Waspada, Jumat 4 Maret 2011_ok

Page 26

Mimbar Jumat

C8

Fee Admin Dana Talangan Haji Bank Muamalat Naik TERKAIT kebijakan baru tentang pengelolaan dana haji di bank syariah, Bank Muamalat akhirnya menaikkan fee admin dana talangan haji di produk tabungan arafah yang semula adalah Rp1,5 juta persetoran menjadi Rp 2,5 juta persetoran. Kebijakan tersebut tersebut berlaku mulai bulan April. Kepala Divisi Pelayanan Haji Bank Muamalat, Ahmad Jayadi mengatakan, bahwa— perubahan itu terjadi karena adanya perubahan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah. Dengan demikian kenaikan tersebut sebagai upaya penyesuaian saja. Untuk mensosialisasikan informasi tersebut, Ahmad Jayadi telah berkoordinasi dengan Badan Penyelenggara Haji Indonesia (BPHI) DKI, dan adanya perubahan kebijakan tersebut juga dipahami oleh para BPIH. “Alhamdullilah semua BPIH bisa menerima dan tak menjadi masalah,”paparnya. Bahkan para BPIH yang diajak musyawarah Selasa (1/3) tak mempersoalkannya. Mereka merasa nyaman selama ini bermitra dengan Bank Muamalat. Dana haji ke suku Sementara itu surat Kementerian Agama (Kemenag) yang ditujukan kepada seluruh bank syariah pengelola setoran dana haji untuk segera menyetorkan dananya dalam instrumen surat berharga syariah negara (SBSN), membuat bank-bank syariah mengalami keterkejutan, apalagi selama ini, dana setoran haji memiliki kontribusi besar bagi bank syariah ketika dikekelolanya untuk

pembiayaan sektor riil. Sekretaris Jenderal Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) Bambang Sutresno mengatakan sangat berpengaruh besar terhadap bank syariah terkait kebijakan tersebut, apalagi selama ini bank syariah sudah merasa senang ketika terlibat dalam memperoleh kepercayaan sebagai bank penerima setoran haji. Dengan demikian ada celah sedikit bahwa bank syariah hampir sama dengan bank konvensional dalam mengelola dana haji. Tapi dengan surat Kemenag tersebut, kata Bambang, Bank Syariah merasa terkejut dan membuat Asbisindo memper-tanyakan kembali maksud Kemenag terkait surat yang dikirimkan pada tanggal 8 Februari 2011 itu. “Untuk merespon kebijakan tersebut—saat ini kami telah berkoordinasi dengan para anggota Asbisindo terkait langkah terbaik seperti apa yang akan kami tempuh,” terangnya. Senada dengan Ahmad Jayadi, Kepala Bidang Pelayanan Haji Bank Muamalat, sangat menyayangkan sikap pemerintah apalagi kebijakan tersebut sangat mendadak sekali, yakni tangga 8 Februari surat dikirim via Fax dan selanjutnya pada tanggal 10 Feb-

Majelis Zikir Ulul Albab Sumut Gelar Maulid Nabi, Dialog Keislaman PIMPINAN Majelis Zikir Ulul Albab Sumatera Utara harus menjadi pelopor keteladanan di masyarakat dengan kata lain mensosialisasikan kepribadian Rasul yang siddiq, amanah, tabligh dan fathonah, baik melalui pikiran, perkataan maupun perbuatan, sehingga Majelis Zikir Ulul Albab tidak hanya dikenal dengan “kehebatan” lantunan zikirnya, lebih dari itu dapat menjadi pelopor kebaikan di berbagai aspek kehidupan. Hal tersebut disampaikan kepada panitia pelaksana Syahril Basyrah, SHI, SPdI dan Samsul Rizal, SPdI serta hubungan masyarakat (Humas) Majelis Zikir Ulul Albab Agusman Damanik, MA ketika dimintai pandangan beliau tentang krisis moral di negeri ini yang sudah merambah ke seluruh aspek dan dimensi kehidupan. Al-Ustadz H.M. Nasir, Lc.MA menambahkan “keempat kepribadian Rasul itulah yang menjadi “zikir bil af ’al” Majelis Zikir Ulul Albab, kendatipun belum genap usianya satu tahun, namun sudah memberikan kontribusi positif terhadap persoalan umat Islam terkini. Al-Ustadz H. Aswan Rabidi, Lc (foto) yang akan menjadi penceramah pada acara tersebut menyampaikan “bahwa akhlak merupakan hal terpenting dalam membangun peradaban umat, bahkan negara bisa berdiri tegak bila akhlak bangsanya juga berdiri tegak dan sebaliknya bila akhlak bangsanya rusak, maka negara itupun akan hancur”. Untuk lebih mengetahui secara mendalam tentang tausiyah Maulid Nabi Muhammad Saw dan Dialog Keislaman tentang “Kewajiban Suami Terhadap Isteri”, Majelis Zikir Ulul Albab Sumatera Utara bekerjasama dengan Bank Syariah Mandiri (BSM) dan Paket Umroh dan Haji Plus Gema Madinah Makkah (GADIKA) mengajak seluruh kaum muslimin dan muslimat untuk menghadiri acara zikir berjamaah di Mesjid Raya AlMashun Medan hari Minggu tanggal 6 Maret 2011. Adapun pembacaan ayat suci Al-Qur’an akan dibacakan Qori Al-Ustadz Imam Yazid, MA.(h01)

