Waspada, Minggu 26 Februari 2012

Page 12

B4

Kesehatan

Penyakit Cacingan Masih Ancam Kesehatan Anak Indonesia 14 Kabupaten/Kota Di Sumut Sangat Rentan INFEKSI cacing atau penyakit cacingan selalu menjadi penyakit yang mengancam kesehatan anak. Namun, bukan berarti penyakit ini terbebas dari para orangtua. Perlu diketahui, penyakit cacingan sangat berpengaruh pada kesehatan, gizi, kecerdasan dan produktifitas penderitanya. Secara ekonomi juga menyebabkan kerugian, karena cacing menghisap makanan ke dalam tubuh manusia, baik berupa karbohidrat dan protein yang menyebabkan menurunnya kualitas sumber daya manusia. Mengacu pada beberapa data yang cukup mengkhawatirkan menyebutkan, sekira 60-90 persen penduduk Indonesia masih menderita caci-ngan. Menurut data dari survei yang pernah dilakukan di Jakarta, terutama pada siswa SD menyebutkan, sekira 80 persen siswa SD di Jakarta Utara, 74,70 persen siswa di SD Jakarta Barat, dan 68,42 siswa SD di Jakarta Selatan menderita penyakit cacingan. Dirjen P2PL Kementerian Kesehatan, Prof dr Tjandra Yoga Aditama SpP (K) mengungkapkan, selama ini ada tiga cacing yang selalu mengancam kesehatan anak yakni cacing gelang, cacing tambang dan cacing cambuk. Dari ketiga jenis cacing ini, cacing cambuk yang paling bahaya. Bahkan, ketiga cacing ini yang ditulis oleh WHO untuk ditanggulangi permasalahannya. Prevalensinya sekira 20-30 persen anak Indonesia menderita cacingan,” paparnya. Mengenai perkembangbiakan ketiga cacing ini Yoga memaparkan ketiganya berkembang di area yang berbeda. Cacing gelang hidup di dalam usus halus dan masuk ke tubuh melalui makanan. Cacing cambuk berkembang di colon ascendens, masuk juga melalui makanan. Sedangkan cacing tambang berkembang di usus halus dan masuk melalui makanan dan kulit. Kehidupan satu ekor cacing di dalam tubuh manusia tentu saja sangat mengancam kesehatan anak. Tahukah Anda, cacing yang ada di dalam tubuh juga menghisap darah manusia, hal ini paling sering dilakukan oleh cacing tambang. Satu ekor cacing gelang dapat menghisap 0,14 gram karbohidrat, 0,035 gram protein, sedangkan cacing cambuk 0,005 ml darah, dan cacing tambang 0,2 ml darah. Sayangnya, penyakit yang satu ini terkadang tak memberikan tanda-tanda yang jelas. Hal ini disampaikan dr Dani Hendarman Supandji selaku dokter anak sekaligus Koordinator Indonesia SehatSIKIB. Penyakit cacingan bisa tidak disertai dengan

