scubaholic#14

Page 1

FREE // JUNI 2012 // #014

issue

Reef Check

dive destination

Banda Naira Unit Selam UGM

Gelanggang Mahasiswa UGM- Sayap Utara, Jalan Pancasila no 1 Bulaksumur Yogyakarta 55281

www. selamugm.org

who’s bubbling

Jensy Sartin


iklan : selam.ugm@gmail.com

iklan : selam.ugm@gmail.com

iklan : selam.ugm@gmail.com


DAFTAR ISI edisi 14 | 2012

Majalah ini gratis, dapat disimpan, tetapi lebih baik diberi kepada teman apabila sudah selesai dibaca. Jika berminat, juga tersedia versi online dan dapat diunduh di www.selamugm.org kami sangat membutuhkan kritik dan saran untuk perkembangan yang lebih baik akan isi dan tampilan majalah ini. Jangan ragu, kirim saja ke email kami di selam.ugm@gmail.com dengan subject : kritik/saran. Penanggungjawab : Rihatma Punta Dewa Pemimpin Umum : Laurencia Lola Karlina Pemimpin Perusahaan : Heronimus Abyatar Pemimpin Redaksi : Ardianto Redaksi : Gilang Febriani, Drajad Sarwo Seto Distribusi : Mirza Maulana, Hafiz Aslami, Budi Mulyara Editor : Barid Nibras W

ENVIRONMENT 6 Save The Coral Reefs ! DIVE DESTINATION 10 Pesona Banda MARINE BITES 14 Giant Clam AQUA SOUNDS 16 Become An Eco-Diver DIVE JPEG 19 WHO’S BUBBLING 22 Jensy Sartin DIVE CLINIC 25 Camilan Enak DIVE GEAR 26 Gear Up Wajib pada Titik Penyelaman Berarus dan Suhu <27ºC DIVE NOTES 27 Chelonia Mydas dan Derawan

Cover oleh dokumentasi Unit Selam UGM diambil di Pulau Menjangan Bali Barat Kamera: Canon PowerShot G12 F 2.8 | Exposure 1/125

DIVE EVENT 30 Jambore FoPMI III

Editorial Notes D

unia penyelaman kini mulai di lirik oleh berbagai kalangan karena keindahan bawah laut. Tak heran lagi , makin banyak wisatawan melancong ke tempat-tempat yang memiliki keindahan bawah laut yang mengagumkan. Banyaknya wisatawan tentu memberikan dampak bagi keindahan bawah laut , khususnya terumbu karang, di waktu yang akan datang. Semakin lama keindahan bawah laut semakin terkikis oleh aktivitas penyelaman. Pengikisan keindahan terumbu karang itu bisa di ketahui dari waktu ke waktu dengan sebuah metode kontrol. Metode kontrol sebuah lokasi penyelaman dapat dilakukan dengan beberapa metode , salah satunya adalah reefcheck. Dalam Scuba Holic edisi 14 ini kami mengangkat tema tentang Reefcheck. Semoga edisi ini dapat menginspirasi anda menjadi penyelam yang ramah lingkungan. Terakhir, kami mengajak kepada semua pembaca untuk selalu ikut andil dalam upaya menjaga kekayaan bahari Indonesia. Salam Bahari


environment | 7

G

aya hidup go green sempat booming beberapa tahun belakangan. Semuanya berlomba-lomba menjadi hijau. Tetapi belakangan ini semuanya seolah hilang bersama trend yang berganti. Yah, mudah-mudahan pernyataan saya ini gak benar. Sederhananya coba kita lihat, dari sekian banyak orang yang hang out di cafĂŠ, berapa sih yang bawa tumblr untuk minumannya? Gaya hidup yang sempat ngetren dikalangan kaum urban itu sudah jarang lagi kita lihat.

Save The Coral Reefs ! Teks : Ferzya Foto : Spesial Dari sekian banyak masalah yang ada di lautan, ada satu kegiatan yang sering bikin melongo begitu melihatnya; pelemparan jangkar.

Tidak hanya di darat, dilaut lebih parah lagi. Coba dilihat, dari sekian banyak orang yang menyelam, berapa penyelam yang memerhatikan fin-nya menghantam coral atau tidak? Dari sekian banyak yang snorkeling, berapa banyak yang mengingatkan nelayan supaya tidak asal lempar jangkar? Sebagai orang yang ngaku-nya cinta laut harusnya kita peduli dengan hal yang berkaitan dengan kondisi laut. Kalau katanya “di laut kita jaya� ternyata justru kita punya banyak masalah di sana. Dari sekian banyak masalah yang ada di lautan, coba deh kita mulai menyadari bahwasanya ada 1 kegiatan yang sering bikin melongo begitu melihatnya; pelemparan jangkar. Sebal, tetapi di satu sisi tidak bisa berkata apa-apa melihat nelayan yang melempar jangkar seenaknya. “Ya mau lempar ke mana mbak supaya bisa nancap?� adalah jawaban setiap kali mengingatkan nelayan agar tidak sembarangan melempar jangkar.

