Waspada, Minggu 10 Februari 2013

Page 15

Pelangi

WASPADA

Minggu 10 Februari 2013

B7

Asah Kreativitas Anak Tanpa Banyak Kata “Jangan” BUDAYA melarang dan tidak mentolerir kegagalan diyakini akan berdampak pada generasi yang tidak berani berkreasi dan lebih suka berada dalam zona nyaman.Terlalu banyak kata “jangan” dan “tak boleh” akan mematikan kreativitas anak-anak yang tentunya akan berdampak pada pembangunan bangsa ini ke depannya. Pendiri Indonesia Heritage Foundation, Ratna Megawangi, mengatakan bahwa umumnya anak-anak ini tumbuh menjadi pengekor saja karena takut salah. Mereka tidak berani mengembangkan diri dan mengeluarkan ide kreatif karena ada kekhawatiran tidak sesuai dengan apa yang diajarkan guru di sekolah. “Seringkali anak dimarahi karena jawaban tidak sesuai

Sayembara Mewarnai Berhadiah

Kupon Seri

Hadiah I : Rp75.000 + sertifikat Hadiah II : Rp50.000 + sertifikat Hadiah III : Rp25.000 + sertifikat

E Tempel DiAmplop

Untuk harapan I s/d III akan mendapatkan bingkisan & sertifikat.

Syarat-syarat peserta 1. Peserta bebas menggunakan alat pewarna apa saja. 2. Peserta terbatas hingga kelas VI SD, menyantumkan nama, alamat yang jelas 3. Sudah sampai di meja redaksi selamat-lambatnya tanggal 30 mARETi 2013 N a m a : .............................................................................. Sekolah : .............................................................................. Alamat : ..............................................................................

padahal sebenarnya tidak salah. Akhirnya, anak-anak ini cari aman dengan menjawab apa yang diinginkan guru,” kata Ratna, saat National Educators Conference di Mulia Business Park, Jakarta, Selasa (11/12/2012).Untuk itu, para guru harusnya mulai membuka diri terhadap jawaban anak-anak dan meng-hargai proses anak dalam mem-peroleh jawaban. Dengan cara seperti itu, anak-anak tidak akan takut berkreasi dan berani berimajinasi serta mengambil risiko untuk menciptakan sesuatu yang baru. “Orang tua juga sama. Jangan terus memarahi saja karena nilai jelek. Tapi tanyakan apa kendalanya, ajak cari solusi bersama.Yang ada sekarang karena takut nilai

jelek, anak-anak berlomba dapat nilai bagus tanpa mempedulikan sekitar. Tidak bagus juga untuk tumbuh kembangnya,” jelas Ratna. Hal senada juga diungkapkan oleh perwakilan dari Mien R. Uno Foundation, Sandiaga Uno. Ia bercerita bahwa sejak kecil telah dibiasakan oleh orang tuanya untuk tidak mudah menyerah dalam mencapai sesuatu. “Orang tua saya tidak hanya sekadar mengatakan apa yang harus dilakukan.Tapi mereka terus mendorong saya untuk berusaha mencari jawaban dan solusi,” ujar Sandi. “Kalaugagaljugatidakterusdimarahi tapi justru diberi semangat terusuntukbangkitbiarsianakmau mencoba lagi,” tandasnya. (kps)

Adik-adik, berikut Redaksi memuat cerita-cerita berkaitan tentang malaikat. Malaikat adalah makhluk Allah yang taat dan setia kepada Nya. Semoga bisa menambah wawasan dan menambah keimanan kita pada kekuasaan Allah SWT.

Jenazah Yang Dimandikan Malaikat HANDHALAH berperang dengan sangat gagah berani, sedemikian beraninya sehingga dia sendirian menyerbu ke tengahtengah barisan musuhnya. Sewaktu dilihatnya Abu Sufyan, terus dia menerkam ke bahunya, sehingga Abu Sufyan tersungkur ke bumi, dan Handhalah bertindak terus hendak menikamnya dengan pedangnya sendiri. Pada saat yang genting itu, Abu Sufyan berteriak meminta tolong : “Wahai saudara-saudaraku, kaum Quraisy, lihat aku ini Abu Sufyan bin Harb sedang dalam bahaya..” Mendengar teriakan Abu Sufyan, maka menyerbulah kaum Quraisy kea rah Handhalah dan dipukulnya dari belakang bertubitubi. Kemudian seperti harimau lapar, Handhalah melompat ke tengah-tengah mereka yang memukulnya, tetapi sebelum maksudnya tercapai, lembing musuh telah menembus badannya yang membuatnya menemui ajalnya, dengan meninggalkan isteri yang baru dinikahinya. bersambung **m31/Darul Nu’man


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.