The Ganesha Times #Februari 2013

Page 1

The Ganesha Times Februari 2013 Editor in Chief Egar Putra Bahtera Designer Timotius Denis Galih Pertiwi Krisna Wardhana Tando Linggarbumi

Contents Mesin Pencacah Sampah a la Teknik Mesin (hal 4)

#2

Contributor Bagas Irawandy T. Keisara Maudy N. Fauzan Yudho Nita Arsita Dewi Iftikhor Faadhilah Rachel Lindro Yessi Destianty Dahlan Iskan

Hanif Ikhsan Pratama Arini Nisa Armenda Reziksufi Naszazuli Mary Agustina P. Annisa Tadiyana

Penanggung Jawab Kinsya Abdurrahman

@theganeshatimes www.theganeshatimes.com theganeshatimes@gmail.com

Seberapa Layakkah Disebut Mahasiswa? oleh Dahlan Iskan

ITB, Institut Teknik atau Bisnis? (hal 5)

Pesona Nampol Si “Roti Gempol”

(hal 6)

KPC : Siapa Bilang Hanya Untuk Anak Tambang? (hal 8)

Did you know? Untuk memproduksi 3 lembar kertas dibutuhkan 1 Liter air.

M

AHASISWA, itulah sebutan populer ketika individu sudah menuntut ilmu di suatu kampus. Masamasa OSKM setiap tahunnya didengungkan-dengungkan mahasiswa dengan Potensinya dan Posisinya di masyarakat untuk melakukan Perannya dengan baik demi pencapaian Tri Dharma Perguruan Tinggi (Pendidikan dan Pengajaran, Penilitian, dan Pengabdian Masyarakat). Saat itu masih belum terbayang apa hal

m e n c o l o k y a n g membedakan status mahasiswa yang baru didapat dibandingkan status siswa yang dulu disandang, kalau dilihat dari tri dharma pun tidak bisa dibilang siswa SMA tidak mampu melaksanakan tiga poin tersebut. Bahkan “PoPoPe” Mahasiswa Ideal pun masih terasa teoritis. Mungkin tidak sedikit orang yang merasakan hal sama, sebenarnya harus bagaimana bersikap sebagai mahasiswa? Dan seperti apakah “ACTION”,

Ad here

tindakan yang harus dilakukan sesuai dengan statusnya? Boleh dibilang kebanyakan mahasiswa sekarang cenderung berpikir pragmatis, KKN (kuliah, Kerja, Nikah) sehingga saat di kampus pun kerjaannya hanya KuPu-KuPu, Kuliah Pulang Kuliah Pulang. Hingga parahnya terkadang seakan terlalu fokus dan mementingkan tuntutan akademik sehingga tidak peduli terhadap orang disekitarnya. Berorganisasi (bersambung ke hal 2)


2

Februari 2013

Editor

Says

Gerakan Jurnalis “Go Green” Indonesia berubah dari zaman ke zaman, dahulu media cetak adalah andalan utama dalam membuat sebuah berita. Sekarang sudah saatnya memasuki era digital, sehingga kertas yang dulunya dihabiskan untuk mencetak sekarang bisa digunakan lebih bijak lagi. Terlihat perubahan sistem jurnalis di Indonesia dengan boomingnya Detik.com dan Social Media lainnya membuktikan bahwa berita tidak harus selalu dicetak di kertas. Teknologi membuat kita bisa hidup lebih ramah lingkungan. Sudah saatnya seorang mahasiswa jurnalis sadar akan hal tersebut dan mulai berpikir untuk berpindah ke era digital. Oleh karena itu setelah saya menyadarinya, saya memutuskan untuk berpindah haluan dari media cetak berupa koran The Ganesha Times menjadi digital newspaper atau epaper di website www.theganeshatimes.com yang nantinya akan menjadi web paling dinamis dan up to date di ITB sebagai sarana berbagi informasi dan mempromosikan acara atau bisnis mahasiswa. Biaya menjadi sangat murah, ramah lingkungan, berefek lebih masif, dan menyelamatkan ribuan pohon. Pilihan kita cuma dua Peace in Earth atau Earth in Peace.