Ustadz Timbul Dalimunthe:

6 Kategori Akhlak Perlu Diperbaiki KELUARGA besar SMA Negeri-4 memperingati kelahiran Maulid Nabi Muhammad SAW 12 Rabiul Awal 1432H, di halaman sekolah tersebut Jalan Gelas Medan, Rabu (24/2) baru-baru ini. Kepala SMA Negeri 4 Drs.H.Ramzah Ram,MSi mengatakan, Maulid Nabi dengan tema “Memaknai Maulid dengan menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan bagi umat Islam/Muslim”, dihadiri seluruh pelajar, guru dan pegawai berlangsung penuh kekeluargaan serta diramaikan hiburan musik dari pelajar SMAN-4 mengumandangkan lagu-lagu bernuansa Islami. Ustadz Timbul Dalimunthe,Spd dalam tausyiahnya, menegaskan ada enam kategori akhlak seseorang sekaligus memperbaikinya, yaitu Akhlaqul Syaiton (bertingkah laku seperti setan). Setan memiliki sifat sombong, suka membantah, maka orang seperti ini tidak akan masuk syurga di hari akhirat. Kedua Akhlaqul Hayyawan (bertingkah laku seperti hewan). Sebagai manusia yang sempurna harus memiliki aturan/disiplin dalam menjalani kehidupan sehari-hari, sedangkan hewan tidak punya aturan. Ketiga Akhlaqul Maj’muah (tidak terpuji/buruk). Keempat Akhlaqul Mahmudah (terpuji/baik) namun relatif tidak ada yang jelas kecuali tidak melakukan kejahatan apapun. Kelima Akhlaqul Kharimah (sangat mulia). Selailn menunjukkan tingkah laku yang baik antara lain menjalankan perintah Allah yaitu shalat, puasa, zakat serta patuh terhadap orangtua. Dalimunthe juga mengajurkan, agar para siswa mulai sekarang belajar mandiri, sehingga apabila saat orangtua telah tiada, maka kita tidak akan merasa canggung untuk menghadapi tantangan hidup yang semakin komplek. Sebelumnya Muji Medio Anas pelajar SMA Negeri-4 membacakan ayat suci Alquran, saritilawah oleh Mini Septiani Hany.(m24)

