Waspada, Kamis 15 September 2011

Page 24

Aceh

B10

WASPADA Kamis 15 September 2011

Satu Jam Hujan, Kota Idi Tergenang

Kios Relokasi Pedagang Keripik Ditinggal Pedagang BIREUEN (Waspada) : Kios yang dibangun Pemkab Bireuen melalui Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM untuk relokasi pedagang keripik di kawasan Cot Gapu banyak yang sudah ditinggal pedagangnya sendiri. Bahkan, sebagian dari bangunan di pinggir jalan lintas Medan-Banda Aceh itu mulai ditumbuhi rumput liar. Bangunan dibangun dengan anggaran sekira Rp1,3 miliar itu kini banyak yang beralih fungsi. Pantauan, Rabu (14/9), sejumlah kios sudah ditempati pedagang buah-buahan dan sebagian lainnya kosong dan sudah ditumbuhi rumput. Efendi, pedagang yang sebelumnya menampati kios relokasi tersebut mengatakan, dia terpaksa meninggalkan kios relokasi tersebut karena dagangannya kurang laku. Menurutnya, lokasi kios yang terletak di sebelah timur Kantor Bupati Bireuen tersebut tidak strategis, apalagi posisinya terletak pada sisi jalan yang menikung. “Barangkali pelintas malas mampir, mungkin juga lokasi ini dinilai rawan kecelakaan jika memarkirkan kendaraan mereka untuk belanja,” pungkasnya. (cb03)

IDI (Waspada): Hanya satu jam diguyur hujan, jalanan di pusat pasar di Kota Idi, Kabupaten Aceh Timur, digenangi air di dalam lubangan hingga menyerupai kubangan kerbau. Kondisi tersebut telah terjadi bertahun-tahun. Meski demikian Pemkab setempat dan instansi terkait hingga kini belum ada tandatanda akan memperbaiki jalan tersebut. “Kita sangat menyayangkan sikap pemerintah yang terkesan tutup mata dan membiarkan jalan rusak, padahal kondisi jalan pusat perkotaan sudah tergolong parah,” ujar Ibrahim, 34, pedagang di daerah itu, Rabu (14/9) di Kota Idi. Menurut dia, ruas jalan perkotaan mulai sejak tiga tahun yang silam. Sejumlah titik juga terlihat bergelombang dan berlubang, sehingga di saat hujan kegenangan tak bisa dielakkan. Pengguna jalan yang turun dari berbagai pelosok di Kota Idi kerap menyesalkan sikap instansi terkait yang tidak peduli dengan kondisi transportasi di Kota Idi. “Warga kesal, karena kerikil tajam pecahan dari aspal bertaburan di atas badan jalan,

Prof Ali Hasymi Ditabalkan Nama Jalan Di Subulussalam SUBULUSSALAM (Waspada) : Pada peringatan Hari Jadi ke49 Kota Subulussalam, Rabu (14/9) di Lapangan Beringin Subulussalam, nama Prof Ali Hasymi ditabalkan menjadi nama jalan menuju pendopo kantor wali kota setempat. “Izinkan saya menabalkan nama Prof Ali Hasymi menjadi nama jalan ke Pendopo Wali Kota Subulussalam,” ujar Merah Sakti d iakhir amanatnya memastikan ‘Subulussalam’ adalah nama pengganti ‘Bandar Baru’ yang diresmikan mantan Gubernur Aceh itu, 14 September 1962. Peringatan bertema ‘dengan semangat hari jadi Subulussalam kita tingkatkan solidaritas kepedulian dan saling berbagi rasa demi kemajuan Kota Subulussalam. Acara diawali pembacaan alquran, shalawat badar dan diakhiri doa setelah diselingi lagu Indonesia Raya. Selaku Irup, dalam amanatnya Sakti mengajak masyarakat daerah ini agar memperbanyak sujud dan syukur kepada Allah SWT serta menginstropeksi diri, terlebih dengan bencana gempa bumi yang melanda daerah ini, pekan silam. Soal penetapan Hari Jadi Subulussalam tanggal 14 September, Sakti menyebutkan kalau kesepakatan itu merupakan hasil seminar ICMI Subulussalam pada 2010. Menyampaikan amanat bercampur haru dan sedih mengenang gempa pekan silam, Sakti menyampaikan apresiasi kepada sejumlah nama yang dinilai memiliki andil mewujudkan Pemko Subulussalam, 2007. Usai peringatan, digelar laga eksebisi badminton di gedung serba guna Setdako menyusul malam harinya acara wirid yasin bersama di PendopoWali Kota Subulussalam Jalan Prof Ali Hasymi yang baru ditabalkan. (b33)

