Suara Media Nasional Edisi #173

Page 1

CMYK

SuaraMedia NasionalCom

Media Online: suaramedianasional.com

Nomor ISSN: 2355-6501

@smedianasional

Sudah Terdaftar di Dewan Pers. Surat Izin Penerbitan Usaha Pers: SK Menkum Ham Nomor: AHU-62124.AH.01.01 Tahun 2013

Harga Rp 5.000,(Luar Kota+ Ongkos Kirim)

Edisi 173 Tahun VII / 16 - 22 Februari 2015

Siaga Bencana di Tanah Air 2015

BNPB Alokasikan Anggaran Rp 2,5 Triliun Wakil Presiden M Jusuf Kalla memberikan sambutan pada peringatan Hari Pers Nasional di Batam, Kepulauan Riau, Senin (9/2) lalu.

“Meningkatnya alokasi anggaran menghadapi bencana, karena adanya perkiraan peningkatan kejadian bencana selama 2015 dibandingkan tahun lalu,” kata Kepala BNPB Syamsul Maarif.

Kemerdekaan Pers Terancam dari Dalam Batam, SMN - Presiden Joko Widodo tak menghadiri puncak peringatan Hari Pers Nasional 2015, di Batam, Kepulauan Riau, Senin (9/2). Seperti diakui Margiono, Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia, sebagai penanggung jawab acara itu, ketidakhadiran Presiden mengecewakan masyarakat pers di negeri ini. Kekecewaan itu agak terobati dengan kehadiran Wakil Presiden M Jusuf Kalla. Bersambung di halaman 11

Mempertanyakan Ketegasan Pol PP Terhadap Izin Usaha Penggilingan Padi yang Diduga Bodong

Kepala BNPB Syamsul Maarif TANAH LONGSOR: Merupakan salah satu bencana yang sering terjadi di tanah air ini dan sering menelan korban jiwa.

Pemkot Kediri Bantu Penderita DBD

Kasat POL PP Kab. Bondowoso, Abdurahman. (foto Yon)

Bondowoso, SMN - Keberadaan Usaha Penggilingan Padi yang berada di Desa Tagalmejin Kec. Grujukan di pertanyakan keberadaannya, mengingat usaha penggilingan padi tersebut sudah beroperasi selama kurang lebih 14 tahun, apalagi Izin Usaha Penggilingan Padi tersebut diduga Bodong. Tidak hanya menyangkut persoalan Izin Usaha yang tidak jelas, akan tetapi masalah Amdal-nyapun juga patut di pertanyakan, pasalnya Dampak Limbah dari Usaha Penggilingan Padi tersebut mengakibatkan masyarakat sekitar menderita, bahkan petani yang area sawahnya Bersambung di halaman 11

Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar, SE

Kediri, SMN - Musim penghujan memacu wabah demam berdarah dan cikungu-

nya kian meluas di sejumlah daerah di Kota Kediri. Penetapan status kejadian ini dinya-

takan setelah jatuh cukup banyak korban jiwa akibat wabah demam berdarah selama

Bojonegoro, SMN - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengalokasikan anggaran untuk menghadapi berbagai bencana di Tanah Air selama 2015 sebesar Rp 2,5 triliun. Angka itu naik dibandingkan anggaran bencana tahun lalu sebesar Rp 1,2 triliun.

“Meningkatnya alokasi anggaran menghadapi bencana, karena adanya perkiraan peningkatan kejadian bencana selama 2015 dibandingkan tahun lalu,” kata Kepala BNPB Syamsul Maarif di Bojonegoro, Jatim, Sabtu (14/2/2015) lalu. Bersambung di halaman 11

OPINI

Banyak Perda Kota Probolinggo Disinyalir Tanpa adanya Perwali

Januari 2015. Mengetahui hal tersebut, Pemerintah Kota Kediri melalui Dinas Kesehatan tidah tinggal diam. Untuk mencegah penyebaran penyakit yang disebarkan nyamuk Aedes Aigepty ini, Dinas Kesehatan melakukan pengasapan atau fogging di kawasan yang ditemukan penderita DBD. Selain itu, juga dilakukan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di lingkungan sekitar, serta disebarkan bubuk abate untuk mematikan jentik nyamuk. Dinkes juga memberikan bantuan bagi penderita Demam Berdarah seperti yang dilakukan pada pagi ini 6 Februari 2015 di Kelurahan Ngampel, Kecamatan Mojoroto. Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri

DENGAN adanya kejadian yang kontra fersi akhir akhir ini, Pemerintah kota Probolinggo sebagai fihak eksekutif, yang melaksanakan Peraturan Daerah (Perda) mengaku ada ketledoran dalam pelaksanaan Perda No. 9 tahun 2010 tentang Hiburan. Sebagai contoh Polemik sikap Pemerintah Kota probolinggo terkait adanya Tarian Exsotis, Erotis dan Sexy di sebuah Café di Kota Probolinggo yang telah dilakukan

Bersambung di halaman 11

Bersambung di halaman 11

Oleh Edi Sunarko RD

Ilustrasi

Bupati Nyono Ngetril, Nyalakan Listrik Warga Desa Sumberaji Kecamatan Kabuh

Gubernur Jatim Pakde Karwo menerima penghargaan pelayanan administrasi terpadu di Kecamatan (PATEN) terbaik dari Mendagri

Berikan Pelayanan Terbaik

Jatim Kembali Raih Penghargaan Surabaya, SMN - Pemerintah Provinsi Jawa Timur kembali mendapat apresiasi berupa trophi penghargaan dari Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia atas peran sertanya dalam mewujudkan sistem Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN) yang baik kepada masyarakat. Hal ini disampaikan oleh Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo pada acara rapat peresmian hasil-hasil Bersambung di halaman 3

Jombang, SMN - Rasa syukur tiada henti terucap dari masyarakat Desa Sumberaji Kecamatan Kabuh, sesaat setelah Bupati Nyono Suharali meresmikan listrik di desa tersebut pada Rabu (11/2/15) malam. Hal ini karena Sudah puluhan tahun lamanya mereka menanti untuk mendapatkan penerangan listrik. Kini, penantian itu terobati karena sekitar 97 rumah atau KK yang ada di desa tersebut akhirnya bisa menikmati fasilitas saluran listrik yang secara gratis diberikan oleh pemerintah daerah. Praktis, warga pun tidak bisa menyembunyikan kegembiraan yang kini mereka nikmati itu. Tidak seperti biasa ketika melakukan kunjungan dinas, kali ini bupati tidak menggunakan kendaraan dinasnya. Untuk mendatangi lokasi Desa Sumberaji yang jaraknya kurang lebih 30 Km dari pusat kota, Bupati Jombang mengendarai sepeda motor sport jenis trail yang diikuti Jajaran Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) bersama dengan seluruh pejabat Pemkab Jombang yang kesemuanya menggunakan sepeda motor jenis trail. Sesaat setelah meresmikan listrik tersebut, Bupati Jombang Nyono Suharli Wihandoko menje-

Iklan / Langganan hubungi : Tlp. (0354) 691147, HP 081 231 515 435

capai Rp 31 milyar.” karena kondisi tanah di Kecamatan Kabuh yang bergerak, maka seluruh ruas jalan akan dilakukan dengan cara pengecoran jalan”, katanya. Sedangkan untuk menunjang produktivitas hasil petani di Desa tersebut khususnya Dusun Ngapus,Bupati Nyono Suharli tidak lupa untuk menyerahkan bantuan berupa Hand traktor yang diterima secara simbolis oleh perwakilan kelompok tani Dusun Ngapus.

Bupati Nyono Suharali mengendarai motor trail menuju Desa Sumberaji Kecamatan Kabuh

laskan, kendala saluran listrik masuk di dusun ini adalah terkait perizinan. Bupati memberi gambaran, sulitnya izin pemasangan saluran listrik tersebut karena letaknya di tengah hutan. Jika saluran listrik di pasang, lanjutnya ,maka terkendala dengan kebijakan penebangan pohon. “Sebenarnya izin untuk program saluran listrik di Dusun Ngapus ini sudah disodorkan beberapa tahun yang lalu. Berhubung letaknya yang tidak mendukung, maka proses keluarnya izin ini baru keluar beberapa bulan yang lalu. Alhamdulillah, dengan dicanangkan saluran listrik

ini, warga Desa Sumberaji bisa menikmati fasilitas gratis ini,” kata Bupati Nyono Suharli. Bupati Nyono Menambahkan, anggaran APBD Jombang yang terserap untuk saluran listrik secara gratis ini mencapai sekitar Rp 380 juta. Rinciannya, dana sebesar itu untuk saluran listrik sebanyak 232 KK. Jumlah sebanyak itu tersebar di 4 kecamatan, yakni Plandaan, Wonosalam, Bareng, dan Kecamatan Kabuh. “Di Desa Sumberaji, Kabuh ini terdapat 97 rumah atau KK. Selebihnya menyebar di tiga kecamatan

lain. Pemkab Jombang menargetkan, rumah-rumah yang belum tersaluri listrik tersebut akan dirampungkan pada tahun ini,” tandas Nyono. Didampingi Wakil Bupati dan Sekda yang juga hadir pada peresmian itu, Bupati mengatakan setelah program saluran listrik ini di Desa Sumberaji ini rampung, Pemkab Jombang akan beralih untuk pembangunan program infrastruktur. Bupati mengatakan, anggaran yang bakal digelontorkan untuk pembangunan infrasturktur jalan di Kecamatan Kabuh men-

Bermalam di Masjid, Bupati Melekan sambil Berdialog dengan Warga Usai melakukan pencanangan/ peresmian listrik, Bupati Jombang beserta rombongan tidak lantas kembali, mereka bermalam di di rumah rumah warga. Bupati ingin memanfaatkan moment tersebut untuk bersilaturahim serta menjalin persaudaraan dengan warga Dusun Ngapus. “Mohon ijin nanti malam saya tidak bermalam di rumah warga, tetapi akan bermalam di masjid saja yang mau ikut silakan sekaligus kita berdoa agar masjid tersebut cepat selesai,”ajak Bupati kepada rombongan dari Jombang dan warga Bersambung di halaman 3

Email: suaramedianasional@gmail.com


2

Karya Ilmiah

Edisi 173 / VII / 16 - 22 Februari 2015

Penggunaan Metode Cooperative Learning Tipe Team Games Tournament Untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKn Pada Siswa Kelas IV Semester I SD Negeri I Talang Kecamatan Sendang Kabupaten Tulungagung Tahun Pelajaran 2013/2014 Oleh Asromi, S.Pd (Guru SDN 1 Talang Kecamatan Sendang Kabupaten Tulungagung)

Ilustrasi DALAM rangka meningkatkan kualitas pendidikan diperlukan strategi pembelajaran yang diharapkan mampu memperbaiki proses pembelajaran yang telah berlangsung. Salah satu tolok ukur keberhasilan guru adalah bila dalam pembelajaran mencapai hasil yang optimal. Keberhasilan ini sangat tergantung dengan kemampuan guru dalam mengelola proses belajar mengajar. Keberhasilan pembelajaran pada umumnya adalah meningkatnya prestasi belajar siswa. Prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di kelas IV SD Negeri

I Talang Kecamatan Sendang Kabupaten Tulungagung untuk beberapa kompetensi dasar umumnya menunjukkan nilai yang rendah. Hal ini standar kompetensi dan kompetensi dasar PKn kelas IV memang sarat akan materi, di samping cakupannya luas. Jika dilihat dari hasil ulangan harian sebagian besar masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan. Rendahnya prestasi belajar PKn di kelas IV SD Negeri I Talang Kecamatan Sendang Kabupaten Tulungagung dimungkinkan juga karena guru

belum menggunakan model pembelajaran inovativ serta dalam mendesain skenario pembelajaran yang belum disesuaikan dengan karakteristik materi maupun kondisi siswa sehingga memungkinkan siswa kurang aktif dan kreatif. Bertumpu pada kenyataan tersebut untuk merangsang dan meningkatkan peran aktif siswa baik secara individual dan kelompok terhadap proses pembelajaran PKn maka masalah ini harus dicari pemecahannya dengan menggunakan model pembelajaran inovatif yang sesuai dengan materi yang diajarkan, kiranya salah satu alternatif untuk pemecahan yaitu dengan menggunakan model Cooperative Learning tipe Team Games Tournament (TGT). Dengan pembelajaran Cooperative Learning tipe Team Games Tournament diharapkan siswa dapat menggali dan menemukan pokok materi secara bersama-sama dalam

kelompok atau secara individu. Peneliti mempunyai tujuan dalam penelitian untuk mengetahui peningkatan hasil belajar PKn pada siswa kelas IV. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Tempat penelitian dilaksanakan di SDN I Talang Kecamatan Sendang Kabupaten Tulungagung semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014 dengan subyek siswa kelas V sejumlah sebanyak 17 siswa yang terdiri dari 8 laki-laki dan 9 perempuan. Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang

berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Instrumen pada penelitian ini antara lain adalah Pedoman Observasi, Silabus, Rencana Pelaksaaan Pembelajaran (RPP), Penilaian, dan Dokumentasi. Dalam rangka menyusun dan mengolah data yang terkumpul sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan, maka digunakan analisis data kuantitatif dan pada metode observasi digunakan data kualitatif. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Kondisi awal data nilai siswa kelas IV SD Negeri I Talang Kecamatan Sendang Kabupaten Tulungagung sebelum dilaksanakan tindakan kelas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata mata

pelajaran PKn adalah 65. Setelah dilakukan penelitian pada siklus I dapat disimpulkan bahwa, prestasi belajar siswa menjadi meningkat setelah mengikuti metode pembelajaran Cooperative Learning tipe Team Games Tournament (TGT), dimana siswa yang sudah dapat mencapai nilai KKM sebanyak 13 siswa atau 76,47%. Sedangkan siswa yang sementara masih mendapat nilai dibawah KKM sebanyak 4 siswa atau 23,53% dan nilai rata-ratanya meningkat menjadi 72,35. Sedangkan pada siklus II dapat disimpulkan bahwa, hasil prestasi belajar siswa sudah tergolong sangat baik dibandingkan pada siklus 1. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai siswa yang sudah dicapai sebesar 78,82 dengan jumlah seluruh siswa sebanyak 16 anak (94,12%) sudah mencapai nilai KKM. Dari penelitian ini, pembelajaran dapat dikatakan

berhasil karena nilai hasil belajar PKn siswa dalam pembelajaran meningkat KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil dari penelitian dalam tindakan kelas dengan bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar siswa dan memiliki dampak yang positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa melalui pembelajaran dengan penerapan Cooperative Learning tipe Team Games Tournament (TGT) dalam mata pelajaran PKn pada materi pokok bahasan Struktur Pemerintahan Desa, Kelurahan, Dan Kecamatan kelas IV SD Negeri I Talang Kecamatan Sendang Kabupaten. Disarankan hendaknya guru dalam melaksanakan strategi pembelajaran mempertimbangkan kematangan belajar siswa pada setiap jenjang kelas dan mengembangkan teknik penilaian yang dapat meningkatkan bela-jar siswa.

Meningkatkan Hasil Prestasi Belajar Standar Kompetensi Mengenal Ketentuan Shalat Melalui Metode Pakem Pada Siswa Kelas IV Semester I SD Negeri I Sendang Kecamatan Sendang Kabupaten Tulungagung Tahun Pelajaran 2012/2013 Oleh Li’anah, S.Pd.I (Guru PAI SDN 1 Sendang Kecamatan Sendang Kabupaten Tulungagung) DALAM kegiatan belajar mengajar yang berlangsung telah terjadi interaksi yang bertujuan. Guru dan anak didiklah yang menggerakannya. Interaksi yang bertujuan itu disebabkan gurulah yang memaknainya dengan menciptakan lingkungan yang bernilai edukatif demi kepentingan anak didik dalam belajar. Pada dasarnya dalam kehidupan suatu bangsa, faktor pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup bangsa tersebut. Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor diantaranya adalah faktor guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, karena guru secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan meningkatkan kecerdasan serta keterampilan siswa. Untuk mengatasi permasalahan di atas dan guna mencapai tujuan pendidikan secara maksimal, peran guru sangat penting dan diharapkan guru mampu menyampaikan

semua mata pelajaran yang tercantum dalam proses pembelajaran secara tepat dan sesuai dengan konsepkonsep mata pelajaran yang akan disampaikan. Oleh karena itu setiap akan mengajar guru diharuskan untuk menerapkan strategi atau metode tertentu dalam pelaksanaan pembelajaran. Sejalan dengan inovasi pembelajaran akhir-akhir ini termasuk di Sekolah Dasar, yaitu: PAKEM. Interaksi belajar mengajarnya menuntut anak didik untuk aktif, kreatif dan senang yang melibatkan secara optimal mental dan fisik mereka. Tingkat keaktifan, kreatifitas, dan kesenangan mereka dalam belajar merupakan rentangan kontinum dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi. Maka peneliti adalah guru PAI di SDN 1 Sendang melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar dan mengetahui pengaruh motivasi belajar Pendidikan Agama Islam setelah diterapkannya model pembelajaran

PAKEM. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif. Tahapan penelitian tindakan pada suatu siklus meliputi perencanaan atau pelaksanaan observasi dan refleksi. Siklus ini berlanjut dan akan dihentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan dirasa sudah cukup. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri I Sendang Kecamatan Sendang kabupaten Tulungagung tahun pelajaran 2012/2013 dengan subyek siswa-siswi berjumlah 23 siswa yang terdiri dari 15 laki- laki dan 8 perempuan dengan materi pokok bahasan mengenal ketentuan - ketentuan sholat. Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah tes yang bertujuan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa secara individual maupun secara

klasikal. Untuk memperkuat data yang dikumpulkan maka juga digunakan metode observasi (pengamatan) yang dilakukan oleh teman sejawat untuk mengetahui dan merekam aktivitas guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Dalam rangka menyusun dan mengolah data yang terkumpul sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan, maka digunakan analisis data kuantitatif dan pada metode observasi digunakan data kualitatif. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada siklus I dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan pembelajaran model PAKEM diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 61,78 dan ketuntasan belajar mencapai 34,78% atau ada 8 siswa dari 23 siswa sudah tuntas belajar. secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ³ 65

hanya sebesar 34,78% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan menerapkan pembelajaran model PAKEM. Setelah dilakukan perbaikan pada siklus II berikutnya dapat diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 67,82 dan ketuntasan belajar mencapai 60,86% atau ada 14 siswa dari 23 siswa sudah tuntas belajar. ini ketuntasan belajar secara klasikal juga belum tercapai namun telah mengalami peningkatan lebih baik dari siklus I. Maka akan dilakukan perbaikan pada siklus selanjutnya dan diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar 75,43 dan dari 23 siswa yang telah tuntas belajar sebanyak 20 siswa dan 3 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 86,96% (termasuk kategori tuntas).

Ilustrasi Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus II. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dengan penerapan model pembelajaran PAKEM pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang telah dilaksanakan pada siswa kelas IV semester I SD Negeri I Sendang Kecamatan Sendang tahun pelajaran 2012/ 2013 dapat disimpulkan model pembelajaran PAKEM dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan memiliki dampak positif dalam mening-

katkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Disarankan untuk melaksanakan model pembelajaran PAKEM memerlukan persiapan yang cukup matang dan guru guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pengajaran, walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.

Upaya Peningkatan Prestasi Belajar PAI Melalui Metode Pemberian Tugas dan Resitasi Standar Kompetensi Mengenal Rasul Allah Pada Siswa Kelas V Semester II SD Negeri V Nyawangan Kecamatan Sendang Kabupaten Tulungagung Tahun Pelajaran 2013/2014 Oleh Nurul Hudayat, S.Pd.I (Guru PAI SDN V Nyawangan Kec. Sendang Kabupaten Tulungagung)

GURU memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakan. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secaraa seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya dan memperbaiki kualitas mengajarnya. Guru berperan sebagai pengelola proses belajarmengajar, bertindak sebagai fasilitor yang berusaha mencipatakan kondisi belajar mengajar yang efektif, sehingga memungkinkan proses belajar mengajar, mengembangkan bahan pelajaran dengan baik, dan meningkatkan kemampuan siswa untuk

Ilustrasi menyimak pelajaran dan menguasai tujuan-tujuan pendidikan yang harus mereka capai. Kegiatan belajar bersama dapat membantu memacu belajar aktif. Kegiatan belajar dan mengajar di kelas memang dapat menstimulasi belajar aktif. Namun kemampuan untuk mengajar melalui kegiatan kerjasana kelompok kecil akan memungkinkan untuk menggalakkan kegiatan belajar aktif dengan cara khusus. Apa yang didiskusikan siswa dengan teman-temannya dan apa yang diajarkan siswa kepada teman-temannya memungkinkan mereka untuk memperoleh pemahaman dan penguasaan materi pelaja-

ran. Untuk itu aktifitas peserta didik perlu ditingkatkan melalui latihanlatihan atau tugas dengan bekerja dalam kelompok kecil dan menjelaskan ide-ide kepada orang lain Untuk mengatasi permasalahan di dalam pembelajaran dan guna mencapai tujuan pendidikan secara maksimal, peran guru Pendidikan Agama Islam sangat penting dan diharapkan guru Pendidikan Agama Islam memiliki cara/ model mengajar yang baik dan mampu memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran yang akan disampaikan. Melalui Metode Pemberian Tugas dan Resitasi merupakan metode yang tepat dalam penulis melakukan penelitian tindakan kelas pada pelajaran PAI. Sehingga peneliti berharap dengan tujuan Ingin mengetahui peningkatan prestasi dan ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa SD Negeri V Nyawangan Kecamatan Sendang Kabupaten

Tulungagung. METODE PENELITIAN Pada penelitian ini dilaksanakan di SDN V Nyawangan Sendang Kabupaten Tulungagung Tahun Pelajaran 2013/2014. Subyek penelitian adalah siswa-siswi Kelas V sejumlah 16 siswa. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan suatu permasalah dalam pembelajaran di kelas. Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP), Lembar Kegiatan Siswa, Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar, dan Tes formatif. Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi pengolahan metode pemberian tugas belajar dan resitasi, observasi aktivitas siswa dan guru, dan tes formatif. Untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dalam kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada hasil terhadap kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode pemberian tugas dan resitasi siklus I menunjukkan bahwa pada

siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai e” 65 hanya sebesar 64,3% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan menerapkan metode pemberian tugas belajar dan resitasi pada mata pelajaran pendidikan agama islam di sekolah dasar. Siklus II nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 69 dengan ketuntasan belajar mencapai 68,75% atau ada 11 dari 16 siswa yang sudah ketuntasan belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah megalami peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I. Sedangkan pada siklus III diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar 73,75 dan dari 16 siswa yang telah tuntas sebanyak 14 siswa dan 2 siswa belum mencapai ketuntasan

belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 87,5%. Dengan hasil tersebut, maka ketuntasan belajar siswa pada siklus III secara klasikal telah tercapai. KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan pembelajaran dengan penerapan metode pemberian tugas belajar dan resitasi memiliki dampak positif terhadap peningkatan pembelajaran dan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam. Disarankan untuk melaksanakan pembelajaran dengan penerapan metode pemberian tugas belajar dan resitasi memerlukan persiapan yang cukup matang dan guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pembelajaran.

