Waspada, jumat 13 september 2013

Page 20

Oleh Ribut Lupiyanto

Opini

B10 TAJUK RENCANA

Dualisme UISU (Jangan) Korbankan Mahasiswa

R

ibuan mahasiswa UISU Kampus Al-Munawwarah Jl. SM Raja berunjuk rasa menuntut kejelasan legalitas kampusnya setelah konflik berkepanjangan selama tujuh tahun. Dualisme yayasan berlarut-larut membuat banyak mahasiswa yang sudah lulus tidak bisa menggunakan ijazahnya untuk bekerja atau melanjutkan pendidikan. Tidak hanya di kampus besar Al-Munawwarah saja terjadi unjuk rasa besarbesaran, tapi juga di fakultas kedokteran yang menjadi sumber pendapatan UISU. Sebab, banyak lulusan FK yang gagal melanjutkan pendidikannya setelah Kopertis Wil-I Sumut-Aceh Prof Dr Dian Armanto mengeluarkan pernyataan tegas bahwa kampus Al-Munawwarah ilegal dan Kopertis melarang melakukan prosesi wisuda dan PMB (Penerimaan Mahasiswa Baru). Namun UISU Al-Munawwarah tetap menerima mahasiswa sampai tahun ajaran baru ini. Pernyataan Kopertis tersebut sontak mengejutkan dan membuat resah para mahasiswa dan alumni UISU kampus Al-Munawwarah sehingga mereka melakukan aksi demo besar-besaran kemarin. Bahkan para pendemo menyegel pintu masuk kampus utama. Begitu pula di Fakultas Kedokteran para pendemo sampai ‘’menyandera’’ Ketua Yayasan UISU Al-Munawwarah sampai masalahnya dengan kampus UISU Al-Manar di Jalan Karya Bakti Medan Johor selesai. Pergolakan di kampus Al-Munawwarah memang jauh lebih besar-besaran (massiv). Tapi, bukan berarti mahasiswa UISU di kampus Al-Manar tidak gusar. Sebab, selama konflik masih berlanjut, pro dan kontra masih terjadi, bisa saja kali ini semasa Kopertis dipimpin Dian Armando mereka dimenangkan, tapi setelah jabatan Kopertis berpindah tangan dengan pejabat baru, tidak tertutup kemungkinan kampus Al-Munawwarah pula yang posisinya di atas angin alias dibenarkan. Itu sebabnya, banyak alumni dan mahasiswa kedua kampus mengharapkan yayasan dan pimpinan kampus kedua belah pihak melakukan upaya ‘’islah’’ untuk yang terakhir Intisari kalinya guna mencarikan solusi perdamaian sehingga tidak ada yang dirugikan nantinya, baik yayasan, para dosen, pegawai dan Pak menteri boleh saja mahasiswa. Hemat kita, cara-cara yang diambil Komarah dan kesal dengan pertis saat ini jelas merugikan UISU kampus sikap kedua kubu yang Al-Munawwarah. Wajar saja kalau mereka sikap Kopertis yang berpihak tidak mau berdamai na- mengecam itu sehingga dalam penerimaan mahasiswa mun solusinya jangan baru jumlahnya menurun dan akibatnya mereka ikut berkurang. Konsemerugikan mahasiswa pemasukan kuensinya mereka menuntut ganti rugi hingga miliaran rupiah. Namun Kopertis pun punya dasar kuat karena menjalankan amanat perundangan bahwa yang dimenangkan Mahkamah Agung sampai saat ini UISU kampus Al-Manar berdasarkan putusan MA Nomor 150/K/TUN/2008 tanggal 16 Februari 2009. Kilas balik konflik internal Yayasan UISU berlangsung sejak 2006. Dua kubu yang berseteru yakni kubu H. Helmi Nasution dan kubu Hj Sariani AS. Sama-sama mengaku kelompoknya paling benar (sah) di mata hukum maupun secara de fakto. Saat terjadi pengambilalihan kampus UISU di Jl SM Raja Medan oleh kubu Helmi bentrok tak terhindari. Kampus mengalami kerusakan (kupak-kapik). Mahasiswa dirugikan karena perkuliahan terganggu. Sejak itu perseteruan kian meruncing. Kedua kubu saling klaim paling baik dan paling sah (legal) sembari menempuh jalur hukum. Berbagai upaya damai diupayakan banyak pihak termasuk pemerintah daerah provinsi, hasilnya tetap tidak ditemukan solusi damai karena masing-masing membawa gerbong yang besar. Di masa itu pula kubu Sariani lantas membuka kampus baru di Jl. Karya Bhakti. Dan perkembangannya cukup pesat. Lagi-lagi Fakultas Kedokteran menjadi tambang duit, sementara fakultas lainnya hanya pelengkap. Semakin kelihatan kalau modus konflik sepertinya dipelihara dengan alasan ekonomi. Yang menarik adalah pernyataan Mendikbud Prof M. Nuh mengeluarkan ancaman tidak mengakui kedua-dua kubu yang berkonflik. Sebab, upaya damai sudah berulang kali diupayakan namun tetap gagal. Hemat kita sikap Prof Nuh sungguh merugikan mahasiswa dan itu sangat tidak bijak. Pak menteri boleh saja marah dan kesal dengan sikap elite kedua kubu yang tidak mau mengalah, namun solusinya jangan sampai merugikan mahasiswa. Tegasnya mahasiswa tidak boleh dikorbankan. Kalaupun kedua kubu nantinya berdamai tetap saja kepentingan mahasiswa harus diprioritaskan. Ini perinsip yang wajib dipegang. Para mahasiswa dari kedua kampus jangan dirugikan secara moril, waktu maupun uang lewat daftar ulang dll. Kalaupun kedua kampus dibekukan, —kita berharap tidak— pemerintah wajib menyalurkan seluruh mahasiswa dari kedua kubu yang bertikai ke kampus-kampus lainnya, termasuk melegalkan lulusannya di masa konflik untuk urusan pekerjaan maupun melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.+

