Waspada, Jumat 13 April 2012

Page 7

WASPADA Jumat 13 April 2012

Medan Metropolitan

A5

Ria Hutagaol Duta Sumut Di Finalis Miss Indonesia 2012 Gatot Titip Pesan Promosikan Daerah MEDAN (Waspada): Duta Sumatera Utara di ajang Miss Indonesia tahun 2012 Kastria Soldiana Elizabeth Hutagaol atau akrab disapa Ria Hutagaol memohon doa restu dari Plt Gubsu dan seluruh warga provinsi ini sehingga nantinya dia bisa memberikan yang terbaik bagi daerah, bangsa dan negara. Harapan Ria itu diutarakannya saat bertemu Plt Gubernur Sumatera Utara H Gatot Pujo Nugroho ST, di Gubernuran Medan, Rabu (11/4). Di pertemuan itu Ria didampingi ibundanya Tiurmaida Manalu, anggota Komisi E DPRD Sumut Richard Eddy M Lingga, dan staf Sekwan DPRD Sumut Evelyn Sitanggang. ”Melalui Plt Gubsu, saya sangat berharap seluruh masyarakat di sini bisa mendoakan untuk sukses mencapai grand final Miss Indonesia tahun 2012 pada 28 April nanti. Karena tanpa dukungan dan doa seluruh warga, saya tidak ada artinya,” kata Ria dalam pertemuan dengan Gatot. Ria menuturkan, dirinya bisa tampil sebagai duta Sumut di ajang itu setelah berhasil mengungguli 600 kontestan lainnya. Ria yang merupakan anak pertama dari empat bersaudara itu mengaku, kesuksesan yang ada di depan matanya, sangat bergantung dari doa dan dukungan banyak pihak khususnya dari warga Sumut. Sementara itu Plt Gubsu dalam pertemuan tersebut menitipkan pesan kepada Ria untuk bisa memanfaatkan momentum tersebut sebagai ajang mempromosikan berbagai

potensi daerah ini di tingkat nasional. ”Terus terang, kami di provinsi saat ini terus aktif mempromosikan berbagai potensi yang dimiliki Sumut tidak hanya ke tingkat nasional, tapi juga ke tingkat internasional. Karena, kami berkeinginan Sumut lebih dikenal tidak hanya sebagai miniaturnya Indonesia, tetapi juga sebagai Trully-nya Asia, mengingat di daerah ini juga menetap berbagai etnis suku bangsa di Asia,” kata Gatot. Untuk mendukung promosi Sumut itu, Gatot mengintruksikan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Sumut memberikan background info yang dibutuhkan kepada Ria guna menjadi bekal dan bahan pembelajarannya menghadapi ajang Miss Indonesia 2012. ”Melalui promosi intansi terkait di provinsi dan dengan bantuan dari Ria, harapan kami nama Sumut bisa bangkit kembali di kancah dunia pariwisata regional, nasional, dan internasional akan cepat bisa terwujud,” ungkap Gatot.(m28)

Waspada/Amir Syarifuddin

GATOT Pujo Nugroho memberikan buku Sumut Dalam Angka 2011 kepada Ria Hutagaol Duta Sumut di ajang Miss Indonesia 2012.

