TRIBUN LAMPUNG - 04 DESEMBER 2009

Page 23

cmyk

sport hot news

T

ribun Lampung

23

Alvent/Hendra Tersingkir

Lindswell Ambisi Raih Emas Wushu ATLET wushu andalan Indonesia Lindswell (18) merasa yakin dapat menjadi juara di ajang SEA Games Laos pekan depan setelah berhasil meraih satu medali emas pada Kejuaraan Dunia di Toronto, Kanada, baru-baru ini. “Saya optimis bisa menyumbangkan medali emas. Lawan berat saya adalah Chai Fong Yin dari Malaysia yang merupakan musuh bebuyutan saya,” ujar Lindswell di Jakarta. Dari Kejuaraan Dunia di Toronto, Indonesia berhasil membawa pulang satu medali emas, satu perak dan lima perunggu. Dari keseluruhan medali itu Lindswell menyumbang satu-satunya medali emas berikut satu perunggu. PB WI akan mengirimkan 19 atlet terdiri atas 10 atlet di SEA Games Laos. Mereka turun di nomor taolu dan sembilan di nomor sanshou dengan

JUMA T JUMAT 4 DESEMBER 2009

Kalah, Vita/Hendra Masih Berpeluang

AP PHOTO

Lindswell didampingi dua pelatih yakni Sandry Liong dan pelatih asal China Chen Wen Ku yang sudah tiga tahun melatih atlet Indonesia. Sandry mengatakan, di SEA Games Laos pihaknya menargetkan tiga medali emas dengan mengandalkan Lindswell, Susyana, Heryanto dan Freddy. Rombongan atlet wushu

akan bertolak ke Laos pada 9 Desember mendatang karena baru mulai dipertandingkan pada 14 Desember. “Kepada atlet andalan kita itu diharapkan bisa meraih medali dan prestasi lebih baik dibanding SEA Games 2007 yang mendapat satu emas, satu perak dan 4 perunggu,” ujar Sandry Liong.(Persda Network/inc)

PASANGAN ganda putra Indonesia, Alvent Yulianto Chandra/Hendra Aprida Gunawan, kembali menelan kekalahan di partai kedua babak penyisihan Grup B turnamen Super Series Master Final yang digelar di Johor Baru, Malaysia, Kamis (3/12). Pasangan ini kalah dari ganda putra Korea, Jung Jae Sung/Lee Yong Dae, dengan skor 19-21 19-21. Di pertandingan yang berlangsung selama 34 menit ini, pasangan Alvent/Hendra unggul dalam permainan bola smes, namun lawan cukup alot dan taktis sehingga permainannya menjadi lebih sulit untuk dimatikan. Di set pertama, sempat terjadi kejar-kejaran angka hingga kedudukan berimbang 5-5. Alvent/Hendra mampu menambah lebih dulu tambahan poin menjadikan kedudu-

kan 9-5. Namun sayang, lawan terus mengejar dan mampu menyamakan kedudukan di posisi poin 12-12. Meski pasangan kita sempat leading lagi namun kembali dikejar di posisi angka 16-16. Setelah itu giliran pemain lawan yang raihan poinnya unggul hingga set pertama berakhir 16-21. Memasuki set kedua, Alvent/Hendra sempat tertinggal di raihan poin pertama namun kemudian menyamakan kedudukan menjadi 5-5 bahkan unggul 8-6. Namun di angka belasan, Alven/Hendra tersusul lagi. Hingga mencapai angka 17-17, Alven/Hendra akhirnya kalah lagi dengan skor yang sama. Kekalahan tersebut membuat harapan untuk lolos kandas karena di laga pertama pasangan ini sudah kalah dari pasangan Denmark, Carsten

Mogensen/Mathias Boe, dengan skor 16-21 dan 18-21. Satu-satu pertandingan tersisa adalah pertandingan melawan pasangan Inggris, Clark Anthony/Nathan Robertson. Namun hasil tersebut tak lagi menentukan. Kekalahan juga dialami Hendra saat bermain di ganda campuran bersama Vita Marissa dalam pertandingan Grup B. Mereka menyerah dalam waktu 27 menit dari ganda India, Diju Valiyaveetil/ Jwala Gutta, dalam dua game, 18-21 17-21. Hanya saja, peluang bagi Vita/Hendra masih terbuka karena dalam pertandingan pertama, Rabu (2/12), mereka mengalahkan ganda Thailand, Songphon Anugritayawon/ Kunchala Voravichitchaikul, 21-14 21-13. Sementara ganda India, Diju/Gutta, hampir pasti lolos

