Edisi 3279 Tahun X

Page 14

14

RABU 22 APRIL 2009

Martina-Martini Tak Menduga Dapat Nissan X-Trail ADA sebagian orang yang beranggapan, nama dengan inisial kembar akan membawa hoki alias keberuntungan bagi si pemilik nama. Boleh percaya, boleh tidak. Beberapa nama tokoh atau bintang tenar banyak yang memakai nama depan dan belakangnya yang kembar. Sebut saja Marlyn Monroe, Chralie Chaplin, Peter Pan, dan lain-lain. Kejadian terkait nama terjadi di undian Untung Beliung Britama yang digelar BRI tahun ini. Menarik sekaligus unik, nama mirip yang dimiliki dua orang berbeda. Sebelumnya tidak saling kenal namun memiliki nama mirip kembar, dan keduanya sama-sama beruntung. Apakah ini ada kaitan dengan masalah nama atau tidak. Yang pasti keluarga dua wanita ramah nasabah BRI bernama Martina dan Martini sama-sama

bahagia karena memenangkan undian. Tak tanggung-tanggung, masing-masing mendapat satu unit mobil All New Nissan X-Trail. Nama keduanya secara kebetulan nyaris sama, bahkan sebelumnya banyak yang menduga keduanya adalah kembar. Namun keduanya tidak saling kenal meski sama-sama orang Bandung. Martina merupakan nasabah BRI Cabang Setiabudi, sementara Martini (Almarhumah) merupakan nasabah BRI di kantor cabang Gegerkalong. “Ini mah kebetulan sekali, kalau nama Martini sama nama Maryam mungkin agak beda. Tapi ini lucu dan kebetulan sekali. Martini dan Martina, cuma beda a sama i saja, ibu saya namanya Martini sementara si Ibu namanya Martina,” kata Rifda Supriati, ahli waris Martini terlihat berseri-seri sambil

melirik ke Martina. Hadiah diserahkan secara simbolis oleh Pemimpin Wilayah Kanwil BRI Bandung, Yasirin Ginting kepada Martina Sudibdja. Sementara hadiah untuk almarhumah Martini diserahkan kepada Rifda di Lobi Kanwil BRI Bandung, Senin (20/4). “Ini merupakan bukti kecintaan BRI pada para nasabahnya, kebetulan sekali nasabah BRI dari Jawa Barat ini cukup beruntung di penarikan undian Untung Beliung Britama ini. Baru-baru ini, dua nasabah dari Kuningan juga mendapatkan hadiah mobil, sekarang giliran Ibu Martina dan Ibu Martini yang dapat hadiah,” kata Yasirin. Sementara itu, Martina menuturkan ia mendapat informasi sebagai pemenang undian BRI dari keluarganya sesaat baru pulang dari

Australia. Namun wanita yang berprofesi sebagai psikolog ini tidak begitu saja percaya dengan informasi tersebut. “Sampai tadi malam sebelum ke kantor BRI ini dan bertemu orangorang BRI yang saya kenal, saya masih belum percaya. Zaman sekarang kalau dapat kabar menang undian, kita harus hati-hati. Tapi setelah ketemu saya percaya dan perasaan senang sekali ternyata benar dapat hadiah Nissan New X Trail dari BRI,” katanya. Dalam sambutannya sebagai pemenang, Martina mengungkapkan rasa bangga dengan Bank BRI. “Saya kalau ke daerah-daerah lain seperti ke Kuningan misalnya di mana-mana ada BRI, ada perasaan memiliki. Dan BRI cukup tangguh dalam menghadapi krisis,” katanya. (muhammad barir)

TRIBUN JABAR/MUHAMMAD BARIR

Martina dan Rifda Supriati ahli waris Matini (kiri) masingmasing pemenang mobil mobil Nissan Xtrail dari BRI, secara simbolis diberikan oleh Yasirin Ginting, Pemimpin Wilayah BRI Bandung.

Krisis Pukul Sewa Perkantoran

Sewa Pusat Perbelanjaan Tetap Tinggi KOMPAS/ PRIYOMBODO

PENGEMBANG OPTIMISTIS - Pekerja merampungkan pengerjaan ornamen eksterior pada proyek pembangunan pusat perbelanjaan di Kawasan Blok M, Jakarta Selatan, Selasa (21/4). Sejumlah pengembang di sektor properti masih optimistis meskipun krisis ekonomi global membayangi industri properti dalam negeri.

