Waspada, Kamis 15 September 2011

Page 6

A4

Medan Metropolitan

WASPADA Kamis 15 September 2011

Warga Blokir Jalan Masuk Proyek Contempo Regency MEDAN (Waspada): Puluhan warga Jalan Brigjen Zein Hamid, Kelurahan Titi Kuning, Kecamatan Medan Johor, memblokir jalan ke luar-masuk dump truk pengangkut material proyek pembangunan perumahan Contempo Regency yang dinilai mengganggu lingkungan, Rabu (14/9). Akibat pemblokiran tersebut, arus lalu lintas di sekitar Jalan Brigjen Zein Hamid sempat terganggu. Petugas Reskrim Polsek Delitua dan anggota Lantas turun ke lokasi melakukan pengamanan. HM Yunus Nasution, warga Lingkungan VII, Kelurahan Titi Kuning, di sekitar proyek tersebut mengatakan, akibat keluar masuknya truk pengangkut material pihak pengembang jalanan berdebu saat kemarau dan berlumpur

ketika hujan. Akibat lumpur tersebut, Jalan Brigjen Zein Hamid saat hujan menjadi licin karena terlumuri lumpur yang berasal dari dump truk pengangkut material milik pengembang Contempo Regency. “Sering kali pengendara sepedamotor terjatuh akibat jalan yang licin,” ujarnya. Lain lagi saat kemarau, jalan tersebut berdebu sehingga mengganggu kesehatan masyarakat sekitar. Sementara itu, Murad Atah, warga Lingkungan IV, Kelurahan Titi Kuning, yang turut dalam aksi itu mengatakan, mereka menuntut pihak pengembang tidak menjalankan truk materialnya sebelum kondisi truk bersih sehingga tidak mengganggu lingkungan. (m40)

Sosialisasi Program KB Minim Di Kalangan Etnis Tionghoa

Waspada/Surya Efendi

NYARIS MENUTUP JALAN: Tumpukan batu kerikil dan material bangunan lainnya dibiarkan nyaris menutupi ruas Jln. Samarinda, belakang RS Permata Bunda Medan, Rabu (14/9). Kondisi ini membahayakan pengendara sepedamotor dan mengganggu kelancaran lalulintas.

Batas Daerah Masih Jadi Masalah Di Sumut MEDAN (Waspada): Batas daerah antara kabupaten dan kota termasuk daerah-daerah hasil pemekaran masih menyisakan sejumlah masalah yang belum tuntas secara utuh di beberapa lokasi di Sumut sehingga perlu penyelesaian secara sungguh-sungguh agar tidak menjadi “masalah warisan” yang terus berkembang dari tahun ke tahun.

Waspada/Amir Syarifuddin

KELUARGA Besar PDAM Tirtanadi mengikuti acara sepeda santai berkaitan dengan HUT PDAM Tirtanadi ke106 dengan rute dari Kantor Pusat sampai IPA Sunggal, Minggu (11/9).

Tirtanadi Gelar Berbagai Kegiatan MEDAN (Waspada): Rayakan HUT ke-106 PDAM Tirtanadi melaksanakan berbagai kegiatan di antaranya bakti sosial berupa kegiatan donor darah bekerjasama dengan PMI Kota Medan. Kepala Divisi Public Relations PDAM Tirtanadi Ir Amrun dalam siaran persnya, Senin (12/9) menyebutkan, kegiatan ini dilaksanakan Kamis lalu didahului dengan upacara bendera yang dilaksanakan di halaman depan Kantor Pusat PDAM Tirtanadi dipimpin langsung Direktur Utama, Ir Azzam Rizal, MEng diikuti seluruh pegawai PDAM Tirtanadi. Kegiatan donor darah dilaksanakan di Aula Lantai IV Kantor Pusat PDAM Tirtanadi diikuti Dirut Ir Azzam Rizal, MEng dan jajaran direksi dan pegawai PDAM Tirtanadi dengan jumlah total peserta 106 orang. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan halal bi halal Keluarga Besar PDAM Tirtanadi sekaligus syukuran HUT ke-106 PDAM Tirtanadi. Acara dilanjutkan dengan peresmian layanan pelanggan Call Centre 500 444 di kantor Info Media Jl Gatot Subroto Medan. Layanan Call Centre 500 444 diresmikan langsung Direktur Utama Ir Azzam Rizal, MEng didampingi Dewan Pengawas dan Kepala Divisi serta Kepala Cabang yang ditandai dengan penekanan tombol dan panggilan perdana Call Centre 500 444. Layanan Call Centre 500 444 merupakan terobosan baru di bawah kepemim-pinan Ir Azzam Rizal, MEng diharapkan nantinya pelayanan kepada seluruh pelanggan dapat lebih ditingkatkan dengan adanya call centre ini. Masih dalam rangkaian perayaan HUT PDAM pada Minggu 11 September 2011, PDAM Tirtanadi juga melaksanakan perlombaan bagi keluarga pegawai PDAM Tirtanadi bertempat di IPA Sunggal yang diawali dengan sepeda santai dengan rute mulai dari Kantor Pusat sampai dengan IPA Sunggal. Kegiatan ini diikuti Jajaran Direksi, Kepala Divisi dan Kepala Cabang setingkat serta pegawai PDAM Tirtanadi. (m28)