gejala, kalau cangan. Ke-14 kacingnya tidak babupaten/kota “ penyakit cacingan sangat berpengaruh pada nyak. Jika pada itu yakni Pemakesehatan, gizi, kecerdasan dan produktifitas satu penderita tang Siantar, penderitanya. Secara ekonomi juga menyebabkan terdapat 5-6 caTanjung Balai, kerugian, karena cacing menghisap makanan ke cing di dalam peBinjai, Padang dalam tubuh manusia, baik berupa karbohidrat dan rut, ini juga bisa Sidimpuan, Detidak disertai deli Serdang, Serprotein yang menyebabkan menurunnya kualitas ngan gejala yang dang Bedagai, sumber daya manusia ” jelas dan tentu Langkat, Asasaja ini menguhan, Tapanuli rangi gizi dari orang tersebut. Sementara gejaUtara, Toba samosir, Humbang Hasudutan, la lainnya dapat dilihat dengan perut buncit. Cacing Tapanuli Selatan, Labuhan Batu dan Labuhan tambang termasuk dalam kategori cacing palBatu Utara. ing berbahaya, karena bisa menghisap darah dan Sebanyak 1358 sampel yang diuji ditemukan menyebabkan anemia, selain itu bisa membuat 624 siswa SD positip mengalami cacinga. Kebuang airnya berdarah. mudian dari 624 siswa positip cacingan itu, 381 Berbicara mengenai pencegahan dr Dani medi antaranya positip mengalami penyakit cacing nyarankan akan lebih baik anak-anak meng-ongelang (28 prsen), 225 positip mengalami cacing sumsi obat cacing setiap enam bulan sekali. Untuk kremi (cambukl) atau sekitar 17 persen. Sedangkan pencegahan, akan lebih baik jika anak-anak di yang mengalami cacing tambang ditemukan sebaatas dua tahun setiap enam bulan sekali minum nyak 18 persen atau sekitar 1 persen, katanya. obat cacing. Karena usia dua tahun biasanya anakMenurut Sukarni, penyakit cacingan meruanak sudah mulai main keluar, main tanah, pakan penyakit yang dapat menurunkan daya konmengenai dosis tergantung berat badan. Namun, sentrasi belajar bagi anak usia SD. Selain itu orang dosis yang dianjurkan 10 miligram per berat badan. yang mengalami cacingan, kebutuhan gizinya selaKalau orangtua mau minum juga tidak apa-apa, ku kurang karena cacing di dalam tubuh terlebih itu juga kalau program bersih dan sehatnya tidak dahulu menggerogotinya. mereka laksanakan. Untuk itu diharapkan kepada pemangku kebiMembebaskan anak-anak dari bahaya penyakit jakan di seluruh kabupaten/kota di Sumut untuk cacingan yang mengancam dapat melakukan tiga lebih memperhatikan kesehatan masyarakat khulangkah pencegahan cacingan dengan “Gerakan susya kepada pelajar tingkat SD. 3J”, seperti menjaga kebersihan diri, cuci tangan Ia mengatakan terjadinya penyakit cacingan dengan sabun dan bilas dengan air bersih yang pada anak-anak itu sangat bergantung pada mengalir sebelum dan setelah makan. jaga ketingkat sanitasi dan perilaku keseluruhan. Pada bersihan makanan, cuci dengan air bersih yang umumnya memang terhadap anak SD karena meremengalir semua bahan makanan dan masak ka rentan penyakit caing dan masa pertumbuhan. dengan matang, jaga kebersihan rumah dan lingFaktor lain karena penyakit infeksi ini disebabkan kungan. oleh cacing perut yang penularannya melalui tanah. Selain menurunkan tingkat kosentrasi belajar Sumut Belum Bebas pada anak, penyakit ini dapat menyebabkan pendeKepala Seksi Bimbingan dan Pengendalian rita mengalami lemah, letih, lesu dan anemia. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Cara pencegahannya menjaga kebersihan diri, Dinas Kesehatan Sumut Sukarni menyebutkan memotong dan membersihkan kuku, mencuci taSumut pun belum bebas dari penyakit cacingan. ngan dengan air sabun sebelum makan dan seMasih ditemukan siswa SD dari beberapa kabusudah buang air besar serta memakai alas kaki. paten/kota di Sumut menderita cacingan, meski Dia juga menyebutkan semua kabupten/kota daerah itu terus mengiatkan pemberatasan pedi Sumut sangat rentan terjadinya penyakit canyakit tersebut. cingan ini khususnya daerah pedesaan. Untuk Sukarni mengatakan berdasarkan survei yang itu disamping menjaga kebersihan makanan dan dilakukan di 14 SD di 14 kabupaten/kota di Sumut lingkuan, kegatan pemberian obat cacing 6 bulan ditemukan sebanyak 624 siswa menderita ca-cisekali harus dilakukan.*Ayu Kesumaningtyas

