Waspada, Kamis 7 Juli 2011

Page 8

Opini

A6 TAJUK RENCANA

SDA Dan Tantangan PPP Yang Kian Besar

S

uryadharma Ali untuk kedua kalinya terpilih menjadi ketua umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Dalam Muktamar VII PPP di Bandung, Rabu (6/7) dini hari, dia mengalahkan kandidat lainnya. Seperti sudah diperkirakan SDA kembali terpilih menjadi Ketua Umum PPP periode 2011-2016 setelah berhasil memperoleh 859 suara. Kepastian tersebut diketahui setelah penghitungan suara dalam muktamar VII PPP di Hotel Panghegar, Bandung, Jawa Barat, berakhir. Suryadharma mengalahkan dua kandidat lain, yaitu Akhmad Muqowam dan Ahmad Yani. Sebelumnya pada Muktamar VI PPP di Jakarta tahun 2007, Surya dipilih menjadi ketua umum PPP. Ketika itu Surya meraih 365 suara, berhasil mengalahkan Arief Mudatsir Mandan (325), Dimyati Natakusumah (219), Endin AJ Soefihara (185), Yunus Yosfiah (46) dan Ali Marwan Hanan (13). Ketika Pilpres 2009, Surya membuat manuver yang patut diacungi jempol. Ketika hampir semua parpol merapat ke SBY, Surya malah membawa PPP merapat ke Prabowo Subianto. Manuver ini sempat membuat perubahan peta politik nasional. Namun di detik-detik akhir, Surya kembali membawa PPP mendukung SBY dan membuahkan kemenangan mutlak. PPP mendapatkan dua kursi menteri, Surya dipercaya menjadi Menteri Agama dan Suharso Monoarfa sebagai Menteri Perumahan Rakyat (Menpera). Di bawah kepemimpinan Surya, PPP mejadi terkesan lebih segar. Imej PPP sebagai partainya orang tua mulai dikikis dengan memunculkan sejumlah tokoh-tokoh muda. Surya memiliki gaya kepemimpinan yang khas, dia bukanlah seorang orator yang berapi-api. Surya bukanlah seorang tempramental, dia lebih bergaya flamboyan, tenang dan matang. Tak pernah sekalipun Surya menampakkan kemarahan di depan publik. Pers hampir tak pernah memiliki catatan kutipan pedas yang keluar dari mulut Surya. Sebagai politisi, dia tergolong murah senyum dan hangat. Pembawaannya yang tenang dan matang itulah membuat Surya menuai Intisari banyak dukungan dari kader akar rumput di partainya. Tantangan PPP di Pemilu 2014 sangatlah berat. Ini penting diingat Membawa kegemi- karena perolehan suara PPP pasca reforlangan PPP bukan se- masi tidaklah mendapatkan hasil signifikkedar janji semata na- an sebagaimana di masa lalu yakni dua besar. Walau harus jujur diakui kalau mun harus dibuktikan kemudian di masa orde baru peroleh suaSDA. ra partai diatur penguasa saat itu. Tantangan ke depan tentunya adalah bagaimana mengembalikan PPP menjadi partai politik besar, diperhitungkan dan tentu saja memiliki andil yang besar dalam perjalanan kehidupan berbangsa dan bernegara di negeri ini. PPP dengan lambang Ka’bah tentunya harus bisa kembali ke rel yang sesungguhnya dan dicintai umat. Dalam sambutan kemenangannya, SDA mengatakan bahwa kemenangannya kali ini adalah sesuatu yang luar biasa. “Saya merasakan dinamika yang dinamis, rapat pleno memutuskan saya sebagai ketua umum terpilih periode 2011-2016. Tidak lepas dari penghargaan yang saudara-saudara berikan pada saya, ini sesuatu yang sangat luar biasa, tidak ada kata lain yang dapat saya katakan selain terima kasih sebesar-besarnya,” ujar Suryadharma. Dia menyatakan dirinya bertekad akan memperbaiki kinerja demi mengembalikan kejayaan PPP. Karena, baginya, terpilihnya dirinya sebagai ketua umum PPP adalah amanah dan harapan untuk menjadikan PPP dapat lebih baik lagi dimasa-masa akan datang. “Saya berjanji saya akan bekerja lebih keras lagi untuk merebut masa depan PPP yang lebih gemilang lagi. Ini merupakan penghargaan tiada terkira kepada saya dan keluarga,” katanya. Inilah tantangan terbesar yakni menjadi gilang gemilang. Tentunya para kader PPP harus mulai dari membumikan PPP di dirinya, di rumahnya dan di lingkungannya. PPP pernah melakukan dan sedang melakukan itu saat ini. Di Sumut, bagaimana Hj Zaleha melahirkan politisi muda andal dan memiliki karier cemerlang seperti H Fadly Nurzal. Lalu H Hasrul Azwar yang memimpin PPP Sumut di awal reformasi kini sudah memiliki kader muda seperti Irsal Fikri. Jika para kader PPP melakukan ini, tentunya bukan tidak mungkin PPP akan memiliki kader kental dan tidak akan lari. Kemudian PPP juga harus mampu mengkonsolidasi kader di sekolah-sekolah berbasiskan Islam seperti madrasah, pesantren yang pada gilirannya 2014 PPP kembali diperhitungkan. Jangan lupakan juga PPP harus kembali ke umat dan bersamasama berjuang dengan umat bukan meninggalkan umat saat sudah di atas.****