Astra Agro Lestari Halal Bihalal MEDAN (Waspada): Jajaran pimpinan dan staf PT.Astra Agro Lestari Tbk Grup menggelar silaturahmi dan halal bihalal dengan insan pers di Hotel Grand Aston, Senin (12/9) malam. H. Topan Mahdi, Dept.Head Public Relations atas nama pimpinan PT. Astra Agro Lestari Grup dalam sambutannya mengatakan, silaturahmi dan halal bihalal ini dilaksanakan untuk meningkatkan hubungan antara pihak PT. Astra Agro Lestari Grup yang bergerak di bidang perkebunan dengan kalangan insan pers di kota Medan. H.Topan Mahdi di dampingi M.Basyir Hasan, CD Area Manager Sumut-Aceh mengharapkan, melalui acara silaturahmi dan halal bihalal ini, bisa saling mengenal. Acara silaturahmi dengan insan pers ini memang baru pertama kali digelar di Medan. Sementara M.Basyir Hasan selaku CD.Area Manager SumutAceh mengharapkan ke depan acara-acara silaturahmi seperti akan lebih ditingkatkan. “Acara silaturahmi dan halal bihalal untuk insan pers Sumatera Utara dan Aceh akan digelar di Medan secara rutin,” katanya. Sedangkan H. Sofyan, Pemimpin Redaksi Harian Analisa atas nama insan pers mengucapkan terima kasih kepada PT.Astra Agro Lestari Grup. “Kami sangat bangga karena acara silaturrahmi dan halal bihalal ini khusus digelar dengan kalangan insan pers di Medan,” ujarnya. (m22)

Asisten Ketataprajaan Setdaprovsu Hasiholan Silaen menegaskan hal itu dalam Rapat Penegasan Batas antara Daerah Kabupaten/Kota Secara Pasti di Lapangan yang dihadiri pejabat terkait se-Sumut di Medan, Rabu (14/9). “Masih cukup banyak permasalahan yang harus ditangani serius terkait batas daerah antara lain di beberapa lokasi di Deliserdang dengan Sergai, Asahan dengan Batubara, Asahan dengan Tanjungbalai, Tapsel dengan Paluta dan lainnya. Begitu juga permasalahan pilar batas utama (PBU) dan pilar batas antara (PBA) masih cukup kompleks,” ujarnya didampingi Kepala Biro Pemerintahan Umum Setdaprovsu H Nouval Makhyar. Hasiholan mengakui, penyelesaian permasalahan ini tidak terlepas dari ketersediaan anggaran yang diharapkan dapat didukung secara komit dan terpadu oleh seluruh kabupaten dan kota bersama provinsi untuk batas antar provinsi. “Namun di luar dana, komitmen bupati dan walikota bersama jajarannya secara tulus dan tidak ditumpangi kepentingan-kepentingan lain untuk duduk bersama merupakan kunci utama penyelesaian batas ini,” ujarnya. Untuk itu dia berpesan, menyikapi batas daerah hendaklah

tetap berpegang pada ketentuan dan peraturan dengan memperhatikan kondisi objektif secara arif di lapangan sehingga tidak perlu saling ngotot. Sebab, tapal batas ini hanya sekedar pengaturan wilayah administrasi, sedangkan koridornya tetap pada tatanan negara kesatuan Republik Indonesia. Hasiholanmenegaskan,batas daerah harus mengacu pada dokumen UU tentang pembentukan daerah beserta lampiran peta wilayah, peraturan pemerintah, peraturan daerah (Perda) tentang pembentukan desa/kelurahan/ kecamatan. Dia mengakui, secara umum penyebab permasalahan batas muncul akibat peta yang menjadi lampiran UU pembentukan daerah otonom belum memiliki spesifikasi teknis yang berlaku. Pembentukan suatu daerah otonom batas wilayahnya hanya secara garis besar dan batas–batas wilayah strata pemerintahan yang akan masuk dalam daerah otonom belum jelas. “Sebagian besar batas daerah wilayah administrasi pemerintahan sebagaimana amanat UU tentang pembentukan daerah belum ditegaskan. Daerah provinsi, kabupaten, kota dan kecamatan, desa/kelurahan belum memiliki batas yang pasti di lapangan secara jelas sehing-

