Baca SMN Edisi # 166

Page 1

CMYK

Media Online: suaramedianasional.com

SuaraMedia NasionalCom

Nomor ISSN: 2355-6501

@smedianasional

Sudah Terdaftar di Dewan Pers. Surat Izin Penerbitan Usaha Pers: SK Menkum Ham Nomor: AHU-62124.AH.01.01 Tahun 2013

Harga Rp 5.000,(Luar Kota+ Ongkos Kirim)

Edisi 166 Tahun VI / 29 Desember 2014 - 4 Januari 2015

Sepanjang Tahun 2014

Kasus Perselingkuhan Dominasi Pelanggaran Hakim “Pada tahun 2014, kasus perselingkuhan berada pada posisi pertama dengan persentase sebesar 38,64 persen atau sebanyak lima kasus dari total 13 kasus”, kata Eman.

Ilustrasi

Masyarakat Berhak Tolak Permintaan THR dari Wartawan Jakarta, SMN - Dewan Pers menerima masukan dari masyarakat terkait adanya surat permohonan bantuan Natal dan Tahun Baru 2015 yang berkop Komite Wartawan Reformasi Indonesia (KWRI) yang beralamat di Gedung Dewan Pers lt. 9, Jl. Kebon Sirih No. 32-34, Jakarta. Surat tertanggal 10 Desember 2014 tersebut dikirim kepada pimpinan instansi pemerintah, TNI, Polri, BUMN dan swasta.

Jakarta, SMN - Komisioner Komisi Yudisial Eman Suparman mengatakan bahwa kasus hakim selingkuh mendominasi sidang Majelis Kehormatan Hakim (MKH) sepanjang 2014.

Bersambung di halaman 11

Sidang Gugatan Hananto Vs Tjahyo Lanjut

Sidang Majelis Kehormatan Hakim

Jebol, Satu dari Tiga Tanggul yang Diperbaiki

Ilustrasi persidangan

Pasuruan, SMN - Gugatan Hananto atas tanah miliknya yang terletak di desa Wonokerto Kecamatan Sukorejo Kabupaten Pasuruan kepada Tjahyo akan lanjut Selasa depan (30/12). Bermula dari keinginan Hananto untuk mensertifikatkan tanah yang dimilikinya di kantor BPN Kabupaten Pasuruan, tapi di tolak oleh BPN dengan alasan tanah tersebut sudah muncul sertifikat atas nama Tjahyo Widjoyo di tahun 1992. Bersambung di halaman 11

Spanduk dan banner larangan ucapan natal ditertibkan

Reaksi Pemkot Malang Soal Spanduk Tak Berizin Larangan Ucapan Natal Malang, SMN - Beredarnya spanduk dan banner pelarangan ucapan Natal mengundang reaksi Pemerintah Kota Malang. Instruksi penertiban dilakukan sebelum mengundang gejolak di masyarakat. Apalagi spanduk dan banner tersebut tak berizin. Bersambung di halaman 11

Ilustrasi

Satpol PP Sumenep Diduga Pungli PSK Sumenep, SMN - Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Sumenep diduga melakukan pungli (pungutan liar) kepada 9 pekerja seks komersial (PSK) yang terjaring razia di dua rumah bordil di Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep. Para PSK tersebut diduga ‘dipajak’ oknum Satpol PP dengan dalih untuk biaya pemulangan ke daerah masingmasing. Kabar yang beredar, oknum Satpol PP tersebut meminta uang sebesar Rp 1.450.000 setiap PSK. Sas sus dugaan pungli tersebut mencuat setelah beberapa PSK yang terkena razia dan akan dipulangkan, menelpon pengelola rumah bordil. Mereka meminta bantuan untuk membayar uang yang diminta oleh oknum Satpol PP tersebut. Bersambung di halaman 11

Bersambung di halaman 11

Sidoarjo, SMN - Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) mulai memperbaiki tanggul lumpur Lapindo yang jebol sejak Kamis, 25 Desember 2014, di titik 73 A Desa Kedungbendo, Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Dari tiga tanggul yang jebol, yakni satu tanggul di titik 73 A dan dua tanggul di titik 73 B, hanya satu yang diperbaiki. “Siang ini, tanggul yang jebol di titik 73 A mulai kami perbaiki. Jika lancar, bisa selesai hari ini juga,” kata juru bicara BPLS, Dwinanto Hesti Prasetyo, kepada SMN di lokasi, Sabtu, 27 Desember 2014. BPLS mengerahkan satu alat berat atau beckoe untuk memperbaiki tanggul yang

Sebuah eskavator melakukan pengerjaan pembangunan tanggul untuk menampung lumpur Lapindo di titik 73B desa kedungbendo, Porong, Sidoarjo, 17 Desember 2014. Pembangunan tanggul baru sepanjang 1.5 kilometer dan tinggi 5 meter ini menghubungkan titik 73B di desa Kedungbendo dan titik 68 di desa Gempolsari.

jebol selebar 8 meter itu. Para pekerja menutup lubang tanggul tersebut dengan menggu-

nakan tanah di sekitar tanggul yang jebol. Karena itu, BPLS tidak memerlukan banyak

tanah untuk memperbaiki tanggul yang berdekatan Bersambung di halaman 11

MK dan KPK Kerja Sama Berantas Korupsi Jakarta, SMN - Mahkamah Konstitusi (MK) dan Komisis Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan kesepakatan kerja sama dalam memberantas korupsi yang ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman di Gedung mahkamah Konstitusi Jakarta, Selasa (23/12) kemarin. Sekretaris Jenderal Mahkamah Konstitusi Janedjri M. Gafar dan Sekretaris Jenderal Komisi Pemberantasan Korupsi Himawan Adinegoro kemudian menadatangani nota kesepahaman tersebut. “MoU antara KPK dengan MK ini menjadi momentum penting kerja sama formal dalam pengungkapan kasus korupsi di MK, itu komitmen

Iklan / Langganan hubungi : Tlp. (0354) 691147, HP 081 231 515 435

Penandatanganan kerjasama antara Mahkamah Konstitusi (MK) dan Komisis Pem-berantasan Korupsi (KPK)

MK untuk cepat menyelesaikan masalah,” ujar Ketua Mahkamah Konstitusi Hamdan Zoelva dalam memberikan sambutannya. Secara rinci nota kesepaghaman ini meliputi kerja sama dalam hal data dan atau informasi, sistem integritas nasional, narasumber, sosialisasi, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan. Terkait data dan atau informasi, MK dan KPK dapat saling meminta juga memberikan data atau informasi yang terkait dengan pelaksanaan tugas dan kewenangan kedua belah pihak dengan tetap menjaga independensi masing-masing lembaga. Sementara dalam hal penerapan

Program Sistem Integritas Nasional ker-jasama meliputi peningkatan kepatuhan Laporan Harta kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) dan pemetaan titik rawan gratifikasi serta penerapan program pengendalian gratifikasi. Dalam hal narasumber, sosialisasi, pendidikan, dan pelatihan, nota kesepahaman ini mengatur kedua belah pihak untuk dapat saling membantu sebagai narasumber. “Ke depan tentu banyak hal yang bisa kita lakukan bersama antara lain melakukan sosialisasi bersama, misalnya ada pendidikan MK, di mana KPK bisa kita ajak untuk berikan materi,” kata Hamdan. (mad)

Email: suaramedianasional@gmail.com


2

Pendidikan

Edisi 166 / VI / 29 Desember 2014 - 4 Januari 2015

Peningkatan Hasil Belajar Membaca Puisi Melalui Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) Oleh Mustakim Bil Huda, S.Pd. (Guru SDN II Jabon Kecamatan Kalidawir Kabupaten Tulungagung)

Ilustrasi

BERDASARKAN pengamatan awal di SDN II Jabon Kecamatan Kalidawir Kabupaten Tulungagung tahun pelajaran 2013/2014 ditemukan masalah dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada materi puisi karya anak (membaca puisi). Dalam kegiatan pembelajaran guru belum menggunakan pendekatan dan metode pembelajaran yang bervariasi sehingga menyebabkan siswa kurang tertarik dalam mengikuti pembelajaran. Proses pembelajaran lebih berpusat pada guru sehingga siswa menjadi kurang aktif dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran membaca puisi siswa hanya diberi penjelasan dan contoh tentang puisi kemudian diberi

tugas untuk membaca puisi dengan kemampuannya sendiri. Dalam hal ini, guru kurang memberikan peluang kepada siswa untuk menemukan pengetahuannya sendiri melalui kehidupan nyata. Permasalahan tersebut harus segera diselesaikan. Cara yang dapat ditempuh untuk menyelesaikan masalah tersebut yakni dengan penggunaan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam pembelajaran membaca puisi. Penelitian ini penting bagi siswa karena dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam membaca puisi dan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran. Bagi guru penelitian ini sebagai masukan dalam

kegiatan belajar mengajar tentang penggunaan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) sebagai alternatif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia.Adapun bagi sekolah penelitian ini memberikan masukan yang positif tentang penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah, khususnya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi membaca puisi di kelas V. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar siswa kelas V SDN II Jabon Kecamatan Kalidawir Kabupaten Tulungagung tahun pelajaran 2013/ 2014 dalam pembelajaran membaca puisi. Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam dua siklus. Tiap siklusnya meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN II Jabon Kecamatan Kalidawir Kabupaten Tulungagung tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 7 siswa. Penelitian dilangsungkan pada semester I tahun pelajaran 2013/2014 yakni bulan September 2013. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik tes dan non tes. Teknik tes yang digunakan peneliti berupa tes uraian. Teknik non tes berupa pengamatan terhadap aktivitas siswa. Data yang dikumpulkan dalam penelitian meliputi data kualitatif dan data kuantitatif. Setelah data-data pada siklus I dan siklus II tentang hasil belajar, ratarata kelas, serta persentase tuntas belajar klasikal telah diperoleh maka perlu dibandingkan. Data yang diperoleh dari siklus I dan siklus II dibandingkan dengan cara menghitung selisih antara data yang diperoleh pada siklus II dengan data yang diperoleh pada siklus

I. Kriteria tercapainya keberhasilan hasil belajar yaitu apabila siswa tuntas belajar dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70 dan persentase tuntas belajar klasikal minimal 75% dari jumlah siswa keseluruhan memperoleh nilai belajar e” 70. Adapun kriteria keberhasilan aktivitas belajar siswa yaitu kehadiran klasikal siswa minimal 75% dan keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran membaca puisi minimal 75%. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa. Pada pelaksanaan tes siklus I, siswa diberi kebebasan untuk menentukan tema membaca puisi. Rata-rata kelas hasil tes siklus I yakni sebesar 64 dengan persentase ketuntasan belajar klasikal sebesar 33,33%. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh telah memenuhi indikator yang ditentukan yaitu nilai rata-rata kelas 70. Persentase ketuntasan klasikal yang diperoleh pada siklus I

belum memenuhi kriteria yang ditentukan yakni 75 %. Berdasarkan data yang diperoleh pada siklus I ini, hasil belajar siswa belum dapat mencapai kriteria keberhasilan yang ditentukan. Hal tersebut dikarenakan guru kurang mengoptimalkan pemberian motivasi pada siswa. Pada siklus II diketahui bahwa nilai rata-rata kelas yang diperoleh sebesar 80. Nilai rata-rata kelas tersebut menunjukkan adanya peningkatan nilai dari siklus I ke siklus II. Persentase ketuntasan belajar klasikal siswa pada siklus II sebesar 85,71%. Hasil yang diperoleh pada siklus II telah mencapai kriteria keberhasilan yang ditentukan. Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini karena guru telah menginformasikan bahwa setiap akhir pelajaran akan selalu diadakan tes sehingga pada pertemuan berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa juga

sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan diinginkan guru dengan menerapkan pembelajaran CTL dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Dari hasil penelitian yang diperoleh, dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar membaca puisi untuk siswa kelas V SDN II Jabon Kecamatan Kalidawir Kabupaten Tulungagung tahun pelajaran 2013/ 2014. Maka guru disarankan untuk menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) karena terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan praktisi pendidikan atau peneliti lain diharapkan dapat melakukan penelitian di bidang keterampilan membaca puisi melalui pendekatan yang lain untuk menambah khasanah penerapan pendekatan dalam pembelajaran.

Meningkatkan Kemampuan Anak Mengenal Konsep Bilangan 1-10 Melalui Perlombaan Oleh Purwati Rahayu, S.Pd. (Guru TK PLUS Al-Ikhlas, Boyolangu, Tulungagung) PEMBELAJARAN berhitung di tingkat taman kanak-kanak semestinya ditekankan pada suasana pembelajaran yang lebih memungkinkan siswa terlibat secara aktif dan menyenangkan. Sementara itu kenyataan yang ada di lapangan, tidak jarang siswa cenderung pasif dan guru bersifat otoriter.Aktivitas belajar di taman kanak-kanak seperti ini masih mengadopsi pola pembelajaran lama. Untuk itu perlu adanya perubahan ke arah pembelajaran yang memberikan kesempatan atau peluang kepada siswa untuk lebih aktif, berminat dan menyenangkan. Permasalahan di atas juga terjadi di taman kanak-kanak (TK) Plus Al-Ikhlas Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung. Salah satu cara pemecahan masalah yang coba ditempuh peneliti adalah dengan menerapkan metode pembelajaran perlombaan. Maka, kegiatan penelitian pembelajaran ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kegiatan pembelajaran berhitung permulaan dengan metode perlombaan secara klasikal maupun berkelompok dan untuk mengetahui adanya peningkatan kemampuan berhitung permulaan bagi siswa TK Plus Al-Ikhlas Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung tahun pelajaran

2012/2013. Harapannya penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang lebih baik bagi siswa, guru dan peneliti sendiri. Dengan penelitian ini diharapkan siswa taman kanakkanak menjadi terbiasa dengan suasana belajar yang menyenangkan. Guru juga diharapkan mengalami peningkatan kualitas, kemampuan dan kreativitas dalam mengelola pembelajaran. Sedangkan bagi peneliti, penelitian ini berguna sebagai pengalaman melakukan kegiatan karya ilmiah dan menjadi pengalaman dalam membantu guru-guru TK lain mengatasi masalah dalam pembelajaran berhitung di taman kanak-kanak. METODE PENELITIAN Penelitian ini memakai rancangan penelitian tindakan kelas (classroom action research) dengan pendekatan kualitatif. Adapun alur pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini berbentuk spiral yang meliputi tahapan perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Berdasarkan temuan dari tahap pra tindakan, disusunlah rencana tindakan perbaikan atas masalah pembelajaran yang terjadi dalam sebuah penelitian yang berlangsung 2 siklus.

Penelitian ini mengambil tempat di TK Plus Al-Ikhlas Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagungdengan subjek penelitian adalah 51 siswa kelompok B tahun pelajaran 2012/2013 dari sekolah ini. Peneliti dibantu oleh kepala taman kanak-kanak dan guru bantu kelompok B sebagai pengamat. Instrumen penelitian yang digunakan adalah pedoman pengamatan, pedoman wawancara, catatan lapangan, angket dan lembar kegiatan siswa. Data yang terkumpul kemudian dianalisis secara kualitatif dari hasil pengamatan selama proses pembelajaran. Keberhasilan tindakan dalam penelitian ditentukan dari banyaknya indikator keberhasilan yang muncul dalam aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran. Saat indikator keberhasilan tercapai, maka siklus penelitian dihentikan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dari hasil refleksi tindakan siklus 1, terlihat bahwa kegiatan sudah menunjukkan standar keberhasilan. Nilai bidang pengembangan kognitif siswa meningkat menjadi 38% dari sebelum tindakan yang hanya sebesar 13%. Adapun hambatan yang ditemui pada siklus

ini adalah suasana kelas yang kurang bebas dan kondisi kelas yang menyebabkan siswa berebut tempat. Selain itu, gambar bilangan yang disediakan di papan perlombaan terlalu banyak dan membuat siswa kebingungan memilihnya. Oleh karena itu, perlu dirumuskan langkah perbaikan untuk dilakukan di siklus berikutnya yakni penyediaan gambar bilangan sesuai indikator dan pelaksanaan pembelajaran di luar kelas. Siklus 2 merupakan tindak lanjut dari siklus sebelumnya. Pada siklus ini siswa diberi kesempatan untuk melakukan permainan secara berkelompok. Cara ini nampak efektif karena siswa menjadi lebih mudah dalam mencocokan gambar bilangan pada papan perlombaan dan mereka telah lancar berhitung. Dari sini telah terlihat adanya peningkatan kemampuan siswa dalam mengenal bilangan 1-10 secara pembelajaran berkelompok. Nilai perkembangan kognitif siswa juga mencapai angka 79% dan telah melampaui indikator keberhasilan penelitian. Oleh karena itu, penelitian dicukupkan sampai siklus ini saja. Dari hasil observasi keseluruhan proses pembelajaran di siklus 1 dan 2, dengan menggunakan metode pembelajaran perlombaan

terlihat bahwa pengalaman belajar dengan bermain siswa membuat siswa lebih termotivasi untuk berkembang dan berkreasi. Mereka juga lebih bersemangat dalam belajar mengenal bilangan 1-10. Hal ini menunjukkan bahwa siswa sebenarnya mempunyai kemampuan berhitung yang mendalam. Maka guru diharapkan secara kreatif dan inovatif mengembangkan sendiri berbagai bentuk permainan berhitung permulaan yang lebih menarik dan menyenangkan bagi anak. KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran perlombaan mampu meningkatkan kemampuan mengenal bilangan 1-10 untuk siswa kelompok B TK Plus Al-Ikhlas Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung tahun pelajaran 2012/2013. Penggunaan metode pembelajaran ini telah meningkatkan kualitas pembelajaran dan menyenangkan bagi siswa sehingga mereka semangat dan aktif dalam belajar. Ke depannya peneliti menyarankan kepada guru untuk mengembangkan model pembelajaran serupa pada kompetensi lain dan

Ilustrasi

membagi pengalamannya dengan guru-guru yang lain. Selain itu, pihak sekolah taman kanak-kanak hendaknya menyediakan berbagai macam media maupun sarana prasarana penunjang pembelajaran lainnya agar siswa taman kanak-kanak mempunyai pengalaman dalam pembelajaran kemampuan berhitung permulaan yang menarik dan menyenangkan.