Kantor Pusat: Dsn Temboro Ds. Plaosan Kec. Wates Kabupaten Kediri, Jawa Timur Kantor Redaksi: Jl. Durian (Ruko PG Pesantren) Pesantren - Kota Kediri, Jawa Timur Telp./Fax: (0354) 691147. Penanggung Jawab & Penasehat Hukum I: Tjutjut Suliyatno, SH, Rahmat Ardianto, SH. Kantor Advokat: Jl. Slamet Riyadi No. 29/67 Kota Kediri. Dewan Penasehat: KH. Drs. Imam Yahya Malik/ Gus Yahya (Ponpes Al Makruf Kedong Lo Kediri), Drs. Ali Rohmad M.Pd, Soroso, Farid Makruf, SE, ST, DR. H.S. Adi Suparto. Komisaris Utama: Winarti. Direktur Utama: Kanti Wiyoto. Direktur II: Edit Suwantara, SE. Direktur III: Agung Budiarto. Pimpinan Redaksi: Kanti Wiyoto. Wakil Pimred: Yon Taufik Hidayat. Bendahara : Surono, Hj. Mintarti, ST. Dewan Redaksi: Kanti, Winarti. Redaktur Pelaksana: Agung Budiarto, Hartono Basingkem, Ir. Prayudi Bahagia RW, Edi Sunarko RD, Bayu Wijayanto, S.Sos, Gembong Pranowo, SH. Humas: Futi’ah SE. Kordinator Liputan: Syamsudin. Fotografer: Wendy Eko Winarto. Manager Marketing: M. Edy Fathurokim. Marketing: Guntur Samsul Hadi ST., Yoyok Sumargono. Surat Izin Usaha Crew dan Wartawan: Kota/Kab. Kediri: Joko D., Susi, Johan Wahyudi, M. Ali Faizin, Supriyono, M. Shulthon I. S.. Nganjuk, Bojonegoro: Rambu Magdalena, Joko Kustono. Suara Blitar: Agus Imam S. Tulungagung/Trenggalek: Rudi Penerbitan Pers: L, Irul. Wartawan Surabaya, Sidoarjo: Slamet, Agus Cahyono S. Pasuruan: Fikri Setiawan, Badri. Bangkalan, Sampang, Pamekasan:Wahyudi Hermawan. Gresik: Syamsudin. Jombang: Slamet W, Puji. Mojokerto: Gunadi. Kabiro Kota/ SK Menkum Ham Kab Madiun, Magetan, Ngawi: Drs. Suyanto. Magetan, Ngawi: Eko Setiyowati. Pacitan: Ir. Prayudi Bahagia RW, Yon Taufik Hidayat. Banyuwangi: Syamsudin. Malang Raya: C. Junaedi (Kabiro). Kota/Kab. Probolinggo, Lumajang: Edi Nomor: Sunarko RD (Kabiro). Bondowoso, Situbondo: Bambang Sulistiono. Biro Jawa Barat, Jakarta: Ahmad Faisholihin. Biro Cepu: Sucipto Achmad Najib. Perwakilan Jawa Tengah: Mulyono RS. Perwakilan Bali: Nyoman. Perwakilan AHU-62124.AH.01.01 Maluku: Yohanes. Perwakilan Kalimantan Tengah, Biro Gunung Mas: Mandau Suwandi. Perwakilan Sumareta Selatan: Hasan Bakri. Kabiro Kota Lubuklinggau, Kab. Musi Rawas: Abu Hasan Azhari. Perwakilan Kepulauan Riau: Tahun 2013. Ekowanto. Biro Kota Batam: Asriaadi, ST. Perwakilan Sulawesi Selatan: Adnan. Perwakilan Propinsi Jambi: Sugianto. Perwakilan Provinsi Banten: Eduward Manurung. Biro Kab. Tangerang:Nurhasan, Udin Hasanudin. Kota Tangerang: Irfan Efandi, Neneng A’ung. Desain/Layout: Irul. Penanggungjawab: No. Rekening BRI Cabang Wonorejo Kecamatan Wates Kabupaten Kediri. No. 6271-01-000106-50-4. A/N. Winarti. No. Rekening Bank Jatim Capem Wates Kabupaten Kediri. No. 0782015257. A/N: Winarti. Website: Kanti Wiyoto www.suaramedianasional.com. Email: suaramedianasional@gmail.com. Percetakan PT . Citra Cetak Pratama Sidoarjo. Isi diluar tanggungjawab percetakan. Kantor Biro Ponorogo: Jl. Basuki Rahmat No.17 A Ponorogo, contact person: 081231515435. Kabiro: Ir. Prayudi Bahagia RW. Wartawan: Anny Hidayati, Tri Purwanto Budi Wiyono. Waspadai Wartawan Suara Media Nasional yang memegang Kartu Pers yang namanya tidak tercantum dalam BOK REDAKSI bukan tanggung jawab Redaksi. Bila Anda ingin berlangganan, Keluhan serta informasi. Bisa mengirim surat untuk redaksi kami, kirim dengan identitas diri ke Kantor Pusat “SUARA MEDIA NASIONAL” di Dusun Plaosan Desa Plaosan Kecamatan Wates Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Telp/Fax. (0354) 691147, 081231515435, 081234225711, 085645867811. Kami hanya memuat iklan berdasarkan order yang masuk dari pemasang iklan dan bila mana ada iklan yang tidak termuat harap menghubungi kantor redaksi “SUARA MEDIA NASIONAL”. Tidak dibenarkan meminta imbalan sesuatu dari nara sumber. Harga iklan: 1 Halaman (325x513 mm) Warna Rp 15.000.000., Hitam Putih Rp 12.000.000. 1/2 Halaman (325x256 mm) Warna Rp 10.000.000. / Hitam Putih Rp 8.000.000. 1/4 Halaman (325x128 mm) Warna Rp 7.500.000. / Hitam Putih Rp 5.000.000. 1/8 Halaman (325x64 mm) Warna Rp 3.000.000. / Hitam Putih Rp 2.000.000. Iklan Kartu Nama (85x56 mm) Warna Rp 1.000.000,- / Hitam Putih Rp 750.000. Iklan Warna: Rp 12.000/mmk, Iklan Hitam Putih: Rp 8.000/mmk.

Penerbit: PT. SUARA MEDIA NASIONAL

“Jika pers merugikan, jangan main hakim sendiri, gunakan hak jawab atau adukan ke Dewan Pers”. (Pesan ini disampaikan Suara Media Nasional dan Dewan Pers). Gedung Dewan Pers, Lantai 7-8. Jl. Kebon Sirih 34, Jakarta 10110 Tel. (021) 3521488. 3504874. 3504874-75. Fax. (021) 3452030. Email: dewanpers@cbn.net.id. Twitter: @dewanpers. Website: dewanpers.or.id / www.persscouncil.or.id


KEDIRI RAYA Edisi 173 / VII / 16 - 22 Februari 2015

Dari Kediri untuk Indonesia

Goa Selomangleng Kediri

3

Simpang Lima Gumul Kediri

Bupati Jadi Arsitek Penanggulangan Erupsi Gunung Kelud 2014

Bupati Kediri dr. Hj. Haryanti Sutrisno meninjau kembali lokasi erupsi gunung Kelud Kediri, SMN - Kedahsyatan erupsi Gunung Kelud pada tanggal 13 Pebruari 2014 setahun lalu masih segar diingatan kita semua. Pada saat itu hari Kamis pukul 21.55 Wib. Gunung Kelud meletus dengan suara keras menggelegar dan memuntahkan material yang membumbung tinggi ke angkasa sampai 17 Km. Berbagai ukuran batu, kerikil, debu panas bertaburan ke seluruh wilayah sekitar Gunung Kelud, sedang debu merata ke seluruh pelosok

Kabupaten Kediri, dengan ketebalan pasir dan debu sekitar 10 s/d 30 cm. Esok harinya debu masih mengguyur sampai wilayah Kabupaten Nganjuk, Jombang, Malang, Madiun dan daerah Jatim lainnya. Bahkan sampai sore hari Jum’at 13 Pebruari 2014 debu sudah sampai ke wilayah Jawa Barat dan Mataram. Selain itu Bandara se Jawa Bali ditutup sementara sampai waktu pembersihan debu selesai sesuai keparahan dampak debu

Gunung Kelud di bandara tersebut. Kerusakan paling parah akibat erupsi Gunung Kelud adalah desa-desa terdekat dari radius Gunung Kelud yaitu di wilayah Kecamatan Puncu, Kepung, dan Ngancar. Desa yang mengalami rusak terparah Desa Laharpang, Besowo dan Kebonrejo. Disini banyak rumah dan bangunan lainnya hancur atapnya, pertanian dan perkebunan rusak dan hangus. Kerusakan paling luas adalah sektor pertanian akibat pasir dan debu panas meliputi 6 Kecamatan yaitu Ngancar, Kepung, Puncu, Plosoklaten, Wates dan Kandangan. Namun demikian masyarakat Kabupaten Kediri masih tetap bersyukur karena erupsi Gunung Kelud sedahsyat itu tidak satupun korban manusia meninggal. Selain itu penanganan terhadap para pengungsi dan pengamanan harta benda berharga milik pengungsi dapat diamankan. Harta benda bergerak khususnya ternak yang banyak dimiliki warga di lereng Gunung Kelud juga dapat terselamatkan dan tidak ada yang mati serta tidak ada penjualan ternak besar-besaran secara murah meskipun ternak tidak jadi diungsikan. Dalam 1 tahun pasca erupsi

Gunung Kelud pada hari ini, semua sudah kembali normal mulai dari pembenahan kondisi rumah yang rusak, bangunan sekolah, saluran air, pertanian, peternakan, dan pariwisata. Roda kehidupan masyarakat sudah berjalan lancar seperti sebelum erupsi Gunung Kelud, para petani dan peternak maupun pengusaha kecil sudah melaksanakan aktifitasnya seperti sediakala. Bahkan pasca erupsi Gunung Kelud saat ini sudah banyak menampakkan manfaat dan keuntungan bagi warga sekitar seperti lahan pertanian lebih subur dan pengunjung ke wilayah Gunung Kelud sudah mulai banyak serta jutaaan material pasir dan kerikil sudah banyak yang memanfaatkan. Semua tersebut tidak lepas dari peran Bupati Kediri dr. Hj. Haryanti Sutrisno yang berperan sebagai arsitek penanggulangan bencana Gunung Kelud pada Tahun 2014. Setelah status Waspada Gunung Kelud pada tanggal 2 Pebruari 2014 ditetapkan oleh PVMB (Pusat Vulkanonologi dan Mitigasi Bencana) Bandung. Sesaat setelah penetapan tersebut dr. H. Haryanti Sutrisno langsung melakukan rapat koordinasi dengan seluruh

anggota Satlak Penanggulangan Bencana Kelud Kabupaten Kediri untuk melaksanakan tugas secara aktif mulai saat itu sesuai dengan tugas bidang masing masing. Dalam rapat koordinasi dr. Hj. Haryanti Sutrisno memerintahkan dan menekankan kepada seluruh anggota Satlak Penanggulangan Gunung Kelud untuk mengutamakan pada penyelamatan nyawa manusia. Beliau mengatakan bahwa kesuksesan Satlak dalam penanggulangan Gunung Kelud adalah Zero korban. Untuk itu setiap bidang Satlak harus bekerja secara sungguh-sungguh untuk memprioritaskan nyawa manusia. Mulai saat itu sesuai perintah dr.Hj. Haryanti Sutrisno, Dinas Kominfo yang berperan sebagai Kepala Penerangan Satlak selalu melakukan koordinasi dan memantau kondisi Gunung Kelud dengan Bagian Vulkanologi Gunung Kelud di Ngancar. Selanjutnya secara rutin menginformasikan ke masyarakat melalui broadcast handphone, HT (Handy Talky), radio komunitas, radio swasta dan lembaga penyiaran lainnya seperti ORARI, RAPI sebanyak 2 kali sehari, yaitu pada pukul 6 pagi dan 6 sore.

Informasi tersebut meliputi suhu udara, suhu kawah, kelembaban, getaran tektonik dalam, tektonik jauh dan tektonik luar serta status Gunung Kelud. Selain itu informasi penting lainnya seperti titik kumpul evakuasi, tempat pengungsian, jumlah pengungsi di masing-masing pengungsian, kondisi pengungsi, sarana dan prasarana di tempat pengungsian dan informasi penting lainnya sampai penanganan pasca erupsi Gunung Kelud selalu diinformasikan kepada masyarakat dan para pencari berita. Sesaat setelah Erupsi Gunung Kelud, Bupati Kediri dr. Hj. Haryanti Sutrisno memerintahkan Satlak untuk memprioritas penanganan pengungsi, tempat pengungsian, makanan dan minuman, pakaian dan kesehatan pengungsi. Mulai saat itu dr. Hj. Haryanti Sutrisno secara langsung selalu mengecek kondisi seluruh pengungsi dan tempat pengungsian serta kelengkapan sarana dan prasarana yag diperlukan dalam pengungsian. Pembersihan jalan-jalan yang tertutup pasir dan debu langsung dikerjakan Satlak bersama TNI, Polri dan masyarakat demi kelanca-ran lalu

lintas. Selain itu pembenahan atap-atap rumah, sekolah dan bangunan lainnya segera dilaksanakan. Setelah satu bulan perbaikan dan pembenahan rumah sudah siap layak huni. dr. Hj. Haryanti Sutrisno memimpin seluruh anggota Satlak untuk berkonsentrasi pada pengembalian pengungsi dan memulihkan roda perekonomian pengungsi melalui bantuan dinas terkait disesuaikan mata pencaharian warga. Pada saat itu dr.Hj.Haryanti Sutrisno menghimbau kepada para donator untuk membantu khususnya sarana dan prasarana pertanian seperti benih jagung, sayur mayur, pupuk organik, dan pakan ternak. Hal ini dikarenakan mayoritas warga yang terdampak erupsi Gunung Kelud adalah petani dan peternak. Selanjutnya perbaikan sarana dan prasarana sumber air lama yang rusak maupun pencarian sumber air baru, bak penampungan air dan saluran air bersih ke warga selalu digalakkan. Selain itu untuk mengembalikan habitat lingkungan Gunung Kelud yang rusak, dalam satu tahun ini penghijauan di lereng Gunung Kelud terus selalu digalakkan oleh dr. Hj. Haryanti Sutrisno. (kan/hms/adv)

GTT Ngeyel Ingin Jadi PNS, Bupati Nganjuk Naik Pitam Nganjuk, SMN - Menuntut diangkat menjadi PNS, Guru Tidak Tetap (GTT) dan Pegawai Tidak Tetap (PTT) di lingkungan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga (Dikpora) Pemkab Nganjuk, Senin (9/2) mengepung Kantor Bupati Nganjuk di Jl Basuki Rahmad. Karena aksi tersebut, Bupati Nganjuk Drs Taufiqurrahman sempat naik pitam lantaran banyak murid yang terlantar dan tidak mendapat pelajaran. “Saya tidak ingin ada GTT dan PTT melakukan aksi lagi karena akan banyak anak didik yang tidak mendapatkan pelajaran,” ujar Bupati Taufiqurrahman saat menemui perwakilan GTT dan PTT di ruang

rapat sekretariat kabupaten. Menurut Bupati Taufiqurrahman, untuk mengangkat 1.178 GTT dan PTT harus melibatkan banyak pihak. Tidak hanya Pemkab Nganjuk maupun DPRD saja, tetapi juga harus melibatkan Badan Kepegawaian Nasional (BKN), Kemenpan dan Kementerian Keuangan. Namun demikian, Bupati Taufiqurrahman mengaku sudah sering melakukan koordinasi dengan kementerian tersebut tetapi hasilnya tetap belum jelas. Karena itu Bupati Nganjuk menawarkan solusi kepada GTT dan PTT untuk menjadi tenaga kontrak. “Tidak usah dijelaskan lagi, saya

sudah tahu permasalahannya tetapi dalam hal ini keputusan bukan saja tergantung dari Pemkab Nganjuk saja melainkan sejumlah kementerian,” papar Taufiqurrahman. Mendapat jawaban tersebut, para perwakilan GTT dan PTT tidak setuju jika hanya diangkat sebagai tenaga kontrak. Karena tuntutan GTT dan PTT harus diangkat menjadi PNS sesuai dengan database. Perwakilan GTT dan PTT Sajianto menjelaskan sebanyak 1.178 orang menuntut kejelasan terkait pengangkatan PNS mereka. Tetapi realitas di lapangan, Pemkab Nganjuk maupun BKD terkesan mengabaikan nasib para tenaga honorer

yang berada di jajaran Dinas Dikpora. “Kami seringkali hanya mendapatkan janji untuk diangkat menjadi PNS. Tetapi sejak 2005 nasib kami tetap tidak berubah,” ungkapnya saat melakukan orasi. Sajianto juga merasa bahwa perwakilan GTT dan PTT merasa diintimidasi dan diancam akan dipecat jika terus melakukan aksi. “Kami merasa diintimidasi dan diancam akan dipecat jika kami terus melakuan aksi,” teriak Sajianto di depan massa GTT dan PTT. Karena merasa mendapat tekanan, massa GTT dan PTT justru akan terus melakukan aksi setiap hari di depan Kantor Bupati Nganjuk. “Kami

tidak takut dalam memperjuangkan hak kami, dan kami akan terus melakukan aksi,” tegas Sajianto yang disambut dengan sorak sorai massa. Sekadar diketahui, ribuan GTT dan PTT Nganjuk telah melakukan banyak cara untuk memperjuangkan nasibnya agar diangkat menjadi PNS. Di antaranya pernah menginap di Pendopo Kabupaten Nganjuk. Kemudian berkali-kali mengerahkan massa untuk berunjuk rasa, namun semua upaya tersebut gagal total. Demikian juga dangan aksi kali ini yang tetap saja para GTT dan PTT tersebut tidak akan pernah diangkap menjadi PNS oleh Pemkab Nganjuk. [jk/rmb/brw]

Massa GTT dan PTT menuntut diangkat menjadi PNS, Senin (9/2). Aksi ini membuat Bupati Nganjuk Drs Tafiqurrahman marah karena dianggap menelantarankan murid sekolah.

Penggunaan Metode Drill Untuk Meningkatkan Belajar Pada Operasi Penjumlahan & Pengurangan Bilangan Bulat Pada Siswa Klas VII-C SMPN 2 Semen Kabupaten Kediri Tahun Pelajaran 2014/2015 Oleh: Lilik Wahyu Fatimah, S.Pd. (Guru UPTD SMP Negeri 2 Semen Kab. Kediri)

Pendahuluan Pengajaran matematika sekolah memiliki ciri-ciri kehirarkian pada penguasaan konsep.Belajar matematika menurut Dienes (dalam Hudoyo, 1979; 108) sebagai berikut : Belajar matematika suatu struktur hierarki dimana konsep-konsep yang tingkatnya lebih tinggi dibentuk atas dasar konsep-konsep yang terbentuk sebelumnya ini berarti bahwa belajar konsep matematika tingkat lebih tinggi tidak mungkin bila prasyarat yang mendahului konsep itu belum dipelajari ( dikuasai ). Demikian pula untuk belajar matematika di jenjang yang lebih tinggi, siswa harus menguasai konsep-konsep

yang telah diberikan dijenjang yang sebelumnya. Apabila konsep-konsep matematika pada jenjang sekolah dasar sangat kurang penguasaanya maka dapat berakibat semakin sulit untuk menguasai konsep-konsep pada jenjang sekolah menengah pertama nantinya Hudoyo (1988; 4) mengatakan bahwa karena kehierarkian matematika itu, maka belajar matematika yang terputus-putus akan mengganggu terjadinya proses belajar mengajar matematika. Fenomena inilah yang dialami guru secara nyata dilapangan ketika melaksanakan kegiatan pemebelajaran matematika disekolah. Berdasarkan survei pada siswa baru kelas VII sebanyak 82 siswa ternyata terdapat lebih dari 30 siswa yang belum menguasai kemampuan berhitung operasi penjumlahan dan pengurangan bil bulat. Hal ini akan menjadi masalah yang semakin besar selama proses pembelajaran matematika berlangsung nantinya karena penguasaan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat sangat dibutuhkan sebagai prasyarat untuk belajar konsep-konsep baru yang akan

dipelajari dijenjang Sekolah Menengah Pertama. Sebenarnya permasalahan ini sangat mungkin tidak hanya terjadi disekolah tertentu saja. Menurut pengamatan, ditinjau dari segi sosio geografis terdapat sekolah-sekolah diwilayah Kabupaten Kediri yang memiliki kesamaan karakteristik. Adapun kesamaan karakteristik tersebut adalah sekolah terletak di wilayah tertentu yaitu daerah perbukitan khususnya wilayah semen bagian barat yang agak terpencil. Hal ini mengakibatkan rendahnya kualitas input (siswa baru) bagi sekolah tersebut karena kwalitas sekolah dasar di wilayah tersebut cenderung rendah dan motivasi orang tua khususnya dan masyarakat secara umum masih tergolong rendah dalam pendidikan. Pemberian metode DRILL atau latihan menyelesaikan soal-soal yang kontinyu sesuai dengan materi yang dipelajari akan sangat mendukung pencapaian tujuan pembelajaran. Selain itu metode ini juga melatih cara bertanggung jawab dan jiwa kemandirian karena dilaksanakan per

individu dengan bimbingan guru sehingga bisa mengoptimalkan kemampuan siswa. Hasil dan Analisa Penelitian Siklus Ke – 1 Selama siklus ke-1 berlangsung ternyata masih terdapat kelemahan dan kekurangan pengajar yang harus diperbaiki, yaitu : ü Pengajar perlu memperbaiki cara penyampaian materi dan penjelasan pada siswa dengan tidak berbelit-belit, tapi sesuai dengan urutuan yang logis ü Pengajar harus memberikan lebih banyak soal-soal latihan yang bervariasi. ü Pengajar harus dapat memfasilitasi siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. ü Pengajar harus lebih memotivasi siswa agar lebih tertarik dan aktif dalam pembelajaran. Siklus Ke-2 Pada siklus ke-2 terdapat perkembangan yang positif karena adanya perbaikan dari kelemahan-kelemahan selama siklus ke-1. Adapun kelemahan yang masih ada selama siklus ke – 2

Kesimpulan 1. Metode DRILL dapat digunakan sebagai upaya alternatif dalam percepatan penguasaan kemampuan berhitung operasi penjumlahan dan

Sambungan dari hal. 1

Sambungan dari hal. 1 dikan jenasah karena harus menunggu modin yang kita panggil dari Lamongan,”cerita Suparman salah satu warga Dusun Ngapus dalam dialog tersebut. Aspirasi tersebut langsung mendapat tanggapan dari Wakil Bupati Hj.Mundjidah Wahab yang mengatakan akan mengirim ustadz untuk memberikan pelatihan bagi warga dalam hal merawat jenasah. “atau bagi yang berminat bagi putra putri desa ini bisa dimasukkan ke Ponpes Tambakberas,sekaligus nanti bisa menjadi kader desa ini,”kata Wabup yang juga menjadi pengasuh di Ponpes tersebut. Dialog yang selesai hingga jam 11 malam tersebut berlangsung sangat gayeng beberapa masukan dan keinginan warga semisal tambahan lampu penerangan jalan, per-

Siklus Ke-3 Pada siklus ke-3 juga terdapat perkembangan yang sangat positif baik upaya pengajar dalam mengelola kegiatan pembelajaran maupun tanggapan siswa selama proses kegiatan pembelajaran.

Hal ini dibuktikan dengan kelemahan-kelemahan yang masih ada pada siklus ke-1 dan siklus ke-2 telah diperbaiki pada siklus ke-3 dan siswa yang sebelumnya masih kurang aktif dan termotivasi serta hasil pos tes yang masih belum memuaskan telah memberikan tanggapan positif pada keseluruhan proses kegiatan pembelajaran dengan ditunjukkan hasil pos tes yang maksimal. Penjelasan diatas berupa hasil data maupun refleksi dan revisi setiap siklus dapat semakin jelas jika tampilan data setiap siklus pada lembar observasi dan angket ditampilkan bersama. Pada setiap lembar observasi dan angket yang hasil setiap putaran ditampilkan bersama akan menunjukkan proses perpatan penguasaan kemampuan siswa yang positif. Hasil data pos tes pada setiap siklus juga memperlihatkan hasil percepatan penguasaan kemampuan siswa apabila ditampilkan bersama dari setiap siklus.

pengurangan bilangan bulat pada siswa baru kelas VII di SMP Negeri 2 Semen 2. Proses yang positif dalam percepatan penguasaan kemampuan berhitung operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat melalui metode DRILL pada siswa baru kelas VII di SMP Negeri 2 Semen 3. Hasil yang positif dalam percepatan penguasaan kemampuan berhitung operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat melalui metode DRILL pada siswa baru kelas VII di SMP Negeri 2 Semen. Daftar Pustaka Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2005. Azar, Arsyad, Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta, 2002 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : rineka Cipta, 2006 Gintings,A., Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Humaniora, 2008 Suharsimi, Arikunto, Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta, 2002

Pelayanan Terbaik

Bupati Nyono Ngetril Ngapus. Pada malamnya setelah istirahat sejenak dan selesai menjalankan sholat isya’ berjamaah di Masjid Dusun Ngapus yang masih dalam kondisi 50 persen jadi, Bupati Nyono Suharli mengajak warga Dusun Ngapus untuk berdialog hal ini bertujuan untuk mengetahui aspirasi maupun apa yang diinginkan oleh warga. Dialog yang berlangsung gayeng tersebut juga diikuti Wakil Bupati,Sekda,Ketua DPRD Jombang,Jajaran Forpimda serta pejabat pemkab Jombang yang dengan antusias mendengarkan aspirasi dari warga. “Mohon pak bupati didesa kami ini belum ada modin desa ,pernah ketika ada orang meninggal kita harus menunggu lama untuk meman-

antara lain : ü Pengajar belum menfasilitasi kegiatan kelompok secara baik agar siswa dapat lebih aktif dan antusias melakukan kegiatan kelompok dengan berperan sesuai petunjuk yang ada. ü Keaktifan dan motivasi siswa dalam kegiatan kelompok masih perlu lebih ditingkatkan lagi. Agar memperoleh hasil maksimal khususnya pada nilai pos tes yang pada siklus ke-2 sudah ada peningkatan namun masih belum maksimal. ü Adapun perbaikan yang harus diperhatikan oleh pengajar untuk dilakukan pada siklus ke-3 adalah pengajar dapat mendorong siswa untuk lebih akti dalam kegiatan pembelajaran dan lebih memotivasi siswa untuk senang dan antusias sehingga dapat memperoleh nilai pos tes yang maksimal.