Dua Tersangka Korupsi Dana Bansos Ditangkap Al Washliyah Maimun Gelar Muscam Dan Silaturrahmi Kader MEDAN (Waspada): Pimpinan Cabang Al Jami’iatul Washliyah (PC Al Washliyah) Kec. Medan Maimun, menggelar Musyawarah Kecamatan (Muscam) yang dirangkaikan dengan kegiatan silaturahmi kader, bertempat di Madrsah Al Washliyah Kel. Sei Mati, Sabtu (7/4). Muscam juga dibarengi dengan Muscam empat organ bahagian lainnya yakni Ikatan Pelajar Al Washliyah (IPA), Gerakan Pemuda Al Washliyah (GPA), Angkatan Puteri Al Washliyah (APA) serta Muscam Ikatan Guru dan Dosen Al Washliyah (IGDA). Koordinator Kecamatan Medan Maimun PD Al Washliyah Kota Medan Muaz Tanjung didampingi Ketua Panitia Pelaksana Ishaq Harahap, Senin (9/4) mengatakan, kegiatan tersebut digelar dalam rangka meningkatkan konsolidasi organisasi mengingat Medan Maimun merupakan salah satu basis warga Al Washliyah di Kota Medan. “Kehadiran ratusan kader dan warga AlWashliyah pada kegiatan tersebut menunjukkan eksistensinya Al Washliyah di Kecamatan Medan Maimun, karena memang di daerah ini banyak ulama Al Washliyah yang dilahirkan maupun dikebumikan di kecamatan ini,” ujarnya. Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana Ishaq Harahap mengatakan, selain menghimpun kembali potensi kader kegiatan, kali ini bertujuan untuk merumuskan program kerja Al Wasliyah demi kemaslahatan umat di Kec. Medan Maimun, sebagaimana tema yang diusung ‘Membangkitkan semangat juang organisasi dengan visi dan misi yang berkualitas. “Pendidikan, dakwah dan sosial sebagai bahagian Panca Amal Al Washliyah akan kita prioritaskan di kecamatan ini,” kata Ishaq. Muscam kali ini menghasilkan komposisi kepengurusan PC Al Washliyah Medan Maimun antaralain Ketua Juhar Matondang, Sekretaris Salamuddin, Bendahara Ishaq Harahap. Untuk organ bahagian antaralain PC IPA Ketua M Alfan Hadi, Sekretaris M Ridwan, Bendahara Putri Indah Sari, PC GPA Ketua Asfuadi Lubis, Sekretaris Junaidi Nasution, Bendahara Azhar Matondang, PC APA Ketua Nilawaty, Sekretaris Zahara Lubis, Bendahara Khairani, PC IGDA Ketua Fuahrurozi, Sekretaris Hasanul Fadli, Bendahara Hidayana Utari.(m37)

Kids Fun Fair Di Wiyata Dharma MEDAN (Waspada): Guna meningkatkan kreativitas siswa Taman Kanak-Kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD) di bidang seni, perguruan Wiyata Dharma menggelar Wiyata Dharma Open House 2012 bertajuk Kids Fun Fair, Minggu (7/4). “Kegiatan ini merupakan langkah yang harus diambil dalam menumbuhkan keberanian para siswa sejak dini,” kata Ketua Panitia Christian, S.Kom didampingi Humas Perguruan Wiyata Dharma Drs. J Lumban Batu. Christian menambahkan, tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan kreativitas para siswa TK dan SD serta menjalin silaturahmi antara masyarakat, staf pengajar dan para siswa. “Kegiatan ini merupakan keduakalinya digelar dan diharapkan para siswa dapat terpacu untuk berkompetisi dengan siswa lainnya. Kegiatan ini juga diikuti peserta yang berasal dari sekolah lain,” tambahnya. Wiyata Dharma Open House 2012 ini diisi dengan berbagai kegiatan antara lain bazaar, games dan art exhibition. Kemudian, siswa-siswi Perguruan Wiyata Dharma juga berkesempatan memamerkan hasil kerajinan tangan mereka kepada pengunjung.(m42)

Mahasiswa STT Harapan Gelar Donor Darah MEDAN (Waspada): Sekolah Tinggi Teknik Harapan (STTH) bekerjasama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Medan menyelenggarakan kegiatan donor darah di kampus III Jalan HM Joni Medan, Kamis (12/4). Kegiatan yang disambut antusias oleh mahasiswa dan dosen di kampus tersebut, berhasil mengumpulkan 62 kantong darah. “Sebenarnya masih banyak mahasiswa yang belum sempat mendonorkan darahnya, karena keterbatasan waktu,” kata salah seorang dosen STT Harapan Budi Santri. Ketua STT Harapan Muhammad Zulfin menyambut baik kegiatan acara donor darah itu. Menurutnya, acara itu sebagai salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat dan berharap dapat dilaksanakan secara berkesinambungan. “Apalagi seperti yang kita ketahui bersama saat ini stok darah sangat sedikit. Sehingga terkadang PMI kesulitan menyediakan darah jika ada masyarakat yang membutuhkan,” sebutnya. Selain donor darah, kata Zulfin, selama ini sekitar 4000 mahasiswa di kampus yang sudah berdiri sejak tahun 80-an itu, juga sering melakukan kegiatan-kegiatan sosial. Seperti memberikan pelatihan ketrampilan komputer kepada guru-guru di Medan.(m48)

MEDAN (Waspada): Setelah menjalani pemeriksaan lebih dari enam jam di Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (Kejatisu), dua dari tiga tersangka dugaan korupsi bantuan sosial di Biro Bina Sosial Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) tahun anggaran 2011, akhirnya ditangkap.