Jabal Noor Buka Manasik Haji MAJLIS Ta’lim Jabal Noor akan membuka bimbingan manasik haji untuk penyelenggaraan ibadah haji tahun 1432 H/2011 di kantornya Jalan Ngalengko, Minggu (6/3) pukul 07:00. Demikian KH Zulfiqar Hajar, Selasa (1/3). “Bimbingan manasik haji setiap minggu akan berlangsung selama 28 kali pertemuan ditambah sekali peragaan/praktik haji di Asrama Haji Pangkalan Masyhur di luar kegiatan manasik haji akbar dilaksanakan Kementerian Agama Kota Medan yang melibatkan seluruh jamaah calon haji asal Medan,” katanya. Selama bimbingan manasik haji, kata Zulfikar, jamaah calon haji akan diberikan informasi terkini tentang perhajian dibimbing ustadz dan ulama kondang. Seperti, Ketua Umum MUI Sumut dan Medan Prof Dr H Abdullah Syah MA dan Prof Dr H Mohd Hatta. Tahun ini kita tidak menaikkan biaya bimbingan manasik haji yang sudah “all in one” sebesar Rp1,5 juta yang Rp 250 ribu sebagai biaya pendaftaran. “Jadi, tidak benar, kita mengutip biaya bimbingan manasik sampai Rp 5 juta atau Rp 8 juta sebagaimana isu yang berkembang selama ini,” tegasnya. Ditambahkannya, pada 31 Maret hingga 10 April, dia bersama istrinya Hj Siti Mahduroh Lc, akan membimbing jamaah umroh ke Tanah Suci dengan rute Jeddah-Mekkah dan Madinah bersama Delima Travel & Tour. (m43)

ruari Bank Muamalat harus menyetorkan dana haji semuanya ke instumen sukuk atau SBSN. “Kebijakan tersebut membuat kami kalang kabut dan alhamdullilah kami akhirnya pada tanggal tersebut mampu memenuhi keinginan pemerintah,”ujarnya. Sementara Kepala Pengembangan Bisnis dan Inovasi Produk Bank Syariah Bukopin (BSB), Noer Cholis, menjelaskan, ada beberapa alasan mengapa pemerintah berbuat demikian. Ia menilai pemerintah menginginkan ada penjaminan yang jelas terkait dana haji tersebut, ketika dana haji ditaruh di sukuk maka penjaminannya akan dilakukan secara langsung oleh pemerintah sementara jika di bank hanya dilakukan oleh Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS). “Alasan-alasan inilah yang sering disampaikan oleh pemerintah,”terangnya. Meski demikian, Noer Cholis berharap, agar kewenangan bank syariah dana mengelola haji lebih besar lagi bukan sebagai penerima setoran tapi juga mengelolanya seperti halnya bank konvensional. Walau semua perbankan tidak hanya bank syariah - mengalami keterkejutan terkait kebijakan pemerintah mengenai penarikan setoran dana awal haji. Perbankan konvensional juga mengalami nasib serupa dan merasa bingung ditengah kredit telah disalurkan. Lantas berapakalikah di tahun 2011 pemerintah akan menerbitkan sukuk haji tersebut. Sukuk Dana Haji Indonesia (SDHI) diterbitkan pertama kali pada tanggal 10 Februari 2010 sebesar Rp2,85 triliun dengan

seri SDHI 2014 A. Penerbitan sukuk tersebut dilakukan oleh pemerintah untuk menutup sebagian pembiayaan Anggaran Pedapatan dan Belanja Negara (APBN) 2010 sebagaimana yang tertulis pada penandatangan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/Mou) antara menteri keuangan dan menteri agama pada 22 April 2009. MoU itu mengatur tentang Mekanisme Penempatan Dana Haji dan Dana Abadi Umat (DAU) pada SBSN dengan Metode Private Placement. Sukses diterbitkannya SDHI 2014 A kemudian pada bulan Agustus 2010 pemerintah menerbitkan lagi SDHI 2014 B sebesar Rp 336 miliar pada 25 Agustus 2010. Tak cukup dengan target tersebut, pemerintah pada tanggal 7 Oktober 2010 menerbitkan SDHI 2014 C yang memiliki nilai nominal Rp2 Triliun dengan akad Ijarah AlKhadamat dengan tingkat imbalan tetap sebesar 7,13 persen per tahun dan diterbitkan pada 7 Oktober 2010. Semenjak diterbitkannya SDHI 2014 pemerintah terus menerbitkan sukuk hingga tahun 2011 pada tanggal 11 Februari 2011 dengan nama SDHI 2014 D sebesar Rp 6 triliun. Di sukuk SDHI 2014 membuat perbankan semakin bingung, karena harus menyetorkan dananya ke pemerintah. Direktur Bank Muamalat Farouk A Alwyni sangat menyesal pada sikap pemerintah tersebut, mengapa tak ada penjadwalan yang teratur terhadap kebijakan penarikan dana tersebut sehingga perbankan bisa mengatur dananya dan kapan harus menyetorkan. “Jika terjadi seperti saat ini kami merasa dirugikan oleh pemerintah apalagi bank syariah 90 persen dananya disalurkan untuk pembiayaan. Meskipun demikian bagi Bank Muamalat tak masalah dengan kebijakan tersebut karena tidak mengganggu likuiditas,” terangnya.(m06)