NET

Vita Marissa ke semifinal karena di pertandingan pertama mengalahkan ganda Inggris, Anthony Clark/ Donna Kellogg.(Persda Network/mba)

Hasil Kamis (3/12) z Alvent Yulianto/Hendra AG (INA) vs

Jung Jae Sung/Lee Yong Dae (KOR) 19-21, 19-21 z Hendra AG/Vita Marissa (INA) vs

Diju Valiyaveetil/Jwala Gutta (IND)1821, 17-21

AP PHOTO/MATT SLOCUM

PUKUL - Petinju AS, Bernard Hopkins (kiri), memukul wajah petinju Meksiko, Enrique Ornelas, pada pertarungan non-gelar di Philadelphia, Kamis (3/12) (1). Ornelas melakukan aksi salto usai pertandingan (2). Hopkins (membelakang) mengangkat tangan usai diputuskan menang angka dalam 12 ronde (3).

Hopkins Bidik Juara Dunia Kelas Berat Kalahkan Ornelas, Incar Roy Jones dan Haye BERNARD Hopkins membuktikan ketangguhannya. Ia mengalahkan petinju Meksiko, Enrique Ornelas, dengan angka mutlak dalam laga non-gelar di Tempel University, Philadelphia, Kamis (3/12). Pada ronde 12, Hopkins yang memiliki rekor 50-5-1 32 KO, memberondong wajah Ornelas pada 10 detik terkahir, namun petinju Meksiko tersebut diselamatkan bel akhir pertarungan. Tiga hakim memberi kemengan mutlak buat Hopkins, 118-110, 120-108 dan 119-

109. Bertanding di tempat tinggalnya, Hopkins mendapat dukungan penuh dari penonton yang memadati Liacouras Center di Tempel University. Hopkins sebenarnya berharap dapat segera bertemu Roy Jones Jr. Namun petinju AS tersebut justru kalah KO ronde pertama saat menghadapi juara penjelajah IBO asal Australia, Danny Green. “Saya pikir, saya masih bisa menghadapi dia,” kata Hopkins. Petinju berkulit hitam ini berencana

melakukan tiga pertarungan sebelum merebut gelar juara dunia tinju kelas berat. Ia ingin mengalahkan Ornelas, menghadapi Roy Jones dan kemudian menantang juara dunia tinju kelas berat WBA asal Inggris, David Haye. Dengan mengalahkan mereka, Hopkins membidik status sebagai juara dunia kelas berat. “Saya akan menjadi juara dunia tinju kelas berat pada 2010 mendatang,” tandasnya.(Persda Network/kompas.com)

Pino Bahari Bertarung di Thailand PETINJU asal kelahiran Bali, Pino Bahari, siap menghadapi Piggmy Kokiet Gym untuk kelas terbang mini pada pertandingan tinju profesional WBC kelas terbang mini yang akan digelar 11 Desember 2009 di Thailand. “Segala sesuatu yang diperlukan dalam pertandingan telah dipersiapkan jauhjauh hari, dan kami pergi ke Thailand untuk meraih kemenangan,” kata Pino Bahari yang didampingi manajernya

Moh Tajri sebelum berangkat meninggalkan Solo menuju Thailand, Kamis (3/12). Pino Bahari mengatakan, tahun 2006 pihaknya telah bertemu dengan Piggmy Kokiet Gym dan Pino kalah tipis dengan angka, tetapi untuk pertandingan yang akan datang tidak bisa dianggap remeh. “Sejak kalah angka dengan petinju asal Thailand tersebut, saya langsung melakukan latihan-latihan dengan keras dan mempelajari kelemahan

dan kelebihan petinju Piggmy Kokiet Gym. Untuk itu dalam pertandingan nanti saya yakin bisa menang,” paparnya. Sementara itu Manajer Pino Bahari Moh Tajri yang sekaligus sebagai pelatih mengatakan, kondisi Pino sekarang ini siap bertarung. “Sejak kalah dengan pentinju asal Thailand tersebut Pino Bahari sangat rajin berlatih dan ambisinya cukup besar untuk menang,” katanya.(Persda Network/ant)

