Waspada, Jumat 21 Januari 2011

Page 25

Aceh

WASPADA Jumat 21 Januari 2011

C7 Seorang Murid SD Positif Diserang DBD

PNS Kantor Camat Jambo Aye ‘Menghilang’ PANTONLABU, Aceh Utara (Waspada): Seorang Pegawai Negeri Sipil yang bertugas sebagai staf biasa di Kantor Camat Tanah Jambo Aye Aceh Utara, dikabarkan ‘menghilang’ alias tidak masuk kantor sejak dua pekan terakhir. Abdi negara itu berinisial MTR, warga Desa Biara Barat, Kec Tanah Jambo Aye Aceh Utara. Disebut-sebut yang bersangkutan kesandung kasus narkotika jenis shabushabu (SS) dan kini ia dilaporkan mendekam di bui Mapolres Langsa. Camat Tanah Jambo Aye, TM Yacob SE ketika dihubungi Waspada kemarin, membenarkan seorang PNSnya berinisial MTR sudah sekitar dua pekan tidak masuk kantor. Namun camat mengaku tidak tahu apa penyebab pasti MTR tidak masuk dinas. “Kami hanya menerima laporan lisan dari pihak keluarga MTR, bahwa dia sedang bermasalah. MTR dilaporkan ditangkap polisi di wilayah hukum Langsa karena teman yang berboncengan sepeda motor dengannya kedapatan membawa SS. Tapi penyebab pastinya kita belum tahu. Kita juga belum menerima pemberitahuan resmi dari kepolisian terkait masalah ini,”kata TM Yacob. Camat menambahkan, karena status MTR dalam kasus itu belum jelas, pihaknya juga belum bisa memastikan bagaimana status kepegawaian yang bersangkutan. “Jika sudah ada surat pemberitahuan resmi dari polisi, tentu akan segera kita teruskan ke BKD atau Badan Kepegawaian Daerah. BKD yang menentukan sanksi untuk yang bersangkutan. Untuk sementara, paling kita hanya memberi tanda Absen di daftar hadir karena MTR tidak masuk kantor,” tandasnya.(cmus)

Mantan Tgk Imum Mesjid Krueng Panjoe Meninggal Ditabrak BIREUEN (Waspada): Tgk Muhammad Sayuthi,77, mantan Tgk Imum Syiek Masjid Jamik Krueng Panjoe, Kutablang, Bireuen, asal Desa Lhok Nga, kecamatan setempat Selasa (18/1), meninggal dunia akibat ditabrak satu sepeda motor yang dikendarai M Taufiq warga Desa Cot Puuk, Kecamatan Gandapura, kabupaten yang sama, saat menyeberang jalan nasional dekat rumahnya. Keterangan yang dihimpun Waspada, Selasa (18/1) almarhum baru turun dari bus pulang dari Bireuen lalu menyeberang jalan menjuju beram jalan arah kanan dari Bireuen. Saat itulah mendadak muncul M Taufiq, yang juga datang dari arah yang sama dan tabrakan tak terhindarkan, yang membuat keduanya terkapar. Warga yang melihat keduanya dalam kondisi kritis langsung melarikan ke Puskesmas Kutblang di Krueng Panjoe, namun nyawa Tgk Sayuthi tak tertolong lagi. Sedangkan M Taufiq, setelah ditangani lalu dirujuk ke UGD RSD dr Fauziah Bireuen. Keterangan tim media kondisi almarhum M.Sayuti mengalami pendarahan hebat dibagian kepala mulut serta luka robek pergelangan kaki kiri.“Sedangkan M Taufiq harus dirawat intensif ke RSUD Bireuen karena kondisinya juga yaitu luka robek diatas mata, bibir atas dan pendarahan dari hidung,” rinci seorang perawat. (amh)

