Waspada, Jumat 1 Oktober 2010

Page 13

Medan Metropolitan

WASPADA Jumat 1 Oktober 2010

B3

Pelajar Lupakan Hari Kesaktian Pancasila MEDAN (Waspada): Makna Hari Kesaktian Pancasila yang diperingati 1 Oktober sepertinya mulai terlupakan. Pasalnya, sejumlah generasi muda yang ditemui Waspada, Kamis (30/9), mengaku tidak mengetahui apa itu hari Kesaktian Pancasila dan sepertinya Hari Kesaktian Pancasila kurang tenar di kalangan para pelajar. Seperti Hafis, 18, salah satu siswa di sekolah swasta di Medan. Hafis hanya mengetahui besok merupakan Hari Kesaktian Pancasila, namun dia tidak mengetahui kenapa hari ini disebut Hari Kesaktian Pancasila. “Saya tahunya pun dari guru tadi, guru yang bilang besok kita upacara hari Kesaktian Pancasila, sejarahnya saya kurang tahu, sudah lupa,” kata Hafis. Hal serupa juga diungkapkan Hidayat, 20, warga Kec. Medan Amplas. Hidayat bahkan

mengaku sudah tidak ingat lagi kapan Hari Kesaktian Pancasila itu diperingati. “Udah lupa bang, pula udah lama dipelajari, waktu SMP mungkin dipelajari,” ujarnya. Menanggapi hal ini, salah seorang sejarawan Muhammad TWH mengatakan, para pelajar atau generasi muda tidak sepenuhnya dapat disalahkan mengenai ketidaktahuannya tentang hari-hari bersejarah. Pasalnya, saat ini mengenai hari-hari bersejarah sangat kurang dipu-

Dua Jambret Ditangkap MEDAN (Waspada): Dua penjambret istri polisi ditangkap Reskrim Unit Jahtanras Polresta Medan dalam penyergapan di tempat persembunyiannya di Medan, Rabu (29/9). Tersangka AS, 22, warga Jalan Gaharu Medan dan RFH, 19, warga Jalan Gaharu Gang Sekolah Medan, kemudian dijebloskan dalam sel tahanan Polresta Medan. Dalam pemeriksaan, kedua tersangka mengaku melakukan aksi jambret di dua tempat terpisah diantaranya di Jalan Sutomo setahun yang lalu dan di Jalan Adinegoro dengan LP No. 1575/ VI/2010/Tabes MS. Dari kedua aksi jambret tersebut seorang diantaranya yang menjadi korban adalah istri polisi, Ratna br Nainggolan, 25. Kasat Reskrim Polresta Medan Kompol Fadillah melalui Kanit Jahtanras AKP Josua Tampubolon, SH, MH, mengatakan, kerugian yang dialami Ratna akibat aksi jambret kedua tersangka mencapai Rp6 juta. “Saat itu Ratna berboncengan naik sepeda motor dengan Betharia Hutabarat di Jalan Sutomo diserempet kedua tersangka yang juga naik sepeda motor. Tas korban berisi uang Rp6 juta dijambret dan melarikan diri,” jelas Josua Secara terpisah Reskrim Unit Jahtanras juga menangkap tersangka FES, 28, warga Jalan Bulu Perindu Tembung, dari kawasan Percut Sei Tuan. Tersangka menjambret korbannya Desi, 33, warga Jalan Samudra Medan. Seorang dari teman tersangka Fibdi masih buron. Tersangka melakukan jambret terhadap korban di Jalan H Umar Said Cokroaminoto Percut Sei Tuan. Saat itu korban sedang naik becak bermotor (betor). Tiba-tiba tasnya dijambret tersangka yang mengendarai sepeda motor. Anggota Unit Jahtanras yang sedang bertugas di TKP mengejar tersangka dan akhirnya berhasil menangkap satu dari dua tersangka.(m39)