Konstruksi Bangunan Akbid MBP Subulussalam Jadi Sorotan SUBULUSSALAM (Waspada): Sejumlah anggota DPRK minta Pemda Subulussalam tinjau ulang Bangunan Akbid Medica Bakti Persada (MBP) jalan Cut Adam Kamil Subulussalam. Pasalnya, reruntuhan tembak layar bangunan yang menewaskan seorang warga di dalam rumah yang posisinya persis sebatas bangunan itu pada gempa berkekuatan 6,7 SR, dua pekan silam menjadi salah satu bukti kalau ada yang tidak beres terhadap konstruksi bangunan itu. Pemda setempat pun diingatkan harus proaktif melihat persoalan itu karena pada gempa tahun lalu, reruntuhan bangunan itu juga mencederai seorang siswi terkait. Permintaan itu disampaikan H Ansari Idrus Sambo, Ketua Komisi D DPRK Subulussalam didampingi Ketua Komisi B Netap Ginting dan Ketua Komisi C Hj Mariani Harahap kepada Waspada, Selasa (13/9). Menurut Ansari, tembok layar bangunan yang ditengarai tidak menggunakan besi itu harus dirubuhkan untuk mengantisipasi kejadian serupa. Bahkan Netap minta dinas terkait mempelajari dan meninjau ulang Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Akbid di sana. “Jika memang IMB-nya tidak ada, ya dirubuhkan saja, jangan nanti setiap terjadi gempa ada saja yang jadi korban lantaran reruntuhan bangunan itu,” tegas Netap diamini Ansari dan Mariani Harahap. Seperti berita harian ini, reruntuhan tembok layar bangunan Akbid itu, Selasa dua pekan silam telah menimpa rumah di sebelah timur bangunan itu dan menewaskan bocah berusia 10 tahun, Dediansyah alias Chok Abang. (b33)

Penataan Pasar Samudera Perlu Untuk Selamatkan PKL SAMUDERA (Waspada) : Setelah menerima keluhan pedagang kaki lima (PKL) Pasar Geudong, DPRK Aceh Utara meninjau langsung lokasi pasar di kecamatan bekas Kerajaan Samudera Pase, Selasa (13/9). Di kecamatan bersejaharah tersebut, Komisi D dan Komisi B DPRK Aceh Utara menemukan penataan pasar yang kurang tertib. Dewan menilai pemerintah harus segera melakukan penataan kembali. Di antaranya, penempatan pedagang untuk menyelamatkan pedagang kaki lima yang terancam tergusur. Pembangunan jalan akses sekitar terminal dan penataan sungai di sekitar pasar yang ditumbuhi semak nipah. Seperti diberitakan sebelumnya, 78 PKL mengaku diintimidasi karena tidak bersedia pindah dari Pusat Pasar Geudong. Namun mereka akan pindah bila disediakan tempat yang layak untuk mencari nafkah. Menyikapi permintaan para pedagang, DPRK bersama sejumlah dinas terkait turun langsung ke Samudera. “Kesimpulannya, kita akan segera membangun lokasi yang layak di samping terminal untuk para pedagang kaki lima,” jelas Wakil Ketua Komisi D Abdul Hadi Zainal. Selain itu juga akan dibangun jalur akses dan fasilitas umum lainnya. Setelah pembangunan tersebut, politisi Partai Aceh (PA) ini menilai para pedagang buah yang saat ini terpaksa berjualan di luar pasar juga bisa bergabung dengan PKL di dekat terminal. Wakil Ketua DPRK Aceh Utara Misbahul Munir menegaskan bila kebutuhan relokasi PKL mendesak, bisa dilakukan melalui anggaran mendahului. Ketua PKL Geudong, Bustami mengharapkan janji wakil rakyat kepada pedagang kecil segera direalisasikan. Dia bersama para pedagang lainnya juga meminta sebelum tempat relokasi dibangun, mereka bisa berjualan di lokasi biasa di pusat pertokoan tanpa intimidasi pihak manapun. (b17)