Tahun Ini, Pemkab Bireuen Bayar Utang BIREUEN (Waspada): Anggaran tahun 2011, Pemerintah Kabupaten Bireuen akan memprioritaskan untuk menyelesaikan pembiayaan yang belum terbayar (utang) pada anggaran tahun 2010. Demikian antara lain disampaikan Bupati Bireuen, Nurdin Abdur Rahman, Senin (17/1) pada Upacara Hari Kesadaran Nasional (HKN). “Komitmen menyelesaikan semua pembiayaan yang telah dilaksanakan tahun anggaran 2010 itu perlu dilaksanakan agar pada APBK tahun anggaran 2012 nantinya keuangan Pemkab Bireuen tidak lagi mengalami defisit seperti beberapa tahun sebelumnya,” kata Nurdin Abdul Rahman. Kecuali itu, pada kesempatan itu, Nurdin Abdul Rahman menyampaikan juga menginstruksikan kepada semua dinas pengumpul Pendapatan Asli Daerah (PAD) agar lebih maksimal menggali sumber-sumber pendapatan yang belum tersentuh agar target pendapatan dapat terealisasi dengan baik. Begitupun, semua pejabat di semua SKPD terkait untuk menjalin dan meningkatkan kerjasama untuk penyelesaian program pembangunan serta senantiasa menjaga semangat kerja dan kebersamaan. “Supaya semua program pembangunan dalam direalisasikan dengan lancar,” harap Nurdin. Pada bagian lain, Bupati juga menyampaikan dengan diberlakukan PP No 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS diharapkan kepada semua PNS untuk meningkatkan kedisiplinan. “Saya tidak ingin nantinya ada pegawai Kabupaten Bireuen terpaksa diberhentikan secara tidak hormat karena melanggar disiplin,” katanya. Upacara HKN itu sendiri dilaksanakan rutin setiap bulan sekali di halaman Pendopo Bupati setempat dan dirangkai dengan peringatan hari Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Nasional dan Bulan K3. Hadir pada acara itu seluruh Unsur Muspida Bireuen. (cb03)

Trafo Rusak, Pasokan Listrik Jalan Asia Lumpuh PANTONLABU (Waspada): Akibat trafo rusak, pasokan listrik dari PT PLN untuk pelanggan di Jalan Asia Pantonlabu dan sebagian Desa Rawang Iteik, Kecamatan Tanah Jambo Aye—Pantonlabu, Aceh Utara, sejak Minggu (16/ 1) petang lumpuh total. Sepanjang minggu malam, sedikitnya 150 rumah termasuk rumah toko di Jalan Asia Pantonlabu, gelap gulita. Bahkan hingga Senin (17/1) kemarin sore, listrik di kawasan itu belum menyala. Petugas PLN mengaku masih menunggu trafo pengganti dari kantor cabang Lhokseumawe. “Kita sedang mengupayakan trafo baru dari kantor cabang Lhokseumawe. Insya Allah, nanti malam (Senin malam-red) pasokan listrik sudah normal kembali,” kata Bukhari, Manajer PLN ranting Pantonlabu, yang dikonfirmasi Waspada via telefon. Bukhari menjelaskan, trafo atau transformator yang berfungsi sebagai pembagi arus listrik itu diduga rusak akibat lembab. Pasalnya, saat listrik pertama padam, suasana kota Pantonlabu dan sekitarnya sedang diguyur hujan lebat. Kemungkinan besar, komponen dalam trafo short atau gempet akibat terlalu lembab. (cmus)

Penerbangan Di Bandara SIM Banda Aceh Tiba (flight, asal, waktu):

Garuda Indonesia GA 146 Jakarta/Medan

Lion Air

JT 304 Jakarta JT 396 Jakarta/Medan

Sriwijaya Air

SJ 010 Jakarta/Medan

Air Asia

AK 305 Kuala Lumpur *

FireFly

Berangkat (flight, tujuan, waktu):

15:45 GA 147 Medan/Jakarta

16:20

11:35 JT 397 Medan/Jakarta 20:00 JT 307 Jakarta

06:40 12:15

12:55 SJ011 Medan/Jakarta

13:25

12:20 AK 306 Kuala Lumpur *

FY 3401 Penang ** 14:10 FY 3400 Penang “” * Setiap Senin, Rabu, Jumat dan Minggu. ** Setiap Selasa, Kamis dan Minggu.

