LONTAR Desember 2013

Page 1

iwulan Buletin Tr

nesia VECO Indo

#7 2013

Foto: Anton Muhajir

LONTAR - #7 - 2013

1


Dari Redaksi

Daftar Isi

Kenang-kenangan Sepanjang 201 3

Foto-Foto: VECO Indonesia

PEMBACA yang budiman. LONTAR yang Anda baca ini merupakan edisi ter­ akhir pada tahun ini. Selama tahun 2013, kami menerbitkan tiga edisi terma­

suk satu edisi khusus pada Pertemuan Tahunan Mitra 2013 September lalu. Selain tiga edisi LONTAR, pada ta­ hun 2013 juga VECO Indonesia mener­ bitkan materi­materi publikasi lain seperti buku, brosur, kalender, dan video. Mela­ lui semua materi publikasi tersebut kami tak hanya ingin menyampaikan profil VECO Indonesia tapi juga cerita­cerita sukses para petani kecil di wilayah pro­ gram kami. Tiap akhir tahun pula kami membuat kalender dalam dua versi, dinding dan meja. Pada umumnya, kalender tersebut berisi foto­foto dari beragam lokasi pro­ gram, komoditas, serta fokus program. Tujuannya agar makin banyak pihak me­ ngetahui kegiatan, program dan capaian kami selama tahun 2013 ini. Kami ingin memberikannya sebagai kenang­ke­ nangan tentang sepanjang tahun ini. Untuk itu, jika Anda belum menerima kalender tersebut, silakan kabari kami. Dengan senang hati kami akan mengi­ rimkannya ke alamat Anda. Salam.. [Redaksi]

'Memento' from 201 3 DEAR valued readers. We are pleased to announce that this LONTAR you are reading now is the last edition for 2013. Along this year, we have published three editions, including the special one about the annual partners meeting last September. In addition to the three editions, VECO Indonesia has also published other materials, including books, brochures, calendar and video, through which we expect to share our profile and also the success stories of small­holder farmers participated in our programs. In every year end, we produce two versions of calendar: the desk calendar and wall calendar displaying photos of various locations where we implement our programs, as well as photos illustra­ ting commodities and focus of our pro­ grams.

2

LONTAR - #6 #7 - 2013

Through this type of publications, we hope that more people will understand our programs and achievements during this year. We would like to present it to you as a gift, a memento for this year. Please kindly let us know if you have not received the calendar yet. We will be happy to send it to you. Sincerely, The Editors

2 3 4

Dari Redaksi Editorial Reportase Kampanye Pangan Sehat Bersama Kaum Muda

11 12 14 16 18 19 20

Organisasi Petani Kabar VECO Indonesia Kabar Mitra Kabar Internasional Profil Resensi Poster

LONTAR (n) daun pohon lontar ( Borassus flabellifer) yang digunakan untuk menulis cerita; (n) naskah kuno yang tertulis pada daun lontar; (v) melempar. Maka LONTAR bagi kami adalah kata kerja (v) sekaligus kata benda (n). Lontar adalah media informasi untuk menyampaikan informasi tentang pertanian yang memperhatikan nilai-nilai lokal, sesuatu yang terus VECO Indonesia perjuangkan.

Tim Redaksi Penanggung jawab : Rogier Eijkens Redaksi : Imam Suharto, Anton Muhajir Kontributor : Staf dan Mitra VECO Indonesia Layout : Syamsul "Isul" Arifin Alamat Redaksi VECO Indonesia Jl Kerta Dalem No 7 Sidakarya Denpasar Telp: 0361 - 7808264, 727378, Fax: 0361 - 723217 Email: admin@veco-indonesia.net, anton@veco-indonesia.net Website www.vecoindonesia.org Twitter @vecoindonesia

Redaksi menerima berita kegiatan, profil, maupun tips terkait praktik pertanian berkelanjutan terutama yang terkait dengan mitra VECO Indonesia di berbagai daerah. Tulisan bisa dikirim lewat email ataupun pos ke alamat di atas. Materi publikasi ini dicetak menggunakan kertas daur ulang 50 persen sebagai komitmen VECO Indonesia pada ekologi


Editorial

Berikan Mereka (Informasi)

Pangan Sehat

Secara kuantitas, anak-anak remaja pada rentang umur 1 5-24 tahun ini sekitar 1 7 persen dari jumlah total populasi dunia. Di Indonesia, anakanak remaja ini jumlahnya sekitar 40 juta atau kurang lebih sama persentasenya dengan jumlah global. Dengan jumlah tersebut, maka anakanak ini pun menjadi target utama dari berbagai macam promosi konsumsi.

PADAHAL, anak­anak muda di dunia tak sekadar angka. Mereka mewakili masa depan yang seharusnya lebih baik, termasuk dalam urusan pangan. Itulah alasan kenapa sangat penting untuk mengajak mereka agar tidak hanya terlibat dalam kampanye pangan sehat tapi juga memperbaiki pangan mereka itu sendiri. Sejak 2011, VECO Indonesia dengan dukungan Zuiddag, yayasan untuk anak­anak muda yang berkantor di Belgia, mengajak anak­anak muda ini terlibat dalam kampanye pangan sehat. Program ini sejalan dengan misi utama VECO Indonesia untuk meningkatkan taraf hidup petani kecil. Sebagai konsumen, anak­anak muda ini jelas berpengaruh terhadap daya jual petani. Konsumen merupakan rantai terakhir dalam apa yang kami sebut

Give them (information on)

healthy food

Young people aged between 1 5 to 24 years old accounts for 1 7 percent of the global population. In Indonesia, the number of population of this group is around 40 million. With such a large number, these youths have been the main target of various promotions of food.

THE world's youths are not just numbers. They represent a (supposedly) better future, and in this case, food issues are no exception. That is why, it is really important to ask them to not just getting involved in healthy food campaign, but also to improve their own consumptions. Since 2011, with support from Zuiddag, a Belgian­ based foundation dedicated to youth, VECO Indonesia has been encouraging these youths to participate in

selama ini sebagai rantai nilai produk pertanian berkelanjutan. Karena itu, jika anak­anak muda ini menjadi konsumen produk pertanian berkelanjutan, maka sangat logis pendapatan dan taraf hidup petani akan meningkat. Tapi, program bernama Healthy Food Healthy Living (HFHL) ini tak semata soal dukungan pada petani. Dia juga sekaligus upaya untuk menumbuhkan kesadaran pada anak­anak muda tentang perlunya pangan sehat. Salah satu strategi dalam kampanye ini adalah melalui anak­anak muda itu sendiri. Kami percaya bahwa informasi dari teman sebaya bagi remaja akan lebih dipercaya dibandingkan dari orang­orang tua. Kampanye ini masih terus berjalan. Masih banyak pula tantangan, termasuk kian banyaknya arus informasi dan promosi yang tak bisa kita kendalikan semuanya. Tapi, kita harus yakin bahwa kampanye ini tetap harus berjalan. Agar anak­anak muda ini bisa mendapatkan asupan informasi sekaligus pangan sehat secara berkelanjutan. Mari kita bergandengan tangan. [Anton Muhajir] healthy food campaigns. This program is also in line with VECO Indonesia's main mission to improve the livelihoods of poor farmers. As consumers, these youths clearly have impacts on the selling power of the farmers. The consumer is the last part of what we call "the value chain of sustainable agricul­ ture product". Therefore, if these youths become the consumers of the sustainable agriculture products, they will contribute to enhance the farmers' livelihoods. The program called Healthy Food Healthy Living (HFHL) is not merely about support for farmers. It is also an effort to raise youths' awareness about the importance of consuming healthy foods. One of the strategies in this campaign involves sharing information among the youths. We believe that peer­to­ peer information will be more trusted than advise from ol­ der people. This ongoing campaign has been facing a lot of challenges, including information and promotion that we cannot control. But we have to believe that this campaign has to go on, so that the youths can get information on healthy food and consume it. Let's get together! [Anton Muhajir]

LONTAR - #7 - 2013

3


Kampanye

Pangan Sehat Bersama Kaum Muda

4

LONTAR - #7 - 2013

Foto-foto: Anton Muhajir Foto-Foto: VECO Indonesia


Reportase

Konsumen merupakan tujuan terakhir dalam rantai pertanian berkelanjutan. Mereka yang akan mengonsumsi hasil jerih payah petani, termasuk menghargai produk-produk tersebut. Karena itu, konsumen jelas turut memengaruhi taraf hidup petani.