John Clenn Howell:

‘Saya Tidak Agamis Dan Tak Pernah Menyangka Menjadi Religius’ Keingintahuan besar John Clenn Howell terhadap Islam terus mengusiknya. Ia tak sekedar bertanya tapi juga mengamati mereka. “Terlihat gamblang bagi saya bahwa ada yang salah dengan cara masyarakat memandang Muslim secara keseluruhan,” tuturnya. Hanya dengan observasi sederhana pria kelahiran 17 Oktober 1973 silam ini cukup yakin untuk menyimpulkan bahwa mayoritas besar Muslim adalah normal. Malah, ia menilai mereka sama sekali jauh dari potret fanatik yang kerap dimunculkan di televisi. Mengingat dalam Muslim ada pula individu yang menyimpang, maka, ia berpikir Islam bukan ajaran sesat. “Sama dengan Nasrani yang juga tidak terkait dengan ulah orang-orang semacam Timothy McVeigh, David Koresh dan Jim Jones,” Rasa penasaran Howell berlanjut. Ia pun mulai membaca Al Qur’an dan dil uar dugaan, banyak isi dalam kitab suci itu yang akrab baginya. “Ini sangat mengejutkan. Pasalnya ketika saya membuka Al Qur’an saya tidak berharap menemukan sesuatu yang saya kenali,” tuturnya. Islam, menurut Howell, sangat berbeda dengan yang ia sangkakan. “Saya langsung memahami dan sepakat dengan pilar utama yang merupakan pengakuan bahwa tidak ada sesuatu yang layak disembah selain Tuhan. “Tiba-tiba saya meyakini semua penjelsan tentang Tuhan yang saya temukan di Al Qur’an. Di antara semua penjelasan yang paling mempengaruhi saya adalah kalimat dalam Surah Al Ikhlas,” tuturnya. Ia juga mengetahui bahwa Allah, dalam nama Arab adalah Tuhan yang sama yang diserukan para Nabi untuk disembah, Tuhannya Ibrahim, Musa, Jesus dan Muhammad Saw. “Informasi yang mengungkap kebenaran Allah, ditambah dengan sebuah pernyataan dari Kitab-Nya memberi cukup alasan bagi saya untuk bertindak. Pernyataan itu adalah, “Dan tidaklah Aku ciptakan Jin dan manusia kecuali untuk beribabah kepada Ku (Adh-Dhariyat 51:56). Howel meyakini Islam adalah agama asli, mutlak, murni monoteisme dan menolak total bentuk-bentuk politeisme atau menyembah berhala atau dewa. “Sangat jelas sangat jelas bagi saya bahwa ini adalah satu-satunya jalan hidup sempurna bagi setiap manusia yang bebas dari unsur ras dan ideologi. Pencarian saya terhadap Kebenaran Universal menuntun saya kepada Islam,” Pada 1999 ia mengambil keputusan besar. Ia memeluk Islam kala berusia 26 tahun. “Itu mengubah hidup saya keseluruhan dan saya mulai mempraktekkan ajaran Islam langkah demi selangkah, sedikit demi sedikit,” Awalnya ia tidak memberitahukan hal itu kepada teman-teman dekatnya karena takut menghadapi penolakan dan ejekan. Toh, akhirnya mereka mengetahui ketika ia mulai mengenakan baju-baju Muslim dan mulai menolak melakukan perbuatan buruk. “Terus terang, saya terasing dari banyak orang. Saya biasa pergi dengan mereka, dan perubahan ini membuat saya berjarak dengan teman-teman,” ujarnya. Beberapa teman masih berhubungan—namun dengan sikap hati-hati. “Akhirnya setelah bertahun-tahun mereka yang benar-benar dekat tahu bahwa saya masih seperti Howell yang dulu, akhirnya mereka menghormati keputusan saya apa adanya,” tutur Howell lewat surat elektroniknya pekan lalu. “Saya memutus hubungan dengan masa lalu dan saya tidak lagi menoleh kebelakang. Saya berupaya sangat keras membersihkan diri. Saya akui, gaya hidup sebelum masuk Islam bisa membunuh saya bila terus saya lanjutkan. Saya banyak bereksperimen dengan hal berbahaya, termasuk menggunakan obat dan narkotika ketika mencoba meluaskan kesadaran untuk mencari kebenaran,” tutur Howell dalam suratnya. Ia mengaku bukan orang yang religius. “Saya sendiri tidak pernah membayangkan diri saya bisa menjadi religius,” imbuhnya. Saat ini, menurut Howell, kesulitan paling nyata setelah memeluk Islam ialah berjuang mengatasi dirinya sendiri. “Butuh perjuangan mengubah kehidupan agar sejalan dengan Islam, terutama di negara non-Muslim dengan orang-orang yang jahil, tak peduli dan salah memahami Islam. “Tapi bila anda bertanya kepada saya sepuluh tahun lalu, saya tak bisa berujar seperti ini,” kata Howell. “Semua berubah menjadi lebih baik dari yang saya harapkan dan itu tidak lain karena Allah yang telah memandu saya. Saya sungguh bersyukur.” “Semua orang sama dan sederajat seperti gigi-gigi sisir,” ujarnya membuat analogi. “Semua adalah anak cucu Adam dan diciptakan dari tanah. Tak ada yang superior, tak berlaku pada Arab dibanding non-Arab atau kulit putih terhadap kulit hitam, kecuali ketakwaan mereka,” tegasnya.(gc/m20)

