Waspada, Jumat 8 April 2011

Page 6

Medan Metropolitan

A4

WASPADA Jumat 8 April 2011

PKS Curigai Penekanan Terhadap Gatot MEDAN (Waspada): Meski sikap sembilan pimpinan fraksi di DPRD Sumut belum melunak terhadap Pj Gubsu Gatot Pujonugroho, namun pimpinan dewan menganggap persoalan disharmoni Gatot-Syamsul sudah selesai. Sedangkan bagi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) gejolak tersebut dicurigai sebagai penekanan terhadap Gatot. Kemarin, Waspada berbicara dengan sejumlah anggota dewan. Di antaranya Wakil Ketua DPRD Kamaluddin Harahap dan Ketua Fraksi Partai Golkar (FPG) Hardi Mulyono. Sebelumnya, Waspada juga berbicara dengan Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) Hidayatullah. Lewat telepon selular, Waspada mempertanyakan sikap pimpinan sembilan fraksi yang sangat keras terhadap Pj Gubsu. Salah satunya pimpinan fraksi memboikot pertemuan silaturahim Pj Gubsu di gedung dewan Jumat minggu lalu. Kesannya, pimpinan sembilan fraksi bukan mendamaikan konflik Syamsul Arifin dengan Gatot Pujonugroho malah membawa konflik itu ke lembaga dewan. Hardi Mulyono membantah sinyalemen itu. Sebaliknya, para pimpinan fraksi berkeinginan agar kedua pejabat itu

menghilangkan kesan disharmoni diantara mereka. Kata Hardi, ada dua hal yang dituntut pimpinan fraksi-fraksi kepada Gatot Pujonugroho, yakni menghilangkan disharmoninya dengan Syamsul Arifin. Caranya dengan Gatot mendatangiSyamsulArifin.‘’Yang kedua kita ingin Pj Gubsu tidak membuat resah SKPD,’’ kata Hardi. Berbagai upaya, lanjutnya, telah ditempuh pimpinan fraksi untuk menyatukan kembali kedua tokoh ini. Mereka sudah berkali-kali menemui Syamsul Arifin, juga sudah bertemu dengan Dirjen Otda Depdagri. ‘’Kita juga sudah berusaha menemui Gatot untuk berdiskusi, tapi belum direspon,’’ tambah Hardi. Kamaluddin Harahap menambahkan sudah tidak ada lagi disharmoni antara Syamsul Arifin dengan Gatot Pujonu-

groho dalam konteks penyelenggaraan pemerintahan di Sumut. Katanya, begitu Gatot menerima SK tentang Pj Gubsu harusnya saat itu pula disharmoni berakhir. ‘’Kalau disharmoni dalam konteks perasaan, saya tidak tahu,’’ katanya. Karenanya, Kamaluddin Harahap meminta semua pihak untuk mengakhiri polemik ini. ‘’Sudahlah... itu sudah selesai. Ke depan bagaimana kita mendorong agar pemerintahaan berjalan efeksif. Kalau terus begini, kasihan rakyat,’’ katanya. Ketua FPG Hardi Mulyono, menyebutkan disharmoni Syamsul-Gatot belum selesai. Karena Syamsul Arifin, belum diberhentikan secara penuh sebagai Gubsu. Penghentiannya masih sementara. Potensi disharmoni keduanya ke depan masih sangat mugkin terjadi. ‘’Gubsu masih non aktif. Kalau nanti dia diputuskan tidak bersalah bagaimana? Makanya, sejak sekarang kita berharap Gatot mengakhir disharmoninya. Ada sesuatu di balik penekanan Sebelumnya, Ketua FPKS Hidayatullah kepada Waspada mencurigai ada sesuatu di balik ‘penekanan’ pimpinan fraksi kepada Pj Gubsu. Dia menduga

