Majelis Hakim yang menangani kasus korupsi di PT. BPR Sabee Meusampe itu yakni Syamsul Qamar, SH.MH, M. Nazir, SH. MH, dan Toni Irfan, SH, dengan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Fakhrillah, SH. Saat disidangkan, terdakwa didampingi kuasa hukum Fakhrial Dani, SH. Kasus ini telah mulai disidangkan

KOTA LHOKSEUMAWE (Waspada): T. Suhatsyah, Sekretaris Perusahaan PT. Pupuk Iskandar Muda, didampingi Farid, Kepala Biro Humas, dan Yurgen Damanik, Kepala Lingkungan Hidup, mengatakan, limbah jenis PH tinggi dan amoniak, yang dibuang ke laut telah lebih dulu disterilkan di KPPL. Karena itu, pihak PIM membantah tudingan warga yang menyebutkan, matinya ikan di Gampong Naleung Mameh, Kec. Muara Satu, Pemkot Lhokseumawe, tepatnya di areal Pelabuhan Umum Krueng Geukueh, oleh limbah buangan perusahaan raksasa itu. “Setiap hari limbah kita buang ke laut, tapi telah disterilkan atau dinetralisasi lebih dulu di KKPL. Kondisi operasi pabrik saat ini normal, reproduksinya 102 persen. Sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 22 tahun 2004, standar PH dan amoniak 6-10. Sementara

Penerbangan Di Bandara SIM Banda Aceh GA 146 Jakarta/Medan

Lion Air

JT 304 Jakarta JT 396 Jakarta/Medan

Sriwijaya Air

SJ 010 Jakarta/Medan

Air Asia

AK 305 Kuala Lumpur *

FireFly

Berangkat (flight, tujuan, waktu):

15:45 GA 147 Medan/Jakarta

16:20

11:35 JT 397 Medan/Jakarta 20:00 JT 307 Jakarta

06:40 12:15

12:55 SJ011 Medan/Jakarta

13:25

12:20 AK 306 Kuala Lumpur *

12:45

FY 3401 Penang ** 14:10 FY 3400 Penang “” * Setiap Senin, Rabu, Jumat dan Minggu. ** Setiap Selasa, Kamis dan Minggu.

14:30

sejak Juni 2010. Di ruang persidangan, para majelis hakim membacakan isi tuntutan yakni terdakwa atas nama Luthfiah, SE, Ak telah terbukti yang bersangkutan menggelapkan uang senilai Rp1.350 miliar, milik PT. BPR Sabee Meusampe Aceh Utara. Pengambilan uang sebanyak itu dilakukan terdakwa tanpa melalui prosedur dan mekanisme perbankkan yang sah dan juga tidak melakukan pencatatan dalam buku kas milik PT. BPR Sabee Meusampe. Akibatnya, perbuatan terdakwa telah merugikan Pemerintah Kabupaten Aceh Utara, selaku pemilik modal dan dana pensioun PT. Bank BPD

Aceh. Karena itu, terdakwa diancam pidana dalam pasal 49 ayat (1) huruf (b) UU-RI Nomor. 10 tahun 1998, tentang perubahan atas UU No. 7 tahun 1992, tentang perbankkan jo pasal 64 ayat (1) KUHP. Dana sebanyak Rp1.350 miliar telah digunakan untuk kepentingan pribadi terdakwa. Karena semua unsur telah terpenuhi, maka teredakwa terbukti secara sah dan meyakinkan, melakukan tindak pidana pencucian uang sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat (1) huruf a UU-RI No. 15 tahun 2002. Kasus tindak pidana pencucian uang ini akan dilanjutkan pada 27 Desember 2010.(cmun)