Peningkatan Kemampuan Menghafal Arti Lima Asmaul Husna Melalui Metode Kancing Gemerincing Oleh Mustangin, S.Ag. (Guru SDN I Kalidawir Kecamatan Kalidawir Kabupaten Tulungagung)

Ilustrasi

UMUMNYA pada proses pembelajaran seringkali guru menga-lami kesulitan dengan berbagai kendala teknis yang ada untuk membangun konstruksi pemahaman siswa. Maka partisipasi aktif menjadikan siswa itu sendiri mudah mengkonstruksi pengetahuannya, terutama materi yang menuntut hafalan. Dari sini diperlukan penggunaan metode maupun media pembelajaran yang tepat. Merupakan hal yang sangat penting bagi guru untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan penerapan berbagai metode pembelajaran. Karena dengan menguasai berbagai metode pembelajaran akan memudahkan guru dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas, sehingga tujuan pembelajaran yang hendak dicapai sesuai

dengan yang diharapkan. Dari latar belakang paparan di atas, peneliti bermaksud mengadakan penelitian dalam upaya meningkatkan kemampuan menghafal dalam belajar Pendidikan Agama Islam pada materi arti lima Asmaul Husna di SDN I Kalidawir melalui Metode Kancing Gemerincing. Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui peningkatan hafalan arti lima Asmaul Husna siswa kelas II SDN I Kalidawir Kecamatan Kalidawir Kabupaten Tulungagung tahun pelajaran 2013/2014 setelah mengikuti pembelajaran dengan Metode Kancing Gemerincing. Harapannya penelitian ini dapat membuat siswa memperoleh pembelajaran yang lebih menarik, menyenang-

kan, dan mudah dalam proses belajar terutama menghafal hal-hal yang sulit. Bagi Guru, penelitian ini dapat memacu kreativitas guru dalam melakukan inovasi pembelajaran dan juga dapat menjadi masukan bagi sekolah untuk mendukung guru dalam menerapkan pembelajaran yang lebih inovatif. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom ActionResearch) yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Prosedur penelitian terdiri dari 4 tahap dari setiap siklusnya, yakni perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Adapun pengumpulan datanya dilakukan dengan metode wawancara, observasi, dokumentasi dan tes prestasi (achievement test). Subjek penelitian adalah siswa kelas II SDN I Kalidawir Kecamatan Kalidawir Kabupaten Tulungagung tahun pelajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 42 orang. Pene-

litian dilangsungkan pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014 yakni bulan Mei 2014. Adapun data hasil pengamatan tes prestasi atau nilai evaluasi diolah dengan statistik deskriptif kuantitatif untuk menggambarkan keadaan peningkatan pencapaian keberhasilan tiap siklus. Dalam penelitian ini ditemukan data bahwa pada siklus I diketahui bahwa siswa yang tuntas belajar sebesar 28,57% (12 siswa) dan siswa yang belum tuntas belajar adalah 71,43% (30 siswa). Pada siklus II diketahui dari hasil tes bahwa siswa yang tuntas belajar sebesar 91,43% (32 siswa) dan siswa yang belum tuntas belajar adalah 8,57% (3 siswa). Penerapan metode kooperatif Kancing Gemerincing pada siklus I ternyata memudahkan siswa untuk menghafal arti Asmaul Husna. Melalui kancing-kancing yang dimiliki siswa, setiap siswa dalam satu kelompok

terpaksa harus berjuang keras untuk menghabiskan kancing yang dimilikinya guna meraih kemenangan dalam permainan. Sedangkan untuk menghabiskan kancing tersebut siswa harus berusaha keras untuk menghafal arti Asmaul Husna tersebut. Keuntungan lain dari metode kancing gemerincing adalah bagi siswa yang belum bisa menjawab pertanyaan atau belum hafal arti Asmaul Husna, ia bisa mendengar teman yang sudah dapat menghafal, dan hal ini berlangsung terus menerus dalam satu kelompok. Nilai pembelajaran yang dilaksanakan guru mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2. Perolehan nilai pembelajaran pada siklus II menunjukkan capaian yang sangat baik. Hal ini terlihat dari kelancaran guru dalam penjelasan penggunaan media, intervensi pada saat proses pembelajaran, kemampuan guru dalam membantu siswa untuk mengatasi masalah yang

dihadapi, dan perumusan simpulan yang melibatkan siswa. Kelancaran pelaksanaan pembelajaran siklus II lebih baik dari siklus I. Hasil kemampuan menghafal arti lima Asmaul Husna pada siswa kelas II SDN I Kalidawir tahun pelajaran 2013/2014 dalam kategori sangat baik. Walaupun alat untuk mengukur masih sama seperti yang diterapkan pada siklus 1, yaitu menghitung kemampuan menghafal dan siswa dengan hitungan 1 sampai 5. Bila pada hitungan kelima siswa tidak mampu mengingat, maka hafalan dianggap gagal. Pada pengukuran ini peneliti belum menemukan berapa waktu yang digunakan untuk mengukur kemampuan menghafal, sehingga peneliti melakukan penentuan dengan hitungan tersebut. Berdasarkan hasil analisis dan refleksi tiap siklus dan pembahasannya, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran PendidikanAgama Islam

pada siswa kelas II SDN I Kalidawir Kecamatan Kalidawir Kabupaten Tulungagung tahun pelajaran 2013/ 2014 dengan menggunakan metode kooperatif Kancing Gemerincing, dapat meningkatkan kemampuan siswa menghafal arti lima Asmaul Husna. Maka guru hendaknya dalam merancang metode harus disesuaikan dengan materi ajar, dapat mengembangkan metode pembelajaran sesuai dengan kreativitasnya dan memastikan bahwa alat-alat pendukung pembelajaran mudah mendapatkannya. Siswa juga disarankan untuk mengoptimalkan penguasaan materi melalui metode kancing gemerincing yang tersedia dengan cara mengulang-ulang arti Asmaul Husna dan untuk mendukung kecepatan menghafal hendaknya siswa terlebih dulu belajar sebelum pelaksanaan pembelajaran dimulai serta diupayakan siswa dapat bekerjasama dengan siswa lain.

Kantor Pusat: Dsn Temboro Ds. Plaosan Kec. Wates Kabupaten Kediri, Jawa Timur Kantor Redaksi: Jl. Durian (Ruko PG Pesantren) Pesantren - Kota Kediri, Jawa Timur Telp./Fax: (0354) 691147. Penanggung Jawab & Penasehat Hukum I: Tjutjut Suliyatno, SH, Rahmat Ardianto, SH. Kantor Advokat: Jl. Slamet Riyadi No. 29/67 Kota Kediri. Dewan Penasehat: KH. Drs. Imam Yahya Malik/ Gus Yahya (Ponpes Al Makruf Kedong Lo Kediri), Drs. Ali Rohmad M.Pd, Soroso, Farid Makruf, SE, ST, DR. H.S. Adi Suparto. Komisaris Utama: Winarti. Direktur Utama: Kanti Wiyoto. Direktur II: Edit Suwantara, SE. Direktur III: Agung Budiarto. Pimpinan Redaksi: Kanti Wiyoto. Wakil Pimred: Yon Taufik Hidayat. Bendahara : Surono, Hj. Mintarti, ST. Dewan Redaksi: Kanti, Winarti. Redaktur Pelaksana: Agung Budiarto, Hartono Basingkem. Humas: Futi’ah SE. Kordinator Liputan: Syamsudin. Fotografer: Wendy Eko Winarto. Manager Marketing: M. Edy Fathurokim. Marketing: Guntur Samsul Hadi ST., Yoyok Sumargono. Surat Izin Usaha Crew dan Wartawan: Kota/Kab. Kediri: Joko D., Susi, Johan Wahyudi, M. Ali Faizin, Supriyono, M. Shulthon I. S.. Nganjuk, Bojonegoro: Rambu Magdalena, Joko Kustono. Suara Blitar: Agus Imam S. Tulungagung/Trenggalek: Rudi Penerbitan Pers: L, Irul. Wartawan Surabaya, Sidoarjo: Slamet, Agus Cahyono S. Pasuruan: Fikri Setiawan, Badri. Bangkalan, Sampang, Pamekasan:Wahyudi Hermawan. Gresik: Syamsudin. Jombang: Slamet W, Puji. Mojokerto: Gunadi. Kabiro Kota/ SK Menkum Ham Kab Madiun, Magetan, Ngawi: Drs. Suyanto. Magetan, Ngawi: Eko Setiyowati. Pacitan: Ir. Prayudi Bahagia RW, Yon Taufik Hidayat, Slamet Rosidin, Gines Raka Silinder. Banyuwangi: Syamsudin. Malang Raya: C. Junaedi (Kabiro), Nomor: Khalid. Kota/Kab. Probolinggo, Lumajang: Edi Sunarko RD (Kabiro). Bondowoso, Situbondo: Edi Sunarko RD. Biro Jawa Barat, Jakarta: Ahmad Faisholihin. Biro Cepu: Sucipto Achmad Najib. Perwakilan Jawa Tengah: Mulyono RS. AHU-62124.AH.01.01 Perwakilan Bali: Nyoman. Perwakilan Maluku: Yohanes. Perwakilan Kalimantan Tengah, Biro Gunung Mas: Mandau Suwandi. Perwakilan Sumareta Selatan: Hasan Bakri. Kabiro Kota Lubuklinggau, Kab. Musi Rawas: Abu Hasan Tahun 2013. Azhari. Perwakilan Kepulauan Riau: Ekowanto. Biro Kota Batam: Asriaadi, ST. Perwakilan Sulawesi Selatan: Adnan. Perwakilan Propinsi Jambi: Sugianto. Perwakilan Provinsi Banten: Eduward Manurung. Biro Kab. Tangerang:Nurhasan, Udin Hasanudin. Kota Tangerang: Irfan Efandi, Neneng A’ung. Desain/Layout: Irul. Penanggungjawab: No. Rekening BRI Cabang Wonorejo Kecamatan Wates Kabupaten Kediri. No. 6271-01-000106-50-4. A/N. Winarti. No. Rekening Bank Jatim Capem Wates Kabupaten Kediri. No. 0782015257. A/N: Winarti. Website: Kanti Wiyoto www.suaramedianasional.com. Email: suaramedianasional@gmail.com. Percetakan PT . Citra Cetak Pratama Sidoarjo. Isi diluar tanggungjawab percetakan. Kantor Biro Ponorogo: Jl. Basuki Rahmat No.17 A Ponorogo, contact person: 081231515435. Kabiro: Ir. Prayudi Bahagia RW. Wartawan: Anny Hidayati, Tri Purwanto Budi Wiyono. Waspadai Wartawan Suara Media Nasional yang memegang Kartu Pers yang namanya tidak tercantum dalam BOK REDAKSI bukan tanggung jawab Redaksi. Bila Anda ingin berlangganan, Keluhan serta informasi. Bisa mengirim surat untuk redaksi kami, kirim dengan identitas diri ke Kantor Pusat “SUARA MEDIA NASIONAL” di Dusun Plaosan Desa Plaosan Kecamatan Wates Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Telp/Fax. (0354) 691147, 081231515435, 081234225711, 085645867811. Kami hanya memuat iklan berdasarkan order yang masuk dari pemasang iklan dan bila mana ada iklan yang tidak termuat harap menghubungi kantor redaksi “SUARA MEDIA NASIONAL”. Tidak dibenarkan meminta imbalan sesuatu dari nara sumber. Harga iklan: 1 Halaman (325x513 mm) Warna Rp 15.000.000., Hitam Putih Rp 12.000.000. 1/2 Halaman (325x256 mm) Warna Rp 10.000.000. / Hitam Putih Rp 8.000.000. 1/4 Halaman (325x128 mm) Warna Rp 7.500.000. / Hitam Putih Rp 5.000.000. 1/8 Halaman (325x64 mm) Warna Rp 3.000.000. / Hitam Putih Rp 2.000.000. Iklan Kartu Nama (85x56 mm) Warna Rp 1.000.000,- / Hitam Putih Rp 750.000. Iklan Warna: Rp 12.000/mmk, Iklan Hitam Putih: Rp 8.000/mmk.

Penerbit: PT. SUARA MEDIA NASIONAL

“Jika pers merugikan, jangan main hakim sendiri, gunakan hak jawab atau adukan ke Dewan Pers”. (Pesan ini disampaikan Suara Media Nasional dan Dewan Pers). Gedung Dewan Pers, Lantai 7-8. Jl. Kebon Sirih 34, Jakarta 10110 Tel. (021) 3521488. 3504874. 3504874-75. Fax. (021) 3452030. Email: dewanpers@cbn.net.id. Twitter: @dewanpers. Website: dewanpers.or.id / www.persscouncil.or.id


KEDIRI RAYA Dari Kediri untuk Indonesia

Edisi 166 / VI / 29 Desember 2014 - 4 Januari 2015 Goa Selomangleng Kediri

3

Simpang Lima Gumul Kediri

Toleransi Antar Umat Ciptakan Damai Natal

Bupati Kediri dr. Hj. Haryanti Sutrisno menyerahkan bingkisan Natal

Kediri, SMN - Berbagai acara digelar oleh umat kristiani dalam menyambut perayaan natal tahun 2014 di beberapa gereja di Kabupaten Kediri, mulai misa malam natal, do’a bersama dan kebaktian lainnya. Bupati Kediri dr. Hj. Haryanti Sutrisno bersama Kajari Kabupaten Kediri Kediri, beserta 6 rombongan Muspida dan jajaranya Rabu malam (24/12), melaksanakan kunjungan ke beberapa gereja di Kabupaten Kediri. Tujuan Kunjungan tersebut adalah untuk memastikan keamanan, ketertiban dan kelancaran pelaksanaan misa malam natal tahun 2014. Bupati Kediri dr. Hj. Haryanti

Sutrisno mengatakan kunjungan ke gereja-gereja merupakan bentuk perlakuan yang sama dan tidak membeda-bedakan serta toleransi yang baik untuk membina kerukunan antar umat beragama khususnya di Kabupaten Kediri. Dalam kunjungan ke beberapa gereja tersebut, Bupati beserta rombongan disambut hangat oleh para jemaat. Pihak gereja mengucapkan penghargaan dan terima kasih atas kunjungan Bupati dan Muspida serta jajarannya, “Terima kasih atas kunjungannya, semoga damai natal ini menjadikan ketentraman seluruh masyarakat Kabupaten Kediri”, ungkap Pendeta Dalam kunjungan tersebut Bu-

pati juga menyampaikan Selamat Hari Natal buat seluruh umat Kristiani “Selamat merayakan hari natal, semoga perayaan natal tahun ini berjalan dengan tertib, aman dan khidmat”, kata Bupati. Bupati berpesan sebagai masyarakat yang religius kita harus menjadikan ajaran agama sebagai inspirasi dan motivasi dalam memperkokoh kerukunan antar umat beragama dan tidak menjadikan perselisihan. Kunjungan ke beberapa gereja selain bentuk toleransi juga untuk memastikan keamanan perayaan natal di beberapa gereja di Kabupaten Kediri. Sebagai Kepala Daerah saya ingin menjamin ibadah semua umat

dapat dijalankan dengan tenang dan khidmat termasuk umat kristiani yang saat ini sedang merayakan natal. Kami beserta pejabat dan seluruh jajaran keamanan sudah melakukan keliling mengunjungi beberapa gereja. Hal ini untuk membangun sebuah kebersamaan saling menjaga toleransi antar umat beragama dan menjamin keamanan serta kedamaian selama perayaan natal berlangsung. Ungkap Bupati. Di setiap akhir kunjungannya ke beberapa gereja Bupati beserta rombongan lainnya juga selalu memberikan beberapa bingkisan untuk Gereja dan Pos Pengamanan yang melakukan rangkaian perayaan natal di masing-masing gereja. (kan)

Pemkot Kediri Launching Bantuan RTLH Kediri, SMN - Walikota Kediri, Abdullah Abu Bakar, Jumat (20/12) memberikan bantuan untuk perbaikan Rumah Tidak Layah Huni (RTLH) di Kelurahan Burengan. Bantuan RTLH kali ini rencananya akan diberikan kepada 320 RTLH yang berada di seluruh Kota Kediri. Masing-masing RTLH tersebut nantinya akan diberikan bantuan sebesar Rp 10 juta untuk melakukan perbaikan. Kabag Humas Pemkot Kediri Jawadi menjelaskan, kegiatan launching bantuan perbaikan Rumah Tidak Layak Huni kali itu dilakukan di rumah salah satu warga di RT 4 / RW 4 Kelurahan Burengan Kecamatan Pesantren Kota Kediri. Rumah yang dikategorikan RTLH sendiri akan mendapatkan bantuan sebesar Rp 10 juta tiap rumah untuk digunakan memperbaiki rumahnya. Dalam kesempatan itu, Walikota Kediri bahkan menyempatkan diri untuk membantu memasang batu pertama perbaikan di rumah yang mendapatkan bantuan. Warga yang rumahnya diperbaiki merasa senang dengan adanya bantuan dari pemerintah tersebut. Setelah diperbaiki, rumah mereka yang semula dikategorikan

Wakil Bupati Drs. H. Masykuri, MSi memberangkatkan peserta jalan sehat

Implementasikan ‘One Day One Care’ Walikota Kediri, Abdullah Abu Bakar meletakkan batu pertama pembangunan RTLH

tidak layak huni akan menjadi rumah yang layak dan nyaman bagi penghuninya. Jawadi menambahkan, setelah launching, nantinya ke 320 rumah lainnya akan menyusul untuk ikut diperbaiki. Harapannya seluruh rumah yang ada di Kota Kediri dapat menjadi rumah yang

nyaman, aman dan layak untuk dihuni. “Harapannya adalah rumah tersebut menjadi layak dan nyaman untuk ditinggali,” ujarnya. Sejauh ini, bantuan-bantuan sosial yang diberikan oleh pemerintah diharapkan mampu mengurangi beban masyarakat khususnya di Kota Kediri. Apalagi baru-baru

ini seluruh biaya kebutuhan seharihari juga merangkak naik sehingga masyarakat diminta untuk lebih bijak lagi mengolah keuangannya. Dengan berbagai bantuan dari Pemkot, masyarkat tentu akan lebih bisa menyimpan penghasilannya untuk keperluan lain yang lebih mendesak. (kan)

Kediri, SMN - Puncak Peringatan Bulan Bhakti Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) Jawa Timur Tahun 2014 diselenggarakan di Kabupaten Kediri tepatnya diArea SLG (Simpang Lima Gumul) Kediri, Minggu 14 Desember 2014 berlangsung lancar dan meriah. Ribuan peserta yang terdiri dari seluruh jajaran Birokrasi Kesejahteraan Masyarakat dan Sosial mulai dari Asisisten Kesejahteraan Masyarakat Sekretaris Daerah Provinsi Jawa

Wali Kota Abu Kembali Audit Ulang Tiga Proyek Bermasalah “Kami akan minta uadit kembali ke BPK, kalau bisa tiga-tiganya kita mintakan audit, karena yang kita terima kemarin bukan hasil audit, tapi reviewnya,” kata Wali Kota Kediri Abdullah Abubakar.

Salah satu proyek bermasalah di Kota Kediri.