Fakta “Kertas & Pohon”

1 Batang pohon (kayu) menghasilkan 16 rim kertas Untuk memproduksi 1 ton kertas, dibutuhkan 3 ton kayu dan 98 ton bahan baku lainnya 1 ton kertas = 400 rim = 200.000 lembar

Setiap jam, dunia kehilangan 1.732,5 hektar hutan karena ditebang untuk menjadi bahan baku kertas Industri kertas menghabiskan 670 juta ton kayu untuk menghasilkan 178 juta ton of pulp dan 278 juta ton kertas dan karton

Egar Putra Bahtera atau kepanitiaan dalam kampus saja tidak mau apalagi aksi turun ke jalan untuk masyarakat. Tidak mau repot-repotlah berpikir untuk Negara. Seperti inikah yang disebut mahasiswa? Mari kita lihat perilaku lain pelajar kampus, kajian, debat, berhimpun, berorganisasi, kepanitiaan, pengmas, hingga demonstrasi turun ke jalan. Sesuatu yang menurut saya sendiri cukup menakjubkan. Berbeda dengan tipe mahasiswa yang sebelumnya saya sebutkan, mereka yang ini begitu inisiatif berpikir tidak hanya untuk dirinya tetapi juga untuk orang lain bahkan negara entah apapun motif mereka. Seperti inikah yang disebut mahasiswa? Banyak versi tentang pendefinisian kata “mahasiswa” memang menimbulkan kerancuan tentang maknanya, apalagi di luar negeri sana tidak ada istilah “mahasiswa” atau “big student”, yang ada “college student”. Di Indonesia, ada yang mengartikan makna kata sakral “maha-“ sebagai wujud tanggung jawab yang besar di masyarakat, ada juga yang bilang kalangan berpendidikan yang punya potensi/kemampuan besar. Namun, menurut saya kelayakkan suatu individu sebagai mahasiswa sebenarnya ditentukan keidealan oleh dirinya sendiri. Dan kali ini saya akan (sambungan hal 1)

menyampaikan sedikit pandangan tentang kelayakan sebagai mahasiswa. Mahasiswa, jika orang yang ber-IP bagus saja yang disebut itu, sepertinya kata “maha-“ tak begitu berarti apa-apa membedakannya dengan siswa SD SMP SMA yang cari ilmu atau nilai ujian bagus. Jika orang yang berpikir atau berangan-angan untuk negara saja yang disebut mahasiswa, itu pun tidak adil, karena belum ada hal kongkret yang bisa diukur atau bisa disebut masih omong kosong.

“Kebanyakan mahasiswa sekarang cenderung berpikir pragmatis, KKN (Kuliah, Kerja, Nikah).” Menurut saya, mahasiswa adalah individu yang berkembang untuk berkontribusi dan berkontribusi untuk berkembang. Maksud saya disini adalah mahasiswa di awal berkembang dengan cara dia belajar (studying) keilmuan, memperoleh hard skill lewat bangku kuliah dan juga dia belajar (learning) mengasah soft skill dan life skill melalui keaktifan berorganisasi, belajar dari banyak hal baik di unit, himpunan, maupun di kemahasiswaan terpusat. Setelah itu

idealnya mahasiswa berkontribusi untuk orang lain, entah itu di lingkup kecil di kampus atau di masyarakat luar. Pembelajaran yang didapat setara kontribusi. Sebanyak mungkin seseorang berkontribusi, itulah yang akan didapat. Mahasiswa akan mendapat pembelajaran baru atas kontribusi sebelumnya. Dan dari situlah dia berkembang menjadi lebih baik untuk berkontribusi lagi. Jadi mahasiswa adalah orang yang terus berkontribusi atas pembelajaran baru yang terus dia dapat. Tidak perlu muluk-muluk berbicara soal negara dulu kalau memang belum ada hal yang bisa diperbuat di lingkup kecil kampus, himpunan, unit, atau bahkan angkatan kaderisasi jurusan sekalipun. Mulailah untuk menjadi orang berguna dulu, berkontribusi di angkatan, lalu unit atau himpunan, lalu bagus-bagus bisa sampai di level kampus, lalu bergerak untuk masyarakat, dan memikirkan negara. Tahapan ini bukan suatu batasan untuk berkembang, patut dicermati logikanya mengurusi satu kampung lebih susah daripada mengurusi keluarga sendiri. Begitulah, mahasiswa adalah orang yang haus berkontribusi berlandaskan hard-softlife skill yang dia punya. “Mahasiswa, Tiada Hidup Tanpa Kontribusi.” Sekarang, seberapa layakkah kita disebut mahasiswa?


3

Februari 2013

World’s

Fact

Ken Johnson, Pengemis Terkaya di Dunia

K

en Johnson adalah pengemis terkaya di dunia dengan penghasilan Rp 418 juta per tahun. Dia selalu duduk di dekat toko Myer di Sydney's CBD (Central Business Discrict), 16 jam sehari. B e r b e k a l p a p a n disampingnya, dia bisa mengumpulkan uang mencapai 418 juta dalam setahun dari para dermawan. Tulisan yang dibawanya berbunyi ”Butuh bantuan untuk biaya hidup keluarga dan beli obat. Pembayaran p e n u h s a n g a t

membosankan. Tinggalkan saya sendirian jika anda orang yang tidak sopan dan kasar”. Dengan cara bertahan dalam kegiatan monoton itulah pria asal Newcastle ini menghidupi dirinya di George and Market St. Pada hari biasa, dia mendapat uang antara 600 ribu hingga 1,2 juta rupiah sehari. Jika beruntung, 3,3 juta rupiah bisa masuk kantong dalam sehari. “Saya kecewa jika mengemis sepanjang Jumat dan hanya mendapat 2 juta rupiah,” katanya.