APA KOMENTAR ANDA SMS 08974718101

Faks 061 4510025

Email komentar@waspada.co.id

+6282165293457 Orang-orang yang menyimpang dari jalan lurus dan benar itu jangan dipertahankan. Niat jahat mereka selalu terpendam dalam hatinya. Mereka akan menerima pembalasan yang setimpal dengan segala tindak tanduknya. Allah Maha Mengetahui segala amal perbutan hambanya. +6285297371251 Saya ucapkan terima kasih yg sebesar-besarnya,kepada harian Waspada yg telah merespon dan memuatkan sms saya. dan kedepanpun moga kiranya tetap meresponnya. WASPADA TETAP JAYA DAN DIPERCAYA. +62811631892 Saya mengucapkan Selamat Hari Jadi Kota Medan Ke 421. Untuk menjadi kota Metropolitan apalagi Megapolitan seharusnya didalam kota tidak warga yg beternak binatang kaki empat, spt sbgn warga Jl. Kuali yg msh banyak beternak babi. +6281360588587 Mohon harian WASPADA memuat berita harga Karet,Sawit dan Coklat setiap hari. Tk +6285361898816 Kpd bpk Bupati Tapsel, pak tlng donk perbaiki jalan Aek Latong, jgn meninjau aja yg bias, buktikn janji2 bpk, jgn asbun (asal bunyi) donk. Dari Pasaribu Bersaudara. +6281396167093 Salut kpd GHO SIU WI yg brani melumpuhkan 2 orang penjambret. Kita hrpkan kpd warga Medan yg ahli bela diri agar mencontoh kebranian GHO SIU WI.Bravo WASPADA. +6285371087167 Kenapalah para Sarjana Agama gak mau mengikuti pendapat dr. Arifin Sakti. Meski beliau bukan sarjana agama atau ustad, tapi tidak bermazhab atau taqlid jadi merujuk langsung kesuatu dalil. +6287867634666 Nasibmu lah Aek Latong Jalan lintas nasional yg tdk diperhatikan kondisi jalannya. Klau begini terus, apa yg akan terjadi??? Jalan alternatif yg sdh dikerjakan sebelumnya pun terbengkalai. Apa yg ditunggu ?? +6287867634666 Bosan dgn berita PSMS tntng blm tuntasnya pelunasan gaji eks pemainnya & mrka siap menggugat. Eks pemain tsb wajar minta pelunasan gaji karna itu hak mereka. Klubklub LI Divisi Utama sdh membentuk tim untuk musim 2011-2012 tetapi PSMS tim legendaris tsb msh bermasalah dgn administrasi. Bagaimn PSMS bisa sukses/jaya klau masalah ini sja blm tuntas. Klau pengurus memang tdk sanggup mengurus PSMS tdk usah ngakungaku ngerti tntng sepakbola . Menjadikan PSMS sebagai penelitian yg tdk berguna. Semoga PSMS tdk hancur karna orng yg tdk bertanggung jawab. Amin.

WASPADA Kamis 7 Juli 2011

Stop Visa Versus Moratorium Oleh Fajar As Cara memancung kepala dan memotong tangan memang terkesan sangat kejam dan brutal, akan tetapi cara ini adalah ajaran agama Islam yang memang dipegang teguh administrasi Arab Saudi.