Kedua tersangka yakni AF selaku bendahara pada Biro Binsos Provsu dan Su selaku Bendahara pada Biro Umum

Provsu, dibawa langsung dari kantor Kejatisu Jln. AH Nasution, Medan, pada Kamis (12/ 4) sore, pukul 17:00. Sementara itu, Kejatisu belum bisa melakukan penangkapan terhadap tersangka UA selaku bendara pada Biro Perekonomian Provsu, karena adanya surat keterangan dokter yang menyatakan dirinya sakit dan harus dirawat. “UA tidak ditangkap karena ada surat keterangan dokter yang menyatakan sakit atau hamil empat bulan,” kata Plh. Kasi Penkum Kejatisu, Ronald Bakara. Kendati demikian, lanjutnya, pihaknya akan melakukan pengawasan terhadap UA agar tidak pergi ke luar negeri. Dalam hal ini, jaksa dari Kejatisu akan

dibantu oleh dokter lokal. “Sampai saat ini sudah lebih 130 saksi yang dimintai keterangan,” ujarnya. Berdasarkan pantauan wartawan di lapangan, setiap hari lebih dari tiga saksi yang dimintai keterangan oleh pihak Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (Kejatisu). Sebagaimana diketahui, kasus dugaan korupsi tersebut mencuat terkait realisasi penggunaan anggaran bantuan sosial. Pada tahun 2011, anggaran bantuan sosial senilai Rp477. 885.800.000 dengan realisasi sebesar Rp351.693.000.000. Tahun 2009 senilai Rp293.745. 501.407 terealisasi Rp284.199. 897.500 dan 2010 senilai Rp424. 388.575.000 terealisasi Rp348. 105.050.000.(m38)

Kasus Perubuhan Masjid

Pengembang Tidak Penuhi Panggilan MEDAN (Waspada): Pihak pengembang Jati Mas tidak memenuhi panggilan penyidik Reskrim Unit Resum Polresta Medan untuk diperiksa sebagai saksi dalam kasus perubuhan masjid Al-Khairiyah. “Penyidik sudah melayangkan surat panggilan kepada pihak pengembang untuk diperiksa sebagai saksi, Rabu (11/ 4). Tapi, pihak pengembang yang diwakili Darmo tidak datang,” jelas Kasat Reskrim Polresta Medan Kompol Yoris Marzuki, Kamis (12/4). Yoris menegaskan, pihaknya tetap memproses kasus ini dan akan melayangkan surat panggilan lagi terhadap pihak pengembang. “Nanti kita layangkan kembali surat panggilan sebagai saksi terhadap pihak pengembang,” katanya. Dalam kasus ini, lanjutnya,

polisi sudah melakukan pemeriksaan terhadap lima saksi yakni saksi pelapor H. Pimpin Sitepu, terlapor H. Kasmo, lurah, kepling dan Ka KUA. “Mereka sudah dimintai keterangan di Reskrim Unit Resum Polresta Medan,” katanya. Sebelumnya, Kapolresta Medan Kombes Monang Situmorang, SH, MSi menjelaskan, pihaknya terus mengumpulkan bukti-bukti dalam kasus perubuhan masjid ini. “Bukti ini kita kumpulkan dan nantinya kita tanyakan kepada saksi yang sudah diperiksa,” ujarnya. Dia menjelaskan, Polresta Medan tetap memproses kasus yang dilaporkan H.Pimpin Sitepu dengan LP/1655/VI/2004/ Ops/Tabes, tanggal 8 Juni 2004 tentang tindak pidana secara bersama-sama melakukan kekerasan terhadap barang (peng-