Kediri, SMN - Meskipun Pemerintah Kota Kota sudah mengalokasikan anggaran untuk kelan-

jutan pembangunan Jembatan Brawijaya pada 2015 mendatang, rupanya Wali Kota Kediri Abdulah

Abubakar masih tak yakin akan kelanjutan pembangunan itu, dan Wali Kota kembali meminta audit

ke Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Tak hanya Jembatan Brawijaya yang akan dimintakan audit ke BPK, dua mega proyek lainnya yakni proyek RSUD Gambiran II dan Proyek pembangunan Poltek II. Dua mega proyek ini juga sudah dianggarkan dan ditargetkan 2015 juga sudah selesai. “Kami akan minta uadit kembali ke BPK, kalau bisa tiga-tiganya kita mintakan audit, karena yang kita terima kemarin bukan hasil audit, tapi reviewnya,” kata Wali Kota Kediri Abdullah Abubakar. Dia menjelaskan, meskipun oleh aparat hukum sudah dimintakan audit, permintaan kembali audit ini adalah permintaan dari Pemerintah daerah, Menurutnya dengan diterimanya review hasil audit tersebut bisa digunakan untuk melanjutkan pembangunan namun

pihaknya kurang lega jika belum menrima hasil audit ini. “Permintaan ini dari sisi pemerintah daerah, saya sendiri kurang pas jika tidak menerima hasil uadit BPK, untuk itu kita akan ajukan audit kembali,” terang Wali kota pada Wartawan. Sebelumnya meskipun terdengar kabar jika kasus dugaan korupsi pembangunan sudah terbit Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3) namun pada kenyataan Senin, (15/12) tim penyidik Direskrimsus Polda Jatim bersama tim Institut Teknologi Bandung (ITB) kembali mendatanagi lokasi pemebngunan jembatan untuk melakukan pemeriksaan fisik. Di situ Kepala Laboratorium Rekayasa Dtruktur ITB, Ivindra Pane, sempat mengatakan jika pihaknya diminta penyidik tindak pidana korupsi kepolisian untuk melengkapi data dalam pengusutan

Timur, Kepala Dinas Sosial dan UPT se Propinsi Jawa Timur, Bupati Kediri, Kepala Dinas Sosial Kabupaten/Kota, perwakilan Tagana se Jawa Timur, perwakilan Yayasan Anak Yatim se Kabupaten Kediri dan Masyarakat Kabupaten Kediri. Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur, Indra Wiragana, SH. dalam laporannya mengatakan Kegiatan Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial Tahun 2014 bertema “Bersatu Untuk Sesama” (One Day One Care) dimaksudkan agar terwujud Tata Kehidupan dan Penghidupan Masyarakat Yang Dilandasi Oleh Kesetiakawanan Sosial . Rangkaian kegiatan acara antara lain Senam bersama, Jalan sehat, Donor darah, Pemeriksaan Kesehatan Gratis, Pembagian Bingkisan Sosial berupa Sembako, Sembako Murah, One Day One Care One Thousand yaitu bantuan spontanitas bantuan minimal seribu rupiah, Gerakan Go Green dengan menanam 300 pohon, Door Price jalan sehat berupa 1 unit Sepeda Motor, Sepeda Gunung, Telivisi dan berbagai hadiah lainnya. ungkap Indra Wiraguna. Tujuan peringatan HKSN 2014 adalah, pertama Mewujudkan tata kehidupan dan penghidupan masyarakat yang dilandasi kesetiakawanan sosial, kedua Menciptakan kondisi sosial yang menjamin kesetiakawanan sosial mampu menjadi pilar dasar dalam mewujudkan Indonesia Sejahtera. jelas beliau. DR. H. Asyhar, MM. Asisten Kesejahteraan Masyarakat Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur dalam sambutannya mengajak kepada seluruh komponen masyarakat secara bersama-sama bersatu merapatkan barisan, bergandeng tangan saling peduli, serta bekerjasama dan saling membantu dalam menyelesaikan berbagai permasalahan sosial.

Sebagaimana dalam tema Bersatu Untuk Sesama dengan menciptakan keadilan sosial tanpa prasangka, serta tidak membeda-bedakan. Untuk mewujudkan kesetiakawanan sosial diperlukan suatu keikhlasan dari tiap-tiap individu yang tidak hanya diberikan dalam bentuk materi tetapi dapat diberikan dalam bentuk lain seperti donor darah, karena setetes darah yang saudara sumbangkan sangat berharga bagi orang lain yang membutuhkan. Penanaman pohon dapat melestarikan lingkungan hidup yang dapat dinikmati sampai anak cucu kita dan masih banyak kegiatan lain yang dapat kita lakukan untu kebaikan orang lain. terang Asisten. Bupati Kediri dr. Hj. Haryanti Sutrisno dalam sambutannya yang dibacakan Wakil Bupati Drs. H. Masykuri, MSi. menyampaikan terima kasih atas kepercayaan yang telah diberikan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur sebagai tuan rumah dalam pelaksanaan kegiatan ini. Saya berharap bahwa rasa kesetiakawanan sosial diantara kita semakin meningkat, tidak hanya pada saat ini saja, akan tetapi untuk seterusnya. Sehingga ONE DAY ONE CARE dapat teraktualisasi dengan baik. Ungkap beliau. Kami selaku tuan rumah berharap kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi para penyandang masalah kesejahteraan sosial khususnya dan masyarakat Kabupaten Kediri pada umumnya, serta kepada seluruh unsur potensi sumber kesejahteraan sosial (PSKS), Karang Taruna, Tagana, Pendamping PKH, Peksos dan Organisasi sosial lainnya. Tingkatkan terus kesetiakawanan sosial nasional diantara Saudara sekalian, dengan begitu maka masyarakat akan dapat merasakan secara nyata dampak dari kebersamaan tersebut. pesan Bupati. (kan)

yang tengah dilakukan. “Tim kami dari ITB berjumlah 4 orang. Dan tugas kami untuk mengkroscek konstruksi jembatan saja,” kata Invindra Pane ketika itu. Diberitakan sebelumnya dalam pembahasan APBD 2015 Pemkot Kediri mengaanggarkan 80 milyar

untuk menyelasaikan pembanguan tiga mega proyek yang sempat terhenti karena tersandung amasalah hukum. Anggaran Rp 80 Milyar itu dengan rincian Rp 40 miliar untuk RSUD Gambiran II, Rp 20 milyar untuk Politeknik dan Rp 20 milyar untuk jembatan brawijaya. [kan]


4

Potret

Edisi 166 / VI / 29 Desember 2014 - 4 Januari 2015

Wabup Kholiq Resmikan Gedung PAUD dan Madrasah Diniyah

Wakil Bupati Trenggalek Kholiq SH M.Si potong pita tanda peresmian

Trenggalek, SMN - Seiring dengan perkembangan pendidikan, maka dalam usia dini anak-anak perlu dikenalkan dengan pola pendidikan yang tepat. Oleh karena itu sarana-sarana penunjang sudah selayaknya dapat dipenuhi dalam rangka memenuhi tuntutan tersebut. Salah satu sarana pendukung pendidikan adalah dari tingkat kanak-kanak yang dirasa masih sangat kurang terutama di daerah pengan hal tersebut dengan selesainya pembangunan gedung PAUD Bumi Rahayu dan Madrasah Diniyah Al-Muqorrobin Desa Dompyong Kecamatan Bendungan. Wakil Bupati Trenggalek Kholiq SH M.Si yang di dampingi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Trenggalek meresmikan secara simbolis dengan menggunting pita sebagai tanda dimulainya pemakaian gedung baru

tersebut yang bertempat di Dusun Pakel Desa Dompyong Kecamatan Bendungan. Acara tersebut dihadiri oleh Camat Bendungan beserta Muspika Kec. Bendungan, Kades Bendungan, Para beserta anak didik PAUD Bumi Rahayu dan Para warga masyarakat Desa Dompyong. Pada kesempatan ini, Ketua yayasan PAUD Bumi Rahayu melaporkan bahwa pembangunan gedung tersebut menghabiskan biaya 150 Juta Rupiah yang memiliki dua ruangan belajar mengajar. Menurutnya, Pendidikan Usia Dini untuk memainkan peranan yang sangat penting dalam mempersiapkan generasi yang berkualitas. Ketua yayasan PAUD juga berharap pengelolaannya dan operasionalnya nantinya dari Pemerintah Kabupaten Trenggalek memberikan bantuan agar nantinya PAUD ini benar-benar bisa berkembang dengan baik”,

ungkapnya Sementara itu, di sela-sela peresmian gedung PAUD tersebut Kholiq SH M.Si Wakil Bupati Trenggalek meminta kepada warga masyarakat desa Dompyong dan sekitarnya memanfaatkan fasilitas yang sudah tersedia semaksimal mungkin dalam upaya mencerdaskan sumber daya anak melalui pendidikan. Dibangunnya gedung PAUD dan Madrasah ini untuk kegiatan kelompok belajar merupakan wujud swadaya yang didukung tiga pilar yaitu Pemerintah, Pengusaha dan Masyarakat guna peningkatan kualitas pendidikan di desa tersebut. Dengan adanya fasilitas tempat belajar itu, diharapkan agar anak didik dapat belajar dan bermain lebih terarah. Pemerintah Kabupaten Trenggalek terus mendorong dan meningkatkan jumlah gedung kelompok belajar PAUD di Kabu-

paten Trenggalek”, ungkapnya Lebih lanjut, Wakil Bupati mengharapkan kepada semua anakanak didik dapat memacu semangat dan tekad untuk meraih prestasi dan kelak mampu tampil gagah memimpin bangsa ini di masa mendatang. Orang nomor dua di Kabupaten Trenggalek ini juga menuturkan, ucapan selamat atas berdirinya pembangunan PAUD Bumi Rahayu dan Madrasah Diniyah Al-Muqorrobin ini, mudah-mudahan dengan adanya fasilitas pembangunan sekolah yang baru ini dapat meningkatkan sistem belajar anak-anak kedepan lebih baik lagi, selain itu juga, diharapkan peran tenaga pendidik PAUD dapat berperan aktif, penuh semangat dan terus membimbing anak-anak di Desa Dompyong Sari ini kedepan akan lebih baik lagi, ucapnya. (rud)

Gerak Jalan Peringatan HUT PGRI dan HGN 2014 Penetapan Besaran Denda Keterlambatan Tulungagung, SMN - Ribuan Murit dan Guru beserta keluarganya, minggu 21 Desember 2014 sekitar pukul 06.00 wib memenuhi AlonAlon Tulungagung, mereka tidak menggelar unjuk rasa tetapi mengikuti kegiatan Gerak Jalan dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun PGRI yang ke 69 dan memperingati Hari Guru tahun 2014. Acara Gerak jalan yang juga dihadiri Wakil Bupati Tulungagung Drs. Maryoto Birowo, MM ini menempuh rute sekitar 5 Km dan diberangkatkan oleh Bupati Tulungagung Syahri Mulyo, SE, MSi. Dalam laporanya Ketua PGRI Suharno, SPd, MPd. diantarannya mengatakan bahwa maksud dan tujuan digelarnya kegiatan ini adalah untuk memperkuat solidaritas dan soliditas profesional diantara anggota PGRI yang ada Tulungagung. Diacara yang ini Suharno juga menginformasikan bahwa peserta gerak jalan pada kegiatan gerak jalan kali ini adalah para anggota PGRI dan keluarganya yang ada di kabupaten Tulungagung dengan jumlah sekitar 14.000 orang. Bupati Tulungagung Syahri Mulyo, SE, MSi didalam sambutanya sebelum memberangkatkan gerak jalan ini diantaranya mengatakan dirinya selaku Bupati merasa bahagia bisa berada di tengah-tengah para Guru untuk bersama-sama

Adminduk, Harus Melalui Kajian Secara Matang

Bupati Syahri Mulyo memberangktan peserta jalan sehat

mengikuti kegiatan jalan sehat ini karena diacara ini betul-betul bisa dirasakan semangat kebersamaan dan solidaritas yang tinggi. Selanjutnya bupati berharap agar kegiatan ini tidak hanya memupuk solidaritas dan soliditas anggota organisasi PGRI saja, tetapi akan memberi manfaat yang lebih besar guna tercip-

tannya suasana Tulungagung yang ayem tentrem mulyo lan tinoto. Acara gerak jalan ini bagi peserta yang beruntung akan mendapatkan hadiah satu buah sepeda Motor dari sponsor dan beberapa Sepeda Angin dengan cara mengikuti undian kupon di penghujung acara. (rud)

Blitar, SMN - Terhitung tahun 2015 mendatang Pemkab Blitar menghapus seluruh jenis retribusi berkaitan layanan administrasi kependudukan (Adminduk). Namun, denda keterlambatan mengurus keperluan itu tetap diberlakukan dan jenisnya lebih variatif. Anggota Komisi I DPRD Kabupaten Blitar, Panoto mengatakan sesuai dengan UU yang berlaku denda tidak dihapuskan, dimana sanski administratif pendudukan di berlakukan bagi yang mengalami keterlambatan agar tidak terjadi diskriminatif. Menurut panoto yang segera dilakukan penyesuain denda tersebut dengan melakukan revisi Perda yang ada. Dan diperlukan kajian yang mendalam agar penetapan denda itu tidak memberatkan warga. Sementara kepala Dispendukcapil Kabupaten Blitar Eko Budi Winarso membenarkan jika denda tetap diberlakukan bagi warga yang melakukan keterlembatan kepengurusan Adminduk. Dan pihaknya telah melakukan kajian akademis soal pencabuatan Perda no 4 tahun 2011 tentang retribusi pengganti biaya cetak KTP, KK dan Akte Kelahiran. Dalam kajian akademik itu juga membahas soal masih diberlakukannya Perda no 9 tahun 2010 tentang denda administrasi keterlambatan mengurus adminduk. Denda akan diberlakukan pada semua kepengu-

Anggota Komisi I DPRD Kabupaten Blitar, Panoto

rasan adminduk termasuk pencatanan pernikahan yang terlambat. (mam)

Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Penerapan Metode Kooperatif Model Kolaborasi Siswa Kelas III SDN Suruhanlor Kecamatan Bandung Kabupaten Tulungagung Semester I Tahun Pelajaran 2013/2014 Oleh Totok, S.Pd (Guru SDN Suruhanlor Kec. Bandung Kab. Tulungagung) refleksi. Pelaksanaan pengamatan yang digunakan sebagai berikut mengkaji kurikulum, pengayaan materi dan pengumpulan data, dan pemberian lembar tes. Pada instrumen penelitian yang digunakan oleh penelitian adalah silabus, rencana pelajaran, lembar kegiatan siswa, lembar observasi siswa dalam kegiatan belajar, angket motivasi dan tes formatif.

Ilustrasi

NEGARA berkembang selalu berusaha untuk megejar ketinggalannya, yaitu dengan giat melakukan pembangunan disegala bidang kehidupan. Dalam bidang pendidikan pemerintah selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan cara seperti mengganti kurikulum, meningkatkan kualitas guru melalui penataranpenataran atau melanjutkan sekolah ke tingkat yang lenih tinggi dan sebagainya. Untuk mencapai tujuan itu peran guru sangat diperlukan keseriusannya yaitu sebagai motivator guru harus mampu membangkitkan motivasi siswa agar aktivitas siswa dalam proses pembelajaran berhasil dengan baik. Salah satu membangkitka motivasi belajar dalam pembelajaran yaitu dengan mengganti cara / model pembelajaran yang selama ini tidak diminati oleh siswa. Pada siswa SDN Suruhanlor Kecamatan Bandung Kabupaten Tulungagung sejak mengajar dalam pembelajaran PKn, guru sering menggunkaan model pembelajaran ceramah. Model pembelajaran ini tidak bisa membangkitkan aktivitas siswa dlam belajar. Hal ini tampak dari perilakusiswa yang cenderung hanya mendengar dan mencatat pelajaran yang diberikan guru. Siswa tidak mau bertanya apalagi mengemukakan pendapat tentang materi yang diberikan. Melihat kondisi tersebut, peneliti

berusaha untuk mencari model pembelajaran lain yaitu model pembelajaran melalui penerapan metode kooperatif model kolaborasi merupakan yang sangat tepat dalam melakukan pembelajaran mata pelajaran PKn. Peneliti berharap dengan model pembelajaran dengan metode kooperatif model kolaborasi siswa akan aktif dalam melakukan proses belajar mengajar dan dapat membangkitkan motivasi belajar siswa serta memberikan pengaruh positif dalam meningkatkan prestasi siswa kela III SDN Suruhanlor Bandung. METODE PENELITIAN Metode penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan di SDN Suruhanlor Kecamatan Bandung Kabupaten Tulungagung dalam mendapatkan data yang diinginkan. Mata pelajaran dalam penelitian ini adalan mata pelajaran PKn pada siswa kelas III pada semester 1 tahun pelajaran 2013-2014. Sasaran penelitian yaitu 20 siswa kelas III SDN Suruhanlor Kecamatan Bandung. Sesuai dengan jenis penelitian adalah tindakan kelas maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan yaitu dari siklus I ke siklus berikutnya. Setiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Langkah pada siklus selanjutnya adalah perencanaanyang sudah direvisi, tindakan, pengamatan dan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada hasil penelitian dengan menggunakan metode kooperatif model kolaborasi pembelajaran Pkn maka diperoleh hasil pada siklus I nilai rata-rata dari ahsil tes formatif siswa mendapatkan 70,00 dengan prosentase ketuntasan belajar siswa 65% atau 13 dari 20 siswa yang sudah tuntas belajar. Hal ini belum sesuai dengan harapan peneliti dengan ketuntasan yang ditetapkan 70%. Kelemahan pada siklus I terjadi karena siswa masih merassakan baru dengan penerapan model tersebut, dan belum mengerti model pembelajrannya. Dengan kelemahan pada siklus I maka peneliti melakukan perbaikan pada siklus II dengam memberikan

pengarahan kembali tentang kerja kelompok dan kelompok siswa direvisi sehingga benar-benar heterogen dalam berbagai hal. Hasil pada siklus II adalah diperoleh nilai rata-rata siswa melalui tes formatif 76,75% dari 20 siswa yang telah tuntas sebanyak 18 siswa dan 2 siswa belum tuntas. Oleh sebab itu secara klasikal ketuntasan belajar siswa telah tercapai 90% dan termasuk kategori tuntas. Hasil dari siklus I ke Siklus II terjadi peningkatan pada setiap siklusnya dan dipengaruhi adanya peningakan kerja guru dan kemampuan kualitas guru semakin meningkat. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif model kolaborasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan adanya keningkatan setiap siklusnya dan mempunyai pengaruh positif dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Disarankan dengan metode tersebut guru harus menyiapkan dengan matang sehingga guru bisa mampu, menentukan topik yang benar-benar bisa diterapkan dan adanya penelitian yang lebih lanjut.

7,5 M untuk Mahasiswa Tidak Mampu di Banyuwangi Banyuwangi, SMN - Pemkab Banyuwangi telah mengucurkan dana beasiswa sebesar Rp 7,5 miliar untuk 500 mahasiswa berprestasi tapi kurang mampu. Dana itu digunakan untuk membantu mahasiswa dari Banyuwangi yang menempuh kuliah di berbagai perguruan tinggi, baik di dalam kota maupun luar kota.