Sebenarnya, ada satu solusi untuk ini, yakni pemasangan mooring buoy. Buat yang belum tahu, mooring buoy adalah pelampung yang ditambatkan pada dasar perairan dan dihubungkan dengan menggunakan tali pada pelampung. Tujuannya sebagai penanda titik tertentu di perairan dan juga digunakan untuk menambat kapal, boat, dan perahu pengunjung terumbu karang dan juga penanda kedalaman perairan arus deras. Di Indonesia, pemasangan mooring buoy ini baru dibeberapa titik. Setahu saya ada di sekitar pantai Iboih-Sabang, Taman Nasional Baluran-Situbondo, Nusa Penida-Bali, dan Taman Nasional Bunaken-Sulawesi Utara (mungkin ada yang tau selain itu?). Masih sedikitkan? Coba lihat peta, berapa banyak titik yang masih besar kemungkinannya untuk dirusak oleh jangkar?


8 | environment

Mooring buoy dapat dibuat dengan mudah. Kumpulkan beberapa teman yang sepaham dan bisa membantu keselamatan laut kita. Setelah biaya terkumpul, belilah semen dan tongkat besi,carilah drum bekas dan kerikil. Pertama, mengisi drum bekas dengan semen dan kerikil. Sewaktu olahan semen dan kerikil setengah kering, masukkan tongkat besi yang sudah di bengkokkan ke dalamnya sehingga dapat dicantel. Jika sudah kering, drum itu dibawa ke lokasi menggunakan kapal. Penurunan mooring buoy secara perlahan menggunakan tali tambang yang diikatkan ke tongkat besi yang sudah dibengkokkan. Panjang tali tambang sebaiknya sudah diukur sesuai dengan kedalaman pasang surut. Bagian ujung tali tambang di pasang buoy. Ini merupakan salah satu contohnya, ada juga mooring buoy yang berbentuk kubus dan dibuat tanpa drum.

Apakah masalahnya selesai? Belum. Setelah pemasangan mooring bouy, kita harus melakukan sosialisasi kepada nelayan agar hanya menambatkan jangkar kapal di wilayah tersebut. Tetapi, apakah jumlah mooring buoy dan kapal nelayan sebanding? Pembuatan mooring bouy akan terasa berat apabila ditangani sendiri. Oleh karena itu,kita butuh kekuatan bersama dan kerjasama dengan pemerintah setempat, panglima laut, masyarakat sekitar, dan nelayan di wilayahnya agar kontrol mooring buoy ini tetap terjaga. Jadi, maukah kita mengubahnya? [SH]


dive destination| 11

S

udah lama saya menjatuhkan hati pada Indonesia Timur, hingga akhirnya pada tahun 2010 saya berkesempatan untuk mengunjungi salah satu pulau di Maluku. Pulau tersebut terkenal akan komoditas buah palanya, dialah pulau Banda Neira. Perjalanan tiga hari dari Jakarta - Makassar menggunakan kapal TNI AL (KRI Makassar) akhirnya mengantarkan saya ke Pulau Banda. Sebuah pengalaman yang mendebarkan!

Pesona Banda Teks: Drajad Sarwo Seto Foto : Drajad Sarwo Seto, Spesial

Laut sekitar Banda merupakan tempat yang terkenal akan taman lautnya dengan karang yang cerah dan ikan yang berwarna-warni dalam air yang jernih seperti kristal.

Saya masih ingat bagaimana caranya alam ini membuat saya jatuh cinta seketika padanya. Ketika mulai terlihat jejeran pulau dari jauh saya dibangunkan oleh teman saya, ketika itu masih pagi. Segera saja saya keluar dari kamar dan tak lupa membawa kamera. Suasana ketika melewati tebing-tebing di pulau banda sangatlah menakjubkan! Air yang tenang terlihat jernih kehijauan. Belum pernah saya merasakan perasaan seperti itu, menakjubkan, misterius, dan indah! Kepulauan Banda merupakan salah satu tempat titik penyelaman yang terkenal di Indonesia bahkan mungkin dunia.