UNTUK itulah VECO Indonesia menjadi­ kan penyadaran konsumen sebagai sa­ lah satu program selain pengembangan rantai pertanian berkelanjutan, advokasi, dan organisasi belajar. Harapannya, ke­ tika konsumen sudah sadar dan mudah mengonsumsi produk pertanian berke­ lanjutan, maka taraf hidup petani akan lebih baik. Kaum muda menjadi bagian penting

dalam kelompok konsumen tersebut. Sejak 2011, VECO Indonesia melak­ sanakan program khusus kampanye pa­ ngan sehat untuk kaum muda ini, Healthy Food Healthy Living (HFHL). Dengan dukungan Zuiddag, yayasan un­ tuk anak­anak muda yang berkantor di Belgia, program ini dilaksanakan di Den­ pasar, Bali dan Solo, Jawa Tengah. Se­ muanya dilaksanakan oleh dan

melibatkan anak­anak muda, pelajar dan mahasiswa. Pada saat yang sama, mitra VECO Indonesia di Jakarta, Perhimpunan Indo­ nesia Berseru (PIB) juga aktif mengam­ panyekan pangan sehat pada anak­anak muda dan melibatkan mereka dalam kampanye tersebut. Kegiatan seperti Youth Camp dan Festival Desa hanya dua di antaranya. Tujuannya tetap sama, mengajak kaum muda agar memberikan perhatian pada isu pangan sehat dan mengubah gaya hidup mereka. Seperti program HFHL maupun PIB tersebut, tulisan utama LONTAR kali ini pun hasil karya anak­anak muda terse­ but. Selamat membaca..

H eal th y Food Cam pai g n

with Youths

Consumers are the last part of the sustainable agriculture chain. They will surely affect the livelihoods of farmers, because they are the ones who appreciate and consume the agriculture products.

BEING aware of this, VECO Indonesia has been incorporating 'consumer awareness raising' in its program, in ad­ dition to advocacy, development of sus­ tainable agriculture chain, and organization learning. Once consumers have been aware about the necessity of consuming sus­ tainable agriculture products, it is hoped that the farmers can have a better life. As a large population, youth be­ comes a very important part of consumer

group. Since 2011, VECO Indonesia has been undertaking Healthy Food Healthy Living (HFHL), a campaign specifically targeted for the youth. With support from Zuiddag, a Bel­ gian­based foundation dedicated to youth, this program takes place in Denpasar (Bali) and Solo (Central Java). All the programs are organized by students and involving them. At the same time, Perhimpunan In­ donesia Berseru (PBI), VECO Indone­

sia's partner in Jakarta, is also active in campaigning healthy food to the youths and involving them in the activities. Youth Camp and "Festival Desa" (Vil­ lage Festival) are only two of the activiti­ es in the campaign. The ultimate goal is to attract attention to healthy food issues and to change their lifestyle. Similar to the HFHL and PIB activities, the main article in this edition is also created by the youths. Happy Reading!

LONTAR - #7 - 2013

5


Reportase

HFHL Bali

Gerakan Pangan Sehat Bersama Kaum Muda 1 0 November lalu, tim Healthy Food Healthy Living (HFHL) Bali melaksanakan Sunday Community Market (SCM) di Little Tree Jalan Sunset Road, Kuta, Bali. SCM merupakan kegiatan HFHL yang sebelumnya bernama Sanur Community Market. Kegiatan ini dilaksanakan rutin sejak pertengahan 201 2 di mana banyak komunitas terlibat dalam pasar murah produk organik dan lain-lain.

Kini Sayur Sehat Lebih Terjangkau di Vietnam

SEBELUMNYA, pada Agustus 2013, tim HFHL Bali juga mengadakan Ngerujak Senja untuk memulai hidup sehat bersa­ ma anak­anak muda Denpasar. Ngeru­

jak Senja singkatan dari Ngerumpi Jak Semeton Jaan Tiii, Bahasa Bali yang ar­ tinya “ngobrol sama teman­teman, asyik sekali”. Materinya antara lain diskusi pa­

HFHL Bali

Creative Campaign

to Change Lifestyle

On November 1 0, the team of Healthy Food Healthy Living (HFHL) Bali held a Sunday Community Market (SCM) at Little Tree on Jalan Sunset Road, Kuta, Bali. Previously named Sanur Community Market, SCM has been a regular agenda of HFHL campaign since mid last year. In this event, community groups participate in cheap market selling organic products.

ngan sehat dan memasak bersama. Baik SCM maupun Ngerujak Senja targetnya tetap sama: anak­anak muda di Bali. Tujuannya pun tetap sama, yaitu

IN August, HFHL Bali team also held another event called "Ngerujak Senja", an acronym of Balinese words "Ngerum­ pi Jak Semeton Jaan Tiii" meaning "chatting with friends, so much fun". In this event, the youths discuss about healthy food, as well as cooking together. Both SCM and "Ngerujak Senja" are targeting youths in Bali, with an ultimate goal to campaign healthy food and life­ style through various ways that are uni­ que and specifically tailored to the youths' habits. Youth Community HFHL team is a community of youths focusing on campaigning healthy food and lifestyle. Initiated by VECO Indone­ Foto-foto: Anton Muhajir

6

LONTAR - #7 - 2013


Reportase mengampanyekan pangan sehat dan hi­ dup sehat dengan cara­cara yang unik dan sesuai dengan kebiasaan anak mu­ da.

Komunitas Muda HFHL komunitas anak muda yang bergerak untuk mengampanyekan pa­ ngan sehat dan hidup sehat. Gerakan yang diprakarsai VECO Indonesia ini terdapat di dua wilayah, Bali dan Solo. Saat ini, HFHL Bali berada dalam ling­ kup kegiatan Yayasan Wakamka yang diketuai Ilyas Dede Saputra Pane maha­ siswa Fakultas Pertanian Universitas Udayana. Bersama para anggota dan relawan, HFHL Bali bergerak melalui tiga divisi, yaitu Creative Communication ,

Study and Learning Centre, dan Youth Movement.

Selain SCM dan Ngerujak Senja, HFHL Bali juga memiliki beberapa media dan kegiatan lain untuk menyerukan isu pangan dan hidup sehat. Misalnya Crea­ tive Communication melalui website, fanpage, twitter, siaran radio, brosur, dan media komunikasi lain. Study and Lear­ ning Centre diisi dengan Ngerujak Senja, Kelas Sehat, Organic to School, dan ke­ giatan seru lain. Adapun Youth Move­ ment lebih mengarah pada menggalang semangat anak muda, diwujudkan mela­ lui Youth Exhibition awal 2013 lalu, SCM, Road Show to School and Campus, Pe­ ningkatan Kapasitas, dan turut serta da­ lam berbagai event komunitas muda.