APA KOMENTAR ANDA SMS 08116141934

Faks 061 4510025

Facebook Smswaspada

+6281377289402 Rukyah memang bukan seperti wudhu’ dan dia adalah “cara” yang mudah untuk menentukan awal Ramadhan dan 1 Syawal yang telah diakui Nabi saw. Dan Allah menginginkan kemudahan untuk kita (Q.S.Al-Baqarah: 185) Maka terimalah kemudahan dari Allah dan Rasul itu demi menghindari perpecahan dan gunakanlah hisab untuk menetapkan imsak dan waktu2 shalat karena disini ada kemudahan dan persatuan. Kami tunggu kelembutan hati yang mulia bapak dr. Arifin S.Siregar untuk bisa sama2 puasa dan berlebaran pada tahun yang akan datang. Untuk sebagai bahan pertimbangan bapak adalah hadis shalat Asar sahabat2 Nabi pada waktu maghrib di Bani Quraizhah itu dan juga fatwa Mufti Saudi Arabia syeikh Abd.Aziz bin Abdillah bin Baz yang telah menyokong “rukyah” dengan ucapannya bahwa Nabi telah menyebutkan rukyah bukan hisab padahal ahli hisab sudah ada di zaman Nabi S.A.W. +6283194817681 SIANG INI , PETANG INI , MUNCULLAH SABIT BULAN BARU DI LANGIT NUSANTARA • AWAL BULAN KE 11 YANG MERUPAKAN BULAN “SI DZOUL” (Dzoulqo‘idah) • Jadi, bukan besok sore ! Kenyata‘an nya (Ru‘yah) sudah muncul sabit bulan baru sore ini, senja Khamis sekarang ini ! Tammat lah Bulan Syawal fie yaumilKhom si inni • Bulan keberangkatan Insan-Insan yang hendak menunaikan Rukun I SLAM ke 5 di Tanah Pusaka Nabi-Nabi • Hingga habis Bulan “Si Dzoul” dan masuklah Bulan “Si Ijjah” Bulan ke 12 (Bulan Khajji) al ismi Dzoulkhijjah ! # all moslem solidarity~ kr.sika meng # +6282165293457 Terima kasih harian Waspada, demi masa sesungguhnya manusia itu dalam kerugian, nasihat-menasihati supaya menjalankan kebenaran. Ida Bagus Ngurah Wijaya,miss world ada manfaat bagi manusia, tetapi dosanya jauh lebih besar daripada manfaatnya itu. Allah SWT menerangkan ayat-ayat-nya kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran (dan mematuhi semua perintah-perintah itu ).jangan sampai terbawa hanyut oleh rayuan dan tipuan syaitan.sesungguhnya Allah maha perkasa lagi maha bijaksana. +6281362155246 Orang yang benar2beriman&bertaqwa kepada Allah itu ialah orang yang bersabar dalam kesempitan, penderitaan&peperangan (QS.Al-Baqarah:177). Jika kamu bersabar dalam segala hal&bertaqwa kepada Allah, maka jika mereka (musuh2mu itu) jika berkeinginan menyerangmu, maka Allah pasti menolongmu dengan menurunkan 5000 Malaikat yang memakai tanda untuk menolongmu (QS.Ali-Imran:125). Ketahuilah! Datangnya pertolongan Allah selalu bersama dengan kesabaran (HR.Tirmizi). +6282166180203 AS dgn nafsu perang nya kian menggila ingin menyerang SYRIA bukan utk membela rakyat yg tertindas dibawah tangan besi Bassar al-Assad melainkan ingin menguasai ladang minyak nya dan memperpanjang tangan kapitalisme nya,tapi AS akan gagal seperti mereka menginvasi Irak dan tak mampu mengalahkan taliban !! Allah akan melindungi rakyat suriah yg tak berdosa +6285761803744 Ya saya sependapat bahwa Amerikalah biang kerok di Timurtengah, yang sebenarnya teroris itu adalah Amerika laknatulloh. Dr M.Harahap. +6281396475346 Kemungkinan besar pejabat2 di Indonesia mendapat vee atau Pem Indonesia memperoleh kemudahan pinjaman atau fasilitas lainnya dr negara yahudi dan antek2 yg tdk melarang kaumnya mempertonkan aurat wanita,dgn alasan klasik mencari wanita yg pintar,cantik dan berkepribadian, apabila pemilihan MissWorld 2013 dapat dilaksanakan