Pulau ini terletak kurang lebih 132 Km sebelah Tenggara Ambon, terdiri dari tiga pulau besar dan tujuh pulau kecil. Kedalaman air mencapai lebih dari 6.500 meter. Terdapat tiga pulau yang besar yaitu pulau Banda, pulau Banda-Neira, dan Pulau Gunung Api, dua pulau pertama ditutupi dengan pohon pala dan vegetasi lain, sedangkan pulau ketiga, tidak ditumbuhi pepohonan dan bertanah volkanik. Di sekelilingnya terdapat laut yang sangat terkenal dengan keindahan alam bawah airnya. Laut sekitar Banda merupakan tempat yang paling terkenal dengan taman lautnya dengan karang yang cerah dan ikan yang berwarna-warni berada dalam air yang jernih seperti kristal dan membuatnya sanagat cocok untuk menyelam, snorkeling atau hanya untuk melihat-lihat saja.


dive destination| 13

12 |dive destination

Tempat penyelaman di Banda Menurut sumber yang didapat, terdapat beberapa titik penyelaman yang terkenal di Banda, diantaranya adalah : 1. Sonegat : berada di antara Banda Neira dan Gunung Api 2. Keraka Island : Pulau Keraka atau Pulau Kepiting hanya beberapa menit saja dari Banda Neira. Di sebelah selatan pantai, terdapat beberapa miniwall setinggi 18 meter. Beralih ke arah timur pantai, di kedalaman 10 meter, terdapat bermacammacam ikan batu karang dan sekelompok barracuda sepanjang setengah meter 3. Sjahrir Island dan Batu Kapal : Pulau Sjahrir atau yang dulu dikenal sebagai Pulau Pisang dan Batu Kapal hanya 20 menit dari hotel di Banda-Neira dengan menggunakan perahu. Dua tempat ini terkombinasi dengan baik untuk kegiatan menyelam pagi hari dan sore hari

4. Gunung Api : Menurut informasi, pada bulan Mei tahun 1988, ledakan dari gunung ini telah membunuh hampir semua formasi karang lepas pantai yang terdapat di sekitar Gunung Api, tetapi yang menakjubkan adalah tersebarnya beragam bunga karang. Beberapa karang mulai tumbuh kembali

5. Lontar Island

Bagaimana ya bisa sampai ke Banda?

6. Batu Belanda

Penerbangan ke Ambon dari Makassar, dari Makassar kita bisa menggunakan pesawat untuk mencapai pulau Banda. Jika ingin lebih ekonomis ada cara lain untuk mencapai pulau Banda dengan menggunakan kapal Ferry dari Surabaya yang memakan waktu tujuh hari lamanya. Tarifnya untuk kelas 1 (satu) Rp1.916.500,00; kelas 2 (dua) Rp1.563.500; ekonomi Rp484.500,00. Harga tersebut tertanggal 30 April 2012 melalui website pelni www.pelni.co.id.

7. Ai Island : Bersama dengan Pulau Hatta, pulau ini menawarkan tempat menyelam terbaik di Pulau Banda. Baik di pantai utara dan selatan dan barat dari Pulau Ai, dikelilingi dengan tembok karang yang sempurna, yang tidak datar dan penuh dengan gua-gua 8. Hatta Island

Sedangkan untuk penginapan berada dalam range harga Rp150.000,00 – Rp500.000,00 per malam. [SH]]


marine bites | 15

G

Giant Clam Teks: disadur oleh Abyatar Foto : dok. Unit Selam UGM, Spesial

iant clam atau yang biasa disebut kima banyak ditemukan di ekosistem karang di perairan Indo-Pasifik, termasuk Indonesia. Dari sembilan spesies Kima yang ada didunia, delapan diantaranya ada di Indonesia. Di perairan Sulawesi dan Papua keberadaannya telah dikenal luas. Tetapi kima terbesar yang berhasil ditemukan justru berada di sebelah utara pantai barat Sumatera dengan panjang 137 cm dan berbobot 230 kilogram pada tahun 1817. Banyak mitos mengenai kima yang kerap menyerang penyelam. Hal ini tidak sepenuhnya salah, tetapi meskipun mampu mencengkram seseorang, penutupan cangkang hanyalah bersifat defensif dan cangkang ini terlalu lambat untuk menimbulkan ancaman yang serius. [SH]]

sumber : http://tantridiah.wordpress.com/2007/04/26/kima-potensial-namun-sulit-dikembangkan/


aqua sounds | 17

“Wow terumbu karang yang sini bagus, eh, yang disana lebih bagus, yang sana juga bagus, banyak ikan yang unyu-unyu juga�

Become an Eco-diver Teks: Setyadi Foto : Dok. Unit Selam UGM

S

aya tersenyum senang sekaligus lucu mendengar kata-kata tersebut. Katakata yang saya ucapkan juga saat pertama kali melihat dunia ini dan menunjukkan kepolosan saya yang tidak tahu terlalu banyak mengenai dunia bawah laut. Saya ingat mengapa menjadi tertarik dengan dunia bawah laut; media-media nasional dengan sukses meniupkan buih-buih lautan di mata saya. Koran, televisi, DVD hingga kicauan di twitter dan instagram menunjukkan pesona dunia bawah laut. Tak munafik, saya gembira luar biasa begitu mendapatkan sertifikat izin menyelam. Kini, saya bisa melihat secara langsung dunia yang indahnya hanya dapat dinikmati sedikit manusia. Saya akui, pengalaman menjelajahi dunia bawah air -yang kata orang merupakan dunia dengan organisme yang paling kompleks di bumi- belum ada apa-apanya dibandingkan para sahabat scuba holic. Namun, saya selalu

menikmati setiap penyelaman yang saya lakukan, seperti apapun pemandangannya, karena dibawah air selalu ada saja hal menarik yang akan kita temukan jika mengamati lebih detail sudut demi sudut perairannya. Kita beruntung tinggal di Indonesia, berada dalam perairan tropis membuat kekayaan terumbu karang dan biota laut Indonesia melimpah ruah. Itu idealnya, saya tidak bisa menampik juga kenyataan yang memperlihatkan bahwa banyak titik penyelaman yang tidak seindah foto di instagram. Ternyata banyak karang yang kehilangan polip dan menjadi putih bahkan mati. Banyak alasan yang membuat karangkarang tersebut mati, dan matinya karang juga berpengaruh pada hilangnya organisme yang hidup di karang seperti ikan, nudibranch, clams, moray eel dan lainnya. Sedangkan penyebab karang tersebut mati adalah bom, potassium


dive jpeg | 19

18 | aqua sounds

(racun ikan), pemanasan iklim, aktivitas vulkanik, limbah beracun, jangkar dan juga kegiatan penyelaman itu sendiri. Ya, penyelaman itu sendiri. Semakin banyak yang menyelam, semakin banyak yang masuk dalam dunia bawah laut tidak menutup kemungkinan untuk semakin banyak karang yang rusak. Jarang latihan, buoyancy kacau, fin mematahkan karang, fin menaikkan pasir, itu semua karena penyelaman yang kita lakukan. “What I’ve done? Do I care?� pertanyaan seperti itu pantas ditujukan pada diri kita sendiri, apakah sebagai penyelam selama ini kita hanya menikmati pesona bawah laut dan ketika titik penyelamannya tidak sesuai harapan kita hanya mengeluh tanpa mau bertindak dan peduli? Oke, ada hal yang bisa kita lakuin, seperti transplantasi karang, biorock, ataupun reef check. Hal yang paling sering kita dengar banyak dilakukan oleh banyak penyelam adalah reef check. Reef check adalah pemantauan terumbu karang yang merupakan kegiatan konservasi dengan cara mengecek kondisi terumbu karang dan berbagai parameter lainnya untuk mengetahui kualitas dan kondisi terumbu karang di suatu perairan. Metode yang digunakan adalah metode Reef Check. Metode ini merupakan metode yang berbasis sukarelawan/volunteer umum, yang datanya menjadi salah satu acuan penentuan status terumbu karang dunia dan diakui oleh Global Coral Reef Monitoring Network. Tujuan dari kegiatan reefcheck ini adalah untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat umum bagi pelestar-

ian terumbu karang di seluruh dunia. Data yang diambil merupakan time series data dari kondisi substrat dasar/karang, ikan karang dan invertebrate.Tiga hal tersebut merupakan indikator kesehatan terumbu karang. Mudah, cepat, efektif, dan efisien.

dive.jpeg adalah rubrik khusus yang menampilkan hasil fotografi karya anggota Unit Selam UGM

Tepat sekali, metode ini relatif mudah dilaksanakan dan sudah distandarisasi secara internasional serta mendapat pengakuan secara ilmiah/sains. Manfaat secara luas kegiatan ini adalah untuk kepentingan pengelolaan terutama dalam fungsinya sebagai sistem peringatan dini terhadap suatu perubahan di terumbu karang. Karena mudah, cepat dan melibatkan volunteer ini pula yang menyebabkan metode Reef Check mampu menjangkau pemantauan terumbu karang yang luas, terutama di wilayah geografis seperti Indonesia. Data-data Reef Check yang dikumpulkan para volunteer dan reefchecker akan sangat membantu para pengelola, masyarakat dan ilmuwan untuk mengambil langkah lebih mendalam dalam merespon perubahan-perubahan yang terjadi pada terumbu karang. Saatnya kita semua, termasuk masyarakat dan pemerintah peduli menyelamatkan dan melestarikan terumbu karang kita. Semakin cepat bergerak, semakin kecil dampak perubahan dan kerusakan yang akan terjadi pada terumbu karang kita. [SH]