Penerbangan Di Bandara SIM Banda Aceh Tiba (flight, asal, waktu) Garuda Indonesia

Berangkat (flight, tujuan, waktu)

GA 146 Jakarta/Medan

15:45

GA 147 Medan/Jakarta

16:20

Y6 537 Medan

19:15

Y6 538 Medan

07:30

JT 304 Jakarta JT 396 Jakarta/Medan

11:35 20:00

JT 397 Medan/Jakarta JT 307 Jakarta

06:40 12:15

SJ 010 Jakarta/Medan

12:55

SJ 011 Medan/Jakarta

13:25

AK 305 Kuala Lumpur *

12:20

AK 306 Kuala Lumpur*

12:45

FY 3401 Penang **

14:10

FY3400 Penang **

14:30

Batavia Air Lion Air

Sriwijaya Air Air Asia Fire Fly

* Setiap Senin, Rabu , Jumat dan Minggu. ** Setiap Selasa, Kamis dan Minggu.

Waspada/Muhammad H Ishak

BEBERAPA pengguna jalan tampak melintasi jalan di salah satu sudut Kota Idi, Kab. Aceh Timur, yang tergenang akibat hujan, Rabu (14/9).

Sidang Bobolnya Rp220 M Kas Pemkab Aceh Utara

Wabup Akui Teken Cek Atas Perintah Bupati BANDA ACEH (Waspada): Terdakwa Syarifuddin,SE Wakil Bupati Aceh Utara, mengaku pernah menandatangani cek senilai Rp220 miliar untuk dicairkan pada Bank Mandiri Jelambar, Jakarta, atas perintah Bupati Aceh Utara, Ilyas Hamid (Terdakwa 1). “Memang cek senilai Rp220 M saya yang tandatangani atas perintah bupati, untuk dibawa ke Jakarta, karena saat itu bupati berada di Jakarta,” ungkap Syarifuddin, atas pertanyaan hakim, ketika menanggapi keterangan saksi Suryani, dalam sidang lanjutan bobolnya Rp220 M dana Kas Pemkab Aceh Utara, Rabu (14/9). Dalam sidang bobolnya Kas Pemkab Aceh Utara, itu majelis hakim mulai memeriksa keterangan saksi. Jaksa menghadirkan tiga orang saksi yang memberatkan para terdakwa. Ketiga saksi itu masing-masing, saksi Suryani, staf kuasa Bendahara Umum Daerah (BUD) Kabupaten Aceh Utara, Hamdani, SE, Kabid Perbendaharaan pada Dinas DPPAKD Aceh Utara dan saksi M Nasir, S.Sos Kabid Anggaran pada Dinas DPPKAD Aceh Utara. Saksi Suryani yang diperiksa pertama di bawah sumpah mengatakan, saksi pernah diperiksa penyidik dua kali soal bobolnya Rp220 M kas Pemkab Aceh Utara, karena waktu itu saksi mengetahui pembukuan keuangannya. Selain itu, dari laporan keuangan uang itu tidak ada lagi dalam kas Pemkab Aceh Utara, pada hal uang itu belum