Rumah Tempat Rekap Togel Digerebek Tujuh Tersangka Dibekuk MEDAN (Waspada): Reskrim Unit Vice Control (VC) Sat I/ Tipidum Dit Reskrim Poldasu menggerebek rumah tempat rekap judi toto gelap (togel) sekaligus menangkap tujuh pemain judi, dari dua tempat terpisah di Kec. Salapian, Kab Langkat, Rabu (29/9) sore. Di Desa Kuala Serdang Simpang Pondok Lapan, Kec. Salapian, Kab. Langkat, empat pemain dan tukang rekap judi togel ditangkap yaitu EHT, 38, warga Jl. Merdeka Desa Tanjung Langkat, Kec. Salapian, Kab. Langkat,Y als Didol, 34, warga Desa Tanjung Langkat, NSP, 29, warga Dusun II Desa Kuala Serdang dan S alis Ani, 40, warga Desa Kuala, Kec. Kuala, Kab. Langkat. Tersangka, EHT mengaku, mereka berada di rumah tersebut sebagai karyawan perjudian toto gelap yang dikelola TG (buronred). Setiap kali putaran, mereka mendapat upah Rp50.000 sampai Rp70.000. Judi togel itu sudah berlangsung beberapa bulan dengan omzet setiap putaran Rp6 juta sampai Rp7 juta. “Kami ada yang tukang rekap, tukang jemput rekap dan lainnya,” kata EHT. Dari rumah yang dijadikan lokasi transaksi togel tersebut, petugas menyita barang bukti, 3 buku tulis berisi catatan omzet, 2 kalkulator, 10 lembar kupon dalam keadaan kosong, 60 lembar kertas rekap, uang tunai Rp455.000 dan dua blok kertas rekap togel yang masih kosong. Ditempat terpisah, VC Poldasu juga menggerebek sebuah rumah yang dijadikan markas perjudian togel di Ujung Tran, Kec. Salapian, Kab. Langkat. Dari rumah tersebut, polisi menangkap tiga tukang rekap, yaitu, PS, 39, warga Jl. Dusun Lau Kambing, Desa Turangi, Kec. Selapian, Kab. Langkat, MS als Boneng, 28, warga Dusun Lau Kambing dan SP als Abor, 44, supir angkot, warga Jl. Desa Lau Tepu, Kec. Selapian, Kab. Langkat. Barang bukti yang disita antara lain, 2 buku tulis ukuran folio catatan uang judi, 30 lembar kertas rekap,10 potong kertas rekap, 40 lembar kupon judi togel,satu kalkulator dan uang Rp400.000. Tersangka PS sebagai pengumpul rekap sekaligus penghitung omzet taruhan, SP als Abor bertugas sebagai tukang jemput rekap sedangkan MS sebagai penulis rekap. Aksi perjudian yang sudah berlangsung beberapa bulan mendapat omzet Rp6 juta sampai Rp7 juta. Direktur Reskrim Poldasu Kombes Pol Drs Agus Andrianto, SH ketika dihubungi membenarkan penangkapan tujuh tersangka. “Mereka punya peran masing-masing,” kata Agus sambil menambahkan para tersangka dipersalahkan dengan Pasal 303 ayat (1) KUHPidana dengan ancaman hukuman selama-lamanya 10 tahun penjara. (m39)

PencuriTabung Gas Babak Belur MEDAN (Waspada): Seorang pria babak belur dihajar massa di Jalan Dr Mansyur Medan, Selasa (28/9) malam. Pasalnya, tersangka berinisial AG, 38, penduduk Jalan SM Raja Medan akan membawa lari tabung gas kosong milik sebuah restoran di Jalan Dr Mansyur tersebut. Sebelumnya, pria itu mengelabui karyawan restoran sebagai petugas pengecek tabung gas legal. Entah bagaimana, seorang karyawan restoran sadar akan ditipu, langsung menggagalkan aksi pria tersebut. Tabung gas yang siap dibawa pelaku dengan sepeda motor diambil kembali. Aksi pria itu pun menyulut kemarahan massa setempat. Beruntung, petugas Polsekta Medan Sunggal yang turun ke lokasi. Pria mengaku dari Lampung itu diselematkan ke rumah sakit terdekat. (m31)