12:45 14:30

BIREUEN (Waspada): Setelah menjalani perawatan dan melalui pemeriksaan intensif di laborartarium di RSUD dr Fauziah Bireuen, Amri Saputra, 10, seorang murid SDN 7 Makmur, kabupaten setempat, asal Desa Ujong Bayu, Kecamatan Gandapura, dinyatakan positif diserang Demam berdarah Dengue (DBD). Sehingga harus menjalani perawatan intensif kembali di rumah sakit itu. Menurut Fakruddin, 55, dan Hamidah, 54, orang tua korban, anaknya sudah dirawat di RSUD mulai Jumat (14/1)-Selasa (18/1) dan sudah positif diserang penyakit berbahaya itu. “Anak saya ini awalnya saya kira demam biasa lalu saya bawa ke dokter terdekat, melihat kondisnya tidak memungkinkan lalu dokter itu menyarankan untuk dibawa ke RSUD dr Fauziah,” katanya saat di temui di RSUD dr Fauziah Bireuen Selasa (18/1). Direktur RSUD dr Fauziah Bireuen, dr H Yurizal yang dikonfirmasi sehubungan dengan kasus DBD yang dialami, membenarkannya dan mengatakan korban terus dirawat dan sekarang kondisinya mulai membaik. “Anak itu sekarang terus dirawat,” katanya. Pada kesemapatan itu, Direktur RSUD itu, menghimbau kepada masyarakat supaya menjaga kebersihan lingkungannya karena serangan DBD masih sangat rawan musim sekarang ini. Makanya harus terus menjaga lingkungan atau sekitarnya bersih, dan bila ada anggota keluarganya yang mengalami mual atau muntah-muntah, demam, badan panas, nyeri sendi, dan bintik-bintik merah di badan, segeralah konsultasi ke dokter terdekat dan banyak konsumsi air putih serta makan buah-buahan. Demikian dr H Yurizal. (amh)

Pengedar Shabu Kena Ciduk Waspada/Abdul Mukthi Hasan

Tersangka pembunuh mertua dimintai keterangan anggota Polres Bireuen, di Mapolres setempat, Kamis (20/1).

Menantu Pembunuh Mertua Diringkus

Menurut keterangan Kapolres Bireuen AKBP HR Dadik Junaidi, kepada Waspada Kamis (20/1), tersangka berhasil ditangkap 2 X 24 jam setelah sejumlah saksi diperikasa, termasuk tersangka, setelah jasad ditemukan warga. Pada saat diperiksa tersangka yang awalnya hanya untuk dimintai keterangan, terungkaplah sebagai pelaku pembunuha. “Awalnya tersangka kita panggil untuk diminta keterangan, namun dalam pengakuannya tersirat aneh. Lalu, diperiksa intensif dan pelaku mengaku perbuatannya,” kata Kapolres. Sebagaimana informasi sebelumnya, Fatimah, 70, seorang nenak asal Desa Cot Saleut, Kecamatan Peusangan Siblah Krueng, Kab. Bireuen Selasa (18/1) ditemukan warganya di atas bukit kawasan semak belukar atau sekitr 400 meter dari rumahnya dalam kondisi tak bernyawa lagi dan lehernya terdapat luka gorok. Pasca kejadian, warga desanya

menda-dak heboh. Berbagai macam dugaan pun timbul ditengah masyarakat sebelum mereka mengetahui persoalan yang sebenarnya menimpa ibu dari tujuh anak itu Menurut Kapolres Bireuen, pihaknya berhasil menangkap pelaku, setelah bergerak cepat memeriksa para saksi, lalu terungkaplah bahwa pelaku pembunuhan itu adalah menantunya sendiri atas nama A. Sejak saat itulah tersangka langsung di boyong ke Mapolres. “Saat dimintai keterangan terungkaplah siapa pelakunya, dan darinya juga ditemukan sejumlah emas dan uang uang dan di uang juga ada percikan darah, maka Anwaruddin pun mengakunya dirinya yang telah menghabisi ibu kandung dari isterinya sendiri,” kata Kapolres. Didampingi Kasat Reskrim AKP Khairul, Kapolres mengatakan, untuk mengungkapkan kasus pembunuhan itu pihaknya bergerak cepat. Selain memintai keterangan dari sejumlah warga juga menggeledah rumah korban. “Dari belasan orang yang dimintai keterangan, Rabu kemarin di desa itu, empat orang diantara mereka diperiksa dua kali. Dari empat orang tersebut, satu orang yang memberi jawaban berbelit-belit dan tidak sebagaimana orang lainnya. Keterangan diberikan tidak sesuai bila dicocokkan dengan keterangan yang lain akhirnya tersangka dibawa ke Pos Polisi, Kecamatan Peusangan Siblah Krueng usai shalat Maqrib,” kata Kapolres Bireuen. Pemeriksaan diintensif terus dilakukan dengan berbagai pertanyaan, akhir-