“Pemkab Banyuwangi serahkan beasiswa Banyuwangi Cerdas Rp 650 juta untuk 103 mahasiswa. Total sudah dikucurkan Rp 7,5 M untuk hampir 500 mahasiswa. Pengembangan SDM menjadi salah satu opsi untuk memperkuat daya saing daerah. Salah satunya melalui beasiswa Banyuwangi Cerdas ini,”

Ilustrasi: Aparat TNI dan Polri melakukan pengevakuasian korban longsor

Longsor di Mojokerto Hambat Akses Jalan Mojokerto, SMN - Lereng Gunung Arjuna, tepatnya di Dusun Kembang, Desa Kembangbelor, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, ambrol. Material longsoran sempat menutup akses jalan yang menghubungkan Desa Kembangbelor, Kecamatan Pacet, dengan Desa Cembor, Kecamatan Trawas, sejak Jumat, 26

tulis Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas dalam akun twitternya, Jumat (26/12/2014). Sementara Kepala Bagian Humas Pemkab Banyuwangi Juang Pribadi menambahkan, dana Rp 7,5 miliar itu merupakan akumulasi sejak diluncurkannya program beasiswa “Banyuwangi Cerdas” pada 2011. Dia menjelaskan, terdapat dua model beasiswa yang dikucurkan, yaitu beasiswa yang dananya dikucurkan sekali selama menjadi mahasiswa dan yang dananya dikucurkan per semester selama 8 semester. “Dana itu di luar hibah penelitian untuk skripsi di mana ada mahasiswa yang mengajukan pro-

Desember 2014. Sawah terasering desa setinggi 25 meter longsor dan menutup badan jalan hingga sepanjang sekitar 20 meter. “Ambrol setelah diguyur hujan deras selama beberapa jam,” kata Kepala Dusun Kembang, Desa Kembangbelor, Murtaji, Sabtu, (27/12) lalu. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Tidak ada warga

posal agar Pemkab Banyuwangi membantu penelitian untuk skripsinya. Diprioritaskan untuk penelitian yang mengkaji masalah yang ada di Banyuwangi, sehingga hasil risetnya berguna bagi Banyuwangi,” tuturnya. Untuk tahun depan, dana beasiswa dialokasikan sebesar Rp 3 miliar. Selain model beasiswa yang sudah ada, Pemkab Banyuwangi menambah skema beasiswa untuk mahasiswa Politeknik Negeri Banyuwangi dan anak yatim serta penyandang disabilitas yang dialokasikan sebesar Rp 250 juta. “Semoga menambah semangat anak-anak muda Banyuwangi untuk belajar,” pungkas Juang. (syam)

yang melintas saat badan jalan tertimbun material longsor. Warga dan anggota TNI bekerja sama membersihkan material longsoran yang berupa lumpur dan batu. Mereka menggunakan peralatan manual berupa cangkul dan sekop, serta satu unit ekskavator. “Sekarang jalan sudah bisa dilalui kembali,” kata Murtaji. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto mencatat ada 21 desa di empat kecamatan yang rawan longsor dan banjir bandang, yakni Kecamatan Trawas, Pacet, Ngoro, dan Jatirejo. Keempatnya berada lereng Gunung Penanggungan, Gunung Arjuna, dan Gunung Welirang. “Kami imbau warga waspada ketika turun hujan berintensitas tinggi dan dalam waktu yang lama,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Mojokerto Tanto Suhariyadi. Untuk penanganan bencana longsor dan banjir, BPBD dan instansi terkait telah menyiagakan peralatan seperti ekskavator, perahu karet, dapur umum, dan bahan makanan. (cak gun)


Probolinggo

Edisi 166 / VI / 29 Desember 2014 - 4 Januari 2015

5

Walikota Probolinggo Launching Sistem Informasi Wakil Walikota Probolinggo Adakan Rapat Koordinasi Tentang Kemiskinan Manajemen Perizinan Terpadu On Line Probolinggo, SMN - Wakil Walikota Probolinggo HM. Suhadak.SPd hari ini (24/12) memimpin rapat koordinasi tentang kemiskinan kota probolinggo tahun 2014 bertempat di Puri Manggala Bhakti kantor Pemerintah Kota Probolinggo. Hadir dalam acara rapat tersebut Wakil Walikota HM. Suhadak.SPd, Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Ir. Budi Krisyanto. MSi, Kepala Dinas, Kabag, Kabid, Camat, Lurah dan undangan lainnya. Wakil Walikota HM. Suhadak. SPd, dalam acara tersebut mengatakan pada intinya bahwa Program program yang menyangkut kemiskinan agar tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhannya, agar tidak menjadi sorotan dari berbagai pihak, dan bekerja sesuai tupoksi juga selalu ber hati hati. HM.Suhadak juga mengatakan yang terpenting menurut pengalamannya adalah keakuratan data masyarakat yang disimpulkan ada 3 kategori yaitu masyarakat miskin, rentan miskin, sangat miskin, dan dijelaskan juga terkait program program pemerintah kota yang selama ini belum tepat sasaran, dan pemerintah berkeinginan mempunyai data yang akurat, jelas, pasti dan riel agar bantuan tepat sasaran dan sesuai yang dibutuhkan, “ saya tegaskan

Wakil Walikota Probolinggo HM. Suhadak. SPd didampingi Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Ir. Budi Krisyanto.MSi, saat acara Rapat Koordinasi di Puri Manggala Bhakti kantor Pemkot (doc.24/12).

tolong mengenai data ini di abdute betul dari tingkat bawah sampai tngkat atas agar betul betul program tepat sasaran”. Asisten Perekonomian / Pembangunan Ir. Budi Krisyanto.MSi, dalam kesempatan tersebut mengatakan dalam rangka program penanggulangan kemiskinan yang juga penting diperhatikan selain langkah tindak lanjut program yaitu tentang prosentasi target penurunan kemiskinan yang harus dicapai oleh pemerintah kota terkait program program penanggulangan kemiskinan tersebut, dan harus mempunyai

angka yang sama dalam target itu. Dalam penanggulangan kemiskinan ada 4 Klaster yang di laksanakan oleh SKPD. Lebih lanjut Asisten menjelaskan bahwa di tahun 2015 agar setiap Klaster mempunyai data program yang akan dilaksanakan dan anggarannya, serta dikoordinasikan antar Klaster. Dan diharapkan Sekretariat Penanggulangan kemiskinan benar benar berfungsi maksimal. Acara dilanjutkan dengan tanya jawab, masukan, serta usulan dari peserta rapat yang hadir. (edy)

Probolinggo, SMN - Dalam rangka meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat hari ini (23/ 12) Pemerintah kota probolinggo dalam hal ini Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) mengadakan Soft Launching Sistem Informasi Manajemen Perizinan Terpadu. Hadir dalam kegiatan tersebut Walikota Probolinggo Hj. Rukmini.SH.MSi, Setda Kota Drs.H. Johny Haryanto.MSi, Asisten Pemerintahan dan Hukum Drs. H. EC. Sunardi. MSi, Kepala Diskominfo Rey Suwigtyok.Sos. Msi, Para Kepala dinas, Kabag, Camat, Lurah, dan sebanyak 50 undangan. Kepala Diskominfo Rey Suwigtyok Sos, MSi dalam laporannya menjelaskan bahwa dalam rangka perbaikan layanan terhadap masyarakat di era otonomi daerah, maka system pelayanan perizinan secara Online diakui telah memperoleh tempat yang cukup seknifikan baik terhadap perbaikan kwalitas manajemen layanan, maupun peningkatan dan keberlangsungan daerah tersebut, yang dapat dilihat system pelayanannya terhadap masyarakat, secara khusus dibidang perizinan. Lebih lanjut Kepala Diskominfo mengatakan dalam rangka pelayanan sisten pelayanan

terpadu ini, perlu diupayakan system informasi secara transparan yang dapat menjangkau layanan perizinan terpadu on line di kota probolinggo, pada tahun ini akan dilaunching 14 macam perizinan on line, sebagai uji coba saat diperagakan 2 macam system perizinan secara on line yaitu perizinan reklame dan perizinan pemakaman, dan secara bertahap akan dilaunching seluruh kewenangan perizinan on line. Rey Suwigtyok juga menjelaskan tentang maksud dan tujuan diadakannya acara tersebut, yang dimaksudkan dalam rangka meningkatkan kwalitas pelayanan perizinan kota probolinggo dalam memanfaatkan Teknologi Informasi secara maksimal dan bertujuan untuk mengimplentasikan perizinan on line juga dapat memberikan pelayanan perizinan yang tepat, cepat, akurat, tranparan dan akuntabel dalam menggunakan teknologi informasi di Kota Probolinggo. Walikota Probolinggo Hj. Rukmini. SH. MSi dalam sambutannya mengatakan Tradisional Gaverment menjadi Elektronik gaverment keharusan dalam pelayanan publik. Sesuai peraturan pemerintah bahwa aparat pemerintah harus

Walikota Probolinggo Hj. Rukmini.SH.MSi, Setda kota, Asisten Pemerintahan dan Hukum, Kepala Diskominfo saat acara soft launching system Informasi Management Perizinan Terpadu On line. (doc.23/12)

menggunakan teknologi informatika untuk mendukung Good Gaverment, maka dibutuhkan mekanisme yang jelas, Untuk dapat lebih evisien waktu, biaya, sehingga dapat meningkatka pendapatan asli daerah. Lebih lanjut Walikota Mengajak seluruh jajaran pemerintah kota untuk mencapai E-gaverment diseluruh SKPD. “Saya berharap Sistem Pelayanan Perizinan Terpadu On line ini nantinya dapat membantu efisiensi, kwalitas

dalam layanan perizinan dan memberkan manfaat layanan bagi masyarakat dan meningkatkan produktifitas para pegawai khususnya pelayanan perizinan”. Walikota juga menekankan kepada Diskominfo agar secepatnya dilakukan Launching secara keseluruhan. Di acara tersebut juga secara simbolis diberikan hadiah oleh Walikota kepada juara lomba Mascot Kota Probolinggo yang diikuti secara nasional. (edy)

Pemerintah Kota Probolinggo

Badan Lingkungan Hidup Adakan Rakor Perubahan Iklim

Ilustrasi pupuk

Optimalkan Penyerapan Pupuk Bersubsidi Malang, SMN - Penggunaan pupuk sangat penting bagi sektor pertanian, dimana keberhasilan peningkatan produksi pertanian 20% bersumber dari pupuk, karena itu Pemerintah Kabupaten Malang menyelenggarakan agenda rutin Evaluasi Pupuk Bersubsidi Tahun 2014 dan Rencana Kebutuhan Pupuk Bersubsidi Tahun 2015 yang sekaligus juga menjadi wadah silaturahmi bagi seluruh stakeholder pupuk bersubsidi di Kabupaten Malang, hari ini (24/12). Kegiatan tersebut dihadiri anggota Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3) Kabupaten Malang, camat, para penyuluh pertanian, petugas teknis pertanian perkebunan, gapoktan serta petugas pengamat organisme pengganggu tanaman di Kabupaten Malang, produsen, distributor serta pengecer pupuk bersubsidi se- Kabupaten Malang. Nurman Ramdansyah, SH, M. Hum selaku Ketua Harian Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida dalam laporannya menjelaskan kebijakan Pemerintah pada tahun 2014 ini dan tahun 2015 yang akan datang adalah tetap memberikan subsidi dalam rangka pengadaan dan penyaluran beberapa jenis pupuk yaitu Urea berwarna merah muda, ZA berwarna oranye, SP-36, NPK Phonska dan Pupuk Organik Granul

atau Petroganik. “Namun dalam penyalurannya masih terjadi kurang ketertiban administrasi pengecer pupuk bersubsidi, meski hal ini dapat menjadi bentuk implementasi kebijakan subsidi pemerintah khususnya subsidi pupuk,” jelas Nurman yang juga Asisten Ekonomi dan Pembangunan Pemerintah Kabupaten Malang. Lebih lanjut Nurman mengatakan di tingkat petani atau kelompok tani, masih adanya rasa enggan menggunakan pemupukan berimbang, dan belum begitu memahami pentingnya Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) sehingga beberapa jenis tanaman yang belum masuk dalam perencanaan dan pengalokasian pupuk bersubsidi, misalnya sayur mayur di Kasembon. ”Ke depan akan diupayakan dengan pendampingan kepada petani atau kelompok tani dalam menyusun RDKK dan memastikan validitas RDKK,” jelasnya. Perlu diketahui informasi Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur, alokasi pupuk bersubsidi tahun 2015 untuk Kabupaten Malang kurang lebih 157.102 ton. Dengan alokasi tersebut perlu disikapi secara bijak dengan lebih efisien dalam penggunaan pupuk, menggalakkan

pola pemupukan berimbang dengan dosis dan jenis pupuk sesuai kondisi lahan. Bupati Malang Rendra Kresna dalam sambutannya mengatakan pupuk bersubsidi dari tahun ke tahun mengalami penurunan karena itu para petani harus mulai lebih mandiri mengahadapi problema hidup pertanian dan perkebunan. “Karena kalau tidak kita tidak akan mampu melakukan terobosanterobosan dan inovasi untuk bersaing dengan negara-negara ASEAN, pupuk bersubsidi berkurang tapi areal pertanian nantinya akan bertambah luas seperti adanya pemanfaatan lahan-lahan kritis,”. Bupati juga meminta kepada seluruh pihak terkait agar ke depan lebih memberikan perhatian yang serius dalam upaya mengoptimalkan penyerapan pupuk bersubsidi di Kabupaten Malang. Perlu diambil langkah-langkah seperti penyediaan pupuk bersubsidi oleh produsen, monitoring, pengawasan dan pemantauan, selain itu Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida untuk lebih meningkatkan kinerjanya sehingga penyerapan pupuk bersubsidi dapat lebih maksimal. “Pemerintah akan terus membantu petani karena petani berkontribusi terhadap ketahanan pangan nasional,” kata bupati. (jun)

Ketua Forum Nasional perubahan iklim dari Kota Probolinggo Ir.Budi Krisyanto.MSi, saat memberikan penjelasan tentang perubahan iklim di Rapat koordinasi komite teknis di Aula kantor BLH. (doc.22/12).

Probolinggo S M N - Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Probolinggo dalam hal ini Bidang PKLH hari ini (22/12) mengadakan rapat koordinasi komite teknis perubahan iklim. Hadir dalam acara tersebut Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Ir. Budi Krisyanto.MSi, Kepala BLH Drs.

Tutang Heru Aribowo MSi, Kepala bidang PKLH, dan seluruh anggota komite teknis perubahan iklim Kota Probolinggo. Kepala bidang PKLH Yayuk selaku ketua koordinator teknis kota probolinggo mengawali acara tersebut menjelaskan bahwa Rapat Kooordinasi ini dalam rangka Penjelasan tentang perubahan

iklim di Indonesia yang dilaksanakan oleh forum nasional tentang perubahan iklim. Lebih lanjut Yayuk mengatakan kegiatan tersebut juga dalam rangka merevieu implementasi tentang program kegiatan perubahan iklim di setiap Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) kota probolinggo, yang bertujuan untuk meningkatkan esentitas program perubahan iklim. Kepala BLH Drs. Tutang Heru Aribowo.MSi, dalam kesempatan tersebut mengatakan yang pada intinya kegiatan ini nantinya dapat ditindak lanjuti kepada setiap SKPD tentang Revieu program perubahan iklim dalam rangka penyesuaian penganggaran di SKPD tersebut. Asisten Pembangunan Ir.Budi Krisyanto. MSi selaku Ketua Forum Nasional Perubahan Iklim dari kota Probolinggo dalam penjelasannya mengatakan bahwa hasil rapat forum nasional tentang perubahan iklim nasional ada beberapa hal paparan dari kemen-

terian kementerian yang pada intinya Adaptasi tentang perubahan iklim dan penguatan penguatan dibeberapa hal. Lebih lanjut Ir. Budi Kris mengatakan bahwa kota probolinggo program perubahan iklim sudah masuk RPJM, dan Tentang perubahan iklim untuk selalu koordinasi antar SKPD. Banyak hal yang dijelaskan oleh Ir. Budi Kris, yaitu pembangunan berbasis lingkungan, ketahanan ekonomi, management, perencanaan, penganggaran dan diperlukan pengetahuan tentang semuanya oleh komite teknis. Tugas komite teknis harus betul betul memahami tentang semua hal agar dapat melaksanakan tugas pemantauan / monitoring. Dan selanjutnya dijelaskan oleh Ir. Budi Kris tentang paparan paparan dari kementerian kementerian hasil rapat di Jakarta forum nasional tentang perubahan iklim. (edy)

Apel Pasukan Operasi Lilin Semeru 2014 di Polres Mojokerto Kota Mojokerto, SMN - Pelaksanaan Operasi Lilin Semeru 2014 di kota Mojokerto segera dimulai, kegiatan ini diawali dengan Apel Kesiapan Ops Lilin Semeru yang dilaksanakan di Lapangan Mapolres Kota Mojokerto. Dalam apel Ops Lilin Semeru tersebut, pesertanya tidak hanya dari pihak kepolisian saja, melainkan dari Anggota TNI (Korem,Kodim dan Garnisun) serta Satpol PP dan anggota Dinas Perhubungan (Dishub). Dalam sambutannya Kapolres Kota Mojokerto AKBP Wiji Suwartini menyampaikan agar seluruh anggota yang terlibat dalam Ops Lilin Semeru ini dapat melaksanakan dengan sebagaimana mestinya. “Kerja sesuai Protap yang ada dan jangan mengedepankan penindakan langsung, jika masih

Pemeriksaan kelengkapan persenjataan sebelum operasi lilin semeru dilaksanakan

bisa diperingatkan ya diperingatkan saja pengendara motor atau mobil yang kedapatan melanggar “ Kata Kapolres. Ops Lilin Semeru dimulai pada 25 Desember hingga pengamanan tahun baru 2015 nanti”, Imbuhnya. Seusai apel Gelar Pasukan AKBP Wiji Suwartini mengajak

para unsur pimpinan di Kota Mojokerto ini untuk melihat secara langsung perlengkapan yang digunakan dalam pelaksanaan Operasi Lilin Semeru 2014, dalam kesempatan itu Kapolres meyakinkan bahwa dengan perlengkapan dan personil yang ada saat ini Polres Kota Mojokerto siap

memberikan rasa Aman dan Nyaman bagi warga Kota Mojokerto. Dalam apel gelar pasukan operasi lilin semeru 2014 ini di hadiri oleh Walikota Mojokerto KH Mas’ud Yunus, Kasiops Korem 082/CPYJ, Pasilog Kodim 0815 dan Kajari Kota Mojokerto. (cak gun)


6

Fokus

Edisi 166 / VI / 29 Desember 2014 - 4 Januari 2015

Masalah THD, Walikota Madiun Terkesan Bela Pengelola

Walikota Madiun, H. Bambang Irianto

Madiun, SMN - Keresahan para pedagang kecil yang berjualan di Taman Hijau Demangan (THD) karena merasa menjadi ‘sapi perah’ pengelola, ditanggapi dingin oleh Walikota Madiun, H. Bambang Irianto, Rabu (24/12/2014). Menurut Bambang Irianto, apa yang dilakukan oleh pengelola (CV Sendang Biru), merupakan haknya sebagai pengelola karena pihak Pemerintah Kota (Pemkot) Madiun sudah menerima uang hasil pengelolaan sebesar Rp.7,5 juta tiap bulan. “Itu sudah menjadi hak pengelola. Masalah lain seperti adanya sedikit merusak atau alih fungsi, dia (CV Sendang Biru) tidak merusak. Kalau yang namanya merusak itu, tidak ada ijin mengelola. Ini dia (CV Sendang Biru) ada ijin dari Pemkot,” kata Walikota Madiun, Bambang Irianto, saat

Refleksi Akhir Tahun, Rabu (24/12/2014). Diberitakan sebelumnya, puluhan massa yang tergabung dalam Paguyuban Pedagang Taman Hijau Demangan (THD) Kota Madiun, minta pendampingan ke Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Wahana Komunikasi Rakyat (WKR) dan LSM lainnya, Selasa 23 Desember 2014, kemarin. Kedatangan mereka ke ‘markas’ LSM WKR, untuk mengadukan nasib mereka sebagai pedagang kecil yang selama ini mengaku menjadi ‘sapi perah’ pengelola THD yang berada di Jalan SoekarnoHatta, Kota Madiun. Menurut Koordinator Paguyuban Pedagang THD, Ima Yuliana, selama ini pedagang kecil maupun yang menyewakan sarana bermain untuk anak-anak, dikenakan

berbagai pungutan oleh pengelola yang mencekik leher. Pungutan itu diantaranya, baru masuk ke lokasi THD, sudah dipungut Rp.5 ribu. Kemudian ada lagi tarikan untuk lampu Rp.2 ribu. Bagi yang menyewakan sarana mainan untuk anak-anak, per unitnya ditarik Rp.2 ribu. Tak hanya itu. Pasalnya, bagi yang berjualan menggunakan tenda, tiap bulan juga dikenakan pungutan antara Rp.250 ribu-Rp.400 ribu. Namun tiap hari masih dipungut sebesar Rp.7 ribu. Sedangkan yang menggunakan air, tiap bulan dikenakan pungutan sebesar Rp.15 ribu. Ironisnya lagi, saat pedagang sudah masuk ke lokasi THD tapi kemudian turun hujan dan tidak jadi jualan, tetap ditarik Rp.5 ribu. Neneknenek jualan keliling bawa bakul, juga ditarik Rp.5 ribu. Bahkan toilet untuk fasilitas umum, juga disewakan oleh pengelola. Karena hal tersebut, dengan didampingi oleh LSM WKR dan beberapa LSM lainnya, dalam waktu dekat Paguyuban Pedagang THD akan mengadukan nasib mereka ke DPRD Kota Madiun. Para pedagang berharap ada sulusi yang saling menguntungkan antara pedagang dengan pengelola. (Sy)

Banser di Madiun Turut Lakukan Pengamanan Natal Madiun, SMN - Barisan Ansor Serbaguna (Banser), bersama aparat keamanan dari Polri, TNI dan lainnya, turut melakukan pengamanan perayaan Natal di sejumlah gereja di Kota Madiun, Jawa Timur sejak Rabu malam hingga Kamis (25/12/2014). Menurut Sarkocab Banser Kota Madiun, Agung, dalam membantu pengamanan perayaan Natal tahun ini, Banser menurunkan sebanyak satu kompi yang ditempatkan di 15 gereja yang tersebar di wilayah Kota Madiun. “Setiap tahun Banser Kota Madiun selalu ikut dalam pengamanan perayaan Natal di gereja-gereja. Kebetulan tahun ini ada instruksi dari Ketua Umum GP Ansor untuk melakukan penambahan jumlah personil. Kami pun siap melaksanakan instruksi tersebut,” terang Ketua Satkorcab Banser Kota Madiun, Agung S, kepada wartawan, Kamis (25/12/ 2014). Menurutnya lagi, dari 15 gereja yang ada, tiap gereja diterjunkan personil sebanyak 5-12 orang Banser yang sebelumnya sudah dikoordinasikan dengan aparat keamanan lain. “Tiap gereja kita terjunkan antara 5 hingga 12 orang.