Dia menambahkan dia pulang saat sudah mendapat cukup uang atau memang ingin pulang, tapi di hari baik ia selalu duduk lebih lama dari hari biasa. Ketika

Sunday Telegraph menemuinya, hari sedang baik. Dalam 20 menit, ia mendapat sekitar 250 ribu rupiah. (Sumber: http://fimadani.com/ken-johnsonpengemis-terkaya-di-dunia/)

Inilah Taman Terunik Dunia

S

ebuah taman budaya unik di Kota Tangshan, China, baru saja dibuka untuk umum. Taman tersebut unik karena seluruhnya terbuat dari tanah liat. Menampilkan barisan rumah, jalan-jalan sibuk yang penuh dengan penjual serta gerobak mereka, pejabat tinggi dan kereta kuda, taman ini merupakan reproduksi dari lukisan gulung terkenal milik Zhang Zherui, Riverside Scene, selama Festival Qingming berlangsung. Sosok di balik proyek unik ini adalah seorang pria lokal dari Distrik Fengrun di kota tersebut, bernama Qin Shiping. (Sumber : http://fimadani.com/inilah-taman-unikseluruhnya-dari-tanah-liat/)

AD HERE


4

Februari 2013

Keprofesian

Kampus

Mesin Pencacah Sampah a la Teknik Mesin

K

ota Bandung, sebuah kota yang dekat dengan permasalahan sampah. Sampah seperti sudah menjadi masalah klasik di masyarakat. Dan kali ini melalui karyanya, Mesin Pencacah Sampah, Mahasiswa Teknik Mesin ITB mencoba ikut menanggulangi permasalahan sampah di kota bandung. Ide karya ini dimunculkan oleh tiga mahasiswa teknik mesin ITB, Ketut Bagus Priambada, Arif Nurizki, dan Abi Zihni. Mesin pencacah sampah ini berukuran lebar 1 meter dan tinggi 1,5 meter. (lihat gambar) Untuk beroperasi selama jam, mesin ini mampu mengolah sampah sampai seberat 350 kg. Cara kerjanya tidak

Mesin ini punya kelebihan dibanding jenis mesin pencacah milik Dinas Kebersihan Kota Bandung yakni terletak di blade yang lebih tajam dan mudah untuk

terlalu susah, masukkan sampah ke dalam mesin, secara otomatis mesin akan memotong-motong sampah. Di dalam mesin ada blade yang memotong-motong sampah menjadi bagian sekecil mungkin. Setelah dipotong-potong sampah akan disaring dulu sebelum dikeluarkan dari mesin. Jika sampah belum bisa melewati saringan maka sampah akan terus dipotongpotong menjadi bagian yang lebih kecil. (lihat bagan)

sampah yang tersangkut di blade sehingga bergesekan dengan dinding ruang. Sampai saat ini mahasiswa Teknik Mesin ITB masih

“Mesin ini punya kelebihan dibanding jenis mesin pencacah milik Dinas Kebersihan Kota Bandung yakni terletak di blade yang lebih tajam dan mudah untuk diganti-ganti sesuai kebutuhan.” diganti-ganti sesuai kebutuhan. Mesin ini punya kelebihan dibanding jenis mesin pencacah milik Dinas Kebersihan Kota Bandung yakni terletak di blade yang lebih tajam dan mudah untuk diganti-ganti sesuai kebutuhan. Namun karena masih prototip, mesin ini juga masih punya kekurangan dalam hal safety misalnya, karena ruang pemotong sampah yang tidak terlalu banyak sehingga terkadang timbul vibration diakibatkan ada

“”I love Mickey Mouse more than any woman I have ever known.”” -Walt Disney

mengembangkan mesin ini dengan desain yang lebih baik dan lebih safety. Biaya pembuatan mesin ini di kisaran Rp 15 juta tiap unitnya. Sejak Acara Pengmas HMM (Himpunan Mahasiswa Mesin) ITB di tahun 2012 i n i , M E C H A , Mechanical's Charity Act, mesin pencacah sampah ini ditempatkan di beberapa lokasi di Kota Bandung. Sekarang mesin ini berada di daerah Jl. Indramayu, belokan Jl.Purwakarta, dan Antapani.


