Buletin Sidogiri Edisi 66

Page 29

Iya, kalau besarnya penduduk itu seimbang. Sebab kalau besarnya penduduk itu tidak seimbang, maka menjadi masalah. Penduduk terlalu tua semua malah membebani Negara, penduduk terlalu muda semua, membebani Negara, karena mereka harus dihidupi oleh Negara. Maka keseimbangan itu penting. Seimbang antara yang tua, yang muda, yang anak-anak, dan yang masih dalam usia produktif. India itu contoh yang bagus, karena meskipun jumlah penduduknya 1,2 milyar, tapi komposisinya muda, penduduk mudanya jauh lebih banyak, sehingga tidak membebani Negara, bahkan Negara beruntung, karena dengan berusia muda mereka menjadi tenaga kerja produktif. Ditengarai ada kepentingan agama lain di balik program KB? Saya rasa tidak, adalah personal judgement (penghakiman sepihak, red.) Menurut saya lebih sebagai prejudice (prasangka, red) yang bukan pada tempatnya, karena kepentingan negara itu jauh lebih penting. Jadi mengatur jumlah penduduk itu memang murni milik pemerintah, kewenangan pemerintah. Hampir di seluruh dunia ada program pengaturan penduduk, di satu saat dibatasi, di satu saat kadang digalakkan, di Australia pemerintah memberikan insentif kepada warga negaranya yang punya anak, di Eropa juga seperti itu, jadi tidak ada prejudice yang mengkhawatirkan, itu murni kepentingan pemerintah. BS

Sambungan dari Hlm. 23 Kalau sudah punya anak, berarti tiga orang yang harus dinafkahi. Meskipun kerjanya tetap saja, tidak berubah, tapi kenyataannya dia bisa mencukupi hidupnya. Sampai punya anak lima atau sepuluh, dan waktu kerjanya tidak bertambah, kenyataannya rezekinya ada dan cukup. Dan lagi, Allah  berfirman, "In yakûnû fuqarâ’ yughnîhimulLâhu min fadhlihî,” (Kalau mereka miskin, Allah akan memampukan mereka dengan karunianya). Jadi jangan sampai kita takut tidak makan karena menikah atau punya anak banyak. Apa Kiai melihat adanya kepentingan agama selain Islam dalam program KB? Itu yang harus kita curigai. Memang adanya program KB seperti pada saat Orde Baru tidak Islami. Bahkan orangorang ditakut-takuti, kalau terlalu banyak anak nanti akan kelaparan; tidak bisa memenuhi nafkah keluarganya. Kemudian mereka menyebarkan slogan, “dua anak cukup,” dan menyalahkan “tambah anak tambah rezeki.” Itu jelas kata-katanya orang kafir. Mestinya “tambah anak tambah rezeki” itu yang betul. Tapi disalahkan dan disebarkan ke mana-mana waktu itu. Itu adalah kata-kata orang kafir yang tidak percaya tadi itu, bahwa rezeki itu dari Allah . Ini perlu diwaspadai! BS BULETIN SIDOGIRI.EDISI 66.SHAFAR.1433

27


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.