Banser saat melakukan pengamanan

Tinggal tergantung besar kecilnya gereja. Kalau besar ya lebih banyak yang kita terjunkan,” tambah Agung. Keterliban Banser dalam pengamanan perayaan Natal di Kota Madiun, mengundang simpati dari kalangan gereja. “Keberadaan teman-teman Banser menambah suasana Natal menjadi terasa sejuk. Begitu juga dengan keberadaan aparat lain hingga menambah kekhusukan kami dalam beribadah,” kata salah satu jemaat Gereja Utusan Pantekosta Kota Madiun, Cahyo, kepada wartawan. Apresiasi serupa disampaikan Kapolres Madiun Kota, AKBP Farman, disela-sela melakukan pemantauan pengamanan Natal. Menurutnya, keterlibatan Banser sudah dikoordinasikan kepada pihak kepolisian selaku pemegang

otoritas keamanan umum. “Keberadaan Banser NU dalam pengamanan Natal sudah diintegrasikan dengan aparat keamanan lain. Jadi sebelumnya sudah diadakan koordinasi menyangkut berbagai hal. Kami merasa terbantu dengan adanya Ormas Islam (Banser) yang ikut membantu pengamanan Natal. Saya hanya bisa memberikan apresiasi yang tinggi dan terima kasih atas keikutsertaan Banser,” kata Kapolres Madiun Kota, AKBP Farman, kepada wartawan (Sy)

Madiun, SMN - Persoalan pelik seputar pengelolaan Waduk Kedungbrubus menjadi biang keladi belum berfungsinya waduk senilai miliaran rupiah tersebut. Bahkan, satuan kerja (satker) yang diberi kewenangan justru terkesan lempar tangan. Mereka seolah enggan jadi kambing hitam mangkraknya fasilitas yang pembangunannya dibiayai duit negara tersebut. ‘’Banyak satker yang terlibat dalam pengelolaan waduk. Ini yang harus dipahami masyarakat. Jangan hanya kami yang menjadi sorotan,’’kata Kepala PPK Irigasi Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) Madiun II Sigit Budi W, kemarin (24/12) lalu. Sigit mengungkapkan, pihaknya hanya sebatas me-

Pembukaan Ju-Jitsu Antar Pelajar Se-Jatim oleh Bupati Ngawi

Bupati saat pukul gong

Ngawi, SMN - Tepatnya tanggal 26 Desembar 2014 di halaman olahraga SMAN I Ngawi telah berlangsung agenda pembukaan olahraga JUJITSU yang diikuti oleh 13 tim dari utusan tiap kabupaten, diantara kabupaten yang mengikuti yaitu, kab. Banyuwangi, kab. Surabaya, kab. Sidoarjo, kab. Gresik, kab. Malang, kab. Blitar, kab. Lamongan, kab. Kediri, kab. Nganjuk, kab. Madiun, kab. Ponorogo, kab.Pacitan,

kab. Ngawi, total peserta sejumlah 252 putra dan putri. Agenda dimulai pukul 10.00 sambutan dari siswi SMAN I Ngawi kepada Bupati Ngawi berupa tari orekorek yang history nya pernah mewakili kota kabupaten Ngawi untuk gelar sendra tari di TMII, juga dihadiri dari Kepala Dinas Pendidikan Abimanyu, Dinas Pariapora Anwar Rifai yang diwakili oleh sekdin Jaka, Ketua Koni,

para penilai dan wasit berasal dari senior ju-jitsu provinsi, guru, dan undangan dari dinas serta siswi pelajar dari beberapa sekolah, perwakilan kabupaten Ngawi peserta jujitsu gabungan dari SMAN I Ngawi, SMAN 2 Ngawi, SMK N I Ngawi dan SMK PGRI I Ngawi dibawah pelatih Wira Prasetya Catur. Setelah menyanyikan lagu kebangsaan dilanjutkan, upacara tradisi dimulai dengan kidmat yang dipimpin ole Tim senior dari provinsi, dan ditutup dengan pukulan gong oleh Bupati Ir.H Budi Sulistyono, sebagai tanda pertandingan antar pelajar ju-jitsu telah dibuka dan siap dimulai, laporan disampaikan oleh panitia ju-jitsu Ngawi, terkait dengan j-u-jitsu memberikan motivasi meningkatkan potensi diri dan mempererat tali persaudaraan olahragawan khususnya ju-jitsu se-Jatim. Kepala SMAN I Ngawi, Sukamdi dalam sambutannya

menyampaikan, sebagai tuan rumah menyampaikan dengan khas bahasa jawa, ingkang kawulo hormati Bapak Bupati, Kadin pendidikan, Kadin Pariapora, Kepala Sekolah, Ketua Koni ugi undangan, sak derenge matur ngaturaken sugeng Natal ugi tahun baru dumateng sedoyo kemawon, sugeng rawuh nglonggaraken wekdal dateng padepokan SMAN I Ngawi, matursuwun dumateng Bapak Bupati Ngawi kanti rawuhipun, Bapak Bupati anggadahi kawigatosan ingkang ageng tumprap perkembangan olah raga kabupaten Ngawi lan pembinaan generasi muda, ugi matur suwun dumateng dinas terkait, Koni ingkang nyengkuyung ugi Bapak Bupati sampun maringi restu ugi bantuan, saget terleksana kejuaraan jujitsu cup-Ngawi ke IV, matur suwun dumateng cabangcabang ju-jitsu kabupaten seJatim ingkang mercadosaken dateng padepokan SMAN I

Ngawi, kanggo peserta kabeh yo onone papan panginepan seonone ruang-ruang kelas, ora usah digagas neko-neko, sing penting anggota soyo tambah akeh lan nambah akeh paseduluran sehinggo iso lancar olehe ngeneki kejuaraan ju-jitsu, lan iso nuwuhke peserta neng tingkat nasional. Bupati Ngawi juga menyampaikan solideritas Kepala sekolah yang luar biasa, dan luar biasa peserta banyuwangi 10 jam perjalanan semangat sekali, terima kasih kesemua yang hadir, dalam rangka merebut piala Bupati, perlu diketahui olah raga adalah seni bela diri, akan tetapi ini tidak hanya membela diri akan tetapi mendidik untuk lebih bisa menghargai orang lain dan menatap masa depan lebih baik, dan mohon maaf fasilitas yang apa adanya, yang penting kita mencari generasi yang prestasi, dan Bupati mengakhiri serta secara resmi membuka dengan memukul gong. (eko s)

Wabup Gelar Kendaraan Dinas Dalam Apel Pagi Se-Kabupaten Ngawi di Alun-alun Ngawi, SMN - Dilokasi alun-alun Merdeka Ngawi, pada tanggal 24 desember 2014 Wabup Ngawi Ony Anwar,ST mewakili bupati Ngawi Ir.H Budi Sulistyono melaksanakan apel kendaraan dinas roda 2 dan roda 4 lingkup pemerintah kabupaten Ngawi, terkait dengan Ngawi spektakuler 2014, maka dari itu untuk meraih semua masyarakatpun harus tahu dan paham sejumlah kendaraan yang dimiliki dinas pemerintah kabupaten Ngwai tidak heran lagi agenda ini trasparan diperlihatkan secara umum bahkan bisa diperlihatkan keseluruh wilayah jatim mela-

lui media masa untuk bisa dipahami. Apel pagi dipimpin langsung oleh Wabup Ony Anwar, ST yang didampingi oleh Sekda Drs.H Siswanto, MM, Ketua DPRD dan Kepala SKPD Pemkap Ngawi, agenda apel kendaraan diselenggarakan melalui dinas (DPPKA) Kepala Drs. H. Bambang, M.Si dalam sambutan Wabup menyampaikan bahwa barang milik derah merupakan salah satu unsur penting dalam rangka penyelenggaraan pemerinta dan pelayanan masyarakat, maka pengelolaannya perlu dilakukan secar baik, tertib dan

sistimatis, pengelolaan barang milik daerah dilaksanakan berdasarkan azas fungsional, kepastian hukum trasparansi, terkebukaan, efisiensi, akutabilitas dan kepada kepastian nilai. Hal ini suatu tindakan pengendalian dan penertiban dalam upaya pengurusan barang milik daerah secara fisik, administrasi dan sesuai ketentua yang berlaku, apel yang diikuti 2401 unit kendaraan dinas, kendaraan roda 2 sejumplah 2073 unit, kendaraan roda tiga 57 unit, roda empat sejumlah 271 unit, apel kendaraan dinas dengan tujuan mengetahui aset kenda-

Sambutan Wabup Ngawi Ony Anwar, ST

raan dinas Pemkab Ngawi, berdasarkan segi jumplah, kondisi fisik kekayaan peman-

faatannya dan data yang akurat untuk bisa dipertanggung jawabkan. (eko.s)

Waduk Kedungbrubus Dikelola Banyak Tangan

Pintu Air Bendungan Waduk Kedungbrubus Madiun

ngurus bangunan fisik waduk. Mulai perawatan hingga perbaikan fisik yang rusak. Sementara pengelolaannya menjadi tanggungjawab pihak lain. Yakni, PPK 06 Sungai dan Pantai BBWSBS Madiun, Dinas PU Pengairan Kabupaten Madiun dan Unit Pelaksana Tekhnis Daerah (UPTD) Pilangkenceng (selengkapnya lihat grafis, Red). ‘’Semua pihak itu memiliki tugas dan kewenangan berbeda-beda,’’ jelasnya.

Menurut dia, air dari Waduk Kedungbrubus sebenarnya sudah dialirkan melalui saluran sekunder ke beberapa desa yang sudah dipetakan. Sayangnya, Sigit tidak bisa menjelaskan secara detail dengan dalih bukan kewenangannya. ‘’Kalau pengaturan air yang keluar dari waduk itu sudah kewenangan OP (operasional, Red) di Jiwan,’’ kilahnya. Para pihak berwenang dalam pengelolaan waduk,

lanjutnya, sudah pernah melakukan pertemuan beberapa waktu lalu. Terungkap, hitungan alokasi air waduk yang nantinya digunakan sebagai acuan pengelolaan perlu dikaji ulang. ‘’Kami sudah membahasnya. Dan saat ini pengalokasian air itu masih dihitung,’’ ungkap Sigit. Dijelaskan, hitungan alokasi diperlukan untuk menyesuaikan kebutuhan air lahan pertanian seluas 521 hektar dan pemukiman yang dilintasi saluran irigasi. Hitungan itu berdasar luas lahan yang bakal dialiri dan volume air yang tersedia di bendungan. Tanpa adanya alokasi tersebut, air yang keluar dari waduk bakal terbuang percuma karena tidak jelas peruntukannya. ‘’Terkadang juga tidak berjalan mulus karena banyak pompa liar yang mengambil air,’’ bebernya. Sigit mangaku pengalokasian air membutuhkan proses cukup lama. Selain harus bisa mem-back up kebutuhan masyarakat dan petani. Hitungan itu harus disesuaikan dengan

volume air bendungan. ‘’Masalahnya, volume air di bendungan belum bisa dipastikan,’’ katanya. Sigit berharap pihak terkait bekerjasama dengan baik dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. Dia juga mengharapkan pengertian masyarakat dalam menyikapi masalah itu. Pihaknya berjanji pengalokasian air bakal segera selesai dilakukan. ‘’Paling lambat awal tahun depan. Kami berjanji berupaya maksimal untuk masyarakat,’’ tegasnya. Sementara, Kepala Dinas PU Pengairan Kabupaten Madiun RM Hekso Setyo Rahardjo memilih pasif soal pengelolaan waduk. Dia enggan mengajukan permohonan pengelolaan waduk secara keseluruhan. Alasannya, waduk yang dibangun menggunakan duit APBN itu membutuhkan biaya maintenance cukup besar. Baik itu perawatan rutin maupun perbaikan kerusakan yang sewaktuwaktu terjadi pada bangunan dan alat-alat pendukung waduk

lainnya. ‘’Biaya perawatan besar. Kalau disuruh mengelola seluruhnya kita jelas tidak mampu,’’ jelasnya. Pihaknya pun menyerahkan sepenuhnya kewenangan pengelolaan waduk senilai Rp 45 miliar tersebut kepada BBWSBS. Sementara, dinasnya hanya sebatas mengajukan permohonan agar pihak terkait segera mengaliri saluran tersier yang mengaliri area persawahan dan pemukiman. ‘’Kami cukup melaporkan saja nanti kalau ada yang rusak atau kawasan mana saja yang belum dialiri,’’ ungkapnya. Diberitakan sebelumnya, biang kerok belum beroperasinya Waduk Kedungbrubus mulai terkuak. Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo dan pemkab tampaknya belum klop soal pengelolaan waduk. Permintaan pemkab agar waduk segera difungsikan nyatanya bertepuk sebelah tangan. BBWS beralasan pompa sentrifugal yang dibangun pemkab belum bisa digunakan. (Sy)


Ponorogo

Edisi 166 / VI / 29 Desember 2014 - 4 Januari 2015

Perempuan Memiliki Peran Strategis Menjadi Motor Penggerak Perubahan Pacitan, SMN - Seiring berjalanya waktu, kaum perempuan semakin membuktikan peranya dalam berbagai aspek kehidupan.Kesempatan yang diperoleh kaum hawa ini mampu meningkatkan kualitas hidup secara mandiri. Termasuk, ikut andil dalam berbagai dimensi kehidupan bernegara maupun sebagai motor penggerak perubahan. Pernyataan itu disampaikan Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Luki Indartato, membacakan sambutan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Susana Yembesi dalam upacara peringatan Hari Ibu di Pendopo Kabupaten. Adanya peringatan Hari Ibu Menurut Menteri, membawa pengaruh positif bagi masyarakat untuk selalu menghargai hak-hak perempuan. Sosok perempuan, kini tak bisa lagi dikesampingkan dalam perjalanan dan proses pembangunan bangsa. Hal itu telah dijamin dalam Undangundang Dasar 1945. Menurut Luky Indartato, momentum Peringatan hari ibu hendaknya menjadi akselerator peran perempuan menggerakkan

Bupati dan Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Luki Indartato

kesehatan masyarakat. Khususnya ke arah promotif dan preventif melalui peningkatan pemahaman kesehatan melalui perilaku hidup bersih dan sehat. Peringatan hari ibu di Kabu-

paten Pacitan diperingati dengan berbagai kegiatan. Mulai dari aksi sosial, perlombaan kreatif serta gerakan reboisasi pencanangan perempuan menanam dan memelihara pohon. (gus/nes)

GMNI dan PMII Pacitan

Peduli Bencana Tanah Longsor Banjarnegara

Penyerahan bantuan

Pacitan, SMN - Bencana tanah longsor yang terjadi di kabupaten banjarnegara membuat sebagaian masyarakat terrgugah hatinya untuk membantu. Hal tersebut juga yang di tunjukkan para aktivis mahasisiwa pacitan yang tergabung dalam dua organisasi mahasiswa yang beberdeda yaitu Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Untuk misi kemanusian ini GMNI dan PMII Pacitan kompak untuk untuk saling bekerjasama untuk membantu korban bencana di Banjarnegara. Kekompakan itu terlihat mulai awal kegiatan pengalangan dana sampai dengan proses penyaluran dana. Penggalangan dilakukan selama 4 hari itu di mulai tanggal 19 Desember sampai dengan 22 Desember 2014 tersebut mendapat sambutan

hangat dari masyrakat Pacitan. Menurut penuturan Helmy Yusuf Efendi yang merupakan penangung jawab keguiatan sekaligus ketua umum GMNI Pacitan kegiatan ini dilakukan karena mahasiswa pacitan peduli dan ingin berkontrisbusi untuk meringankan beban korban yang

saat ini dirasa sedang menderita. “Ini bukti dari kami yang bukan hanya memberikan wacana saja melainkan kami juga memberika bukti kongkret atau nyata untuk bangsa ini”, tambah Helmy. Kegiatan ini pun diakhir pada tanggal 24 desembe 2014 dengan di tandia penyaluran langsung bantuan kepada koban bencana. Perwakilan yang ditunjuk oleh dua organisasi pun ini berangkat menuju posko pengungsian di banjarngera. Sesampainya disana meraka pun menyampaikan amanat masyarakat pacitan kepada kordinator pengungsian. Meraka sangat berharap bantuan dana yang disalurkan tersebut dalam membantu meringankan beban masyarakat Banjarnegara yang menjadi korban dan mereka juga mendoakan agar bencana ini menjadi bencana terakhir yang terjadi di banjarngera. (gus/nes)

Hujan Lebat, Rumah Warga Desa Pangkal Rusak Terkena Longsor Ponorogo, SMN - Bencana tanah longsong menghancurkan rumah warga di Dusun Nglumpang, Desa Pangkal, Kecamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Rabu (24/12/2014) malam. Terjadinya longsor diakibatkan karena turunya hujan deras terus– menerus mulai pukul 15.00 hingga malam hari. Salah satu rumah yang rata dengan tanah tertimpa material longsor adalah milik Suyitno (65). Tempat tinggal kakek yang keseharianya bekerja sebagai buruh tani ini terbuat dari papan dan baru dididirikan, roboh rata dengan tanah akibat banyaknya material tanah longsoran yang menerjangnya. “Dari sore hari hujan cukup deras dan tak henti-henti. Akibatkannya timbul longsoran dan menimpa rumah Pak Yitno”, ucap Bambang Heru Suwoyo, salah satu tetangga Suyitno. Bambang menuturkan, tidak ada korban jiwa akibat longsor yang menimpa rumah tetangganya tersebut, lantaran saat kejadian, Suyitno sedang berada di rumah salah satu anaknya. Akibat rusaknya rumah tinggal tersebut, Suyitno menderita kerugian materi mencapai Rp 25 juta. Karena kejadianya malam hari, kondisi sangat gelap dan hujan masih cukup deras, serta warga mengetahui bahwa pemilik rumah selamat dan berada di rumah salah satu anaknya, wargapun sepakat untuk gotong royong membersihkan reruntuhan di esok harinya, Kamis (25/12/2014). “Karena kami mengetahui bahwa Pak Yitno selamat, apalagi

