Waspada, Jumat 23 Maret 2012

Page 20

Aceh

B6 Dan Rakyat Bersuara... PILKADA yang berlangsung dalam masa damai ini, harus berlangsung demokratis. Seperti diungkapkan Sosiolog Unsyiah, DR Saleh Syafii, maka para kandidat dengan latar belakang golongan mana pun, harus memberi keleluasaan kepada masyarakat untuk memilih sesuai hati nuraninya.

Apapun isi hati rakyat, harus pula dihargai serta dihormati. Sebab, itulah hak mereka dalam berdemokrasi; bebas memilih tanpa intimidasi. Dan ini suara rakyat yang dirangkum Waspada dari sejumlah daerah di Aceh.

WASPADA Jumat 23 Maret 2012

Irwandi Dan Nazar Sudah Berbuat

Tak Arogan Dan Kekanak-kanakan

Taufiq Abdullah, Wiraswasta Warga Gampong Kuta Timu Kec Sukakarya, Sabang

Hendra, Pedagang Warga Blok Bengkel, Kota Sigli, Pidie

IRWANDI Yusuf dan Muhammad Nazar semasa tugasnya sudah berbuat untuk masyarakat paling bawah seperti lahirnya program Jaminan Kesehatan Aceh (JKA). Dalam lima tahun ini, keduanya sudah terbukti. Program kerjanya sangat menyentuh kepentingan rakyat kecil. Selain program JKA yang dinilai sukses, juga program bantuan rumah untuk kaum duafa sangat banyak dirasakan. Sedangkan calon pasangan lain, bukan tidak mampu berbuat untuk kepentingan rakyat, tapi belum ada kesempatan untuk itu. Mungkin jika diberikan kesempatan lebih dari itu mereka mampu berbuat untuk rakyat kecil. Namun, untuk menentukan pemimpin Aceh ke depan jangan coba-coba, sebab kalau coba-coba, jika salah pilih akan menyesal sampai lima tahun ke depan. Yang penting pilih pemimpin yang dikenal rakyat, dekat dengan rakyat dan peduli terhadap kepentingan rakyat, tak menyampaikan janji-janji muluk tapi tidak mampu dilaksanakan. Kita pasangan ini sudah berbeda ‘perahu’, Taufik menolak siapa jagoannya. Semua tergantung nanti dalam bilik suara, hati nurani yang akan berbicara. (b31)

HENDRA, yang sehari-hari berprofesi sebagai peracik kopi ini, mengatakan, dirinya tetap akan mengambil bagian memilih calon gubernur/wakil gubernur Aceh untuk lima tahun ke depan. Namun siapa pasangan calon yang akan dipilih masih menjadi rahasia. ‘’Yang jelas saya akan memilih pemimpin yang baru dan bisa membangun Aceh lebih baik ke depan. Sosok pemimpin yang akan menjadi pilihan hati itu, tak bersifat kekanak-kanakan. Jelasnya, bila satu pasangan yang menang, ia tidak boleh diskriminatif ke daerah yang pemilih sedikit. Tetapi semua daerah harus mendapat perhatian yang sama dari pasangan terpilih nanti. Tak kalah penting, Gubernur Aceh terpilih nanti, harus bisa meningkatkan taraf perekonomian rakyat menengah ke bawah, bukan malah memperhatikan kelompok dan orang-orang terdekatnya. Rakyat sudah muak dan bosan dengan sikap arogan calon pemimpin yang memaksakan kehendak. Saya mau para kandidat harus siap menang dan siap kalah.’’ (b10)

Tetap Jagokan Irwandi Amiril Mukminin, Petani Peusangan Selatan, Bireuen PILIHAN saya tetap menjagokan dan memilih mantan Gubernur Aceh periode lalu, Irwandi Yusuf. Kami harap, dalam Pemilukada Aceh mendatang, Irwandi memimpin kembali Tanah Rencong lima tahun mendatang. Tgk Agam (sapaan akrab Irwandi Yusuf di kalangan mantan TNA) adalah sosok pemimpin yang merakyat. Selama dia memimpin, banyak program yang dijalankan menyentuh rakyat kecil, seperti JKA, Bantuan Keuangan Peumakmue Gampong (BKPG), bantuan untuk pendidikan (beasiswa) dan program lain yang membantu masyarakat miskin. Mantan Gubernur Aceh itu juga dekat dengan anak muda, para ulama serta semua kalangan atau lapisan masyarakat. Dia bahkan rajin mengunjungi warga pedesaan hingga ke pelosok-pelosok. Dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim, Insya Allah saya memilih Tgk Irwandi Yusuf dalam pilkada nanti. Saya harap bila jadi gubernur kembali, jangan pernah berubah dan tetap melanjutkan programnya, bila perlu ditingkatkan, supaya rakyat Aceh makmur dan sejahtera nanti. (cb02)