Seluruh kegiatan tersebut memilik satu tujuan utama, yaitu menyerukan pangan sehat dan hidup sehat dimulai dari ruang anak muda. Hal ini diiringi perubahan gaya hidup ke arah hidup se­ hat. Berbagai inovasi kegiatan dilakukan untuk mengemas tujuan tersebut agar dapat sampai dengan baik. Kegiatan­ke­ giatan selalu disesuaikan dengan gaya hidup anak muda. Contohnya, Ngerujak Senja yang dikemas ringan dan memberi kesempatan anak muda untuk bereks­ presi dalam menghidangkan menu ma­ kanan sehat. Youth Exhibiton dan SCM juga memberikan ruang bagi berbagai komunitas muda untuk bergabung ber­ sama dan saling mengisi. Perubahan mendasar terkait pangan sehat dan hidup sehat tentu saja harus diawali oleh anggota HFHL itu sendiri. Kesadaran pentingnya makanan sehat membuat kebiasaan “masak sendiri” sa­ at rapat sudah menjadi agenda dalam keseharian di komunitas ini. Ternyata

Ngerujak Senja singkatan dari Ngerumpi Jak Semeton Jaan Tiii, Bahasa Bali yang artinya “ngobrol sama temanteman, asyik sekali” sia, this team holds its activities in Bali and Solo. Currently, HFHL Bali is part of Wakamka Foundation chaired by Ilyas Dede Saputra Pane, a student of Ag­ riculture Faculty at Udayana University. Along with members and volunteers, the programs of HFHL Bali are divided into three parts: Creative Communica­ tion, Study and Learning Centre, and Yo­ uth Movement. HFHL Bali holds it Crea­ tive Communication program through its website, Facebook Fan Page, Twitter, brochures, radio broadcasting, and other media. Study and Learning Centre is or­ ganised through "Ngerujak Senja", Healthy Class, Organic to School, and some other fun activities. Youth Movement is focusing on en­ couraging the spirit of the youths through

Youth Exhibition earlier this year, SCM, Road Show to schools and campuses, capacity building programs and partici­ pation in various activities of youth com­ munities. All those activities have one main goal: to campaign healthy food and healthy lifestyle through youth creativity. The team continues to innovate the pro­ gram to achieve the objectives. To attract the youths, the activities are specifically created to suit the youth lifestyle. Ngerujak Senja, for example, is a fun and easy gathering that gives an opportunity for participating youths to express their creativity in serving healthy menus. Youth Exhibiton and SCM also provide a space for various youth com­ munities to join and exchange ideas. A fundamental change related to

healthy food and lifestyle has to be initia­ ted by themselves. "Cooking your own dish" has been part of the habits of this community every time they hold a meeting. Surprisingly, HFHL campaign has been successful to attract a lot of young people. It has turned into a much­ anticipated agenda. Many youths offer themselves to contribute, either as mem­ bers or supporters. Some government institutions, including the Village Com­ munity Empowerment Institution (BPMD) Gianyar, have also shown their attention.

Innovation In every program, there are always obstacles and challenges. One of the main challenges in HFHL campaign is public awareness. Many people still LONTAR - #7 - 2013

7


Reportase banyak anak muda yang setia menung­ gu­nunggu kegiatan dari HFHL Bali, bahkan menawarkan diri untuk berga­ bung, sebagai anggota ataupun pendu­ kung acara. Pihak pemerintah juga sudah memperlihatkan perhatiannya, seperti Badan Pemberdayaan Masyara­ kat Desa (BPMD) Gianyar dan instansi lain.

rena letak yang jauh atau sibuk juga menjadi salah satu tantangan bagi HFHL Bali sendiri. Namun, tantangan tersebut tentu sa­ ja tidak boleh menyurutkan semangat untuk menyerukan pangan sehat dan hi­

Inovasi Tentu saja, dalam setiap kegiatan pasti ada kendala atau tantangan. Bebe­ rapa hal yang biasanya menjadi tantang­ an selama mengadakan kegiatan adalah perhatian masyarakat sekitar. Ternyata, masih banyak masyarakat menganggap makanan dan gaya hidup sehat adalah bentuk hidup elite yang dijalankan ma­ syarakat tertentu saja. Akibatnya, masih sulit ketika mengundang masyarakat un­ tuk hadir dan mengikuti acara. Sulitnya mengundang petani lokal untuk hadir ka­

Ternyata, masih banyak masyarakat menganggap makanan dan gaya hidup sehat adalah bentuk hidup elite yang dijalankan masyarakat tertentu saja.

consider healthy food and lifestyle as exclusivity, an elite way of life applied only by certain groups in the society. Consequently, it is not easy to convince many people to present and take part in the activities under HFHL program. A­ nother challenge is to invite local farmers to join an event, partly due to their daily activities and geographical condition. However, those challenges should not discourage the willingness to cam­

paign healthy food and lifestyle. HFHL Bali team has continuously innovated the programs to reach more members of the society, including inviting public figures, holding competitions, and maintain com­ modity prices at an affordable level. Involving private sector or companies has also been one of the strategies to make the campaign more effective. Some of the examples of private sector participation are the SCM held in coope­

dup sehat. Berbagai inovasi untuk me­ ngemas acara agar lebih menarik selalu dilakukan. Misalnya mengundang figur publik, mengadakan lomba, dan menja­ ga kestabilan harga produk yang dita­ warkan agar dapat dijangkau warga. Keterlibatan pihak swasta, seperti perusahaan juga menjadi salah satu strategi dalam menjalankan berbagai ke­ giatan. Contohnya, kegiatan SCM beker­ ja sama dengan Satvika Bhoga, Little Tree Bali, dan Kopi Kultur; Organic to School bekerja sama dengan Yayasan Tamiang Bali; dan lain­lain. HFHL Bali juga selalu berupaya meningkatkan pe­ nyebaran informasi mengenai kegiatan yang akan dilakukan. Jadi, konsep pangan sehat, hidup sehat, dan Locavore itu sendiri sangat penting untuk diserukan lebih kencang agar perubahan gaya hidup perlahan­la­ han bisa terlihat. [Putri Puspitaningrum, anggota Tim HFHL Bali]

ration with Satvika Bhoga, Little Tree Ba­ li, and Kopi Kultur, as well as Organic to School held in cooperation with Tamiang Bali Foundation. HFHL Bali has also made various ef­ forts to improve the ways of dissemina­ ting the information about the activities, since the concept of healthy food healthy living should continue campaigning to bring greater impacts. [Putri Puspita­ ningrum, member of HFHL Bali]

Many people still consider healthy food and lifestyle as exclusivity, an elite way of life applied only by certain groups in the society.