rusakan) sebagaimana dimaksud dalam pasal 170 Jo pasal 406 KUHPidana. Sementara itu, dalam surat pemberitahuan perkembangan hasil penyidikan (SP2HP) yang ditandatangani Waka Sat Reskrim AKP Hendra Eko Triyulianto, SIK, SH tanggal 5 Maret 2012 yang ditujukan kepada pelapor H. Pimpin Sitepu disebutkan, polisi sudah melakukan pemeriksaan terhadap empat saksi. Keempat saksi yang sudah diperiksa penyidik yakni H. Pimpin Sitepu, Drs. H. Busro Ali Umar Harahap, Zainuddin Haharap, BA dan H. Kasmo. Rencana selanjutnya, penyidik akan melakukan pemeriksaan lanjutan terhadap H. Pimpin Sitepu dan H. Kasmo. Juga pemanggilan terhadap saksi lain yang ada hubungan dengan perkara ini. (m39)

Gaji Kecil Jangan Jadi Alasan Hakim Terima Suap MEDAN (Waspada): Tidak dapat dibenarkan apapun alasannya hakim melakukan korupsi atau menerima suap. Bahkan dalam agama Islam ada hadist berbunyi: “Pemberi suap dan penerima suap tempatnya di neraka”. Demikian ditegaskan Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Medan dan praktisi hukum Sumut yang dihubungi Waspada secara terpisah, Rabu (11/4), terkait kasus aksi demo hakim dalam menuntut kesejahteraan atau kenaikan gaji. “Gaji kecil jangan dijadikan alat pembenar atau melegalkan para hakim untuk melakukan korupsi,” kata Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Medan Nuriyono. Menurut dia, jika mereka merasa tidak sejahtera menjadi hakim, keluar saja. “Ini kan pilihan hidup mereka, konsisten dengan janji dan sumpah saat menjadi hakim,” sebutnya. Untuk itu, kata dia, tidak ada alasan bagi hakim melakukan korupsi, menerima suap, dan semua tindakan tercela lainnya. Bahkan, ia menyakini meskipun gaji sudah dinaikkan, budaya suap atau korupsi dipastikan masih akan ada. “Kenaikan gaji atau remunerasi di Mahkamah Agung para hakim dinilai juga belum efektif karena diyakini korupsi masih ada, kenaikan sehingga gaji atau remunerasi bukanlah senjata ampuh memberantas korupsi di lingkungan peradilan,” sebutnya. Kata dia, pekerjaan menegakkan hukum

dan keadilan itu tidak segampang dan sejelas seperti dikatakan undang-undang tetapi sarat dengan berbagai intervensi baik itu sosial, ekonomi maupun politik. Hal senada disampaikan praktisi hukum Marasamin Ritonga. Katanya, apapun alasannya tidak dapat dibenarkan melakukan korupsi. Bahkan gaji yang kecil dan kesejahteraan yang minim pun tidak dapat dijadikan alasan pembenar untuk melegalkan penyimpangan. “Jangan sampai kesejahteraan dijadikan alasan hakim terlibat praktik mafia peradilan. Memang lumrah dan wajar kalau para hakim menuntut kenaikan gaji, tapi jangan sampai mereka melakukan penyimpangan karena alasan itu,” ujarnya. Marasamin juga menyakini budaya supa tidak tuntas diberantas secara untuh hanya dengan menaikkan gaji hakim.Tapi, lebih efektif jika dilakukan secara total dan dibutuhkan strategi komprehensif dan menyeluruh memberantas budaya suap itu. Kata dia, hakim perlu diberikan gaji yang cukup agar tidak terbebani “urusan duniawi” sehingga dapat banyak membaca, menimbang, dan merenungkan dengan seksama persoalan yang dihadapi guna menjatuhkan putusan dan memberikan keadilan yang berkualitas. “Jika gaji mereka dipenuhi, maka harus diikuti sanksi tegas bagi hakim yang terlibat korupsi atau suap. Jangan lagi ada toleransi bagi hakim yang nanti terlibat mafia peradilan,” tuturnya. (m49)