Bupati Nyono Suharali saat bermalam di Masjid, dan melekan sambil berdialog dengan Warga

baikan jalan desa maupun pembangunan sarana MCK disampaikan langsung kepada bupati yang langsung mendapatkan solusi dan tanggapan dari dinas terkait. Untuk menunjang pendidikan bagi anak anak,Warga juga mengusulkan

untuk didirikan PAUD di desa itu. Disela dialog dengan warga, bupati bersama Forpimda menyerahkanbantuan untuk masjid, santunan kepada 40 anak yatim piatu dan 100 buah sembako untuk warga. (AndikJodi_Humas/met/adv)

pelaksanaan pembangunan bidang pemerintahan umum di aula Sasana Bhakti Praja Kementerian Dalam Negeri kemarin (12/2) lalu. Kementerian Dalam Negeri memberikan penghargaan kepada Gubernur Jawa Timur karena di pandang Pemerintah Provinsi Jawa Timur mampu mewujudkan pelayanan kepada masyarakat secara baik dan cepat serta menciptakan sebuah inovasi untuk mendekatkan pelayanan pemerintah melalui sistem pemrosesan dokumen terpadu dalam satu tempat atau loket di tingkat kecamatan yang merupakan salah satu agenda prioritas Presiden Republik Indonesia. Pada kesempatan yang sama di hadapan seluruh para tamu dan undangan, Tjahjo Kumolo juga memuji Gubernur Jawa Timur atas

pengelolaan BUMD yang terbaik di seluruh pemerintah Provinsi se-Indonesia dan berharap agar provinsiprovinsi lainnya untuk mau belajar kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam pengelolaan BUMD. Pemerintah Provinsi Jawa Timur kembali mendapat apresiasi berupa trophi penghargaan dari Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia atas peran sertanya dalam mewujudkan sistem pelayanan administrasi terpadu kecamatan (PATEN) yang baik kepada masyarakat. Hal ini disampaikan oleh Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo pada acara rapat peresmian hasil-hasil pelaksanaan pembangunan bidang pemerintahan umum di aula Sasana Bhakti Praja Kementerian Dalam Negeri kemarin(12/2). Kementerian Dalam Negeri

memberikan penghargaan kepada Gubernur Jawa Timur karena di pandang Pemerintah Provinsi Jawa Timur mampu mewujudkan pelayanan kepada masyarakat secara baik dan cepat serta menciptakan sebuah inovasi untuk mendekatkan pelayanan pemerintah melalui sistem pemrosesan dokumen terpadu dalam satu tempat atau loket di tingkat kecamatan yang merupakan salah satu agenda prioritas Presiden Republik Indonesia. Pada kesempatan yang sama di hadapan seluruh para tamu dan undangan, Tjahjo Kumolo juga memuji Gubernur Jawa Timur atas pengelolaan BUMD yang terbaik di seluruh pemerintah Provinsi se-Indonesia dan berharap agar provinsi-provinsi lainnya untuk mau belajar kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam pengelolaan BUMD. (syam)


4

Potret

Edisi 173 / VII / 16 - 22 Februari 2015

Bupati Syahri Buka Olimpiade Olahraga Siswa Nasional Tulungagung, SMN - Guna memperoleh atlit-atlit muda yang memiliki prestasi membanggakan, yang bisa mewakili Kabupaten Tulungagung baik di tingkat regional maupun di tingkat nasional, perlu adanya upaya pembinaan dan pen-jaringan secara dini, seperti Olimpiade Olahraga Siswa Nasional antar Pelajar Sekolah Dasar/MI, yang saat ini sedang dilaksakan di Tulungagung. Demikian antara lain dikatakan

oleh Bupati Tulungagung Syahri Mulyo, SE. MSi, ketika membuka acara Olimpiade Olahraga Siswa Nasional antar Pelajar Sekolah Dasar/MI Tingkat Kabupaten Tulungagung di Lapangan Rejoagung, Tulungagung, Selasa, 10 Februari 2015. Karena itu, Bupati berharap, dengan kegiatan Olimpiade ini dapat memacu semangat bagi kita untuk lebih meningkatkan pembinaan olahraga anak-anak kita di usia

dini dan dapat membentuk mereka menjadi pribadi-pribadi yang sehat jasmani dan rokhani, berkarakter serta mandiri. Sementara itu Suharno, selaku Ketua Panitia melaporkan bahwa kegiatan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional antar Pelajar Sekolah Dasar Tingkat Kabupaten Tulungagung ini dimulai Selasa, 10 Pebruari sampai dengan Sabtu, 14 Pebruari 2015, diikuti oleh 19 kontingen dari 19 Kecamatan. Sedangkan

penyelenggaraannya berlangsung dibeberapa tempat dan untuk lomba renang dilak-sanakan di kolam renang Vidia Tirta, Kelurahan Kutoanyar. Pembukaan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional antar Pelajar Sekolah Dasar/ MI Tingkat Kabupaten Tulungagung, berlangsung meriah, ditandai dengan pelepasan balon ke udara oleh Bupati Tulungagung. Berbagai kegiatan digelar diantaranya Senam Irama Ceria

Para atlet berprestasi pada pembukaan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional di Kab. Tulungagung

diikuti sekitar 5.000 anak Paud dan TK. Dilanjutkan dengan atraksi dari 19 kontingen yang masing-masing kontingen mempertunjukkan kebo-

lehannya dalam bermain kesenian khas Kabupaten Tulungagung Reog Gendang sedangkan diakhir acara berlangsung atraksi Polisi Tertib

Lalulintas yang diperagakan oleh siswa-siswi dari SD Negeri 1 Kedungwaru, yang menambah suasana semakin semarak. (rud)

KLB Demam Berdarah

Pemkab Blitar Gelar Kerja Bakti Serentak Bupati Blitar H. Herry Noegroho di dampingi Ibu Hj.Era Herry Noegroho, Ibu Nini Rijanto dan Ketua Dharma Wanita serta beberapa Kepala SKPD mengunjungi 6 lokasi di Desa Jugo Kesamben

Blitar, SMN - Pemerintah Provinsi Jawa Timur termasuk Pemerintah Kabupaten Blitar telah menyatakan Kejadian Luar Biasa (KLB) Demam Berdarah beberapa waktu lalu. Ini mengingat kasus sudah tinggi. Bahkan di kabupaten Blitar ini, 3 korban meninggal dunia akibat serangan nyamuk aides aegypti ini selama Tahun 2015. Terkait hal itu, Bupati Blitar menyerukan agar menggalakan Pemberantasan Serangan Nyamuk (PSN) oleh seluruh komponen masyarakat juga malalui kerja bakti. Untuk itu, Jumat (6/2), seluruh

kecamatan di Kabupaten Blitar menggelar kerja bakti serentak. Bupati Blitar, H. Herry Noegroho mengikuti kerja bakti di Kecamatan Kesamben sedangkan Wakil Bupati Blitar, H. Rijanto di Kecamatan Sutojayan yang didampingi oleh Sekretaris Daerah, Drs. Palal Ali Santoso,MM serta beberapa kepala SKPD. Dalam kunjungannya tersebut Bupati Blitar mengajak masyarakat terus melakukan langkah preventif yakni dengan membiasakan hidup sehat dan bersih. Juga meningkatkan kegiatan PSN ,mengingat langkah

ini murah dan efektif .Pasalnya menggunakan fogging biaya lebih mahal. Orang nomor satu di Kabupaten Blitar yang di dampingi Ibu Hj.Era Herry Noegroho, Ibu Nini Rijanto dan Ketua Dharma Wanita serta beberapa Kepala SKPD mengunjungi 6 lokasi di Desa Jugo Kesamben, antara lain : SD Jugo 2, SD V dan empat perumahan warga. Bupati Blitar sempat berbincang dengan warga sekali-gus menghimbau agar warga waspada dengan selalu menjaga kebersihan dan kesehatan. Hal senada juga diungkapkan oleh wakil Bupati Blitar, H. Rijanto.

Dalam kunjungannya di Kelurahan Sutojayan, orang nomor dua di Kabupaten Blitar ini menghimbau, masyarakat agar meningkatkan kewaspadaannya mengingat wabah penyakit demam berdarah bisa menyerang siapa saja dan kapan saja. Pola hidup bersih dan sehat harus selalu diterapkan. Gema Pramantik juga harus digalakkan. Untuk itu, Wabup berpesan pada Muspika, lembaga-lembaga pendidikan dan seluruh warga Kecamatan Sutojayan agar saling bekerjasama melaksanakan kerjabakti. Dalam kesempatan itu, Wabup

beserta rombongan mengunjungi 5 titik lokasi di Kelurahan Sutojayan. Wabup menyempatkan diri untuk berdialog dengan warga dan selalu berpesan, untuk menjaga pola hidup bersih dan sehat agar terhindar dari penyakit terutama demam berdarah yang saat ini sedang mewabah. Demam Berdarah mewabah 4 tahun sekali. Sebagai bentuk empati, relawan dari PMI, pelajar dan petugas medis dari Puskesmas Sutojayan membagikan abate. Bahkan fogging juga dilakukan pada jumat (6/2) di RT 02, RW 05. Sementara absen di Puskes-

Bupati Blitar mengajak masyarakat terus melakukan langkah preventif yakni dengan membiasakan hidup sehat dan bersih. Juga meningkatkan kegiatan PSN, mengingat langkah ini murah dan efektif. Pasalnya menggunakan fogging biaya lebih mahal. mas Sutojayan jumlah pasien Demam Dengue sebanyak 3 orang, dan suspect juga 3 orang. Seperti diketahui, dari sebuah sumber, Demam berdarah atau demam dengue (disingkat DBD) adalah infeksi yang disebabkan oleh virus dengue. Nyamuk atau beberapa jenis nyamuk menularkan (atau menyebarkan)virus dengue. Demam dengue juga disebut sebagai “breakbone fever” atau “bonebreak fever” (demam sendi), karena demam tersebut dapat menyebabkan penderitanya mengalami nyeri hebat seakan-akan tulang mereka patah.

Sejumlah gejala dari demam dengue adalah demam; sakit kapala; kulit kemerahan yang tampak seperti campak; dan nyeri otot dan persendian. Pada sejumlah pasien, demam dengue dapat berubah menjadi satu dari dua bentuk yang mengancam jiwa. Yang pertama adalah demam berdarah (saluran yang mengalirkan darah), dan rendahnya tingkat trombosit darah (yang menyebabkan darah membeku). Yang kedua adalah sindrom renjat dengue, yang menyebabkan tekanan darah rendah yang berbahaya. (mam/adv/hms)

Penerapan Model Pembelajaran Hands On Activity Guna Meningkatkan Pemahaman Belajar Bahasa Inggris Pada Siswa Kelas VIII MTsN Mojoroto Kota Kediri Tahun Pelajaran 2014/2015 Oleh: Mujianto, S.Pd. (Guru MTsN Mojoroto Kota Kediri)

Pendahuluan Siswa di MTsN Mojoroto mengalami kesulitan dalam menangkap maeri pelajaran, hal ini ada beberapa hal yang menjadi permasalahan. Salah satunya pelajaran terlalu ditekankan pada tata bahasa (dan bukan pada percakapan), tetapi siswa jarang diberi arahan mengenai bagaimana dan apa fungsi dari unsur-unsur tata bahasa yang mereka pelajari tersebut. Berdasarkan hasil kuestioner dan hasil tes pada para siswa, terlihat bahwa rata-rata siswa menguasai pola-pola tata bahasa Inggris (misalnya struktur untuk simple present tense, dan lain-lain) tetapi, siswa tidak mengetahui kapan struktur tersebut harus digunakan dan bagaimana pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari. Ini merupakan hal yang sangat luar biasa karena Bahasa Inggris, sama halnya seperti Bahasa Indonesia, akan lebih bermanfaat jika dapat digunakan dan diaplikasikan meskipun secara tata bahasa siswa tidak terlalu menguasainya. Bukan berarti bahwa pembelajaran tata bahasa ini tidak penting, tetapi perlu sekali teori-teori tersebut dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari.

Penggnaan model pembelajaran yang biasa disajikan oleh guru dalam pembelajaran hanya dapat mengembangkan hal kognitif saja. Padahal penerapan pembelajaran di ruang kelas merupakan upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk menghadapi tantangan dunia global di masa depan. Guru bertugas untuk memudahkan pembelajaran sesuai dengan keadaan diri masing-masing siswa. Di sini, ditekankan bahwa dalam pemilihan kegiatan pembelajaran yang akan disampaikan harus ditujukan untuk dapat mengembangkan potensi siswa secara optimal. Oleh karena itu, dalam melakukan pembelajaran di kelas, guru harus memberikan ruang bagi murid untuk berkreatifitas dan terlibat secara aktif sepanjang proses pembelajaran. Hasil Penelitian Dan Pembahasan Siklus I Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada bulan September 2013 di Kelas VIII jumlah siswa 42 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan

siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan,dengan menerapkan pembelajaran dengan Hands onActivity diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 71dan ketuntasan belajar mencapai 69% atau ada 29 siswa dari 42 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ³ 65 hanya sebesar 69% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih mer asa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan menerapkan pembelajaran dengan Hands on Activity . Siklus II Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 di Kelas VIII dengan jumlah siswa 42 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar

yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif II.Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut; nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 75 dan ketuntasan belajar mencapai 78% atau ada 33 siswa dari 42 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan kemampuan berbicara siswa ini karena setelah guru menginformasikan bahwa setiap akhir pelajaran akan selalu diadakan tes sehingga pada pertemuan berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa juga sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan diinginkan guru dengan menerapkan pembelajaran dengan Hands on Activity . Siklus III Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III dilaksanakan pada bulan Nopember 2013 di Kelas VIII dengan jumlah siswa 42 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III dengan tujuan

untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif III. Adapun data hasil penelitian pada siklus III adalah sebagai berikut. berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar 75 dan dari 42 siswa telah tuntas sebanyak 38 siswa dan 4 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 90% (termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan kemampuan berbicara pada siklus III ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran dengan Hands onActivity sehingga siswa menjadi lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti ini sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi yang telah diberikan. Pembahasan Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan Hands onActivity memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari siklus I, II, dan III) yaitu masing-masing 69%, 78%, dan 92%. Pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai. Berdasarkan analisis data, diperoleh

aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar dengan menerapkan model pengajaran Hands on Activity dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai ratarata siswa pad setiap siklus yang terus mengalami peningkatan. siswa dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia dengan model pengajaran Hands on Activity yang paling dominan adalah, mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif. Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langkah-langkah kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan pengajaran konstekstual model pengajaran berbasis masalah dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep, menjelaskan materi yang sulit, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab dimana prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar. Kesimpulan 1. Model pengajaran Metode Pembelajaran Hands on Activity dapat meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Inggris . 2. Pembelajaran dengan Metode Pembelajaran Hands on Activity memiliki dampak positif dalam mening-

katkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (69%,), siklus II (78%), siklus III (90%). 3. Model pengajaran Metode Pembelajaran Hands on Activity dapat menjadikan siswa merasa dirinya mendapat perhatian dan kesempatan untuk menyampaikan pendapat, gagasan, ide dan pertanyaan. 4. Siswa dapat bekerja secara mandiri maupun kelompok, serta mampu mempertanggungjawabkan segala tugas individu maupun kelompok. 5. Penerapan pembelajaran dengan Metode Pembelajaran Hands on Activity mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. DAFTAR PUSTAKA Amin, M. (2007). Apa Itu Hands on Activity?. [Online]. Tersedia: ttp:// lubisgrafura.wordpress.com [08 April 2014]. Gintings, A. (2008). Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Humaniora Harianto, A. (2009). Sinergi Katrol Mutu Pendidikan. Jawa Pos [Online]. Tersedia: OECD. (2007). A Profile of Student Performance in Reading and Mathematcs from. Yulianti, K. (2004). Penerapan Model Siklus Belajar (Learning Cycle) Pada Pembelajaran Barisan Dan Deret Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan.


Probolinggo

Edisi 173 / VII / 16 - 22 Februari 2015

BLH Kota Probolinggo

Adakan Sosialisasi Lingkungan Hidup Kepada Ketua RT/RW

epala BLH Drs. Tutang Heru Wibowo.MSi saat memberikan penjelasan kepada ketua RT/RW. (doc.11/2).

Probolinggo, SMN - Dalam rangka meningkatkan dan pengelolaan lingkungan hidup di kota probolinggo hari ini (11/2) Pemerintah Kota Probolinggo dalam hal ini Badan Lingkungan Hidup (BLH), Bidang P3KLH menggelar acara Sosialisasi Lingkungan Hidup bagi para Ketua RT/RW, POKMAS, dan Kepala Puskesmas di Dua Kelurahan yaitu Kelurahan Pilang dan Kelurahan Ketapang kota Probolinggo, yang bertempat di kantor kelurahan Pilang. Hadir dalam kegiatan tersebut Kepala BLH Drs. Tutang Heru Wibowo.MSi, Kepala Bidang

P3KLH Dwi Agustin Pudji Rahayu. SP.MSi, Camat Kademangan, Lurah Pilang, Lurah Ketapang serta 100 RT/RW dari dua kelurahan tersebut. Kegiatan sosialisasi tersebut dilakukan guna menunjang mempertahankan Adipura Kencana, Lomba Kota Sehat serta Lomba Kelurahan Berseri Tingkat Provinsi Jawa Timur. Sesuai Program kerja Bidang P3KLH acara tersebut dimaksudkan untuk Meningkatkan kepedulian Masyarakat dalam perlindungan dan pengelolaan, menjaga kelestarian, Mengembangkan agar bermanfaat, menciptakan kawasan Asri, mem-

berikan informasi program pemerintah dan sebagai evaluasi lomba kelurahan berseri dan evaluasi lomba Adipura Kencana tahun 2015. Kepala BLH Drs. Tutang selaku narasumber menjelaskan tentang kebijakan pemerintah kota tentang pengelolaan lingkungan dan sampah, yang menyoroti masih banyaknya sampah dan pembakarannya di belakang pertamanan disepanjang jalan Ketapang Pilang. Lebih lanjut Drs. Tutang mengatakan bahwa Evaluasi dari team penilai lomba Kelurahan Berseri masih perlu adanya peningkatan, peran Masyarakat utamanya ketua RT/RW sebagai motifator dilingkungan masing masing agar menjaga dan lebih peduli terhadap lingkungan. Camat Kademangan dalam paparannya menyampaikan bahwa perlu adanya komitment bersama untuk peduli lingkungan masing masing utamanya dimusim hujan saat ini, diharapkan jangan terjadi genangan air yang terlalu lama dan kepada RT/RW bila terjadi hal demikian segera memberikan informasi. BLH Kota Probolinggo akan berupaya memberikan bantuan berupa Sarana dan prasarananya dan akan melakukan sosialisasi lanjutan. (edy)

Bimtek DPRD Tidak Lagi Boleh di Hotel Blitar, SMN - Meskipun masih diperbolehkan melaksanakan bimbingan teknis (Bimtek) bagi DPRD namun pelaksanaannya tidak lagi di hotel, tetapi harus menggunakan fasilitas milik negara atau daerah. Hal ini terkait dengan terbitnya Surat Edaran (SE) Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 10 Tahun 2014 Tentang Peningkatan Efektifitas dan Efesiensi Kerja Aparatur serta Surat Edaran (SE) Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 11 Tahun 2014 Tentang Pembatasan Kegiatan Pertemuan/ Rapat di Luar Kantor. Demikian diungkapkan, Drs Heri Sarip Hidayat, Kabid Kesatuan Bangsa dan Politik, Pusat Manajemen dan Kepemimpinan Pemerintahan, Badan Diklat, Kemendagri, saat menerima kedatangan Sekretariat DPRD Kabupaten Blitar dalam acara konsultasi di Gedung Badiklat, Kemendagri, Kamis, 05 Pebruari, 2015. Sekretariat DPRD Kabupaten Blitar yang dipimpin Drs Izul Marom, MSc melakukan konsultasi ke Badan Diklat Kemendagri terkait pelaksanaan renja dan program DPRD Kabupaten Blitar, dimana dalam Tahun 2015 ini masih menganggarkan Bimtek yang dilakukan oleh pimpinan dan anggota DPRD Kabupaten Blitar. Menurut Izul, pelaksanaan

Walikota Probolinggo Sosialisasikan Minum Susu dan Makan Telur Rebus Probolinggo, SMN - Pemerintah kota probolinggo dalam upayanya mencerdaskan dan mempersiapkan generasi penerus bangsa, maka sejak dini anak anak diberikan pengetahuan tentang GISI/Protein, melalui Dinas Pertanian kota Probolinggo hari ini (12/2) digelar sosialisasi Minum Susu dan Makan Telur Rebus yang bertempat di Taman Kanak kanak (TK) Kusuma, Kelurahan Kebonsari Kulon Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo. Hadir dalam kegiatan tersebut antara lain Walikota Probolinggo Hj. Rukmini. SH. MSi, Ketua TP PKK kota Probolinggo dan seluruh pengurus, Kepala Dinas Pertanian Ir. A.Yuda Sunantya.MM.MSi, Kepala Dinas Kesehatan, Camat, Lurah, serta Seluruh Anak murid TK Sri Kusuma sebanyak 192 anak. Kepala Dinas Pertanian melalui Ketua panitia penyelenggara Kepala bidang ketahanan pangan Ir. Retno, menjelaskan bahwa acara tersebut dilaksanakan sesuai dengan Program kerja dinas pertanian tentang peningkatan mutu dan ketahanan pangan, yang makud dan tujuannya adalah sebagai tambahan Makanan Bergisi untuk anak sekolah khususnya anak TK dan klompok Bermain, menekankan pentingnya makanan yang beradab, gisi berimbang, bersih dan sehat. Kepala TK. Sri Kusuma dalam sambutannya menjelaskan bahwa TK tersebut adalah binaan atau naungan TP PKK dan berharap kegiatan semacam ini dapat berlanjut.