Untitled oleh M. Iqbal Lokasi: Natuna Kamera: Nikon D200 F 8 | Exposure 1/125


20 | dive jpeg

dive jpeg | 21

Anemonfish oleh Fahmi Najmi Nurisma Lokasi: Karimunjawa, Jawa Tengah Kamera: Canon Ixus 860 IS F 2.8 | Exposure 1/500 Smile Killed Parrot Fish oleh Ferzya Lokasi: Situbondo, Jawa Timur Kamera: Canon Ixus 960 IS F 2.8 | Exposure 1/400


who’s bubbling | 23 1. Dalam dunia penyelaman, nama Mas Jensi ‘kan sudah dikenal sebagai President Yayasan Reef Check Indonesia ( YRCI ). Apa sih yang membuat Mas Jensi tertarik dalam dunia bawah air ini? Masa sudah terkenal? Jangan buat saya besar kepala dong. Saya tertarik karena beberapa sebab. Pertama, karena menyelam adalah kegiatan wajib saat kuliah di kelautan Univ. Diponegoro. Kedua, saat kuliah, banyak mendapat uang biaya kost, hasil dari menyelam. Ketiga, ternyata banyak sekali tempat luar biasa di Indonesia, yang kalau kita ingin menikmati harus menyelam. Keempat, dengan menyelam saya bisa membantu masyarakat di pesisir dan alam disana. 2. Wah, jadi udah kecebur lama yaa mas di dunia penyelaman. Apa toh mas yang jadi pengalaman paling berkesan saat menyelam? Gimana tuh ceritanya?

Jensy Sartin Teks: Abyatar dan Lola Karlina Foto : Dok.Pribadi Tidak ada alasan bagi manusia Indonesia untuk tidak makmur. Masalahnya adalah kita butuh pengelolaan yang tepat.

Ada yang bilang kalau menyelam itu seperti pengalaman "spiritual", saat di mana kita bisa jauh dari hiruk pikuk dan "ribut"nya dunia. Saat kita menyelam yang kita dengar hanya gelembung (nafas) dan sedikit suara dari aktivitas ikan. 3. Terus mas, pengalaman spiritual (mistis yaa kesannya) yang membawa Mas Jensy bisa tergabung dalam YRCI ? Seperti banyak teman-teman lainnya, saya juga dulunya volunteer untuk kegiatan survey Reef Check. Sejak 2004 saya sudah terlibat dengan kegiatan Reef Check. Lalu saya tertarik dengan konsep dan visinya. Akhirnya setelah kuliah saya bergabung dengan Reef Check. 4. YRCI itu kan berkaitan erat dengan masalah konservasi. Apa yang melatar belakangi Mas Jensi tertarik dalam dunia konservasi terumbu karang? Saya selalu percaya bahwa dengan kekayaan alam yang Indonesia miliki. Tidak ada alasan bagi manusia Indonesia untuk tidak makmur. Masalahnya adalah kita butuh pengelolaan yang

tepat. Terumbu karang adalah potensi yang besar yang jika kita kelola dengan baik akan sangat bermanfaat bagi masyarakat dan juga lingkungan secara global. 5. SETUJU!! Nah mas ngomong-ngomong soal terumbu karang, bagaimana kondisi terumbu karang di Indonesia ini? Apakah sangat mengkhawatirkan? Yang mengkhawatirkan sebenarnya adalah cara kita mengelola terumbu karang kita. Dengan tekanan dari alam sendiri, terumbu karang harus berjibaku, dan sekarang ditambah dengan cara pengelolaan dan pemanfaatan yang tidak tepat. Bahkan kalau boleh jujur, kita jarang sekali mendapat laporan tentang terumbu yang semakin baik. Ada beberapa, sayang yang buruk lebih banyak. 6. Mas, tolong dong jelaskan hubungan antara masyarakat pesisir, terumbu karang, dan Indonesia. Saya cukup yakin untuk bilang bahwa masyarakat kita sudah sejak lama hidup bersama terumbu karang dan telah punya ikatan. Mungkin dulu masyarakat kita belum tahu kalau karang itu hewan, mungkin dianggap hanya batu. Bukti-buktinya hubungan ini bisa kita lihat hingga sekarang. Di beberapa tempat, banyak masyarakat pesisir yang tahu bahwa di tempat terumbu karang yang baik ada banyak ikan dan hewan laut lainnya. 7. Sebenarnya apa saja sih mas yang dilakukan oleh YRCI? Apakah upaya penyelamatan terumbu karang sudah pernah dilakukan? Kesulitannya apa mas? Sejak awal Reef Check lebih banyak berfokus pada pelibatan masyarakat dalam memantau kondisi terumbu karang yang terdekat dengan kita. Harapan kita masyarakat bisa ambil peran juga. Tidak hanya berhenti pada memantau, tapi RC juga bergerak untuk mendampingi masyarakat untuk mengelola terumbu karang terdekat dengan mereka.