5

Februari 2013

Entrepreneur’s

Talk

ITB, Institut Teknik atau Bisnis? oleh Keisara Maudy Namina

“Seorang mahasiswa ITB juga bisa berbisnis dan cerdas mencari keunikan-keunikan yang komersil di kampus ini.�

foto oleh Harisma Andikagumi

K

ata orang, ITB itu m e r u p a k a n miniatur Indonesia. ITB mencerminkan Indonesia dalam banyak hal. Dari hal yang paling sederhana, lihat saja dari sudut ke sudut di ITB, pasti ada saja orang Batak, orang Jawa, orang Sunda, orang Kalimantan, orang Manado, orang Papua, dan suku-suku lainnya yang menyebar di sudut kampus ini, jauh dari tempat tinggalnya untuk menuntut ilmu. Tidak heran kalau ITB dibilang miniatur Indonesia, karena hanya dengan masuk ke dalam sini, ada kesan bahwa kita sudah mengenal banyak suku dari ujung timur ke ujung barat Indonesia, walau hanya beberapa. Suku bangsa. ITB memang sangat beragam. Bisa kita lihat, bukan hanya dari suku bangsanya, tetapi juga keprofesian dan bakat setiap mahasiswa di ITB

yang berbeda-beda. Dari teknik elektro sampai manajemen. Dari paduan suara hingga taekwondo. Semuanya berbeda, tapi tetap satu kampus ITB. Namun, apa hanya itu keberagaman yang ada di kampus ini? Tentu saja tidak. Ada satu hal, yang sangat beragam di ITB. Satu hal yang biasanya sulit dilakukan oleh seorang mahasiswa teknik. Yaitu bisnis. Bisnis di ITB? Dulu masih jarang untuk seorang anak ITB untuk berbisnis, karena memang lazimnya seorang otak teknik bukanlah seorang otak bisnis. Namun sekarang zaman sudah berubah, bisnis di ITB sudah kian banyak, kian berkembang. Saat ini sudah tidak asing lagi untuk seorang mahasiswa ITB mendengar kata bisnis, baik bisnis di kampus, maupun di luar kampus.

Sesungguhnya, memiliki bisnis di kampus ini berarti memiliki juga pasar yang cukup kuat, mengingat banyaknya acara-acara yang diadakan satu kampus yang memungkinkan kita untuk memiliki link sebanyakbanyaknya dengan mahasiswa ITB lainnya. Dan hal inilah yang seharusnya dimanfaatkan oleh para pebisnis-pebisnis kampus untuk membuat bisnisnya harum di atas kampus. Jenis bisnis bukanlah masalah bagi seorang anak ITB. Dari bisnis yang komunal seperti jaket angkatan, baju angkatan, hingga bisnis yang personal seperti jaket dan kaos-kaos pribadi, jersey, ada di ITB. Dari kebutuhan primer seperti donat, gorengan, jagung bakar, madu, keripik, catering sampai kebutuhan sekunder seperti sepatu, jeans pun ada di kampus ini.

Dari kebutuhan pribadi seperti case laptop, binder, hingga kebutuhan akademik seperti jaslab pun ada. Bahkan kebutuhan manusia seperti aksesoris wanita, hingga kebutuhan hewan peliharaan pun ada, seperti makanan binatang, dan juga kalung anjing. Beragam bukan? Dari sini dapat kita lihat bahwa seorang anak ITB bukan berarti hanya bisa bersenang-senang dengan teknik. Seorang anak ITB juga bisa berbisnis dan cerdas mencari keunikankeunikan yang komersil di kampus ini. Yang mereka butuhkan hanya skill berbisnis, keunikan, dan link yang cukup untuk mencakup seluruh sudut kampus ITB ini. Jadi, kata siapa otak teknik dan otak bisnis tidak bisa menyatu?


6

Februari 2013

Foods Beverages Pesona Nampol Si “Roti Gempol�

Gbr. Suasana Roti Gempol, letaknya agak tersembunyi di tengah komplek.

D

i b a n d u n g sebenarnya ada toko roti yang sudah berdiri dari tahun 1958, namanya toko roti gempol. Sesuai namanya, toko roti ini berada di Jl. Gempol Bandung, dapat dicapai dari jalan Sultan ageng tirtayasa.

Apa yang unik dari toko roti ini? Yang unik adalah roti yang dijual di roti gempol ini adalah home made dimana pemilik toko roti ini tidak mengambil resep orang lain dalam pembuatannya.