Masih Bingung Herni Dewi Warga Merodot, Bintang, Takengen Saya sempat mendengar program mantan gubernur Aceh Irwandi Yusuf dengan JKA. Tapi kabarnya JKA sudah berhenti. Maunya program itu dilanjutkan lagi. Kalau ini dilanjutkan, mungkin saya akan pilih Irwandi. Tapi saya sekarang bingung mau pilih siapa. Belum tau nanti. (b18)

Memilih Mantan Muslim, Bener Meriah

Waspada/Muhammad Riza

PJ BUPATI Pidie Drs HT Anwar, ZA. MSi didampingi Bupati Pidie Jaya Drs HM. Gade Salam dan Plt. Sekda, Pidie H Said Mulyadi, SE.MSi mengadahkan tangannya seraya berdoa saat mengikuti upacara Pengamanan Pemilukada di Alun-alun Kota Sigli. Rabu (21/3)

Pada Siapa Rakyat Berharap TAMPUK kekuasaan senantiasa menggoda siapa saja. Tak peduli politisi, akademisi, mantri, selebritis, ekonom, konglomerat, wartawan hingga keusyik, tetap saja tergoda dibuatnya. Demi kursi kekuasaan itu, orang akan berjuang segara cara; tapi harus halal.

Terbukti gagal di provinsi, sejumlah kandidat malahan tak masalah beralih ke kabupaten/ kota. Gagal menjadi gubernur, menjadi bupati pun jadi, meski belum tentu juga dipilih rakyat. Namun, perjuangan menegakkan amar makruf nahi mungkar harus tetap jalan. Fenomena di atas kini sedang berlangsung di Aceh. Dua pekan mendatang, tepatnya 9 April nanti, rakyat Serambi Makkah yang baru lepas dari konflik dan bencana itu akan memilih pemimpin baru. Ini adalah fase kedua puncuk pimpinan Aceh dipilih paska-perdamaian, 15 Agustus 2005. Tahap pertama tentu saja saat pasangan Irwandi dan

Muhammad Nazar memimpin Aceh secara resmi pada 8 Februari 2007. Jabatannya yang lima tahun itu sudah tuntas. Kini, 4,6 juta Rakyat Aceh menunggu siapa pemimpin Aceh pada fase kedua. Pakar sosiologi Universitas Syiah Kuala, Dr Saleh Syafii punya pernilaian tersendiri pada momentum kedua ini. Pada tataran ini dia melihat, masyarakat Aceh sekarang tentu saja masih menjadi pos bencana tsunami dan konflik. “Masih ada tanda-tanda masyarakat masih belum lepas dari trauma bencana dan konflik dari tujuh tahunan yang lalu,” ujar Saleh yang juga Pembantu Dekan FISIP Unsyiah ini. Di bidang politik, menurut dia, dahulu rakyat Aceh menyerahkan kekuasaan kepada ‘teman-teman’ yang berjuang untuk keluar dari trauma. Diharapkan pada tahap selanjutnya, masyarakat bisa lebih mandiri. “Saya kira pada fase kedua ini para petarung atau kontestan harus memberikan keleluasaan kepada masyarakat untuk memilih sesuai hati nuraninya. Maka masyarakat akan memilih pemimpin yang benar-benar bisa jadi pemimpin Aceh ke