Manager Kebun Jadi Tersangka Kasus Lahan PTPN IV MEDAN (Waspada): Polda Sumut menetapkan Manager Kebun Unit Timur Batahan Kab Madina, ASH sebagai tersangka, dalam kasus dugaan pengembangan lahan PTPN IV di Mandailing Natal (Madina) yang diambil dari hutan register. Pelepasan hutan register/lindung seluas ribuan hektar menjadi milik PTPN IV di Batahan, Kab. Madina berlangsung tahun 2004 dan kini hutan register tersebut sudah ditanami kelapa sawit dan sudah pernah dipanen. Terkuaknya pengalihfungsian hutan register/lindung di Desa Batahan, Kab Madina atas laporan Dinas Kehutanan (Dishut) Madina dan Dishut Provsu. Setelah pengaduan itu, pihak Poldasu sudah pernah melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah pejabat di Dishut dan PTPN IV. (m39)

blikasikan di media dan kurang dikemukakan oleh guru-guru di sekolah-sekolah. “Mereka tidak bisa disalahkan. Masa kejadian ini kan sudah lama, jadi perlu seringsering diingatkan kembali oleh media dan guru-guru mereka. Mereka pun perlu dibimbing dan diberi arahan. Ini kewajiban semua instansi baik instansi pendidikan dan lainnya,” jelasnya. Menurutnya, para pelajar yang tidak tahu akan hari-hari bersejarah belum tentu atau belum bisa dikatakan kalau nilai-nilai atau rasa nasionalisme para generasi muda mulai pudar. “Belum tentu. Kan udah saya bilang tadi, mereka itu mungkin lupa karena kurangnya publikasi dan kurangnya penjelasan dari guru-guru,” tegasnya kembali. Dia juga menjelaskan, dalam memperingati Hari Kesaktian Pancasila, setiap orang harus menghayati apa yang terjadi pada masa lalu, dimana satu

hari sebelum tanggal 1 Oktober, telah terjadi penculikan dan pembunuhan terhadap jenderal-jenderal putra terbaik bangsa seperti Letjen A. Yani, Lettu. P.A. Tandean dan lainnya. “Pada saat itu, PKI hendak menggantikan Pancasila, tapi karena kesaktian dari Pancasila lah rakyat bangkit dan melakukan perlawanan. Jadi, 1 Oktober, hari selamatnya bangsa Indonesia dari malapetaka gerakan 30 September PKI atau disingkat G 30 SPKI,” terangnya sembari mengingatkan kekejaman-kekejaman PKI tidak bisa dilupakan oleh sejarah. Muhammad TWH juga mengaku kecewa karena tidak antusiasnya masyarakat Medan yang tidak memasang bendera setengah tiang pada, Kamis (30/ 9) ini. “Kecewa dan sedih juga. Apakah ini salah Pemko dengan tidak membuat pengumuman saya tidak tahu, tapi saya sudah hubungi Kominfo Pemprovsu agar membuat pengumumanpengumuman.”

Ketika ditanya bagaimana caranya agar generasi muda mudah mengingat atau mengulang kembali peristiwa-peristiwa bersejarah, dia mengatakan, salah satu cara agar para siswa mengingat kembali, yaitu dengan sering-sering membuat perlombaan menulis dengan tema peristiwa bersejarah di kota nya maupun sejarah nasional. “Ini tentu dapat memacu para siswa untuk lebih banyak membaca tentang pengetahuan mengenai hari-hari bersejarah, sehingga dengan begitu, akan tumbuh rasa cinta terhadap tanah air. Karena dia mengetahui para pahlawan itu merebut kemerdekaan dengan memperjuangkan harta dan nyawanya,” kata Humas Dewan Piminan Daerah LegiunVeteran Republik Indonesia (LVRI) Sumut itu, sembari mengingatkan siswa di Medan untuk mengikuti sarasehan mengenai Pancasila di Aula Martabe, Kamis (7/10). (cmai)

Pengedar 792 Butir Ekstasi Dihukum 41 Tahun MEDAN (Waspada): Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan menjatuhkan hukuman kepada tiga pengedar 792 butir ekstasi masing-masing 14 tahun dan 13 tahun penjara, Kamis (30/9). Selain dihukum penjara, ketiganya juga diwajibkan membayar denda masing-masing senilai Rp1 miliar subsider enam bulan kurungan. Majelis hakim diketuai Karto Sirait menyatakan Rosni Soniful alias Aping, dan dua rekannya Raja Indra Jaya Pane alias Indra dan Muhammad Ravi’i alias Rapi (ketiganya disidang terpisah terbukti bersalah sebagaimana diatur dalam Pasal 114 ayat (2) jo Pasal 132 UU RI No.35 tahun 2009 tentang Narkotika. Untuk itu, kata Sirait, Rosni