Limbah PT PIM Steril

Waspada/Gito Rolis

Garuda Indonesia

ngan kata lain, jika bantuan langsung disalurkan tanpa sosialisasi, maka masyarakat penerima bakal bingung karena tidak tahu bagaimana memanfaatkan bantuan itu secara baik dan benar. Alhasil, bantuan rentan disalahgunakan atau tidak tepat sasaran. “Mengenai waktu yang tidak tepat kami rasa tidak ada istilah terlambat untuk program sosialisasi. Publik kan luas. Kami yakin, belum semua masyarakat Aceh paham tujuan dan pola penyaluran dana bantuan melalui BRA. Itu sebabnya sosialisasi mesti terus kita laksanakan agar semua polarisasi dan format program BRA berjalan sebaik mungkin. Lagi pula, program penyaluran bantuan dari BRA sejauh ini baru terlaksana sekitar 15 persen,”urai T M Nazar. Kepala Biro Hukum dan Humas BRA Aceh, Tgk Muhammad Syaikhu Ibas alias Tgk Naga menambahkan, workshop yang dilaksanakan BRA di Sabang dan di sejumlah tempat lainnya, termasuk di Simeulue dan Bireuen baru-baru ini, bukan sekadar sosialisasi biasa juga diisi dengan dialog atau sharing pendapat dengan berbagai elemen masyarakat.(cmus)

Tilep Rp1,3 M, Direktris BPR Dituntut 7 Tahun Penjara

BAKAR GANJA: Seorang polisi sedang membakar batang ganja kering .

Tiba (flight, asal, waktu):

sanaannya juga tidak tepat. Razali berpendapat, acara semacam itu semestinya dilaksanakan jauh hari sebelum dana bantuan mulai dicairkan untuk para korban konflik, yakni ketika BRA baru dibentuk, pasca penandatanganan MoU 2005 lalu. “Ketika dana bantuan sudah capek disalurkan, BRA baru mensosialisasikan masalah tata cara penyaluran bantuan. Ini tidak efektif dan efisien. Di sisi lain, ratusan juta uang terkuras untuk sekali sosialisasi. Ironisnya acara serupa juga dilaksanakan BRA di sejumlah kabupaten lain. Padahal jika uang itu disalurkan untuk para korban konflik, pasti bermanfaat, khususnya bagi korban konflik yang selama ini belum mendapat bantuan,” tandasnya. Penting Ketua BRA Aceh, Teuku Muhammad Nazar yang dikonfirmasi via telefon, kemarin menjelaskan, dalam pengelolaan dana sosial, termasuk dana BRA, program sosialisasi amat penting. Tanpa sosialisasi efektifitas bantuan bisa berkurang, bahkan berpotensi menimbulkan bias negatif dan konflik di tengah masyarakat. De-

Waspada/Bustami Shaleh

Inilah saluran pembuangan limbah PH dan amoniak dari PT. PIM ke laut, Selasa (14/12).

pada tanggal 13 Desember 2010, PH 9,4 dengan beban pencemaran 0,75 kg per ton produksi. Sementara kemarin bebannya hanya 0,58. Itu artinya masih dibawah ambang batas atau masih aman dari berbagai resiko. Karena itu tidak mungkin, ikan-ikan tersebut mati akibat limbah dari PT. PIM. Data ini sesuai hasil laboratorium,” terangYurgen Damanik kepada Waspada, Selasa (14/12) siang. Anehnya lagi, masyarakat menemukan ikan-ikan itu mati bukan di pelabuhan PT. PIM, tapi sudah masuk ke areal Pelabuham Umum Krueng Geukueh. Harusnya, jika disebabkan limbah PIM, maka banyak ikan mati duluan di mulut saluran pembuang limbah. “Bisa jadi kematian ikan-ikan itu disebabkan faktor lain. Anehnya lagi, informasi warga kematian ikan sejak dua minggu lalu. Kalau saja ikan