WASPADA Jumat 13 September 2013

Kartosuwiryo Dan Sekulerisme Oleh Khairil Miswar

“Bila kalian ingin Indonesia ini makmur sentosa dan ridha Allah, maka lawanlah Soekarno. Bila kalian ingin Indonesia makmur sentosa tetapi dalam laknat Allah, maka tembaklah saya dan berpihaklah dengan Soekarno, mana yang kalian pilih?” (Kartosuwiryo)

B

ait-bait kalimat penuh makna yang diucapkan oleh Kartosuwiryo tersebut penulis kutip dari blog http://a b u q i tal1.wordpress.com. Bagi penulis, ucapan Kartosuwiryo tersebut, meskipun terkesan provokatif, namun memiliki makna positif jika dipahami dengan hati yang putih. Kalimat tersebut mengajarkan kita semua kepada sebuah nilai suci yang harus dipertahankankan demi tegaknya Islam di bumi pertiwi. Menyimak kalimat di atas, secara lahiriah kita akan menyimpulkan bahwa Soekarno adalah musuh besar Kartosuwiryo. Tapi menurut penulis, pada prinsipnya yang menjadi musuh Kartosuwiryo bukanlah Soekarno dalam arti yang hakiki. Namun sebagai seorang Muslim, Kartosuwiryo benci kepada konsep-konsep sekular yang dihembuskan kala itu. Perlu pula diingat, bahwa sekularisme bukan cuma musuhnya Kartosuwiryo, tapi musuh kita semua – umat Islam. Kartosuwiryo adalah seorang tokoh yang dilahirkan 7 Januari 1907 di Cepu, sebuah kota kecil antara Blora dan Bojonegoro yang menjadi daerah perbatasan Jawa Timur dengan Jawa Tengah. Semenjak tahun 1923, Karto-suwiryo sudah aktif dalam gerakan kepemudaan, di antaranya gerakan pemuda Jong Java. Kemudian pada tahun 1925, ketika anggota-anggota Jong Java yang lebih mengutamakan cita-cita keislamannya mendirikan Jong Islamieten Bond (JIB). Kartosoewirjo pun pindah ke organisasi ini karena sikap pemihakannya kepada agamanya (www.globalmuslim.web.id). Terkait keinginan mendirikan negara Islam yang dikemudian hari dipelopori oleh Kartosuwiryo, menurut Dengel sebagaimana dikutip Ausop (2011) merupakan reaksi balik atas hasil Perjanjian Renville antara Indonesia dan Belanda. Salah satu butir perjanjian tersebut menyatakan bahwa TNI harus ditarik mundur dari daerah-daerah kantongnya di wilayah pendudukan di Jawa Barat. Penting juga untuk diketahui bahwa pra kemerdekaan ada tiga ideologi

