Tabloid Xpresi Edisi 79, Oktober 2012

Page 11

Xpresi Info

P

Beasiswa Sobat Bumi Dibuka Oktober

ertamina Foundation membuka pendaftaran bagi 205 penerima beasiswa Sobat Bumi mulai 1 Oktober 2012. Beasiswa ini ditujukan bagi mahasiswa berprestasi sekaligus berwawasan dan berbudaya lingkungan di 17 perguruan tinggi negeri. Seleksi penerimaan dilakukan melalui tahapan seleksi administrasi, di antaranya transkip nilai dengan IPK minimal 3 pada skala 4 di semester keempat. Kemudian, menyertakan biodata serta keterangan berbadan sehat. Calon peserta juga akan menjalani proses wawancara dari panelis yang terdiri dari unsur perguruan tinggi, Pertamina (Persero), dan Pertamina Foundation. Direktur Pendidikan Pertamina Foundation Ahmad Rizali menjelaskan, penerima Beasiswa Sobat Bumi akan mendapatkan biaya pendidikan, yang meliputi biaya operasional pendidikan (SPP), biaya hidup, serta pembinaan kepemimpinan. “Jumlah total beasiswa yang didapat rerata masing-masing mahasiswa sekitar Rp 12,3 juta setahun,” kata Ahmad, Selasa

(25/9/2012). Hal yang membedakan Beasiswa Sobat Bumi dengan beasiswa lain, menurut Ahmad, adalah mahasiswa mendapatkan dukungan dana untuk proyek kelompok yang diajukan oleh organisasi penerima beasiswa dengan nominal ratusan juta per tahun. Mahasiswa juga akan mendapatkan dukungan tugas akhir yang terseleksi.

Selain itu, para penerima beasiswa juga diberi kesempatan untuk menjadi relawan di Pertamina Foundation. Untuk menjalin keakraban dan sinergi dengan para penerima beasiswa lain, Pertamina Foundation juga memfasilitasi pertemuan tahunan bagi para penerima beasiswa Pertamina Foundation di seluruh Indonesia. “Yang terpenting, mereka juga

Teka-teki Terbesar dalam Matematika Terpecahkan

Teka-teki terbesar dalam matematika, dinamakan Konjektur ABC, terpecahkan. Shinichi Mochizuki, matematikawan dari Kyoto University, memasukkan 4 makalah ilmiah yang menjelaskan konjektur itu secara online. Pembuktian konjektur ABC diuraikan Mochizuki dalam 500 halaman. Data format PDF bisa dilihat di situs web milik Mochizuki dengan nama Teichmuller Theory. The Guardian, Rabu (19/9/2012), menyatakan, Mochizuki butuh waktu sekitar 4 tahun untuk memecahkan teori tersebut. Kalangan matematikawan kini tengah menganalisis uraian Mochizuki untuk bisa dikonfirmasi kebenarannya. Jika terbukti benar, maka pekerjaan Mochizuki akan menjadi pencapaian terbesar dalam matematika di abad ini. Benar tidaknya uraian Mochizuki takkan bisa diketahui dalam waktu cepat. Konjektur ABC pertama kali diajukan oleh matematikawan asal Inggris, David Masser bersama matematikawan Perancis Josep Oesterle pada tahun 1935. Teori tersebut belum berhasil dibuktikan kebenarannya dalam perhitungan matematika. Konjektur ABC berkaitan dengan persamaan a+b=c. Konjektur berkaitan dengan bilangan buat a, b dan c yang tidak memiliki pembagi yang sama selain 1. Konjektur juga terkait dengan bilangan prima, bilangan

prima lebih dari 1 yang tak memiliki pembagi selain 1 dan bilangan itu sendiri. Sederhananya, jika ada bilangan prima yang dibagi dengan a atau b beberapa kali maka jumlahnya harus sama dengan jumlah bilangan prima yang dibagi dengan c hanya beberapa kali. Contohnya adalah operasi penjumlahan 81 = 64 = 145. Bilangan 3 membagi 81 sebanyak empat kali. Sementara 2 membagi 64 sebanyak 6 kali. Namun, 145 sama dengan 5 x 29. Jadi akan didapatkan bahwa bilangan prima terbesar, 5 dan 29, membagi 145 hanya sebanyak 1 kali untuk mendapatkan bilangan yang tak dapat dibagi lagi dengan bilangan itu sendiri New York Times pada Selasa (17/9/2012) memberitakan bahwa hal yang menarik pada uraian Mochizuki bukan hanya uraian cemerlang itu sendiri, tetapi juga “bahasa” matematika yang digunakan. bahasa yang dipakai benar-benar baru. “Dia memakai bahasa yang benar-benar baru, Anda bisa mengatakannya, semesta baru dalam objek matematika, untuk mndeskripsikan sesuatu yang tak biasa yang semesta,” kata Minhyong Kim, matematikawan dari University of Oxford. Mochizuki tidak mendeskripsikan dirinya sebagai matematikawan, tetapi inter-universal geometer. Apakah itu? banyak matematikawan pun belum memahaminya dengan baik. Namun demikian, Michizuki dipercaya sebagai orang yang mumpuni dalam matematika. Tertarik memahami bagaimana Mochizuki menguraikan misteri terbesar dalam matematika itu? Kunjungi situs web berikut. Sumber :Guardian, New York Times