itu terkena PH tinggi dan amoniak, maka ikan itu mati total, tak butuh proses panjang,” ulang Yurgen. Menjawab Waspada, Farid mengatakan, KPPL mampu menampung 5250 M3 cairan limbah, dengan masa netralisasi 10 hari, dan memiliki kolam emergency15.000ton.Dikatakan,kedua bak penampung limbah itu jauh dari kemungkinan bocor apalagi letaknya 100meterdaripinggirpantai.“Nahkalau ada pertanyaan, mengapa ikan itu mati, jawabnya harus diteliti dulu,” katanya. Seperti diberitakan sebelumnya, warga gampong Blang Naleung Mameh, Kec. Muara Satu, Pemkot Lhokseumawe, Senin (13/12) menemukan ribuan ikan mati terapung di areal Pelabuhan Umum Krueng Geukueh, diduga, kematian ikan itu disebabkan keracunan limbah yang berasal dari PT. PIM.(cmun/b03)

Pedagang Keripik Kosongkan Kiosnya BIREUEN (Waspada): Sejumlah pedagang keripik di kios relokasi yang disediakan Pemkab Bireuen di pinggiran Jalan Medan-Banda Aceh, tepatnya di kawasan Cot Gapu, Kec. Kota Juang, kini mulai mengosongkan kiosnya. Amatan Waspada, Selasa (14/12), sejumlah kios yang dibangun Pemkab Bireuen itu terlihat banyak kosong, terutama di sebelah timur kantor Pusat Pemkab Bireuen. Begitupun, badan jalan di sana mulai berlubang dan tergenang, sehingga mengganggu kelancaran lalulintas. Efendi mengaku mendapat jatah satu unit kios di lokasi itu. Namun dia tidak memanfaatkan karena lokasinya tidak strategis, sehingga menurunnya jumlah penjualan. “Saya dari pertama mulai direlokasi tak menempati kios ini, saya sendiri yang melihat lokasi itu kurang strategis,” timpalnya seraya menyebutkan, sebelumnya dia berjualan di seputaran terminal bus Bireuen. Dia menyebutkan, untuk menyiasati kondisi ini, para pedagang keripik kini mulai melirik ke kawasan sebelah barat Kota Bireuen, di kawasan Desa Geulumpang Payong. “Sebelum kami dipindahkan, kios pedagang keripik sudah ada juga di situ,” timpalnya. Katanya, untuk ketertiban kawasan kota pemerintah harus merelokasikan pedagang keripik, namun pada sisi lain lokasi untuk relokasi juga dipertimbang di lokasi yang cocok untuk berdagang.(cb03)

Alumni STMN Bireuen Bentuk Panitia Reuni MEDAN (Waspada): Dalam rangka mempererat tali silaturahmi sesama, alumni STM Negeri Bireuen yang kini menjadi SMK Negeri 1 Bireuen membentuk panitia Reuni Akbar 2011, Sabtu (11/12) lalu. Ketua Panitia Teuku Husni Thaher, S.Si alumni TPL 91 yang dipilih dari hasil rapat tersebut mengatakan, panitia ini dibentuk untuk menggalang dan mendata kembali alumni lulusan STM Negeri Bireuen sejak 1979 hingga 2010. “Kerjaan ini tak mudah, namun jika didukung dari pihak sekolah dan juga alumni sendiri, niscaya Reuni Akbar akan terlaksana 2011 nanti. Target kita 7 bulan ke depan harus tercapai dan menghadirkan sekitar 3000 alumni,” ujarnya. Sementara Ketua Bidang Informasi dan Komunikasi Panitia Reuni Akbar 2011, Firdaus Nasution (alumni MO 1999) mengatakan, kegiatan reuni akbar 2011 diharapkan tak hanya sekadar temu kangen antar alumni dan guru, namun pembentukan Wadah Ikatan Alumni yang dapat berjalan dan bermanfaat bagi pihak sekolah dan alumni sendiri. Sekretaris Panitia, Bahram Azmi, S.St mengimbau alumni yang membutuhkan informasi atau ingin menyumbangkan dana dalam mensukseskan reuni akbar 2011 dapat berkunjung langsung ke sekretariat alumni d/h SMK Negeri 1 Bireuen atau hubungi kami di 085270949420. “Mohon dukungan semua pihak agar kegiatan ini dapat terwujud,” ujar Bahram.(rel/m16)

Waspada/Ist

FOTO BERSAMA: Para alumni STMN Bireuen, kini SMKN 1 Bireuen foto bersama di depan gedung sekolah mereka belum lama ini.