Tarif Sewa Ratusan Ribu Rupiah MENURUT Kepala Departemen Marketing Sektor Retail Cushman&Wakefield Lini Djafar, harga sewa rata-rata ruang ritel di Jakarta adalah Rp 627.700 per meter persegi per bulan. “Harga ini untuk toko-toko speciality di lokasi-lokasi premium di lantai dasar. Service charge berkisar antara 9,00 dolar AS sampai 14,50 dolar AS per meter persegi per bulan. Nilai tukar yang diterapkan yaitu

sebesar Rp 7.000-Rp 9.000 per dolar AS,” ungkap Lini. Sedangkan untuk prospek ke depan, penyerapan ruang ritel akan banyak tawaran menarik. Lini menyebutkan, beberapa tawaran itu seperti pemberian insentif bisnis dalam bentuk promosi atau acara yang diberikan kepada para penyewa. “Penawaran gratis harga sewa selama masa soft-opening juga akan menjadi praktik yang umum, untuk mencapai tingkat

hunian yang baik pada saat softopening suatu pusat perbelanjaan,” pungkas Lini. Sementara itu, penyerapan persewaan perkantoran diharapkan masih dapat mencapai angka yang positif, walau tipis. Pencapaian positif itu mengingat aktivitas menempati ruangan di gedung perkantoran yang baru saja rampung masih akan terjadi dalam beberapa kuartal ke depan. (kompas.com)

JAKARTA, TRIBUN - Hingga akhir Maret 2009, tingkat hunian ruang perkantoran di pasar Central Business District (CBD) Jakarta, yang berada di Jalan Sudirman Thamrin Rasuna Said dan Gatot Subroto, turun 2,4 persen dibandingkan Desember 2008. Hal tersebut sebagai buntut dari krisis ekonomi global dan masuknya sejumlah pasokan baru yang belum diimbangi oleh tingkat permintaan yang sama. Kondisi ini membuat ruang kosong yang belum tersewa sebesar 584.000 meter persegi. Demikian diungkapkan Kepala Departemen Riset Sektor Perkantoran Konsultan Properti Cushman & Wakefield, Nurdin Setyawan di Jakarta, Selasa (21/ 4). Permintaan turun menjadi 28.500 meter persegi pada kuartal pertama tahun 2009 dari 106.700 meter persegi pada kuartal pertama 2008. Nurdin menambahkan, harga sewa gross rata-rata dalam rupiah naik 1,9 persen selama kuartal 2009 menjadi Rp 146.800 per meter persegi per bulan. Adapun dalam dolar AS turun 3,4 persen menjadi 12,7 dollar AS per meter persegi per bulan. “Ini dampak dari krisis global. Nilai tukar rupiah melemah

Ini dampak dari krisis global. Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS sebesar 5,2 persen selama kuartal ini. NURDIN SETYAWAN Kepala Departemen Riset Sektor Perkantoran Konsultan Properti Cushman & Wakefield

terhadap dolar AS sebesar 5,2 persen selama kuartal ini,” ungkap Nurdin. Sementara itu, tingkat penyerapan ruang ritel atau pusat perbelanjaan di Jakarta pada kuartal ini mencatat penyerapan tertinggi sepanjang 3 tahun terakhir. Yakni sebesar 83.700 meter persegi di kawasan CBD. Tingginya tingkat penyerapan ini terjadi karena mulai beroperasinya penyewa-penyewa utama, semiutama, maupun besar di pusat-pusat perbelanjaan yang baru dibuka. Pusat perbelanjaan itu adalah Pejaten Village, Blok M Square, Koja Trade Mall, Emporium Pluit Mall, dan Perluasan Plaza Indonesia. Demikian menurut Kepala Departemen Riset Sektor Retail Konsultan Properti Cushman & Wakefield Soany Gunawan di Jakarta, Selasa (21/4). “Untuk

new supply pada kuartal pertama tahun 2009 sebesar 102,300 sqm,” kata Soany. Namun, lanjutnya, untuk tingkat hunian rata-rata pasar pusat perbelanjaan di Jakarta menurun 0,4 persen menjadi 76,9 persen. Sehingga menyisakan sekitar 739.900 meter persegi ruang ritel yang kosong pada akhir Maret 2009. Lebih lanjut ia mengatakan, berdasarkan subsektor, tingkat hunian pada pusat perbelanjaan sewa turun sebesar 1,5 persen dari angka kuartal lalu menjadi 83,1 persen. Serta tingkat hunian pusat perbelanjaan strata-title turun 0,7 persen menjadi 64,0 persen pada akhir Maret 2009. (kompas.com)

TURUN DAN NAIK Sewa kantor 28.500 meter persegi di kuartal I 2009 Sewa di periode yang sama 2008 sebesar 106.700 Sewa ruang ritel di CBD naik menjadi 83.700 meter persegi Hunian rata-rata mal di Jakarta turun menjadi 76,9 persen Ruang ritel kosong sekitar 739.900 meter persegi


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.