nya menjelang pukul 24.00 Wib, Rabu (19/1) mengakui perbuatannya. Setelah tersangka mengaku tim Polres menelusuri emas dan uang yang diambilnya dari korban. Lalu Kamis pukul 02.00 Wib, anggota Polres Bireuen dan tersangka kembali ke desa itu mengambil emas milik Nek Faimah yang sudah disimpan di perbukitan desa itu dengan ditutup daun kayu samping salah satu pohon pinang. “Sisa uang sebesar Rp 1 juta, sudah diserahkan kepada dua warga desa yang boleh dianggap mengalami keterbelakangan mental. Diserahkan uang kepada dua orang tersebut, menurut pelaku untuk menghilangkan jejak. Dan sempat ada keterangan mungkin pelakunya adalah orang yang diserahkan uang hasil kejahatan,” katanya. Kemudian lanjut Kapolres, pihaknya tidak tinggal diam, malam kemarin juga menggeledah rumah tersangka di Desa Cot Saleut dan rumah istri kedua di Desa Alue Dua, Kecamatan Makmur yang berjarak belasan km dari rumah tersangka. Adapun barang bukti yang sudah didapatkan, antara lain, tiga kalung emas, dua cincin dan satu gelang emas. Sedangkan uang Rp 5.150.000 sudah dibelanjakan Rp 450.000. Selain itu, baju tersangka, baju korban, parang, tongkat dari kayu milik korban. Tersangka yang disebut-sebut memiliki dua istri, dan seorang diantaranya adalah anak korban ditetapkan sebagai tersangka dengan ancaman hukuman seumur hidup. (amh)

BANDA ACEH (Waspada): Terbukti menikmati uang pajak PPN dan PPh Pemkab Bireuen Tahun 2007 dan 2008 yang diduga digelapkan oknum mantan Kuasa Bendahara Umum Daerah (BUD) Kabupaten Bireun Muslem Syamaun, Polda Aceh, Senin (17/1) malam, menahan lagi seorang oknum PNS yakni mantan pegawai Kantor Pos Penyuluhan Pajak Bireun yang kini dimutasikan sebagai pegawai Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Subulussalam, berinisial MM, 49. Hasil pemeriksaan yang dilakukan penyidik Senin, MM dipersangkakan turut serta melakukan tindak pidana korupsi bersama tersangka yang sudah terlebih dahulu ditahan, Muslem Syamaun dalam kasus pemotongan Pajak Penghasila (PPh) dan pemungutan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Pemkab Bireun yang tidak disetorkan ke kas negara pada tahun 2007 dan 2008. “Sebagaimana dimaksud Pasal 2, Pasal 3 dan Pasal 8 UU RI Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana dirubah dengan UU RI Nomor 22 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat (1) KUHP jo Pasal 64 KUHP,” kata Kapolda Aceh Irjen Pol Drs Iskandar Hasan, SH, MM melalui Wadir

Reskrim Polda Aceh AKBP Dedy Setyo Yudho P. SH, SSt, Mk kepada wartawan di Banda Aceh kemarin. Disebutkan, penahanan yang dilakukan kepolisian terhadap tersangka baru dalam kasus tersebut, selain telah memiliki bukti-bukti yang cukup juga berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan penyidik Polda Aceh kemarin. Dijelaskan, dalam pemeriksaan yang berlangsung sejak pukul 10.00 hingga pukul 22.00 WIB itu, MM mengakui ada meminjam uang pajak Kabupaten Bireuen dari tersangka Muslem Syamaun sebesar Rp. 145juta. “Pertama tanggal 14 Maret 2008 dengan jumlah Rp. 45juta, kemudian pada tahun nyang sama MM meminjam lagi sebesar Rp. 100juta,” jelasnya. Menurut AKBP Dedy Setyo Yudho, pada saat peminjaman itu berlangsung, MM merupakan pegawai KPP Lhokseumawe sebagai Pelaksana Seksi Penagihan yang ditugaskan sebagai Kepala Pos Penyuluhan Pajak Bireuen. “Sebenarnya yang bersangkutan telah diberikan kesempatan untuk mengembalikan uang itu. Namun, sampai hasil audit BPKP turun, MM tidak mengembalikan uang yang dipinjamnya itu dengan

