Waspada, Kamis 7 September 2011

Page 5

WASPADA Kamis 8 September 2011

Medan Metropolitan

A3

Pemko Segera Tertibkan Terminal Liar

Waspada/Hamdani

TERMINAL LIAR : Sejumlah mobil yang diduga digunakan sebagai armada angkutan plat hitam parkir di depan terminal kecil Jln. Sisingamangaraja Medan,Rabu (7/9).

MEDAN (Waspada): Pemerintah Kota Medan segera menertibkan terminal liar di sepanjang Jln. Sisingamangaraja, Jln. Jamin Ginting dan Jln. Laksana dalam waktu dekat. Pasalnya, keberadaan ter-minal liar tersebut sangat meng-ganggu kelancaran arus lalu-lintas. “Dalam waktu dekat, kita tertibkan seluruh terminal liar itu. Tidak boleh satu pun terminal kecil ada di daerah larangan. Semua angkutan harus masuk ke terminal resmi seperti Terminal Amplas dan Terminal Pinang Baris,” tegas Kepala Dinas Perhubungan Kota Medan Armansyah Lubis kepada Waspada, Rabu (7/9). Amansyah berpendapat, penertiban terminal liar harus dilakukan guna kelancaran lalulintas. Karena itu, Dishub akan bekerjasama dengan pihak kepolisian dan TNI untuk menertibkan terminal tersebut. “Saat ini, kita sedang mela-

kukan pendataan. Sebelumnya, kita telah melakukan razia di sepanjang Jl. Sisingamangaraja dan dilanjutkan dalam waktu dekat. Jadi, semua terminal liar harus masuk ke terminal resmi,” ucapnya. Selain menertibkan terminal liar, lanjut Armansyah, pihaknya akan menindak angkutan-angkutan plat hitam. Sepanjang Jln. Sisingamangaraja, Jln. Jamin Ginting dan Jln. Laksana merupakan jalur larangan terminal liar. Setiap armada angkutan harus masuk ke terminal resmi. Ketika ditanya bagaimana proses penertibannya, mantan Camat Medan Marelan ini mengatakan, terminal liar tersebut harus ditutup. “Kita tutup terminalnya. Tidak diperbolehkan lagi membuat terminal atau loket di sepajang jalan tersebut,” ujarnya. Seperti diketahui, terminal liar di sepanjang Jln. Sisinga-

mangaraja, Jln. Jamin Ginting, dan Jln. Laksana Medan picu kemacetan arus lalulintas. Pasalnya, armada angkutan parkir sesuka hati hingga menutup sebagian badan jalan. Anehnya, petugas Dinas Perhubugan terkesan tutup mata dan membiarkan terminal liar tersebut. Pantauan Waspada, di sepanjang Jln. Sisingamangaraja mulai Simpang Amplas hingga persimpangan Jln. Ir. H Juanda, para pemilik armada angkutan sesuka hati memarkirkan kendaraannya sehingga terjadi kemacetan. Contohnya, di depan Hotel Semarak, simpang Pelangi, depan Taman Makam Pahlawan dan lainnya. Parahnya, armada angkutan yang berada di terminal-terminal sepanjang jalan tersebut menggunakan plat hitam atau tidak resmi. Hal tersebut sudah lama beroperasi, namun petugas tidak pernah mengambil tindakan. (m50)

Polsek Sunggal Lepas 10 Anggota Geng Kereta Terlibat Kasus Penyerangan Polisi Dan Menganiaya Warga MEDAN (Waspada): Meski terlibat kasus penyerangan terhadap polisi dan penganiayaan warga, 10 tersangka anggota geng kereta yang sempat ditahan, akhirnya dilepas oleh Polsek Sunggal. Penyidik yang menangani kasus tersebut berdalih ke-10 tersangka diberikan penangguhan atas jaminan orangtuanya. “Penahanan 10 anggota geng kereta itu ditangguhkan atas jaminan orangtuanya, karena mereka berstatus pelajar SMP dan SMA. Namun mereka dikenakan wajib lapor dua kali

dalam seminggu. Penanganan mereka tidak seperti penanganan orang dewasa,” kata Kapolsek Sunggal AKP Budi Hendrawan, SH, SIK kepada Waspada, Rabu (7/9) sore. Kendati penahanan anggota geng kereta itu ditangguhkan, lanjut Budi, namun kasusnya tetap diproses dan diajukan ke Jaksa Penuntut Umum (JPU). Sedangkan dua tersangka lainnya terlibat kasus pencurian sepedamotor tetap ditahan. Jika ke-10 anggota geng kereta tersebut kembali melakukan tindakan kriminal, Budi mengatakan, pihaknya akan memanggil orangtua mereka dan pihak sekolah masingmasing. Namun Budi enggan menyebutkan nama-nama sekolah tempat anggota kereta tersebut mengikuti pendidikan formal. “Tidak etis kita sebutkan