Walikota Probolinggo Hj. Rukmini. SH. MSi, yang didampingi Ketua TP PKK dan Kepala Dinas Pertanian Ir. A. Yuda Sunantya. MM. MSi, dalam acara sosialisasi minum susu dan makan telur rebus di TK.Sri Kusuma Kelurahan Kebonsari Kulon,Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo. (doc12/2)

Walikota Probolinggo Hj. Rukmini. SH. MSi dalam acara tersebut mengatakan sosialisasi hari ini adalah merupakan program dinas pertanian dalam rangka supaya anak anak sehat,cerdas dan diharapkan dapat menjadi pemimpin bangsa mendatang, dan berpesan kepada orang tua, agar selalu didampingi atau

pendalaman tugas atau bimtek masih bisa dilaksanakan. Hal ini, sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2011 Tentang Orientasi dan Pendalaman Tugas Pimpinan dan Anggota DPRD Propinsi, Kabupaten/Kota. Dimana yang dapat melaksanakan pendalaman tugas adalah, Badan Diklat Kemendagri dan Badan Diklat Propinsi, Perguruan Tinggi, Partai Politik dan Sekretariat Dewan. Heri menambahkan, selain harus menggunakan fasilitas milik negara atau daerah, bagi DPRD yang melaksanakan bimtek dan bekerjasama dengan perguruan tinggi, harus memilih perguruan tinggi satu pro-

pinsi. ‘’Baru boleh keluar propinsi bilamana di propinsi setempat tidak ada perguruan tinggi yang memenuhi persyaratan,’’kata Heri. Menurut catatan di Badan Diklat, lanjut Heri, perguruan tinggi yang tercatat dan telah mendaftarkan di Badan Diklat untuk Propinsi Jawa Timur ada 3 (tiga) masing-masing Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Universitas Wijaya Kusuma (UWK) Surabaya dan Universitas Bhayangkara (UBHARA) Surabaya. ‘’Untuk yang PTN hampir semuanya bisa melaksanakan, namun sejauh ini belum ada PTN yang melakukan kerjasama pelaksanaan Bimtek DPRD,’’pungkas Heri. (mam)

Gelar Sosialisasi Penerapan Manajemen Agribisnis Ternak Sapi Potong TH 2015

Probolinggo, SMN - Pemerintah kota Probolinggo yang dalam hal ini Dinas Pertanian hari ini (12/2) mengadakan acara sosialisasi manajement agribisnis sapi potong, kepada para kelompok tani ternak dan para pedagang serta komunitas peternak. Acara tersebut dikemas dengan wujud acara Cangkru’an dan ajang wadul, yang pada intinya acara tersebut dalam rangka menjaring aspirasi masyarakat tentang apa saja yang menjadi keluhan, kebutuhan, dan kemauan masyarakat demi pembangunan di

Kota Probolinggo. Hadir dalam acara tersebut Walikota Probolinggo Hj. Rukmini.SH.MSi, Wakil Walikota HM. Suhadak. SPd, Asisten, Kepala Dinas Pertanian Ir. A.Yuda Sunantya. MM.MSi, Kepala Diskominfo H. Rey Suwigtyo.Sos.MSi, Kepala Pengadilan Negeri, Perwakilan dari Polres Kota, Perwakilan Kodim 0820, Kepala Dinas, Kabag, Camat, Lurah, dan undangan lainnya, Hasil pantauan Suara Media Nasional Dalam acara tersebut diberikan penjelasan berbagai hal

Terminal Mojoagung, Kabupaten Jombang, Jawa Timur sebagian ruangannya berubah fungsi menjadi gerai Agen Tiket Murah. Pemerintah mengevaluasi penjualan tiket murah maskapai penerbangan untuk meningkatkan pelayanan.

yang menyangkut Manajement sapi potong ini adalah proses perencanaan, Pengorganisasian, Pengkoordinasian,dan pengontrolan sumberdaya dalam usaha sapi potong agar efisien dan efektif sehingga mendapatkan keuntungan dijelaskan pula terkait Perawatan, Kesehatan,Penyediaan daging sapi yang sehat, Pakan yang sehat, Fitamin untuk ternak sapi, dan cara cara pembuatan pakan ternak sintetis. Agenda Sosialisasi dan Cankru’an tersebut juga menjadi tempat untuk tanya jawab, apa saja yang perlu diketahui oleh masyarakat, banyak pertanyaan yang diajukan oleh masyarakat yang diantaranya tentang program program pembangunan kota probolinggo, tentang tanah aset pemkot, tentang penggunaan pupuk organik, tentang ternak sapi dll, Kepala Dinas Pertanian Ir. Yuda, menjawab pertanyaan yang diajukan tentang Bibit Sapi, dalam kesempatan tersebut Ir. Yuda menjelaskan bahwa sejak di canangkannya predikat Kampung Ternak oleh Walikota beberapa tahun lalu, bahwa telah dikembang biakkan ternak sapi jenis Peranakan Onggol (PO) yang

sehat dengan kisaran harga 4 sampai 5 juta dengan umur 2-3 bulan. Lebih lanjut Ir. Yuda menjelaskan bahwa untuk melakukan transaksi bisa dilakukan di pasar hewan baru yang disana disediakan semua fasilitas, diantaranya untuk menimbang, memeriksa kesehatan ternak, dan lain lain. Walikota Probolinggo Hj. Rukmini.SH. MSi mengatakan bahwa pemerintah telah berupaya dalam hal pengentasan kemiskinan dengan melaksanakan program program bantuan, termasuk bantuan kepada klompok tani ternak Bangau Jaya yang mendapat binaan dari Dinas Pertanian, tahun ini telah menerima penghargaan dari Presiden Republik Indonesia, sebagai juara I kategori wira usaha. Hj. Rukmini. SH. MSi mengharap kepada masyarakat yang sudah menerima bantuan, agar dimanfaatkan betul betul, seperti bantuan kambing misalnya, agar dipelihara sampai berkembang biak menjadi banyak, jangan sampai dijual dan selalu bersemangat untuk memajukan usahanya. (edy)

Dispenda Gencar Lakukan Sosialisasi Gandeng BANK Jatim Untuk Mudahkan WP Bayar PBB-P2

Kepala Dinas Pendapatan Kabupaten Blitar, H.Ismuni

Photo diambil, Jumat 13 Pebruari 2015 ( Agung Budiarto/SMN)

diasuh dan diselamatkan dari kenakalan remaja, dari narkoba,serta pengaruh negatif lainnya. Lebih lanjut Walikota memberikan beberapa pertanyaan kepada para murid TK tersebut dan memberikan bingkisan hadiah yang bisa menjawab pertnyaan, juga yang bisa bernyanyi. (edy)

Dinas Pertanian Kota Probolinggo

Walikota Probolinggo Hj. Rukmini. SH. MSi dan Wakil Walikota HM. Suhadak. SPd, beserta para pejabat kota probolinggo saat acara sosialisasi dan cangkruk’an.(doc.12/2)

Sekretaris DPRD Kab. Blitar bersama staf berkonsultasi dengan Kabid Kesatuan Bangsa dan Politik Kemdagri.

5

Blitar, SMN - Dalam upaya memaksimalkan Pendapatan Asli Daerah khususnya dari sektor Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan,selain itu mengingat kondisi geografi wilayah kabupaten yang kita ketahui antara kecamatan satu dengan lainnya sangat jauh apalagi untuk wilayah Blitar selatan dan Blitar utara kondisi daerah adalah pegunungan,untuk itu Dinas Pendapatan Kab Blitar terus berupaya mencari terobosanterobosan untuk

memudahkan para wajib pajak PBBP2 dan perangkat Desa/Kel yang, di dalam tahun 2015 ini Dispenda kab Blitar bekerjasama dengan Bank Jatim yang merupakan Bank milik Pemerintah Propvinsi Jawa timur. Menurut Kepala Dinas Pendapatan Kab Blitar H.Ismuni pihaknya mulai tanggal 3 Februari 2015 terus gencar melakukan sosialisasi di kecamatan-kecamatan agar masyarakat wajib pajak dan perangkat Desa terutama yang daerah pelosok

kabupaten Blitar supaya mereka mengetahui untuk pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan pedesaan perkotaan “Sekarang semakin mudah tidak usah jauh-jauh membayar ke kantor Dinas Pendapatan yang lokasi nya di Kota Blitar, sekarang mereka cukup membayar pada kantor Kas Bank Jatim yang ada di ibukota kecamatan sehingga pembayaran pajak PBB-P2 bisa tepat waktu sebelum jatuh tempo karena berdasarkan evaluasi kendala tentang keterlambatan pembayaran pajak PBB P2 adalah di daerah pelosok”,ungkap H.Ismuni. Disamping itu masih menurut H.Ismuni pihaknya melakukan kerjasama dengan Bank Jatim dalam menerima pembayaran pajak PBBP2 dikarenakan Bank Jatim sudah memiliki kantor cabang pembantu / kantor Kas hampir di seluruh wilayah kecamatan kabupaten Blitar,dengan harapan setelah diberikan layanan kemudahankemudahan pada wajib pajak agar pembayan PBB-P2 tidak terjadi keterlambatan yang nanti berakibat terjadinya denda, ujarnya.

Lebih jauh H.Ismuni menjelaskan sosialisasi yang dilakukan oleh Dispenda selain tentang kemudahan membayar pajak PBB-P2 juga Dispenda juga mensosialisasikan tentang kenaikan PB B-P2 dengan alasan kenaikan PBB-P2 karena Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP) masih terlalu rendah jika dibandingkan dengan harga pasaran Obyek pajak disamping itu juga dengan adanya kenaikan target Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada tahun 2015 ini dan adanya kenaikan pertumbuhan ekonomi masyarakat yang terus mengalami peningkatan. “Dalam sosialisasi yang dilakukan oleh DIspenda juga memberitahukan kepada peserta yang hadir/ masyarakat bahwa perubahan atau mutasi Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT) harus dilakukan/ diterima oleh Dinas Pendapatan paling lambat tanggal 30 April 2015 untuk masa pajak 2015,sedangkan untuk perubahan atau mutasi yang masuk setelah tanggal 30 April 2015 pihaknya tetap melayani tetapi untuk masa pajak tahun berikutnya yaitu 2016”, pungkas H.Ismuni. (mam)


6

Fokus

Edisi 173 / VII / 16 - 22 Februari 2015

Road Show Bupati Ngawi Ijo Royo-royo Ke Desa Bupati Madiun dengan Insan Pers Peringati HPN Gayam dan Desa Dadapan Kecamatan Kendal

Bupati Muhtarom, Wartawan SKPD dan jajarannya peringati HPN 2015 di PUSPEM Mejayan

Madiun, SMN - “Pers Sehat Bangsa Hebat” itulah slogan Hari Pers Nasional (HPKI) 2015. Pers sangatlah penting untuk menyampaikan informasi publik baik dari instansi pemerintah, swasta, maupun masyarakat Bupati Madiun H. Muhtarom, S.Sos, wakil Bupati Madiun Drs. H. Iswanto, M.Si beserta jajarannya seluruh SKPD dan stafnya telah memperingati Hari Pers Nasional (HPN) 2015 di Kantor Humas Baru (PUSPEM) di Mejayan. Bupati Madiun menuturkan “Insan Pers selain memberikan informasin pers juga harus berperan mencerdaskan kehidupan masyarakat dan juga harus berimbang selalu penyampaiannya pemberitaan. Selain itu pers juga berfungsi mengontrol kinerja pemerintah dan mengemban amanah

rakyat, sesuai dengan tema Hari Pers Nasional (HPN) tahun ini “Pers Sehat Bangsa Hebat” kalau kami mengapresiasikan bahwa insan pers dalam menyajikan beragam informasi untuk masyarakat Kabupaten Madiun, kalau pers sehat, tentu akan membuahkan bangsa yang hebat, tuturnya Mbah Tarom.

Muhtarom berharap insan pers baik lembaga maupun awak media mampu memberikan informasi yang obyektif, valid dan berimbang, bukan berarti pemerintah interfensi media massa dalam pemberitaannya, namun memberikan kesempatan insan pers dengan cara proporsional untuk menjalankan tugas sesuai ketentuan yang ada. Muhtarom juga menambahkan bahwa insan pers atau awak media bisa mensosialisasikan kinerja pemerintah kepada masyarakat. Kabupaten madiun yang lebih baik, kondusif, guyub rukun dan sejahtera. Itulah modal penting untuk meneruskan pembangunan Kabupaten Madiun. (SY/adv)

Ngawi, SMN - Berkibar lagi umbul-umbul spektakuler Ngawi, tanda agenda ijo royo-royo Bupati Ngawi Ir. H Budi Sulistyono beserta rombongan yang terdiri dari Wakil Bupati Ony Anwar, ST, MH, Sekretaris daerah Drs.Siswanto,MM, kepala Satker se-kab Ngawi, jajaran Camat, Para pendidik lokasi tujuan, Kepala desa, siswa siswi dan tidak ketinggalan masyarakat desa dengan gembira menyambut kedatangan pemimpin daerah, ijo royo-royo yang menjadi topik utama namun ada fungsi lain tujuan antara para pemimpin daerah mengadakan pertemuan sama-sama masyarakat desa, yaitu silahturohmi yang sebentar lagi pemimipin daerah no 1 dan 2 akan berakhir, hal ini menjadikan keharuan tersendiri bagi semuanya, seakan-akan pemimpin kita selama ini banyak mengajarkan ramah tamah tidak bersama-sama lagi, semua ini karena waktu yang mengikat, mudah-mudahan harapan semua

Di lokasi jembatan Gayam

Bapak kita akan bersama lagi. Pertama Bupati Ngawi bersama rombongan menuju desa Gayam, masyarakat bersama Pimpinan desa Gayam menyambut dengan meriah saling berjabat tangan, dan menuju lokasi tanam pohon secara simbolis, selepasnya bersama-sama mengujungi jembatan juga saluran irigasi, kembali dibawah tenda melepas penat disambut Marching Band yang ditampilkan oleh

Bupati foto bersama pohon simbolis

siswa SD Gayam. Kedua menuju lokasi desa Dadapan seperti didesa kunjungan pertama Bupati melakukan simbolis penanaman pohon yang didampingi Kepala desa Dadapan, berlanjut menebar benih ikan dikolam buatan sekitar depan rumah warga desa Dadapan yang dikuti oleh rombongan. Sambutan Bupati tidak jauh beda menyampaikan tentang ijo royop-royo

Bapemas Pemdes Bantu Persiapkan Lomba Pasar Desa Sidolaju Ke Tingkat Provinsi Bupati Muhtarom menerima potongan tumpeng pada peringatan HPN 2015

Warga IKS-PI Kera Sakti Padati Sekitar Buduran Caruban

Upacara mengesahan dan menyematan sabuk IKS-PI Kera Sakti oleh Ketum Bambang Sunardja

Madiun SMN - Sudah jadi agenda 4 bulan sekali warga IKS-PI KERA SAKTI mengadakan pengesahan di padepokannya di Desa Buduran Kecamatan Wonoasri Kabupaten Madiun untuk proses pendadaran kenaikan tingkat warganya. Untuk pengesahan warga IKS-IP Kera Sakti angkatan III/ 97 yang disahkan oleh Ketua Umum Bambang Sunardjo dengan jarak jauh 17/01/2015 ada 3.000 warga dan jarak dekat 07/02/2015 ada 5.000

disahkan di padepokan IKS-PI Kera Sakti di Desa Buduran Kecamatan Wonoasri Kabupaten Madiun. Prosesi pengesahan warga IKS-PI Kera Sakti dimulai pukul 17.00 (5 sore) sampai pagi hari. Di dalam prosesi pengerahannya ada beberapa tahap diantaranya prosesi pembukaan, upacara, penyematan sabuk, dan perdadaran, penggemblengan, dan penggodokan warganya sampai subuh baru usai. Selain murid IKS-PI Kera Sakti juga para guru dan pelatih ikut

serta dalam prosesi pelantikan ini. Khusus mereka yang tidak mempunyai kepentingan tidak boleh ukut masuk di area pelantikan tapi hanya ada di luar padepokan. Prosesi pengesahan akan berlangsung selama dua hari, diawali dengan proses pembukaan kekuatan batin kemudian istighosah terus pembinaan murid IKS-PI Kera Sakti oleh seniornya. Baru selepas subuh murid dilepas untuk kembali ke kampung halamannya masingmasing kata Bambang Sunardjo. Ada 350 personil pengamanan dalam prosesi pengesahan IKS-PI Kera Sakti ini terdiri dari TNI POLRI ada juga pengamanan khusus dari POLDA JATIM. Acara berjalan lancar, tertib dan aman atas dukungan berbagai pihak baik masyarakat dan aparat. Bahkan masyarakat Buduran sangat senang bila ada acara ini, karena ada yang berjualan, penitipan kendaraan dan sebagai bisa menambah penghasilan mereka. (SY)

Tak Ada Listrik, Penyewa Kios Pasar ‘Krempyeng’ Kecewa Madiun SMN - Beberapa pedagang yang menyewa kios di Pasar ‘Krempyeng’ Kelurahan Josenan, Kecamatan Taman, Kota Madiun, Jawa Timur, mengaku kecewa. Alasannya, karena tak ada listriknya. Karena itu, bagi pedagang yang menginginkan penerangan, harus merogoh saku masing-masing antara Rp.1 juta-Rp.1,2 juta untuk pasang listrik. Pasar yang berada di samping kiri kantor kelurahan Josenan ini, memiliki 14 kios. Namun dari jumlah itu, sebanyak enam kios belum ada jaringan listriknya. Sedangkan yang yaog sudah ada jaringan listriknya, merupakan jaringan lama milik pemilik kios sebelumnya atau sebelum dibangun. “Biaya sewa kiosnya saja per tahun Rp.2,660 juta. Jika ditambah dengan biaya pemasangan listrik Rp.1.2 juta, berarti kita harus mengeluarkan dana sekitar Rp.3,8juta,” terang salah penye-wa kios, Roni, kepada wartawan, Rabu (11/2/2015). Dengan kondisi seperti, papar Roni, banyak pedagang yang merasa keberatan untuk pasang jaringan listrik baru. Karena itu, jika masih pagi buta dan malam hari, pedagang

ini dilakukan, merupakan implemintasi kabupaten Ngawi, yaitu memanfaatkan ruang-ruang yang ada disekitar menjadi lingkungan yang segar dan alami, juga lingkungan yang hijau dengan tanaman produktif untuk tambahan pendapatan warga desa, untuk mencanangkan program ini pemkab Ngawi melalui Dinas Hutbun di bawah Kepala Ir. Setiyono. (eko)

memilih menggunakan penerangan lampu led dari senter. “Daripada pasang listrik baru, lebih baik memasang jaringan listrik dari rumah warga dekat pasar. Biaya murah dan lebih ringan. Meski harus membayar tiap bulan,” pungkas Roni. Namun ada pedagang lain, yang memilih memasang jaringan listrik baru daripada ‘nggantol’ dari rumah tetangga pasar. Seperti yang diakui Kuswinarti. Alasannya, karena bletak kiosnya berada ditengah. “Kejauhan kalau nggantol dari tetangga. Enak pasang baru saja walau sebenarnya juga berat,” ucap Kuswinarti. Permasalahan lain bagi penyewa baru yang pasang jaringan listrik, mereka kwatir jika nanti hanya mampu menyewa kios dalam beberapa tahun ke depan dengan alasan dagangan tidak laku. “Yang kita pikirkan itu, sudah terlanjur pasang listrik, terus kita tidak mampu menyewa tiap tahun karena pembeli sepi. Terus siapa nanti kalau kita pin-dah yang mengganti uang pasang listrik?. Apa penyewa yang baru mau mengganti?,” kata salah satu pedagang lainnya.

Kepala Dinas Pasar Kota Madiun, Gaguk Haryono, mengatakan, pembangunan Pasar ‘Krempyeng’ Josenan memang tidak termasuk pemasangan jaringan listrik. Alasannya, dalam pembangunan Pasar Josenan memang tidak ada anggaran untuk pemasangan jaringan listrik hingga ke kios. “Tidak ada dalam anggaran untuk jaringan listrik.Soal kecemasan sebagian pedagang yang pasang jaringan listrik namun kemudian tidak memperpanjang sewa, silahkan melakukan negoisasi dengan penyewa baru,” terang Kepala Dinas Pasar Kota Madiun, Gaguk Haryono, kepada wartawan, Rabu (11/2). (SY)

Ngawi, SMN - Mulai akhir bulan januari hingga bulan februari 2015, Bapemas Pemdes dibawah Kepala Drs.Mokh.Sodiq Tridianto, melalui Kabid usaha ekonomi masyarakat Wiwien Purwaningsih,Ssos sibuk mempersiapkan segala sesuatunya, berusaha bantu memenuhi kreteria pasar sidolaju untuk bisa masuk ke babak lomba pasar desa tinggkat provinsi, diwilayah seluruh kabupaten Ngawi jumlah total pasar desa ada 156 pasar. Dari semua pasar terpilih pasar Sidolaju kecamatan Widodaren

Suasana dalam pasar desa Sidolaju

Kepala Bapemas Pemdes Kabupaten Ngawi

mewakili kabupaten Ngawi untuk ikut lomba ditingkat provinsi, pasar desa Sidolaju terpilih karena menurut penilaian dari petugas Pembina pengelola pasar desa Bapemas Pemdes sudah hampir sempurna, hasil cek lapangan langsung dari mulai aktifitas pasar hingga selesai, tidak cukup dengan transaksi jual beli yang ramai, akan tetapi tentang kepemilikan tanah lokasi pasar sudah sertifikat punya desa, penataan dan kondisi ruang-ruang tempat transaksi jual beli, juga pengelolaan dari desa oleh Kepala desa Wagi Suppriyono terorganisir, pedapatan pasar

atau distribusi dengan menejemen yang bagus hingga pemeliharaan kondisi pasar tetap stabil, serta beberapa fasilitas sarana yang terkait aktifitas pasar desa terpenuhi, dan penilaian dari petugas Bapemas Pemdes pasar desa Sidolaju memenuhi beberapa indikator persyaratan lomba. Maka dari itu Bapemas Pemdes membantu penataan dari semua system pasar sidolaju untuk mendekati kesempurnaan dengan tindakan baik surve lapangan juga pembinaan yang memerlukan beberapa waktu, khabar rencana diakhir bulan Februari profile

dikirim oleh Bapemas Pemdes kabupaten Ngawi ke Bapemas Pemdes Provinsi (Kepala Drs.Zarkasi,MSi. Kepala Bapemas Pemdes Drs. Mokh. Sodiq Tridiyanto menyampaikan pasar desa dalam transaksi jual beli jangan hanya menjual barang-barang instan akan tetapi diusahakan hasil local tetap eksis untuk diperdagangkan, macam barang local tidak hanya berbentuk makanan akan tetapi bisa berupa kerajinan daerah, bahkan ada ruang juga untuk hasil karya berbentuk usaha apapun PKK ikut diperdagangkan misalkan terkecilnya kantin PKK, dan khususnya untuk pasar Desa Sidolaju harus punya inovasi mengingat weton pasar desa Sidolaju PON misalkan dihari jatuhnya bertepatan hari pasaran pon diadakan bebas parker, dan Kabid Wiwien Purwaningsih menuturkan juga dengan semua yang dilakukan oleh tim Pembina Bapemas Pemdes terhadap pasar desa Sidolaju mudahmudahan bisa masuk 8 besar hingga Tim Penilai Bapemas Pemdes Provinsi turun lapangan ke pasar desa Sidolaju dan mudah-mudahan juarapun dapat disandangnya, hingga akhirnya tercapai usaha memajukan pasar desa Sidolaju.(eko)

Peringati HPN, FJM dan Dindik Kabupaten Madiun Lakukan Bakti Sosial Bedah Rumah Madiun SMN - Dalam rangka memperingati Hari Pers Nasional Ke30 Tahun 2015, Forum Jurnalis Madiun (FJM) Jawa Timur, melakukan bhakti sosial berupa bedah rumah tidak layak huni milik Sumilah, warga Dusun Made Desa Sumberejo Kecamatan/Kabupaten Madiun, Jumat (13/2). Menurut Ketua FJM, Sarjono, kegiatan ini bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Madiun. Selain itu, juga dibantu oleh jajaran Polsek, Koramil, Tagana (Taruna Siaga Bencana), pemerintah desa setempat serta pihak-pihak lain. “Ini merupakan bentuk kepedulian kami selaku wartawan kepada warga kurang mampu. Kita bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan pihak lain dalam bedah rumah ini,” terang Ketua FJM, Sarjono, kepada rekanrekannya. Sementara itu Sumilah, selaku pemilik rumah, tampak tak dapat menyembunyikan rasa harunya saat rumahnya dibedah. Bahkan karena harunya, perempuan itu tampak meneteskan air mata saat para pekerja mulai membongkar rumahnya yang terbuat dari anyaman bambu.