terpakai. Kata saksi, ia mengetahui tiga bulan kemudian setelah menerima Warkat dari Bank Mandiri Jelambar Jakarta, bahwa uang sejumlah itu telah didepositokan dan setelah terjadi pencairan uang senilai Rp220 M, tidak ada masuk ke Kas Pemkab Pemkab Aceh Utara. Sedangkan siapa yang mencairkan uang itu, saksi tidak mengetahuinya, papar Suryani. Secara kronologis, saksi bercerita, mulanya dana Silpa tahun 2008, disimpan di Bank BPD Aceh Lhokseumawe dalam bentuk deposito sebesar Rp225 miliar. Kemudian atas perintah Bupati Ilyas Hamid, pada 2009 dimutasi ke Bank Mandiri Lhokseumawe dalam bentuk Giro sebesar Rp220 M. Sedangkan sisanya sebesar Rp 5M masih disimpan di Bank BPD Aceh, tuturnya. Terakhir, sebut saksi, uang itu beralih ke Bank Mandiri Jelambar, Jakarta. Saksi pernah lihat cek pencairan dana Rp220 M dari Giro Bank Mandiri Lhokseumawe, yang waktu itu baru satu orang yang tandatangani Pak Hamdani (BUD), sedangkan bupati pada waktu itu tidak ada di tempat, sehingga cek itu saksi simpan di brankas. Dikatakan saksi, pada sore hari (2/2-2009) saksi ambil cek tersebut dan menyerahkan kepada M Nasir saat itu kuasa BUD. Oleh M Nasir cek itu diserahkan lagi kepada Zulkifli (dari Dinas Pengairan) untuk dibawa ke Jakarta, untuk ditandatangani bupati. Tepatnya, 6 Februari 2009, saksi menerima warkat deposito melalui Hamdani yang diberikan Bank Mandiri Jelambar, Jakarta sebanyak tujuh lembar (satu di antaranya warkat itu palsu) dengan jumlah total

Rp220 miliar, yang jangka waktu depositonya selama tiga bulan. Kemudian saksi tanya sisa uang sebesar Rp20 M lagi kemana? saksi Hamdani jawab, akan saya tanyakan nanti dengan Wakil Bupati, tutur Suryani, dengan lancar memberikan kesaksiannya. Pada bagian lain keterangannya, saksi menyebutkan, bunga deposito di bank Mandiri Jelambar 10,5 persen. Selama tiga bulan ditempatkan disitu, Pemkab Aceh Utara sempat menerima bunga selama tiga bulan Rp5,6 Miliar. Saksi tidak tahu bunga-bunga yang diperoleh dari Bank Mandiri Jelambar dibagi-bagi kepada pihak lain. Saksi tidak mengetahui ke mana uang Rp220 M setelah dicairkan dan siapa yang mencairkannya. Begitu juga saksi tidak tahu, apakah dibenarkan pemindahan dana dari Bank Mandiri Lhokseumawe ke Bank Mandiri Jelambar, Jakarta. Namun, saksi tahu, ada surat bupati yang ditujukan kepada Bank BPD Aceh Lhokseumawe, yang minta ditransper ke giro Bank Mandiri Lhokseumawe. Atas keterangan saksi ini, terdakwa Ilyas Hamid membantah bahwa ada perintah darinya untuk membawa cek ke Jakarta untuk ditandatanganinya. “Perintah dari saya bawa cek ke Jakarta, itu tidak benar,” tuturnya. Sampai berita ini dikirim, dua orang saksi lainnya masingmasing, saksi Hamdani dan M Nasir masih diperiksa majelis hakim. Pada kesempatan itu, majelis hakim diketuai M Arsyad Sundusin, sempat menegur terdakwa II (Syarifuddin, SE), agar datang sidang tepat pada waktu. Sidang agenda pemeriksaan saksi, itu sempat molor 1,5 jam dari jadwal. (b06)

Ayah Bejat Nodai Anak Sendiri Tersangka Juga Menyimpan Pistol Rakitan Dan Amunisi LHOKSUKON, Aceh Utara (Waspada): Abdul Gani, 60, warga Desa Buket Selamat, Kec. Cot Girek, Aceh Utara, Selasa (13/9) petang, ditahan di Mapolres Aceh Utara, Lhoksukon. Pria gaek itu diciduk atas sangkaan menodai anak kandungnya sendiri, sekaligus menyimpan sepucuk senjata api rakitan, jenis pistol FN. “Dia diciduk saat sedang bersantai di sebuah warung kopi di Desa Buket Selamat, Selasa (13/9) sekira pukul 18:00. Sementara FN rakitan plus 3 butir amunisi aktif, ditemukan petugas di bawah kolong tempat tidurnya, tak lama setelah tersangka ditangkap,” kata Kapolres Aceh Utara, AKBP Farid BE, kepada Waspada, Rabu (14/9). Kapolres menambahkan, polisi awalnya menerima laporan dari puteri tersangka, sebut saja Mawar, 16, yang mengaku dinodai dan diancam bunuh oleh tersangka, 2010 lalu. Laporan ini kemudian dikembangkan intensif oleh Sat Intel Polres Aceh Utara, hingga akhirnya diketahui tersangka Abdul Gani juga menyimpan sepucuk senpi rakitan jenis FN. “Tersangka mengaku senjata itu titipan temannya yang dititip tahun 2000 lalu. Dia juga mengaku tidak pernah menggunakan senpi itu untuk hal apapun. Meski demikian, kita