Dugaan Korupsi Pengadaan Barang Pada Polmed Medan

Majelis Hakim Tolak Eksepsi Dewi Komariah MEDAN (Waspada) : Eksepsi atau keberatan yang diajukan terdakwa Direktur CV Karya Medika Dewi Komariah atas dakwaan Jaksa Penuntut Umum (JPU), dalam perkara dugaan tindak pidana korupsi pengadaan alat pendidikan laboratorium dan bengkel jurusan teknik elektro Politeknik Negeri Medan sebesar Rp2,1 miliar, ditolak hakim Pengadilan Negeri (PN) Medan. Dalam putusan selanya, majelis hakim menyatakan, seluruh dakwaan Jaksa Penuntut Umum (JPU) sudah tepat sesuai perundangundangan yang berlaku. Sedangkanalasankuasahukumterdakwayang menyebutkan dakwaan jaksa lemah dan kurangnya bukti, menurut majelis hakim, hal itu sudah masuk dalam ranah materi pokok, sehingga harus dibuktikan nantinya dalam persidangan. “Eksepsi terdakwa tidak dapat diterima dan meminta JPU menghadirkan saksi dalam perkara itu pada persidangan berikutnya pekan depan,” tegas Ketua Majelis Hakim Sugiyanto. Pada persidangan lanjutan dengan agenda mendengarkan keterangan saksi-saki, JPU Netty Silaen dan Adelina menghadirkan Ekmon Sitompul selaku sekertaris panitia lelang, Sutan Pardede selaku anggota panitia. Dalam keterangan di persidangan, kedua saksi menyebutkan, dalam pelelangan peng

adaan alat pendidikan laboratorium dan bengkel elektro di Polmed, dengan pagu anggaran senilai Rp4,9 miliar, ada tiga perusahaan diantaranya CV Medika Karya, PT Atraman dan CV Mars Indo Jaya. Pada proses verifikasi yang mengacu pada persyaratan mengikuti lelang tender, kualifikasi SIUP perusahaan besar. Dari tiga perusahan tersebut, akhirnya panitia memenangkan CV Medika Karya. “Selaku pemenang tender pada saat itu, CV Medika karya dinilai telah memenuhi kriteria yang ditentukan,” terang Ekmon. Namun Sutan menyebutkan, keterlibatan dari Herman Taher selaku Direktur PT Antasri Cantika dalam penyedia barang merupakan kebijakan dari Direktur CV Medika Karya, Dewi Komariah, selaku pemenang tender. “Seluruh kegiatan penyedia barang ditentukan oleh terdakwa,” serunya. Tentang barang Microwave Network Analyzer dan Asesoris yang ditolak oleh Polmed selaku user dalam kegiatan, Sutan menyebutkan, penolakan barang oleh Kepala Laboratorium Polmed Morlan Pardede karena barang tersebut sudah rekondisi (bekas), tidak sesuai dengan spesifikasi yang diminta. “Pada saat itu barang diantar oleh Herman Taher atas perintah dari terdakwa,” tegasnya. Usai mendengarkan keterangan saksi-saksi, majelis hakim menunda sidang hingga pekan depan, guna mendengarkan keterangan saksi lainnya. (m38)