Forum GCF Makin Diperhitungkan Dalam Agenda Perubahan Iklim BANDA ACEH (Waspada): Forum para Gubernur untuk perubahan iklim dan hutan atau lebih dikenal dengan Governor Climate and Forest (GCF), makin mendapat tempat di tengah upaya negara-negara menurunkan emisi gas rumah kaca. Bahkan, penyelenggaraan side even forum GCF menjadi agenda resmi UNFCC di perhelatan COP 16 di Cancun, Meksiko, 29 November–10 Desember lalu. Para peserta, delegasi, dan stakeholder berbagai negara juga memperlihatkan antusiasme saat pertemuan anggota GCF, Kamis (9/12). Dimana peserta yang hadir lebih dari 300 orang yang merupakan jumlah yang cukup besar untuk sebuah side event. Acara GCF tersebut diorganisir oleh Forest Group dan Gubernur Nigeria yang bertindak selaku tuan rumah untuk pertemuan ini. “Membludaknya peserta pertemuan forum GCF tersebut menyiratkan betapa negara-negara dan lembaga internasional yang peduli akan perubahan iklim dan hutan ingin,” kata salah seorang peserta, M. Yakob Ishadamy, yang juga Kepala Sekretariat Aceh Green, dalam siaran pers yang Waspada terima, Senin (13/12). Sejatinya, kata dia, pertemuan itu mempromosikan mekanisme REDD yang dibangun anggota GCF untuk dapat menjadi rujukan dan memperkuat kerangka kebijakan REDD yang diusung pemerintah nasional dari masingmasing negara. Diharapkan, pada implementasi REDD di negara masingmasing, pemerintah nasional mengakomodasi kepentingan setiap pemerintah sub-nasional (provinsi/negara bagian). Terkait mekanisme REDD, forum GCF menekankan proyek REDD tentu saja harus dilaksanakan pada tingkat lokal dengan mengarusutamakan kepentingan masyarakat sebagai penerima manfaat. “Terlebih lagi untuk konteks masyarakat adat dimana masalah tenurial dan hak-hak masyarakat lokal termasuk di dalamnya masyarakat adat harusn mendapat tempat dalam proyek REDD,” tegas Yakob Ishadamy. Sementara Fadmi Ridwan, Ketua Satuan Tugas REDD Aceh yang juga ikut dalam pertemuan di Cancun, menjelaskan, pertemuan forum GCF di Cancun makin menegaskan keterlibatan aktif Provinsi Aceh dalam agenda perubahan iklim dunia. Dikatakannya, pada pertemuan GCF itu, Provinsi Aceh telah secara resmi ditunjuk sebagai Ketua (Chair) Forum GCF untuk periode 2011. “Kita patut bangga mengingat kepercayaan dunia internasional kepada Provinsi Aceh untuk memimpin para anggota GCF terkait agenda perubahan iklim melalui pelestarian hutan.” Ketua forum para Gubernur GCF sebelumnya dipegang oleh negara bagian California, Amerika Serikat pada tahun pertama (2009) dan negara bagian Amazonas dan para dari Brasil pada 2010. Forum GCF kolaborasi tingkat subnasional antara 14 negara bagian dan provinsi di Amerika Serikat, Brasil, Indonesia, Nigeria, Meksiko, Liberia dan Malaysia. Forum GCF ini berupaya mengintegrasikan Penurunan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Hutan (REDD) dan kegiatan-kegiatan karbon hutan. (b07)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.