politik besar yang saling berebut pengaruh di panggung sejarah Indonesia. Ideologi dimaksud adalah Islam, Marxisme dan Nasionalis Sekuler (Ausop, 2011). Sebagaimana telah kita ketahui, bahwa Soekarno berada dalam lingkaran Nasionalis Sekuler, sedangkan Kartosuwiryo tetap teguh pada ideologi Islam. Di samping itu ideologi Marxisme secara rapi dikampanyekan orangorang PKI. Va n D i j k sebagaimana dikutip Ausop (2011) mengisahkan bahwa pada saat sekutu menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki—tepatnya 14 Agustus 1945—Kartosuwiryo dalam waktu bersamaan juga memproklamirkan berdirinya Negara Islam Indonesia (NII). Namun pernyataan proklamasi tersebut ditarik kembali oleh Kartosuwiryo setelah mendengar pernyataan kemerdekaan RI oleh Soekarno dan Hatta. Baru kemudian pada 7 Agustus 1949 Kartosuwiryo secara resmi kembali memproklamirkan berdirinya NKA NII. Patut diketahui bahwa pada saat proklamasi NII tersebut diumumkan oleh Kartosuwiryo, daerah Jawa Barat yang merupakanbasisNIIsedangberadadalam keadaanvacuumofpower–dimanadaerah tersebut tidak dikuasi oleh Belanda dan tidak pula olehTNI (Ausop, 2011). Dengan demikian klaim bughah alias pemberontakan terhadap Kartosuwiryo sangat tidaktepat–jikatidakingindikatakankeliru. Pada perkembangan selanjutnya, GerakanNIIterjadidiempatwilayah,yaitu: Jawa Barat yang dipimpin langsung oleh Kartosuwiryo sebagai Imam, NII Jawa Tengah dipimpin oleh Amir Fatah, NII

Sulawesi Selatan dipimpin oleh Kahar Muzakkar, di Kalimantan dipimpin oleh Ibnu HajardanNIIAcehdipimpinolehTgk.Muhammad Daud Beureu-eh (www.sejarahkita.comoj.com). Sayangnya gerakan NII tersebut akhirnya berhasil ditumpas oleh pemerintah, Kartosuwiryo sendiri berhasil ditangkap dan dijatuhi hukuman mati, Kahar Muzakar gugur setelah ditembak pasukan TNI. Sedangkan Tgk. MuhammadDaudBeureu-ehdenganberbagai pertimbangan akhirnya turun gunung dan kembali ke pangkuan Republik Indonesia. Sejarawan Fadli Zon dalam bukunya ‘HariTerakhirKartosoewirjoberhasilmengungkap misteri kematian Kartosuwiryo melalui 81 foto eksekusi. Dalam buku tersebut terungkap bahwa Kartosoewirjo dieksekusi mati dan dikuburkandiPulau Ubi, Kepulauan Seribu (www.merdeka.com). Eksekusi yang dilakukan terhadap Kartosuwiryo tersebut telahdirestuisecara sadar oleh Soekarno, padahal mereka sempat tinggal danhidupbersama serta berguru kepadaHOS Cokroaminoto. Tragis plus dilematis. Setelah menyimak sekelumit riwayat yang telah penulis sajikan di atas, kira-kira pelajaran apa yang bisa kita petik dari kisah tersebut? Tentu, setiap kita memiliki jawaban yang beragam. Bagi kaum Nasionalis Sekuler, Kartosuwiryo hanyalah seorang pemberontak yang memang pantas untuk dihabisi karena dianggap membahayakan republik ini. Sedangkan bagi sahabat-sahabat kita yang pro Komunis (Marxis) tentu sangat bergembira menjelang dilakukannya eksekusi terhadap Kartosuwiryo— mengingat idiologi yang diusungnya bertolakbelakang bahkan berbenturan dengan konsep Marxis-KomunisAtheis yang diusung PKI. Lantas bagaimana dengan kaum Muslimin di negeri ini? Apa kita juga perlu bertaqlid kepada Mazhab Sekuler dan Marxis? Dalam konteks demokrasi tentunya kita berhak memilih “mazhab” mana saja yang sesuai dengan jiwa kita