Pertumbuhan Rambut Dan Pola Makan ‘ Sebagai mahkota tubuh, hampir setiap orang menginginkan rambut kepala yang sehat dan tumbuh lebat. Kerontokan rambut sebagai salah satu masalah yang paling sering muncul tanpa memandang usia memang memiliki banyak faktor pemicu.’ Tak hanya faktor keturunan yang paling sulit dieliminasi, peningkatan usia, pemakaian zat-zat pada rambut seperti shampoo, minyak rambut atau pewarna rambut, penyakit-penyakit maupun infeksi kuman tertentu hingga stress. Namun satu sisi yang paling sering dilupakan banyak orang adalah keadaan gizi yang menyangkut pola makan. Seringkali, penderitanya bingung menelusuri penyebab masalah kerontokan dan pertumbuhan rambut tanpa menyadari faktor ini. Mereka merasa makanannya sudah cukup mengandung gizi sejauh tak memiliki masalah kesulitan makan, padahal ada banyak zat gizi yang harus diperhatikan untuk pertumbuhan rambut. Sekilas Tentang Pertumbuhan Rambut Seperti bagian tubuh yang lain, rambut juga memiliki siklus hidupnya sendiri. Banyak yang tidak tahu bahwa jumlah rambut rontok hingga 100-200 helai sehari masih termasuk normal, namun bisa dikategorikan tidak normal bila lebih dari itu. Sehelai rambut sebenarnya dapat bertahan tumbuh dalam waktu yang sangat lama, hingga 3-5 tahun pada kulit kepala yang sehat. Proses regenerasinya bisa terhadi 20 kali pada satu pori-pori kulit kepala, dan rata-rata pertambahan panjangnya sekitar 10-12 mm dalam waktu satu bulan atau lebih. Fase-fasenya meliputi fase anagen, dimana rambut akan tumbuh dan bertambah panjang, dengan waktu yang bervariasi antara 3-5 tahun atau bisa lebih, kemudian fase katagen dimana pertumbuhan sel-sel rambut mulai menjadi lambat sebelum akhirnya terhenti. Fase selanjutnya memasuki fase telogen dimana folikel rambut akan mengecil dan berhenti tumbuh sebelum mengalami kerontokan. Proses ini berlang-sung kurang lebih selama 3-4 bulan. Setelah fase-fase ini, barulah rambut baru akan tumbuh untuk menggantikan rambut yang rontok, dan siklusnya akan melambat seiring perkembangan usia. Siklus ini bisa berubah rentangnya sehingga menjadi tak sempurna atas banyaknya faktor pemicu yang beragam. Zat-Zat Yang Baik Untuk Pertumbuhan Rambut Pengaturan diet atau pola makan juga meru-pakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan rambut yang baik, sama seperti keperluan tubuh bagi

organ yang lain. Beberapa konsumsi jenis makanan tertentu bisa membuat pertumbuhannya tidak maksimal atas gangguan metabolisme yang diakibatkannya, termasuk juga pada kurangnya asupan gizi tertentu. Salah satu yang paling baik bagi pertumbuhan rambut dari tiga zat gizi utama adalah protein, karena lebih dari 90% struktur rambut merupakan protein, dibandingkan dengan karbohidrat yang juga diperlukan, namun kelebihan lemak bisa berperan dalam gangguan-gangguan produksi hormon sebagai salah satu pengatur pertumbuhannya. Protein yang dimaksud termasuk asam amino esensialnya dapat diperoleh dari banyak