Soniful alias Aping dan Ir Raja Indra Jaya Pane alias Indra divonis masing-masing 14 tahun, sedangkan Muhammad Ravi’i alias Rapi divonis 13 tahun. Vonis majelis hakim lebih ringan dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Muhammad Amin. Sebelumnya, dia meminta agar para terpidana dijatuhi hukuman masingmasing 15 tahun penjara denda Rp1 miliar subsider dua bulan kurungan. Atas putusan itu, para terpidana menyatakan banding. ”Secara resmi akan kami rembukkan dengan kuasa hukum kami, “ kata salah seorang terpidana. Sedangkan JPU menyatakan pikir-pikir menentukan sikap selanjutnya.”Kami pikir-pikir pak hakim, “ tegas

JPU saat ditanya hakim. Pertimbangan majelis hakim, perbuatan ketiganya bisa merusak generasi penerus bangsa, tidak mendukung program pemerintah dalam pemberantasan narkoba. Sementara yang meringankan, mereka sopan dalam persidangan dan masingmasing memiliki tanggungan hidup. Dalam dakwaan JPU disebutkan, Rosni Soniful alias Aping merupakan target polisi karena diduga pengedar ekstasi ke sejumlah diskotik di Medan. Setelah melalui pengejaran dan pengintaian, 5 Februari 2010 sekitar pukul 18.00, akhirnya Aping diketahui jejaknya di Hotel Sukma Jalan Sisingamangaraja, Medan. (h05)

Mantan TNI Dipukuli Tiga Perwira BELAWAN ( Waspada): Seorang mantan TNI AL, Syafii, warga Kurnia, Kel. Belawan Bahari, dipukuli tiga oknum perwira dan seorang Bintara saat melintas di Jalan Bengkalis persis di depan Rumkital Belawan, hingga babak belur, Selasa (28/9) malam sekitar pukul 22.00. Korban mengaku mengenal ke empat pelaku yakni Mayor S dan I serta seorang Kapten yang belum diketahui namanya serta seorang bintara, Serka FB. “Aku kenal karena mereka mantan senioranku dan aku tidak punya masalah dengan mereka. Tapi entah apa sebabnya aku dipukuli,” katanya saat bertemu Waspada di salah satu rumah sakit tempat korban dirawat, Rabu (29/9). Sebelum pemukulan itu terjadi, korban melintas di tempat kejadian perkara (TKP)

dengan mengendarai sepeda motor baru untuk membeli bakso dan martabak pesanan istrinya. Tiba- tiba korban mendengar suaran panggilan dari seberang jalan. Ternyata yang memangil tersebut pelaku. Karena kenal dan tidak menaruh curiga, korban berhenti di depan keempat pelaku. Namun tanpa alasan yang jelas, korban langsung dipukuli pelaku tanpa diber i kesemptan untuk bertanya. “Waktu itu aku baru pulang kuliah. Aku dipukuli beramai-ramai hingga jatuh ke aspal dan diseret mereka,” jelas mantan TNI AL yang berhenti tahun 2007 itu. Akibatnya korban mengalami memar pada wajah dan bahu kanan serta paha kaki kanan. Tidak senang diperlakuan demikian, malam itu juga korban melapor ke petugas

Polisi Militer Angkatan Laut (Pomal) Belawan. “Aku melapor tadi malam dan hingga sekarang kaki serta bahuku ini masih sakit kalau digerakkan,” ucapnya sambil menunjuk sakit dimaksud. Danpomal Belawan Mayor (PM) Ade Permana mengatakan, pihaknya masih melakukan klarifikasi atas permasalahan itu dengan meminta keterangan dari beberapa orang saksi. “Tadi pagi aku juga sudah ke rumah sakit namun tidak ketemu karena korban masih tidur,” katanya saat dihubungi. Disinggung tentang materi pengaduan, Ade mengatakan belum tahu secara rinci kronologis kejadian karena dirinya masih sibuk menyambut HUT TNI AL. “Kita masih sibuk namun pengaduan korban tetap diproses,” ucapnya. (cre)