sikap itu muncul karena keresahan sejumlah kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Kata Hidayatullah, aneh rasanya kalau pernyataan Pj Gubsu yang menyatakan akan mengevaluasi SKPD ditanggapi negatif. Padahal itu merupakan sesuatu yang lumrah. Disebutkan Hidayatullah, selama ini Gatot, tidak pernah terlibat dalam pengambilan keputusan di internal. Karenanya sangat wajar kalau ke depan dia melakukan evaluasi untuk mengukur keberhasilan kerja jajarannya. ‘’Lalu, apanya yang aneh,’’ kata Hidayatullah. Seperti disebutkan Pj Gubsu di media, menurut Hidayatullah, evaluasi yang akan dilakukan Gatot sangat terukur, yakni dengan berpedoman pada serapan APBD. Dia menyarankan, seyogianya evaluasi dilakukan per triwulan. Dewan saja, kata Hidayatullah, selalu melakukan evaluasi terhadap SKPD. Tidak jarang terjadi, hasil rapat dengar pendapat dengan mitra kerjanya, dewan mengeluarkan rekomendasi peberhentian SKPD karena dinilai tidak berhasil. ‘’Jadi, mengapa Plt Gubsu yang akan melakukan evaluasi tidak boleh. Aneh…,’’ kata Hidayatullah. (m12)

Sembilan Fraksi Kekanak-kanakan MEDAN (Waspada): Aktivis Forum Aktivis 98 Sumut menyesalkan reaksi berlebihan dan kekanak-kanakan 9 Fraksi DPRDSU terhadap kebijakan Pj Gubsu yang mengevaluasi menyeluruh proses rekrutmen dan kinerja SKPD yang tidak sesuai prosedur dan menghambat proses pembangunan. ‘’Alasan Pj Gubernur harus berkoordinasi dengan Syamsul Arifin dan alasan tidak mempunyai wewenang mengganti SKPD sarat dengan muatan politis, mengada-ada,” kata Ketua Forum Aktivis 98 Sumut Muhammad Ikhyar Velayati Harahap, Rabu (6/4), dalam acara diskusi bulanan Forum Aktivis 98 dengan tema: “Peran Serta Masyarakat Dalam Mendukung Pemerintahan Bersih Di Sumut” di Jalan Rakyat. Katanya, kalau melihat teks

dan subtansi dari UU 32 tahun 2004 pasal 31 sebagai landasan dalam menjalankan roda pemerintahan daerah, terlihat jelas bagaimana posisi, tugas, wewenang serta kewajiban seorang wakil kepala daerah yang menggantikan posisi gubernur apabila menjadi terdakwa kasus korupsi. Kemudian, pasal 34 ayat 1 dan 2 dijelaskan bahwa wakil gubernur yang menggantikan kepala daerah yang sedang dalam posisi sebagai tersangka kasus korupsi, maka wakil gubernur tersebut harus melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai kepala daerah sebagaimana mestinya Ikhyar menambahkan, tugas, wewenang dan kewajiban gubernur terpilih melalui Pilkada maupun Pj Gubernur yang menggantikan posisi

gubernur dalam pasal 25 terdiri dari 7 poin, yaitu a.Memimpin penyelenggaran pemerintah daerah berdasarkan kebijakan yang di tetapkan bersama DPRD, b.Mengajukan rancangan Perda, c.Menetapkan Perda yg di setujui DPRD, e.Menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang APBD kepada DPRD untuk di tetapkan bersama, f.Mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah, g.Mewakili daerahnya di dalam dan di luar pengadilan, h.Melaksanakan tugas dan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Sementara kewajiban gubernur terpilih maupun Pj Gubernur ada dalam pasal 27 ayat 1 yang terdiri dari 11 poin yang mengatur komitmen terhadap NKRI, meningkatkan