Waspada/Musyawir

TERSANGKA menodai anak kandung sendiri, Abdul Gani (tengah) memperlihatkan pistol FN rakitan di Mapolres Aceh Utara, Rabu (14/9) siang. tak percaya begitu saja. Kasus ini akan terus kita dalami sampai tuntas,” imbuh AKBP Farid BE. Khusus mengenai kasus pemerkosaan, lanjut Kapolres, tersangka Abdul Gani memperkosa Mawar sebanyak dua kali saat korban sedang memasak di dapur rumahnya, tahun 2010 lalu. Seusai melampiaskan nafsu bejatnya, tersangka menyuruh korban bungkam dan mengancam membunuhnya jika ia berani buka mulut. “Belakangan ini, ancaman tersangka semakin parah. Bahkan tersangka mengancam

akan membunuh seluruh anggota keluarganya jika Mawar berani membocorkan kasus pemerkosaan itu ke orang lain. Karena tak tahan terus-terusan diancam, korban akhirnya mengadu ke polisi,” tandas AKBP Farid BE didampingi Kasat Intel Ipda I Ketut Supriatnha, dan KBO Reskrim Aiptu Rifad. Sementara tersangka Abdul Gani yang diwawancara terpisah mengakui telah memperkosa anaknya sendiri tahun 2010 lalu. “Saya khilaf. Saya memperkosanya sebanyak dua kali pada malam hari,”katanya, singkat.(cmus)

sehingga tidak sedikit ban kendaraannya khususnya roda dua bocor. Ada juga yang terjadi kecelakaan akibat mengelak lubang yang menyangka di atas badan jalan,” sebut Azhari, 35, warga di Kota Idi seraya mengharapkan, tahun ini pemerintah memperbaiki jalan perkotaan, sehingga tata ruang terlihat rapi. Bupati Aceh Timur Muslim Hasballah melalui Camat Idi Rayeuk, Zulkhaidir mengaku, kondisi jalan dan saluran pembuangan sudah diusulkan ke Dinas Pekerjaan Umum (PU). Namun instansi terkait hingga kini belum mengabulkannya dengan alasan minimnya anggaran yang tersedia dalam APBK. “Memang benar hampir semua sudut digenangi air saat hujan, tapi kita sudah usulkan seluruh jalan di Kota Idi. Mudah-mudahan 2012 anggarannya dikucurkan. Jikapun tidak ada, maka kita tidak bisa berbuat banyak,” sebut Zulkhaidir seraya meminta masyarakat bersabar dalam menunggu pembangunan pemerintah. (cmad)

Warga Minta Jalan Dusun Diaspal REDELONG (Waspada) : Warga Kampung Singah Mulo, Dusun Sara Pakat, Kecamatan Pintu Rime Gayo, Kabupaten Bener Meriah meminta jalan menuju dusunnya diaspal. Permintaan tersebut sangat mendesak karena jalan menuju dusun itu rusak parah. Sahdan, warga Dusun Sara Pakat, Kampung Singah Mulo mengatakan, Rabu (14/9), seharusnya pihak fasilitator PNPM dan aparat kecamatan memprioritaskan pembangunan ke tempat yang lebih penting. “Dusun kami membutuhkan jalan tersebut, karena setiap musim hujan becek, kalau musim kemarau berdebu. Kami harapkan aparat terkait mau mendengarkan aspirasi ini,” sebut Sahdan. Sekretaris Camat Pintu Rime Gayo Razali mengatakan, untuk penetapan ruas jalan yang akan dibangun Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) semuanya melibatkan masyarakat dari perwakilan kampong. Salah satunya pembangunan jalan menggunakan dana PNPM tersebut juga ada ruas titik jalan Kampung Singah Mulo, namun bukan jalan ke Dusun Sara Pakat. “Sekali lagi kami tegaskan itu hasil musyawarah tokoh masyarakat. Kalau kami paksakan satu titik lagi dima-