WASPADA Jumat 4 Maret 2011

Untung Dalam Dagang Syariah Oleh Mustafa Kamal Rokan SUATU kali penulis berbelanja di sebuah pasar tradisional untuk membeli sebuah tas. Seperti biasa, setelah memilih beranekaragam model tas, penulis menjatuhkan pilihan pada satu model tas sembari menanyakan harganya. Dengan sedikit basa-basi, sang penjual menawarkan harga tas tersebut 80 ribu rupiah, lalu, penulis menawar harga tas tersebut 40 ribu rupiah, sepontan saja sang penjual mengatakan “modal saja belum cukup”, kalau harga yang itu model tas yang model ini sembari menunjukkan model tas yang berkualitas rendah. Penulispun mengurungkan niat untuk membeli, namun ketika hendak pergi, sang penjual memanggil sambil mengatakan, sudah tambahi 5 ribu aja untuk dapat sekedar untung sedikit, lalu penulis tetap bertahan dengan tawaran awal, setelah tawar-menawar akhirnya sang penjual membolehkan harga yang penulis tawar. Cerita demikian selalu kita temukan saat belanja di pasar-pasar terutama di pasar tradisional, suasana ini sungguh tidak mengenakkan bagi kita, sebab sangat sulit bagi kita mengetahui harga dasarnya (kecuali bagi yang sudah terbiasa berbelanja dan mengetahui harga pasaran). Jika menawar terlalu murah, terasa tidak mengenakkan bagi kita, namun jika tidak, mungkin saja kita telah tertipu oleh sang pedagang, sebab harga penawarannya bisa dua atau tiga kali lipat dari harga dasarnya. Kita sendiri selalu menebak “harga dasar” dan berapa sang penjual mengambil untung. Konsep Untung Dalam Islam Untung adalah sinonim dengan perkataan laba, atau profit dalam bahasa Inggris. Untung dalam bahasa arab disebut dengan al-ribh yang diartikan dengan pertambahan atau pertumbuhan dalam perdagangan. Ada juga istilah lain yang terkait dengan untung seperti al-nama’, al-ghallah, al-faidah. Kata ribh sendiri hanya terdapat satu kali dalam Al-Quran yakni saat Allah mengecam tindakan orang-orang munafik. Mereka Itulah orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk, Maka tidaklah beruntung perniagaan mereka dan tidaklah mereka mendapat petunjuk (QS.2: 16). Kata ribh dapat diartikan sebagai pertambahan atau kelebihan yang dihasilkan dari unsur modal dan usaha perdagangan. Dalam hal ini, terjadi perbedaan pandangan para ulama tentang cakupan dan batasan untung, Al-Thabari berpendapat bahwa unsur untung yang diperoleh dari perdagangan adalah sebagai ganti barang yang dimiliki oleh si penjual ditambah dengan kelebihan dari harga barang saat dibeli sebelumnya. Dengan demikian, jika terjadi pertukaran barang tanpa ada pergantian atau kelebihan dari harga barang yang dibeli sebelumnya, berarti pedagang tersebut merugi. Agak berbeda cakupan untung menurut Al-Naisabury, baginya untung adalah pertambahan dari modal pokok setelah ada unsur usaha perdagangan. Sebab, Al-Naisabury mendefinisikan perdagangan sebagai perputaran harta dalam lingkaran perdagangan yang bertujuan memperoleh pertambahan (nilai) dari barang tersebut. Mirip dengan pendapat AlNaisabury, Zamakhsari mendefinisikan untung sebagai kelebihan dari modal pokok setelah ada unsur usaha perdagangan. Karenanya, perdagangan adalah aktivitas pedagang yang membeli suatu barang dan menjualnya untuk mendapatkan keuntungan. Sepintas, definisi untung menurut para ulama tidaklah jauh berbeda. Namun, jika dianalisis lebih mendalam tampak bahwa masing-masing definisi keuntungan yang diungkap ulama memiliki kelebihan dan kekurangan. Syamsiah Muhammad seorang pakar asal Damaskus lebih memilih pendapat Al-Thabary,