FJM dan Dindik Kabupaten Madiun saat bedah rumah

“Trenyuh raosipun manah kulo. Mboten ngiro menawi pak pratawan (madsudnya wartawan) bade ndadosi griyo kulo. Matur nuwun sanget, matur nuwun sanget (Haru rasanya perasaan saya. Tidak mengira kalau pak wartawan mau memperbaiki rumah saya. Trima kasih banyak, trima kasih banyak),” kata Sumilah dalam bahasa jawa halus. Sebelumnya, pada 8 Pebruari lalu, FJM juga menggelar Sarasehan dan Doa di sekretariat FJM. Selain dihadiri oleh anggota FJM, saat itu hadir pula

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Madiun, Suhardi, selaku pembina FJM. Namun esoknya hari, bertepatan dengan jatuhnya HPN 9 Pebruari, keluarga besar FJM kehilangan salah satu anggotanya. Yakni Agus Santosa. Agus yang merupakan wartawan salah satu Tabloid Mingguan sekaligus sebagai sekretaris di FJM, meninggal dunia di RSUD dr.Soedono Madiun karena terkena serangan jantung. Untuk diketahui, di Madiun ada dua organisasi yang menaungi profesi

wartawan. Yakni Forum Jurnalis Madiun (FJM) dan Forum Wartawan Madiun (FWM). Untuk FWM, 12 Pebruari kemarin, juga mengadakan peringatan HPN dengan menggelar Sarasehan dengan tema Keterbukaan Informasi Publik di Aula Kecamatan Taman Kota Madiun. Sedangkan untuk kegiatan sosial berupa pembagian sembako dan bantuan lainnya, FWM melaksanakannya pada hari Sabtu 14 Pebruari di beberapa Panti Asuhan yang ada di Kota/ Kabupaten Madiun. (SY)


Ponorogo

Edisi 173 / VII / 16 - 22 Februari 2015

Konjen Jepang Berharap Instalasi Air Bersih di Pacitan Bermanfaat

Konjen jepang dan Bupati Indartato meresmikan intalasi air di Tulakan

Pacitan, SMN - Konsulat Jenderal (Konjen) Jepang di Surabaya, Drs. Noburo Nomura berharap bantuan instalasi air bersih yang diterima empat desa di Kecamatan Tulakan bisa bermanfaat bagi warga. Hal itu disampaikan Noburo saat memberikan sambutan dalam peresmian pemberian bantuan instalasi air bersih, di Dusun Pinggir, Desa Jatigunung, Tulakan, Kamis (12/2/2015) lalu. Dikatakan Noburo, Pacitan adalah salah satu daerah yang

seringkali mendapatkan bantuan dari Jepang. Selain Kabupaten Pacitan dan Jawa Timur, lanjut Noburo, provinsi lain juga memiliki hak untuk mengajukan bantuan hibah ke negaranya. Namun, menurut Noburo tidak semua daerah memenuhi syarat yang ditentukan Pemerintah Jepang. “Kami tidak melihat berapa kali daerah menerima bantuan. Tapi kami lihat sisi manfaatnya untuk masyarakat,” ucapnya. Pria yang disebut-sebut sebagi

orang satu-satunya dari Jepang yang bergelar Drs. Ini berharap agar bantuan sarana air bersih dan sanitasi tersebut dipelihara dengan baik, sehingga awet dan dapat terus dipergunakan oleh masyarakat. “Saya tidak akan menanyakan apakah masyarakat melakukan perawatan, karena saya yakin mereka akan melakukannya dengan baik,”tukas pria penyuka sambal dan rawon Surabaya itu. Noburo yang bertugas di Surabaya sejak 26 April 2012 itu berkesempatan hadir dalam peresmian instalasi air bersih di Tulakan. Selain Konjen Jepang, turut hadir pula Bupati Indartato, Wabup Soedjono, Ketua DPRD Ronny Wahyono dan sejumlah tokoh lainnya. Bantuan sosial senilai USD 108.097 tersebut diberikan melalui wahana Bina Partisipasi Masyarakat yang terdiri dari Bak Sumber, Bak Penampung, Pipa Air, dan Kran Umum atau Public Tap Proyek ini dilaksanakan melalui Program Bantuan Hibah untuk Keamanan Manusia Tingkat Akar Rumput (Grant Assistance for Grass-Roots Human Security Projects) oleh Pemerintah Jepang berdasarkan MoU yang ditandatangani pada 21 Februari tahun lalu. (wied)

Atasi Sengketa Tanah

BPN Tanda Tangani MoU dengan Kejari Ponorogo, SMN - Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Ponorogo melakukan penandatangan MOU kerjasama dengan Kejaksaan Negeri Kabupaten Ponorogo dalam menangani masalah hukum perdata dan tata usaha Negara yang berkaitan dengan sengketa dan perkara pertanahan di kantor BPN jalan Pramuka,Senin (9/2). Kepala Kantor Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanaham Nasional Kabupaten Ponorogo, Drs. Imam Nawawi, M,Si, M.T mengatakan, kerjasama tersebut bertujuan antara BPN dan Kejari dapat secara bersama-sama menyelesaikan masalah hukum bidang perdata dan tata usaha pertanahan atau sengketa tanah. “Bentuknya berupa pemberian bantuan hukum dalam penyelesaian sengketa hukum dibidang perdata dan tata usaha Negara, serta masalah-masalah hukum lainnya sesuai perundang-undangan”, kata Imam. Imam menambahkan, ada-

Kepala Kantor Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanaham Nasional Kabupaten Ponorogo, Drs. Imam Nawawi, M,Si, M. dan Kepala Kejaksaan Negeri Ponorogo Sucipto menandatangani MoU dalam penyelesaian sengketa tanah

nya dukungan kerjasama semua pihak yang terkait, masalah pertanahan dapat terseleseikan dengan baik, dan khususnya dengan MoU ini dapat mempercepat penyelesaian yang berkaitan dengan sengketa pertanahan di Ponorogo.

Efisiensi Pilkada Serentak Tahun 2015 Oleh Ir. Prayudi Bahagia RW.

Ponorogo, SMN - Menjawab berbagai masalah lalu lintas di Ponorogo dimana angka kecelakaan yang cukup tinggi maka dipandang perlu untuk membuat terobosan sebagai upaya preventif masalah lalu lintas. Di tahun 2014 sebanyak 26.000 jiwa di seluruh Indonesia mati sia-sia di jalan raya. Sedangkan di Ponorogo sejumlah 98 orang mati dalam kecelakaan lalulintas di tahun 2014 dan 11 orang hingga Februari 2015. Oleh karena itu Polres Ponorogo menggelar acara yang diberi tema “Safety Riding & Driving Academy 2015.

Gubernur, Bupati dan Wali Kota tersebut diperpendek masa tahapannya. Karena dalam Perpu no 1 tahun 2014 itu mengatur tujuh substansi baru yaitu : 1. Pencalonan tunggal, artinya tidak dengan wakil karena wakil dipilih sendiri oleh yang terpilih seba-gai kepala daerah, 2. Pencegahan Politik Dinasty, 3. Uji Publik, 4. Pembatasan dana kampanye, 5. Penyelesaian sengketa hasil pemilihan ke MK, 6. Pemungutan dan penghitungan suara secara elektronik, 7. Pilkada serentak. Dari ke tujuh substansi ini yang perlu di perhatikan yaitu dana kampanye, Tidak masalah kalau diperpendek masa tahapannya, misalnya soal kampanye itu bisa dipotong karena figur se-orang calon kepala daerah pasti sudah mengetahui peta daerahnya sehingga bisa dipersingkat saja kampanyenya dan pastinya kalau Pemilihan Kepala Daerah bisa dilaksanakan serentak tahun 2015 itu sangat efisiensi, sehingga pengeluaran keuangan negara bisa lebih hemat. Namun, yang menjadi persoalan adalah ketentuan masa tahapan di UU sangat mepet dengan simulasi pemungutan suara pilkada serentak versi KPU, yakni di 16 Desember 2015. Apalagi ada kesepakatan politik di DPR yang ingin merevisi UU tersebut.Di sini yang perlu diketahui yaitu kerangka tahapan dan waktu yang diatur dalam perubahan UU nanti seperti apa, Jangan sampai jadwal tahapan diubah menjadi delapan bulan tetapi waktu yang tersisa di tahun ini hanya tujuh bulan. Disamping itu para pembuat UU harus memperhatikan apakah setelah perubahan UU itu ditetapkan, KPU masih memiliki waktu cukup untuk mempersiapkan peraturan, sosialisasi, menentukan waktu pemungutan suara dan memenuhi unsur keserentakan sesuai UU.

Bertempat di SMAN 3 Ponorogo kegiatan ini diikuti 110 siswa dan siswi perwakilan sekolah menengah atas di seluruh Ponorogo. Selama dua hari para peserta akan mendapat pelatihan dan tambahan wawasan terkait masalah lalu lintas. Namun juga diberikan materi lain untuk membangun mental para peserta antaralain wawasan kebangsaan atau wawasan nusantara, latihan dasar kepemimpinan, sex education, bahaya narkoba, anti tawuran dan corat-coret, terorisme, radikalisme, undang-undang lalu lintas, rambu-rambu lalu lintas juga prak-

tek bagaimana cara mengemudi dan mengendarai sepeda motor ataupun mobil yang benar. Menurut Kapolres Ponorogo AKBP. Iwan Kurniawan, SH. S.I.K kegiatan ini dilatar belakangi oleh program pemerintah yang tertuang dalam Nawacita point ke-8. Polri menindaklanjuti program ini dengan program Quick Wins Polri dan Polda Jawa Timur mentranformasikannya dalam program Jawa Timur Peka. Sedangkan Polres Ponorogo menjabarkannya dalam program Ponorogo Hebat. Salah satu penjabaran dari program Ponorogo

Sementar itu Kepala Kejaksaan Negeri Ponorogo Sucipto mengatakan, bahwa dengan disepakatinya MoU ini, pihaknya siap mendukung dan membantu BPN dalam progam penanganan masalah hukum bidang perdata dan tata usaha negara yang

menyangkut masalah pertanahan. “Dengan adanya penandangan MOU ini diharapkan permasalah yang muncul dalam masyarakat dapat terseleseikan dengan baik,karena masalah pertanahan sangat rawan,”terang Sucipto. (Wied)

20 Sekolah Masuk Nominasi Sekolah Adiwiyata

Opini

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) itu harus diperhitungkan dengan matang,karena sangat menentukan kredibilitas suatu daerah, dalam hal ini yang sangat berperan penting adalah masyarakat yang memilih CaGub, CaBup dan CaWali, pastinya kriteria yang diharapkan dari masyarakat yaitu pemimpin yang mempunyai integritas yang tinggi baik itu Politik, sosial dan budaya itupun perlu waktu yang cukup, sedangkan bilamana pelaksanaan pemilihan gubernur, bupati dan wali kota serentak di tahun 2015 itu juga tergantung kesiapan dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai penyelenggara, dan Kalau Pemerintah inginnya konsisten mengadakan pilkada serentak bertahap di 2015, 2018 dan 2020, kemudian di antaranya ada Pileg dan Pilpres 2019, itu tergantung KPU saja apakah sudah siap atau belum, karena yang mengetahui rincinya, jika rancangan pilkada serentak 2015 diubah, maka rencana pilkada serentak di 2018 dan 2020 juga harus berubah sehingga harus menyusun kembali rangkaian pilkada tahun 2015. Dan jika pilkada serentak 2015 seperti diatur dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Wali Kota mundur ke 2016, maka akan menimbulkan biaya lebih banyak lagi bagi daerah yang sudah menganggarkan pilkada. Lebih lanjut, Kalau KPU siap, Kemendagri tinggal kroscek saja di 204 daerah itu, anggaran sudah siap semua. Dan daerah yang harus pilkada di 2015 ini tidak mau mundur karena kalau mundur bisa menambah anggaran biaya yang lebih banyak lagi, Jika KPU merasa kekurangan waktu dalam menggelar pilkada di 2015, maka bisa saja revisi UU Pemilihan

7

Kepala Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ponorogo Ir.H.Adam Parikesid MM

Ponorogo SMN - Dari 50 sekolah yang terdaftar dalam calon sekolah Adiwiyata sejak tanggal

26 s/d 30 Januari 2015, yang lolos nominasi ada 20 sekolah dan 6 diantaranya masuk dalam usulan

Adiwiyata Propinsi pada tanggal 5 Februari 2015 kemarin. 6 dari 20 sekolah yang diusulkan dalam kategori Adiwiyata tingkat propinsi Jawa Timur yaitu SMAN 2 Ponorogo, SMPN 1 Ngrayun, SMKN 2 Ponorogo, MAN 2 Ponorogo, SMPN 1 Siman dan SDN 1 Pakunden Ponorogo. Lebih lanjut, Kepala Kantor Lingkungan Hidup Ponorogo Ir.H. Adam Parikesid MM menjelaskan, sesuai jadwal tentatif, batas akhir pengiriman usulan untuk sekolah Adiwiyata Propinsi dan Adiwiyata mandiri plus 10 binaan itu tanggal 14 Februari 2015 ini, Penetapan 20 sekolah Adiwiyata memang dilakukan oleh tim yang beranggotakan dari berbagai kalangan karena itu sudah menjadi kesepakatan bersama. Masih menurut Adam, sementara itu dari 20 sekolah yang masuk sekolah Adiwiyata, 6 diantaranya masuk usulan Adiwiyata tingkat Propinsi Jawa Timur, karena pada saat seleksi memiliki skor diatas angka 64 sebagai

ambang batas untuk bisa masuk usulan Propinsi, tapi Alhamdulillah skor terendah untuk sekolah Ponorogo yang masuk di kategori Adiwiyata tingkat Propinsi Jatim yaitu 66.00. jelas Adam. Dia juga menambahkan, untuk tahap berikutnya sesuai jadwal tentatif maka pada 17/2 akan kita lakukan evaluasi administrasi Adiwiyata di tingkat Propinsi terhadap 6 sekolah yang masuk usulan Adiwiyata tingkat Propinsi. Kemudian pada bulan maret, akan dilakukan evaluasi teknis lapangan Adiwiyata kemudian disusul pengumpulan verivikasi Ok Soft Copy usulan Adiwiyata mandiri, lalu di bulan April pengiriman rekomendasi sekolah Adiwiyata mandiri ke pusat dan pada bulan mei itu penetapan hasil Adiwiyata Propinsi, dan Adam berharap,” Dari enam sekolah yang kita usulkan, semua bisa masuk dan menyandang predikat sekolah Adiwiyata Propinsi dan berlanjut pada Adiwiyata Nasional”, pungkas Adam. (Wied)

Polres Ponorogo

Gelar Safety Riding dan Driving Academy 2015 Hebat adalah kegiatan Safety riding dan driving Academy yang dilaksanakan di SMAN 3 Ponorogo. “Kami berharap agar para siswa yang mengikuti kegiatan ini dapat menjadi pelopor dan teladan dilingkungan sekolah khususnya dan masyarakat pada umumnya dibidang lalu lintas. Kegiatan ini akan terus dipantau dan dievaluasi dengan mengadakan perlombaanperlombaan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan dari program ini, “jelas AKBP. Iwan Kurniawan, SH. S.I.K kapolres Ponorogo. Selain kegiatan ini masih banyak kegiatan lain dari Polres Ponorogo sebagai penjabaran dari program Ponorogo Hebat. Hal senada juga disampaikan

Kapolres Ponorogo menyematkan tanda peserta dalam kegiatan Safety Riding & Driving Academy 2015

oleh AKP. David Trio Prasojo, SH. S.I.K Kasat Lantas Polres Ponorogo. “Output yang ingin kita capai setelah kegiatan ini adalah terbentuknya

mental dari peserta untuk menjadi teladan dibidang lalu lintas di sekolah dan lingkungannya. Semoga dengan kegiatan positif ini dapat

mengurangi angka pelangggaran dan kecelakaan lalulintas yang melibatkan pelajar, “ungkap David. (any/adv)

Tim Pembina PKK Provinsi Bantu Desa Ngrambe Siapkan Lomba Tingkat Nasional Ngawi, SMN - Tepatnya tanggal 5 Februari 2015 Tim Pembina PKK Provinsi Jawa Timur, yang diketuai oleh Ibu Theresia Subagyo, didampingi oleh 4 orang tim Pembina, berkunjung ke desa Ngrambe dengan tujuan memberikan pembinaan kepada kader-kader penggerak PKK desa untuk mempersiapkan lomba 10 program PKK. Agenda kunjungan pembinaan ini juga didampingi oleh berbagai pejabat instansi pemerintahan kabupaten Ngawi, selaku Wakil Ketua Penggerak PKK kabupaten Ngawi

Ibu Siswanto, Kepala BPPKB, Sekdinkes Drs. Agus Sri Gunawan, Camat Ngrambe, Kepala desa Ngrambe, perwakilan se-SKPD Ngawi yang terkait, Tim Pembina Provinsi memberikan arahan, syaran dan skill materi yang harus difahami oleh para kader penggerak PKK, sebab sebagai kader penggerak PKK, harus lebih menguasai materi dan menangani permasalahan yang terkait di dalam 10 program PKK, sehingga dalam pelaksanaan di masyarakat benar-benar tercapai sesuai dengan visi dan misi daripada

10 program PKK, dan tercapailah kesejahteraan masyarakat. Dengan persiapan awal pembinaan dari provinsi, ini membuktikan bahwa 10 program PKK sangat penting dan ada perhatian yang sangat serius dari pemerintahan tingkat propinsi, Ketua Penggerak 10 program PKK dalam sambutanya menyampaikan walaupun pelaksanaan lomba PKK Tingkat Nasional belum bisa ditentukan kepastian jadwal agendanya, namun berbagai kelengkapan untuk lomba dari penggerak PKK Kabupaten dan

Penggerak PKK desa Ngrambe yang nantinya mewakili kabupaten Ngawi, harus dipersiapkan dengan baik. Materi yang akan dilombakan bagian 10 Pokok Program PKK pada Pokja I tentang KDRT yang isinya masalah KDRT pada perempuan dan kekerasan terhadap anak, bagaimana upaya-upaya yang dilakukan untuk melaksanakan pencegahan, karena desa Ngrambe hal ini berhasil mendapat juara I ditingkat provinsi maka Desa Ngrambe maju kebabak lomba ditingkat nasional. (eko)

Tim Pembina PKK Provinsi dan Tim PKK Kabupaten Ngawi


8

Jawa Timur

Edisi 173 / VII / 16 - 22 Februari 2015

RSUD Sidoarjo Raih Nilai Sempurna Akreditasi 2012

Penyerahan sertifikat akreditasi dari Bupati kepada Dirut RSUD Sidoarjo

Sidoarjo, SMN - Untuk meningkatkan mutu pelayanan terhadap masyarakat, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sidoarjo melakukan akreditasi terhadap 16 pelayanan. Akreditasi penilaiannya dimulai langsung oleh Wakil Bupati Sidoarjo

MG Hadi Sutjipto SH,MM di ruang Hipocrates RSUD Sidoarjo. Usai mengikuti prosesi pembukaan akreditasi, Wakil Direktur Pelayanan RSUD Sidoarjo dr Atok Irawan mengatakan akreditasi ini merupakan amanah dari UU No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit,

yang mana dalam pasal 40 ditegaskan, bahwa upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit wajib dilakukan akreditasi secara berkala, menimal tiga tahun sekali. “Tim akreditasi dilakukan oleh lembaga independen, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, asalnya berdasarkan standar akreditasi yang berlaku dan telah ditetapkan oleh Kementerian”, katanya. Untuk kali ini pihak RSUD Sidoarjo telah siap untuk diakreditasi sebanyak 16 pelayanan. Pada tahun sebelumnya tidak sampai 16 bidang pelayanan. Sementara tim akreditasinya 4 orang dari Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS). “Jadi setiap satu orang akan melakukan penilaian 4 bidang pelayanan,” jelas Atok. Adapun ke-16 Pokja Pelayanan yang akan dinilai tersebut antara lain mulai dari masalah Pelayanan Administrasi dan Manajemen, Rekam

Medis, Farmasi, Program K3, Medis, Gawat Darurat, Kamar Operasi, Intensif, Laboratoriam, Radiologi, Rehabilitasi Medik & Pelayanan Darah, Keperawatan, Perintal Risiko Tinggi, Infeksi serta Pelayanan Gizi. Sebenarnya, program akreditasi rumah sakit ini merupakan pengakuan yang diberikan oleh pemerintah kepada rumah sakit karena telah memenuhi standar mutu yang ditentukan. “Jadi akreditasi pada dasarnya adalah proses penilaian RS sejauh mana mereka telah berhasil menerapkan standar pelayanan kepada masyarakat apa belum. Dalam hal ini masyarakat secara umum adalah pasien itu sendiri,” terang Atok. Lebih lanjut dijelaskan oleh Atok, kalau proses penilaian akreditasi terhadap 16 pelayanan ini mendapatkan nilai yang lebih baik, bisa sebagai modal langkah pemantapan RSUD Sidoarjo menuju standar internasional. Perlu diketahui pula bahwa mulai tahun depan, akreditasi rumah sakit akan menerapkan sistem baru yang berorientasi pada keselamatan pasien. Selama ini, akreditasi ditentukan berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan rumah sakit saja. (met)

Dinas PU Bina Marga Percepat Bangun Gorong-gorong Protokol Sidoarjo Sidoarjo, SMN - Dinas PU Bina Marga Kabupaten Sidoarjo mempercepat pembangunan gorong-gorong di jalan Pahlawan, Sidoarjo. Selain jalan Pahlawan juga dilakukan pembangunan di jalan Gajah Mada. Selain dua tempat tersebut, di beberapa titik saat ini juga sedang dilakukan pembangunan. Percepatan pembangunan tersebut guna mengantisipasi datangnya musim penghujan yang selalu menimbulkan banjir diruas jalan di Sidoarjo. Pembangunan gorong-gorong sendiri mempunyai panjang yang berbeda, contohnya untuk goronggorong yang di jalan Gajah Mada mempunyai panjang 900 meter dengan anggaran Rp 300 juta. Di

jalan Diponegoro mempunyai panjang 200 meter dengan anggaran Rp 495 juta, gor delta perbaikan 200 meter dengan anggaran Rp 500 juta. Sultan Agung, 300 meter dengan anggaran Rp 600 juta dari semua tersebut menggunakan anggaran APBD 2014. “Kebetulan untuk pengerjaan trotoar ini jauthnya pada tribulan ketiga sehingga pelaksanaannya baru saat ini. Kami berharap sebe-lum musim hujan pekerjaan ini sudah selesai,” sebut Sigit Setyawan, kepala dinas PU Bina Marga Sidoarjo. Namun apabila pembangunan gorong-gorong serta pembangunan trotoar tidak mendapatkan pengawasan serius dari Pemkab Sidoarjo. Bukan tidak mungkin pembangu-

Pembangunan gorong-gorong

nan yang menelan anggaran besar tersebut akan sia-sia. Dengan adanya pembangunan gorong-gorong di ruas jalan protokol. Kondisi arus lalu lintas menga-

lami kemacetan, baik yang berada di jalan Gajah Mada maupun yang berada di jalan Pahlawan. Sebab dengan adanya pembangunan tersebut ruas jalan pun menyempit. (met)

Memperingati Hari Pers Nasional

Bupati Sampang Santuni Wartawan Sakit

Bupati di dampingi ibu kabid humas dan kepala Bakesbangpol (kiri) saat menyerahkan santunan kepada yanti

Sampang, SMN - Senin dalam rangka memperingati Hari Pers Nasional (HPN) Ke-69 (9/2), Bupati Sampang H A Fannan Hasib beserta Ibu Anik Amanillah Fannan mengunjungi sekaligus memberi santunan kepada wartawan penyiar

Radio Suara Sampang (RSS) Nurhayati (34) yang mengalami kebutaan permanen akibat penyakit miningitis yang di derita kurang lebih selama dua tahun. Bertempat di kediaaman yanti sapaan akrab wartawan SS (Suara

Sampang), yang ber alamatkan di Jl. Delima Desa Pasean kec. Sampang, Bupati Sampang didampingi istri Hj Anik Amanillah bersama beberapa rombongan SKPD, tiba dirumah yanti sekitar pukul 10.00 WIB dan diterima sambut hangat oleh seluruh keluarganya, acara di kemas cukup sederhana.. Usai Bupati memberikan Santunan beberapa Kepala SKPD seperti Kepala Dishubkominfo Ali Wafa, Kepala Bakesbangpol Rudi Setiadi dan Perwakilan Dinas Kesehatan secara bergantian juga memberikan santunan pada wanita yang dulunya selalu menyiarkan informasi tentang perkembangan pembangunan di Sampang itu. Dalam sambutannya, Bupati Sampang mengucapkan terimakasih kepada seluruh wartawan Sampang yang ikut peduli terhadap teman seprofesinya yang kini sedang

mengalami cobaan. “Selama tujuh tahun yanti menjalani profesinya sebagai wartawan dan penyiar Radio di Dishubkominfo selalu memberitakan seputar perkembangan pembangunan Sampang, kontribusinya dalam membangun Sampang melalui rdio patut kita apresiasi,dan sebagai Bupati saya sangat berterima kasih dengan apa yang dilakukan dia untuk memajukan Sampang,” tegasnya. H. A. Fannan juga tidak lupa menyampaikan selamat HPN ke-69 semoga dengan bertambah usia insan-insan pers di Sampang mampu memberikan kontribusi melalui pemberitaan demi kemajuan Sampang kedepannya. “Berkat medialah pembangunan di Sampang akan terus maju, sebab dari informasi pemberitaan yang di tulis para insan pers inilah Sampang juga bisa dikenal oleh daerah lain”, tegasnya. (why)

Saling Tuding

Dinas Cipta Karya Bina Marga dengan CV. Pelaksana Perihal Jalan Lingkungan Ambrol

Kondisi jalan yang ambrol

Bondowoso, SMN - Program pembuatan jalan lingkungan di Desa Curahpoh Kec. Curahdami ambrol dan ini merupakan potret kecil dari sistem yang ada di Dinas BMCK (Bina Marga Cipta Karya) Kab. Bondowoso, dimana fungsi pengawasan serta kontrol dari Dinas BMCK patut diduga tidak berjalan sebagaimana mestinya. Ambrolnya jalan lingkungan di Desa Curahpo tersebut menunjukkan rendahnya kualitas serta kwantitas dari proses penggarapan yang dilaksanakan oleh CV abal-abal, karena sejak awal penggarapan hingga ST tidak di ketemukan adanya Papan pemberitahuan sehingga masyarakat sekitar merasa kesulitan

mengetahui berapa besarnya anggaran, berapa volumenya, dan CV apa pelaksananya. Tokoh bersama masyarakat Desa Curahpo kepada SMN, “Saya selaku warga masyarakat Desa Curahpo sangat menyayangkan dengan ambrolnya jalan lingkungan ini, karena jalan tersebut merupakan akses transportasi yang selama ini di idamidamkan, dan saya juga heran kenapa selama proses pembuatan jalan lingkungan ini tidak di pasang papan pemberitahuan, sehingga saya selaku warga masyarakat Desa Curahpo patut menduga kalau penggarapan jalan ini sarat dengan penyimpangan, bahkan bagi masyarakat awampun sudah dapat menduga kalau

dalam penggarapan jalan lingkungan ini di pastikan tidak sesuai dengan SPK atau Metode Pelaksanaan”, ujarnya. Agus selaku PPTK Dinas Bina Marga Cipta Karya Kab. Bondowoso kepada SMN menyampaikan, “Serjak awal saya sudah menolak penyerahan ST dari pelaksanaan pembuatan jalan lingkungan di Desa Curah-po, akan tetapi entah bagaimana ST tersebut terealisasi, bahkan hingga saat ini untuk ST 2 belum saya terima, jadi mengenai ambrolnya jalan lingkungan tersebut masih merupakan tang-gungjawab dari CV pelaksana-nya”, paparnya. H. Saini selaku pelaksana dari pembuatan jalan lingkungan di Desa Curahpo Kec. Curahdami tersebut kepada SMN menjelaskan, “Menyangkut perihal ambrolnya jalan lingkungan di Desa Curahpo, itu bukan lagi menjadi tanggung jawab saya selaku pelaksana, karena pada bulan Juli 2014 sudah di ST dan hingga saat ini sudah 9 bulan, kecuali masih dalam rentang waktu 6 bulan segala sesuatunya masih dalam tanggungjawab saya selaku pelaksana, olehkarena itu dengan ambrolnya jalan lingkungan di Desa Curahpo Kec. Curahdami tersebut bukan lagi menjadi tanggung jawab saya selaku pelaksana”, tegasnya. (b2s )