dari sekolah mana mereka.Yang p a s t i , m e re k a i t u m a s i h berstatus pelajar,” ujarnya. Dari 10 tersangka yang dilepas tersebut, jelas Budi, tiga di antaranya merupakan anggota geng kereta Kami Punya Nyali (KPN) yang terlibat penyerangan polisi di Jln. Gatot Subroto. Sedangkan tujuh tersangka lainnya merupakan anggota geng kereta Cekak Merah G-1 yang terlibat kasus penganiayaan warga. “10 Anggota geng kereta tersebut dijerat dengan pasal 170, ancaman hukuman maksimal 7 tahun penjara. Sedangkan dua tersangka diketahui bukan anggota geng kereta, namun terlibat kasus pencurian sepedamotor dikenakan pasal 363 dengan hukuman maksimal 7 tahun penjara,” tambah Budi. Tujuh anggota geng kereta

Cekak Merah G-1 yang dilepas yakni berinisial RAT, 14, penduduk Tanjung Anom; HRJ, 18, penduduk Jln. Tanjung Selamat Gg. Keluarga; PS, 16, penduduk Jln. Tanjung Selamat, Simpang Melati; AAF alias Apin, 15, penduduk Jln. Sei Mencirim, Komplek BTN Sukamaju, Sunggal; MF, 16, penduduk P. Simalingkar; DP, 17, penduduk Jln. Seroja Raya, Medan Permai dan PM, 17, penduduk Simpang Melati Gg. Inpres. Sedangkan tiga anggota geng kereta Kami Punya Nyali (KPN) yang dilepas berinisial DF, 17, dan BS, 16, keduanya penduduk Jln. Klambir Lima, Kelurahan Lalang, Kecamatan Me d a n S u n g g a l ; R F, 1 9 , penduduk Jln. Medan-Binjai, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deliserdang. Dua tersangka lainnya

Kunjungan Wisata PrimeOne School Berkesan MEDAN ( Waspada): Di PrimeOne School (POS), kerja keras, keseriusan dan keberhasilan dalam pekerjaan merupakan hal yang sangat dihargai. Karena itu, sudah menjadi tradisi setiap tahun keluarga besar PrimeOne School, bersama siswa–siswi terbaik POS (kelas 4 SD hingga 3 SMA), mengadakan studi tour ke luar negeri. Tujuan studi tour POS tahun ini adalah Yunnan, China. Tour kali ini diikuti 35 peserta, mulai dari Pendiri Yayasan, Direktur Akademis, para Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, guruguru, staf serta siswa-siswi terbaik POS. Ketua Dewan Pembina Yayasan PrimeOne School Amrin Susilo Halim, tujuan studi tour ini untuk memperluas wawasan serta pengetahuan mereka secara global dan mengokohkan kemandirian, yang berkaitan dengan target utama POS yakni Pendidikan yang Unggul, Masa Depan yang Unggul dan Kehidupan yang Unggul. “Pendidikan yang Unggul berarti komitmen PrimeOne School menyediakan sarana dan prasarana pendidikan memenuhi standar, lengkap, berbasis teknologi, berkualitas dan seimbang juga dilengkapi dengan multi media, media be-

Keluarga Besar PrimeOne School berfoto bersama di gunung batu. lajar, laboratorium dan perpustakaan,” ujar Amrin Susilo Halim dalam siaran persnya yang diterima Waspada, Selasa (6/9). Masa Depan yang Unggul berarti setiap peserta didik memiliki potensi berbeda dan unik yang dapat dikembangkan sehingga cerdas untuk membangun masa depan gemilang baik bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat dan negara. Sedangkan Kehidupan yang Unggul yakni semua SDM POS bisa membangun perilaku santun, berpola pikir positif dan logis sebagai cerminan nyata dan konsistensi kultur sekolah

sehingga tercipta kehidupan bermakna, berkualitas dan bersahaja. Sejak 25 Agustus hingga 2 September 2011, para peserta studi tour mengunjungi berbagai tempat wisata antara lain daerah hutan batu the Stone Forest, gua Jiu Xiang, danau Dian Chi dan pavilliun Golden Horse Jade Rooster di Kunming, kota tua bersejarah Dali, foreigner’s street, eight guardians study, gunung Jade Dragon Snow, Yuanshanping, White Water River, daerah pedesaan Yushui di Li Jiang, taman Jade (Yu Quan Gong Yuan) serta menyaksikan