Warga Dusun Nglumpang, Desa Pangkal, Kecamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur bergotong royong mendirikan rumah Suyitno yang rusak parah akibat tertimpa material longsor, Kamis (25/12/2014).

kondisi sangat gelap, maka kami sepakat untuk gotong royong membersihkan reruntuhan rumah Pak Yitno esok hari”, terang Bambang. Selain menimbulkan tanah longsor, hujan yang cukup deras dalam waktu yang cukup lama tersebut juga menimbulkan retakan tanah yang membujur cukup panjang, yaitu mencapai 400 meter. Sehingga ini juga membuat 50 KK yang berada di sekitar rekahan menjadi khawatir. “Cukup panjang mas rekahan tanah akibat hujan semalam, yaitu mencapai 400 meteranlah, dan ini juga mengancam 50 rumah warga disekitar sini”, jelas Supriyanto, Kades Pangkal. Akibat longsor dan terjadinya

rekahan tersebut mengakibatkan dua rumah terancam tertimbun tanah. Rekahan tanah yang cukup panjang tersebut juga mengakibatkan tembok rumah milik Mesri (40) tahun mengalami keretakan di beberapa titik. Tak hanya tembok rumah miliknya, namun lantai rumah milik Mesri juga mengalami retak-retak. “Sedih mas, khawatir kalau nanti longsor dan rumah saya hancur”, ucap Mesri. Dengan kondisi tanah yang labil dan rawan longsor tersebut, memaksa Mesri harus mengungsi dirumah tetangganya ketika turun hujan yang cukup deras. Melihat kondisi yang mengkhawatirkan tersebut, Setyo Budiono Kasi Pencegahan dan Penanggulangan Bencana, Badan

Ponorogo, SMN - Anggota Satreskrim Polres Ponorogo meringkus komplotan pelaku pemerasan. Untuk melancarkan aksinya, pelaku mengaku anggota pasukan buru sergap (buser) yang dilengkapi dengan pistol revolver rakitan. Tiga orang tersangka yang diamankan Satreskrim Polres Ponorogo kini mendekam di Rutan

Kelas IIA Ponorogo. Ketiga tersangka, yakni RM, 33, pecatan anggota TNI dari sebuah kesatuan elite di Bogor, Jawa Barat, yang merupakan warga Desa Brahu Siman; SI, 47, warga Pangkur, Ngawi; dan SU, 32, warga Tonatan, Ponorogo. Ketiganya ditangkap pada akhir pekan lalu setelah salah satu korbannya melapor polisi setelah

Alat Pendeteksi Longsor di Lereng Gunung Wilis Rusak

Salah satu alat pendeteksi longsor di Lereng Gunung Wilis

Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo menghimbau kepada warga agar lebih waspada, jika sewaktu-waktu turun hujan deras dalam waktu yang lama. Pihaknya menghimbau kepada warga untuk segera mengungsi. “Kami mengimbau kepada masyarakat sini agar lebih waspada, karena dengan tekstur tanah yang labil ini, akan berpotensi timbulnya longsor susulan, dan apabila turun hujan yang cukup deras, kami menghimbau kepada warga agar segera mengungsi”, terang Budi. Untuk langkah kedepan, Budi menyarankan kepada Supriyanto, Kepala Desa Pangkal agar segera melakukan pendataan untuk dilaporkan kepada bupati. (wied/LC)

Polisi Tangkap Buser Gadungan Berpistol

tidak tahan menjadi sapi perahan ketiga tersangka. Apalagi dalam melakukan penipuan dan pemerasan selama beberapa waktu terakhir, RM sering menakut-nakuti dengan memperlihatkan pistol dengan mengaku sebagai anggota polisi. Meski tidak pernah ditodongkan, tapi tindakan ini membuat korban terancam nyawanya sehingga memilih melaporkan perbuatan para tersangka. Bagi korban berinisial SGT, 44, warga Babadan, Ponorogo, pelaporan itu dilematis. Sebab ia adalah seorang pengepul togel, salah satu bentuk judi yang sedang gencar diberantas polisi. “Tapi saya tidak kuat diperas terus,” ungkap SGT. Kasat Reskrim Polres Ponorogo AKP Hasran mengatakan, berdasarkan laporan SGT itu anggota langsung bergerak dan berhasil

menangkap tiga pelaku. Dirincinya dalam pemerasan dan penipuan, ketiganya bisa bekerja sama secara rapi. SU membeli togel kepada korban namun menuliskannya sendiri dengan sebuah kertas dan tinta yang bisa dihapus. Kertas dan tinta ini disediakan SI yang juga bertugas menghapus dan menulisi kembali kertas yang ditulisi SU. Di depan SGT, SU ini menulis angka togel yang dipasang taruhannya, kemudian dibawa pulang. Sampai di markas mereka, tulisan ini diganti dengan angka sesuai dengan angka togel yang keluar. Kemudian SU menagih ke SGT karena berarti SU menang taruhan. “Ini dilakukan beberapa kali. Nah, SGT yang mencocokkan dengan rekap yang dia buat menolak memberi uang. Lalu diancamlah SGT ini oleh RM. Maka uang tetap diberikan,” ungkap AKP Hasran. Dari kejadian ini, polisi berhasil mengamankan satu pucuk senjata api rakitan menyerupai pistol jenis revolver kaliber 30 mm, lima butir amunisi, uang tunai Rp26 juta, empat buah pulpen khusus beserta kertasnya, dan beberapa lembar rekap togel. Namun, polisi tidak hanya meringkus ketiga anggota komplotan, SGT yang menjadi pengepul togel juga ditangkap. Alasannya, SGT berbuat judi. Kepada ketiga tersangka, polisi menjerat dengan tiga pasal berlapis, yaitu Pasal 1 (1) UU darurat nomor 12/ 1951 tentang Senjata Api yang ancaman hukuman hingga 20 tahun penjara, Pasal 368 KUHP tentang Pemerasan dengan ancaman pidana penjara hingga 9 tahun, dan Pasal 378 KUHP tentang Penipuan dengan ancaman pidana hingga 4 tahun penjara. “Nah pelapornya juga kena pasal, yaitu Pasal 303 KUHP soal Perjudian,” kata AKP Hasran. (wied/KS)

nya saat longsor akan terjadi malah alat tersebut tidak berbunyi,” ungkap Painem, seorang warga, kepada wartawan, Senin (22/12/2014) lalu. Sementara Kepala BPBD Nganjuk, Sukonyono, menjelaskan, sirine longsor berbunyi karena terjadi korsleting listrik, bukan lantaran adanya pergerakan tanah. “Alat pendeteksi longsor yang dipasang Tim ESDM Pemprov Jatim bersama tim teknis dari Yogyakarta kini kondisinya rusak,” ungkap Sukoyono kepada war-

tawan. Ada lima kecamatan rawan longsor di Kabupaten Nganjuk, yakni Kecamatan Sawahan, Berbek, Ngetos, Ngluyu, dan Rejoso. Dari lima lokasi ini ada empat alat pantau longsor yang tersebar di Desa Bendolo, Margopatut, Bareng di Kecamatan Sawahan, dan Desa Selopuro di Kecamatan Ngetos. “Kami berharap Pemprov maupun tim teknis segara memperbaiki alat-alat pendeteksi longsor di Lereng Gunung Wilis,” pungkasnya. (rmb)

Anggota Satreskim Polres Ponorogo menunjukkan barang bukti berupa pistol yang digunakan komplotan penipu yang mengaku Buser, kemarin. Korbannya adalah pengepul togel yang juga ikut ditangkap.

Para pengungsi korban longsor

7

Nganjuk, SMN - Warga di lereng Gunung Wilis, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, sedang resah karena alat pendeteksi longsor tidak berfungsi dengan benar. Belum lama ini sirene pendeteksi di Desa Bareng, Kecamatan Sawahan, berbunyi membuat warga berhamburan keluar rumah karena

ketakutan. Namun setelah Tim BPBD melakukan pengecekan alat bernama extenso meter tersebut, tidak ada pergerakan tanah sama sekali. Kejadian serupa juga pernah berlangsung di Desa Selopuro, Kecamatan Ngetos. “Kami sangat khawatir, takut-


8

Nusantara

Edisi 166 / VI / 29 Desember 2014 - 4 Januari 2015

Tanpa Ruang MCK, Proses Belajar Mengajar Terganggu

Diperkirakan 15 Sekolah di Kresek Belum Punya MCK Ilustrasi

Tangerang, SMN - Berdasarkan temuan yang bersumber dari masyarakat, masih banyak sekolah yang belum memiliki toilet atau WC. Salah satunya, SD Negeri Renged 1 di Jalan Raya Kresek Desa Renged Kecamatan Kresek. Sangat jelas hal

ini sudah membuktian bahwa Program sanitasi sekolah (Sanisek) yang digulirkan Pemkab Tangerang tahun ini rupanya belum bisa menyentuh seluruh sekolah. Meski jumlah siswanya mencapai 287 lebih namun sekolah itu tidak memiliki WC. Jika

ingin buang air kecil, para siswa terpaksa harus lari tunggang langgang numpang pipis di toilet rumah milik warga sekitar atau pulang ke rumahnya. Hasil penelusuran suara media nasional, Sekolah tersebut memiliki empat ruang. Tiga ruang untuk kegiatan belajar mengajar, satunya lagi untuk ruang tata usaha sekaligus kantor guru. Akibat kurangnya ruang kelas, sebagian siswanya terpaksa harus menumpang di ruang kelas milik SDN Renged 2.”Tidak adanya tempat WC sangat mempengaruhi jumlah penerimaan siswa didik,”

ungkap Rugayah (52) salah satu guru di sekolah itu kepada Tim SMN, Kamis (18/12). Bila siswa hendak buang air kecil maupun buang air besar, para siswa terpaksa harus menumpang ke WC guru atau pulang ke rumahnya masingmasing. Masalah tidak hanya sampai disitu. Kurangnya ruang kelas juga membuat sebagian siswanya terutama kelas 1,2 dan 3 juga harus menumpang ke sekolah SDN Renged 2. Sedangkan kelas yang ada saat ini digunakan untuk kelas 4,5 dan 6. “Saya ingin sekolah SDN Renged 1 ini bisa dibangun lagi dan

Perayaan Natal di Area Pengungsian Gunung Sinabung Medan, SMN - Sama halnya dengan perayaan Natal tahun lalu, Pengungsi erupsi Gunung Sinabung merayakan Natal dengan meriah. Menurut Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, pengungsi merayakan Hari Natal di pos pengungsian, di Posko Utama Pendopo Bupati dan juga di gereja. “ Masyarakat Karo memiliki tradisi yang kuat merayakan perayaanperayaan apapun juga termasuk Natalan. Banyak bingkisan yang diterima pengungsi dari gereja maupun bantuan dari pihak luar,” ujarnya pada rilis yang diterima Suara Media Nasional, Jumat (26/ 12/2014) lalu. Menurutnya, masyarakat Tanah Karo sudah terbiasa dengan erupsi gunung sinabung karena sejak erupsi pada September 2013 hingga saat ini masih tinggi aktivitas gu-

Ilustrasi

nungnya. Status gunung Sinabung Siaga (Level III). Pada Rabu (24-122014) hingga sekarang terjadi guguran 75 kali dan dua kali awan panas guguran dengan jarak terjauh 2.000 m ke selatan dan 2.000 m ke

tenggara. Guguran lava pijar dari puncak sejauh 1.500 m ke selatan. Jumlah pengungsi 2.443 jiwa (795) KK yang berada di tujuh titik pengungsian dinyatakan bahwa Ketersediaan logistik dan peralatan

mencukupi. Pelayanan kebutuhan dasar bagi pengungsi terlayani dengan baik.Pembangunan 50 unit rumah untuk relokasi di kawasan Siosar sudah selesai 99 persen. Rumput-rumput di halaman rumah juga sudah ditanam. Jaringan listrik dari jalan raya menuju lokasi huntap sebagian sudah terpasang. Pembangunan jalan sepanjang 9 km juga sudah hampir selesai. Di lain wiayah petugas BPBD, relawan dan masyarakat di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kec. Karangkobar, Kab Banjarnegara (kamis, 25 desember) pukul 12.00 WIB menemukan dua korban longsor yaitu beridentitas pria dan perempuan. Awalnya petugas akan mengangkat mobil yang tertimbun longsor, ternyata di dalamnya ditemukan dua jenasah. Dengan demikian total 97 korban telah ditemukan dan sebelas orang hilang. (Manurung)

Mengunjungi Kompleks Reintroduksi Orang Utan Nyaru Menteng, Palangkaraya Palangkaraya, SMN - Perjalanan saya menuju kawasan reintroduksi orang utan di Nyaru Menteng sebenarnya cukup jauh, sekitar 30 km dari Bandara Tjilik Riwut. Tapi, lantaran jalannya mulus dan relatif sepi, jarak itu bisa ditempuh hanya dalam waktu 30–45 menit dengan mobil. Secara administratif, lokasi BOSF berada di Desa Tumbang Tahai, Bukit Batu, Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Dari arah kota, lokasinya ada di sisi kanan Jalan Trans-Kalimantan, Tjilik Riwut. Sebelum memasuki gapura yang menjadi pintu masuk kawasan reintroduksi, saya disuguhi pemandangan rumah-rumah kayu khas masyarakat Dayak. Setelah itu, baru masuk hutan menuju lokasi. Sejak 1999 kawasan hutan konservasi tersebut dimanfaatkan sebagai tempat reintroduksi orang utan oleh BOSF. Lembaga itu selama ini telah menyelamatkan ribuan orang utan yang terusir dari habitatnya. Meskipun saya mendatangi kompleks reintroduksi untuk tujuan liputan, tak mudah untuk mendapatkan izin. Pihak BOSF akan meminta pengunjung untuk menjalani sejumlah tes kesehatan lebih dulu jauh hari sebelumnya. Tes kesehatan itu dilakukan untuk memastikan pengunjung bebas dari dari hepatitis, TBC, dan virus HIV/AIDS. Jenis tes kesehatan untuk tiga penyakit tersebut beragam. Misalnya, untuk tes TBC. Pengunjung yang datang dari negara tidak endemik TBC harus menyerahkan catatan vaksinasi BCG dan X-ray dada. Sementara itu, untuk negara yang endemik TBC, tes yang harus dilalui mulai tes kulit Mantoux, Quantiferon, dan hasil X-ray dada. Hasil pemeriksaan kesehatan tersebut harus diserahkan lebih dulu ke pihak BOSF di Nyaru Menteng. Jika pihak medis menyatakan kesehatan calon pengunjung memenuhi syarat, izin akan dikeluarkan. Persyaratan itu diajukan untuk melindungi orang utan dan pengunjung agar tak saling menularkan penyakit. Pasalnya, 97 DNA orang utan dan manusia serupa. Koordinator Komunikasi dan Edukasi BOSF Nyaru Menteng Monterado Fridman menjelaskan, pihaknya harus tegas menerapkan aturan tersebut. Bahkan, pernah ada petugas BOSF yang diberhentikan

karena membiarkan orang luar mendekati orang utan tanpa izin dan tanpa tes kesehatan lebih dahulu. Karena itu, sejak pintu masuk, pengunjung diingatkan lewat papan pengumuman agar tidak memasuki kawasan steril penyakit itu tanpa izin. Apalagi, memotret orang utan dari jarak dekat. ’’Kami menemukan foto-foto (foto pengunjung ilegal memotret orang utan di kawasan reintroduksi, Red) ini di akun Facebook seseorang. Orang tersebut sudah kami tegur dengan keras. Kami juga memberikan sanksi kepada petugas kami yang lalai sehingga sampai kecolongan pengunjung tak berizin bisa masuk,’’ kata Monterado saat ditemui di kantornya pertengahan Desember lalu. Menurut dia, ketatnya persyaratan yang harus dipenuhi calon pengunjung itu perlu dilakukan karena BOSF tidak ingin nanti ada orang utan yang tertular penyakit yang dibawa pengunjung yang tidak sehat. Akibatnya, hal tersebut menghambat upaya BOSF dalam melakukan rehabilitasi dan reintroduksi orang utan. Program rehabilitasi dan reintroduksi dilakukan dengan sejumlah kegiatan seperti ketika orang utan hidup di hutan. Orang utan akan diajari hidup mandiri, bersosialisasi dengan lingkungan di hutan, mencari pakan alami, serta membuat rumah sendiri. Mereka juga diajari agar tidak bergantung pada manusia dan menganggap manusia bukan teman hidup mereka. ’’Karena itu, kami membatasi kontak orang utan dengan manusia,’’ ujarnya. Saya mendapat izin masuk kompleks rehabilitasi dan reintroduksi BOSF setelah hasil pemeriksaan laboratorium saya dinyatakan negatif untuk penyakit-penyakit yang ditentukan. Bahkan, saya diizinkan tidur di mes para teknisi (pegawai laki-laki yang bertugas sebagai perawat orang utan dewasa) yang berada di pinggiran hutan. Monterado yang akrab dipanggil Agung juga mengajak saya mengunjungi sekolah hutan. Yaitu, salah satu program BOSF untuk mengajarkan insting liar kepada orang utan. Insting liar perlu diajarkan karena mayoritas orang utan yang dirawat BOSF hasil sitaan dari warga. ’’Kebanyakan orang utan yang ada di sini sebelumnya dipelihara

penduduk sehingga insting liarnya sudah hilang. Yang lain datang sejak bayi sehingga perlu diasah insting liarnya,’’ jelas Agung. Sekolah hutan di BOSF dibagi dalam kelas-kelas seperti halnya sekolah umum. Ada TK, SD, SMP, dan SMA. Di sekolah itu diajarkan banyak hal tentang alam liar, mulai memanjat, mencari makanan, mengenali racun dan lawan, hingga membuat sarang. Ruang kelasnya di hutan sekitar kantor BOSF. Untuk bisa melihat aktivitas orang utan bersekolah, pengunjung harus berjalan cukup jauh masuk ke dalam hutan. Tak ada alat transportasi yang bisa menjangkau lokasi itu. Tapi, jangan dibayangkan sekolah di BOSF seperti halnya sekolah yang dijalani manusia. Sekolah bagi para orang utan sejatinya adalah mengembalikan mereka ke habitat aslinya, yakni hutan belantara. Jadi, jangan kaget bila ada orang utan yang kabur dari “ruang kelas”. Misalnya, saat saya dan Agung menyeruput kopi di kantin BOSF, tiba-tiba datang seekor orang utan yang ingin ikut minum kopi. Kalau sudah begitu, babysitter dan petugas teknis harus bekerja keras menggiring orang utan kembali ke ’’kelas’’ atau memasukan ke kandang sebagai hukuman. Agung juga mengajak saya ke sekolah untuk bayi orang utan yang usianya di bawah 1 tahun. Sekolah itu mirip playgroup. Di sekolah tersebut tidak ada pohon-pohon tinggi menjulang. Pohon-pohon yang ada setinggi tak lebih dari 2 meter. Itu digunakan bayi orang utan untuk berlatih memanjat pohon. Letak sekolah terpisah dari kawasan utama reintroduksi BOSF. Hal tersebut dilakukan agar bayi orang utan tak terganggu kelompok orang utan yang dewasa. ’’Lahan ini sengaja kami buat seperti ini agar bayi orang utan bisa belajar tentang alam liar,’’ imbuh Paulina L. Ela, spesialis komunikasi BOSF. Hari itu saya juga diajak ke dua pulau tempat prapelepasliaran orang utan, yakni Pulau Kaja dan Begamat. Di dua pulau tersebut tinggal orang utan dengan usia di atas tujuh tahun. Mereka ditempatkan di pulau itu sebagai uji coba apakah bisa survive di alam liar atau tidak. Yang ’’lulus’’ dari pulau berarti siap dilepasliarkan

