CAKRAWALA
ARTIKEL
“Dan tidaklah mudah untuk memahami bahwa masyarakat Arab kala itu telah menyanggah al-Qur’an, menentangnya, dan mendebat Nabi mengenainya, kecuali jika mereka memahami sepenuhnya terhadap kandungan isi dan rahasia-rahasia yang terpendam di dalamnya.”
Al-Qur’an dan Karakter Jahiliah
B
ERHENTILAH berpersepsi tidak tepat tentang bangsa Arab Jahiliah. Bahwa bangsa Arab Jahiliah adalah komunitas masyarakat pagan yang bodohnya minta ampun, dekil, lugu, norak dan kampungan banget. Mereka tidak berpendidikan, tidak berbudaya, tidak berperadaban, barbar, dan seterusnya-dan seterusnya. Bagaimanapun, ini adalah asumsi yang tidak akurat, sebagai implikasi logis dari stigma “jahil” yang disematkan untuk
32
BULETIN SIDOGIRI.EDISI 66.SHAFAR.1433
mereka. Tentu saja tidak ada hal positif apapun dalam stempel “kebodohan” itu. Hanya, marilah kita berpikir tentang pertanyaan berikut: mungkinkah al-Qur’an akan berbicara kepada komunitas yang bodohnya bukan kepalang, sehingga mereka tidak memahami hal apapun dari isi kandungan alQur’an? No! Tentu saja tidak. Tentu saja, al-Qur’an, dengan racikan kata dan kandungan isi yang sempurna, hanya akan dipahami oleh komunitas yang memiliki karakter berbahasa