8

LONTAR - #7 - 2013


Reportase

HFHL Solo Raya

Membuktikan Janji

untuk Mendukung Petani

Padamu Negeri, Kami Berjanji Padamu Negeri, Kami Berbakti Padamu Negeri, Kami Mengabdi Bagimu Negeri, Jiwa Raga Kami

INILAH syair dalam lagu Bagimu Ne­ geri yang membutuhkan pembuktian dari setiap insan Indonesia. Pada 6­8 September 2013, anggota tim Healthy Food Healthy Living (HFHL) Bali dan Solo membuktikannya dengan mengi­ kuti kegiatan bersama di Yayasan Kali­ andra Sejati. Kegiatan ini sebagai pembelajaran dan penguatan tim kerja organisasi pemuda HFHL VECO Indo­ nesia. Kegiatan di kaki Gunung Prigen, antara Pasuruan dan Malang, Jawa Ti­ mur ini diikuti 35 anak muda perwakil­ an dari HFHL Solo Raya dan Bali. Aktivitas belajar bersama dengan tema Youth for Farmer to Save the World and Human Life ini diawali de­ ngan pembekalan ilmu mengenai ideo­ logi dan filosofis pertanian organik. Pematerinya Salim, Ketua Ikatan Peta­ ni Pengendali Hama Terpadu Indone­ sia (IPPHTI) Jawa Timur. Tentu saja ini sangat menarik bagi para peserta anak muda yang terlibat karena in­ formasi ini jarang ditemukan di bangku sekolah maupun kuliah. Karena persoalan penye­ suaian waktu dengan fasilitator

dari Kaliandra, maka kegiatan terkait de­ ngan pembekalan pertanian organik ini diputus sementara. Materi selanjutnya tentang analisis internal dan eksternal bagi organisasi serta menyusun ran­ cangan aksi nyata untuk membangun kemandirian lembaga. Proses ini sangat dibutuhkan bagi HFHL, mengingat metamorfosis yang te­ lah dilakukan kelompok muda. Dari se­ belumnya hanya sebagai tim HFHL berubah menjadi Yayasan Pangan Sehat Indonesia (YAPSI) di Solo dan Wadah Kreativitas Kaum Muda (Wakamka) di Denpasar. Sebagai lembaga yang masih sangat baru dan unyu­unyu sangat perlu hati­hati dan cermat di dalam mengatur strategi untuk melangkah memasuki “era persaingan bebas”. Dengan demikian, ketika melakukan social marketing, dua lembaga ini mampu melakukannya de­ ngan cukup cerdas. Setelah “disela” kegiatan pengem­ bangan kapasitas organisasi, maka ma­ teri tentang pertanian organik dilanjutkan kembali dan difasilitasi tim fasilitator dari

Kaliandra Sejati. Pembelajaran ini sema­ kin menarik dengan adanya eduwisata. Didampingi pengurus Kaliandra, pemuda HFHL belajar dengan melihat dan ikut melakukan pengelolaan keberlanjutan lingkungan hidup melalui pertanian sayur organik. Setelah kegiatan lapangan selesai, kaum muda HFHL juga bereksperimen untuk menciptakan makanan sehat. Ba­ hannya sayur organik. Sayur itu pun menjadi hidangan salad yang lezat. Pa­ da malam terakhir kegiatan, diadakan kegiatan api unggun dan berbagi penga­ laman di antara peserta serta saling ber­ bagi motivasi dengan peserta lain untuk bisa terus maju menghadapi tantangan yang ada. Untuk kegiatan team building salah satu yang menarik adalah peserta dari Jawa Bali diajak untuk bermain “game­ lan jawa”.

LONTAR - #7 - 2013

9


Reportase Ada beberapa pelajaran menarik dari permainan ini. Pertama, perbedaan instrumen gamelan adalah merupakan gambaran perbedaan diri kita dalam berorganisasi termasuk potensi dan kemampuan. Kedua, tukang gendang sebagai pe­ mimpin “niyogo” pemukul gamelan harus bisa mengatur supaya irama musik bisa terbangun dengan baik sesuai tuntutan gendhingnya. Ini adalah penggambaran

pemimpin perjalanan sebuah organisasi supaya organisasi bisa berjalan dengan baik untuk mencapai tujuan yang diha­ rapkan. Ketiga, “notasi lagu” yang dimainkan ibarat konstitusi organisasi yang harus dipatuhi semua yang ada di dalam orga­ nisasi tersebut. Dengan demikian bisa menghasilkan “musik yang indah dan harmonis” dari “alat musik gamelan” yang berbeda bentuk dan fungsinya.

HFHL Solo Raya

Proving its Promise to Support Farmers

Padamu Negeri, Kami Berjanji Padamu Negeri, Kami Berbakti Padamu Negeri, Kami Mengabdi Bagimu Negeri, Jiwa Raga Kami

(To our country, we promise; To our country, we devote; To our country, we serve; To our country, our body and soul) These are the lyrics of a national song "Bagimu Negeri" that should be re­ alized by every Indonesian people. On September 6 to 8, members of the Healthy Food Healthy Living (HFHL) Bali and Solo proved their commitment by ta­ king part in an event with Kaliandra Se­ jati Foundation. Held at the slope of Mount Prigen located between Pasuruan and Malang, East Java, the event is aimed at helping members of HFHL VECO Indonesia to learn and strengthen their teamwork. As many as 35 youths representing HFHL Solo and Bali partici­ pated in the event. The activity themed "Youth for Far­ mer to Save the World and Human Life" kicked off with a presentation and dis­ cussion about the ideology and philo­ sophy of organic farming by Salim, chairman of the Indonesian Integrated Pest Control Farmers Union (IPPHTI) in East Java. This activity was surely at­ tractive for the youths, since they rarely have the opportunity to learn about the topic in their schools or universities. However, due to technical problem

10

LONTAR - #7 - 2013

with the facilitators from Kaliandra, this program was be halted. The next topic was about the internal and external ana­ lysis for organization, followed by draf­ ting an action plan to build self­sufficient institutions. This process is necessary for HFHL, considering the 'metamorphosis' that have been carried out by the youths, in which HFHL was transformed into Indo­ nesian Healthy Food Foundation (YAPSI) in Solo and the Youth Creativity Chamber (Wakamka) in Denpasar. As new institu­ tions, YAPSI and Wakamka need to be prudent to decide the strategy to step into the “free trade” era. These two organiza­ tions have been quite successful in doing social marketing. After being interrupted by the session about organization development, the dis­ cussion on organic farming resumed by facilitators from Kaliandra Sejati. This

Melalui pembelajaran ini anggota tim HFHL Solo Raya dan Bali memperoleh pembekalan untuk menjadi suatu organi­ sasi pemuda yang semakin solid dan berwawasan lingkungan hidup. Pemuda HFHL siap untuk ikut berkarya dan ber­ juang bersama petani untuk menyela­ matkan lingkungan dan kehidupan.. Hidup Kaum Muda Indonesia, Hidup pe­ tani Indonesia. [Ken Eka Fitriani, anggo­ ta Tim HFHL Solo]

learning activity was quite interesting using edu­tourism, the HFHL youths learned by observing and practicing the concept of environmental sustainability through organic vegetable farming. After the field activities finished, the partici­ pants expressed their creativity in cooking healthy food using organic ve­ getables. On the last night of the program, they held a campfire while sharing experi­ ences and motivations among them in facing the challenges. In the team­ building activity, it was quite interesting that participants from Java and Bali were challenged to play 'gamelan' traditional musical instrument. This game provides some interesting lessons for the partici­ pants. Firstly, the difference in the game­ lan instrument reflects the diversity of individuals in an organization, where everyone has their own characteristics, potentials and abilities. Secondly, the participants who play 'gendang' (tambourine) should be able to lead all other players by arranging the rhyme to harmonize with the 'gendhing' music. This symbolizes the ability of a leader of an organization to guide its members to achieve the objectives. Thirdly, the notation of the song re­ presents the constitution of an organiza­ tion that should be followed by everyone involved in it, in order to result in beauti­ ful and harmonious music from a variety of elements in gamelan, each with diffe­ rent functions. Through this activity, members of HFHL teams from Bali and Solo learned how to run a solid youth organization with an environmental vision. They are ready to work and struggle with the far­ mers to save the environment and the lives of many people. Hail Indonesian Youths, Hail Indone­ sian Farmers! [Ken Eka Fitriani, member of HFHL Solo team]


Foto: VECO Indonesia

Organisasi Petani

Asnikom

Meningkatkan Martabat Petani Kopi Manggarai Nobertus Teming memamerkan sepeda motornya, Honda MegaPro. Dengan wajah ceria, dia mengatakan bahwa sepeda motor ini hasil lelang kopi tahun lalu di Surabaya. Nobertus mengendarai sepeda motor yang dia beli seharga Rp 1 7 juta tersebut untuk pulang pergi ke kebun. Baginya, sepeda motor itu salah satu keberhasilan dia sebagai petani.