kesejahteraan rakyat, ketertiban masyarakat, kehidupan demokrasi, pertanggung jawaban keuangan serta yg paling krusial adalah “melaksanakan pemerintahan yang bersih”. Kewajiban gubernur atau Pj gubernur juga tertuang dalam pasal 27 ayat 2 yang terdiri dari 5 point yang mengatur tata cara pelaporan kepada DPRD maupun kepada Presiden. Forum Aktivis 98 Sumut, lanjutnya, sebagai pelaku sejarah reformasi mengingatkan seluruh elemen masyarakat untuk menghempang restorasi program dan kekuatan lama baik di parlemen maupun di eksekutif. Berkaitan itu, Forum Aktivis 98 Sumut berencana menggagas pertemuan yang dinamakan “Ngobrol Bareng Gubernur di Kedai Kopi”. (m07)

Listrik Belum Masuk Daerah Pinggiran

Jamaah Umroh Gema Jaya Bentuk Pengajian

MEDAN (Waspada): Sebanyak 2,7 juta warga Sumatera Utara masih hidup dengan sumber penerangan utama bukan listrik. Jumlah warga yang belum menikmati listrik ini mencapai 21 persen dari total jumlah penduduk 12.985.075 jiwa berdasarkan sensus 2010. Jutaan warga yang belum menikmati listrik itu umumnya berada di daerah kepulauan dan wilayah terpencil yang kurang padat populasi penduduknya. Banyaknya jumlah warga yang belum menikmati listrik itu menunjukkan rasio elektifikasi di Sumut sampai akhir 2010 baru mencapai 79 persen. Karenanya, untuk mengatasi masalah ini Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sumut sudah memogramkan pembangunan bidang energi kelistrikan pada awal 2012. “Awal 2012 nanti sudah direncanakan percepatan pembangunan PLTA Asahan III di Kabupaten Asahan dan PLTA Sarulla III di Kabupaten Tapanuli Utara,” ucap Kepala Bappeda Sumut, Riadil Akhir Lubis, Rabu (6/4). Selain itu, lanjut Riadil, pembangunan bidang energi kelistrikan di Sumut pada awal 2012 juga akan dimulai melalui pengembangan desa mandiri energi. Program ini dilakukan melalui pembangunan pembangkit listrik dari sumber energi terbarukan. Pembangunan pembangkit listrik dari sumber energi terbarukan itu antara lain melalui pembangunan Pembangkit Listrik Mini Hydro (PLMTH) sebanyak dua unit dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebanyak 500 unit.(m28)

MEDAN (Waspada): Jamaah umroh Gema Jaya yang baru kembali dari menunaikan ibadahnya ke Makkah dan Madinah membentuk satu kelompok pengajian dan koperasi. Pimpinan Gema Jaya Hj. Ariany Sinulingga ketika membentuk kelompok pengajian itu di rumahnya di Jalan Murni, Kel. Sudirejo, Kecamatan Medan Sunggal, Rabu (6/4), mengatakan setelah kembali dari menunaikan ibadah, jangan kita lantas bubar begitu saja. Mari kita bentuk jalinan silaturahmi agar kita tetap bersatu sebagaimana yang kita lakukan selama di tanah suci. Ariany Sinulingga lebih lanjut mengatakan agar jalinan silaturahmi ini lebih kuat lagi dengan membentuk semacam koperasi. Ariany Sinulingga menyerahkan dana Rp500 ribuuntuk disetorkan ke bank dan mendapatkan buku tabungan. Nikah massal Setelah melaksanakan serangkaian kegiatannya, seperti sunat massal beberapa bulan lalu, penyerahan bantuan untuk pembangunan Masjid Agung Kabanjahe, Ariany Sinulingga kali ini ingin melaksanakan idenya untuk menyelenggarakan nikah massal, demikian menurut Hj. Ridha br Tarigan yang siang itu menjadi protokol acara. Menurut Hj. Ariany, bagi mereka yang ingin ikut dalam nikah massal itu dapat mendaftarkan diri ke kantor PT Panca Mulia Jaya di Jl. Gatot Subroto simpang Barat No. 102 H Medan. (m10)