Plengsengan Sungai Welang Pasuruan Ambrol Pasuruan, SMN - Sebuah plengsengan sungai welang di Kelurahan Karangketug, Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan ambrol. Ambrolnya plengsengan itu diakibatkan derasnya air sungai kiriman dari hulu. Hingga akhirnya, air sungai kembali masuk ke permukiman warga sekitar. Salah satu warga sekitar, Khusni Aziz mengatakan ambrolnya plengsengan tersebut terjadi Senin (9/2) malam sehingga luapan air kembali masuk ke pemukiman warga setinggi satu meter lebih pada Selasa (10/2) malam. “Panjang plengsengan yang ambrol mencapai 10-15 meter mulai dari dasar hingga ke atas. Ini akibat dari derasnya air kiriman dari pengunungan. Hingga rumah kami disekitar sungai kembali terendam banjir,” kata Khusni Aziz, Rabu (11/2). Ambrolnya plengsengan itu memunculkan kekhawatiran bakal semakin meluas jika tidak segera diperbaiki, apalagi jika ada banjir lagi. Ia bersama warga lain-

Kondisi Plengsengan Sungai Welang yang ambrol

nya hanya berharap agar pemerintah segera memperbaikinya. “Kami hanya berharap kepada pemerintah agar segera turun tangan untuk memperbaiki plengsengan tersebut. Karena hujan masih turun hingga akhir Maret. Jangan menunggu sampai warga Kelurahan Karangketug kembali kebanjiran,” jelas Khusni Aziz. Agar air sungai tidak meluap lagi ke permukiman, warga sekitar

dibantu pemerintah memasang tumpukan sak yang didalamnnya diberi pasir. Puluhan sak itu ditaruh di plengsengan yang ambrol. “Ini merupakan inisiatif warga dan dibantu pemerintah setempat. Tujuannya selain meminimalir jika air sungai kembali meluap juga agar plengsengan yang ambrol ini tak semakin melebar,” jelas Sanusi, warga lainnya. (wan/brw)

38 Pasutri di Pasuruan di Nikahkan Massal Peningkatan Pelayanan di RSUD dr. Iskak Tulungagung Tulungagung, SMN - Seiring dengan berkembangnya layanan kesehatan yang ada di Indonesia maka menjadi sebuah tuntutan bagi seluruh Rumah Sakit untuk selalu mengembangkan jenis dan jumlah layanan yang di berikan pada masyarakat. Hal iti tentunya menjadi sebuah kewajiban pemerintah kabupaten Tulungagung melalui Rumah sakit dr ISKAK yang merupakan Rumah Sakit pemerintah yang ada di kota marmer tersebut. Untuk itu Rumah sakit dr ISKAK yang menjadi satu-satunya Rumah sakit pemerintah kabupaten Tulungagung akan selalu meningkatkan jumlah layanan fasilitas yang ada.Selain telah terakreditasi penuh 16 pelayanan saat ini saat ini ramah sakit dr ISKAK menembah lagi jenis pelayanan yang di berikan dengan menambah tenaga ahli spesialis bedah syaraf.hal INi di sebabkan karena selama ini apabila ada sebuah tindakan pembedahan yang berhubungan dengan pendarahan otak maka pasien harus di rujuk ke rumah sakit yang lebih besar. Dengan adanya penambahan fasilitas dan sumber daya sekarang yanh ada harapan kami semoga pelayanan yang kami berikan semakin lama semakin lengkap meskipun kita berada di pesisir laut selatan”Seperti yang di sampaikan dr Supriyanto Sp.B di rektur RSUD dr ISKAK Tulungagung. Pelayanan bedah syaraf merupakan tindakan

Salah satu pasangan saat mengikuti nikah massal di halaman Rusunawa yang beralamat di Kelurahan Tamba’an, Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan, Rabu, (11/02/2015) lalu. RSUD dr. Iskak Tulungagung

yang sangat penting pada penderita yang mengalami pendarahan otak maupun penyakit lain yang menyerang di otak dan memrlikan tindakan khusus seperti yang di sampaikan dr Yudi Cahyono Sp BS melalui kasi informasi dan pemasaran M.Rifai .Hal ini tentunya di berikan kepada warga masyarakat tulungagung dan sekitar,pasien bias bayar sendiri,BPJS maupun jenis asuransi lain Semua akan dilayani dengan sama tanpa di beda-bedakan Layanan ini tentunya

tidak mahal sesuai dengan visi misi pemerintah kabupaten Tulungagung yang akan memberikan pelayanan murah,mudah dan bermutu. Jadi bagi warga masyarakat Tulungagung yang memerlukan pemeriksaan dan konsultasi bedah syaraf bisa ke poli badah RSUD dr ISKAK Tulungagung.kalaupun ada pasien yang membutuhkan tindakan segera maka saat ini tidak perlu khawatir karena kami sudah mempumyai spesialis bedah syaraf. (rud)

Pasuruan, SMN - Puluhan pasangan suami istri (Pasutri) mengikuti nikah massal di halaman Rusunawa yang beralamat di Kelurahan Tamba’an, Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan, Rabu, (11/02/2015). “Hari ini ada sebanyak 38 Pasutri yang ikut dalam nikah. Dan mereka yang ikut ini sebagian besar merupakan pasutri yang sudah lama menikah. Namun, tak

mendaftarkan diri ke Kantor Urusan Agama (KuA) karena terkendala finansial,” ujar Chairul Basri, ketua panitia nikah massal kepada beritajatim.com saat ditemui di lokasi acara. Chairul mengatakan, bahwa tujuan diselenggarakannya nikah massal ini, ialah untuk menekan adanya nikah sirri di wilayah Kota Pasuruan. Sebab menurutnya, hingga kini terdapat ratusan

masyarakat di wilayah setempat yang diketahui masih belum tercatat nikahnya di KUA, lantaran nikah sirri. “Mereka yang mengikuti nikah massal ini berasal dari 4 kecamatan yang ada di Kota Pasuruan, diantaranya yaitu Kecamatan Purworejo, Gadingrejo, Bugul Kidul, dan Panggungrejo,” terangnya. Selain itu, ia menambahkan, bahwa kegiatan nikah massal ini sudah tiga kali ini digelar oleh Pemkot setempat. “Mereka yang ikut nikah massal ini tidak dipungut biaya, dan justru mendapat uang transportasi dan baju gratis dari kami,” imbuhnya. Sementara itu, berdasarkan pantauan Koran ini, 38 pasutri yang mengikuti nikah massal itu, hampir sebagian besar datang dengan didampingi keluarga dari kedua mempelai. Selain itu beberapa pasutri juga terlihat fasih dalam melafalkan ijab qabul di depan penghulu, dan di depan para tamu undangan yang hadir untuk menyaksikan prosesi nikah massal tersebut. (bad/bj)


Karya Ilmiah

Edisi 173 / VII / 16 - 22 Februari 2015

9

Penerapan Metode Resitasi (Pemberian Tugas) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Pembelajaran Bahasa Inggris Siswa Kelas VIII-J Semester Ganjil Mtsn Mojoroto Kota Kediri Tahun Pelajaran 2013/2014 Oleh Drs. Budi Nur Basuki (Guru MTsN Mojoroto Kota Kediri) ini dilaksanakan secara efektif akan memberikan rasa tanggung jawab anak terhadap tugas yang diberikan. Pelaksanaan Resitasiitu lebih baik terhadap siswa akan dapat lebih kreatif serta lebih aktif dapat mengembangkan inisiatifnya serta mempunyai rasa tanggung jawab yang besar terhadap pengetahuan yang telah diperolehnya.

PENDAHULUAN Setiap bangsa mencita-citakan kehidupan yang layak dan lebih baik dari masa silanya, sehingga masa depan bangsa itu akan lebih cerah dan tidak tergantung pada kehidupan bangsa lain, untuk mencapai cita-cita itu, maka perlu adanya pembinaan yang lebih baik terhadap penyelenggaraan pendidikan terutama dalam proses belajar mengajar. Sebab pendidikan berfungsi untuk menyiapkan generasi muda sebagai generasi pengganti yang sedang berlangsung. Dalam pembaharuan bidang pendidikan meliputi berbagai komponen antara lain komponen organisasi dan strategi maupun metode penyampaian. Bahwa dengan metode permberian tugas dapat membuat siswa lebih aktif dan kreatif dalam melakanakan tugas dari kewajiban yang menjadi bebanya. Dengan metode Resitasiakan melatih anak berfikir secra kritis. Metode

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENERLITIAN Siklus I Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada bulan September 2013 di Kelas VIII-J jumlah siswa 31 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan.Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut; dengan menerapkan metode resitasi diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 7,76 dan ketuntasan belajar mencapai 61,90% atau ada 23 siswa dari 8 siswa sudah tuntas belajar.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ³ 75 hanya sebesar 61,90% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Siklus II Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 di Kelas VIIIJ dengan jumlah 31 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif II.Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut. Dari hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 8,27 dan ketuntasan belajar mencapai 80,95% atau ada 27 siswa dari 31 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menun-

jukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini karena setelah guru menginformasikan bahwa setiap akhir pelajaran guru akan selalu memberikan tugas sehingga pada pertemuan berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar. Siklus III Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III dilaksanakan pada bulan Nopember 2013 di Kelas VIII-J dengan jumlah siswa 31 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar.Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif III. Adapun data hasil penelitian pada siklus III adalah sebagai berikut. Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar 8,75 dan dari 31 siswa telah tuntas sebanyak 29 siswa dan 2

siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 90,48% (termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran model Kontekstual berbasis masalah sehingga siswa menjadi lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti ini sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi yang telah diberikan. B. Pembahasan 1. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan metode resitasi memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari siklus I, II, dan III) yaitu masing-masing 61,90%, 80,95%, dan 90,48%. Pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai. 2.Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran bahasa inggris dengan metode pemberian tugas, yang paling dominan

adalah, mengerjakan tugas yang diberikan guru, mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif. Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langkah-langkah kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan metode resitasi dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep, menjelaskan materi yang sulit, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab dimana prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar. PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas dikelas VIII-J dapat disimpulkan bahwa metode resitasi atau pemberian tugas cukup efektif untuk meningkatkan hasil belajar. Sebagian besar guru tidak mengalami kesulitan dalam menggunakan metode pemberian tugas. Dapat meningkatkan pola berfikir dan konstruktif sehingga suasana kelas lebih kondusif terhadap belajar mengajar. Sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar serta dapat meningkatkan hasil belajar dan prestasi siswa.

B. Saran Agar pembelajaran bahasa inggris dengan menggunakan metode Resitasi dapat berhasil baik, maka saran yang dapat disampaikan adalah guru harus memiliki ketrampilan menggunakan metode resitasi sesuai dengan tahap dan prinsip metode Resitasi yang benar, guru harus memiliki kemampuan memotivasi siswa agar senang dengan pelajaran bahasa inggris, penggunaan metode resitasi secara rutin dan teratur bagi guru maupun siswa supaya dapat diterapkan ke dalam kegiatan proses belajar mengajar sehari-hari maupun dalam tugas di rumah, sebab metode Resitasi sebagai metode yang dipergunakan untuk menunjang tecapainya tujuan pendidikan di Indonesia. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineksa Cipta. Nasution Prof. Dr. MA. 1983. Psikologi Pendidikan, Bandung : Jenmars. Puji Setianingsih. Drs. 1984. Interaksi Belajar Mengajar. IKIPPGRI Kediri Jatim. Roestiniah. N.K. Dra. 1982. Didaktik Metodik. Jakarta : BinaAksara. Soecipto. Drs. dan Kawan-Kawan. 1980. Psikologi Pendidikan. Surabaya. Team Penerbit IKIP Negara.

Peningkatan Pembelajaran Bahasa Inggris Indikator “Express Apology, Gratitude And Give Information” Dengan Metode Cooperative Learning Siswa Kelas VII-E Semester Semester 1 UPTD SMPN 1 Mojo Kabupaten Kediri Tahun Pelajaran 2014/2015. Oleh: Setyorini, S.Pd., (Guru UPTD SMPN 1 Mojo Kabupaten Kediri) PENDAHULUAN Kemampuan berbahasa Inggris merupakan suatu kebutuhan dan keharusan di era komunikasi dan globalisasi sekarang ini. Pelajaran Bahasa Inggris di SMP berfungsi sebagai alat pengembangan diri siswa dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Setelah menamatkan studi, mereka diharapkan dapat tumbuh dan berkembang menjadi individu yang mandiri, cerdas, terampil dan berkepribadian siap ikut serta dalam pembangunan nasional. Pengajaran Bahasa Inggris di SMP meliputi empat kemampuan berbahasa yaitu: Menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Semua itu harus didukung oleh unsur unsur bahasa lainnya yaitu Kosa kata, Tata Bahasa, dan Pronuonciation sesuai dengan tema sebagai alat tujuan dan pembelajaran itu sendiri. Agar kegiatan pembelajaran Bahasa Inggris berjalan lancar mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan, maka diperlukan metode pembelajaran yang efektif. Diantara metode pembelajaran yang penulis anggap cocok adalah metode “Cooperative Learning” HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi Data Penelitian 1. Temuan Awal Penelitian Temuan hasil pengamatan awal terhadap kegiatan belajar siswa di kelas belum optimalnya keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar serta rendahnya motivasi instrinsik yang dimiliki siswa. Hal ini ditandai keterlibatan secara pasif siswa dalam pembelajaran, karena kejenuhan terhadap

materi pembelajaran, mengikuti pelajaran hanya karena absen, takut, bukan karena adanya keinginan untuk memberdayakan diri melalui kegiatan belajar. Berdasarkan temuan awal tentang kegiatan pembelajaran di kelas, guru mata pelajaran mencoba menggunakan pendekatan cooperative learning dalam kegiatan pembelajaran, dengan tujuan agar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Berdasarkan hasil tes tersebut diketahui bahwa rata-rata skor siswa 70.5 (termasuk kategori baik). Sedang selebaran skor tes berada pada rentang terendah 63 dan tertinggi 74. Berpijak dari data tersebut, guru melakukan intervensi dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan cooperative learning dalam bentuk investigation task and problem solve task. 2. Temuan Hasil Penelitian Tindakan Siklus a. Tahap Perencanaan (plan) Temuan awal penelitian seperti yang didiskripsikan di atas dapat disimpulkan, bahwa: 1) Kualitas keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran masih belum optimal. 2) Skor prestasi siswa dari hasil tes pertama berada dalam kategori cukup (60,18). Simpulan temuan awal penelitian di atas merupakan hasil refleksi bersama antara guru dengan peneliti sebagaitemuan dari hasil observasi dan wawancara serta tes 1 dari proses diskusi dan refleksi diketahui bahwa hal itu terjadi disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya yang paling dominan adalah guru. Guru melalui pendekatan pembelajaran yang diperguna-

kan berpengaruh terhadap gaya belajar siswa, misalnya pembelajran dilakukan hanya dengan ceramah saja, siswa diminta menulis, tanpa menggunakan media, secara tidak langsung mempengaruhi proses pembelajaran yang diselenggarakan guru di kelas. Solusi dari permasalahan tersebut, peneliti menawarkan untuk menggunakan pendekatan cooperative learning. Tim peneliti sepakat untuk menggunakan pendekatan ini dalam bentuk investigation task dan problem solve task. Pertimbangannya adalah dengan menggunakan pendekatan tersebut memungkinkan siswa untuk saling mengingatkan,saling memberi dan saling menerima dalam upaya meningkatkan prestasi belajar yang diperoleh teman sekelompoknya, sehingga yang bersangkutan tidak bersifat egoisme dalam memperoleh suatu mated pembelajaran. Dia harus mau membagi dengan teman kelompoknya, sehingga yang bersangkutan tidak bersifat egoisme dalam memperoleh suatu materi pembelajaran. Dia harus mau membagi dengan teman kelompoknya agar prestasi belajar menjadi baik. Demikian halnya bila terjadi yang sebaliknya, siswa harus mau memintas kepada teman sebayanya. b. Tahap Pelaksanaan (Action) Pelaksanaan pendekatan cooperative learning bentuk investigation task dan problem solve task dilakukan pada Indikator yang berbeda. Tugas investigasi maupun tugas problem solving diberikan sebanyak dua kali, setelah tugas selesai siswa mempre-sentasikan hasil kerjanya didepan kelas, kemudian ditanggapi dan diakhiri dengan

penarikan kesimpulan. c. Tahapan Pengamatan (Observasi) Temuan yang diperoleh dari pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan cooperative learning bentuk investigation task menunjukkan kurang optimalnya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, walaupun guru sudah berusaha untuk meningkatkan keterlibatannya, ruang lingkup dan cakupan materi pembelajaran lebih dominan ditentukan buku, guru memberikan pengayaan dan pengembangan mated, kegiatan pembelajaran banyak didominasi oleh siswa, seperti presentasi, mengajukan pertanyaan, memberikan tanggapan. Peran guru tidak dominan, tetapi sangat penting sebagai fasilitator, moderator dan pengendali kegiatan. Suasana belajar kondusif, terjadi reaksi aktif dari siswa untuk terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Sedangkan temuan pada waktu pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan cooperative learning bentuk problem solving task menunjukkan adanya : optimalisasi keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran lebih dominan ditenrukan sendiri oleh siswa melalui informasi tentang materi tersebut, kegiatan pembelajaran banyak didominasi oleh siswa, seperti presentasi, mengajukan pertanyaan, memberikan tanggapan. Peran guru sebagai fasilitator, moderator dan pengendali kegiatan. Suasana belajar yang dikembangkan guru sangat kondusif, terjadinya reaksi aktif dari siswa untuk terlibat dalam kegiatan pembelajaran. d. Tahap Refleksi (Reflect)

Pola interaksi antar siswa pada waktu kegiatan pembelajaran berlangsung kelihatan akrab, penuh persaudaraan, tetapi juga sarat dengan persainan dan mengemukakan pendapat, ide atau argumentasi. Ada dua Indikator yang ditemukan untuk mengkaver sebutan tersebut yaitu : (1) Komunikasi yang terjadi antar siswa ditemukan berlangsung secara akrab, pola komunikasinya dalam model banyak arah; (2) partisipasi siswa dalam kegiatan kerja kelompok tidak nampak, walaupun guru sudah memberikan stimulus dalam bentuk pengajuan pertanyaan-pertanyaan. Reaksi spontanitas nampak dominan berasal dan bersifat individual, tidak terlihat adanya diskusi internal antar anggota kelompok sebelum suatu ide. B. Pembahasan Hasil penelitian yang diperoleh secara umum menunjukkan bahwa suatu kelas yang beriklim demokrasi secara kognitif kemampuan yang diperoleh siswa dengan kelas lain tidak ada perbedaan. Tetapi dari sisi efektif dan sosial ada perbedaan. Di kelas demokratis memiliki rasa kerja sama, toleransi, rasa tanggung jawab dan setia kawan lebih besar dibandingkan dengan kelas lain, perbedaan yang paling menyolok adalah siswa di kelas demokratis memiliki sikap akomodatif terhadap perubahan suasana di kelasnya. Sedang kelompok siswa di kelas otokratis lebih kompetitif dan tungsional hanya bila guru hadir, rebut bila guru tidak hadir dan berpandangan negative terhadap pekerjaan orang lain. Hasil penelitian tindakan kelas di atas selaras dengan pendapat Moe-

djiono dan Moh. Dimyati (1993) yang mengemukakan bahwa “Pembelajaran dengan menggunakan metode cooperative learning kelompok selain dapat meningkatkan aktifitas siswa, juga menimbulkan terjadinya interaksi tatap muka secara dinamis antara guru dan siswa serta antara siswa dengan siswa”. Dengan demikian jika guru telah memahami tujuan dari diskusi, maka akan memudahkan bagi dirinya dalam mengelola proses belajar mengajar dengan melibatkan siswa dalam bentuk interaksi yang intensif di dalam kelas. PENUTUP 1. Prestasi hasil belajar siswa ketika proses pembelajaran menggunakan penekanan cooperative learning bentuk investigation task maupun problem solving task, menunjukkan bahwa terdapat perkembangan yang semakin meningkat antara skor hasil tes prestasi siswa dari tes pertama hingga tes terakhir. Perkem-bangan ini ditandai dengan adanya peningkatan nilai ratarata tiap-tiap tes yang diadakan serta rentang skor. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar siswa ketika kegiatan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan pendekatan cooperative learning. 2. Kualitas pembelajaran yang diselenggarakan guru melalui implementasi pendekatan cooperative learning bentuk investigation taks dan problem solving task menunjukkan optimalnya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, ruang lingkup dan cakupan materi, siswa menemukan sendiri informasi tentang materi tersebut. kegiatan pembelajaran ditentukan siswa, guru hanya memberikan

pengayaan dan pengembangan materi. Peran guru sebagai fasilitator, moderator, dan pengendali terjadinya reaksi aktif dari siswa untuk terlibat dalam kegiatan pembelajaran. 3. Penggunaan pendekatan Cooperative learning dalam kegiatan pembelajaran ternyata juga dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa. Pola pembelajaran yang dipergunakan secara tidak langsung mewajibkan siswa untuk selalu siap terlibat dalam kegiatan diskusi dan sejenisnya dalam proses belajar. Untuk itu perlu adanya kesiapan diri dalam penguasaan mated. Jadi, ada tuntutan untuk membaca dan mencari bahan secara mandiri. DAFTAR PUSTAKA Departemen Agama RI. Pedoman Pembelajaran Bahasa Inggris Untuk Sekolah Umum, Jakarta : Dirjen. Kelembagaan Pendidikan, 2004 Dimayati & Mujiono. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : PT Rineka Cipta, 1999 Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar. Bandung : Bumi Aksara, 2001 Ibrahim, Muslimin, dkk., Pembelajaran Kooperatif, Surabaya : UNESA Univercity Pers, 2000 Lie, Anita. Cooperative Learning, Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2002

Penerapan Metode Umpan Balik Meningkatkan Hasil Belajar PAI Materi Pokok Nama-nama Rasul Ulul Azmi dan Puasa Ramadhan Pada Siswa Kelas V Semester II SD Negeri I Krosok Kecamatan Sendang Kabupaten Tulungagung Tahun Pelajaran 2012/2013 Oleh Mashadi, S.Pd.I (Guru PAI SDN 1 Krosok Kecamatan Sendang Kabupaten Tulungagung)

Ilustrasi SUMBER daya manusia yang profesional dapat diperoleh melalui berbagai pengembangan secara menyeluruh. Potensi sumber daya manusia pada hakikatnya adalah salah satu modal dasar pembangunan nasional. Namun selama ini masih dirasakan bahwa potensi sumber daya manusia tersebut belum dapat dimanfaatkan secara optimal mengingat sebagian besar dari angkatan kerja, tingkat keterampilan dan pendidikannya masih rendah. Rendahnya pendidikan akan sangat berpengaruh besar terhadap sikap mental tenaga kerja yang berakibat rendahnya unjuk kerja Untuk mendapatkan manusia-manusia potensial dibutuhkan kelembagaan

pendidikan yang tangguh, yaitu yang dapat memberikan bekal kepada siswa dalam mengembangkan kehidupan sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan selanjutnya. Guru merupakan kunci dalam meningkatkan mutu pendidikan dan mereka berada di titik sentral dari setiap usaha reformasi pendidikan yang diarahkan pada perubahanperubahan kualitatif. Berbagai usaha dilakukan dalam peningkatan mutu pendidikan tidak akan menunjukkan hasil yang berarti apabila tetap mengesampingkan guru. Guru dengan keterlibatannya dalam pembaharuan

kurikulum, pengembangan metodemetode mengajar, penyediaan sarana dan prasarana akan mengubah wajah pendidikan itu sendiri. Salah satu pendidikan yang diajarkan di sekolah dasar adalah mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Berdasarkan hasil tes formatif siswa pada pembelajaran PAI di kelas V SD Negeri I Krosok Kecamatan Sendang Kabupaten Tulungagung tentang mengenal rosul-rosul Allah masih rendah, terlihat dari nilai rata-rata siswa 65,87. Suatu kenyataan bahwa pembelajaran PAI yang dialami selama ini masih jauh dari yang diharapkan, yaitu dilaksanakan guru dengan lebih menekankan pada metode ceramah yang tidak kreatif. Penggunaan metode umpan balik merupakan solusi dari masalah yang ada pada penelitian, sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas V sekolah dasar. Dengan umpan balik dimaksudkan bahwa guru dan siswa menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan.