NOBERTUS petani kopi di Desa Rende­ nao, Kecamatan Poco Ranaka, Kabupa­ ten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur. Dia mengelola lahan seluas seki­ tar 2 hektar yang berada di pinggiran hu­ tan Colol, salah satu pusat produksi kopi di kabupaten tersebut. Pertengahan Juli lalu, Nobert mema­ nen sebagian kopinya. Di dalam satu ke­ bun tersebut terdapat tiga jenis kopi yaitu arabika, robusta, dan kolombia. Di antara tiga jenis tersebut, robusta adalah kopi yang menjadi andalan Nobert dan petani lain di kawasan tersebut. Kopi je­ nis ini paling banyak diproduksi pula. Nobert, anggota Asosiasi Petani Kopi Manggarai (Asnikom), organisasi petani kopi di kawasan ini. Anggota Asnikom ada di dua kabupaten yaitu Manggarai dan Manggarai Timur. Setelah berga­ bung organisasi ini, Nobert mengaku mengalami banyak perubahan dalam budidaya kopi. Dia bercerita, semula tidak peduli ta­ naman kopinya. “Saya biarkan begitu saja karena toh sudah pasti berbuah se­ tiap musim panen,” katanya. Namun, se­ telah ikut Sekolah Lapang (SL), dia baru tahu bahwa tanaman kopi harus dipang­ kas secara rutin.

SL merupakan salah satu kegiatan Asnikom yang memiliki 83 anggota peta­ ni. Menurut Ketua Asnikom Lodovikus Vardiman melalui kegiatan SL mereka ingin meningkatkan kapasitas petani da­ lam membudidayakan kopi, komoditas andalan petani setempat. Selain SL, ke­ giatan Asnikom lain adalah internal con­ trol system (ICS) dan pemasaran bersama. SL bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kopi milik anggota. Karena itu, SL pun diadakan secara ber­ giliran dari kelompok ke kelompok di sembilan desa anggota Asnikom. Selama SL, petani belajar cara mem­ buat pupuk dan pestisida alami. Peserta SL juga belajar cara memangkas pohon kopi agar buahnya lebih banyak dan be­ sar, sesuatu yang tak pernah mereka la­ kukan sebelumnya. Setelah menerapkan semua teori yang dipelajari selama SL, anggota As­ nikom termasuk Nobert, mengatakan hasil panennya jadi lebih banyak. Seba­ gai contoh, saat ini Nobert bisa menda­ patkan 430 liter horn skin (HS) basah. Sebelumnya dia hanya mendapatkan sekitar 200 liter HS basah. Dengan pemangkasan secara rutin,

pohon kopi pun lebih cepat berbuah de­ ngan biji besar. Selain itu, pohon juga ja­ di tidak menjulang tinggi sampai 3­4 meter seperti dulu. “Panen jadi lebih gampang,” tambah Nobert. Adapun pemasaran bersama dilaku­ kan agar petani bisa meningkatkan daya tawar mereka. Menurut Lodovikus, pe­ masaran bersama membuat harga kopi mereka bisa lebih tinggi. “Kalau dijual sendiri­sendiri, tengkulak memainkan harga kopi kami,” ujar Lodovikus. Melalui organisasi pula, petani se­ perti Nobertus dan Lodovikus bisa mengakses pasar besar, seperti di lelang kopi pada tahun lalu di Surabaya. Dalam lelang itu, anggota Asnikom membawa 570 kg kopi. Kopi robusta Manggarai terpilih se­ bagai kopi terbaik pertama dalam lelang itu karena cita rasanya. Maka, kopi ter­ sebut pun dihargai sampai Rp 100 ribu per kg sementara kopi arabika Rp 84 ri­ bu. Hasil lelang itulah yang membuat Nobert bisa membeli sepeda motor ke­ banggaannya. “Saya juga punya simpanan Rp 20 juta di koperasi, sesuatu yang tak per­ nah saya bayangkan sebelumnya,” ujar Nobert.

LONTAR - #7 - 2013

11


Kabar VECO Indonesia

Perpanjangan Kerja Sama VECO Indonesia - Kemendagri VECO Indonesia dan Kementerian Dalam Negeri menandatangani Memorandum Saling Pengertian (MoU) pada 28 Oktober 2013 lalu di Batam, Riau. Penandatanganan dilakukan oleh Kepala Pusat Ad­ ministrasi Kerja Sama Luar Negeri (AKLN) Dr. Yusharto H, M.Pd. dan Manajer Regional VECO Indone­ sia Rogier Eijkens. MoU ini merupakan kepan­ jangan dari kesepakatan sebelum­ nya yang diteken di Denpasar pada 26 Juli 2010 silam. VECO In­ donesia sendiri sudah melaksana­ kan program di Indonesia lebih dari 25 tahun. Adapun MoU baru ini akan berlaku hingga 28 Okto­ ber 2016 nanti. Kedua belah pihak sepakat melanjutkan kerja sama melaksa­ nakan program penanggulangan Foto-Foto: VECO Indonesia kemiskinan, pengembangan sum­ ber daya manusia, pembangunan desa berwawasan sosial dan lingkungan, serta pemberdayaan masyarakat melalui pengem­ bangan pertanian berkelanjutan. Semua program akan dilaksanakan di 10 provinsi yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat dan Jambi.

Kajian Dampak Tiga Tahun Program SEJAK Oktober lalu, VECO Indone­ sia melaksanakan kajian dampak program (impact assessment) di se­ luruh lokasi program. Penilaian dampak program selama 2011 – 2013 ini dilakukan oleh konsultan in­ dependen melibatkan para staf dan mitra di masing­masing lokasi. Kajian dampak ini bertujuan un­ tuk mengetahui keberhasilan pro­ gram dan dampaknya terhadap penerima manfaat langsung mau­ pun lingkungan sekitar, seperti pe­ manfaat tidak langsung dan para pemangku kepentingan. Hasil studi ini juga akan digunakan sebagai sa­ lah satu bahan acuan pengembang­ an program lebih lanjut. Ada tiga pertanyaan kunci yang dicari melalui kajian dampak terse­ but, yaitu dampak terhadap sumber­ sumber mata pencaharian (livelihood outcomes) penerima manfaat program, perubahan pencapaian kapasitas bisnis dari organi­ sasi­organisasi petani, serta hasil­hasil untuk perluasan program (up­scaling). Hasil kajian ini nantinya juga akan menjadi bahan laporan tahunan VECO Indonesia.