akan mendapatkan pelatihan kepemimpinan,” tegas Ahmad. Adapun 17 perguruan tinggi negeri yang menjadi sasaran Beasiswa Sobat Bumi adalah Universitas Syiah Kuala (Aceh), Universitas Sumatera Utara (Sumatera Utara), Universitas Sriwijaya (Sumatera Selatan), Universitas Indonesia (Jakarta), Institut Teknologi Bandung (Jawa Barat), Universitas Padjajaran (Jawa Barat), Institut Pertanian Bogor (Jawa Barat), Universitas Gadjah Mada (Yogyakarta), Universitas Diponegoro (Jawa Tengah), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (Jawa Timur), Universitas Brawijaya (Jawa Timur), Universitas Airlangga (Jawa Timur), Universitas Udayana (Bali), Universitas Mulawarman (Kalimantan Timur), Universitas Hasanuddin (Sulawesi Selatan), Universitas Mataram (Nusa Tenggara Barat), dan Universitas Cendrawasih (Papua). Pengumuman beasiswa yang khusus menjaring mahasiswa berprestasi sekaligus berwawasan dan berbudaya lingkungan ini dapat dilihat di portal Beasiswa Sobat Bumi. (kompas.com)

Ditemukan, “Spesies” Awan Baru Kalangan amatir pengamat langit menemukan “spesies” awan baru. Awan itu kali pertama terlihat di Cedar Rapids, Iowa, Amerika Serikat, pada 2006. Selanjutnya, awan juga terlihat di Perancis, Norwegia, dan beberapa wilayah lain. Organisasi Cloud Appreciation Society (CAS) yang berbasis di Inggris menamai awan tersebut Undulatus asperatus. CAS tengah mengajukan agar awan itu diakui kebaruannya oleh World Meteorological Organisation di Geneva dan dimasukkan dalam International Cloud Atlas. Dalam upaya untuk mendapatkan pengakuan resmi, CAS telah mengumpulkan banyak gambar awan tersebut serta melakukan penelitian yang kebanyakan dilakukan di Reading University. Graeme Anderson, meteorolog dari Reading University, mengungkapkan bahwa Undulatus asperatus mirip dengan awan Mammatus. Perbedaannya adalah, Undulatus asperatus lebih bergelombang. Gavin Pretor-Pinney, pendiri CAS, mengungkapkan bahwa Undulatus asperatus memang jenis awan baru. Ia menyatakan beberapa hasil penelitiannya di Royal Meteorological Society. Pretor-Pinney seperti dikutip Daily Mail, Minggu (23/9/2012), mengatakan, “Awan ini lebih hangat, lembab, dan lebih dingin di bagian atas, udara yang lebih kering di bagian bawah dengan batasan yang jelas di antara keduanya.” Saat ini, pendukung CAS tengah berharap-harap cemas, menunggu apakah Undulatus asperatus memang bisa diklasifikasikan sebagai awan baru. Studi pada awan tersebut terus dilakukan. Jika awan itu dinyatakan sebagai jenis baru, maka CAS membuat prestasi penting. Undulatus asperatus akan menjadi jenis awan baru pertama yang ditemukan sejak Cirrus intortus pada tahun 1951. “Mengamati awan adalah hal penting untuk mendokumentasikan efek pemanasan global di langit. Awan dapat memberikan jawaban tentang suhu dan perubahan iklim di tahun-tahun mendatang,” kata Pretor-Pinney. Saat ini, semakin banyak orang tertarik mengamati awan. Sebagai gambaran, anggota CAS sudah berjumlah 30.903 orang. Tahun depan, CAS akan meluncurkan aplikasi pengamatan awan yang memungkinkan pengguna berbagi potret dan lokasi terjadinya awan. Unggahan pengguna dapat digunakan untuk kegiatan penelitian. Sumber :Daily Mail

Oktober 2012 I Edisi 79 I Tahun VII 11


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.