alasan tidak punya uang karena sudah digunakan untuk merenovasi rumah dan keperluan lain,” kata Dedy. Pada bagian lainWadir Reskrim Polda Aceh itu juga menjelaskan, selain berdasarkan pengakuan tersangka dalam pemeriksaan, penyidik juga menyita barang bukti berupa kwitansi bukti peminjaman uang pada Muslem Syamauan, yang diakui Muslem Syamaun uang yang dipinjamkan kepada tersangka MM adalah uang pajak yang tidak disetorkan ke kas negara. Dikatakan, dari 24 peminjam uang pajak Kabupaten Bireuen yang tidak disetorkan ke kas negara itu, dua peminjam sudah mengembalikan uang pinjaman ke penyidik Polda Aceh masing-masing sebesar Rp. 300juta dan Rp. 60juta. Kedua peminjam itu adalah TB dan SF yang berprofesi sebagai kontraktor di Bireuen. Ditambahkan, meskipun kedua pengusaha itu telah mengembalikan uang pajak yang dipinjamnya pada Muslem Syamaun, namun proses tindak pidana korupsi tetap lanjut. Karena, pemulangan dana pajak Bireuen itu dilakukan setelah hasil audit BPKB keluar dan polisi sudah menetapkan 24 peminjam sebagai tersangka. (b09)

BIREUEN (Waspada): Sungguh sangat kejam, begitu kata sejumlah warga setelah mengetahui bahwa yang membunuh secara sadis Nek Aminah, 70, warga Desa Cot Saleut, Kecamatan Peusangan Siblah Krueng, Bireuen adalah menantunya sendiri yakni, A, 38, juga warga desa setempat. Kini tersangka telah diamankan di Mapolres.

Polisi Tahan Oknum Pegawai Pajak

Rumah Dinas Ketua DPRK Terbengkalai SIGLI (Waspada): Pembangunan rumah dinas untuk pimpinan dewan (DPRK) Pidie yang menghabiskan alias menelan dana Rp1,5 miliar berlokasi di kawasan Jalan menuju Stadion Kuta Asan, Kota Sigli, tiga tahun terbengkalai dan terancam ambruk. Pantauan Waspada langsung ke lokasi Rabu (19/1) rumah dinas yang dibangun PemkabPidie diperuntukkan untuk rumah dinas ketua DPRK setempat, yang letaknya bersisian dengan stadion sepakbola kebanggaan masyarakat Pidie, yang sudah tiga tahun terbengkalai alias diterlantar, kondisinya mulai mengalami kerusakan di beberapa bagian fisik, seperti plafon sudah banyak bercopotan, bagian jendela, pintu dan lainnya. Bahkan di lokasi rumah dinas ketua DPRK Pidie itu terlihat rumput sudah mulai meninggi di sekeliling rumah. Sejumlah tumpukan kayu bekas berserakan. Rumah ini berukuran sekira 20 x 30 meter lebih. Setiap hari dan malam ba-

ngunan rumah itu menjadi kandang ternak piaraan masyarakat setempat,” ungkap beberapa warga. Padahal dan seharusnya untuk menjaga kondisi rumah dinas itu tidak sampai mengalami kerusakan dari berbagai gangguan baik hewan ternak maupun ulah tangan manusia. Pemkab Pidie, ikut membangun pagar sekeliling rumah, sehingga hewan dan manusia jahat tidak bisa masuk ke dalam, tambah mereka. Sumber yang diperoleh Waspada dari berbagai kalangan menyebutkan, proyek rumah dinas yang dikhususkan untuk ketua DPRK Pidie itu dibangun dengan dana APBK Pidie senilai Rp1,5 miliar, namun sampai kini belum dapat ditempati. Informasi yang dikumpulkan menyebutkan, pembangunan rumah dinas milik Pemkab Pidie diperuntukkan untuk ketua DPRK setempat dikerjakan CV. Koga, dengan dana APBK Pidie tahun anggaran 2006 sebesar Rp1,5 miliar, belum termasuk pagar. Pada tahun anggaran 2008. Kepala