12

LONTAR - #7 - 2013


Kabar Veco

Belajar tentang Bisnis Pertanian

Foto: Etih Suryatin

SEJAK tiga tahun terakhir, VECO Indonesia makin menekankan pen­ tingnya pertanian sebagai bisnis. Hal ini merupakan pengembangan dari keberhasilan program pe­ ngembangan rantai pertanian ber­ kelanjutan. Untuk itulah, maka perlu upaya khusus agar petani memiliki keterampilan atau jiwa bisnis untuk memenuhi pemasaran. Secara internal, VECO Indone­ sia juga melakukan upaya untuk meningkatkan kapasitas staf dalam hal bisnis pertanian. Salah satunya melalui Pelatihan untuk Pelatih Farmer Business School pada 3­5 Oktober 2013 lalu di Toraja, Sula­ wesi Selatan. Pelatihan ini diikuti 10 staf VECO Indonesia dari semua lokasi program yaitu Jakarta, Jawa Bali, Sulawesi, NTT 1 dan NTT 2. Pelatihan ini juga untuk mendisku­

sikan manual Sekolah Bisnis Pertanian yang diterbitkan VECO Indonesia bersama FAO. Materi pelatihan yang dipandu Manajer Program Imam Suharto serta Etih Suryatin dan Beatrice tersebut antara lain pengenal­ an sekolah bisnis pertanian dan penyusunan kurikulum, diagnosis dan perencanaan bisnis, pelaksanaan pertemuan sekolah bisnis pertanian, serta evaluasi dan perencanaan kembali.

Pelatihan Keuangan bagi Mitra Baru BAGIAN Keuangan VECO Indo­ nesia mengadakan pelatihan ke­ uangan bagi mitra wilayah program Sulawesi pada 20 – 21 November 2013. Pelatihan di kan­ tor VECO Indonesia Denpasar ini diikuti mitra dari Sulawesi antara lain CV Marewa, Masagena, Wa­ siat, Amanah, dan Cahaya Sejati. Dua di antaranya mitra baru yaitu CV Marewa dan Cahaya Sejati dari Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Selama dua hari pelatihan, para mitra belajar tentang dasar­ dasar keuangan seperti cara pe­ nyusunan laporan keuangan. Ti­ dak hanya belajar teori, lima Foto: VECO Indonesia peserta dari organisasi petani ma­ upun koperasi petani tersebut ju­ ga praktik mengelola laporan keuangan dipandu Manajer Keuangan VECO Indonesia Slamet Pribadi dan staf keuangan I Nyoman Suryawan dan Kadek Sri Rahayu. Pelatihan keuangan untuk organisasi merupakan bagian dari upaya VECO Indonesia untuk meningkatkan kapasitas organisasi petani. Melalui laporan keuangan yang baik, organisasi petani akan lebih siap dalam berbisnis secara profesional.

LONTAR - #7 - 2013

13


Kabar Mitra

Pelatihan Video untuk Penilaian Dampak MITRA­MITRA VECO Indone­ sia di wilayah program Nusa Tenggara Timur (NTT) 2 mengikuti pelatihan video pada pertengahan Oktober lalu. Pe­ serta pelatihan empat hari ter­ sebut adalah Jaringa Petani Wulan Gitan (JANTAN), Asosi­ asi Petani Kakao Nangapenda (Sikap), Bang Wita, Yayasan Tananua Flores, dan Ayu Tani. Pelatihan di Maumere, Ka­ bupaten Sikka, NTT tersebut dipandu pemateri dari WatchdoC, lembaga yang se­ ring membuat program doku­ menter. Dua fasilitator dari WatchdoC tersebut adalah Foto: VECO Indonesia Dandhy Laksono dan Fandhi Bagus. Keduanya memberikan materi­materi dasar seperti cara mengambil gambar, membuat cerita, hingga mengolah video tersebut. Setelah pelatihan, enam peserta tersebut langsung bekerja untuk mebuat video tentang program pengembangan kakao di NTT 2. Hasil kerja mereka kemudian akan digunakan sebagai bagian dari penilaian dampak program VECO Indonesia selama 2010­ 2013.

Festival Kakao di Polewali Mandar KELOMPOK Tani Amanah dan Wasiat mengadakan Festival Kakao pada 10­12 November 2013 di Polewali Mandar (Pol­ man), Sulawesi Barat. Kegia­ tan yang diadakan untuk pertama kali tersebut diikuti para kelompok tani dari lima kecamatan di Polewali Mandar yang juga menjadi sentra pro­ duksi kakao di provinsi ini. Selama tiga hari, berbagai kegiatan terkait kakao pun dia­ dakan. Misalnya lomba cerdas cermat tentang pertanian ka­ kao berkelanjutan, lomba ke­ bun sehat, praktik cara penanganan kebun kakao yang baik, serta pameran inovatif Foto: Noviar Ananta oleh kelompok tani. Lomba ke­ bun sehat sendiri sudah dilak­ sanakan sejak awal tahun. Karena itu Festival Kakao menjadi puncak dari penilaian tersebut. Selama festival tersebut terlihat bagaimana kerja sama petani, lembaga swadaya masyarakat, pemerintah, dan pihak swasta terkait kakao di Polman sudah berjalan dengan baik. Para pihak seperti Dinas Pertanian dan Perkebunan serta perusahaan kakao seperti Bumi Surya dan Armajaro juga mendukung festival itu.

14

LONTAR - #7 - 2013


Kabar Mitra

Pahlawan Kedaulatan Pangan dari Sumba Timur JACOB Tanda mendapatkan peng­ hargaan sebagai Pahlawan untuk Indonesia pada peringatan Hari Pahlawan 10 November lalu. Kepa­ la Desa Mbatakapidu, Kecamatan Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur terse­ but termasuk satu dari sepuluh Pahlawan untuk Indonesia menurut MNC, kelompok media televisi ter­ besar di Indonesia. Para pahlawan tersebut menda­ patkan penghargaan dari MNC atas dedikasi mereka pada bidang ma­ sing­masing. Jacob Tanda dianggap berjasa karena telah memperjuang­ kan kedaulatan pangan di desanya. Penilaian tersebut diberikan oleh juri antara lain sosiolog Imam Pra­ sodjo dan mantan Ketua Muham­ Foto: Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan madiyah Ahmad Syafi’i Ma’arif. Keberhasilan tersebut tak bisa dilepaskan dari dukungan Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan, mitra VECO Indonesia un­ tuk advokasi. Sejak lima tahun lalu KRKP melaksanakan program Desa Mandiri Pangan Desa Sejahtera (DMPDS), termasuk di Mbatakapidu.

Mempertemukan Petani Desa dengan Konsumen Kota Perkumpulan Indonesia Berseru (PIB), bersama anggota Aliansi un­ tuk Desa Sejahtera, dan sejumlah lembaga, komunitas maupun indivi­ du melaksanakan Festival Desa 2013. Seperti tahun lalu, kegiatan tahun ini pun bertujuan sama, mempertemukan petani desa de­ ngan konsumen perkotaan. Tema tahun ini adalah tentang pangan. Kegiatan pada 9­10 November ini diadakan di Bumi Perkemahan Ragunan, Jakarta Selatan. Selama dua hari, beragam kegiatan diada­ kan seperti pameran, pelatihan ber­ kebun, demo masak, menggambar, diskusi, hingga musik. Barang­ba­ rang dalam pameran tersebut anta­ ra lain aneka pangan lokal, kerajinan, dan teknologi tepat guna Foto: Perkumpulan Indonesia Berseru seperti benih. Festival bertujuan untuk menyediakan “ruang” bagi produsen khususnya pangan di pedesaan agar menunjukkan karyanya se­ cara langsung kepada konsumen kota. Sebaliknya, konsumen di kota juga diharapkan lebih bisa mendapatkan gambaran informasi tentang situasi pangan.