24 | who’s bubbling Selain itu RC juga melakukan kegiatan kegiatan penelitian, khususnya terkait pemutihan karang.Kesulitannya kadang kalau diajak untuk pemantauan jarang yang mau, biasanya ingin langsung kegiatan rehabilitasi dll. Kalaupun sudah ada kegiatan juga jarang dipantau dengan baik. Padahal pemantauan itu penting untuk kita mengambil aksi yang tepat ke depannya, plus mengevaluasi hasil kerja kita. Untuk kegiatan pendampingan dan penelitian, saya pikir pemerintah harusnya bisa lebih banyak ikut andil. 8. Apakah mungkin daerah yang diselamatkan kembali seperti semula? Bagaimana tingkat perbandingan antara kehancuran dan upaya penyelamatan yang sudah dilakukan? Sejujurnya, kita tidak begitu tahu apa yang dimaksud dengan "kondisi semula". Karena alam itu kan selalu berproses.Tapi yang pasti, yang kita lakukan ialah memastikan bahwa kondisi yang adalah terbaik untuk memberi manfaat jangka panjang buat alam dan masyarakat sekitar. Artinya terumbu karang yang sehat dan ikan yang juga sehat. Untuk ke kondisi itu pasti sulit ya, khususnya dengan tingkat tekanan yang sekarang ada. Seberapa cepat kita mampu "balapan" dengan tingkat kerusakan? Tergantung lokasinya dan tingkat kerusakannya saat kegiatan di mulai. Lokasi yang sejak awal rusak parah akan sangat sulit untuk kembali dibanding dengan yang tidak rusak parah. Yang paling penting selain memperbaiki yang rusak dan mencegah kerusakan yang parah ialah memastikan bahwa masyarakat yang hidup dari terumbu karang siap untuk menghadapi hari besok, bahkan untuk kemungkinan terburuk, misalnya kita kehilangan terumbu karang. 9. Menurut Mas Jensy, apakah wisatawan menjadi faktor utama dalam rusaknya karang? Kalau iya, gimana cara mengatasinya? Kalau tidak, apa sih yang jadi faktor utama kerusakan karang ? Ini juga menjadi perbincangan yang menarik,

dive clinic | 25

Camilan Enak

Pastinya jika tidak dikelola, bukan cuma wisataWAN, tapi juga PARIwisata juga merusak. Mulai dari limbah, jangkar, sampah hingga penyelam yang suka tendang sana sini. Solusinya? Setiap operator wisata dan wisata harus bertanggung jawab untuk memastikan bahwa tiap aktifitasnya RAMAH terumbu karang. Toh ini juga untuk kebaikan bersama. Pemerintah juga sudah mengatur, tinggal sekarang mau diatur tidak. Masalah utama? Tergantung tempatnya. Ada yang berjuang habis-habisan melawan sampah, ada yang melawan bom atau potas, ada yang melawan reklamasi dan pengembangan pantai lainnya, ada yang mungkin karena tambang yang tidak dikelola dengan baik, ada yang rusak karena lumpur dari hutan yang gundul. Banyak sekali macamnya. Yang jelas tiap lokasi harus mengidentifikasi dulu masalahnya. Saya pikir faktor utamanya ialah kesalahan mengidentifikasi sumber masalah serta salah urus/kelola. 10. Final statement dan harapannya soal terumbu karang ke depannya apa mas? Pastinya terumbu karang yang rusak bisa jadi lebih baik dan yang sudah baik bisa tetap kita pertahankan. Hambatannya? Klo kita semua sudah menyerah untuk menyelamatkan terumbu karang Indonesia. Jangan sampai menyerah ya. Itu dia obrolan bersama empunya negara Reef Ceheck di Indonesia. Mari bersama kita menjaga kelestarian terumbu karang. Karena tanpa Terumbu karang, apa lagi yang ingin kita lihat ?

Teks: Barid Nibras Foto : Spesial

S

eringkali pecinta kegiatan outdoor dan sering stay selama bermingguminggu, tidak memikirkan pola makan dan jenis makanan apa yang dimakannya. Padahal, hal ini penting untuk diperhatikan, karena makanan merupakan aspek pokok dalam asupan energi juga kesehatan pencernaan yang dipengaruhi perubahan lokasi tempat tinggal. Tak sedikit orang bermasalah dengan makanan saat ia harus melakukan perjalanan jauh, misalnya saja orang yang biasa tinggal di kota yang melakukan kegiatan outdoor di lokasi jauh dari kota. Banyak dive spot di Indonesia yang terletak di pelosok dan masih sangat alami, sehingga sedikit warga yang tinggal di lokasi tersebut, menyebabkan pencarian makan bergizi sulit dilakukan dan lalu terpaksa menyeduh mie instan atau membuka makanan kaleng.