masing-masing. Namun satu hal perlu diingat, bahwa kemerdekaan Indonesia tidak terlepas dari peran besar kaum Muslimin yang rela mengorbankan harta, jiwa dan raga demi berkibarnya Merah Putih. Jihad yang dilakukan oleh para pejuang Muslim semisal Pangeran Deponegoro, Tuanku Imam Bonjol, Sultan Hasanuddin, Teungku Chiek di Tiro dan sederatan pejuang Muslim lainnya tidak dapat dipandang sebelah mata. Sudah sepatutnya diakui, bahwa pada prinsipnya kemerdekaan Indonesia adalah kemerdekaannya kaum Muslimin. Meskipun peran pejuang lain juga tidak bisa dipungkiri, namun kontribusi yang berikan umat Islam cukup besar. Walaupun di satu sisi, oleh sebagian pihak Kartosuwiryo dianggap sebagai pemberontak, namun di sisi lain, nilainilai Islam yang dicoba wujudkan oleh Kartosuwiryo dalam gerakan NII-nya juga patut dihargai dan bahkan diapresiasi, khususnya oleh umat Islam. Penulis tidak mengajak siapapun untuk mendukung NII, tidak pula mendukung Kartosuwiryo–apalagi NII KW IX yang telah jelas-jelas menyimpang dari ajaran Kartosuwiryo dan juga ajaran Islam. Yang perlu mendapat perhatian kita sekarang adalah bagaimana menerapkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan kita dan menolak segala bentuk pelecehan dan kemungkaran—yang dipaksakan oleh gembong sekularisme dan juga antek-antek Komunis—dengan berbagai isu dan semboyan semisal pluralisme agama dan semboyan-semboyan menyesatkan lainnya. Kita juga mesti secara tegas menolak segala bentuk pamer aurat yang dilakoni oleh artisartis kita yang notabene sebagian besarnya juga beragama Islam. Kita juga tidak sepakat dengan berbagai ajang maksiat seumpama Miss World dan ajang sejenisnya yang tidak pantas berlangsung di bumi Indonesia yang telah susah payah diperjuangkan kaum Muslimin. Tanggal 12 September 2013, genap 51 tahun Kartosuwiryo meninggalkan dunia fana ini. Namun semangat Kartosuwiryo memertahankan nilai-nilai Islam tidak boleh pupus dan harus terus berlanjut serta diteruskan secara estafet dari generasi ke generasi, tentunya dalam konteks Konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dulu, Kartosuwiryo berjuang melalui NII, sekarang kita berjuang dengan metode kita sendiri sesuai kemampuan kita. Wallahul Waliyut Taufiq. Penulis adalah Alumus IAIN Ar-Raniry Banda Aceh Dan Sekjen Jeumpa Mirah.

Mendidik Vs Memanjakan Anak Ala Dhani Oleh Sofyan Harahap Memanjakan anak tentu saja boleh asal tidak berlebihan, misal memberi hadiah saat naik kelas atau momentum ulang tahun sebatas hadiah yang dibutuhkannya,bukan yang dimintanya.