makanan seperti ikan, telur, susu, hati, serta daging-daging lainnya. Sebagian sayuran dan buah-buahan juga memiliki kandungan protein tinggi. Selain protein, beberapa jenis mineral juga sangat menentukan kesehatan pertumbuhan rambut. Besi (Ferrum) adalah salah satu diantaranya, yang berperan dalam kecepatan pertumbuhan rambut. Zat besi banyak dikandung oleh makanan-makanan seperti sereal atau sayuran hijau. Disamping zat besi, pertumbuhan rambut juga memiliki kaitan erat de-ngan kadar seng di dalam tubuh. Seng atau zinc ini akan bekerja bersama beberapa jenis protein untuk mempercepat pembelahan sel, pemeliharaan kulit kepala, produksi kelenjar minyak untuk kelembaban rambut serta sintesis protein bersama kolagen. Defisiensi atau kekurangan zat-zat mineral utama ini akan mengakibatkan terjadinya perubahan kondisi kulit kepala yang bisa jadi terlalu kering, gangguan kelembaban yang besar serta akhirnya mengelupas menimbulkan kerakkerak seperti ketombe. Seng juga berperan dalam menentukan perubahan warna rambut. Zat-zat makanan yang banyak mengandung seng misalnya sereal gandum, daging-dagingan termasuk daging ikan

atau makanan laut lain serta kuning telur. Sebagian kadarnya juga bisa diperoleh dari suplemen yang biasanya direkomendasikan para ahli untuk menjadi terapi penyerta dalam masalah-masalah gangguan rambut. Selain zat gizi utama dan jenis mineral, vitamin juga berperan dalam pertumbuhannya. Beberapa jenis vitamin yang paling berperan dalam pertumbuhan rambut adalah vitamin A yang juga berperan dalam kemampuan reproduksi/ pertumbuhan rambut kembali serta kesehatan kulit kepala hingga warna, misalnya dari daging unggas, bayam, telur, minyak ikan atau sayuran dan buah-buahan seperti wortel. Vitamin B terutama B12 bersama asam folat dalam fungsi yang sama ditambah untuk melancarkan produksi kelenjar minyak untuk menjaga kelembaban rambut, vitamin E yang berperan dalam struktur warna dari alpukat dan kacang-kacangan serta minyak zaitun, dan vitamin K yang berperan dalam keratinisasi rambut serta bisa diperoleh dari kacang kedelai, oatmeal serta beberapa jenis sayuran misalnya kubis. Vitamin lainnya juga diperlukan namun tidak berperan sebesar vitamin-vitamin ini mes-kipun tetap diperlukan juga adanya keseimbangan asupan diantara semua jenis vitamin tersebut, misalnya kekurangan vitamin C dapat menyebabkan pertumbuhan rambut yang tidak sehat dan pecahpecah akibat hambatan yang terjadi pada produksi kolagen rambut. Pola Makan Yang Seimbang Meski masing-masing zat gizi tersebut diatas memiliki manfaat lebih dalam fungsinya bagi pertumbuhan rambut, pola makan atau diet secara seimbang sama besar diperlukan untuk menjaga kesehatan rambut. Kelebihan salah satu diantaranya juga bisa menyebabkan gangguan tertentu, sementara keseimbangannya dengan berbagai zat gizi lain yang seringkali berperan secara sinergis dalam banyak proses pertumbuhan dalam tubuh kita, dari sistem tubuh utama seperti vaskulari-sasi, hormon-hormon yang mengatur metabolisme untuk proses pertumbuhan dan kondisi kesehatan rambut hingga menjaga peranan imunitas tubuh tetap berada dalam daya cegah yang baik terhadap beberapa faktor luar. Begitu juga pola makan atau gaya hidup yang salah yang mengakibatkan banyaknya zat-zat yang tak diperlukan bagi kesehatan. Jadi jangan hanya berpikir kalau masalah kerontokan rambut secara mutlak hanya disebabkan salah satu dari banyak faktor pemicunya. Zat gizi yang dikonsumsi, meski kadang memerlukan penelusuran lebih sulit, juga sama pentingnya dengan perawatan luar pada rambut. (dr. Daniel Irawan)