N

egara Arab Saudi menganut hukum Islam dan barang siapa melakukan pembunuhan di negara ini dikenakan hukuman mati yaitu dengan cara memancung kepala si terhukum. Barang siapa melakukan pencurian maka si pelaku dihukum dengan pemotongan tangan. Sudah barang tentu hukuman ini diputuskan pengadilan setelah melalui pemeriksaan yang cermat, dan Arab Saudi juga menganut sistem memberi kelonggaran atau pembebasan bila perbuatan pembunuhan dilakukan dalam rangka tindakan darurat pembelaan diri. Cara memancung kepala dan memotong tangan memang terkesan sangat kejam dan brutal, akan tetapi cara ini adalah ajaran agama Islam yang memang dipegang teguh administrasi Arab Saudi. Warga Negara Indonesia yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Arab Saudi yang memangku nama Ruyati bin Satubi asal Bekasi, Jawa Barat telah dihukum pancung pada tanggal 18 Juni 2011. Ternyata hukuman pancung ini sebelumnya tidak diberitahukan ke pihak Indonesia baik ke Kedutaan Besar di Ryadh maupun Kementerian di Jakarta. Pihak Indonesia terlihat sangat tersinggung dan marah terhadap kejadian ini yang dianggap melanggar sopan santun diplomatik, tetapi perlu dipahami bahwa penegakan hukum jauh lebih tinggi posisinya dari sopan santun diplomatik. Di negara manapun bila seorang pelaku kejahatan dari luar negara dimaksud yang telah dihukum atau akan dihukum. Maka negara itu tidak berkewajiban untuk melaporkannya kepada negara pelaku kejahatan dimaksud. Sebagaimana biasanya elit Indonesia akan menyikapi satu krisis dalam segala bentuk hanya menggantang asapnya saja dan total tidak bersikap rasional untuk melihat sebab akibat dari krisis dimaksud, dan selalu bersikap buruk muka cermin dibelah. Demikianlah termasuk Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berteriak menggemuruh dan menyatakan akan menghentikan pengiriman pembantu rumah tangga Indonesia ke Arab Saudi sejak tanggal

1 Agustus 2011. Teknologi informasi saat ini yang telah sedemikian sangat cepat beredar telah sedemikian rupa menyudutkan Kerajaan Arab Saudi dan Kerajaan ini menilai ada pemelintiran dan pemutarbalikan kenyataan. Kerajaan Arab Saudi bersikap sangat tegas yaitu dengan keputusan untuk tidak menerbitkan lagi visa bagi pembantu rumah tangga dari Indonesia, menutup pintu bagi masuknya pembantu rumah tangga dari Indonesia ke Arab Saudi. Ketentuan ini berlaku sangat cepat yaitu sejak hari Sabtu tanggal 2 Juli 2011. Jadi dapat disimpulkan bahwa keputusan Arab Saudi ini adalah menjawab tegas tuduhan-tuduhan yang dilemparkan oleh pihak Indonesia. Sebagainegara yang berdaulat bahwa Arab Saudi pasti tidak mau dicera dan dipojokkan dalam skala yang luas sebagaimana terjadi saat ini. Kiranya elit Indonesia saat ini harus menarik pelajaran sangat berharga dari kejadian ini terutama adanya 23 (dua puluh tiga) pribadi Warga Negara Indonesia yang adalah pembantu rumah tangga saat ini terancam hukuman mati, dan diperkirakan akan mengalami nasib yang sama dengan Ruyati bila langkah-langkah cerdas dan jenius gagal dilakukan oleh administrasi Republik Indonesia. Akar krisis Suara-suara yang muncul ke permukaan, bahwa pembunuhan-pembunuhan yang dilakukan oleh para pembantu rumah tangga Indonesia di Arab Saudi adalah merupakan tindakan darurat membela diri dari penyiksaan dan pemerkosaan. Bahwa pembantu rumah tangga terutama perempuan sudah jelas berada di posisi sangat lemah dan posisinya yang berada sangat jauh dari kampung halaman atau tanah airnya, maka nasib