Nets Hancur, Rekor Kalah 18 Kali Pembalap Iran Kuasai Etape Penutup Tour d’Indonesia

SECARA beruntun, tim basket New Jersey Nets mencapai 18 kali kekalahan di musim NBA kali ini. Kekalahan ke-18 dialami usai pertandingan melawan Dallas Mavericks yang berakhir dengan skor 101117. Ini merupakan rekor kekalahan beruntun terburuk yang termasuk paling parah selama sejarah NBA. Rekor terburuk ini melebihi kekalahan beruntun yang dialami Miami Heat di musim 1988-1989 dan Clippers di musim 1999. Kedua tim ini mengalami kekalahan sebanyak 17 kali kekalahan secara beruntun. Nets sempat mengganti pelatih. Lawrence Frank yang dituding sebagai biang kekalahan selama ini dipecat. Namun nyatanya, Nets tak kunjung sembuh. Kekalahan Nets berlanjut hingga 18 kali. “Kami sudah tak punya jiwa lagi, kondisi ini seperti kami sedang terkulai di bawah. Lemah tak punya kekuatan,” kata guard Nets, Chris Douglas-Roberts, yang sudah memperkuat Nets selama dua tahun. Nets memulai pertandingan dengan mengemas 28 poin di kuarter pertama, pertandingan masih berjalan berimbang di kuarter pertama ini dengan skor 28-28. Namun di kuarter kedua, terlihat perbedaan permainan yang sangat mencolok. Saat Mavericks menambah 49 poin, Nets malah cuma 22 poin. Kuarter ketiga lagi-lagi tambahan skor cukup imbang masing-masing menambah

DUA pembalap Iran menjadi penguasa Speedy Criterium yang menjadi etape penutup dari rangkaian seri lomba balap sepeda Speedy Tour d’Indonesia (TDI) 2009, Kamis (3/12). Abbas Saeidtanha dari tim Azad University Iran dan Hossein Askari dari tim Tabriz Petrochemical berada di posisi satu dan dua dengan mengumpulkan poin 46 dan 34. Sementara pembalap Filipina, Lloyd Lucien Reynate dari tim 711 melengkapi posisi tiga besar. Sedangkan penguasa atau juara TDI 2009, Mehdi Sohrabi

(Iran), menempati posisi keempat dengan perolehan 10 poin. Mehdi dan timnya, Tabriz Petrochemical, memastikan gelar juara setelah menjadi yang teratas dalam klasemen umum pembalap dan tim. Etape kriterium itu menempuh jarak 58.8km yang digelar di kawasan Monumen Perjuangan Rakyat Bali, Denpasar, yang dibagi ke dalam 12 putaran. Di putaran genap (2,4,6,8,10 dan 12) para pembalap akan mengumpulkan poin sprint untuk nantinya dihitung. Sepuluh pembalap dengan poin tertinggi berhak mendap-

atkan hadiah uang. Seperti dikutip Antara, Abbas berhak mendapatkan uang senilai 1100 dollar AS, sementara Hossein mendapat 890 dollar AS dan Reynate berhak atas uang senilai 700 dollar AS. Posisi lima hingga 10 ditempati oleh Suhardi Hassan dari Tim Nasional Malaysia, Nugroho Krisnanto (Jogjakarta), Mohammed Shahrul Mat Amin (Malaysia), Awang Sembodo (Araya), Rully Ibnu Faroka (Kencana), dan Teddy Adrian dari Bintang Kranggan.(Persda Network/ ant)