Guru dapat merangsang siswa agar lebih aktif dalam pembelajaran. Tujuan penelitian ini mendeskripsikan penerapan metode umpan balik dalam meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam materi pokok Namanama Rasul Ulul Azmi dan puasa ramadhan pada siswa kelas V semester II SD Negeri I Krosok Kecamatan Sendang Kabupaten Tulungagung tahun pelajaran 2012/2013. METODE PENELITIAN Pada penelitian dilaksanakan di kelas V SD Negeri I Krosok Kecamatan Sendang Kabupaten Tulungagung Tahun Pelajaran 2012 / 2013 dengan subyek siswa berjumlah 37 orang, yang terdiri dari 21 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Sebagai subjek penelitian dikarenakan banyak siswa kelas V yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Langkah-langkah prosedur penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan, yaitu penelitian tindakan kelas (PTK). Model penelitian tindakan kelas yang

digunakan dalam penelitian ini adalah model spiral dari Kemmis dan Taggart dengan kegiatan penelitian dalam penelitian tindakan terjadi dalam bentuk siklus yang terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Sumber data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data hasil belajar siswa yang meliputi produk dan keterlaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan metode umpan balik. Untuk memperoleh data yang akurat diperlukan teknik pengumpulan data yang tepat. Sedangkan teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah : 1) teknik observasi, 2) teknik tes, 3) teknik angket. Instrumen penelitian digunakan peneliti untuk mendapatkan datadata sebagai sumber informasi dan pendukung kegiatan penelitian. Dan Penelitian tindakan kelas ini menggunakan analisis data deskriptif kualitatif yang disajikan dalam bentuk kata-kata/ kualitatif. HASIL PENELITIAN DAN PEM-

BAHASAN Pada hasil tes akhir siswa pada pra tindakan menunjukkan ketuntasan belajar secara klasikal belum tercapai karena hanya 32% siswa yang tuntas belajar. Setelah dilakukan dengan metode umpan balik dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam hasil pada siklus I menunjukkan bahwa siswa belum mencapai ketuntasan belajar secara klasikal. Pada tes akhir ada 23 siswa yang memperoleh nilai di atas 70, yang berarti 62% siswa telah memenuhi SKM sehingga ketuntasan klasikal belum tercapai. Rata-rata nilai tes akhir siswa yaitu 73 dan mendapat kategori B (baik) pada standar kualitas pencapaian keberhasilan. Ketrampilan guru dalam mengajar juga masih dalam kategori cukup yang berarti guru belum maksimal dalam melaksanakan komponen pembelajaran di dalam metode umpan balik. Pada siklus II ini pembelajaran telah berhasil. Hal ini terlihat dari tes akhir yang sangat memuaskan yaitu dari keseluruhan siswa telah memenuhi SKM atau dengan kata lain ada

37 dari 35 siswa telah memenuhi SKM. Hal ini menunjukkan bahwa pada siklus II ketuntasan secara klasikal telah tercapai karena 94% siswa telah tuntas belajar dengan kategori A (sangat baik). Untuk ratarata nilai siswa yaitu 82,2 dan mendapat kategori B (baik) pada standar kualias pencapaian keberhasilan. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini dapat disimpulkan bahwa metode umpan balik dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam mampu meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Hali ini dibuktikan dari hasil tes yang mengalami peningkatan di setiap siklus. Disarankan siswa hendaknya siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar dan guru dapat mengembangkan pembelajaran dengan metode umpan balik pada mata pelajaran lainnya berdasarkan hasil peningkatan yang telah dicapai pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.


10

Karya Ilmiah

Edisi 173 / VII / 16 - 22 Februari 2015

Implementasi Pembelajaran Ekspositori Guna Meningkatakan Pemahaman Jenis Gunung Berapi Pada Siswa Kelas VII-A MTsN Mojoroto Kota Kediri Tahun Pelajaran 2013/2014 Oleh: Djony Hartono, S.Pd (Guru MTs.N Mojoroto Kota Kediri)

Pendahuluan Metode mengajar yang guru gunakan dalam setiap kali pertemuan kelas bukanlah asal pakai, tetapi telah melalui seleksi yang berkesesuaian dengan perumusan tujuan intruksional khusus. Jarang sekali terlihat guru merumuskan tujuan hanya dengan satu rumusan, tetapi pasti guru merumuskan lebih dari satu tujuan. Karenanya, guru pun selalu menggunakan metode yang lebih dari satu. Pemakaian metode yang satu digunakan unutk mencapai tujuan yang satu, sementara penggunaan metode yang lain, juga digunakan untuk mencapai tujuan yang lain. Begitulah adanya, sesuai dengan kehendak tujuan pengajaran yang telah dirumuskan. Dalam upaya peningkatan kualitas sekolah, tenaga kependidikan yang meliputi, tenaga pendidik, pengelola satuan pendidikan, penilik, pengawas, peneliti, teknis sumber belajar, sangat diharapkan berperan sebagaimana mestinya dan sebagai tenaga kependidikan yang berkualitas. Tenaga pendidik/guru yang berkualitas adalah tenaga pendidik/guru

yang sanggup, dan terampil dalam melaksanakan tugasnya. Tugas utama guru adalah bertanggung jawab membantu anak didik dalam hal belajar. Dalam proses belajar mengajar, gurulah yang menyampaikan pelajaran, memecahkan masalahmasalah yang terjadi dalam kelas, membuat evaluasi belajar siswa, baik sebelum, sedang maupun sesudah pelajaran berlangsung (Combs, 1984: 11-13). Untuk memainkan peranan dan melaksanakan tugas-tugas itu, seorang guru diharapkan memiliki kemampuan professional yang tinggi. Dalam hubungan ini maka untuk mengenal siswa-siswanya dengan baik, guru perlu memiliki kemampuan untuk melakukan diagnosis serta mengenal dengan baik cara-cara yang paling efektif untuk membantu siswa tumbuh sesuai dengan potensinya masing-masing. Dengan tercapainya tujuan dan kualitas pembelajaran, maka dikatakan bahwa guru telah berhasil dalam mengajar. Keberhasilan kegiatan belajar mengajar tentu saja diketahui setelah diadakan evalusi dengan berbagai factor yang sesuai dengan rumusan beberapa tujuan pembelajaran. Sementara itu teknologi pembelajaran adalah salah satu dari aspek tersebut yang cenderung diabaikan oleh beberapa pelaku pendidi-

kan, terutama bagi mereka yang menganggap bahwa sumber daya manusia pendidikan, sarana dan prasarana pendidikanlah yang terpenting. Khususnya dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, agar siswa dapat memahami materi yang disampaikan guru dengan baik, maka guru dapat memilih salah satu atau gabungan dari beberapa metode pembelajaran, guru akan memulai membuka pelajaran dengan menyampaikan kata kunci, tujuan yang ingin dicapai, baru memaparkan isi dan diakhiri dengan memberikan soal-soal kepada siswa. Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Penelitian Siklus I Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada bulan Agustus 2013 di Kelas VII-A dengan jumlah siswa 34 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksaaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan.

Dari hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan penerapan ekspositori diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 69 dan ketuntasan belajar mencapai 62% atau ada 21 siswa dari 34 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai e” 65 hanya sebesar 62% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa asing dan bingung dengan ekspositori yang diterapkan dalam proses belajar mengajar. Siklus II Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada bulan September 2013 di Kelas VII-A dengan jumlah siswa 34 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II.. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif II. Dari hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 74

dan ketuntasan belajar mencapai 80% atau ada 26 siswa dari 34 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I.

dari siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan dari kemampuan guru dalam proses belajar mengajar, sehingga siswa mudah menguasai materi yang diperlajari.

Siklus III Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 di Kelas VIIA dengan jumlah siswa 34 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif III. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar 78 dan dari 30 siswa yang telah tuntas sebanyak 34 siswa dan 4 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 90% (termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik

Pembahasan Melalui hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa penerapan ekspositori memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari siklus I, II, dan III) yaitu masing-masing 62%, 80%, dan 90%. Pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai. Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar dengan menerapkan ekspositori dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan. Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan menerapkan ekspositori yang paling dominan adalah bekerja dengan sesama siswa, mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar siswa/ antara siswa dengan guru. Jadi dapat

dikatakan bahwa aktivitas isiwa dapat dikategorikan aktif. Kesimpulan 1. Pembelajaran dengan menerapkan ekspositori memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (62%), siklus II (80%), siklus III (90%). 2. Penerapan ekspositori mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang ditunjukan dengan rata-rata jawaban siswa yang menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan penerapan ekspositori sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar. 3. Penerapan penerapan ekspositori efektif untuk meningkatkan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Daftar Pustaka Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), Charles B. Myres, 2000, National Standar For Social Studies Teacher, Vol I USA, Kardi S dan Nur M.,Kreativitas dan Bakat, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002) Martin Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Cipayung: Gaung Persada Perss, 2005)

Improving Students’ Reading Comprehension By Using Task-Based Learning At The VIII-B Grade Students Of UPTD SMPN 1 Mojo In The Academic Year of 2012/2013 By: Mirnawati, S.Pd. (English Teacher at UPTD SMPN 1 Mojo Kabupaten Kediri)

Introduction English as an international language has been acquired by countries all over the world. It has been used and spoken by people in the world. Nowadays, English becomes the most important language to lear because it is the common language used in international communication. English is intende to give great help to students who want to continue their study into higher education or institution. It has also a great role in helping them to comprehend literatures that are written in English. In this global competition, people whose mother tongue is not English have to learn English because of the reason stated above, Generally, many opeople who learn a foreign language think that learning a foreign language can increase their ability to understand others. Even less, it also develops their sensitivity to other waysordering personal experience and social institutions. In English language, reading is an

importand skill to be learned and mastered. Learning to read is an important educational goal. The ability to read opens up new world an opportunities. Burns et’ al. (1984: 21) states that learning to read is a continuing process. Everyone learning to read over a long period of time, acquires more advanced reading skills after they master prerequisite skills, even after they have been introduced to all reading skills. No matter how old people are, or, how long they have been out of school, they continue to refine their reading skills. In language teaching, reading is one of the four language skills taught. Harmer (1998: 68) states that getting students to read English text is an importand part of the teacher’s job. Reading texts is a good thing for language students for reason the provide good model for English writing and provide opportunity to study language: vocabulary, grammer, punctuatio, and the way to contruct sentences, paragraphs, and text. Research Finding and Discussion Research Finding From the research above, it can be seen that the found research findings include: TBL gives many improvement for the students’ reading comprehension and gives many advantages in teaching learning process.

The reading comprehension’s improvements in this research included the students’ ability in identifying main idea, detail infromation, reference, vocabularies and the generic structure of the text they read. The achievements of reading test also increased. It can be seen from the result of the reading test (pre-test and post-test). At the beginning of the research, the writer conducted post-test 1 (after cycle 1) which the mean score was 7.58. This result showed that the students’ score was higher than KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Besides brings many improvements for the students’ reading comprehension, Task-Based Learning also brings many advantages in teaching learning process in this research. Discussion Based on the research findings described in the previous section, the implementation of Task-Based Learning (TBL) in improving students’ reading comprehension proved good results.Actually, the research was aimed at knowing how far Task-Based improve students’ reading comprehension and knowing the advantages of it in the teaching and Learning process. In another word, the findings can be formulated in two main points that are: 1) Task-Based Learning gives many improvements for

the students’ reading comprehension; and 2) Task-Bassed Learning gives some advantages in the teaching learning process. In Task-Based Learning (TBL), the students also have many changes to experiment with the language through the tasks. Willis (1996:24) says that learners need to be free to experiment with language in their own, and to take risks. Leaners need to regard their errors in a positive way, to treat them as a normal part of learning. The tasks given were purposed to make the students them selves learn the words through the tasks were not only the number of items but it is also learning media that could help student to confirm how far their understanding. The task had purpose to be achieved It was like Willis (1996:24) statement that the task are “goal-oriented”. While the students are doing the task, they are using the language. Therefore, in another words, they are learning by experiencing the language itself. The Tasks provide opportuisties for learners to listen and participate in meaning-focused interactions from the very beginning, helping them to acquire the new language more naturally (Willis, 1996: 118). In addition, task-based technique encoutages beginners. It is because it

values what the learners can achieve no matter how little language they have. In this tehnique, as mentioned by Willis (1996: 118), the teacher’s most general priorities are : · Establishing a relaxed-free atmosphere in the classroom · Providing a lot of exposure that learners can make approximate sense of it · Building on what they know, but without expecting perfection · Not forcing them to speak at they prefer not to · Reassuring them in their progress, and generally boosting their confidence Here are some clearer advantages of Task-Based Learning (http:/limoed forum.blogspot.com/2010/cooperativelearning-and-task-based.html: · The student are free of language control. In all three stages they must use all their language resources rather than just practicing · Anatural context is developed from the students’ experiences with the language that in personalized and relevant to them. · The language explored arises from the students’ needs. This need dictates what will be covered in the lesson rather than a desision made by the teacher or course book. · It is enjoyable and motivating During conducting her action, the

writer did the best to apply those teachers’priorities in the class. Although there are still needed more improvement, the writer learned many lessons from the teaching. From those explanations, it can be concluded that the use of Task-Based Learning (TBL) can improve the better teaching learning situation and the better achievement in the students’ reading comprehension. Conclusion 1. Teaching students by Task-Based learning can improve the students’ reading comprehension in understanding the narrative text. In implementing the technique, students do three phase of TaskBased Learning they are pre-task phase, task cycle phase and language focus phase. The students’ improvenment can be seen from the result of one-test and post-test done by them. At the beginning oh the research, the writer conducted pretest which the mean score was 5.6. Then, the writer conducted 2. The advantages of Task-Based Learning in the Teaching and Learning Process are: a. The classroom atmosphere that was not alive at the beginning, became alive; b. The studest’participation in class that was low at the beginning became high. They have more willing to paticipate in class activities; c.At the beginning the students were

passive. The clever students dominated the class. Task-Based learning made the students were more active, every students tried his/her best to speak up; d. Monotonous activity based on LKS in class became more enjoyable witth varicus activities in Task-Based Learning (Games, jumbled, storytelling, information gap, written and spoken activities); e. At the beginning, teacher dominated class activities. Task-Based Learning let the students learn through task in the form of various activities. Bibliography Brown, H. Douglas, 2001, Teaching by principles: An Interactive Approach to Language Pedagogy. San Fransisco: Longman. Ellis Rod. 2003. Task-Based Language Learning and Teaching. New York: Oxford University Press Homby, AS. 2005. Oxford Advanced Learner’s Dictionary: International Student’s Edition. Oxford: Oxford University Press Nunan, David and Bailey. Kathleen M. 2009. Exploring Second Language Classroom Research. Canada: Heinle Cengage Learning Wills, Jane. 2010. Cooperative Learning and Task-Based Learning. http://imced-forum. blogspot.com/2012/ Ollcooperative-learning-and-task based.html.Accessed on 22" December 2012

Penerapan Metode Pembelajaran Tanya Jawab Guna Meningkatkan Pemahaman Kegiatan Pelaku Ekonomi Dalam Pelajaran IPS Pada Siswa Kelas VII-B UPTD SMPN 1 Badas Kabupaten Kediri Tahun Pelajaran 2014/2015 Oleh: Nunik Choiriyah, S.Pd. (Guru SMPN 1 Mojo Kabupaten Kediri)

Pendahuluan Ada kecenderungan dalam dunia pendidikan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan secara alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak “mengalami” sendiri apa yang dipelajarinya, bukan ‘mengetahui’-nya. Pembelajaran yang berorientasi target penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi ‘mengingat’ jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangkan panjang. Mengajar bukan semata persoalan menceritakan. Belajar bukanlah konsekuensi otomatis dari perenungan informasi ke dalam benak siswa. Belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri. Penjelasan dan pemeragaan semata tidak akan membuahkan hasil belajar yang langgeng. Yang bisa membuahkan hasil belajar yang langgeng hanyalah kegiatan belajar aktif. Apa yang menjadikan belajar aktif? Agar belajar menjadi aktif siswa harus mengerjakan banyak sekali tugas. Mereka harus menggunakan otak, mengkaji gagasan, memecahkan masalah, dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar aktif harus gesit, menyenangkan, bersemangat dan penuh gairah. Siswa bahkan sering meninggalkan tempat duduk mereka, bergerak

leluasa dan berfikir keras (moving about dan thinking aloud). Khususnya dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, agar siswa dapat memahami materi yang disampaikan guru dengan baik, maka proses pembelajaran tanya jawab, guru akan memulai membuka pelajaran dengan menyampaikan kata kunci, tujuan yang ingin dicapai, baru memaparkan isi dan diakhiri dengan memberikan soal-soal kepada siswa. Hasil Penelitian Dan Pembahasan Analisis Data Penelitian Persiklus Siklus I Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada bulan September 2014 di Kelas VII-B dengan jumlah siswa 38 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksaaan belajar mengajar Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan.Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut: Dari data dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan model tanya jawab diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 66.9 dan ketuntasan belajar mencapai 58.8% atau ada 22 siswa dari 38 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum

tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai e” 65 hanya sebesar 60,71% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih baru dan asing terhadap metode baru yang diterapkan dalam proses belajar mengajar. . Siklus II Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal Bulan Oktober 2014 di Kelas VII-B dengan jumlah siswa 38 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalah atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrument yang digunakan adalah tes formatif II.Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut. Dari data diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 71.00 dan ketuntasan belajar mencapai 79.4% atau ada 31 siswa dari 38 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini karena

siswa mambantu siswa yang kurang mampu dalam mata pelajaran yang mereka pelajari. Disamping itu adanya kemampuan guru yang mulai meningkat dalam prose belajar mengajar.

mempelajari materi pelajaran yang telah diterapkan selama ini serta ada tanggung jawab kelompok dari siswa yang lebih mampu untuk mengajari temannya kurang mampu.

Siklus III Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III dilaksanakan pada bulan Nopember 2014 di Kelas VII-B dengan jumlah siswa 38 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif III. Adapun data hasil penelitian pada siklus III adalah sebagai berikut: Berdasarkan data diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar 73.5 dan dari 38 siswa yang telah tuntas sebanyak 36 siswa dan 2 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 94.11% (termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan siswa dalam

Pembahasan Melalui hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa model tanya jawab memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi yang telah disampaikan guru selama ini (ketuntasan belajar meningkat dari sklus I, II, dan III) yaitu masing-masing 60,71% ,79.4%, dan 94.11% Pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai. Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses model tanya jawab dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap peningkatan prestasi belajar siswa dan penguasaan materi pelajaran yang telah diterima selama ini, yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan. Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan model tanya jawab yang paling dominan adalah, mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar siswa/ antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas isiwa dapat dikategorikan aktif. Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksana-

kan langkah-langkah model tanya jawab dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan, menjelaskan materi yang tidak dimengerti siswa, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab dimana prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar. PENUTUP A. Kesimpulan 1. Model tanya jawab memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (60,71%) siklus II (79.4%) dan siklus III (94.11%). 2. Penerapan model tanya jawab mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam belajar Ilmu Pengetahuan Sosial, hal ini ditunjukan dengan antusias siswa yang menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan model tanya jawab sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar. 3. Model tanya jawab memiliki dampak positif terhadap kerjasama antara siswa, hal ini ditunjukkan adanya tanggung jawab dalam kelompok dimana siswa yang lebih mampu mengajari temannya yang kurang mampu. B. Saran 1. Untuk melaksanakan model tanya jawab memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan

model tanya jawab dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal. 2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pengajaran yang sesuai, walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. 3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakukan di UPTD SMPN 1 Badas Kabupaten Kediri Tahun pelajaran 2014/2015. DAFTAR PUSTAKA Abu, Ahmadi. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia, 2005 Budiningsih, C. Asri. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2005 Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rieneka Cipta, 2006 Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara 2002. Hendyat, Soetopo. Pendidikan Dan Pembelajaran. Malang: UMM Press, 2005 Kamin, Zulfikri. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching And Learning), (http://group.yahoo.com/group/ pakguruonline), diakses tanggal 15 Januari 2009


Rona-rona

Edisi 173 / VII / 16 - 22 Februari 2015

Kemerdekaan Pers Sambungan dari hal. 1 Dalam 10 tahun terakhir, sebenarnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun pernah tidak menghadiri puncak peringatan Hari Pers Nasional (HPN) dan juga diwakili Wapres Jusuf Kalla, yaitu tahun 2007, di Samarinda, Kalimantan Timur. Presiden Yudhoyono juga pernah “mengubah” puncak HPN, yang biasanya dirayakan pada 9 Februari menjadi 11 Februari, karena keinginannya hadir dan menghargai masyarakat pers di Manado, Sulawesi Utara, pada 2013. Ketidakhadiran Joko Widodo bisa jadi mengecewakan masyarakat pers sebab dia selama ini dikenal sebagai media darling. Kehadirannya di panggung politik nasional, sejak sebelumnya sebagai Wali Kota Solo (Jawa Tengah) dan Gubernur DKI Jakarta, sangat ditopang oleh media massa. HPN 2015 adalah kesempatan pertama bagi Jokowi sebagai Presiden untuk menunjukkan perhatian dan kedekatannya dengan komunitas pers meski sesungguhnya relasi antara pers dan kekuasaan tidak perlu diwarnai dengan situasi emosional. Kehadiran atau ketidakhadiran Presiden pada puncak perayaan HPN tak mengubah wajah kemerdekaan pers di negeri ini. Kemerdekaan pers Kemerdekaan pers bukan dijamin oleh seorang Presiden, melainkan tertera jelas dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 dan Undang-Undang (UU) Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers, yang tak mudah diubah-ubah. Bahkan, kemerdekaan pers merupakan bagian dari kedaulatan rakyat, seperti disebutkan pada konsideran menimbang dalam UU Pers, yaitu “Bahwa kemerdekaan pers merupakan salah satu wujud kedaulatan rakyat dan menjadi unsur yang sangat penting untuk menciptakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang demokratis sehingga kemerdekaan mengeluarkan pikiran dan pendapat sebagaimana tercantum dalam Pasal 28 Undang-Undang Dasar 1945 harus dijamin”. Presiden BJ Habibie (19981999) ketika menerima Medali Emas Kemerdekaan Pers pada HPN 2013 pun menyatakan, “Kita berjuang menegakkan makna kemerdekaan dalam arti yang seluas-luasnya, termasuk kemerdekaan di bidang pers. Kita berkeyakinan, pengekangan terhadap kemerdekaan pers

tidak sejalan dengan prinsip perikemanusiaan dan perikeadilan. Kemerdekaan pers adalah bagian dari upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, yang menjadi salah satu tujuan pembentukan negara kita.” Kemerdekaan adalah hak segala bangsa, seperti ditegaskan dalam Pembukaan UUD 1945. Kemerdekaan pers juga disebutkan dalam Ketetapan Nomor XVII/ MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia. Sebagai penjabarannya, UU No 40/1999 pun menegaskan, kemerdekaan pers sebagai salah satu wujud kedaulatan rakyat yang berasaskan prinsip demokrasi, keadilan, dan supremasi hukum (Pasal 2). Pasal 4 UU Pers menyebutkan pula, (1) kemerdekaan pers dijamin sebagai hak asasi warga negara dan (2) terhadap pers nasional tidak dikenakan penyensoran, pembredelan, atau pelarangan siaran. Untuk kian menjamin kebebasannya itu, perusahaan pers di Tanah Air pun tak perlu mengajukan izin usaha penerbitannya, asalkan berbentuk badan hukum di negeri ini serta mengumumkan nama, alamat, dan penanggungjawabnya secara terbuka. Keran kebebasan yang terbuka sejak pemerintahan Orde Baru tumbang tahun 1998 segera disambut oleh masyarakat. Seperti “kuda lepas dari pingitan”, mereka berlombalomba membuat media massa dan perusahaan pers di negeri ini pun tumbuh bak cendawan di musim hujan. Hingga 10 tahun setelah UU Pers lahir, Dewan Pers mencatat di seluruh Nusantara terdapat tak kurang dari 825 usaha penerbitan pers. Akan tetapi, kondisi perekonomian yang tidak berkembang membuat tak sedikit pula penerbitan pers yang terpaksa tutup. Namun, angka yang tersisa itu masih lebih banyak dibandingkan pada masa Orde Baru, selama 32 tahun, yang dihiasi dengan 289 penerbitan pers, 6 stasiun televisi, dan sekitar 740 stasiun radio. Partisan Dalam paparan mengenai komunikasi publik dan strategi mengemas isu media konvensional di Dewan Perwakilan Daerah, 21 Januari 2015, di Jakarta, Pemimpin Redaksi Investor Daily Primus Dorimulu menyebutkan, tahun 2014 masih ada 567 penerbitan pers, 1.166 stasiun radio, 340 stasiun televisi, dan 211 portal berita. Untuk penerbitan pers dan radio, angka