Mahasiswa Ma’had Aly As-Sunnah Dalami Dakwah Ke Waspada MEDAN (Waspada): Mahasiswa Pesantren Ma’had Aly AsSunnah di Jalan Medan -Tanjung Morawa Km 13 Gang Darmo, Kamis (7/4), mengunjungi Bumi Warta Harian Waspada untuk mendalami pengetahuan dakwah melalui media cetak. Rombongan yang datang terdiri dari Pembantu Direktur (Pudir) I Pesantren Yayasan Ar Risalah Al Khairiyah Ma’had Aly As Sunnah Mujahid, Kepala Program Pendidikan Pengkaderan Da’i Fakhrurrozi, Bagian Administrasi Drs Edi Suheri, Sekretaris Umum Shalihin dan 31 mahasiswa calon da’i, diterima Kepala Humas Harian Waspada H Erwan Effendi. Dalam kesempatan tersebut, Kepala Program Pendidikan Pengkaderan Da’i Fakhrurrozi menjelaskan kunjungan yang

kasihan pada anaknya, Friska, yang baru masuk harus kalangkabut sendirian mencari tempat melepas penat dan syoknya karena sekolah diliburkan hingga 3 hari, sedangkan dia tidak memiliki sanak saudara tempat mengadu di Medan. Lain halnya dengan teman-temanya yang dijemput orangtua di hari kejadian, sehingga tidak perlu panik. Sedangkan anaknya kemarin harus menumpang pada teman untuk menginap sehari sebelum Ida datang. “Mu n g k i n k a m i a k a n menginap di penginapan saja,” ungkapnya kepada Waspada. Berbeda halnya dengan Silalahi, 50, warga Labuhan Batu yang menjemput anaknya, Nurhayati dan tinggal sementara di tempat sanak saudara, sehingga tidak terlalu panik. Hal itu dibenarkan Herlena, staf dosen yang mengungkapkan mahasiswa diliburkan selama 3 hari pasca robohnya gedung dan asrama, dan mahasiswa diizinkan untuk pulang. Namun Kamis (7/4), mahasiswa harus kembali dan melanjutkan aktivitas seperti biasanya. Bagi yang ikut praktik kerja lapangan (PKL) akan diberangkatkan

menuju kota atau desa yang telah ditetapkan sebelumnya. Sedangkan bagi mahasiswa yang merasa kehilangan, untuk melaporkannya pada panitia yang telah ditunjuk. Begitu pula bagi mahasiswa yang ingin membawa pulang barang juga harus melapor pada panitia. “Tidak ada perubahan, hanya pengunduran hari saja bagi mahasiswa tingkat 3 yang akan

PKL,” ujarnya. Risda, 21, mahasiswa tingkat 3, mengungkapkan akan berangkat PKL pada Kamis ke Paya Bakung dan Kelumpang, Binjai, dan telah mempersiapkan semua peralatannya. “Sebelumnya saya menginap di rumah karena rumah saya dekat dari sini, kemudian diberi informasi PKL tetap dilaksanakan di tempat yang telah ditempatkan

dilakukan sebanyak 31 mahasiswa calon da’i ke Harian Waspada untuk mendalami pengetahuan dakwah melalui media cetak. Menurutnya, pengetahuan tersebut sangat dibutuhkan para mahasiswa yang merupakan calon da’i agar dapat menyampaikan dakwah secara lebih luas ke tengah masyarakat sehingga tidak hanya terbatas pada penyampaian secara langsung melalui lisan. “Program dakwah untuk calon da’i secara lisan langsung kepada masyarakat akan dilakukan dengan melakukan kunjungan ke berbagai daerah terpencil di beberapa daerah di Sumatera Utara khususnya yang berpenduduk muslim,” ujarnya. Dalam kesempatan tersebut, Kabag Humas Harian Was-