Untuk mengurangi risiko-risiko aneh, berikut rekomendasi makanan pilihan untuk aktivitas outdoormu : 1. Ubi, pelaku outdoor activity sangat membutuhkan tenaga besar, ubi menjadi satu cara memenuhinya. Selain sehat juga mengenyangkan. Bagi para diver, ubi ini dapat dinikmati dengan cara direbus dan dinikmati saat berada diatas kapal selesai melakukan diving 2. Jelly, makanan kaya serat ini dapat menjadi satu alternatif pengganti buah. Sembelit biasa dialami bagi orang yang kurang nyaman dengan makanan di lingkungan barunya, dapat dinetralisir dengan makanan ini, bisa diganti dengan agar-agar. Selain murah, juga ringan saat dibawa. Sebaiknya dibawa dalam kemasan bubuk 3. Jahe, bukan berarti jahe langsung happ..dimakan begitu saja. Namun jahe ini dapat dijadikan minuman, untuk diver biasanya setelah menyelam tenggorokan akan terasa kering, minuman jahe ini, seperti teh jahe akan melegakan tenggorokan dan menyegarkan tubuh 4. Coklat, siapa bilang ini hanya makanan yang membuat gemuk? Banyak riset menemukan bahwa coklat menjadi satu cara untuk penambah konsenterasi otak, juga pemacu adrenalin sehingga kemampuan konsentrasi kita meningkat, ini juga direkomendasikan terutama untuk diver yang menyukai fotografi Inilah sedikit tips agar kegiatan Anda semakin nyaman di hati, serta nyaman di perut. Semoga bermanfaat. [SH]


26 | dive gear

Gear Up Wajib pada Titik Penyelaman Berarus dan Suhu <27ยบC Teks: Erma Normasari Foto : Spesial

Chelonia mydas dan Derawan Teks dan Foto: Fenky Wirada

Chelonia Mydas? Mungkin orang lebih mengenalnya dengan penyu hijau, adalah salah satu hewan reptil yang hidup ratusan tahun berkeliling di laut membawa sesuatu di punggungnya yang menyerupai wajan terbalik. Derawan? Setiap diver yang pernah mendengar cibiran indah tentang pulau ini pasti punya asa buat ke pulau ini. Salah satu Dive Spot Indonesia tercinta.

B

agi yang terbiasa monitoring coral di titik penyelaman berarus dan bersuhu dibawah rata-rata titik penyelaman lainnya di Indonesia pasti sangat mengerti jerih payahnya menyelam saat alat-alat ini tidak ikut menyelam bersama.

Mereka adalah hook, glove, wetsuit dan hood. Arus yang kencang menyaratkan kita untuk mampu bertahan dengan cara memegang karang atau benda keras lainnya agar tidak terbawa arus, untuk itulah kita memerlukan hook dan glove. Begitu pula dengan pemakaian wetsuit dan hood yang juga penting untuk diperhatikan ketebalannya, disesuaikan dengan suhu air yang akan kita cemplungi. Selamat mengambil data, guys!


28 | dive notes

C

dive notes | 29

helonia mydas dan Derawan seperti sesuatu hal yang berpasangan, yaitu saling melengkapi. Ketika anda mendengar cerita tentang Derawan dan eksotisme alam bawah lautnya, anda tak akan pernah ketinggalan pula mendengar si penyu laut yang lalu lalang tak pernah bosan mengitari pulau ini. Itulah mereka, layaknya ekosistem alami yang saling berhubungan erat menjamin kehidupan bahari di sekitarnya.

Dari pagi – siang – sore bahkan malam di sekitar laut pesisir derawan, penyu hijau kadang ramai sedang merumput lamun di dasar laut. Para penyelam, baik dengan snorkeling maupun dengan menggunakan SCUBA bisa dengan bebas mengamati perilaku makannya. Sesekali penyu tersebut akan berpaling seakan malu dan menghindar ketika akan merasa terganggu karena jarak penyelam yang terlalu dekat.

Penyu merupakan lambang dari Kabupaten Berau tepatnya provinsi Kalimantan Timur. Selalu hadir sebagai sebuah maskot dari suatu wilayah pesisir timurnya Borneo ini. Hal ini dikarenakan wilayah Berau tepatnya Kepulauan Derawan merupakan nesting area bagi penyu laut. Wilayah pesisir dan kepulauan sekitar mempunyai pantai landai berpasir dengan ombak bersahabat yang merupakan setting alami dan mempunyai daya dukung bagus bagi tempat bertelurnya penyu.

Pulau Derawan yang merupakan salah satu pulau untuk pengembangan wisata bahari telah dilengkapi dengan berbagai homestay bergaya rumah kayu panggung. Tipe rumah tropis dengan kelengkapan boat serta dive service merupakan kombinasi yang tepat bagi kawasan tersebut. Objek wisata berupa keunikan laut merupakan modal utama kenapa para penyelam mengunjungi daerah ini.