GeRAK Dan GaSAK Gelar Duek Pakat Politik BIREUEN (Waspada): Gabungan Solidaritas Anti Korupsi (GaSAK) dan Gerakan Anti Korupsi (GeRAK) bekerja sama dengan Yayasan TIFA melakukan Duek Pakat (musyawarah) Politik dengan menghadirkan para tim kampanye masing-masing calon gubernur dan penyelenggara Pemilujada, Kamis (22/3) di Graha Buana Hotel. Program Officer GeRAK Aceh, Hayatuddin mengatakan, kegiatan dilaksanakan untuk lebih mengenal secara dekat para kandidat Gubernur/Wakil Gubernur Aceh, memberikan pendidikan politik bagi warga, dan sebagai upaya pencegahan dini korupsi pada Pemilu Kada. “Kegiatan itu juga bertujuan terbangunnya komunikasi politik, adanya upaya untuk membangun komitmen bersama agar pembangunan Aceh ke depan bertumpu pada konsep pemerataan dan pembangunan persamaan hak,” katanya. Kegiatan ini diikuti 40 peserta antara lain dari tim kampanye pasangan calon Gubernur/Wakil Gubernur Aceh. “ Mereka yang hadir adalah Timses pasangan Darni Daud dan Timses dari PA,” ucap dia sembari menuturkan Tim Sukses dari pasangan calon lainnya berhalangan pada acara Duek Pakat. Pada acara itu, Anggota KIP Bireuen, Nurdin, SE saat memberikan arahannya antara lain mengharapkan agar Pemilukada Aceh dapat terlaksana secara baik, sehingga masyarakat dapat memberikan suaranya sesuai dengan hati nurani. “Pemilukada Aceh adalah sebuah pesta, maka sebuah pesta biasanya tak akan terjadi sebuah kesusahan, tapi kebahagiaan dan kegembiraan serta memberikan kebebasan bagi rakyat dalam merayakan pesta itu,” ucapnya. (b17)

Butuh Pemimpin Merakyat

Murdani, Pekerja Bengkel Warga Gampong Jambo Apha, Kec Tapaktuan, Aceh Selatan. DIA mengaku gerah terhadap sosok pimpinan yang arogan, tidak merakyat dan suka hura-hura serta lebih menguatamakan kepentingan kelompok ketimbang nasib masyarakat. Dia menolak menunjukkan batang hidung figur calon pimpinannya, melainkan hanya memberi kriteria- kriteria pilihannya yang sesuai dengan kondisi agama, budaya dan adat istiadat di Aceh. (b30)

depan. Pemimpin yang bisa membangun Aceh dengan program jangka panjang,” ujarnya. Rasional Melawan Kharismatik Saleh yang juga dosen Fakultas Hukum Unsyiah ini, mewanti-wanti pemilih. Dia meminta masyarakat agar tak terpikat saat mendengar janji dan iming-iming. Jika ini dituruti maka masyarakat akan terjebak dengan kepentingan jangka pendek. “Harapan kita, bagi siapapun yang terpilih nantinya, dia adalah pemimpin bersama. Bagi yang belum terpilih, maka

tetaplah mendukung pembangunan Aceh secara bersamasama pula. Itu akan menjadi lebih baik pada fase kedua ini,” ungkapnya. Pada fase ini, Saleh melihat ada tarik menatik antara pemimpin rasional dengan pemimpin kharismatik. “Artinya pemimpin rasional mempunyai kepiawaian di dalam menciptakan peluang-peluang atau mengakali keadaan. Dan itu merupakan sebuah kreasi atau kecerdikan,” urai dia. Sedangkan pemimpin kharismatik, tambah Saleh, adalah pemimpin yang bisa membawa

diri dalam berbagai suasana. “Bicara sosok kharismatik, banyak yang bisa dijadikan rujukan karena sudah punya tradisi kepemimpinan sejak dahulu, seperti Daud Beureueh dan pemimpin kharismatik lainnya,” terang dia. Oleh karena itu, saran Saleh, masyarakat harus bisa melihat sisi dari pemimpin yang mereka pilih nantinya. Apakah pemimpin rasional atau kharismatik? “Tentukanlah pilihan sesuai dengan hati nurani,” demikian Saleh Syafii. Munawardi Ismail/ Gito Rollies

Pemimpin Muda Yang Religius

SEBAGIAN masyarakat di Kabupaten Bener Meriah masih memilih Irwandi Yusuf untuk memimpin Aceh ke depan, mereka memiliki beberapa alasan untuk tetap memilih mantan dosen dan melihat serta menilai dari sudut pandang yang berbeda. Muslim misalnya, dia beralasan mendukung IrwandiYusuf, selain merakyat selama kepemimpinannya keamanan di Aceh relatif lebih stabil dan kondusif, apalagi dengan adanya program JKA yang sangat membantu masyarakat tidak mampu. Bukan hanya itu, menurutnya, selama kepemimpinan Irwandi Yusuf bantuan pembangunan Masjid di semua daerah di Aceh juga ada. Saya melihat bantuan untuk pembangunan Masjid dan Meunasah juga disediakan oleh Pemerintah Aceh. Sepengetahuan saya, ini hanya terjadi pada saat kepemimpinan Irwandi Yusuf. (b33)