ke hutan belantara. ’’Yang berada di sini sudah benar-benar mandiri dan kami anggap telah mampu menyerap seluruh ilmu yang diajarkan di sekolah hutan,’’ ujar Paulina. Masyarakat umum bisa menikmati pemandangan feeding time itu. Yakni, dengan mengikuti paket wisata susur sungai yang diadakan masyarakat setempat. Hanya, tidak setiap hari wisatawan diizinkan melihat feeding time. Menurut Agung, perahu yang membawa pengunjung hanya diizinkan berhenti 15 menit pada Senin, Kamis, Sabtu, dan Minggu. ’’Hari lainnya tidak boleh. Melihatnya juga harus dari atas perahu, tidak boleh turun ke pulau,’’ ujar Agung. BOSF membuat sejumlah pos terapung untuk mengamankan dua pulau itu. Saya beruntung bisa menikmati feeding time orang utan di dua pulau tersebut dalam waktu yang cukup lama. Apalagi, saat itu air sedang tinggi sehingga perahu motor yang membawa rombongan saya bisa leluasa menjelajah sungai. Meski begitu, BOSF tak merekomendasikan kawasannya menjadi tempat wisata. Namun, mereka membuka diri bagi masyarakat yang ingin berwisata edukasi untuk mengenal orang utan. BOSF memfasilitasi melalui gedung informasi di kompleks kantor BOSF. Di gedung itu pengunjung bisa melihat orang utan dari balik kaca. Orang utan yang dipertontonkan adalah yang siap dilepasliarkan ke sejumlah hutan di Kalimantan Tengah. Selain itu, pengunjung akan diputarkan video konservasi dan reintroduksi orang utan. ’’Kalau akhir pekan pengunjung selalu ramai, parkir saja sulit,’’terang Agung. (mandau/btmps)

ditambah ruang kelasnya karena anaknya pintar-pintar dan juga disiplin,” harapnya. Tepat di dekat sekolah tersebut juga terdapat Saluran Utama Tegangan Tinggi (Sutet). Jaraknya yang sangat dekat bias mempengaruhi proses belajar mengajar, dan membuat murid-murid kurang konsentrasi. Badriyah (43) guru lainnya mengatakan, tahun ini jumlah siswa jauh menurun dibandingkan tahun 2013. Wali murid beralasan sekolah ini tanpa ada tempat MCK, dan masih menumpang ke sekolah lain. Tempat guru

saja tidak ada gabung semua sama tempat gudang. “Proses pembelajaran memang terganggu di samping kurangnya kelas, juga di sebelahnya ada SUTET,” ujarnya. Pihaknya berharap adanya pembenahan ruang kelas untuk belajar dari pemerintah, karena sarana dan prasarana di SDN 1 Renged ini sangatlah minim dibandingkan sekolah lain. Termasuk fasilitas seperti lapangan untuk olah raga sampai saat ini juga tidak ada. Untuk kegiatan upacara, para siswa harus menumpang di tanah warga. Sekolah juga tanpa perpustakaan.

Di kesempatan yang berbeda, Camat Kresek Ahmad Hasuri mengatakan, di wilayah Kresek memang masih banyak sekolah yang belum ada tempat MCK. Ia juga menargetkan tahun 2015 mudahmudahan selesai semua. Pantauan terakhir suara media nasional diketahui masih ada kurang lebih 15 sekolah yang belum dapat bantuan tempat MCK dan 15 yang sudah dapat bantuan MCK, 5 sekolah dalam proses pembangunan MCK. (Neneng Aung/Irfan Afandi/ Nurhasan)

Lahan Sawit Sengketa

6 Orang Terluka Senjata Tajam Labuhanbatu, SMN - Dua pihak yang mengklaim lahan akhirnya memicu bentrok di Dusun Panca Arga II, Desa Tanjung Harapan, Kec. Pangkatan, Labuhanbatu, Senin (22/12) pagi. Akibatnya, 6 orang warga Dusun Panca Arga II mengalami luka bacok. Informasi dari masyarakat, aksi bentrok itu dipicu persoalan sengketa lahan anggota FKPPI Labuhanbatu dengan anggota komplotan Nainggolan CS, yang sama-sama mengklaim sebagai pemilik lahan seluas 80 hektar tersebut. Bentrokan terjadi saat puluhan anggota komplotan Nainggolan Cs yang didominasi warga Pakat Dusun Simpang III, Desa Tanjung Harapan, Kec. Pangkatan tersebut tengah memanen buah kelapa sawit di lahan sengketa itu. Menyaksikan itu, sejumlah anggota FKPPI Labuhanbatu langsung datang mencoba menghentikan aktifitas puluhan anggota Nainggolan CS tersebut. Alhasil bentrokan antar kedua kubu tersebut tak terhindarkan. Komplotan anggota FKPPI yang kalah banyak menjadi bulanbulanan puluhan anggota Nainggolan CS yang lengkap dengan membawa sejumlah senjata tajam.Akibatnya, 6 orang anggota FKPPI Labuhanbatu yang seluruhnya merupakan warga Dusun Panca Arga II, Desa Tanjung

Ilustrasi

Harapan, terpaksa dilarikan ke RSUD Rantauprapat karena mengalami luka bacok di sejumlah bagian tubuh. Keenam warga yang menjadi korban itu yakni Agusmin Siregar (46), Apron Siregar (41), Martin Simamora (35), Fadli Sinurat (22), Sahmenan Kembaren (38), dan Samsul Bahri (58). Kasat Reskrim Polres Labuhanbatu, AKP Hendra Eko Triyulianto SIK mengatakan, pihaknya telah mengantongi 11 nama pelaku penyerangan dan pembacokan 6 anggota FKPPI tersebut. Diantaranya, Maruli Nainggolan, Hengki Nainggolan, Jhosepen Nainggolan, Arnod Sitanggang, Hendrik Nelson, Beata Murni, Antonius Nainggolan, Torangan Marbun, Haposan Rumahorbo,

Togar Munte, dan Andar Tua Nainggolan. “Selanjutnya masih dalam penyelidikan kita, siapasiapa saja yang terlibat,” ujarnya. Sementara itu,informasi yang diterima suara media nasional, konflik sengketa lahan antara pihak FKPPI Labuhanbatu dengan komplotan Nainggolan CS itu sudah berlangsung sejak beberapa tahun yang lalu. Dimana, pihak FKPPI Labuhanbatu mengklaim lahan seluas 80 hektar tersebut adalah perluasan lahan Kodam yang diserahkan kepada purnawirawan TNI sedangkan pihak Nainggolan Cs juga mengklaim lahan seluas 80 hektar tersebut adalah milik mereka yang telah digantirugi dari sejumlah anggota purnawirawan TNI sejak puluhan tahun yang lalu. (Manurung)

Rumah Toko (ruko) di Jalan Soekarno-Hatta, Kelurahan Trajeng, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan yang menjadi lokasi pembunuhan, Kamis (25/12/2014) lalu.

Pembunuhan Pelajar di Pasuruan Masih Gelap Pasuruan, SMN - Tewasnya siswa SMAK di Pasuruan masih misterius. Kepolisian Resor Kota Pasuruan, Jawa Timur, masih memeriksa empat saksi dalam kasus pembunuhan pelajar SMA Kristen St Albertus, Axel Alexander Elleaza, di ruko Kelurahan Trajeng, kota setempat. “Kami sudah memeriksa empat saksi dalam kasus pembunuhan itu, termasuk penjual STMJ Zaenuri yang setiap harinya berjualan di sekitar ruko dan ibu korban, Natalia Evifani,” kata Kasatreskrim Polres Pasuruan Kota’>Polres Pasuruan KotaAKP Bambang Sugeng di Pasuruan, Sabtu (27/12/2014) lalu.

Dua saksi lainnya yang diperiksa merupakan teman Zaenuri dan seorang pembantu perempuan korban yang diduga mengetahui kejadian pembunuhan itu. Meski sudah memeriksa empat saksi, Bambang menilai kasus pembunuhan pelajar itu masih gelap. Pihaknya masih fokus pada pria misterius yang diketahui saksi masuk ke ruko sebelum korban ditemukan oleh ibunya dalam kondisi yang memprihatinkan. “Kami masih fokus pada pria memakai jaket jumper biru, celana panjang gelap, tinggi sekitar 170 cm yang masuk ke dalam ruko dan tidak diketahui lagi kapan

keluarnya,” ungkapnya. Sebelumnya, Alexander Axel Elleaza ditemukan dengan delapan luka tusukan di ruko Jalan Soekarno Hatta, Kelurahan Trajeng, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan, Kamis (25/12/ 2014). Korban ditemukan dalam kondisi mengenaskan oleh ibunya dengan luka bacok bagian pergelangan tangan kiri, dada, dan perut di depan kamar mandi. Alexander sempat dibawa ke RSUD Soedarsono bersama anggota Polsek Gadingrejo, namun di tengah perjalanan korban meninggal dunia karena kehabisan darah. (wan)


Pendidikan

Edisi 166 / VI / 29 Desember 2014 - 4 Januari 2015

9

Peningkatan Kecepatan Efektif Membaca (KEM) Dengan Menggunakan Metode Klos Siswa Kelas VII-F Semester 1 SMP Negeri 3 Pare Tahun Pelajaran 2013/2014 Oleh Imam Nurhadi, S.Pd. (Guru Bahasa Indonesia UPTD SMPN 3 Pare, Kediri) penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Kecepatan Efektif Membaca dengan Menggunakan Metode Klos Siswa Kelas VII-F SMP Negeri 3 Pare Tahun Pelajaran 2013/ 2014.

Pendahuluan Penulis sangat prihatin dengan kemampuan membaca siswa kita. Di negara-negara maju seperti Amerika, siswa setara SMP dalam keadaan normal mampu membaca minimal 250 kata permenit, dengan pemahaman isi bacaan minimal 70 %. Jika dihitung kecepatan efektif membaca atau KEM-nya = 250 kpm x 70% = 175 kpm (Harjasujana, 200:88). Sementara siswa SMP kita sedikit sekali yang berKEM 175 kpm. Pengalaman penulis pada pembelajaran kelas VII -F SMP Negeri 3 Pare menunjukkan hal serupa. Persoalan kini, dengan KEM ± 175 kpm, bagaimana mungkin siswa bisa menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi melalui media cetak dalam waktu relatif singkat? Untuk meningkatkan KEM, penulis mengadakan

Metode Metode Klos berasal dari kata “Clozure”, istilah ilmu jiwa Gestalt, berarti orang melihat bagian-bagian itu pada dasarnya melihat suatu keseluruhan. Dalam teknik klos, pembaca diminta memahami wacana tidak lengkap, karena bagian tertentu telah dihilangkan, akan tetapi pemahaman pembaca tetap sempurna (Kamidjan,1996:66). Menurut Kamidjan (1996:69) kriteria penilaian tes klos di Indonesia lebih banyak menggunakan PAP (Penilaian Acuan Patokan). Oleh karena itu lebih sesuai jika menggunakan kriteria Earl F. Rankin da Yoseph Cullhene sebagai berikut: Pembaca berada dalam tingkat independen, jika persentase skor tes uji rumpang yang diperolehnya di atas 60 %, pembaca berada dalam tingkat instruksional jika prosentase skor tes uji rumpang berkisar 41 % - 60 %, frustasi atau gagal bila prosentase skor tes uji rumpang sama dengan atau kurang dari 40 % . Penelitian ini menggunakan pen-

dekatan kualitatif. Penelitian berangkat dari permasalahan pembelajaran di kelas, ditindaklanjuti dengan penerapan tindakan pembelajaran, direfleksi, dianalisis dan dilakukan penerapan kembali pada siklus-siklus berikutnya setelah dilaksanakan revisi berdasarkan temuan saat refleksi. Jenis penelitiannya adalah penelitian tindakan. Peneliti berusaha menerapkan suatu tindakan sebagai upaya perbaikan untuk mengatasi masalah yang ditemukan. Karena penelitian dilaksanakan dengan setting kelas, maka disebut penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK), model Stephen Kemmis dan Mc Taggart, (Model ini menggunakan sistem spiral refleksi diri yang dimulai dari rencana, tindakan, pengamatan, refleksi, dan perencanaan kembali yang merupakan dasar untuk suatu rancangan pemecahan masalah. Hasil Penelitian Siklus I Pembelajaran membaca cepat menggunakan metode klos ini, siswa sangat antusias. Pada awalnya siswa dengan senang membentuk kelompok dengan setting yang sederhana tetapi menarik yaitu setiap siswa berpasangan dengan saling berhadapan. Siswa nomor absen ganjil dengan siswa

nomor absen genap. Dari praktik ini diperoleh data sebagai berikut: jumlah kata dalam wacana ± 630 kata. Sebagai alat ukur permenit standarnya 200-300 kata. Setelah ditetapkan 2 menit waktu baca, kenyataan di kelas belum mau berhenti, sehingga terjadi penambahan waktu menjadi 3 menit. Dengan demikian fungsi alat ukur berubah menjadi alat ajar yaitu per menit antara 150 sampai 200 kata. Hasil uji kemampuan isian rumpang yaitu:(1) Tingkat Independen 6 siswa = 15%, (2) Tingkat Instruksional 16 siswa = 40 %, (3) Tingkat Frustasi 18 siswa = 45 %. KEM siswa yang tuntas atau sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 175 kata per menit ke atas adalah 0 siswa. Siswa yang tidak tuntas atau kurang dari 175 kata permenit ke atas adalah 40 siswa. Siswa yang KEMnya tertinggi 148 kpm, KEM terendah = 30 kpm, dan KEM rata-rata 82 kpm. Pada diskusi kelompok terekam masalah yang dihadapi siswa pada saat membaca cepat, yaitu masalah tingkat pengetahuan bahasa 80% atau 32 siswa, masalah kemampuan kognitif 80% atau 32 siswa, dan masalah pengalaman membaca 90% atau 36 siswa. Dari masalah yang dihadapi siswa selama membaca dengan menggunakan metode klos, maka dapat direflek-

sikan sebagai berikut: a) Siswa perlu meningkatkan pengetahuan bahasa Indonesia. b) Siswa perlu meningkatkan kemampuan kognitif. c) Siswa harus sering membaca untuk meningkatkan pengalaman membaca. d) Guru/peneliti perlu memproduksi wacana yang dominan. e) Berdasarkan temuan hasil refleksi di atas dilakukan perbaikan untuk perencanaan siklus berikutnya. Siklus II Siklus II ini sebagai tindak lanjut. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dibuat oleh peneliti dibantu oleh satu orang pengamat dari guru mata pelajaran sejenis. Bacaan berjudul “Tembak di Tempat Perusuh, Pejarah dan Koruptor Bahasa Indonesia”. Pada tahap observasi peneliti dibantu seorang pengamat dari guru mata pelajaran sejenis dan pengamat dari siswa, terutama pada penghitungan KEM. Hasil uji kemampuan isian rumpang pada tingkat indipenden sebanyak 34 orang atau 85 %, tingkat instruksional sebanyak 6 orang atau 15 % dan tingkat frustasi/gagal sebanyak 0 orang atau 0 %. Ada peningkatan dibandingkan siklus I. KEM siswa terekam sebagai berikut: (1) KEM = 175 kpm ke atas ada 18 siswa atau 45%, tidak tuntas 22 siswa atau 55 %. Ada kenaikan

dibandingkan dengan siklus I. Pada siklus II ini KEM tertinggi 200 kpm, terendah 82 kpm, dan rata-rata 155 kpm. Siklus III Pada siklus III kendala-kendala KEM telah terpecahkan baik kendala pengetahuan bahasa, kognitif, pengalaman membaca. Dari hasil observasi siswa teman sebaya maupun dari pengamat, bahwa hasil uji kemampuan isian rumpang yaitu: (1) tingkat independen = 40 siswa atau 100 %, (2) tingkat instruksional = 0 siswa atau 0 %, dan (3) tingkat frustasi/gagal = 0 siswa atau 0%. Hasil observasi juga terekam Kecepatan Efektif Membaca (KEM) siswa yang tuntas atau 175 kpm ke atas sebanyak 40 orang atau 100 %, KEM tertinggi 217 kpm, KEM terendah 181 kpm, dan rata-rata 190 kpm. Kesimpulan dan saran Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini dapat disimpulkan bahwa kecepatan membaca siswa rendah. Teknik pembelajaran membaca selama ini kurang tepat. Metode klos dapat dipakai mengukur tingkat keterbacaan sebuah wacana. Ada 3 kelompok pembaca yaitu: independen (tingkat bebas), instruksional (tingkat pengajaran), dan frustasi (gagal). Metode klos dapat meningkatkan

KEM siswa. KEM merupakan perpaduan antara kecepatan membaca dengan kemampuan memahami bacaan. KEM dipengaruhi faktor pengetahuan bahasa, kognitif, dan pengalaman membaca siswa. Kendala pengetahuan bahasa pemecahannya dengan membaca kamus bahasa Indonesia dan teori kebahasaan. Kendala pengetahuan kognitif ditingkatkan dengan daya nalar dan kepekaan. Kendala pengalaman membaca diatasi dengan sering membaca. Orang yang sering membaca KEM-nya jauh berbeda dengan orang yang jarang membaca. Terampil membaca sebaiknya dilatih dan diajarkan mulai tingkat dasar, karena kemampuan membaca mempunyai pengaruh terhadap mata pelajaran lain. Melatih membaca tepat, benar, dan cepat menjadi tanggung jawab semua guru, bukan tanggung jawab guru bahasa Indonesia saja. Daftar Rujukan: Harjosujono, Akhmad Slamet, 1996. Membaca 2. Jakarta: Depdikbud Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Menengah Umum. Bagian Proyek Penataran Baru SLTP Setara D.III Kasmidjan, Drs. 1996. Teori Membaca. Surabaya: Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni.