Waspada/ist

pertunjukan Li Jiang. Peserta studi tour juga mengunjungi Kunming International Academi (KIA) untuk memberi peluang kepada para siswasiswa POS menyaksikan secara langsung proses pembelajaran di China. “Saya belajar banyak hal dari kunjungan studi tour ke China,” kataVeronica Lestari, seorang siswi POS yang ikut dalam tour ini. “Siswa di China sangat disiplin dan mandiri. Mereka memiliki semangat dan ketertarikan yang besar untuk mem-pelajari budaya dan bahasa negara lain,” ujar Veronica.(m25)

diketahui bukan ang-gota geng kereta, namun terlibat kasus pencurian sepedamotor yakni berinisial Irn, 27, dan MR, 17, penduduk Jln. Rajawali, Medan Sunggal. Sebelumnya, Polsek Sunggal menangkap 57 remaja yang diduga anggota geng kereta setelah mereka diserang warga di kawasan Tanjungsari Medan. Setelah diperiksa 1x24 jam, mereka dijemput orangtuanya masing-masing dan diwajibkan membuat surat pernyataan tidak bergabung menjadi anggota geng kereta. Guna mengantisipasi aksi kejahatan geng kereta, Polsek Sunggal menurunkan seluruh Kanit serta meningkatkan patroli di beberapa titik yang dianggap rawan aksi geng kereta. Budi mengimbau masyarakat agar tidak melakukan tindakan anarkis dan menyerahkan sepenuhnya kepada pihak berwajib.(m36)

Polisi Tidak Tegas, Masyarakat Resah MEDAN (Waspada): Aparat kepolisian harus bertindak tegas terhadap kelompok geng kereta yang anarkis dan meresahkan masyarakat. Jika polisi tidak tegas, maka masyarakat akan semakin resah karena kelompok geng kereta terus melakukan tindakan anarkis. Mereka akan ketagihan dan terus mengulangi perbuatannya. “Seseorang yang melakukan perbuatan menyimpang atau menyalah yang disenanginya tanpa adanya punishment atau hukuman maka dia akan ketagihan. Jika ketagihan maka akan mengulanginya lagi. Jadi harus tegas mengatasi geng kereta ini,” kata Psikolog Dra. Irna Minauli, M.Psi ke Waspada, Rabu (7/9). Menurut Irna, masa remaja memang merupakan fase pencarian identitas diri, sehingga mereka akan mengikuti kelompok tertentu karena dirinya merasa dihargai di dalam kelompok tersebut. “Jika remaja tidak merasa di-

hargai atau diperhatikan di rumah atau di lingkungan masyarakat, maka dia akan mencari kelompok tertentu dimana dirinya merasa dihargai. Jadi suatu kebanggaan bagi remaja jika masuk kelompok yang ditakuti atau pemberani,” sebutnya. Namun, lanjutnya, jika remaja memiliki kematangan emosi, maka dorongan dari dalam dirinya bisa dikendalikan. “Kematangan emosi itu didapat dari pendidikan moral dan agama, inilah yang harus ditekankan dalam remaja,” ujarnya. Menurut Irna, dalam menghadapi remaja, para orangtua harus memposisikan dirinya sebagai teman atau sahabat, tidak bisa lagi menghadapi remaja itu dengan sikap otoriter, dengan kekerasan. Tetapi, orang tua harus mengajak anaknya untuk berdiskusi dan memperlakukan anaknya lebih dewasa. “Orang tua jangan berpikiran, kalau anak sudah besar tidak perlu diperhatikan lagi. Padahal

jika anak menjelang remaja, maka perhatian orang tua harus lebih intensif. Namun jangan pula menggurui, bosan nanti remaja. Buat remaja itu merasa nyaman di rumah, sehingga dia tidak mencari kelompok yang menyimpang,” katanya. Keluarga dalam hal ini orang tua, terang Irna, sangat besar peranannya dalam membentuk pertahanan seseorang terhadap perilaku menyimpang remaja. Orang tua yang sibuk dengan kegiatannya sendiri tanpa memberi perhatian menjadi awal dari rapuhnya pertahanan anak terhadap perilaku menyimpang. Sering kali orang tua hanya cenderung memikirkan kebutuhan lahiriah anaknya dengan bekerja keras, tanpa mempedulikan bagaimana anak-anaknya tumbuh dan berkembang dengan alasan sibuk mencari uang untuk memenuhi kebutuhan anaknya. (h02)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.