Roti yang menjadi andalan di toko ini adalah roti bakarnya. Terdapat pilihan roti bakar komplit dengan toping daging, telur, dan keju, roti bakar asin dengan pilihan dua toping daging, telur atau keju, dan juga roti bakar manis dengan berbagai macam pilihan rasa selai. Juga terdapat dua macam pilihan jenis roti, yaitu roti biasa dan roti gandum. Selain itu toko roti gempol juga menjual berbagai jenis roti tawar. Tersedia tiga pilihan jenis roti tawar di toko ini. Jenis yang pertama adalah roti tawar biasa dimana campuran adonannya memakai air, lalu jenis berikutnya adalah roti s p e s i a l d i m a n a

campurannya memakai susu murni dan yang terakhir adalah roti super yang memakai susu ultra dalam adonannya. Selain dari pilihan menu di toko roti ini, kelebihan dari toko roti ini adalah tempatnya yang nyaman. Tempatnya kecil dan terkesan antik. Terdapat sofa memanjang dengan meja bulat kecil yang terselip di sofanya. Walaupun merupakan bakery tua, tetapi kebersihan dari tempat ini sangat terjaga. Jadi tunggu apa lagi? Toko roti ini dapat dikunjungi dari pagi hingga pukul sembilan malam. Harganya pun sangat bersahabat untuk kantong mahasiswa :) (oleh Ifaikhor)

Bubur Ayam Haji Oyo, Bukan Sekadar Bubur Biasa

S

emua orang pastinya familiar dengan makanan yang satu ini: bubur ayam! Biasanya banyak yang menjadikan bubur ayam sebagai menu sarapan pagi karena lebih mudah untuk dicernanya didalam perut. Setelah istirahat, perut kita memang sebaiknya diberikan makanan yang tidak terlalu keras sehingga tidak menimbulkan rasa nyeri. Dan bersantap bubur ayam merupakan pilihan yang tepat di pagi hari. Jika Anda tengah melancong ke Bandung, maka jangan lupa untuk mampir di Bubur Ayam Mang Oyo yang sudah sangat familiar dikalangan para pecinta bubur ayam. Nama bubur ayam ini cukup legendaris. Hal itu

dikarenakan bubur ayam ini memiliki keistimewaan yakni kekentalannya yang kalaupun piringnya dibalikkan dijamin buburnya tak akan tumpah. Kekentalan buburnya tentu saja sangat erat kaitannya dengan bahan yang digunakan yakni beras yang digunakan langsung diambil dari Majalengka yang dikenal sebagai sentralnya penghasil beras. Yang unik lagi, menurut pemiliknya bahwa bubur ayam ini dibuat sambil diiringi dengan berzikir kepada Tuhan sehingga rasanya banyak disukai para pelanggannya. Berbagai pilihan topping yang tersediapun beraneka macam mulai dari ayam telor, ayam telor pidang, ayam ati, ati ampela, seledri,

ayam cakwe, kacang kedelai dan lainnya. Untuk mencoba satu porsi bubur ayam dengan komplit maka Anda cukup mengeluarkan budget Rp 12.500 saja, kalau tanpa telor seharga Rp 10.000. Anda bisa memilih salah satu dari sejumlah topping yang tersedia. Bubur ayam ini sangat laris di Bandung dan memiliki sejumlah pelanggan yang termasuk loyal. Tak mengherankan kalau nama bubur ayam ini banyak yang mencatutnya

dengan harapan ikutan laris. Oleh karenanya, Mang Haji Oyo ini merasa perlu untuk menuliskan nama-nama cabang buburnya yang asli seperti yang ada di Jalan Gelpnyawang (kampus ITB), Jalan Sulanjana, Jalan Ir. Soetami, Jalan Surapati dan satu cabangnya lagi yang sudah mencapai Yogyakarta. Kalaupun ada cabang bubur yang diluar cabang-cabang tersebut konon itu merupakan cabang palsu. (http://bandung.panduanwisata.com/bubur-ayamhaji-oyo-bukan-sekadar-bubur-biasa/)


7

Februari 2013

Isu Kampus Wawancara

Mengulik Kisah Sang Juara Bertahan Olimpiade KM-ITB Klik gambar untuk memutar video

Narasumber: I Nyoman Ariya Wiguna (Manajer Kontingen HME), Edwin Raissa Varian Wahyudi (Menteri Pengembangan Minat Bakat HME), Victor Pramusanto (Atlet HME), Eky Dwi Wijanarko (Wakil Menteri Olahraga HME). Wawancara: Keisara Maudy Namina, Nita Arsita Dewi, Reziksufi Naszazuli. (HMT)