Penembak Mahasiswa Menderita Gangguan Jiwa MEDAN (Waspada): Tersangka penembak Sofyan Sirait mahasiswa Santo Thomas dengan senapang angin, ternyata menderita gangguan jiwa. “Selain tersangka JA, 38, disita barang bukti senapang angin dengan satu kotak bertulisan Air Rifle Pellets merek Target berisikan 51 butir peluru senapang angin,” kata Kapolsekta Medan Helvetia AKP Sutrisno Hadi, SH,SIK kepada Waspada, Rabu (29/9) sore. Menurut AKP Sutrisno, sesuai pengakuan orang tua tersangka, JA sudah sering keluar masuk RS Mahoni Medan karena menderita gangguan jiwa dan perawatan tetap dilanjutkan. “Sewaktu JA melepaskan tembakan dengan mempergunakan senapang angin, dia mengira yang ditembak itu adalah burung,” jelas Sutrisno meniru ucapan orang tua tersangka. Disebutkan Sutrisno, sepekan sebelum kejadian itu, JA juga pernah melepaskan tembakan disaat mobil taksi melintas di Jalan Kapten Muslim Gang Selamat. Tapi, puluru senapang angin hanya mengenai kaca spion dan pengemudi taksi tidak melapor ke kantor kepolisian. “Senapang angin itu milik JA yang dibelinya seharga Rp900.000 dan dia hobbynya menembak burung,” kata Sutrisno didampingi Kanit Reskrim Iptu Zulkifli Harahap,SH.

Ketika ditanya apakah tersangka resmi ditahan, Sutrino mengatakan, JA tidak ditahan melainkan langsung dikirim ke RS Jiwa karena orang tuanya ada memperlihat surat perawatan dari RS Mahoni. Dalam kasus penembakan ini, korban Sofyan Sirait mahasiswa Fakultas Teknik Santo Thomas sudah membuat pengaduan di Mapolsekta Medan Helvetia dan pihaknya sudah mengambil keterangan empat orang saksi dan satu diantaranya korban sendiri. Peristiwa penembakan terjadi di Jalan Kapten Muslim

Gang Selamat Medan, Selasa (28/9). Saat itu korban Sofyan Sirait, warga Perdagangan, Kabupaten Sergai, bersama dua rekan kosnya di Jalan Kapten Muslim Gang Selamat, berboncengan tiga naik sepeda motor Yamaha Jupiter MX. Saat melintasi jalan yang rusak, korban yang duduk diboncengan paling belakang turun dari kendaraan, namun saat hendak naik lagi saat itulah pinggangnya terkena tembakan senapang angin. Selanjutnya korban diboyong ke RS Sari Mutiara Jalan Kapten Muslim Medan. (m31)

Waspada/Ismanto Ismail

MELIHAT SENAPANG ANGIN: Kapolsekta Medan Helvetia AKP Sutrisno Hadi, SH,SIK sedang melihat senapang angin penembak Sofyan Sirait, Rabu (29/9) sore.

Waspada/Surya Efendi

SENDIRI: Bendera sang saka merah putih berkibar setengah tiang sendiri di pinggir salah satu ruas jalan Kota Medan dalam rangka memperingati Gerakan 30 September dan Hari Kesaktian Pancasila, Kamis (30/9). Kesadaran dan rasa kebangsaan sebagian warga telah pudar. Mayoritas warga banyak tidak mengibarkan bendera setengah tiang.