sukkan ke Dusun Sara Pakat berarti ada dua titik jalan di Kampun g Singah Mulo. Maka akan timbul protes dari penduduk kampong lain,” ucap Sekcam Razali. Disebutkan Razali, agar masyarakat bersabar, karena dana PNPM dari pusat tersebut terbatas. Untuk daerah lainnya agar bersabar. “Kami juga sudah memberikan solusi untuk ruas jalan Dusun Sara Pakat tersebut, dengan menggunakan dana BKPG dari provinsi senilai Rp50 juta. Kami harap warga dusun tersebut jangan hawatir,” ungkap Razali. Untuk 16 Kampung Dijelaskan Sekretaris Camat Pintu Rime Gayo, untuk daerah kecamatan tersebut mendapat dana Rp3 miliar guna pembangunan sarana fisik dan sebagian kecil untuk simpan pinjam. “Rp2,3 miliar dari pusat atau APBN dan dana pendamping dari APBD Rp600 juta,” kata Razali. Sedangkan pembangunan pisik terdapat di 16 kampung, terdiri dari Kampung Pantan Lah, Perdamaian, Taman Firdaus, Simpang Lancang, Bintang Berangun, Alur Cincin, Singah Mulo, Musara Pakat, Negeri Antara, Belang Rakal, Ulu Naron, Bener Meriah, Weh Porak, Belang Ara, Pancar Jelobok dan Musara 58. (cb04)

Warga Lingkungan Pelabuhan Krueng Geukueh Tuntut Pekerjaan LHOKSEUMAWE (Waspada) :Warga lingkungan Pelabuhan Umum Krueng Geukueh, Aceh Utara kembali menuntut pekerjaan sebagai buruh bongkar muat. Tuntutan mereka sebelumnya di Pendopo bupati tidak terpenuhi, karena jumlah buruh di pelabuhan tersebut melebihi kapasitas, Rabu (14/9). Kendati buruh bongkar muat di pelabuhan melebihi kapasitas pelabuhan kelas-III tersebut, namun ratusan warga sekitar masih menuntut pekerjaan sebagai tenaga buruh bongkar muat (TKBM). “Aktivitas pelabuhan sepi, buruh yang sudah ada harus antre bekerja enam bulan sekali,” jelas Kepala Kantor Administrasi Pelabuhan (Adpel) Pelabuhan Umum Krueng Geukueh, Agus. Beberapa bulan lalu, ratusan warga mendatangi pendopo Bupai Aceh Utara menuntut pekerjaan di pelabuhan. Bupati Ilyas A Hamid menegaskan, maksimal 100 orang akan diterima sebagai buruh. “Sesuai dengan hasil pertemuan di pendopo, maksimal 100 orang diterima,” jelas Kadis Perindustrian Aceh Utara Mehrabsyah yang ikut hadir di kantor Adpel mewakili Pemkab Aceh Utara. Akan tetapi, jumlah TKBM PU Krueng

Geukueh saat ini mencapai 600 orang, sehingga koperasi yang menangani tenaga kerja ke pelabuhan itu hanya bisa menerima 35 orang. Oleh sebab itu puluhan warga lingkungan lainnya mrenuntut kembali, agar bisa bekerja sebagai TKBM. “Untuk menambah sampai 100 seorang tidak mungkin, karena jumlah buruh yang ada sudah terlalu banyak,” tegas Ketua Koperasi TKBM, Syarifuddin. Selain itu, penambahan buruh baru, menurutnya, juga tidak efektif karena belum memiliki keahlian di bidang bongkar muat pelabuhan. “Buruh yang memiliki skill saja harus antre sampai enam bulan karena kurangnya pekerjaan,” tambah Syarifuddin. Untuk mendapatkan solusi, Adpel Lhokseumawe memfasilitasi pertemuan antara warga dengan koperasi TKBM. Dalam pertemuan itu, warga berkeras 100 orang dari mereka harus mendapatkan pekerjaan. Sementara, pihak koperasi tidak berani menerima karena buruh yang sudah ada melebihi kapasitas pelabuhan. Sampai berakhirnya rapat, tidak berhasil ditemukan sebuah solusi. (b17)