Saya Akan Pilih Muzakkir Manaf Amirullah, Buruh Jambo Aye, Aceh Utara SAYA akan pilih Muzakkir Manaf. Yang saya dengar dari orang-orang, dia orangnya baik jujur dan bertanggungjawab. Alasan lain, karena Muzakkir diusung Partai Aceh yang tak lain partainya para mantan kombatan GAM. Dua abang saya mantan kombatan GAM dan mereka meninggal dalam konflik. (b19)

Bingung Mencoblos Siapa Husna, Pedagang Lhoksukon, Aceh Utara Pedagang kecil ini mengaku bingung harus pilih siapa. Bahkan ketika Waspada merinci namanama Cagub/Cawagub Aceh 2012-2019, dia mengaku tak satupun mengenalnya. Kata dia, beberapa nama Cagub, seperti Irwandi, Muzakkir Manaf dan Abi Lampisang, pernah didengar tapi orangnya tak dikenal. Dan sejauh ini juga belum ada orang yang mengajak atau menganjurkan dia memilih calon tertentu. (b19)

Teuku Firdaus, Pedagang Desa Keude Siblah, Blangpidie, Abdya

Berharap Pada Zaini - Muzakir

PILKADA Aceh kali ini cukup memberikan warna dan memberikan harapan bagi kami masyarakat kecil. Dengan tampilnya sosok muda yang relius seperti Muhammad Nazar, kami berharap dia dapat membawa harapan, agar mampu memperbaiki ekonomi rakyat kecil ke arah yang lebih baik di masa mendatang. Kami menyampaikan keinginannya agar pelaksanaan Pilkada Aceh dapat berlangsung dengan aman serta jauh dari berbagai intimidasi yang selama ini masih sering terjadi ketika Pilkada berjalan. Selain itu, kami juga meyakini pasangan idamannya (M.Nazar– Nova Iriansyah) bisa memprioritaskan aspirasi masyarakat kecil dalam visi –misi kampanye, sebab sejauh ini dari beberapa pasangan yang telah mengikrarkan diri maju sebagai calon kandidat gubernur Aceh cenderung melupakan pembangunan di daerah serta peningkatan perekonomian masyarakat kecil. Yang sering kita dengar lebih mengarah kepada hal-hal yang tidak masuk diakal, seperti kampanye self goverment dan lain-lain, Kami masyarakat kecil mana tahu hal-hal seperti itu, yang paling penting adalah bangkitnya perekonomian dan mudahnya mendapatkan peluang kerja yang sampai saat ini masih begitu berat kami rasakan di daerah. (cb05)

Abidan H, Pedagang Kutacane, Aceh Tenggara

Padi Dan Pinang TS Irwandi/Muhyan Dibakar SIGLI ( Waspada): Aksi percobaan pembakaran rumah Tim Sukses ( TS) pasangan Cagub/Cawagub Aceh Irwandi/ Muhyan Yunan kembali terjadi. Kali ini, giliran rumah milik Husaini, 28 warga Desa Meunjee, Kecamatan Glumpang Tiga, Pidie yang menjadi sasaran. Peristiwa itu, terjadi, Kamis (22/3) sekira pukul 02:20. Kendati bangunan rumah tidak terbakar, namun puluhan kilogram padi dan biji pinang yang baru siap panen ludes terbakar. “Saat kejadian suami saya tidak di rumah. Beliau sedang di Banda Aceh” kata Rosimawarni, 25 istri Husaini. Rosimawarni mengisahkan, peristiwa terjadi saat ia dan anak-anaknya sedang terlelap dalam tidur. Namun saat itu banyak suara sepedamotor, karena warga desa setempat pergi menonton bola di pusat pasar Kecamatan Glumpang Tiga. Namun aksi itu cepat diketahuinya tatkala jerigen minyak yang digunakan untuk membakar rumahnya meledak. “ Saat itulah saya terjaga. Lalu saya keluar dengan tenang dan langsung memadamkan api dibantu