pada H Erwan Effendi menjelaskan di dalam menyajikan beritanya Harian Waspada lebih bersifat nasionalis religius dan sesuai dengan moto demi kebenaran dan keadilan. Berita yang disajikan kepada pembacanya harus sesuai dengan kode etik jurnalistik dengan selalu menjaga keseimbangan berita agar informasi yang disampaikan kepada masyarakat berguna untuk mencerdaskan dan menambah pengetahuan masyarakat. Dalam menyampaikan berita bersifat religius, lanjutnya, Waspada selalu lebih mengutamakan berita bersifat dakwah dalam bentuk opini yang gerasal dari karya tulis masyarakat dan pemerhati ilmu agama serta berita-berita kegiatan bersifat ibadah, sebutnya.

Berita bersifat religius tersebut lebih banyak ditampilkan pada halaman khusus Mimbar Jumat yang terbit setiap Jumat, tuturnya. Dalam mengisi halaman Mimbar Jumat tersebut, Harian Waspada menerima semua pihak yang mengirimkan karyanya tulisnya dalam bentuk naskah melalui surat yang dikirim hingga melalui email agar memudahkan masyarakat yang menyampaikan opininya. Dalam kesempatan itu, Erwan Effendi juga mengajak rombongan mahasiswa ke dapur redaksi lantai IV guna melihat proses editing dan pembuatan berita sambil menjelaskan proses penentuan penerbitan berita yang layak ditampilkan pada halaman yang sesuai.(m40)

50 Anak Alami Gangguan Mata Akibat Internet MEDAN (Waspada): Masih sangat minim orangtua yang memberikan perhatian serius terhadap masalah kesehatan mata anak-anak setelah berjamjam duduk di depan komputer untuk bermain internet. Bahkan dari 50 siswa sekolah dasar di Medan, mengalami masalah serius pada kesehatan matanya akibat terlalu lama berselancar di dunia maya. Hal ini disampaikan Ketua Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW ) Sumut Ny Zakaria Siregar, Rabu (6/4), saat berlangsungnya diskusi “Pola Asuh Keluarga terhadap Anak

Mencegah Penyalahgunaan Internet”. Diskusi yang diprakarsai Naya Kids Foundation diikuti kalangan perempuan dari berbagai profesi. Diantaranya, Paud, psikolog, perhimpunan wanita bank, perwakilan perguruan tinggi serta awak media dengan moderator Rika Yoez. Ny Zakaria Siregar menyebutkan penemuan terhadap 50 anak yang mengalami gangguan mata akibat bermain internet di salah satu sekolah dasar di Medan oleh tim dokter yang melakukan pemeriksaan mata bagi anak SD, terkait kegiatan sosial yang mereka

lakukan belum lama ini membuktikan bahwa, banyak sekali dampak buruk yang diakibatkan oleh penggunaan internet. “Ini termasuk masalah serius yang perlu perhatian oleh pemerintah, para guru maupun orang tua,” kata Ny Zakaria sembari menam-bahkan hasil pemeriksaan mata bagi 100 anak, 50 orang di antaranya memang mengaku sangat sering bermain internet untuk mengerjakan tugas dari sekolah. Peserta diskusi lainnya memberikan saran kepada pihak sekolah, orangtua maupun pemerintah agar

memberikan perhatian terhadap masalah ini. Diharapkan melakukan antisipasi lebih awal dengan cara memeriksakan kesehatan mata anak, karena hal itu adalah aset mereka untuk mencapai cita-cita. Sebelumnya panitia penyelenggara Anum Saskia mengatakan, kegiatan diskusi ini digelar oleh Naya Kids Foundation berkaitan dengan peringatan dua tahun wafatnya almarhumah Onaya Siti Kadarsih atau yang dikenal dengan Naya Miraza tokoh perempuan dan pemerhati anak di Sumatera Utara pada12 April mendatang. (m37)