walaupun sederhana, definsi untung dalam pandangan Al-Thabari terlihat lebih “pasti dan kukuh” dari pendapat lainnya, bahwa untung adalah pertambahan dari modal dari aktivitas perdagangan yang dilakukan. Lebih jelas, Thabari mendefiniskan maksud pertambahan itu sendiri yakni kelebihan dari harga asal dari barang yang diperdagangkan. Berbeda dengn penulis, walau “terkesan tidak pasti”, definisi keuntungan dalam pandangan Al-Naysabury dan Zamakhsary menurut hemat penulis lebih dapat mengakomodir definisi untung yang beretika. Definisi di atas memperlihatkan, bahwa Al-Naysabury Al-Zamakhsary lebih mengedepankan unsur usaha atau campur tangan si pedagang dalam perniagaannya. Penulis mengartikan unsur usaha yang dimaksud Al-Nasysabury dan Zamakhsary adalah sejauhmana tingkat kesulitan dalam aktivitas perdagangan yang dilakukan oleh di pedagang yang diganti dengan “harga keuntungan” yang ditawarkannya kepada si pembeli. Dengan bahasa yang sederhana keuntungan adalah harga upah dari jerih payah si pedagang dalam perniagaan. Penulis sebut “harga beretika”, keuntungan yang pantas diambil oleh si pedagang adalah seberapa besar usaha, jerih payah atau tingkat kesulitan yang dialami oleh si pedagang yang pantas diganti oleh si pembeli. Sampai disini, unsur usaha si pedagang menjadi patokannya. Unsur usaha yang dimaksud dapat diartikan dari penemuan usaha (ide), bagaimana usaha mendapatkan barang, tingkat kesulitan transportasi, tingkat keskulitan distribusi hingga ke tingkat tinggi rendahnya resiko. Pendapat ini sejalan dengan tafsir Al-Qurtubi tentang kalimat tijarah dalam surah Al-Nisa’ ayat 29. Qurthubi menyebutkan kata “tijarah” dapat diartikan dalam dua bentuk kegiatan yakni kegiatan pertukaran atau jual beli di sebuah tempat tanpa bermusafir dan kegiatan perdagangan yang dilakukan dengan melakukan perpindahan barang dari satu tempat ke tempat lain. Keuntungan Bank Secara umum bahwa usaha perbankan baik konvensional maupun syariah mirip untuk tidak menyatakan sama. Sebab dalam sistem perbankan keuntungan yang diperoleh adalah selisih keuntungan yang diperoleh dari penanam modal (pendeposit) dengan pihak pengguna modal (peminjam). Usaha intermediasi antara pihak yang kelebihan uang (surplus of fund) dengan pihak yang kekurangan/membutuhkan uang (lack of fund) adalah sumber keuntungan bank, dan inilah “ruh” nya bank. Dalam Islam, riba merupakan keuntungan yang diperoleh dari pinjaman uang yang diharamkan karena keuntungan keuntungan seperti ini minim resiko. Dengan kata lain tingkat usaha termasuk resiko bagi bank konvensional tidak berat untuk menyatakan tidak ada. Bank tidak harus memikirkan keberhasilan atau kegagalan nasabah dalam berusaha yang menggunakan uang bank, sebab keuntungan yang diperoleh bank sudah pasti didapat melalui besar bunga yang ditetapkan. Pun, jika usaha yang dikelola gagal, bank masih mempunyai jaminan yang diberikan oleh nasabah yang biasanya nilainya lebih besar dari uang pinjaman. Bank menurut Islam pantas mendapatkan “keuntungan” disebabkan bank adalah bagian dari usaha yang sedang dilakukan oleh nasabah yang “memakai” uang bank. Bank mendapatkan keuntungan jika usaha yang dikelola oleh pihak nasabah berhasil (sistem mudharabah) atau pihak bank dan nasabah secara bersama melakukan usaha tertentu (sistem musyarakah). � Penulis adalah dosen Hukum Bisnis Fakultas Syariah IAIN Sumatera Utara