ga sering menimbulkan sengketa antara daerah,” katanya seraya mengemukakan fungsi gubernur dalam penegasan batas daerah kabupaten/kota adalah sebagai fasilitator. Selain itu, di era UU No 22 tahun 1999 direvisi menjadi UU No 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah, permasalahan batas daerah semakin kompleks baik desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/ kota dan provinsi. Faktor–faktor penyebabnya adalah proses pembentukan daerah, batas wilayah tersebut hanya garis besar dan belum jelas, belum ditegaskan batas wilayah sebagaimana amanat UU tentang pembentukan daerah, belum adanya peta yang resmi yang menjadi pegangan dalam penegasan batas daerah serta kurang pro aktif kabupaten/kota dalam menyelesaikan batas daerah. Padahal manfaat batas suatu daerah otonom baik adalah untuk kepastian hukum, penentuan besaran dana alokasi umum, penentuan besaran bagi hasil, daerah mempunyai keputusan yang tetap terhadap batas daerahnya, pelayanan masyarakat akan optimal, tata ruang daerah baik khususnya perbatasan antar daerah dan terhindar dari duplikasi.(m28)

IAIN SU Terima 89 Mahasiswa Asal Malaysia MEDAN (Waspada): Rektor IAIN SU Prof Dr Nur Ahmad Fadhil Lubis, MA menyambut kedatangan 89 mahasiswa asal Malaysia beserta ketua rombongan Dr Anwar bin H. Ralid di Gedung Pusat Bahasa Kampus II IAIN SU, Senin (12/9). Acara tersebut dihadiri Pembantu Rektor (PR) III Prof Dr Lahmuddin, M.Ed, Kepala Biro AUAK Dra Salmawati Hasibuan, Kepala Pusat Bahasa Dr Zainul Fuad, MA dan Dekan Fakultas Syariah Dr Muhammad Jamil, MA dan Drs Sahdin Hasibuan, MA mewakili Dekan Fakultas Dakwah ditandai dengan penyerahan nama-nama lengkap mahasiswa Malaysia oleh Dr Anwar H Ralid kepada Rektor IAIN Prof Dr Nur Ahmad Fadhil Lubis, MA. Menurut Prof Fadhil, di Indonesia perguruan tinggi (PT) yang mendapat mandat dalam ilmu-ilmu keislaman itu banyak sekali hampir di setiap daerah ada, yang khusus mempelajari ilmu-ilmu keislaman dan Sumut salah satu diantaranya. Ada yang berbentuk universitas, institusi seperti IAIN SU dan sekolah tinggi agama di bawah pemerintahan Republik Indonesia baik swasta maupun negeri. “Karena IAIN SU dibiayai negara, makahanyabolehmenerimamahasiswa asing terbatas,” ujarnya. Dia menyebutkan, IAIN SU yang memiliki 4 fakultas yakni Tarbiyah, Syariah, Dakwah dan Ushuluddin telah mengalami perkembangan yang lebih luas tidak hanya sebatas ilmu tafsir, ilmu hadis, tarbiyah dan lainnya, tetapi berkembang dengan ilmu-ilmu yang sekarang diperlukan untuk hidup sukses di

MEDAN (Waspada): Politisi PDI-P dari Komisi C DPRD Medan Hasyim mengakui sosialisasi program KB di kalangan etnis Tionghoa di Kota Medan sangat minim. “Program pemerintah untuk pengendalian kelahiran ini sangat minim sosialisasinya di kalangan etnis Tionghoa. Akan tetapi meski minim sosialisasi, etnis Tionghoa telah memiliki kesadaran yang tinggi untuk memiliki anak dua. Hal ini dikarenakan beban yang sangat besar jika memiliki anak banyak membuat mereka bertahan dengan keluarga kecil, kata Hasyim, Selasa (13/9). Dikatakannya, sebagai warga negara Indonesia yang memiliki hak sama, Pemerintah RI cq BKKBN perlu memberikan sosialisasi tentang program KB di kalangan etnis Tionghoa. “Meski etnis Tionghoa memiliki kesadaran yang cukup tinggi untuk berKB, namun sosialisasi program KB untuk mereka tetap diperlukan,” ujarnya. Saat disinggung tentang sulitnya petugas