Bagian Perlengkapan Setdakab Pidie, kala itu Ismail Fadil, pernah mengusulkan pem-bangunan lanjutan atau finishing senilai Rp800 juta, namun oleh Ketua DPRK Pidie kala itu, dipending (ditunda). Terbengkalainya pembangunan rumah dinas ketua DPRK Pidie itu mengundang banyak kritikan yang dialamatkan kepada pemkab setempat. Pasalnya, akibat pembangunannya tidak berlanjut sehingga rumah itu menjadi bangunan mubazir dan membuang uang rakyat. Sebelumnya Sekdakab Pidie M Iriawan SE kepada wartawan mengaku pembangunan rumah dinas ketua dewan tersebut belum dapat dilanjutkan karena ketiadaan dana. Seharusnya, rumah dinas ini sudah rampung dan dapat ditempati. “Sampai kini belum selesai dikerjakan adalah pagar, instalasi listrik, dan finishing di bagian dalam ruangan rumah tersebut. Sehingga harus dipersiapkan dana lanjutan untuk proses akhir penyelesaiannya,” terang Sekda. (b21)

BIREUEN (Waspada): Seorang pengedar shabu, Mirza, 21, yang mengaku dirinya warga Desa Matang Cot Paseh, Kec. Peusangan, Kab. Bireuen tak berkutik saat diciduk tim operasional Sat Narkoba Polres Bireuen, Minggu (16/1) di sebuah rumah di Desa Blang Cot, Kec. Jeumpa, kabupaten yang sama. Dari si pengedar ditemukan barang bukti berupa bubuk kristal seberat 0,79 gram atau satu paket yang nilainya Rp1,7 juta. Sementara dia temannya dinyatakan buron. Hal itu diungkapkan Kapolres Bireuen AKBP HR Dadik J melalui Kasat Narkoba Ipda Marwansyah kepada wartawan, Selasa (18/1). “Awalnya kita dapat informasi dari masyarakat lalu kita tindaklanjutinya tidak lama kemudian tim kita berhasil menagkapnya,” ungkap Ipda Marwansyah. Didampingi Kanit Sidik Sat Narkoba, Brigadir Jauhari Ramli, Marwansyah, mengatakan, selain mengamakan tersangka dan barang bukti itu, pihaknya juga menemukan satu bong alat mengisap sabu dan korek api gas. “Hasil penyelidikan, tersangka mengaku membeli benda itu dari rekannya WD dan akan menyerahkan kepada orang lain yang disebut namanya Abang. Pemesan barang haram itu berhasil kabur, sedangkan dua orang yang menjual shabu itu juga kabur sebelum anggota kita tiba,” kata Ipda Marwansyah. Menurut Marwansyah, beradasrkan hasil pemeriksaan pihaknya tersangka Mirza terpengaruh menjual shabu itu karena tergiur dengan keuntungan besar dari menjual barang haram itu tanpa memikir efeknya. Tersangka mengaku membeli barang itu seharga Rp 1.100.000, kemudian hendak dijual Rp 1.700.000. “Tersangka pemain baru dan masih memungkinkan untuk dibina,” tambah Marwansyah. Sementara itu, tersangka, Mirza mengaku, dirinya disuruh beli barang itupadaseseoranglalumemberikankepadaoranglainlagi,namunsebelum niatnya tercapai pihak kemanan telah menyergapnya untuk mempertangungjawabkan perbuatannya dihadapan hukum. (amh)

Pemegang HGU Serobot Lahan Petani PEUDADA Bireuen (Waspada): Ratusan petani perkebunan Kecamatan Peudada Bireuen resah. Pasalnya seluas 10 ribu hektar lahan petani di Kecamatan itu diserobot beberapa pengusaha pemegang HGU, Syahrul Husin petani Kemukimn Krueng Peudada, Said Husin mantan Mukim Alue Rheing dan Zulmhdi AR Imum Mukim Krueng dalam keterangannya kepada Waspada di kantor Camat Peudada Selasa (18/1), membenarkan sekitar 10 ribu hektar lahan pertanian dan perkebunan milik petani Kecamatan Peudada diserobot beberapa pengusaha pemegang HGU. Para petani Kecamatan Peudada sangat berharap kepada Gubernur Aceh agar mencabut kembali pemegang HGU beberapa pengusaha atas lahan petani Kecamatan Peudada. Menurut Syahrul Husin, lahan pertanian dan perkebunn sudah digarap oleh petani 52 desa dalam Kecamatan Peudada belasan tahun lalu sudah berkembang dan menghasilkan. Namun yang menjadi tanda tanya besar lahan pertanian dan perkebunan mereka yang sudah digarap belasan tahun para petani Kecamatan Peudada dan sudah menghasilkan diserobot beberapa pengusaha pemegang HGU. Camat Peudada Munawar,SH yang dikonfirmsi Waspada di kantornya Selasa (18/1) membenarkan pihaknya sudah menerima laporan dari petani tentang penyerobotan lahan petani itu. Dikatakan, pihak pengusaha pemegang HGU tidak pernah melapor kepada Camat selaku pemagang HGU dan pemegang HGU itu dinilai siluman. “Mereka tidak punya lahan hanya punya surat HGU. Sedangkan lahan seluas 10 ribu hektar lebih adalah milik petani yang sudah digarap belasan tahun lalu,” ujar Munawar. (b16)