WASPADA Minggu 26 Februari 2012

INFO KESEHATAN

Penderita DBD Di Medan Bisa Berobat Gratis Masyarakat Kota Medan pantas lega, pasalnya kegigihan sejumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Medan untuk menggratiskan pengobatan penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) bakal jadi kenyataan. Pada Kamis (23/2) DPRD Medan mengesahkan Peraturan Daerah (Perda) Sistem Kesehatan Kota (SKK) yang didalamnya mengatur soal program pengobatan gratis bagi penderita DBD di sejumlah rumah sakit pemerintah di Medan. Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) DPRD Kota Medan, H Salman Alfarisi, LS, MA yang juga anggota Panitia Khusus (Pansus) Rancangan Perturan Daerah (Ranperda) SKK membenarkan hal tersebut. Diakuinya, program pengobatan gratis bagi penderita DBD tersebut telah melalui jalan panjang dan baru tahun 2011 programnya bisa direalisasikan dalam Perda SKK. Sejak 2009 program ini sudah diajukan, namun selalu saja ada alasan Pemko Medan sehingga program ini tidak bisa terrealisasi, termasuk tidak sanggupnya Dinas Kesehatan untuk menampung anggaran program pengobatan gratis bagi penderita DBD, ungkapnya kepada wartawan di Medan. Dijelaskannya, program pengobatan gratis bagi penderita DBD ini sebagai langkah mengantisipasi tidak tercovernya warga Medan di dua program seperti Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dan Jaminan Pemerliharaan Kesehatan Medan Sehat (JPKMS). “Kita melihat banyak masyarakat tidak tercover dalam program Jamkesmas dan JPKMS, dikarenakan kesalahan dan

tumpang tindih data. Untuk itu kita memasukan program ini sehingga masyarakat lebih aman,” ungkapnya seraya mengatakan kalau Kota Medan sudah sepantasnya menggratiskan pengobatan penderita DBD mengingat anggaran APBD Kota Medan mencapai Rp 3 triliun lebih. Dijelaskannya, program ini juga diharapkan penanggulangan penderita DBD bisa maksimal dilakukan dimana masyarakat yang menderita DBD bisa diantisipasi sedini mungkin sehingga tidak sampai jatuh korban. “Ini yang kita harapkan, masalah DBD bisa ditekan sehingga tidak banyak jatuh korban akibat DBD,” ungkapnya. Politisi jebolan universitas Arab Saudi ini mengatakan program menggratiskan pengobatan penderita DBD di Medan ini menjadi sangat penting dikarenakan penyakit DBD pernah menjadi penyakit mematikan. “Kita menyadari DBD di Medan pernah menyebabkan korban jiwa yang sangat besar di Medan, untuk itu dengan program ini masyarakat bisa terlindungi,” ungkapnya. ——————Tidak Hanya DBD Salman juga menjelaskan, Perda SKK ini akan menjadi langkah maju di Kota Medan, mengingat dalam Perda tersebut nantinya diatur tidak hanya pengobatan gratis bagi penderita DBD melainkan sejumlah permasalahan kesehatan di Medan yang menjadi permasalahan. “Yang jelas tidak hanya masalah DBD, sejumlah permasalahan yang ada kaitannya dengan kesehatan masyarakat Kota Medan dibahas dalam SKK ini,” ungkapnya. (m30)