S

udah lima hari kasus kecelakaan maut dengan pelaku Dul, anak usia 13 tahun, berlalu. Polisi sudah meminta keterangan dari semua pihak terkait, termasuk orang tuanya, kecuali pelaku dan temannya semobil yang kondisinya masih cukup kritis di rumah sakit. Ahmad Dhani, orang tua Dul pun sudah memberi keterangan pers bahwa dia siap bertanggung jawab atas peristiwa yang menewaskan enam orang itu. Siap menjadi anak asuh buat anak-anak korban yang tewas sedikitnya 11 anak menjadi yatim akibat pelanggaran maut di jalan tol Jagorawi, Minggu (11/9) dinihari itu. Dhani berjanji akan menyekolahkan semua anak korban sampai tamat S-3. Dia juga sudah meneken surat pernyataan untuk rumah sakit siap menanggung semua biaya perobatan para korban akibat aksi ngebut putra bungsunya itu. Apa reaksi keluarga para korban atas sikap bertanggung jawab dari musisi kondang Ahmad Dhani itu? Hampir semuanya positif. Mereka bisa menerima peristiwa itu sebagai musibah, sudah takdirYang Maha Kuasa, sehingga hampir pasti tidak akan ada tuntutan hukum dari para korban. Malah keluarga korban ikut berempati pada nasib Dul dengan cara menjenguknya di rumah sakit. Dhani sendiri menyikapi tanggung jawabnya itu bukan minta proses hukum dihentikan polisi. Sudah menjadi tanggung jawabnya sebagai orang tua Dul. Bahkan, saking sayangnya pada anak, sang ayah siap menggantikan Dul jika harus dihukum badan (penjara) nantinya. Biarkan polisi menjalankan tugasnya sesuai hukum yang berlaku, kata Dhani pasrah seusai diperiksa di kantor Ditlantas Polda Metro Jaya, Rabu (11/9) malam. Tentu kita memberi apresiasi tinggi atas sikap tanggung jawab Ahmad Dhani tersebut. Hal itu sama persis ditunjukkan Menko Perekonomian Hatta Rajasa ketika putranya Rasyid Amrullah, mahasiswa, menabrak mobil penumpang di jalan yang sama (tol Jagorawi) pada malam pergantian tahun baru 2013. Mobil Rasyid dalam kecepatan tinggi menghantam minibus, menewaskan dua orang, tapi akhirnya putra menteri itu hanya dihukum percobaan oleh hakim karena orangtuanya cepat tanggap dan menanggung semua biaya para korban. Kasus Dul pun dipredikasi akan ber-

berlanjut hingga pengadilan. Sangat mungkin karena sudah ada contoh kasus untuk dijadikan yurisprudensi. Apalagi Dul sebagai pelakunya masih anak di bawah umur sehingga wajib mendapatkan perhatian dari Komnas Perlindungan Anak. Memenjarakan Dul jelas bukan jalan terbaik. Begitu pula dengan memojokkan orang tuanya, Ahmad Dhani yang salah dalam mendidik anaknya. Bisa saja Dhani masuk penjara jika keluarga korban tidak senang dengan upaya‘’jalan damai’’ yang diupayakan Dhani dan keluarganya. Namun hal itu juga bukan jalan terbaik mengingat musibah sudah terjadi, enam korban juga sudah tewas dan mereka punya anak yang perlu perhatian karena masa depannya masih panjang. Jangan sampai anak-anak korban juga kehilangan masa depannya gara-gara dendam kesumat ingin memenjarakan Dul dan orang tuanya karena lalai dalam mendidik dan terlalu berlebihan dalam memanjakan buah hatinya. Peran orangtua Hampir setiap pekan kita menghadiri undangan pesta perkawinan. Ucapan : ‘’Semoga menjadi keluarga sakinah, mawaddah, warahmah’’ yang artinya kira-kira hidup tenang dalam berumah tangga, bahagia, saling menyayangi, mencintai, melindungi hingga akhir hayat’’ menjadi umum terdengar. Tapi, doa saja tidak cukup untuk membina rumah tangga. Dalam perjalanan hidup berkeluarga pasti menemui banyak masalah berupa suka dan duka. Sejalan dengan perjalanan waktu suami-istri harus terus belajar. Apalagi pasca kelahiran anak-anak yang kelak menjadi generasi penerus keluarga.Tanggung jawab orangtua semakin besar. Tak pelak lagi orangtua sangat berperan dalam membentuk masa depan anak-anaknya. Ingat! Anak adalah amanah dari Allah SWT yang harus dijaga dan kelak diminta pertanggungjawabannya. Sehingga semua orangtua perlu serius dalam mendidik anak sejak dalam kandungan, saat balita, saat anakanak hingga usia 10 tahun, masa remaja hingga usia 17 tahun, dan dewasa sampai berumah tangga. Kompleksitas mendidik anak semakin berat dalam kehidupan di perkotaan, di mana kedua orang tua sibuk