HMT: Bagaimana bentuk persiapan HME sampai bisa menjadi juara umum Olimpiade 7 KM ITB 2013? HME: Kami memperbanyak latihan rutin yang dikontrol. Latihan diinisiasi oleh Kementerian Olahraga, dibawah Kementerian Pengembangan Minat Dan Bakat. Selain itu, di HME juga pernah diadakan Home Tournament Olahraga. HMT: Bagaimana dengan atlet wanita? HME: Sama saja. Latihannya sama keras. HMT: Bagaimana cara HME sendiri untuk memotivasi para atlet agar menjadi juara umum? Apakah ada reward untuk para atlet yang berhasil mendapat medali? HME: HME pernah menjadi juara umum Olimpiade sebanyak 2 kali. Hal ini bukan menjadi beban bagi para atlet tapi lebih ke arah motivasi. Kalau 2 tahun lalu kami bisa juara umum kenapa tahun ini tidak? Motivasi juga datang dari para alumni yang memerhatikan dan menyemangati melalui dunia maya, yaitu Facebook. Reward tidak ada. Kami tidak pernah mengiming-imingi para atlet jenis hadiah apapun, itu murni berasal dari motivasi dan semangat para atlet masing-masing. Kecuali nanti biasanya ada acara selebrasi dari HME untuk para atlet HME yang bertujuan untuk mengapresiasi mereka. HMT: Apa sebenarnya target HME untuk Olimpiade kali ini? HME: Kalau bisa semua cabang dapat emas. Yang penting, jangan sampai emasnya kurang dari tahun sebelumnya. HMT: Bagaimana sistem penjaringan atlet yang mewakili HME dalam Olimpiade? HME: Dimulai di MBC (Masa Bina Cinta) yaitu proses kaderisasi HME. Disana diberikan form minat olahraga bagi setiap peserta kaderisasi, yang berisikan apa minat mereka di bidang olahraga. Selain itu, apakah mereka bersedia mewakili HME dalam olimpiade dan bersedia mengikuti rangkaian latihan atau tidak.

HMT: Lalu bagaimana sistem penjaringan atlet untuk tim inti setiap cabangnya? HME: Kalau sistem khusus untuk mempersiapkan tim inti tidak ada. Nantinya akan seperti seleksi alam, siapa yang benar-benar berniat untuk masuk tim inti, pasti akan sering ikut latihan. HMT: Bagaimana dengan pelatih? HME: Ada beberapa cabang yang kami khususkan menyewa pelatih dari luar, tapi ada juga pelatih-pelatih dari HME baik dari alumni ataupun anggota HME sendiri. Anggota HME selain dapat ditunjuk menjadi pelatih juga adapula yang ditunjuk menjadi Manajer Kontingen. HMT: Di setiap cabang, dapat terlihat bahwa supporter dari HME selalu banyak. Bagaimana cara mengumpulkan dan mengoordinasi massa? HME: Lewat pemberitahuan melalui jarkom dan media sosial seperti Facebook dan Twitter. Selain itu juga selalu ada koordinator supporter di setiap cabangnya, agar massa terbagi sama banyak di setiap cabang jika ada dua cabang atau lebih yang bertanding pada waktu bersamaan. HMT: Bagaimana awal ide dengan properti HME yang berhubungan dengan Olimpiade? HME: Kami punya 5 properti. Baju besar untuk 5 orang, dibuat pada Olimpiade dua tahun lalu. Maskot HME, dari acara besar tahun lalu. Bendera, replika piala raksasa, serta jaket atlet HME. Jaket ini awal idenya adalah untuk danus dan pensuasanaan Olimpiade di HME sendiri, juga bertujuan agar menambah semangat dan kebanggan para atlet HME sendiri. HMT: Terakhir, semboyan penyemangat HME? HME: OK CHAMP!


8

Februari 2013

Company Profile KPC : Siapa Bilang Hanya Untuk Anak Tambang?

P

T. Kaltim Prima Coal atau yang lebih dikenal dengan KPC adalah salah satu perusahaan tambang terbesar di Indonesia. Perusahaan tambang yang bergerak di bidang batubara ini sudah ada sejak tahun 1978. Saat itu, pertambangan ini di pegang oleh BP/CRA, kemudian pada tahun 1982, KPC bergabung dengan total saham sebesar 50%. Di usia yang ke 30 tahun ini, KPC telah banyak berkontribusi untuk negara, salah satunya adalah sebagai penyumbang devisa melalui ekspor batubaranya yang sudah dimulai sejak tahun 1988 dan juga sebagai salah satu perusahaan yang memberikan lapangan kerja begitu banyak bagi sumber daya manusia di Indonesia. Dengan total 5.151 pekerja, hanya 10 pekerja yang merupakan ekspatriat atau pekerja asing, sisanya berasal dari Indonesia. Banyak mahasiswa di ITB yang kemudian setelah lulus bergabung di KPC, bahkan Chief Executive Officer dari