mereka tergantung sepenuhnya kepada kebaikan hati atau kejabilan pihak majikan. Bagaimanapun dan dimana pun bahwa kaum perempuan yang bekerja di rumah tangga keluarga yang kondisinya tertutup, maka kaum perempuan akan selalu terancam pemerkosaan dari pihak laki-laki remaja dan dewasa di mana pun di muka bumi ini. Lakilaki yang berbadan sehat sudah pasti memiliki gairah seksual dan gairah ini pada umumnya disalurkan kepada isterinya. Tetapi tidak dapat dibantah bahwa laki-laki sangat tergoda untuk menikmati hubungan seksual dengan perempuan-perempuan yang bukan isterinya dan di negeri-negeri yang memberi hak hidup pelacuran sebagaimana Indonesia, bahwa gairah seksual ini disalurkan kepada para pelacur. Di Arab Saudi di mana tidak dibenarkan beroperasinya rumah-rumah pelacuran, maka gairah seksual di negeri ini banyak yang terbendung. Memang ada sebagian kecil lakilaki- Arab yang kayayangmencari kepuasan seksualnya ke luar negeri Arab, antara lain ke Jakarta dan sekitarnya, dan mereka telah merekayasa kontrak perkawinan. Demikianlah rawannya keamanan para perempuan Indonesia yang adalah pembantu rumah tangga di rumah tangga – rumah tangga di Arab Saudi. Bila hubungan seksual berdasarkan suka sama suka dan perkosaan hanya dilakukan sekali, maka perempuan Indonesia tidak sedemikian berani melakukan pembunuhan. Tetapi bila dilakukan dengan cara-cara kasar dan penuh penghinaan serta berulang-ulang, maka perempuan Indonesia akan berobah menjadi harimau dan mencabik-cabik manusia yang memperkosanya. Inilah salah satu akar krisis besar pembantu rumah tangga Indonesia yang bekerja di luar negeri Indonesia. Administrasi Negara Indonesia telah sangat keliru dan melakukan kelalaian yang fatal mengirimkan pembantu rumah tangga untuk bekerja di rumah tangga – rumah tangga yang tertutup. Perbuatan ini sungguh berupa untunguntungan dan perjudian besar. Bila pihak majikan memang memiliki ka-

rakter dan moral yang kuat, maka selamatlah para pembantu rumah tangga Indonesia dari penyiksaan dan pemerkosaan. Tetapi bila majikan kurang memiliki karakter dan moral yang kuat, maka pembantu rumah tangga Indonesia akan menjadi korban dan bila terjadi pembelaan diri serta tindakan paksa membunuh pihak majikan, maka malapetaka besar akan menimpa para pembantu rumah tangga, keluarganya di Indonesia dan juga berakibat buruk ke posisi Negara Republik Indonesia. Dan oleh karena itu dengan alasan apa pun bahwa Negara Republik Indonesia harus melarang pengerahan pembantu rumah tangga bekerja di rumah tangga – rumah tangga yang tertutup. Kendati ada Undangundang atau Konvensi Internasional yang mengatur penempatan pembantu rumah tangga di luar negeri, bahwa posisi pembantu rumah yang bekerja di rumah tangga – rumah tangga yang tertutup sangat rawan penyiksaan dan pemerkosaan. Oleh karena itu nasi telah menjadi bubur di mana administrasi Negara Indonesia sangat lemah dan gagal memberi perlindungan mendasar kepada warganya terutama para pembantu rumah tangga yang bekerja di luar negeri Indonesia maka bila terjadi kejadian pembunuhan terhadap pihak majikan dalam proses membela diri, maka pihak administrasi Negara Indonesia sudah harus menangani kasus dimaksud dalam masa dini yaitu pada hari dilakukannya penangkapan terhadap pembantu rumah tangga yang disangka melakukan pembunuhan. Kementerian luar Negeri Indonesia harus berbuat sangat cepat dan sangat cerdas mengapproach pihak administrasi negara yang melakukan penangkapan dan berbuat kontinu mendampingi tersangka. menemukan pengacara yang andal dan profesional untuk mendampingi para pembantu rumah tangga, dan bukan berbuat aal-asalan dan abal-abalan saja sebagaimana terjadi selama ini sehingga menjadi korban pemerasan dari para pengacara yang amatiran saja. Di atas segalanya itu bahwa administrasi Negara Indonesia absolut harus menggerakkan perekonomian yang bersih dan dalam skala sangat luas, yang membuka lapangan kerja kepada segenap Warga Negara Indonesia. Penulis adalah Pengamat Ekonomi – Politik Internasional.

TKI Dan Saudi Oleh Arfanda Siregar Saudi menjadi penampung pelarian para tiran yang telah dipermalukan di Timur Tengah, seperti penjahat dari Tunisa, Ben Ali dan Ali Abdullah Saleh dari Yaman.