Rekonstruksi Kasus Pembakaran Di Kutalimbaru MEDAN (Waspada): Orangtua korban pembakaran di Kutalimbaru, nekad melakukan penusukan menggunakan ujung payung terhadap tersangka SS saat dilakukan rekonstruksi di halaman Polresta Medan, Kamis (12/4). Perbuatan tersebut dilakukan Rosmelia br Silaban orangtua dari Ricardo Jeferson Sitorus karena merasa kesal dengan tersangka yang nekad melakukan pembakaran terhadap anaknya saat menyaksikan rekonstruksi yang dipimpin Kanit Ranmor AKP Ronald F. Sipayung. Namun aksi tersebut berhasil dicegah petugas polisi yang mengawal jalannya rekonstruksi. Kepada wartawan, Rosmelia mengatakan, kecewa dengan kinerja penyidik Polresta Medan karena saksi Koptu Edi Suroso tidak dihadirkan dalam rekonstruksi tersebut. “Kalau oknum TNI itu ikut rekonstruksi, saya mau menanyakan langsung kepada yang bersangkutan bagaimana cerita sebenarnya sehingga terjadi peristiwa seperti ini,” sebutnya. Ditanya wartawan hukuman apa yang cocok kepada ketiga tersangka, Rosmelia menyatakan harapannya dihukum seadiladilnya sesuai perbuatannya kalau bisa pun hukuman mati. Sementara itu dalam rekonstruksi yang dimulai pukul 11:00 dan berakhir pukul 13:30 dihadiri pihak kejaksaan dari Kejari Lubuk Pakam dan penasehat hukum tersangka yakni Ermansyah. Tersangka ET, SS, dan ESG diperankan langsung, sedangkan korban Ricardo Jeferson Sitorus dan Marco Siregar diperankan PHL Polresta Medan. Hadir juga tiga teman korban yakni Bambang Irawan, Briptu Albertus Alam Permana Zebua, dan Moses Purba. Sedangkan tersangka lainnya yang masih diburon diperankan anggota polisi. Rekonstri dengan 24 adegan itu dimulai ketika Ricardo J Sitorus dihubungai melalui handphone oleh Edi Suroso sementara korban Marco Siregar, saksi Bambang Irwanto, Albertus Zebua, dan Moses Purba sudah berada di dalam mobil Kijang BK 1020 HK. Mereka berlima kemudian pergi menuju warung belut di Desa Glugur Rimbun Pancur Batu dan bertemu dengan Suroso. Kemudian Bambang dibonceng Suroso menggunakan sepedamotor mensurvei target operasi Kelana. Setelah berada di kolam Samsul, Suroso menghubungi ke empat korban yang kemudian menggunakan mobil

menyusul ke lokasi. Kemudian Suroso memberi saran kepada Bambang Irwanto untuk menghubungi Kelana dengan mengaku sebagai Iwan Sembling meminta tolong membelikan minyak bensin dengan alasan sepedamotornya habis minyak. Suroso kemudian bersembunyi dibawah pohon pisang dan empat rekannya bersembunyi dibalik mobil. Kelana kemudian ke lokasi dan dipanggil Bambang Irwanto. Begitu Kelana berhenti, datang Marco Siregar langsung merangkul Kelana yang kemudian meronta dan melakukan perlawanan. Albertus Zebua kemudian mengatakan saya polisi dari Polda, mana handphone kamu. Kelana langsung membuang handphonenya dan berteriak maling sambil berlari ke arah kolam pancing. Sedangkan para korban kemudian pergi dari lokasi dan melaju ke Jalan Kampung Merdeka. Berkisar 30 meter masyarakat sekitar sudah banyak yang berdiri di pinggir jalan dan berteriak maling dan mengejar mereka. Sedangkan tersangka SS begitu menerima kabar dari temannya menyampaikan berita tersebut kepada teman-temannya di warung Kaltu. Mereka kemudian menuju ke simpang Jalan Laubekeri dan melihat warga sudah merintangi jalan dengan sepedamotor. Begitu mobil yang ditumpangi korban melintas langsung dihalau massa. Korban Ricardo Sitorus kemudian keluar dari mobil dan berteriak saya polisi sambil mengacungkan senjata softgun. Kemudian Albertus Zebua juga turun dari mobil dan berteriak kami dari Polda dengan mengeluarkan kartu anggota dan dirampas masyarakat. Massa kemudian meminta semua yang ada di dalam mobil turun. Setelah itu mereka melakukan penganiayaan terhadap kedua korban hingga kritis sampai datang petugas Polsek Kutalimbaru. Sedangkan ketiga temannya berhasil melarikan diri. Anggota Polsek Kutalimbaru kemudian mencoba menyelamatkan kedua korban dan memasukkan ke dalam mobil anggota Polsek Kutalimbaru. Namun massa yang sudah emosi kemudian menariknya keluar dan kembali melakukan penganiayaan. Dalam keadaan tidak berdaya, kedua korban ditumpukkan di bawah mobil Innova BK 1020 HK setelah itu dengan menggunakan kertas salah seorang pelaku yang masih diburon membakar kedua korban. (m39)

Waspada/Rudi Arman

SEORANG tersangka (masih buron) yang diperankan anggota Polresta Medan terlihat membakar kertas sebelum membakar kedua korban saat dilakukan rekonstruksi kasus pembakaran di Kutalimbaru di Polresta Medan, Kamis (12/4).


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.