Polisi Tangkap Lepas Dua Tersangka Pemalsu Akte MEDAN (Waspada): Polresta Medan menangkap lepas dua tersangka pemalsu akte yang mengaut dana Rp2,4 miliar dari Bank Sumut Cabang Medan Iskandar Muda. Keterangan yang diperoleh Waspada, dua tersangka abang beradik MAHD, 47, warga Jl. Mojopahit dan MASD, 40, warga komplek Taman Setiabudi Indah (Tasbih) Blok G Medan, Kamis (23/9) sekira jam 16:00 dibekuk polisi dan diboyong ke Polresta Medan dari lokasi usaha yang menjadi masalah, yakni toko Medan Bakery di Jalan KH. Zainul Arifin. Saat diciduk dan akan diboyong ke Mapolresta, tersangka MAHD menolak naik mobil polisi, dan memilih naik mobil sendiri yakni Toyota Innova hitam. Tapi anehnya, hanya sekitar lima jam ‘duduk-duduk’ di Mapolresta atau sekira pk 21:00, petugas kembali melepas kedua tersangka. Perlakuan polisi itu sangat mengejutkan korban, Nazia, 49, dan suaminya Edi Junaidi, warga Jalan Tulip Griya Riyatur. Korban merasa dizolimi oleh polisi jajaran Polresta Medan yang menangani perkara ini. Apalagi kasusnya sudah berjalan setahun dan terkesan ‘dibenam’. “Kami benar-benar sangat kecewa dan merasa dizolimi. Kasusnya sudah setahun dan sengaja dibenam. Dan sekarang, setelah ditangkap malah dilepas lagi. Ada apa sebenarnya,” tanya Edi Junaidi sambil menambahkan, penangkapan itu sendiri dilakukan polisi

setelah didesak oleh pihaknya. Sehubungan dengan tingkah polisi yang dinilainya aneh itu, Edi dan isterinya bertekat mempraperadilankan Kapolri, Kapoldasu dan Kapolresta Medan. “Polisi sepertinya tak beritikad baik. Jika perkaranya tak juga lanjut dan kedua tersangka tetap bebas berkeliaran, kami akan menempuh jalur hukum lain, yaitu dengan mempraperadilankan Kapolri, Kapoldasu dan Kapolresta Medan,” tegas Edi Junaidi kepada Waspada di Medan, Kamis (30/ 9) pagi. Apalagi menurut korban, Kapoldasu Irjen Pol. Drs. Oegroseno, SH, ketika menjadi narasumber pada dialog interaktif di auditorium UMSU beberapa waktu lalu, menyampaikan tema ‘Jangan Ada Lagi Air Mata Di Kantor Polisi’, “Ternyata tema itu memang hanya slogan,” katanya. Yang paling ironis, lanjut korban, dia mendapat informasi, dilepaskannya kedua tersangka karena banyaknya telefon ‘intervensi’ dari para pejabat Polri termasuk dari salah seorang mantan pejabat teras di Polresta Medan. “Informasinya kami terima dari petugas juru periksa yang menangani perkara ini,” kata Edi Junaidi. Sementara Kasat Reskrim Polresta Medan, Kompol Fadilla Zulkarnaen yang dikonfirmasi Waspada di kantornya, Kamis (30/9) siang, menyebutkan, dalam kasus tersebut tidak ada surat perintah penangkapan terhadap kedua tersangka. “Yang ada hanya surat perintah mem-

bawa. Sedangkan menyangkut perkaranya, tetap akan diproses,” kilah Kasat Fadilla. Tapi praktisi hukum, H Hamdani Harahap, SH, MHum menegaskan tersangka harus ditahan. “Sesuai kasus-kasus pemalsuan yang melibatkan pejabat negara seperti notaris yang selama ini saya tangani, tersangka harus ditahan, karena dikhawatirkan melakukan perbuatan yang sama,” tegasnya. Hamdani Harahap juga menyayangkan, kalau benar ada intervensi dari para petinggi Polri. “Itu makanya petugas yang menangani kasus ini harus independen dan profesional, sehingga tidak ada intervensi dari pihak mana pun. Dalam berbagai kasus apa pun, tidak boleh ada intervensi, apalagi datangnya dari kalangan Polri sendiri,” tegas Hamdani. Perkara ini terjadi 4 Mei 2009. Tanpa sepengetahuan korban Nazia, kedua tersangka yang juga adiknya secara bersama-sama memalsukan data otentik tentang surat kuasa akte. Di mana menurut Edi Junaidi, melibatkan Notaris Ekoevidolo, SH. Pada akte itu, Nazia seolaholah memberi kuasa kepada kedua tersangka untuk menggadaikan lokasi terperkara, yakni toko Medan Bakery yang merupakan harta warisan. Kasus ini akhirnya diadukan ke Polresta Medan 13 Oktober 2009, sesuai LP No. 2388/X/ 2009/Tabes MS, diterima Bripka Sucipto S, SH. Polisi kemudian menetapkan MAHD dan MASD sebagai tersangka, sesuai Pasal 266 (1) KUHP. (m16/m39)