BC Diprapid Kasus Penyitaan Truk MEDAN (Waspada): Kantor Wilayah Bea dan Cukai Sumut dipraperadilankan di Pengadilan Negeri Medan karena diduga menyita barang seorang pemilik angkutan, Jhon Maju ,tanpa alasan jelas. Selain mempraperdilkan Kantor Bea dan Cukai, pengugat juga menetapkan Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Belawan sebagai pihak tergugat II. Pada sidang perdana, Kamis (6/4) di PN Medan, Majelis Hakim tunggalYuffery F Rangka

menunda persidangan karena pihak tergugat II tidak hadir. “Untuk tergugat II, surat kuasanya besok harus sudah ada. Sehingga persidangan ini bisa berjalan,” ujarnya. Kuasa Hukum Penggugat Muslim Muis menyesalkan tidak adanya kepatuhan para tergugat, dimana hanya tergugat I saja yang baru memberikan kuasa, sedangkan tergugat II belum memberikan kuasa. Padahal perkara ini, lanjutnya, menggunakan persidangan cepat yang hanya tujuh kali digelar sidangnya sampai

putusan. Menurut Muslim, penyitaan kendaraan milik penggugat mengakibatkan proses distribusi barang menjadi terhambat. Pada mulanya pemohon menerima orderan untuk mengangkut sejumlah barang dari Kota Pekan Baru ke Medan berupa240KotakSirup,185KotakBan. Dalam truk merek Keikok dan Selendang Ban sebanyak 75 goni. Sebagai pemilik angkutan barang penuntut/pemohon sepakat untuk melaksanakannya sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.

Maka, pada hari senin tanggal 30 januari 2011 Mobil Truk Fuso Tronton dengan Nomor Polisi BK 8278 XT yang dikenderai oleh sopir Dewan Sihombing berangkat dari Pekan Baru menuju Medan dengan membawa barang-barang orderan di atas. Namun, tanpa diduga sebelumnya, saat sedang berada di Jalan Tanjung Morawa tiba-tiba personel tergugat memberhentikan Truk Fuso Tronton tersebut. Lalu, memeriksa berkas-berkas dan menggeladah seluruh barang yang ada di atas truk tersebut. (m49)

DM Dan Hipertensi Picu Gagal Ginjal

Nasib Mahasiswa Akbid Senior Tidak Jelas MALANGNYA nasib mahasiswa Akademi Kebidanan “Senior” Medan yang terlunta-lunta. Kebanyakan mahasiswanya dari daerah tidak tahu mau kemana karena gedung asrama mereka telah roboh. Orang tua yang jauh di kampung dipaksa datang untuk menjemput anakanak mereka agar pulang atau membawa kembali dari asrama yang tak mungkin lagi dijadikan tempat bernaung itu. Ida, warga Sialangbuah, salah satu orang tua mahasiwa Akbid Senior yang menyemput anaknya, Selasa (5/4), tungganglanggang mencari persinggahan sementara karena asrama anaknya diliburkan dan tidak bisa ditempati pasca robohnya gedung Asrama Akbid Senior di Jalan Bahagia Pasar I, Kelurahan Titi Rante, Kecamatan Medan Baru, Minggu (3/4) malam. Dia yang berbicara pada warga menanyakan tempat atau indekos yang bisa ditumpangi untuk beberapa hari. “Saya bingung entah mau kemana, walaupun sebenarnya anak saya bilang tidak apa menginap di tempat temannya, tapi saya segan,” ungkapnya. Dia mengungkapkan sangat

Waspada/Muhammad Thariq

PARA mahasiswa Ma’had Aly As-Sunnah dan berfoto bersama di dapur redaksi Waspada.

KSGH Rasyida Peringati World Kidney Day

sebelumnya. Jadi saya ke asrama untuk mengambil barang yang bisa dibawa, “ ungkapnya. Sementara itu, Anju, 21, salah seorang warga mengungkapkan aroma gedung itu bau kotoran dan dikerubuti lalat. “Mungkin hal itu terjadi karena pipa WC yang bocor. Pasalnya gedung yang roboh itu terdapat beberapa kamar mandi,” ujarnya. * Silfa Humairah

Waspada/Surya Effendi

GEDUNG Akbid Senior yang dibangun di kawasan Sungai Babura Medan roboh.