AP PHOTO

Mehdi Sohrabi

Tahun 2012 MotoGP Pakai Mesin 1000cc AP PHOTO/BILL KOSTROUN

TERTUNDUK - Pemain New Jersey Nets, Courtney Lee (6), berjalan tertunduk saat meninggalkan lapangan setelah kalah dari Dallas Maverick East Rutherford, New Jersey, Kamis (3/12). Nets kalah 18 kali. koleksi poin sebanyak 28, kemudian di kuarter akhir meski Nets berusaha mengejar dengan lebih banyak mencetak poin namun sudah kalah jauh dan pertandingan berakhir 117101 untuk Mavericks. Dirk Nowitzki mencetak 24 poin, 7 rebound dan 8 assist. Sedangkan di kubu Nets, Chris Douglas-Roberts paling banyak mencetak poin yaitu 24 poin, tiga rebound dan satu assist. (Persda Network/mba)

Hasil NBA, Kamis (3/12) 17 z Philadelphia 106-1 06-11 Oklahoma City z Houston 102-85 LA Clippers 46 Atlanta z Toronto 115-1 5-146 z Milwaukee 102-104

Washington z Detroit 85-92 Chicago z Indiana 105-110 Sacramento

18 Orlando z New York 104-1 04-11 07 Cleveland z Phoenix 90-1 90-10 01 New Jersey z Dallas 117-1 7-10 z Memphis 97-95 Minnesota

PRESIDEN Federasi Olahraga Sepedamotor Internasional (FIM), Vito Ippolito, menyatakan MotoGP akan menggunakan mesin berkekuatan 1000cc. Ditargetkan hal itu bisa diterapkan di tahun 2012. Penggunaan mesin berkekuatan 1000cc di ajang MotoGP 2012 merupakan keputusan terbaik. Ia menyanggah apabila MotoGP 2012 nanti menggunakan mesin berkekuatan 1000cc akan berbenturan dengan ajang balapan World Superbike Championship, WSBK. Antara MotoGP dan WSBK tetap akan menjadi dua seri kompetisi balap sepeda motor yang berbeda.

Yang mendasari munculnya wacana persiapan MotoGP 2012 menggunakan mesin 1000cc adalah atas ide yang dilontarkan oleh pemegang hak komersial MotoGP, Carmelo Ezpeleta. Bahkan menurut CEO Dorna dan ketua komisi Grand Prix ini penerapan mesin 1000cc itu bisa dilakukan lebih awal atau sebelum tahun 2012. Menurut perhitungan dan pengalamannya di ajang MotoGP penggunaan mesin dengan tenaga besar tidak otomatis memperbesar biaya yang harus dikeluarkan. Perubahan penggunaan mesin 990cc ke 800cc pada tahun 2007 lalu juga ternyata gagal menurunkan biaya yang harus dikeluarkan maupun tidak sepenuhnya bisa memuaskan performa dan

kecepatan para pembalap. “Pabrikan tim MotoGP menginginkan untuk menggunakan mesin berkekuatan 1000cc, perubahan ke arah itu yang sedang kita tempuh,” kata Ippolito di Motosprint. Ia menyatakan tidak puas dengan performa mesin berkekuatan 800cc. Mesin 800cc tidak bekerja sesuai yang diharapkan karena kekuatannya lebih kecil dari 990cc dan pilihan menurunkan mesin berkekuatan 990cc ke 800cc. Ide Ezpeleta untuk rencana penggunaan mesin 1000cc ini ditanggapi negatif oleh promotor Superbike, mereka kesal MotoGP menggunakan mesin yang sama persis dengan WSBK. Meski demikian, Ippolito mengatakan akan tetap mempertahankan perbedaan

antara dua seri olahraga sepeda motor ini. Sekalipun pada dasarnya menggunakan prototipe mesin sama saat awal diproduksinya. Salah satunya adalah standar kualitas dan pengakuan terhadap kualitas mesin. “Perbedaannya adalah aturan terkait harmonisasi. Jadi perdebatan penggunaan mesin ini tak sebatas mesinnya adalah 1000cc, 1200cc, atau 750cc, tapi bisa berjalan secara harmonis,” ucapnya. MotoGP terus mengalami perkembangan yang dinamis. Sebelum 2002 MotoGP menggunakan mesin 500cc 2Tak, atau 990cc 4Tak. Kemudian berangsur-angsur 2Tak hilang diganti 4Tak. Sejak 2007, penggunaan mesin dibatasi hingga maksimum 800cc.(Persda Network/mba) cmyk


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.