A

rab Saudi memang identik dengan Islam. Bukan saja karena negara tersebut berazaskan Islam, terlebih lagi Islam pertama kali disebarkan oleh Nabi Muhammad SAW dari sana dan kemudian berkembang ke seluruh penjuru dunia. Di Arab Saudi juga terdapat dua kota suci umat Islam, yaitu Makkah dan Madinah yang merupakan kiblat umat Islam. Dengan kelebihan tersebut, Arab Saudi selalu menjadi panutan umat Muslim sedunia. Tidak hanya momenmomen keislaman, seperti waktu puasa, idul fitri, dan naik haji, fatwa ulama dari sanapun sering menjadi rujukan umat Islam dimanapun berada. Namun menyimak fakta yang terjadi belakangan ini, keberadaan negara tersebut malah mencoreng nilainilai Islam yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Bukannya menampilkan wajah Islam yang sejuk, damai, dan rahmat bagi seluruh alam, malah Islam yang ditampilkan penuh kekerasan, kezaliman, dan penistaan terhadap harkat dan martabat manusia. Dari TKI hingga penguasa lalim Perlakuan mereka terhadap Tenaga Kerja Indonesia (TKI), terutama tenaga kerja wanita (TKW) yang berkerja di sana merupakan fakta yang tak terbantahkan atas kemerosotan Islam di negara tersebut. Nasib TKI seperti ‘budak’. Mereka mengalami pelecehan seksual, dianiaya, disiksa, tak diberi gaji, bahkan ada yang dibunuh. Bukankah ini bertentangan dengan ajaran Islam yang diklaim Arab Saudi sebagai ideologi negaranya. Banyak orang Saudi, bahkan ulamanya masih melegalkan budak dan beranggapan era raqabah (perbudakan) tak pernah berujung. Orang Saudi beranggapan para TKI yang didatangkan dari negara lain tidak ubahnya orang kulit hitam yang diperdagangkan di pasar budak semasa jahiliyah dulu. Uang administrasi yang mereka keluarkan guna mendapat tenaga kerja dianggap sebagai pembayaran budak, bukan uang jasa. Atas dasar itu, mereka kemudian mengeksploitasi tenaga kerja sesuai dengan kemauan hati yang membayar.

Padahal, ditinjau dari sisi sistem perbudakan, Islam telah menghapuskan perbudakan secara permanen hingga hari akhir. Dengan kata lain, Islam telah mengharamkan perbudakan atas orang-orang merdeka dengan pengharaman yang pasti. Rasulullah SAW bersabda, “Ada tiga orang yang akan aku tuntut kelak di hari kiamat. Seorang laki-laki meminta kepadaku, kemudian ia berkhianat, dan seorang laki-laki yang menjual seorang laki-laki merdeka, kemudian ia memakan hasil penjualannya itu, danseorang laki-laki yang mempekerjakan seseorang dan tidak pernah diberi upahnya.”[HR. Bukhari] Hadits ini jelas menegaskan Islam melarang memperjualbelikan (memperbudak) orang-orang yang merdeka. Namun, sepertinya hadis ini tidak dipedulikan bangsa Saudi sehingga yang mengemuka di Arab Saudi malah praktik Islam pada era kegelapan. Para TKI yang notabene juga Muslim dieksploitasi dan dianggab sebagai budak. Di mata majikan, harga diri TKI disetarakan dengan lembaran uang yang disetorkan kepada Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) dan TKI sendiri. Terbiasa melecehkan Kebiasaan melecehkan harkat dan martabat manusia tidak hanya terjadi pada kalangan TKI. Sistem pemerintahan Saudi yang berbentuk kerajaan telah menjadikan keturunan Raja Saudi sebagai pemilik tahta kerajaan. Praktik bernegara yang bertentangan dengan ajaran Islam ini terjadi beratus tahun. Bukannya tak ada rakyat Saudi yang mencoba menggoyang sistem pemerintahan feodal tersebut. Namun, setiap kali elemen rakyat Saudi mencoba mendobrak rejim, selalu harus berhadapan dengan tangan besi penguasa. Sering terjadi, para pembaharu di sana harus dipenjara dan dibunuh dengan sadis. Dalam video yang diunggah ke YouTube bertajuk Custodian of The Tyrants menampilkan demonstrasi kaum Muslimin yang berasal dari Saudi di London, Inggris. Para demonstran berdiri tepat di depan kedu-