tahun 2014 itu lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya (2013), yaitu 409 penerbitan pers, 991 stasiun radio, dan stasiun televisi sebanyak 394 unit. Sekalipun konstitusi dan UU menjamin kemerdekaan pers, seperti diakui Ketua Dewan Pers Bagir Manan pada puncak peringatan HPN 2015, di Batam, masih banyak persoalan internal pers yang belum tuntas hingga saat ini, yang pada gilirannya akan menggerogoti kebebasan pers. Pertama, persoalan mengenai cara-cara menerjemahkan hak atas kebebasan berekspresi yang memungkinkan ada pluralisme pikiran dan pendapat, serta pada gilirannya pluralisme mendapat keberpihakan. Tentu menjadi persoalan bagi pers ketika keberpihakannya itu bersifat partisan. Keberpihakan oleh media massa memang sulit dicegah, tetapi tetap dianggap tidak layak. Di negeri ini, saat ini, kita dengan mudah merasakan dan melihat partisanship dari kelompok pers. Keberpihakan pers dalam alam demokrasi semestinya hanya kepada publik, bukan kepada suatu kekuatan politik atau aliran politik tertentu. Pers partisan dapat merendahkan diri sendiri dan pada gilirannya profesionalisme pers, kode etik jurnalistik, dan standar kerja minimal jurnalisme pun terabaikan. Dewan Pers juga mengingatkan pengaruh pemilik media terhadap pers. Inilah masalah yang kedua, yaitu pemilik media massa terlalu mengedepankan pers sebagai usaha ekonomi. Ketika pemilik media massa menjadi pelaku atau aktivis politik, pengaruh yang meresahkan masyarakat dari peran pers pun muncul. Ini merupakan faktor utama yang menimbulkan pers yang partisan. Ketiga, jelas Bagir Manan, adalah persoalan pers abal-abal, sesuatu yang semestinya tidak boleh ditoleransi oleh komunitas pers. Salah satu wujud abal-abal adalah menjadikan pers atau berita untuk mengancam, memeras, dan bentuk manipulasi lainnya. Lebih memprihatinkan lagi, perilaku abal-abal ini tak hanya dilakukan oleh mereka yang memang pers abal-abal, tetapi juga menghinggapi pers yang secara normatif memenuhi syarat sebagai pers. Perilaku abal-abal ini bisa terjadi karena obyek atau subyek berita juga mengandung berbagai penyakit, yaitu bertentangan dengan kewajiban dan tanggung jawab sebagai pengelola kepentingan publik yang semestinya baik. Kondisi itu tentu saja tak sejalan

dengan prinsip kemerdekaan pers. Padahal, Pasal 5 UU No 40/1999 menegaskan, pers nasional berkewajiban memberitakan peristiwa dan opini dengan menghormati normanorma agama dan rasa kesusilaan masyarakat serta asas praduga tak bersalah. Ketentuan itu diungkapkan lebih lanjut dalam Kode Etik Jurnalistik tahun 2006, yang menyatakan wartawan Indonesia dengan penuh rasa tanggung jawab dan bijaksana mempertimbangkan patut tidaknya menyiarkan karya jurnalistik (tulisan, suara, serta suara dan gambar) yang dapat membahayakan keselamatan dan keamanan negara, persatuan dan kesatuan bangsa, menyinggung perasaan agama, kepercayaan atau keyakinan suatu golongan yang dilindungi oleh undang-undang (Pasal 2). Realitas masyarakat Tentu tidak mudah bagi kalangan media massa untuk menilai diri sendiri, termasuk menilai berita manakah yang layak dan tidak layak disampaikan kepada masyarakat. Hal ini terjadi karena pers di Indonesia tak pernah hidup dalam ruang hampa, tetapi terus berada dalam tarik-menarik berbagai kepentingan, terutama bisnis dan politik. Pemilik media massa di negara ini bukan seluruhnya berasal dari latar belakang pers. Tak sedikit pengusaha, pimpinan partai politik, atau mereka yang berambisi menjadi pemimpin politik memiliki, bahkan menguasai, jaringan pers. Pengaduan dari masyarakat yang diterima Dewan Pers, terkait profesionalitas pekerja pers, pun meningkat. Tahun 2013, misalnya, Dewan Pers menerima lebih dari 800 pengaduan. Padahal, tahun 2012 pengaduan yang diterima tak lebih dari 476 perkara. Dengan melihat realitas terkini masyarakat pers di negeri ini, sebenarnya ancaman terbesar kemerdekaan pers bukanlah dari luar, melainkan justru dari dalam diri komunitas pers. Mawas diri menjadi kata kunci untuk menegakkan kemerdekaan pers di Indonesia dan menjadi permenungan bagi untuk peringatan HPN tahun-tahun berikutnya. Tak perlu kecewa atau marah kalau pemimpin di negara ini dianggap kurang peduli atau kurang memperhatikan masyarakat pers, seperti cinta yang bertepuk sebelah tangan, karena kemerdekaan pers tidak bergantung pada kekuasaan politik, apalagi kekuasaan bisnis. (kan/kmp)

Bantuan Pemkot Kediri Sambungan dari hal. 1

11

Anggaran Bencana di Tahun 2015 Sambungan dari hal. 1 Ia memberikan gambaran curah hujan yang terjadi di Tanah Air, semuanya berpotensi menimbulkan banjir, karena adanya perubahan iklim. Ia mencontohkan, kejadian banjir di Jakarta, dengan curah hujan 351 mm, hanya turun dalam waktu tiga jam. “Padahal tidak ada kiriman air dari Bogor, ya karena curah hujannya tinggi jelas menimbulkan genangan banjir,” ucapnya. Oleh karena itu, menurut Syamsul, harus ada strategi baru dalam menghadapi bencana banjir. Air hujan tetap harus bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan di musim kemarau. “Jangan sampai air hujan yang menimbulkan banjir akhirnya terbuang percuma ke laut, tapi harus

bisa ditangkap dimanfaatkan di musim kemarau,” tuturnya. Ia juga menyebutkan, kejadian bencana di Tanah Air saat ini tidak hanya banjir, tetapi juga kekeringan seperti yang saat ini melanda Palembang. “BNPB diminta turun ke Palembang, karena daerah setempat mengalami kekeringan, meskipun di Jawa musim hujan,” tandasnya. Yang jelas, menurut dia, BNPB menetapkan kewaspadaan menghadapi ancaman bencana banjir sampai Juni. Di luar Jawa, seperti Ambon, masih masuk musim hujan dan rawan bencana banjir. “Di Ambon musim hujan yang berpotensi menimbulkan banjir sampai Juni. Tapi kalau di Jawa kewaspadaan menghadapi ancaman

banjir sampai Maret,” ujarnya. Ditanya berapa kerugian dari berbagai bencana yang terjadi tahun ini, Syamsul menjawab masih dalam penghitungan. “Tapi saya sudah meminta daerah, seperti Gresik, Lamongan termasuk Bojonegoro segera mengajukan alokasi anggaran dalam menghadapi bencana kepada BNPB. Sebab kami sudah mempersiapkan Rp 56 miliar yang akan dibagikan kepada daerah yang dilanda bencana,” paparnya. Di Bojonegoro, Syamsul Maarif didampingi Anggota DPR RI Komisi VIII Kuswiyanto dan Bupati Bojonegoro Suyoto, meninjau lokasi yang baru saja dilanda banjir bandang di Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang. (kan/kmp)

7 Dubes Eropa Sambungan dari hal. 12 Menurut Olof Skoong, Indonesia merupakan partner strategis bagi Uni Eropa dan Surabaya termasuk kota yang perkembangannya paling pesat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya penghargaan dari dunia internasional kepada ibu kota provinsi Jawa Timur. “Kami semua beruntung bisa bertatap muka dengan Wali Kota Surabaya. Oleh karenanya, kesempatan ini tak mungkin disia-siakan. Ini peristiwa berharga untuk mengenal kota ini lebih mendalam lagi,” ujarnya. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengawali penjelasannya dengan komitmen Surabaya menjadi kota jasa dan perdagangan yang mampu bersaing dengan kota-kota lain di dunia. Untuk merealisasikan visi itu, kata Risma, pihaknya perlu membangun kualitas manusia terlebih dulu. Caranya dengan berbagai fasilitasi di bidang pendidikan dan

kesehatan. Dia melanjutkan, pendidikan dan kesehatan gratis dapat meringankan beban masyarakat. Dengan demikian, program peningkatan taraf hidup warga bisa lebih terfokus. Skema itu, kata dia, ditunjang dengan penyediaan 978 perpustakaan dan taman baca di seluruh penjuru kota. Sementara di bidang teknologi informasi (TI), pemkot memberikan pelatihan komputer dan internet di broadband learning center (BLC) yang dapat dijumpai di fasilitas umum. Tak ketinggalan, Risma juga menyinggung perihal upaya penanggulangan banjir, rencana pembangunan angkutan massal cepat (AMC), hingga pemanfaatan TI untuk menunjang manajemen pemerintahan dan perizinan online. “Tidak bisa dipungkiri bahwa pemanfaatan TI memberikan banyak dampak positif. Salah satunya mengurangi terjadinya KKN

karena semua terekam secara elektronik,” katanya. Pertemuan yang berlangsung selama kurang lebih 90 menit itu berlangsung dua arah. Satu per satu dubes mengajukan pertanyaan guna menggali lebih dalam informasi yang disampaikan Risma. Termasuk kemungkinan Surabaya menambah hubungan sister city dengan kota di Uni Eropa. “Surabaya tergolong kota di Indonesia yang paling banyak menjalin sister city dengan kota-kota di Eropa,” terang Risma. Dia menyatakan, Surabaya membidik Kota Pelabuhan di Eropa, yakni Antwerp di Belgia. Sayang, hubungan kerja sama belum bisa terealisasi. “Kami berharap bisa kerja sama dengan Antwerp, tapi mungkin ada kebijakan lokal di sana yang belum memungkinkan terlaksananya kerja sama. Saya sendiri juga tidak tahu, itu kewenangan mereka,” ujarnya. (syam)

Perda Tanpa Perwali Sambungan dari hal. 1 penggerebekan dan sempat dibawa beberapa penari tersebut ke Mapolres kota probolinggo, dan dilakukan pemeriksaan yang diduga melakukan tidak pidana. Setelah kejadian tersebut pada hari berikutnya DPRD kota probolinggo memanggil Fihak Pemerintah kota berserta Fihak Keamanan untuk melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dan DPRD kotaprobolinggo yang dalam hal ini Komisi A, Memberikan Rekomendasi untuk menutup sementara tempat hiburan tersebut dan Pemerintah kota siap melaksanakan Penutupan. Namun pada saat akan dilaksanakan Penutupan Fihak Pemerintah kota melaksanakan Rapat Koordinasi dengan para Pimpinan Daerah yang saat itu hadir Wakil walikota HM.Suhadak SPd, Kapolres Kota Probolinggo, Kodim 0820, Ketua Pengadilan, Kejaksaan (Kasi Pidum), Asisten, Kepala Perijinan, Kasat Pol PP dan Fihak fihak Terkait lainnya, Dalam Rakoor tersebut mengambil keputusan untuk Tidak Menutup tempat hiburan tersebut dengan berbagai pertimbangan, namun hanya Memberikan Tegoran

Keras, yang bersifat tertulis dan pengusaha diwajibkan membuat Surat pernyataan yang isinya untuk tidak akan mengulangi kesalahan, Sehingga sampai saat ini menjadi polemic antar pendapat dari berbagai kalangan masyarakat. Wakil Walikota Probolinggo HM. Suhadak. SPd mengatakan bahwa pada dasarnya Pemerintah kota Tidak melarang masyarakat untuk melakukan usaha dibidang hiburan Namun sejauh, “Tidak Melanggar Aturan dan Norma Norma Susila Dan Norma Agama”. Seperti kita ketahui Perda yang mengatur tentang hiburan yaitu Perda No.9.tahun 2010, dalam Klausul penutup menyebutkan bahwa Perda tersebut harus dengan Peraturan Walikota (Perwali) yang mengatur secara teknis, namun sejak Perda no.9 tahun 2010 ini evektiv diberlakukan sampai saat ini belum ada Perwali yang mengatur, sehingga berbagai kalangan berpendapat bahwa semua Perijinan yang dikeluarkan dengan berpedoman Perda tersebut di anggp ilegal dan sangat merugikan masyarakat. Disisi lain tindakan Pemerintah

Kota Probolinggo yang ditengarai belum maksimal kepada tempat hiburan malam ini membuat para tokoh ormas keagamaan memberikan peringatan agar pemerintah kota Berani dan Tegas dalam mengabil sikap, dengan alasan bahwa kota probolinggo adalah sudah terkenal sebagai kota yang Berbasis Muslim, dan kota pondok pesantren. Menurut Pengamatan ada banyak Perda yang belum dipertegas dengan Perwali dan menurut nara sumber dari Pemerintah kota “Memang banyak Perda yang Belum ada Perwalinya Namun Tidak Semua Perda Harus Ada Perwalinya.” dan untuk Perda yang membutuhkan adanya Perwali akan segera di buatkan. Analisa pengamat menjelaskan bahwa Perda yang Tidak ada Perwalinya adalah kurang evektif dalam pelaksanaannya sebab secara teknis Perwali bisa mengatur secara rinci jenis jenis pelanggaranya dan sangsi Hukumnya dan yang lebih penting lagi Sosialisasinya kepada masyarakat, agar masyarakat mengetahui dan memahami tentang hal Perda atau Perwali tersebut. (edy)

Izin Usaha Penggilingan Padi Sambungan dari hal. 1

Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri dr. Sentot Imam Suprapto, MM didampingi camat Mojoroto bersama dan tim penyuluhan saat memberikan bantuan kepada Febrina Putri Maharani

dr. Sentot Imam Suprapto, MM memberikan bantuan kepada Febrina Putri Maharani. Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar, SE melalui dr. Sentot Imam Suprapto, MM berharap semoga bantuan yang diberikan oleh Pemkot Kediri dapat bermanfaat bagi Febrina. Selain itu Mas Abu berpesan kepada warga Kelurahan Ngampel untuk selalu menerapkan 3M. Menguras wadah air seperti bak mandi, tempayan, ember, vas bunga,

tempat minum burung, penampung air kulkas agar telur dan jentik Aedes mati, Menutup rapat semua wadah air agar nyamuk Aedes tidak dapat masuk dan bertelur, dan Mengubur atau memusnahkan semua barang bekas yang dapat menampung air hujan seperti ban bekas, kaleng bekas, pecahan botol agar tidak menjadi sarang dan tempat bertelur nyamuk Aedes. Sementara itu, Ibu Indri dan Febrina merasa gembira karena telah

mendapatkan bantuan dari Pemkot Kediri. “Saya senang telah mendapatkan perhatian dari Pemkot Kediri. Dan Setelah mendapatkan musibah anak saya terjangkit demam berdarah, saya berupaya untuk lebih menjaga kebersihan lingkungan dengan menerapkan 3M,” ungkap Ibu Febrina. Saat memberikan bantuan, Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri dr. Sentot Imam Suprapto, MM didampingi camat Mojoroto

melakukan pemantauan jentik nyamuk di tempat penampungan air kediaman Bu Indri. Saat memeriksa belakang rumah, dr. Sentot menemukan genangan air yang diduga terdapat banyak jentik-jentik nyamuk. dr. Sentot menyarankan untuk membuat biopori. Biopori adalah metode peresapan air yang ditujukan untuk mengatasi genangan air dengan cara meningkatkan daya resap air pada tanah. (hms/adv/kan)

bersebelahan dengan lokasi Usaha Penggilingan Padi tersebut juga mengalami kerugian yang tidak sedikit. Penelusuran SMN di lokasi Usaha Penggilingan Padi di Desa Tegalmejin Kec. Grujukan mendapati fakta bahwa Izin Usaha Penggilingan Padi tersebut hanya ada 2 (dua) yaitu: UD. Samudra dan UD. Samudra Harapan dari 3 (tiga) Usaha Penggilingan Padi yang beroperasi, jadi yang satu diduga Bodong. Lebih parahnya lagi dari cerobong pembuangan limbah padi tersebut SMN tidak menemukan adanya pelindung atau filter, sehingga debu bercampur sekam yang keluar dari cerobong pembuangan berterbangan yang mengakibatkan Polusi Udara, sehingga Polusi Udara tersebut mengakibatkan kulit warga masyarakat sekitar pengilingan merasa gatal-gatal, sesak nafas, serta atap rumah warga tertimbun debu bercampur sekam. Porno Winardi Kepala Dinas Perijinan Terpadu saat di temui di

ruang kerjanya kepada SMN menyampaikan, bahwa Izin dari Usaha Penggilingan Padi di Desa Tegalmijin tersebut sekarang masih dalam proses, dan itu merupakan pengembangan dari dua Usaha Penggilingan Padi yang sudah ada yaitu UD. Samudra dan UD. Samudra Harapan. Masih kata Porno, “Kalau Usaha Penggilingan Padi yang di Desa Tagalmijin tersebut sudah beroperasi selama kurang lebvih 14 tahun tanpa mengantongi surat Izin Usaha, itu sepenuhnya merupakan wilayah kewenangan dari POL PP selaku Penegak Perda maupun Perbub, karena di situ ada Kasi Pengawasan dan Penindakan, jadi Usaha Penggilingan Padi tersebut mau “di bekukan atau tidak” sebelum ada Izin yang resmi, Dinas Perijinan Terpadu tidak mempunyai kewenangan untuk itu,” paparnya. Di tempat terpisah Kartono Kasi Pengaduan Dinas Perijinan Terpadu mengatakan, “Saya selaku Kasi Pengaduan hanya bisa menampung dan mengkoordinasikan kepada

yang punya kewenangan yaitu POL PP, dan itu nantinya terserah POL PP mau di tutup atau di bekukan sementara Usaha Penggilingan Padi tersebut, sebelum Izin resminya di peroleh”. Wahyudi Kabid Perindustrian kepada SMN juga menyampaikan, “Kalau memang benar bahwa pengembangan Usaha Penggilingan Padi tersebut tidak mengantongi Izin Usaha, maka saya akan melakukan efaluasi terhadap hal tersbut, dan kalau memang terbukti tidak ada Izinnya, maka saya akan berkoordinasi dengan POL PP untuk “membekukan” sementara Usaha Penggilingan tersebut, sebelum Izinnya di selesaikan terlebih dahulu. Sementara Kasat POL PP, Abdurahman, kepada SMN di ruang kerjanya menjelaskan, “Kalau menyangkut masalah izin usaha pengembangan penggilingan padi di Desa Tegalmijin Kec. Grujukan, bahwa pihak perusahaan telah memprosesnya, jadi tidak ada masalah untuk itu, tandasnya. (b2s)


CMYK

12

Advertorial

Edisi 173 / VII / 16 - 22 Februari 2015

Matangkan RPJMDes Menuju Desa Mandiri Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini

Tujuh Dubes Eropa Temui Walikota Surabaya Surabaya, SMN - Tujuh Duta Besar Eropa untuk Indonesia menemui Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di Hotel Majapahit Surabaya, Jumat (13/2/2015), untuk berdiskusi lebih mendalam terkait perkembangan kota ini. “Kedatangan kami ke sini (Surabaya) mengemban misi penjajakan kemungkinan mempererat hubungan kerja sama antara Kota Surabaya dengan kota-kota di kawasan Uni Eropa,” kata Dubes Uni Eropa Olof Skoog. Pertemuan itu dihadiri Dubes Republik Ceko Tomas Smetanka, Dubes Irlandia Kyle O Sullivan, Dues Belgia Patrick Hermann, dan Dubes Austria Andreas Karabaczek. Selain itu juga dubes Polandia Tadeusz Szumowski, Dubes Uni Eropa Olof Skoog, dan utusan diplomatik Swedia Eddy Fonyodi. Bersambung di halaman 11

Plt. Kepala Bapemas Kab. Blitar, Joni Setiawan, S.Sos, M.Si

Blitar, SMN - Pemerintah Kabupaten Blitar menyambut positif dengan terbitnya empat Peraturan Dalam Negeri (Permendagri) terkait

dana desa. Ini artinya, Pemerintah Kabupaten Blitar siap merumuskan regulasi pelaksanaan aplikasi Undang-Undang Desa Nomor 6

tahun 2014 dengan membentuk Peraturan Daerah maupun Peraturan Bupati. Harapannya, bulan februari ini

desa sudah bisa melaksanakan pembangunan pemberdayaan yang ada di desa. Atau dengan kata lain pelaksanaan pembangunan desa menuju desa mandiri tercapai. Hal ini diungkapkan Plt. Kepala Bapemas Kab. Blitar, Joni Setiawan, S.Sos, M.Si di ruang kerjanya, Rabu (4/2). Bersama tim fasilitasi penyelenggaraan UU Desa, Bapemas saat mematangkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa/ Kelurahan (RPJM Desa), yang akan dituangkan dalam Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP-Desa), mengingat keduanya ini sebagai persyaratan dalam pemanfaatan dana desa yang rencananya bulan April mulai disalurkan. Mantan Kabag Humas dan Protokol ini juga menyampaikan, Kabupaten Blitar mendapatkan dana desa yang bersumber dari APBN ini sekitar 33 miliar rupiah. Sementara

ADD yang bersumber dari APBD sekitar 15 miliar rupiah. Alokasi dana-dana tersebut sifatnya adil dan merata bagi seluruh desa yang ada di Kabupaten Blitar dengan penerimaan sekitar 700 juta perdesa. 50% untuk biaya tunjangan Kades dan staf, sedangkan sisa peruntukannya sesuai dengan kebutuhan desa yang sudah tertuang dalam RPJM desa. Pembagian lokasi dana itu sesuai kebutuhan masing-masing desa sudah ditentukan berdasarkan beberapa indicator antara lain; geografis desa. Dan Bapemas selalu siap untuk melakukan pendampingan. Seperti diketahui, prioritas dana desa untuk menggerakkan perekonomian desa. Semua resources atau sumber daya bisa dimanfaatkan secara tepat. Sehingga mewujudkan desa yang mandiri. (mam/adv/ bapemas)

Bupati Lantik 191 Pengawas Sekolah, Kepala Sekolah serta Penilik Ponorogo, SMN - Sebanyak 191 pengawas sekolah, kepala sekolah dan penilik di lingkungan Pemerintah Kabupaten Ponorogo dilantik di Gedung Sasana Praja, Rabu (11/2/2015). Pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan dilakukan langsung oleh Bupati Ponorogo H. Amin, SH. Pemkab juga melakukan mutasi sebagai bentuk penyegaran untuk meningkatkan kinerja selain itu untuk mengisi jabatan yang kosong dikarenakan pejabatnya telah memasuki purna tugas serta tindak lanjut pelaksanaan Undangundang Sistem Pendidikan Nasional. Para kepala dan pengawas sekolah diminta tetap bekerja profesional untuk mencerdaskan

Bupati Ponorogo H. Amin, SH. memberikan sambutan

kehidupan bangsa dan dapat melaksanakan amanah dengan penuh tanggung jawab. Dalam sambutannya bupati menyatakan para kepala sekolah yang baru dilantik dapat fokus meningkatkan kinerja dengan

memiliki perencanaan yang matang. “Para kepala sekolah harus tetap bekerja profesional, perencanaan harus matang sehingga kinerjanya akan memuaskan,” kata Amin. Amin menuturkan, sebagai abdi masyarakat para kepala tersebut

harus mau dipindah ke sekolah lain tanpa syarat. Sebab, tugas utama guru adalah mengabdi kepada masyarakat dengan meningkatkan kualitas pendidikan. Apalagi, saat ini, instansi terkait telah melakukan penataan guru di setiap sekolah.

Bupati Ponorogo H. Amin, SH. saat melantik 191 pengawas sekolah, kepala sekolah dan penilik di lingkungan Pemerintah Kabupaten Ponorogo dilantik di Gedung Sasana Praja, Rabu (11/2/2015).

Sekolah yang kekurangan guru bakal diisi dari sekolah lain. Sehingga proses kegiatan belajar mengajar (KBM) taka akan terganggu. “Guru harus menenggakkan nurani sebagai abdi masyarakat,

tugas utamanya mendidik generasi bangsa,” jelasnya. Selain itu Bupati mengajak kepada para pengawas sekolah, kepala sekolah dan penilik dapatnya membantupemerintah dalam mela-

kukan peran dan fungsinya dalam melaksanakan layanan publik di bidang pendidikan di satuan-satuan pendidikan yang dikelola masingmasing secara profesional dan akuntabel. (wied/hms/adv)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.