“PT. Kaltim Prima Coal adalah salah satu perusahaan tambang terbesar di Indonesia.�

berkelanjutan bagi daerah setempat. Hal ini telah dibuktikan dengan berbagai award dan sederet sertifikat mengenai healthy and safety, environment, dan community development. KPC memberikan ruang kerja yang sehat bagi pekerjanya dan juga selalu

PT. Kaltim Prima Coal ini merupakan lulusan dari Teknik Pertambangan Institut Teknologi Bandung, Bapak Endang Ruchijat. KPC merupakan salah satu perusahaan yang bisa dibilang telah mandiri dalam bidangnya, oleh karena itu KPC juga membutuhkan engineer-engineer lain selain engineer pertambangan sebagai penunjang berjalannya perusahaan seperti urusan bidang permesinan, relamasi tambang, kesehatan pekerja, kesertariatan, manajerial, pengolahan limbah, pengolahan hasil tambang, infrastruktur perkantoran, dll. Maka, selain mengambil s a r j a n a T e k n i k Pertambangan, KPC juga tidak jarang meminta sarjana-sarjana dari Teknik Mesin, Teknik Elektro, Teknik Tenaga Listrik, Teknik Metalurgi, Teknik Lingkungan, Teknik Hayati, Teknik Sipil, dan lain sebagainya untuk menjadi karyawan perusahaan ini. KPC dinilai sebagai perusahaan yang memenuhi mengakomodasikan pekerjanya dengan perlengkapan pelindung sebelum memasuki area bekerja untuk menjaga keamanan pekerja itu sendiri. Lokasi pertambangan yang berada di Sangatta, Kutai Timur, Kalimantan Timur ini menjanjikan fasilitas-fasilitas p e n u n j a n g b a g i karyawannya, seperti komplek elit tempat hunian para karyawan. Fasilitas olahraganya sangat lengkap, meliputi lapangan tenis, badminton, bola voli, lapangan bola, kolam renang dan lapangan golf. Bagi

Gbr. Alat berat untuk kegiatan operasi penambangan. (kiri: Shovel, kanan: Dump Truck)

syarat dan harapan bagi para fresh graduate. Kebanyakan mahasiswa yang baru lulus mengidamkan pekerjaan dengan gaji besar dan juga jenis pekerjaan tempat ia dapat mengaplikasikan ilmu yang dipelajarinya selama kurang-lebih empat tahun di kampus ganesha ini. Selain itu, para fresh graduate ini juga melihat kemana para alumni atau pendahulu mereka pergi. Para alumni ini tentunya telah berpikir matang sebelum akhirnya meng-apply cv mereka ke sebuah perusahaan. Pertimbangan lain selain gaji besar dan sesuai dengan

keahlian yang mereka pelajari adalah kesehatan dan keselamatan kerja yang dimiliki perusahaan tersebut. KPC telah mengeluarkan kebijakan resmi tertanggal 1 September 2011 yang juga telah ditandatangani oleh Bapak Endang Ruchijat sendiri mengenai Kesehatan, Keselamatan Kerja, dan Lingkungan Hidup (K3L), serta Pembangunan Berkesinambungan dan Keamanan. Kebijakan ini mengandung butir-butir mengenai tekad KPC dalam hal K3L pekerja dan wilayah kerjanya serta pembangunan

pekerja yang membawa keluarganya ke Sangatta, KPC juga telah menyediakan sekolah bertaraf Internasional bernama Tanjung Bara School. Sekolah ini bekerja sama dengan WADET (West Australia Dpartment of Education and Training) sehingga kurikulum dan cara ajarnya mengikuti kebijakan dari WADET sendiri. Selain itu, KPC juga memberikan uang saku untuk karyawannya yang mengambil cuti. Dan dengan gaji 7-10 juta rupiah untuk fresh graduate ditambah dengan sharing keuntungan

akhir tahun yang bisa mencapai 10-22 kali besar upah perbulannya yaitu sekitar 70-220 juta rupiah, KPC tentunya menjadi primadona bagi para alumni-alumni ITB yang baru saja lulus. Dengan banyaknya alumni ITB di Sangatta, khususnya di KPC, para alumni ini memutuskan untuk membuat Ikatan Alumni ITB Sangatta. Menjadikan Ikatan Alumni ini sebagai wadah sharing pengalaman dan informasi mengenai lulusan ITB yang berada di Sangatta dan sekitarnya. (oleh Nita Arsita Dewi)