bes Arab Saudi menyerukan kepada seluruh kaum Muslimin agar mengutuk rezim yang paling jahat di dunia, Arab Saudi. Video yang diposting oleh seorang aktivis bernama Izharudeen menyatakan bahwa Al-Sa’ud Al-Yahud, Raja Abdullah adalah kerabat Yahudi. Mereka mengatakan bahwa aksi tersebut merupakan respon atas dibunuhnya ulama-ulama oleh rezim Arab Saudi, seperti Syekh Yusuf al-Uyairi, Syekh Abdul Aziz al-Muqrin, SyekhTurki alDandany, dan lainnya. Mereka dibunuh karena mengkritik kekuasaan di Saudi yang diwariskan secara turun temurun dan tidak menjalankan sesuai nilai Islam. Hanya karena sekelompok umat Islam menyinggung kekuasaan abadi keturunan Ibnu Saud, lalu darah mereka dihalalkan. Ketidakpedulian pemerintah Saudi atas harkat dan martabat manusia jelas sekali tercetak dari dukungan mereka kepada rejim depostik dari negara Timur Tengah yang telah diusir oleh rakyatnya. Ketika hampir tidak satu pun negara mau memberi suaka kepada mereka, Rezim Arab Saudi justru tampil menyelamatkan mereka. Saudi menjadi penampung pelarian para tiran yang telah dipermalukan di Timur Tengah, seperti penjahat dari Tunisa, Ben Ali dan Ali Abdullah Saleh dari Yaman. Entah ajaran Islam yang mana digunakan Saudi melegalkan sikap mereka melindungi penguasa yang banyak mengorbankan nyawa manusia demi menopang kekuasaan mereka. Rejim Saudi melupakan bahwa Islam menjunjung tinggi keadilan dan kedamaian. Jangankan membunuh sesama, membunuh binatang yang tidak mengancam jiwa manusia pun tidak diperbolehkan oleh Islam. Islam berasal dari kata islama, silm, dan salam, yang bermakna selamat, damai, serta sejahtera. Ini berarti siapapun yang berada dibawah naungan Islam pantas mendapat jaminan keadilan, keselamatan, dan kesejahteraan. Bukan malah sebaliknya, hanya karena persoalan sepele, seperti perbedaan pendapat, lalu darah munusia halal dibunuh. Dengan kondisi Arab Saudi yang seperti itu sudah selayaknya kita tidak lagi silau dengan keislaman mereka. Meski, secara fisik orang Saudi tampil layaknya Nabi: berjubah dan bersorban. Namun, dari segi hati nurani dan pemikiran belum tentu orang Saudi lebih islami dari orang Indonesia. Pe-

nerapan Islan di Saudi masih banyak menyisakan masa kegelapan (jahiliyah). Pemahaman dan penerapan Islam di Indonesia sesungguhnya jauh lebih maju dibandingkan dengan Saudi. Meski, bukan negara tempat Islam diturunkan, namun toleransi, persaudaraan, dan kekerabatan diantara warganya lebih kental dibandingkan di sana. Islam di negeri ini jauh lebih humanis, toleransi, dan terbuka. Sudah selayaknya kita umat Islam tidak silau dengan penerapan Islam di Arab saudi dengan mencoba-coba melakukan Arabisasi di seluruh aspek kehidupan. Karena tidak semua yang berbau Arab itu lebih Islami dari Islam yang kita praktikkan. Semoga. Penulis adalah Direktur Lembaga Penelitian Agama dan Sosial (Lepas)/Dosen Politeknik Negeri Medan.

Pengumuman Redaksi menerima kiriman karya tulis berupa artikel/opini, surat pembaca. Kirim ke alamat redaksi dengan tujuan ‘Redaktur Opini Waspada’ dengan disertai CD atau melalui email: opiniwaspada@yahoo. com. Panjang artikel 5.000-10.000 karakter dengan dilengkapi biodata penulis dan kartu pengenal (KTP). Naskah yang dikirim adalah karya orisinil, belum/tidak diterbitkan di Media manapun.Tulisan menjadi milik Waspada dan isi tulisan menjadi tanggungjawab penulis.

SUDUT BATUAH * Belanda: Angka kemiskinan Indonesia 100 juta orang - Sejak jaman Belanda memang sudah miskin * Pemerintah berencana bangun jalan alternatif Aek Latong - Sementara korban sudah berjatuhan * Pemprovsu butuh 316 CPNS - Pelamar ribuan!

oel

D Wak


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.