DPRA Harus Pastikan Perlindungan Rawa Tripa Di RTRWA BANDA ACEH (Waspada): Tim Koalisi Penyelamatan Rawa Tripa (TKPRT) dan Forum Tataruang untuk Sumatera (For Trus) mendesak Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) memastikan Rawa Gambut Tripa terlindungi dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Aceh (RTRWA). Status perlindungan untuk Tripa perlu ditetapkan untuk menyelamatkan sisa keaneka-ragaman hayati. Hal ini disampaikan sejumlah lembaga lingkungan seperti WalhiAceh, Badan Pengelola Kawasan Ekosistem Leuser (BPKEL), Yayasan Leuser Internasional (YLI), Yayasan Ekosistem Lestari (YEL), WWFIndonesia, Jaringan KuALA, Silfa, Transparency International Indonesia, LBH Banda Aceh, Koalisi NGO HAM, Uno Itam dan PeNA yang tergabung dalam TKPRT-For Trus. Selasa (18/1) di Banda Aceh. DPRA harus mengevaluasi kembali status kawasan Areal Penggunaan Lain (APL) yang ada di Tripa. Untuk kawasan yang masih bisa diselamatkan karena masih memiliki tutupan hutan yang baik dimana sejumlah satwa langka masih ditemukan, harus ditetapkan sebagai kawasan lindung. “Kami prihatin dengan tingginya laju degradasi hutan rawa gambut di Tripa karena pembukaan perkebunan kelapa sawit. Pemerintah bertanggung jawab karena memberi izin pembukaan kawasan hutan gambut di sana,”kata Direktur Eksekutif Walhi-Aceh TM Zulfikar. Zulfikar menambahkan salah satu penyebab lemahnya pelindungan terhadap hutan rawa gambut Tripa karena kawasan itu hanya berstatus APL. Padahal ditinjau dari sisi kekayaan keanekaragaman hayati dan kedalaman gambutnya yang mencapai lebih dari 3 meter, seharusnya Tripa ditetapkan sebagai kawasan lindung. Selain itu, sudah ada banyak kajian yang dilakukan untuk Tripa dan merekomendasikan perlindungan Tripa. Saat ini Indonesia juga sedang melaksanakan moratorium pembukaan perkebunan sawit di hutan gambut yang harus dipatuhi. (gto)

Pengurus Persiapan AJI Bireuen Dibentuk BIREUEN (Waspada): Sejumlah anggota Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Lhokseumawe yang selama ini bertugas di wilayah liputan Kabupaten Bireuen membentuk pengurus AJI Persiapan Bireuen. “Setelah kepengurusan AJI persiapan Bireuen terbentuk, rencana ke depan kita akan membentuk AJI Bireuen yang akan mencakup tiga wilayah yaitu Bireuen, Bener Meriah dan Aceh Tengah. Selain itu, kita bahas langkah-langkah ke depan yang harus kita pikirkan terkait organisasi pers ini, karena selama ini kami masih tunduk kepada AJI Lhokseumawe,” kata Ketua Panitia Desi Saifan kepada Waspada Sabtu (15/1), di sela-sela rapat. Menurut Desi, dengan terbentuknya pengurus AJI persiapan Bireuen, para anggota AJI yang selama ini berada di wilayah Bireuen tidak lagi berada di bawah AJI Lhokseumawe. (amh)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.