Penyu hijau merupakan spesies dengan jumlah paling banyak dalam family Chelonidae (Tomascik et al, 1997). Di Indonesia, penyu laut ini mempunyai pola warna carapace (bagian keras di punggung) hampir seragam yaitu berwarna hijau-olive dengan bintik merah, hitam dan kuning. Derawan yang merupakan kawasan seagrass (lamun) adalah pakan alami bagi reptil berparuh ini. Tak heran kenapa para penyu di sekitar pulau derawan lalu lalang di daerah dangkal perairan, mengingat seagrass tumbuh pada kedalaman dengan cahaya matahari cukup untuk fotosintesis.

Salah satunya, objek ekowisata berupa penyu hijau merupakan aset alam yang harus tetap ada buat generasi selanjutnya. Penyu merupakan satwa dilindungi di Indonesia salah satunya dalam UU No. 50 Tahun 1990 tentang konservasi sumber daya hayati, dan juga di Dunia melalui CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Flora and Fauna) karena tergolong hewan dengan status Endangered. Di Indonesia, terdapat enam spesies penyu dari delapan spesies yang tersisa di dunia. Untuk itulah kenapa mungkin para penyelam wisata datang untuk melihat penyu hijau di habitat aslinya Kepulauan Derawan.

Penyu selalu memilih tempat tropis untuk bersarang dan menetas. Penyu hijau merupakan satwa soliter yang sepertinya sangat menikmati terbang menyelam di lautnya Indonesia, bertelur dan menetas untuk meneruskan keturunannya. Masa dewasa dan masa produktif dari penyu adalah 10 – 50 tahun (National Geographic, 1994), tetapi dari 100% telur yang dikeluarkan oleh induk penyu hanya sekitar 3% yang akan tumbuh menjadi dewasa (Yustina et al., 2004). Penyu akan selalu ada di Derawan selama lingkungan lautnya akan selalu terjaga, hal itu yang menuntut kenapa sebuah tren ekowisata diusahakan selaras dengan lingkungannya. Tahukah anda kenapa tukik (anak penyu) yang meluncur pertama kali terjun ke laut akan selalu menengok ke arah darat? Sifat penyu yang ingstingtif akan berusaha merekam tempatnya bertelur dan ditetaskan, agar suatu hari nanti ketika dia telah dewasa dan tepat waktunya tuk bersarang dan bertelur akan kembali lagi ke tempatnya ditetaskan. Itulah yang harus dipertahankan, Chelonia mydas dan Derawan akan selalu seperti itu, layaknya gelap dengan lentera yang membuat Derawan selalu menarik untuk didatangi, mungkin saja seekor tukik yang saat ini kita lindungi dan kita rilis ke laut dari tempat pertamanya ditetaskan, entah 10/20/30 atau pun 40 puluh tahun lagi akan bertemu kita ditempat yang sama suatu hari nanti. Kenapa tidak kita melindungi mereka dan lingkungannya..[SH]


Donasikan

Buku

Berbagi

Jambore III FoPMI Jalin Persaudaraan Antar Penyelam Teks dan Foto: Ardianto

J

ambore Forum Penyelam Mahasiswa Indonesia (FoPMI) kembali di laksanakan. setelah Jambore II FoPMI tahun 2011 lalu. Tahun ini FoPMI menyelenggarakan Jambore ke-3 di Universitas Hassanuddin Makassar dan Pulau Kapoposang. Kegiatan yang dilaksakan pada 9 – 12 Maret 2012 ini diikuti sekitar 45 peserta yang berasal dari klub selam di beberapa Universitas di Indonesia seperti UI, IPB, Unpad, ITB, UGM, Univ. Diponegoro, Univ. Brawijaya, Univ. Bangka Belitung, Unhas, Unila, Univ. Mulawarman, Univ. Islam Makassar, dan Politani Makasar.

Beberapa kegiatan yang dilaksanakan seperti diskusi tentang dunia kelautan, sosialisasi organisasi FoPMI, fun diving di beberapa spot penyelaman di sekitar pulau Kapoposang, dan kegiatan sosial yang dilaksanakan di sekitar pulau Kapoposang. Diharapkan dengan adanya kegiatan seperti ini dapat semakin mengukuhkan ikatan persaudaraan antar penyelam mahasiswa seluruh Indonesia dan membantu menyampaikan kepada masyarakat untuk semakin mencintai kekayaan bahari Indonesia. [SH]

Ilmu

Mari berbagi untuk anak-anak di pulau Saibus, Kepulauan Kangean, Sumenep, Madura. Donasikan bukumu melalui

Unit Selam UGM,

Gelanggang Mahasiswa Universitas Gadjah Mada sayap Utara.

Setiap buku yang kamu berikan adalah JEMBATAN bagi mereka untuk melihat DUNIA.

CP : Aby (081808098999) Presented by :


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.