Etika Islam ETIKA Islam mengajarkan kesempurnaan hi-dup, kesempurnaan akhlak umat manusia. Betapa tidak, mulai dari bangun tidur, masuk kamar mandi, hubungan antar sesama, hubungan suami istri, urusan bisnis, dan hubungan dengan Allah Swt, bahkan hubungan dengan hewan dan tumbuh-tumbuhan ada aturan/etika/akhlaknya secara lengkap. Namun karena tidak mempelajari atau mendalami, dan tidak tahu maka implementasi yang terlihat adalah etika kultur, atau bahkan etika kultur bangsa lain yang ber-tentangan dengan etika Islam itu sendiri, sehingga terjadi ketidaksinkronan, disharmoni. Etika Islam mengajarkan pula untuk tidak ba-nyak bicara karena diam adalah emas, mulutmu adalah harimaumu, jangan suka berguyon karena dapat menyinggung perasaan orang lain, tidak boleh berprasangka buruk, menjaga perilaku dan tata cara berbusana karena dapat menimbulkan fitnah, jangan marah, memberitahukan segala sesuatu harus dengan lemah lembut, bukan dengan cara kekerasan seperti diperlihatkan sejumlah Ormas akhir-akhir ini. Kita juga diajarkan untuk bersikap profesional, yakni jujur, menepati janji, tidak mengadaada dan tidak riya, bagi pedagang agar menyukupkan takaran, pejabat agar bersikap amanah, terbuka, tidak mengambil hak orang lain, berlaku adil, dan menjadi pemimpin yang mengayomi sehingga menimbulkan ketenangan bagi orang banyak/bukan meresahkan, dan bukan pula pemimpin maling memperkaya diri sendiri

akibat terlalu cinta dunia. Hari ini akhlak sudah ke titik nadir akibat cinta dunia, persis jaman jahiliyah. Umat Islam sudah memiliki idola dan mudah untuk menirunya yakni Rasulullah Muhammad SAW. Beliau adalah teladan karena akhlaknya akhlak Alquran, sosoknya sebagai idola agar kita mudah menirunya. Meniru Rasul berarti taat pada Allah. Jadi Islam bukan hanya mengajarkan rukun dan syarat beribadah seperti shalat, puasa, zakat, haji, serta seperti yang sering dipolemikkan yakni hal-hal menyangkut bid’ah. Melainkan menjaga seluruh panca indra. Dan, bukan pula menjadi Islam sekuler dan liberal, karena beranggapan dengan etika Islam tidak bisa menjadi kaya raya sehingga harus menjadi kapitalis dengan cara ‘menghabisi/membunuh’ pemodal kecil, dan orang lemah. Justru sebaliknya apabila menerapkan ajaran Islam yang menyebutkan pintu rejeki itu 90 persen adalah di sektor niaga/perdagangan maka semestinya bukan etnis China yang jadi pedagang dan makmur, melainkan orang Islam. Apalagi disertai dengan etos kerja yang memerintahkan agar kita bekerja seolah hidup selamalamanya, namun beramal seolah kita mati besok, dan menerapkan sikap hidup sederhana (zuhud). Maka selain hidup makmur juga dermawan sehingga tidak ada orang miskin, maka kelak di peradilan akhirat timbangan pahala jadi plus-plus. Mari kembali ke etika Islam, kembali pada Alquran dan Alhadist. � Hj. Erma Tarigan