9

Februari 2013

Jokes

Spot

Funny Tweets @radityadika: “tips ujian: ketika tidak bisa mengerjakan soal, izinkanlah teman anda mencontek jawaban anda. Niscaya nilai anda tidak akan jelek sendirian.” @yeahmahasiswa: “seburuk buruknya kuliah pengganti adalah hari Sabtu.” “Cowo berjenggot tipis lebih disukai daripada cowo berdompet tipis”

Comic Strip

sumber: http://garfield.com

sumber: http://hectorandalfonse.wordpress.com/


10

Fevruari 2013

Lensa “Pejuang Malam”

oleh Evan Clearesta

Inspirasi eight second

oleh Risfan Badrus Salam

Ray Kroc : Bapak McDonald Dunia

S

iapa tidak kenal McDonald, tempat makan cepat saji yang sudah ada hampir di seluruh Indonesia terutama Pulau Jawa. Pertama kita akan berfikir bahwa Mcdonald adalah sebuah bisnis kuliner murni yang menjual hamburger dan ayam goreng renyah, tapi ternyata McDonald adalah sebuah bisnis properti raksasa. Penasaran dengan bagaimana perjalanan hidup sang founding father? Simak kisahnya berikut. Ray Kroc hanya sekolah sampai usia 14 tahun, meski adiknya justru jadi dokter spesialis. Setelah lima kali ganti pekerjaan, Kroc akhirnya menjadi salesman gelas kertas yang dijalani dari pukul 07.00 pagi hingga 15.00 sore. Dari 15.00 hingga 02.00 subuh Kroc menjadi pemain piano di sebuah orkestra. “Aku memang menginginkan kehidupan yang berkecukupan dan mapan,” katanya. “Karena itu, aku harus bekerja keras. Sangat keras!” Dari 07.00 s/d 15.00 ada 8 jam. Dari 15.00 s/d 02.00 ada 11 jam. Jadi, Kroc harus bekerja 8+11 jam=19 jam. Berarti pula Kroc hanya tidur 4-5 jam setiap hari! Wajar kalau Kroc akhirnya

menderita banyak penyakit: gula, rematik, kehilangan sebagian kantung empedu, kelenjar gondok dan lainnya. Tapi demi ambisi besar, semua penyakit itu tidak dia hiraukan! Ray Kroc lantas tertarik mencari kekayaan di El Dorado, Miami. Dia pun pergi kesana, lalu jadi salesman real estate untuk WP Morgan & Son. Kembali Kroc sukses. Tapi bisnis real estate itu segera pudar, bahkan tidak menguntungkan. Kroc kembali ke Chicago lagi, dan kembali menjadi salesman kertas. Dari usia 25 hingga 35 tahun, Kroc menjadi salesman gelas kertas yang paling jago, sehingga dapat bonus mobil. Tapi perusahaan guncang, sehingga semua pegawai harus dipotong gajinya, atau diturunkan. Kroc protes keras, karena dia merasa menjadi penghasil keuntungan besar bagi perusahaan, tapi kenapa harus diturunkan gajinya. Tak ada kompromi, Kroc pun keluar. Bos nya berpikir sepuluh kali, dan akhirnya membenarkan Kroc, dia penghasil keuntungan terbesar. Kalau dia pergi, perusahaan justru yang akan rugi. Kroc diterima lagi dengan gaji utuh, tidak termasuk yang dipotong! Sampai akhirnya Kroc bertemu Earl

Prince yang menghasilkan alat Multi Mixer yang sangat bermanfaat, khususnya untuk penjual es krim. Kroc menjadi agen tunggalnya, dengan pembagian keuntungan 50:50. Kembali Kroc menunjukkan diri sebagai salesman ampuh. Dia mampu menjual 8.000 unit Multi Mixer! Salah satu langganan Kroc adalah McDonald bersaudara, Maurice dan Richard, yang menjual hamburger. Ketika Kroc berkesempatan bertemu langsung dan melihat restoran McDonalad, dia kaget: restoran itu tidak memadai. Luasnya hanya 20 meter persegi. Keadaannya tidak begitu mengesankan, meski pembelinya banyak. “Kenapa tidak membuka restoran semacam ini di tempat lian?” tanya Kroc. Tujuannya hanya agar Multi Mixer nya makin laku. “Mengurus sebuah restoran saja sudah repot. Menambah tempat berjualan berarti menambah kerepotan. Dan lagi siapa yang akan membuat tempat baru itu bagi kami?” tanya McDonald. “Bagaimana kalau saya saja?” tantang Kroc. “Setuju.” Mereka pun kemudian membuat kontrak. (bersambung ke edisi selanjutnya)

“The two most important requirements for major success are: first, being in the right place at the right time, and second, doing something about it.”

- Ray Kroc


11

Februari 2013

Special

Advertisement


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.