karakter anak dengan baik sehingga si anak cenderung menjadi pribadi egois, kasar, tak tahu sopan santun terhadap orang-orang di sekitarnya. Memanjakan anak tentu saja boleh asal tidak berlebihan, misal memberi hadiah saat naik kelas atau momentum ulang tahun sebatas hadiah yang dibutuhkannya, bukan yang dimintanya. Orangtua tidak perlu memberi hadiah berlebihan, seperti sepedamotor atau mobil walau orangtua mampu membelikannya. Lebih baik uangnya ditabung untuk keperluan sekolah. Jadi,sahsah saja bila orangtua ingin menyenangkan dan memanjakan anak-anaknya, namun jangan berlebihan. Sebab, segala yang berlebihan itu tidak baik. Dalam ajaran Islam disebut mubazir atau pemborosan, dan itu sifatnya setan. Setiap orangtua pasti sayang pada anak-anaknya, namun jangan sesekali memaksakan diri dalam memenuhi keinginan yang berlebihan, ke depannya si anak akan semakin melunjak meminta macam-macam. Egonya akan semakin besar dan akan menimbulkan gesekan dengan kawan-kawannya sepermainan.Dampaknya si anak akan keras kepala dan berani melawan, tawuran, jika sekali waktu permintaannya ditolak. Pengaruh lingkungan sangat mempengaruh perkembangan jiwa anak-anak. Anak begitu mudah meniru perilaku orangtuanya, teman-temannya, orangorang lain yang dikenalnya, atau tayangan televisi yang ditontonnya. Ketika anak melihat perilaku temannya suka melawan pada orangtua, maka dia akan melakukan hal yang sama. Saat anak melihat tayangan ‘’sampah’’ di televisi yang mencontohkan kehidupan anak-anak metropolitan, maka dia pun akan berupaya melakukan peniruan. Lantas,bagaimanaIslammengajarkan orang tua mendidik anak-anaknya? RasulullahSAWbersabda,“Perintahkananakanak kalian untuk melakukan shalat saat usiamerekatujuhtahun,danpukulmereka saat usia sepuluh tahun (jika tidak shalat). Dan pisahkan tempat tidur mereka.” Hadits di atas mengajarkan pada kita untuk tegas dalam mendidik anak sejak kecil agar patuh pada perintah agama dan orangtua.Orangtuawajibmembericontoh danteladan,dankekompakandalammendidikanakdalamkeluarga.Itumenentukan keberhasilan putra-putrinya menapak masa depan yang cerah. Sepatutnya orangtua memasukkan anak-anaknya ke sekolah terbaik yang mengajarkan pendidikan umum dan juga agama secara berimbang. Jika dasarnya sudahada,kalaupunmungkinsianaksalah jalan pada akhirnya dia akan kembali ke jalan yang benar. Di sinilah orang tua wajib berperan aktif dan peduli terhadap anakanaknya.Tidaksajadalammemenuhihakhak anaknya mendapatkan kasih sayang,

anaknya dalam hal menjalankan perintah agama agar mereka terbiasa melakukan shalat dan tidak meninggalkannya ketika sudah beranjak remaja dan dewasa. Penutup Peranorangtuayangsalahdalammendidik, terlalu permisiv dengan gaya hidup modern duniawi, terlalu memanjakan anak tapi kurang dikontrol, terlihat pada sosok Dhani dalam mendidik anakanaknya. Anak masih usia 13 tahun sudah dibelikan mobil. Ini bentuk kasih sayang orangtua yang kebablasan. Meski orangtua punya banyak uang tidak sepatutnya anak diberi mobil di usia labil. Pemberian mobil secara tidak langsung orangtua mengizinkan si anak membawa mobil dan musibah pun terjadi. Dalam konteks Dul yang mengalami kecelakaanmautdijalantol,tentusajayang patut disalahkan orang tua. Kiranya kasus inimenjadipembelajaranbuatparaorangtua lainnya agar tidak semberono dalam mendidik dan memanjakan anak-anaknya.*** Penulis adalah Wapenjab Waspada

Pengumuman Redaksi menerima kiriman karya tulis berupa artikel/opini, surat pembaca. Kirim ke alamat redaksi dengan tujuan ‘Redaktur Opini Waspada’ dengan disertai CD atau melalui email: opiniwaspada@yahoo. com. Panjang artikel 5.000-10.000 karakter dengan dilengkapi biodata penulis dan kartu pengenal (KTP). Naskah yang dikirim adalah karya orisinil, belum/tidak diterbitkan di Media manapun.Tulisan menjadi milik Waspada dan isi tulisan menjadi tanggungjawab penulis.

SUDUT BATUAH * Wapres minta dua menteri atasi krisis listrik - Kayaknya musti sampai ke Wapres baru beres * Aktor Harrison Ford marahi Menteri Kehutanan - Kayak akting saja dibuatnya, he...he...he * Sergai-Tebingtinggi kerjasama pembangunan daerah - Sama tetangga harus akur!


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.