LONTAR - #7 - 2013

15


Kabar Internasional

PGS Menjamin Peningkatan

Foto-Foto: VECO Vietnam

Mutu Sayur di Vietnam

VECO Vietnam melaksanakan konferensi tentang Participatory Guarantee System (PGS) atau Sistem Jaminan Partisipatoris. PGS merupakan sistem untuk menjamin mutu produk yang dilakukan secara partisipatoris. Sistem yang dikembangkan oleh IFOAM ini telah diterapkan di 40 negara. Dalam sistem ini, penjaminan mutu dilakukan bersama-sama termasuk oleh petani dan konsumen.

KONFERENSI di Hanoi pada 25­26 September tersebut diikuti peserta dari Vietnam, Selandia Baru, Australia, Filipi­ na, dan India. Mereka dari kalangan pe­ merintah, lembaga swadaya masyarakat (LSM), peneliti, pihak swasta, akademisi, koperasi petani, konsumen, dan media. Selama dua hari para peserta men­ diskusikan tujuan VECO Vietnam dan mitra­mitranya untuk mewujudkan PGS di negara penghasil sayur­sayuran ter­ sebut. Peserta juga mendiskusikan pe­ ngembangan bentuk pembelajaran dan pertukaran tentang penerapan PGS di

16

LONTAR - #7 - 2013

kalangan para pihak serta masukan ter­ kait relevansi dan penerapan PGS bagi keluarga petani, terutama petani kecil. Tak hanya berdiskusi, para peserta juga melakukan kunjungan lapangan ke pusat produksi sayur sehat di Thanh Xu­ an, Soc Son, dan kios­kios sayur organik di tempat lain. Dalam konferensi tersebut terdapat beberapa poin menarik yang dihasilkan. Salah satunya adalah bahwa PGS telah memberikan sejumlah keuntungan pada para pihak terkait sayur sehat. Misalnya lebih sehat setelah konsumen mengon­ sumsi sayur aman serta dampak sosial maupun ekonomi bagi petani produsen sayur tersebut. Dampak lain adalah ling­ kungan yang lebih baik. Bagi konsumen penerapan PGS memberikan dampak ekonomi, lingkung­ an, dan sosial budaya. Di bidang ekono­ mi, misalnya, konsumen bisa membeli

sayur organik dengan harga lebih mu­ rah. Biaya kesehatan juga berkurang ka­ rena para konsumen jadi tak perlu ke rumah sakit gara­gara sayur tidak aman. Demikian pula bagi pemerintah. Pene­ rapan PGS membuat mereka bisa me­ ngurangi subsidi untuk petani. Pemerintah pun bisa menyelaraskan fungsi­fungsi berbeda dari berbagai in­ stansi. Terakhir adalah dampak bagi petani. Melalui penerapan PGS, para produsen sayur sehat bisa menjual produk mereka dengan harga lebih baik. Petani bisa menciptakan hubungan langsung de­ ngan konsumen. Secara sosial budaya, PGS telah menyediakan lapangan kerja lebih banyak, memastikan kesehatan le­ bih baik bagi petani, memberdayakan petani, serta meningkatkan kerja sama antarpetani dalam kelompok. [Do Thu Phuong, VECO Vietnam]


Kabar Internasional

Peluncuran Sistem

Foto-Foto: VECO Afrika Timur

Kendali Mutu di Uganda

VECO Afrika Timur merupakan kantor regional Vredeseilanden yang saat ini melaksanakan program pengembangan rantai pertanian berkelanjutan di Tanzania dan Uganda. Di Uganda, VECO Uganda bekerja sama dengan para mitra mendukung keluarga petani yang terorganisir agar berpartisipasi aktif dan mendapatkan keuntungan yang adil.

KOMODITAS di lokasi program ini anta­ ra lain kacang tanah, singkong, dan ja­ gung. Melalui dukungan tersebut, VECO berharap bisa meningkatkan pendapatan

dan taraf hidup petani. Dalam sebuah survei, terungkap bahwa kontaminasi aflatoksin, salah satu racun berbahaya, dalam kacang tanah dan jagung di Uganda telah melebihi ambang batas rekomendasi Departemen Pangan dan Obat­obatan yaitu 20 ppb. Karena itu, VECO Afrika Timur berkomit­ men untuk mengembangkan mekanisme untuk mengendalikan aflatoksin tersebut di kalangan petani, pengolah dan peda­ gang, serta mempromosikan Sistem Kendali Mutu. Sistem ini telah direko­ mendasikan sebagai pendekatan paling tepat untuk menjaga mutu produk pa­ ngan. Peluncuran Sistem Kendali Mutu di­ lakukan pada 18 September 2013 lalu di Hotel Africana, Kampala, Uganda. Pro­ yek permulaan dilaksanakan untuk

menginformasikan kepada para mitra aktor rantai pemasaran, penelitian, dan pengembangan serta masyarakat pada umumnya. Peluncuran itu dihadiri 109 orang dari mitra VECO Afrika Timur, lembaga penelitian, dan aktor­aktor da­ lam rantai nilai. Para pemateri dalam peluncuran ter­ sebut menyampaikan beberapa hal ter­ kait masalah aflatoksin dan perlunya pengendalian segera serta Panduan Sistem Kendali Mutu: alat untuk pende­ katan terintegrasi dalam mengendalikan aflatoksin di kacang tanah. Presentasi tersebut memicu diskusi hangat dari pa­ ra peserta peluncuran. Para peserta kemudian mengeluar­ kan rekomendasi dan saran kepada VE­ CO Afrika Timur agar dipertimbangkan. Rekomendasi paling populer adalah agar VECO memelopori kerja sama pa­ ra­pihak pemangku kepentingan dimulai dari para peserta yang hadir dalam loka­ karya. Para peserta juga menekankan kebutuhan para pemangku kepentingan yang terlibat dalam rantai nilai yang se­ bagian besar kurang terlatih agar bisa menggunakan teknologi informasi yang ramah pengguna serta penggunaan gambar untuk melibatkan mereka. Selama peluncuran, VECO Afrika Ti­ mur juga mengidentifikasi mitra­mitra yang bisa diajak bekerja sama ke depan terkait dengan sistem kendali mutu. [Eli­ zabeth Murimi, VECO Afrika Timur]

LONTAR - #7 - 2013

17


Profil

Susatyo Selalu Siap

Mendiskusikan

Hal-hal Sensitif

Akhir Oktober lalu, Asosiasi Petani Padi Organik Boyolali (Appoli) kembali mengirimkan beras organik ke Belgia. Penjualan kedua kalinya ini sebanyak 1 6,1 7 ton dari sebelumnya 1 8,55 ton. Pengiriman beras organik dengan merek Sunria yang bekerja sama dengan PT Bloom Agro ini merupakan salah satu keberhasilan Appoli yang kini punya 3.400 anggota. Selama sekitar enam tahun organisasi petani di Boyolali, Jawa Tengah ini mengupayakan agar beras produk mereka bisa dijual di pasar internasional. Keberhasilan tersebut tak bisa lepas dari peran Ketua Appoli, Susatyo. Mantan relawan Lembaga Studi Kemasyarakatan dan Bina Bakat (LSKBB) ini termasuk salah satu yang berjuang keras mewujudkan pencapaian tersebut. Susatyo yang pernah kuliah di Unversitas Terbuka Jurusan Statistika berbagi cerita kepada LONTAR tentang perjuangan tersebut. bisa sampai Rp 13.000 per kilogram sementara di luar sek­ tar Rp 8.000.