Jika Daya Tahan Lansia Menurun Apa Solusinya ? Daya tahan tubuh yang menurun pada lanjut usia (lansia) merupakan salah satu fungsi sistem tubuh yang terganggu dengan bertambahnya umur seseorang (proses menua), walaupun tidak selamanya hal ini disebabkan oleh proses menua, tetapi dapat pula karena berbagai keadaan seperti penyakit yang sudah lama diderita (menahun) maupun penyakit yang baru saja diderita (akut) dapat menyebabkan penurunan daya tahan tubuh seseorang. Demikian juga penggunaan berbagai obat, keadaan gizi yang kurang, penurunan fungsi organ-organ tubuh dan lain-lain. Akibat proses menua, sistem daya tahan (sistem imun) tubuh akan berkurang fungsinya, yang menyebabkan sistem imun tidak bereaksi secepat atau seefisien yang didapati pada usia yang lebih muda. Adapun perubahan-perubahan yang terjadi pada sistem imun meliputi perubahan di dalam sel, perubahan kimiawi dan protein pada pembungkus (membran) sel, maupun pada organ tubuh. Selain daripada itu, didapati berkurangnya pertahanan tubuh yang tidak spesifik pada lansia, seperti berkurangnya pengeluaran lendir pada saluran nafas, kurangnya kemampuan butir-butir darah putih (lekosit) untuk bereaksi dan juga kurangnya pembentukan suatu zat yang disebut sebagai interleukin. Kelenjar timus, merupakan suatu organ tubuh yang amat berpengaruh pada pembelahan maupun proses pematangan sel-sel limfosit T, yaitu sel-sel yang berperanan pada sistem pertahanan tubuh, telah berkurang fungsinya pada lansia. Pada usia 60 tahun, besar kelenjar timus kurang dari 5 % dari timus bayi baru lahir. Pada lansia sering didapati sel limfosit T yang tidak matang di dalam aliran darah, yang membuktikan adanya penurunan fungsi kelenjar timus, sehingga fungsi sistem imun tubuh akan berkurang. Kalsium yang sangat diperlukan untuk proses aktivasi sel T pada lansia juga berkurang, yang akan menghambat proses pembentukan interleukin tadi dan menyebabkan berkurangnya produksi interleukin. Sistem Imun Sistem imun adalah semua mekanisme yang dipergunakan tubuh untuk mempertahankan kestabilan tubuh sebagai perlindungan terhadap bahaya yang ditimbulkan berbagai bahan yang terdapat dalam lingku-

ngan hidup. Sistem imun tubuh terdiri dari sistem imun alamiah (natural, innate) atau dikenal sebagai sistem imun non spesifik, yaitu selsel di dalam tubuh yang berfungsi untuk mempertahankan sistem imun tubuh dalam menghadapi berbagai benda asing/mikroorganisme, dan sistem imun spesifik yang hanya dapat merusak benda asing/mikroorganisme yang telah dikenal sebelumnya. Paling sedikit ada 2 keadaan yang terjadi pada lansia yang sering disebabkan oleh menurunnya sistem imun. Komplikasi berupa seringnya terjadi infeksi yang merupakan penyebab utama kematian dan banyaknya terjadi penyakit keganasan (kanker) adalah contoh akibat kemunduran fungsi sistem imun. Upaya pencegahan agar sistem imun ini tidak mengalami penurunan yang telah banyak diteliti adalah berkaitan dengan vaksinasi (imunisasi) dan nutrisi (gizi). Vaksinasi yang sering dilakukan pada lansia berupa vaksinasi terhadap kuman influenza (setiap tahun) dan pneumokok (setiap 5 tahun), karena kedua kuman ini sering menyebabkan infeksi saluran nafas dan menyebabkan angka kematian yang tinggi. Adapun maksud pemberian vaksinasi ini yaitu untuk meningkatkan kembali sistem pertehanan tubuh yang telah mulai menurun akibat bertambahnya usia, sehingga dapat mengurangi angka kesakitan dan kematian karena penyakit infeksi. Zat-zat gizi yang sangat diperlukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh adalah vitamin A,C,E, sedangkan mineral berupa selenium, zat besi dan seng. Upaya Meningkatkan Sistem Imun Dengan meningkatnya usia maka sebahagian lansia telah mengalami penurunan sistem imun, sehingga memudahkan lansia untuk mendapat penyakit infeksi dan kanker yang menyebabkan masih tingginya angka kesakitan dan kematian pada lansia. Berbagai upaya yang telah dilakukan selama ini untuk meningkatkan sistem imun tubuh adalah dengan meningkatkan status gizi dengan cara mengkonsumsi cukup mineral dan vitamin, melakukan vaksinasi terhadap kuman influenza dan pneumokok (dr.Pirma Siburian Sp PD, K Ger, spesialis penyakit dalam dan penyakit lansia, dokter pada klinik lansia Klinik Spesialis Bunda dan RS Permata Bunda Medan)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.