penyuluh lapangan KB (PLKB) menembus pemukiman etnis Tionghoa yang terkesan ekslusif, menurutnya, hal itu bukan sebuah alasan. Karena petugas lapangan KB bisa saja berkerjasama dengan pejabat di kelurahan maupun lingkungan untuk mengumpulkan warga Tionghoa mendapatkan sosialisasi Progam KB. Sementara itu Ketua Komisi A DPRD Medan Ilhamsyah mendesak BKKBN untuk lebih gencar melakukan sosialisasi program KB dikalangan etnis Tionghoa. Jika ada pelayanan KB gratis untuk warga kurang mampu harusnya petugas lapangan KB juga mengumpulkan warga-warga Tionghoa yang kurang mampu untuk ikut KB. Sehingga BKKBN terkesan tidak diskriminasi. “Di antara yang kaya, banyak juga warga Tionghoayangkurangmampuyangmemilikianak banyak. Mereka inilah yang perlu mendapat sosialisasi program KB dan kesehatan agar mereka juga bisa hidup layak,” tuturnya. (m30)

17,5 Juta Penderita Jantung Meninggal Setiap Tahun MEDAN (Waspada): Dalam World Economic Forum 2010 dinyatakan, sebanyak 17,5 juta penderita jantung meninggal dunia setiap tahunnya dan 80 persen kasus tersebut terjadi dinegara-negara berkembang seperti Indonesia. Sementara Riset Kesehatan Dasar 2007 menunjukkan, 48,2 persen masyarakat Indonesia masih kurang melakukan aktivitas sehari-hari dan 93,6 persen masyarakat juga kurang mengkonsumsi sayur yang dapat mengurangi resiko penyakit kardiovaskuler. “Karena itu, Federasi Jantung Dunia bekerjasama dengan Badan Kesehatan Dunia dan UNESCO memperingati Hari Jantung Sedunia XI guna menggugah kesadaran masyarakat akan penyakit jantung,” kata Ketua Panitia Hari Jantung Sedunia XI Tingkat Sumut dr. Apsari Diana Kusumastuti, Rabu (14/9). Di Sumut, menurut Apsari, ada beberapa kegiatan yang dilakukan pada Hari Jantung ini, antara lain simposium di Departemen Kar-

diologi USU, Sabtu (17/9); jalan santai yang diikuti 5.000 peserta di Lapangan Merdeka Medan, Minggu (18/9); pemeriksaan kolestrol dan ceramah kesehatan jantung di Kantor Wali Kota Medan, Selasa (20/9); serta lomba pameran foto dengan tema One Home, One World, One Heart, Jumat (23/9). “Puncak peringatan Hari Jantung ini ditandai dengan kegiatan Go Red bertemakan Menjaga Jantung Hatiku yang difokuskan untuk kaum wanita agar mewaspadai bahaya penyakit jantung dan pembuluh darah, Sabtu (24/9),” jelasnya. Sementara, ahli jantung dan pembuluh darah di Medan Prof. dr. Sutomo Kasiman, Sp.PD, Sp.JP(K) menambahkan, melalui tema One Home, One World, One Heart diharapkan penyakit jantung dapat dicegah dan dikendalikan dengan langkah-langkah untuk memperbaiki gaya hidup, pemeriksaan dini dan pengobatan. (h02)