Majelis Taklim Jabal Noor Terus Makmurkan Masjid SETIAP merayakan Milad, Majelis Taklim Jabal Noor selalu melaksanakan beragam kegiatan kemasyarakatan untuk kemaslaha-tan umat. Satu diantaranya berupaya memakmurkan dengan mengumpulkan infaq. Seperti pada peringatan Milad ke 15 Minggu lalu. Terkumpul dana sebanyak Rp121 juta. “Selama 14 kali Milad, Alhamdulillah berjalan lancar dan sukses. Masyarakat yang dijadikan lokasi acara merasa senang dan bangga. Ini disebabkan di Majlis Ta’lim Jabal Noor masih ada “3M”, sehingga setiap program kegiatan Jabal Noor tetap berjalan lancar dan sukses. “3 M” itu adalah ‘mufakkir’ (pemikir/ ahli pikir), ‘muharrik’ (penggerak)

dan ‘mumawwil’ (penyandang dana). Sedangka moto kita tiap berbuat berdasarkan Hadits Rasulullah SAW yang menyebutkan: “Sebaik-baik manusia bermanfaat bagi orang lain,”jelas Pimpinan Majelis Ta’lim Jabal Noor KH Zulfiqar Hajar. Intinya, kata Zulfiqar Hajar, pihaknya berupaya tetap bermanfaat bagi umat. Memang inilah rencana dan program yang sudah dijadwalkan, misalkan pada Milad ke-6 Majlis Ta’li Jabal Noor tahun 2005 di Desa Saparimbun Berastagi, Karo dilaksanakan pembangunan sumur bor di daerah itu yang selama ini masyarakatnya kesusahan mendapatkan air. Kemudian renovasi masjid dan pembangunan menara masjid di

Waspada/Anum Saskia

FOTO BERSAMA JAMAAH: Pimpinan Majelis Ta’lim Jabal Noor Zulfiqar Hajar, Lc, diantara pada jamaah saat berlangsung Milad ke 15 Minggu lalu di Masjid Al-Mukhlisin Jalan Bromo Medan.

Pantai Cermin, Serdang Bedagai pada Milad ke-7 tahun 2006. Di sam-ping itu, pihaknya menerapkan filo-sofi semut yang mau bergotong-royong mengatasi masalah. Se-dangkan saat Milad ke4 tahun 2000, sebutnya, atas anjuran dan usulan dua jamaah Jabal Noor Drs H Daudsyah MM dan H Bimo Kam-di Milad dilaksanakan di gedung, di Wisma Benteng Medan yang jumlah pengunjungnya masih se-dikit, laksana reuni saja. “Saat Milad ke-15 tahun 2011 yang dilaksanakan di Masjid AlMukhlisin Jalan Bromo Ujung/Jalan Selamat Kecamatan Medan Denai atas usulan jamaah haji Jabal Noor bernama H Hermansyah SE berangkat tahun 2010. Sebenarnya Masjid Al-Mukhlisin sudah baik bangunannya. Tapi, dalam Milad ke-15 kita ingin membantu pembangunan menara masjid dan madrasah untuk anak mengaji Alquran. Karena itu, kita mengimbau jamaah Jabal Noor agar membantu pembangunannya,” jelas KH Zulfiqar Hajar. Di akhir penjelasan dia menekankan pentingnya mempedomani empat hal agar dihargai masyarakat. Yakni, keikhlasan, kejujuran, kerja keras dan kepedulian. Sedangkan empat hal untuk diberikan kepada orang lain. Yaitu, menyisihkan waktu kepada orang lain, mengorbankan tenaga, menyumbang buah pikiran/ilmu pengetahuan, dan uang/dana, jangan pelit. � Anum Saskia


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.