Waspada/Sugiarto

Dr. Abdul Munir memberikan pembekalan kepada mahasiswa Unimed dengan keterampilan teknis interview pada acara Pelatihan Persiapan Memasuki Dunia Kerja bagi Mahasiswa Unimed, di VIP Room Serbaguna Unimed, Jl. Willem Iskandar, Rabu (29/9).

PJK Unimed Gelar Pelatihan Persiapan Masuki Dunia Kerja MEDAN (Waspada): Universitas Negeri Medan (Unimed) yang dikenal menghasilkan lulusan bidang kependidikan, kini setelah menjadi universitas juga menghasilkan lulusan yang akan bekerja di bidang non kependidikan. Artinya cakupan bidang pekerjaan lulusan Unimed semakin luas dan beragam. Hal ini disampaikan Ketua Pusat Jasa Ketenagakerjaan (PJK) Unimed Ir. Herkules Abdullah, M.S pada pembukaan Pelatihan Persiapan Memasuki Dunia Kerja bagi Mahasiswa Unimed, di VIP Room Serbaguna Unimed, Jl. Willem Iskandar, Rabu (29/9). Herkules Abdullah mengatakan, saat ini karakteristik dunia kerja bergerak sangat dinamis, di mana terjadi percepatan implementasi ilmu dan teknologi menuju peningkatan kualitas, kuantitas dan efisiensi produk barang dan jasa. Dengan demikian, penilaian pekerja juga mengalami pergeseran signifikan. “Seorang pekerja, tidak hanya dinilai berdasarkan kemampuan dan bekal akademis semata, tetapi juga didasarkan atas kemampuan mengolah

potensi diri dan kemampuan berhubungan serta membina jaringan kerja dengan pihak lain secara maksimal dan konsisten. Lebih khusus lagi, penilaian pekerja dewasa ini lebih terpusat pada kualitas pribadi terutama yang berkaitan dengan inisiatif, kreativitas, kemandirian, keberanian mengambil resiko, empati dan kemampuan persuasi,” ujar dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Unimed ini. Herkules menyebutkan, pembinaan keterampilan-keterampilan terhadap mahasiswa sangatlah kurang diberikan di kelas. Pembelajaran di kelas lebih menekankan pada peningkatan wawasan dan lifeskill. “Oleh sebab itu, banyak sarjana dengan indeks prestasi tinggi, tidak diterima kerja karena tidak memiliki kualitas kepribadian yang baik. Ia gagal setelah mengikuti tes interview,” ujarnya. Sementara itu, Ketua Panitia pelaksana kegiatan Amrizal, S.Si, MPd mengatakan, kegiatan yang dilaksanakan selama dua hari Rabu-Kamis (29-30/9) ini bertujuan untuk membekali

keterampilan persiapan kerja bagi calon lulusan. Pembekalan tersebut antara lain keterampilan menulis surat lamaran kerja dan curriculum vitae dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, membekali keterampilan teknis interview, keterampilan teknik komunikasi efektif dan efisien, serta keterampilan teknik pemecahan masalah kerja (problem solving). Amrizal mengatakan, pelatihan persiapan memasuki dunia kerja merupakan suatu kegiatan yang sangat dibutuhkan bagi mahasiswa khususnya mahasiswa semester akhir. Dengan bekal pengetahuan dan keterampilan yang mantap, didukung dengan kepribadian yang baik, serta kemampuan komunikasi yang tepat, lulusan akan bisa diterima kerja dan bekerja secara optimal dan professional. Kegiatan ini diikuti 100 orang peserta yang berasal dari semua fakultas yang ada di Unimed dengan menghadirkan pembicara; Dr. Abdul Munir, MPd, Dr. Asih Menanti, MPd, Ir. Herkules Abdullah, MS, Drs. Sanggup Barus, MPddanAmrizal,SSi,MPd.(m41)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.