MEDAN (Waspada): Organisasi kesehatan dunia (WHO) melaporkan, kasus diabetes mellitus (DM) tipe 2 mengalami peningkatan cukup pesat di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Saat ini, jumlah penderita diabetes di Indonesia mencapai 8,4 juta jiwa dan akan meningkat menjadi 21,3 juta jiwa pada tahun 2030. “Kondisi ini telah menjadikan Indonesia berada di urutan empat jumlah penderita diabetes di dunia setelah India, China dan Amerika Serikat,” kata Direktur Klinik Spesialis Ginjal dan Hipertensi (KSGH) Rasyida Prof. dr. Harun Rasyid Lubis, SpPD-KGH kepada Waspada di ruang kerjanya, Rabu (6/4). Selain itu, lanjut Harun, hasil survei Kementerian Kesehatan dan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menyebutkan prevalensi hipertensi di Indonesia sudah mencapai di atas 30 persen dari jumlah penduduk dewasa. Meningkatnya jumlah kasus diabetes dan hipertensi tersebut tidak terlepas dari pola hidup masyarakat yang kerap mengkonsumsi jenis makanan cepat

saji (fast food) serta enggan melakukan aktivitas olahraga secara teratur. Dampak selanjutnya, para penderita diabetes dan hipertensi tersebut berpotensi mengalami kerusakan ginjal. Jika ginjal sudah mengalami kerusakan lebih dari tiga bulan, maka kerusakan selanjutnya tidak bisa dihindari lagi sehingga penderitanya harus menjalani terapi cuci darah. “Penyakit gagal ginjal ini tidak memiliki gejala awal yang khas. Akibatnya, banyak kasus gagal ginjal yang ditemukan setelah ginjal pasien tersebut sudah mengalami kerusakan sekitar 10 hingga 60 persen. Padahal, kerusakan ginjal hanya 10 persen saja, sudah dianjurkan untuk cuci darah,” tambah. Menurut Harun, setidaknya ada 700-800 kasus gagal ginjal yang ditemukan di Kota Medan. Bahkan, penyakit gagal ginjal ini tidak hanya diderita kelompok masyarakat lanjut usia (lansia), tetapi sudah dialami kelompok usia muda. “Barubaru ini, kita menemukan kasus gagal ginjal pada seorang wanita berusia 23 tahun,” tambahnya. Terkait dengan Hari Ginjal

Sedunia (World Kidney Day), kata Harun, KSGH Rasyida melaksanakan bakti sosial pemeriksaan ginjal gratis untuk masyarakat. Kemudian, digelar acara syukuran karena KSGH Rasyida telah berdiri selama 15 tahun dan sudah mendapatkan sertifikat ISO 9001:2008. Acara syukuran yang digelar di KSGH Rasyida Jln. DI Panjaitan No. 144 Medan baru-baru ini, turut dihadiri Pj. Gubsu Gatot Pujonugroho, Walikota Medan Drs. H. Rahudman Harahap,WakilWalikota Drs. Dzulmi Eldin, Sekda, Kadis Kesehatan, mantan Walikota Medan Drs. Abdillah, Ak, MBA dan pejabat lainnya. Harun menjelaskan, KSGH Rasyida didirikan pada 10 November 1995 berkat dukungan alm. Raja Inal Siregar dan dr. Masrul Siregar yang saat itu menjabat sebagai Gubsu dan Kakanwil Depkes Sumut. Kemudian KSGH Rasyida diresmikan oleh Ketua DPRDSU M. Effendi Ritonga dengan kapasitas lima mesin cuci darah dan lima tempat tidur. Kini, KSGH Rasyida telah memiliki 30 mesin cuci darah dan 30 tempat tidur. (m25)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.