Pedagang warung kopi di Kota Kutacane ini berharap kandidat calon gubernur dan wakil gubernur Aceh priode 2012 – 2017 nantinya dimenangkan pasangan Zikir yakni Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf. Dia menyebutkan, perbaikaan taraf hidup rakyat Aceh dimungkinkan akan lebih baik bila pasangan Zikir ini memegang tampuk kekuasaan. Alasannya, kandidat ini didukung Partai Aceh, partai pemenang Pemilu 2009 yang didukung banyak orang. Dikatakan, Irwandi Yusuf yang maju berpasangan dengan Muhyan Yunan, bukan tidak baik, memang sudah dirasakan program JKA yang dilaksanakan. Namun, sudah umum terjadi bila pemimpin duduk menjabat untuk periode kedua kalinya, tidak akan baik pemerintahan yang dipimpinnya. Harapan Abidan ke depan, bila pasangan Zikir menang, harus juga meneruskan program pro rakyat, misalnya JKA itu. Terkait pasangan lainya, Abidan mengaku, bukan hanya dirinya, silih berganti masyarakat baik dari kalangan petani dan pedagang bahkan PNS, juga warga Gayo Lues yang datang minum di warungnya, mengaku kurang kenal kiprah kandidat lain. Yang dibicarakan terbatas pada pasangan Zikir dan pasangan Irwandi Yusuf – Muhyan Yunan, yang dijagokan, menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh ke depan. (b25)

Masih Berharap Irwandi Manik, Petani di Subulussalam Sejumlah petani di Subulussalam, berharap pasangan Irwandi Yusuf- Muhyan menang pada Pilkada Gubernur/Wakil Gubernur Aceh, 9 April 2012 nanti. Dialah kandidat yang diharapkan memimpin Aceh lima tahun ke depan. Alasannya, Irwandi yang lima tahun lalu berpasangan dengan Muhammad Nazar dinilai cukup berhasil memimpin Aceh. Situasi daerah aman dan hampir tidak ada gangguan dalam menjalankan kegiatan sehari-hari. Manik, Sagala dan Maharaja didampingi sejumlah warga petani di Kecamatan Penanggalan, Subulussalam mengatakan, tak bersedia mengomentara kandidat lain lantaran mengaku tak banyak tahu sosoknya. Sebagai warga petani, mereka hanya berharap daerah ini tetap aman, tidak ada yang terusik, baik sebelum maupun pasca pencoblosan nanti. Kami masih berharap Irwandi menjadi Gubernur Aceh. (b28)

Melekat Pada Muhammad Nazar Waspada/Muhammad Riza

ROSIMAWARNI, 25 istri dari Husaini memberi keterangan kepada wartawan di sela-sela membersihkan padi dibakar OTK yang mencoba membakar rumahnya, Kamis (22/3). anak-anak” katanya, seraya mengungkapkan ekses dari peristiwa tersebut menyebabkan puluhan kilogram padi dan biji pinang yang baru dipanen ludes terbakar. Rosimawarni, mengaku akibat kejadian tersebut telah menyebabkan dirinya takut. Padahal ia dan suaminya tidak pernah ada persoalan dengan

orang sekitar dan kelompok pihak manapun. Kasat Reskrim Polres Pidie AKP Jatmiko saat dikonfirmasi Waspada, mengatakan pihaknya belum mengetahui adanya peristiwa tersebut, karena belum ada laporan. “ Saya belum mengetahuinya, karena belum ada laporan” demikian Jatmiko. (b10)

Muhammad Ladon, Peternak, Gampong Hilir Kec Tapaktuan, Aceh Selatan M. LADON mengaku aku tak mengerti soal politik dan Pilkada, karena menurutnya, persoalan itu merupakan bagian dari level menengah ke atas. Tetapi bagi masyarakat bawah, urusan politik adalah urusantidak terlalu penting. Pasalnya, siapapun menjadi pimpinan, nasib mereka tetap tidak berubah, jika tidak dilakukan dengan cara membanting tulang. Siapa pun menjadi gubernur Aceh tidak ada persoalan, asalkan biaa membawa dan menciptakan daerah ini menjadi aman dan damai. Tetapi mengingat daerah Aceh dijuluki Serambi Makkah, sebaiknya yang menjadi pimpinan daerah itu adalah sosok yang agamis, untuk menegakkan syariat Islam secara khaffah. Beretika, santun, mampu menjadi imam shalat di masjid sekaligus bisa menjadi membaca khutbah hari Jumat. Sangat memalukan, jika pimpinan daerah tak bisa mengaji dan menjadi imam shalat. Namun Ladon menemukan sosok tersebut pada diri Muhammad Nazar. Sosok Nazar sesuai dengan karakter pemimpin Aceh. (b30)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.