Share Haji Bank Sumut Capai 14,16 Persen MEDAN (Waspada): Share haji Bank Sumut hingga 31 Agustus 2011 tercatat 14,16 persen dari kuota Haji Sumatera Utara yang mencapai 8.234 orang. Jumlah ini terus mengalami peningkatan setiap tahun. Tercatat tahun 2006 share haji Bank Sumut sebesar 2,19 persen atau 176 orang dari kuota Haji Sumut sebanyak 8.050 orang, 2007 sebesar 4,47 persen atau 360 orang dari kuota 8.050 orang, 2008 tercatat sebesar 8,37 persen atau 676 orang dari kuota 8.080 orang, 2009 sebesar 11,23 persen atau 907 orang dari kuota 8.080 orang, 2010 sebesar 13,7 persen atau 1.128 orang dari kuota Sumut 8.234 orang. “Peningkatan haji ini tidak terlepas dari tingginya nasabah Tabungan Haji Makbul Bank Sumutyangmengikutiprogrammanasikhajiyang digelar Bank Sumut, yang berasal dari berbagai daerah kabupaten/kota di Sumut,” ujar Direktur Utama Bank Sumut, Gus Irawan Pasaribu yang didampingi Ketua Manasik Haji Bank Sumut 2011 Edi Azmar dan Kepala Divisi Syariah Bank Sumut Didi Duharsa, pada acara Bank Sumut Talkshow, di Gedung Bank Sumut, Selasa (13/9). Peserta manasik haji berasal dari berbagai daerah seperti Medan, Padang Sidempuan, Lubuk Pakam, Binjai, Pematang Siantar, Sibolga, Tebing Tinggi, Tanjung Balai, Mandailing Natal, Asahan, Langkat, Karo, Labuhan Batu, Labuhan Batu Selatan, Dairi, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah dan Serdang Bedagai.

Gus mengungkapkan, Bank Sumut mengadakan kegiatan manasik haji gratis kepada sekitar 1.300 jamaah calon haji yang akan berangkat tahun 2011 di Asrama Haji Embarkasi Medan tanggal 14-17 September. “Untuk jamaah pria wajib membawa baju koko berwarna putih dan kain ikhram yang akan digunakan pada saat praktik thawaf, sai, dan melontar jumroh. Sedangkan untuk jamaah wanita wajib membawa baju muslimah berwarna putih dan mukena,” tutur Gus. Fasilitas yang akan disediakan Bank Sumut kepada jamaah calon haji untuk mendukung manasik haji di antaranya akomodasi, penginapan dan konsumsi. Disebutkannya, kepada seluruh jamaah haji yang telah melunasi biaya haji melalui Bank Sumut dan telah mendapat kuota keberangkatan haji tahun 1432 H akan memperoleh uang Rial sebesar 100 SAR per orang, jaket, kantongan baru, tas ransel dan payung. Sejak tahun 2004 Bank Sumut ditetapkan sebagai salah satu bank penerima setoran biaya penyelenggaraan ibadah haji. Hingga posisi 31 Agustus 2011, jumlah penabung Tabungan Haji Makbul Bank Sumut tercatat 15.193 penabung. “Bank Sumut menggarap pasar calon jamaah haji karena masih memiliki potensi pasar yang cukup besar, di mana jumlah penduduk Sumut yang beragama Islam mencapai 8 juta orang,” katanya. (m28)

Waspada/Sugiarto

KETUA rombongan mahasiswa Malaysia Dr Anwar bin H Ralid (tengah) foto bersama dengan Rektor IAIN-SU beserta jajarannya usai menyerahkan nama-nama mahasiswa asal Malaysia yang akan belajar di Perguruan Tinggi Negeri Islam di Sumut tersebut, Senin (12/9). masa depan, seperti program studi ekonomi syariah, konselling, komunikasi dan lainnya mulai dari tingkat Diploma sampai tingkat Sarjana (S1), Pasca Sarjana (S2) dan Program Doktor (S3). Dia berharap kepada mahasiswa asal Malaysia agar lebih mengenal IAIN SU khususnya dan Indonesia umumnya lebih jauh karena telah menjadi keluarga besar IAIN SU. “Karena kita berasal dari rumpun bangsa yang sama jadi sebenarnya tidak ada perbedaan kultural yang menyebabkan cultural shock, hanya mungkin ada sedikit perbedaan bahasa dan budaya yang harus dipahami disini,” katanya.

Sementara ketua rombongan mahasiswa Malaysia Dr Anwar bin H. Ralid menyampaikan rasa bangga dan terima kasih yang sebesar-besarnya serta salam dari warga Malaysia karena telah berbesar hati menerima mahasiswa Malaysia dengan sangat luar biasa. Sedangkan PR III IAIN SU Prof Dr Lahmuddin, M.Ed mengatakan, mahasiswa Malaysia diterima di IAIN SU terbagi pada masing-masing fakultas yang ada di IAIN SU. “Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin banyak negara yang mengirimkan mahasiswanya ke Indonesia, itu berarti pendidikan di Indonesia semakin bagus,” ujarnya.(m41)

Waspada/Ist

DIRUT Bank Sumut, Gus Irawan Pasaribu didampingi Ketua Manasik Haji, Edi Azmar dan Kepala Divisi Syariah, Didi Duharsya pada acara talkshow di gedung Bank Sumut, Selasa (13/9).


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.