18

Bagaimana dulu memulai Appoli? Awalnya dari kebutuhan petani padi di Boyolali yang su­ dah menerapkan sistem pertanian organik tapi belum laku di pasaran karena belum ada bukti bahwa produk tersebut organik. Dari situ kami sepakat untuk melakukan Internal Control System (ICS). Agar bisa melakukan ICS, petani harus punya wadah. Tidak bisa sendiri­sendiri. Kami pun sepakat untuk mendiri­ kan organisasi petani bernama Appoli sejak 2007 meskipun penerapan ICS baru mulai 2009.

Bagaimana strategi menghadapi tantangan tersebut? Pertama kami selalu melakukan sosialisasi kepada ang­ gota Appoli baik tentang perlunya berorganisasi maupun ICS. Kedua kami melatih petani anggota agar terbiasa me­ nerapkan ICS. Ketiga, kami juga mendatangi kelompok dan selalu mengundang mereka terutama untuk mendiskusikan hal­hal sensitif. Organisasi petani kalau sudah masuk bisnis kan harus siap mendiskusikan hal­hal sensitif seperti usaha, penjual­ an, pendapatan, dan seterusnya. Kalau tidak didiskusikan dengan terbuka, akan menimbulkan curiga kepada pegurus dan anggota.

Apa tantangannya ketika baru mulai menerapkan ICS? Ketika baru berdiri, kami menghadapi banyak tantangan. Pertama anggota kami masih sangat awam terkait dengan sistem penjaminan mutu. Kami belum tahu sama sekali. Kedua, kami belum terbiasa mendokumentasikan pertanian organik yang kami terapkan selama ini. Ketiga, Appoli sen­ diri juga belum pernah mengurusi ICS sehingga anggota ti­ dak percaya begitu saja bahwa ICS bisa memberikan nilai tambah. Setelah kami terapkan, ternyata ICS memang memberi­ kan nilai tambah. Saat ini harga gabah kering berkisar Rp 4.800 hingga Rp 5.200 per kilogram. Harga beras premium

Apa pencapaian terbesar Appoli sejauh ini? Menurut saya Appoli bisa melakukan pemasaran hingga luar negeri merupakan salah satu keberhasilan. Kami seka­ rang bisa melakukan pengorganisasian petani termasuk sertifikasi produk organik. Setelah mengekspor beras ke Eropa, kami juga jadi lebih tahu bagaimana seluk beluk bis­ nis komoditas pertanian. Tapi, bagi saya, itu semua mungkin belum menjadi pen­ capaian terbesar. Kami masih punya pekerjaan rumah, se­ perti mewujudkan organisasi petani dan menciptakan sistem pemasaran yang lebih baik. Jika semua terwujud, mungkin bisa disebut sebagai pencapaian besar.

LONTAR - #7 - 2013

Foto- Foto: VE CO

Ind on es ia


Resensi

Merebut Kedaulatan Petani atas Benih Sendiri BUKU Bersemi dalam Tekanan Global menceri­ takan bagaimana proses advokasi agar petani berdaulat atas benihnya sendiri itu dilakukan. Penerbit buku ini adalah Yayasan Field Indone­ sia bekerja sama dengan beberapa LSM pendu­ kung petani seperti Aliansi Petani Indonesia, Serikat Petani Indonesia, Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan, dan lain­lain. Buku ini terdiri dari dua bagian utama yaitu Bersemi dalam Tekanan Global serta Petani dan Persoalan Hukum . Bagian pertama terdiri dari beberapa topik seperti globalisasi benih, penu­ runan keanekaragaman hayati dan kerusakan ekologi akibat benih­benih made in korporasi, upaya petani untuk merdeka di ladang sendiri, benih lokal tumbuh mengakar, serta mewujudkan kedaulatan petani atas benih. Bagian kedua berisi tema petani dan persoalan hukum. Tu­ lisan­tulisan di bagian ini antara lain tentang perjuangan petani dan para pendukung untuk merebut benih di ranah hukum, ca­ tatan kritis terhadap UU terkait perbenihan serta upaya uji ma­ teri UU tersebut di Mahkamah Konstitusi. Isu benih ini tak semata terkait dengan petani tapi juga pe­

liknya globalisasi dan karut marut hukum yang menjerat petani. Buku ini mengisahkan petani­ petani kecil yang tekun dan setia mengembang­ kan benih lokal selama ini. Ada pula topik ten­ tang hukum terkait perbenihan. Buku ini ditutup dengan tulisan tentang upa­ ya revisi UU atau uji materi ke Mahkamah Kon­ stitusi (MK) oleh Jaringan Advokasi Petani Pemulia Tanaman. Sayangnya, buku ini tidak menjelaskan hingga akhir proses uji materi di MK tersebut. Tapi, pada Juli 2013, hakim MK menyatakan petani bebas melakukan pemuliaan dan pendis­ tribusian benih. Petani pun kembali berdaulat di atas benih sendiri meskipun masih berhadapan dengan kuatnya tekanan korporasi.

Judul Penulis Penerbit Tebal ISBN

: Bersemi dalam Tekanan Global : Franditya Utomo : Yayasan Field Indonesia, Februari 2013 : x + 141 halaman : 978­602­98355­8­8

Paket Panduan Mengelola Koperasi Pertanian

PERTENGAHAN tahun ini, VECO Indonesia mengeluarkan sa­ tu paket buku tentang koperasi pertanian. Buku ini merupakan terjemahan dari buku yang diterbitkan lembaga PBB untuk Or­ ganisasi Buruh Internasional (ILO). Buku ini terdiri dari empat judul yaitu Modul 1 Dasar­dasar Koperasi Pertanian, Modul 2 Kriteria Pelayanan Koperasi, Modul 3 Pasokan Sarana Produk­ si Pertanian, dan Modul 4 Pemasaran Koperasi.

Semua materi dalam empat buku ini merupakan materi pe­ latihan yang telah dikembangkan oleh berbagai oganisasi inter­ nasional seperti Agritera, Centre for International Development Issues Nijmegen (CIDIN), Coopeartive College of Kenya (CCK), Food and Agriculture Organization (FAO), dan lain­lain. Paket pelatihan ini tentang pengelolaan koperasi pertanian karena pertanian merupakan sektor penting dalam pemba­ ngunan global. Hal ini sesuai dengan pernyataan “para petani­ lah yang memberi makan pada dunia.” Pertanian juga merupakan sumber lapangan kerja terbesar kedua di dunia.

Paket ini menggambarkan tentang seri pelatihan yang dibu­ at sejak 1978 hingga 1990. Materi dikembangkan oleh berbagai mitra seperti lembaga pengembangan koperasi, akademi kope­ rasi, organisasi koperasi, organisasi para produsen pertanian, universitas, dan lembaga PBB. Materi buku ini berupa panduan untuk peatih dan empat se­ ri modul. Tiap modul terdiri dari beberapa topik pembelajaran, seperti dasar­dasar koperasi. Tiap topik berisi penjelasan lugas sesuai situasi sehari­hari di berbagai belahan dunia. Materi ini bisa digunakan sebagai pendekatan dalam mencari solusi tan­ tangan­tantangan yang biasa dihadapi dalam pengelolaan ko­ perasi pertanian. Modul yang diterbitkan VECO Indonesia ini merupakan paket yang sudah disesuaikan dengan konteks Indonesia. Misalnya untuk contoh kasus, komoditas, ataupun gambar­ gambarnya. Karena itu diharapkan lebih mudah dipahami oleh para pengguna.

LONTAR - #7 - 2013

19


20

LONTAR - #7 - 2013


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.