Guru Pengajian Mengungsi

IKAMPAS Kecam Perusakan Aset Yayasan NISTARA, Aceh Utara (Waspada) : Pimpinan Yayasan Ruhul Islam/guru pengajian di Dusun Sp Rambong, Gampong Seumirah, Kec. Nisam Antara (Nistara), Aceh Utara, Tgk Abubakar mengungsi ke Lhokseumawe karena ketakutan. “Saya takut terhadap kemungkinan tindakan kekerasan dari oknum warga, pasca aksi bongkar paksa dua unit Balai Pengajian (BP) di kompleks yayasan pekan lalu. “Dua bulan sebelumnya, diduga oknum yang sama merusak papan nama (plank) yayasan,” ungkap Tgk Abubakar di Lhokseumawe, Selasa (13/9). “Sekarang, istri dan anak-anak saya berlindung di bangunan lusuh (bilik santri) pada salah satu pojok kompleks yayasan dalam kegelapan, karena saat aksi bongkar paksa dua unit BP, para pelaku ikut merusak jaringan listrik. Saya sendiri, sekarang mengungsi di rumah famili di Gampong Blang Pulo, Kec Muara Satu, Pemerin-

tahan kota (Pemko) Lhokseumawe,” katanya. Menurut Tgk Abubakar, tindakan anarkis terhadap bangunan yayasan dan dirinya disinyalir berlatar belakang politis, karena dirinya setuju terhadap kebijakan Pemilukada di Aceh yang membenarkan sistem independen (balon/ calon perseorangan. Ketua Ikatan Muda Muslim Pase (IKAMPAS) Aceh Utara Hasanuddin alias Tgk Jambei, Selasa (13/9) di Lhokseumawe mengatakan IKAMPAS Aceh Utara mengutuk tindakan anarkis yang dilakukan oknum-oknum warga yang alergi independen tersebut. “Kepada penegak hukum kami berharap, supaya dapat menuntaskan kasus ini sampai ke pengadilan, sehingga publik dapat mengikuti jalannya persidangan, mengetahui kronologis dan latar belakang aksi kekerasan ini terjadi,” ujar Hasanuddin alias Tgk Jambei. (b10)

Warga Temukan Bayi Di Emperan Toko BIREUEN (Waspada) : Warga Desa Meunasah Reudeup, Kecamatan Pandrah, Kabupaten Bireuen, M Yusuf, 55, menemukan sesosok bayi laki-laki di emperan salah satu toko di desanya, Selasa (13/9) sekira pukul 22:00. Diduga, bayi tersebut adalah hasil hubungan gelap orangtuanya. Kepala Desa Meunasah Reudeup, Feri di Puskesmas Pandrah, Rabu (14/9) mengatakan, penemuan bayi tersebut ketika M. Yusuf melewati kawasan itu mendengar suara tangisan bayi. Kemudian M. Yusuf melapurkan hal ini ke polisi. Sejumlah personil polisi dari Mapolsek Pandrah mendatangi lokasi yang berjarak sekira 300 meter bersama beberapa warga setempat. “Ternyata ditemukan bayi sedang menangis dengan tubuh berbalut kain. Mungkin sengaja diletakkan di sini supaya diambil warga,” jelasnya seraya menyebutkan, kemudian bayi tersebut

diantar ke Puskesmas setempat. Warga lainnya, Sulaiman mengaku melihat mobil pribadi jenis sedan berhenti dekat lokasi temuan bayi. “Mobil itu datang dari arah barat (Banda Aceh) dan sesaat kemudian kembali meluncur kea rah barat lagi,” terang Sulaiman. Diperkirakan, sebelum membuang bayi di lokasi tersebut, pelaku telah mengelilingi Keude Pandrah untuk mencari lokasi yang aman. Pasalnya, beberapa warga menemukan kain dan popok bayi berlumur darah yang masih segar di ujung jembatan Pandrah yanag tidak jauh dari lokasi ditemukan bayi. Informasi dari petugas Medis di Puskesmas Pandrah mengatakan, bayi yang ditemukan itu beratnya 3 kilogram dan tinggi badan sekira 30 sentimeter. Diduga bayi tersebut lahir beberapa jam sebelum ditemukan warga. “Tali pusarnya masih basah,” terang petugas medis itu. (cb03)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.