Peningkatan Kemampuan Wudhu Siswa Melalui Penggunaan Alat Peraga Gambar Oleh Sulamatul Jannah, S.Pd.I. (Guru SDN I Betak Kecamatan Kalidawir Kabupaten Tulungagung) KARENA begitu pentingnya wudhu, maka peneliti mencoba mengajarkan pada siswa tentang wudhu dengan metode gambar sedini mungkin yaitu di kelas I. Hal ini karena peneliti lihat anak-anak siswa kelas I belum begitu bisa wudhu, masih banyak yang salah tidak sesuai dengan tata urutan rukun maupun belum memenuhi kesempurnaan gerakannya. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti tentang wudhu ini dengan harapan nantinya siswa bisa melakukan wudhu dengan benar yan nantinya ibadahibadah yang lain bisa sempurna. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa kelas I SDN I Betak Kecamatan Kalidawir Kabupaten Tulungagung tahun pelajaran 2013/2014 dalam melakukan wudhu. Pembelajaran wudhu dengan menggunakan media alat peraga gambar ini merupakan inovasi baru yang dilakukan di sekolah ini. Karena biasanya materi wudhu

hanya disampaikan dengan metode ceramah sehingga hasil belajar siswa kurang optimal. Harapannya dengan pembelajaran menggunakan alat peraga gambar ini, dapat membuat pembelajaran semakin menarik, siswa aktif dan tidak sekedar mengikuti pembelajaran saja. Selain itu, dengan menggunakan gambar siswa dapat melihat secara langsung urutan dan cara yang benar dalam melakukan wudhu, baik dalam melakukan gerakannya ataupun dalam membacakan bacaan-bacaan yang ada dalam wudhu. Jenis penelitian yang peneliti ambil adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri atas empat tahapan yakni perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian ini dilakukan pada semester II tahun pelajaran 2013/2014 yakni pada bulan April 2014. Subjek penelitian adalah 14 siswa kelas I SDN I Betak Kecamatan Kalidawir Kabupa-

ten Tulungagung tahun pelajaran 2013/ 2014. Jenis data yang diambil berupa data kuantitatif dan kualitatif meliputi prestasi belajar siswa dan hasil observasi selama proses belajar mengajar. Adapun instrumen penelitian yang dipakai adalah rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar soal tes formatif siswa dan lembar observasi kegiatan belajar mengajar. Data yang terkumpul kemudian dianalisis secara sederhana dengan analisis datanya adalah untuk nilai rata-rata, jumlah nilai siswa dibagi jumlah siswa; sedangkan untuk ketuntasan belajar, jumlah siswa tuntas belajar dibagi jumlah siswa dikali 100%, jika skor e”70% atau nilai e”70 siswa tuntas dan kelas tuntas jika 85% siswa capai skor e”70% . Dari perolehan nilai pre-test siklus I diketahui nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 59 dengan nilai terendah 50 dan nilai tertinggi 70. Dari hasil pretest siklus I ini diketahui bahwa siswa

yang tuntas belajar sebesar 21,43% dan siswa yang belum tuntas belajar adalah 78,57%.Adapun perolehan nilai post test siklus I ini nilai rata-rata hasil belajar siswa naik menjadi 66 dengan nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 80. Siswa yang tuntas belajar mencapai 50% dan siswa yang belum tuntas belajar adalah 50%. Hasil dari refleksi siklus I ini adalah LKS harus dibagikan agar bisa dibaca terlebih dahulu materi yang akan dibahas oleh siswa; keaktifan siswa masih rendah disebabkan siswa belum terbiasa dengan kelompok; guru harus lebih sering menggunakan alat peraga; siswa yang kurang aktif bertanya diberikan kesempatan diberi pertanyaan terlebih dahulu untuk melatih keterampilan siswa dan mendorong siswa mengkonstruk sendiri pengetahuannya dengan bimbingan guru; manajemen waktu harus lebih diperhitungkan lagi; karena ada beberapa siswa yang mengobrol sendiri saat pelajaran, maka dapat ditangani secara khusus oleh

guru; guru harus pandai memberikan motivasi serta membangkitkan semangat siswa; dan guru agar menyampaikan bahasan yang akan dibahas pada pertemuan mendatang, agar siswa dapat mempelajari materi sebelum pelajaran dimulai. Pada siklus II, nilai rata-rata pretest hasil belajar siswa adalah 70 dengan nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 80. Ketuntasan belajar dari pre-test sebesar 71,43% dan siswa yang belum tuntas belajar adalah 28,57%. Dari perolehan nilai post test siklus ini didapati nilai rata-rata hasil belajar siswa mencapai 80 dengan nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 90. Dari hasil tes ini diketahui pula bahwa siswa yang tuntas belajar sebesar 92,86% dan siswa yang belum tuntas belajar adalah 7,14%. Refleksi siklus II menunjukkan bahwa manajemen waktu sudah tertata dengan rapi; pemberian motivasi dan semangat kepada siswa sudah sampaikan dengan baik; guru telah memberi-

Ilustrasi

kan bimbingan secara merata kepada siswa; guru banyak memberikan pujian terhadap siswa yang aktif dalam pembelajaran, serta terhadap semua ketua kelompok yang telah membantu para anggotanya untuk bisa. Maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran PendidikanAgama Islam pada materi wudhu dengan penggunaan media gambar dapat meningkatkan kemampuan wudhu siswa kelas I

SDN I Betak Kecamatan Kalidawir Kabupaten Tulungagung tahun pelajaran 2013/2014. Ini terbukti dari hasil belajar siswa selama penelitian yang mengalami peningkatan pada siklus I ke siklus II. Untuk perbaikan ke depan, peneliti menyarankan agar guru menggunakan media dan metode pembelajaran yang bervariasi serta terus melatih siswa pada berbagai kompetensi pendidikan agama Islam.

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar PAI Pada Standar Kompetensi Mengenal Kitab-kitab Alloh SWT Dengan Menggunakan Mind Mapping Oleh Siti Saropah, S.Pd.I. (Guru SDN I Tanjung Kecamatan Kalidawir Kabupaten Tulungagung)

Ilustrasi

BERDASARKAN penemuan di lapangan, permasalahan pembelajaran yang ada adalah hasil belajar siswa dalam pembelajaran PAI rendah dan jauh dari target yang ditetapkan. Dari data penelitian pra-siklus dapat diketahui bahwa hasil pembelajaran PAI yang dilaksanakan di kelas V SDN

I Tanjung Kecamatan Kalidawir Kabupaten Tulungagung tahun pelajaran 2013/2014 masih menggunakan metode ceramah atau metode konvensional. Hal itu menyebabkan siswa menjadi pasif dan malah ada yang mengantuk di dalam kelas sehingga nilai hasil tes masih dibawah KKM.

Oleh karena itu, diadakan penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI standar kompetensi Mengenal Kitab-kitab Alloh SWT dengan menggunakan metode Mind Mapping di kelas V SDN I Tanjung Kecamatan Kalidawir Kabupaten Tulungagung tahun pelajaran 2013/2014. Dengan menggunakan metode pembelajaran Mind Mapping ini diharapkan dapat memudahkan siswa dalam memahami pelajaran yang disampaikan guru sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Selain itu juga dapat memberikan masukkan bagi guru tentang metode pembelajaran Mind Mapping dengan menyenangkan dan dengan adanya hasil temuan penelitian ini Kepala Sekolah dapat menindaklanjuti tentang

hasil temuan ini untuk menentukan kebijakan selanjutnya. Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus. Setiap siklus mencakup empat tahapan kegiatan yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN I Tanjung Kecamatan Kalidawir Kabupaten Tulungagung tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 18 siswa. Data yang terkumpul dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kualitatif. Sebelum dilakukan tindakan berupa siklus 1 dan siklus 2, diawali dengan tahap pra-siklus. Pada tahap ini peneliti melakukan observasi tentang pembelajaran PAI yang diterapkan di kelas V SDN I Tanjung Kecamatan

Kalidawir Kabupaten Tulungagung tahun pelajaran 2013/2014. Dari hasil penelitian pra siklus dapat diketahui bahwa hasil belajar PAI siswa dalam rendah dan jauh dari pencapaian target yang ditetapkan. Siswa yang tuntas belajar sebesar 27,78% (5 siswa) dan siswa yang belum tuntas belajar adalah 72,22% (13 siswa). Setelah diterapkan metode mind mapping, diperoleh data pada tahap siklus I siswa yang tuntas belajar sebesar 50% (9 siswa) dan siswa yang belum tuntas belajar adalah 50% (9 siswa) dan siklus II siswa yang tuntas belajar sebesar 83,33% (15 siswa) dan siswa yang belum tuntas belajar adalah 16,67% (3 siswa). Dari pengamatan siklus I diperoleh data hasil pengamatan antara lain guru sudah menggunakan metode pembelajaran Mind Mapping cukup baik, tetapi pengelolaan kelas belum optimal. Hal ini disebabkan kurangnya motivasi dan bimbingan dalam membaca kurang merata, sehingga siswa masih merasa kesulitan dalam memahami bacaan dan menjawab pertanyaan yang ada. Selain itu masih ada siswa yang melakukan aktivitas-aktivitas di luar pembelajaran. Walaupun pada awalnya siswa masih bingung, namun pada akhirnya siswa setelah diajak dan dibimbing belajar dengan cara membuat metode Mind Mapping (Peta Pikiran) menggunakan spidol atau pensil warna sesuai dengan selera siswa, siswa mulai lancar menguasai materi. Pada siklus II, pelaksanaan tindakan oleh guru sudah baik, guru mampu

membangun semangat siswa dalam membaca dan membimbing siswa dalam membaca dan menjawab pertanyaan. Siswa juga tidak melakukan aktivitas-aktivitas di luar pembelajaran karena pembelajaran di siklus ini siswa dituntut untuk menjawab pertanyaan sehabis membaca, dan ketika siswa menjawab pertanyaan diharapkan siswa untuk mengulang jawaban dari temannya dan diharapkan dapat memberikan keterangan salah atau benar, sehingga mereka bersemangat dalam membaca dan menjawab perta-nyaan karena akan masuk dalam penialaian. Hal ini menyebabkan konsentrasi siswa terpusat pada bacaan sehingga mereka dapat memahami bacaan dan dapat menjawab pertanyaan dengan baik. Situasi belajar siswa dalam mengikuti pelajaran tidak membosankan, menyenangkan dan menumbuhkan kreativitas siswa dalam belajar. Pada siklus II ini hasil belajar siswa mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan siklus I. Hasil belajar siswa di siklus ini sudah menca-pai indikator keberhasilan yang ditetapkan (75%) sehingga penelitian dirasa cukup, tanpa harus dilanjutkan

siklus III. Maka, dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode Mind Mapping dapat meningkatkan hasil PAI pada standar kompetensi Mengenal Kitab-kitab Alloh SWT untuk siswa kelas V SDN I Tanjung Kecamatan Kalidawir Kabupaten Tulungagung tahun pelajaran 2013/2014. Adapun saran peneliti, metode pembelajaran ini dapat digunakan juga sebagai salah satu alternatif pembelajaran Pendidikan Agama Islam, guru hendaknya membimbing dan memberi kebebasan siswa untuk aktif dan kreatif dalam pembelajaran. Lebih dari itu, guru sebaiknya tidak hanya menggunakan metode ceramah, melainkan beberapa metode-metode baru sehingga siswa kaya akan pengalaman belajar dan dapat mengkombinasikan antara metode konvensional dan metode baru. Keberhasilan dalam suatu pembelajaran sebagian besar ditentukan oleh guru, untuk itu guru harus semaksimal mungkin menjadikan suasana belajar mengajar yang menyenangkan dan tidak membosankan.


10

Pendidikan

Edisi 166 / VI / 29 Desember 2014 - 4 Januari 2015

Upaya Peningkatan Kreativitas Siswa Melalui Pemanfaatan Media Piring Kertas Oleh Wiji Lestari, S.Pd. (Guru TK Dharma Wanita Waung I , Boyolangu, Tulungagung)

Ilustrasi

SEBAGIAN besar siswa taman kanakkanak (TK) mengalami kesulitan dalam membentuk atau menggambar binatang berkaki empat. Hal ini juga dialami oleh siswa kelompok B TK Dharma Wanita Waung I Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung tahun pelajaran 2012/2013. Kesulitan siswa tersebut adalah menggambar maupun membentuk bagian-bagian tubuh binatang

seperti kepala, badan, kaki dan ekor. Selain itu, kreativitas guru juga masih kurang dan belum pernah memanfaatkan media dalam melakukan pembelajaran. Untuk itu, peneliti mencoba melakukan perbaikan pembelajaran dalam sebuah penelitian yakni dengan mengaplikasikan media piring kertas yang terbuat dari kardus bekas susu untuk meningkatkan kreativitas siswa kelompok B TK Dharma Wanita Waung I Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung tahun pelajaran 2012/2013. Dengan penelitian ini, diharapkan siswa dapat lebih termotivasi untuk belajar sehingga hasil belajar akan meningkat. Bagi guru, penelitian ini dapat sebagai alternatif pilihan media pembelajaran aktif, kreatif dan inovatif. Guru juga dapat meningkatkan profesionalisme serta memacu inovasi dalam pembelajaran. Adapun bagi sekolah, harapannya penelitian ini dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran dan sebagai sarana untuk meningkatkan kerja sama dan kreatifitas. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas 4 tahapan yakni perencanaan, tindakan/pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian ini mengambil tempat di Kelompok B TK Dharma Wanita Waung I Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung tahun pelajaran 2012/ 2013 yang berjumlah 15 siswa. Penelitian ini dilakukan pada semester II bulan Maret 2013. Adapun instrumen penelitian meliputi media piring kertas, kardus bekas susu, lembar observasi yang terdiri atas lembar pengamatan aktivitas siswa-guru (minat, konsentrasi, motivasi bertanya dan menjawab serta kerjasama siswa) dan catatan lapangan. Sumber data diperoleh dari pengamatan dan hasil unjuk kerja siswa yang berupa pembuatan beberapa binatang dengan media piring kertas dan kardus bekas, wawancara dan arsip serta dokumentasi saat penelitian. Data kemudian dianalisis secara deskriptif kuantitatif dengan perhitungan statistik sederhana yakni persentase. Untuk hasil belajar siswa, penilaian menggunakan tanda bintang pada lembar

unjuk kerja dan lembar kompetensi bidang pengembangan kognitif dan motorik. Jumlah bintang yang diberikan berkisar dari 1 sampai dengan 4 dengan kriteria 1 bintang bagi yang tidak menyelesaikan tugas/tidak merespon, 2 bintang untuk siswa yang menyelesaikan tugas/ merespon dengan bantuan guru, 3 bintang untuk siswa yang menyelesaikan tugas/merespon dengan sedikit bantuan guru dan 4 bintang untuk siswa yang menyelesaikan tugas/merespon tanpa bantuan guru. Nilai ketuntasan individu adalah lebih dari atau sama dengan 3 bintang dan ketuntasan klasikal dicapai bila persentase nilai rata-rata kelas lebih dari atau sama dengan 75%.Adapun dalam menganalisa aktivitas siswa selama pembelajaran digunakan kriteria baik, cukup dan kurang. HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan tindakan siklus I, diperoleh data hanya 13% siswa saja yang mencapai kriteria ketuntasan belajar. Nilai ini belum memenuhi target minimal ketuntasan belajar individu yakni 3 tanda bintang dan ketuntasan klasikal sebesar 75%. Siswa masih

mengalami kesulitan dalam memanfaatkan media dan terlihat masih gugup. Hasil unjuk kerja siswa juga masih belum rapi dan waktu yang diperlukan masih cukup lama. Maka penelitian dilanjutkan ke siklus berikutnya, yakni siklus II. Pada siklus II terjadi peningkatan hasil belajar. Persentase siswa yang mencapai ketuntasan sebesar 79% dan hanya 1 siswa saja yang mencapai nilai 1 bintang. Target ketuntasan pun diperoleh di siklus II ini sehingga penelitian dihentikan. Pencapaian ketuntasan belajar di siklus II ini karena telah dilakukan perbaikan atas kelemahan-kelamahan yang ditemukan dalam pembelajaran di siklus I. Perbaikan tersebut meliputi mempersempit ragam gambar sesuai dengan indikator belajar yang ingin dicapai, penyediaan media kardus bekas susu dan piring kertas dalam jumlah cukup sehingga siswa tidak berebut dan pembelajaran dilakukan di luar ruangan secara berkelompok. Di siklus II guru juga lebih banyak memotivasi siswa sehingga mereka menjadi senang dalam mengikuti pembelajaran.

KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media piring kertas yang terbuat dari kardus bekas susu dapat meningkatkan kreativitas siswa kelompok B TK Dharma Wanita Waung I Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung tahun pelajaran 2012/2013. Agar penggunaan media pembelajaran piring kertas maupun kardus susu bekas menjadi lebih efektif, peneliti menyarankan guru untuk lebih memahami kompetensi yang akan disampaikan kepada siswa. Guru juga harus memiliki gambargambar yang sesuai dengan kompetensi yang akan disampaikan. Sekolah juga hendaknya menyediakan sarana prasarana pendukung pembelajaran yang memadai sehingga proses pembelajaran dapat berjalan maksimal. Selain itu, hendaknya dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui tingkat keefektifan penggunaan media ramah lingkungan pada berbagai tingkat pendidikan dan berbagai kompetensi belajar.

Strategi Pembelajaran Kooperatif “Make A Match” Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Pada Kompetensi Dasar Menyebutkan Tugas Malaikat Oleh Rohani, S.Pd.I. (Guru SDN II Banyuurip Kecamatan Kalidawir Kabupaten Tulungagung) ADA banyak cara yang ditempuh guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa, diantaranya dengan penerapan strategi pembelajaran kooperatif. Strategi pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang menuntut adanya kerja sama. Di sini peneliti akan menerapkan strategi pembelajaran kooperatif dengan teknik make a match (mencari pasangan) pada kompetensi dasar menyebutkan tugastugas malaikat. Materi ini dipilih karena pada materi ini terdapat sepasang pengetahuan yaitu antara nama-nama dan tugas-tugas malaikat, sehingga dengan strategi pembelajaran kooperatif teknik make a match ini siswa dapat bekerja sama dengan teman-temannya dalam kolompok untuk mencari pasangan sesuai nama dan tugas malaikatmalaikat tersebut. Dengan demikian harapannya dapat tercipta suasana kelas yang menyenangkan karena siswa larut dalam permainan kartu yang telah disiapkan oleh guru. Secara tidak lang-

sung siswa juga dapat mengingat pengetahuan tentang tugas-tugas malaikat yang telah disajikan guru. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek penelitiannya adalah siswa kelas IV SDN II Banyuurip kecamatan kalidawir kabupaten Tulungagung tahun pelajaran 2012/2013. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi, metode dokumentasi, dan metode tes. Data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif diperoleh untuk mencari nilai rata-rata kelas dan persentasenya. Sedangkan data kualitatif dianalisis menggunakan teknik analisis data yang terdiri dari penyajian data dan penarikan kesimpulan. Penelitian dilaksanakan dalam tiga tahap. Tahap pra-siklus, siklus I dan siklus II. Berdasarkan data hasil tindakan

siklus I dan II dapat diketahui adanya peningkatan hasil belajar setelah diterapkannya strategi pembelajaran “make a match”. Dari data pelaksanaan siklus I menunjukkan bahwa proses pembelajaran dengan menerapkan strategi pembelajaran kooperatif “make a match” pada siswa dengan kompetensi dasar menyebutkan tugas-tugas malaikat mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil belajar sebelum penerapan strategi pembelajaran kooperatif “make a match”. Hasil pretes siklus I menunjukkan bahwa siswa yang tuntas dari KKM yang ditentukan 70 sebanyak 4 anak dari 11 anak dengan nilai tertinggi 75 dan terendah 50 dengan nilai rata-rata 61. Sedangkan hasil post-tes siklus I menunjukkan bahwa siswa yang tuntas dari KKM yang ditentukan 70 sebanyak 6 anak dari 11 anak dengan nilai tertinggi 75 dan terendah 60 dengan nilai rata-rata 69. Pada siklus I ini siswa dalam mengikuti permainan kartu mencari

pasangan antara nama malaikat dengan tugas-tugas malaikat dengan dikoordinir guru masih ada hambatan dan belum sempurna. Siswa belum mantap dan masih ada yang belum memahami permainan kartu (masih ada rasa takut salah atas kartu yang dibawanya untuk dipasangkan dengan kartu lain). Siswa tampak masih bingung dalam permainan kartu. Meski demikian, siswa lebih senang dan lebih partisipatif dalam pembelajaran bila dibandingkan dengan menggunakan metode sebelumnya yaitu ceramah. Siswa antusias dan membicarakan materi pembelajaran dengan sesama teman di kelompoknya. Siswa juga mengerjakan dengan baik tugas yang diberikan oleh pendidik. Pada siklus II, data pelaksanaan pre-test menunjukkan bahwa siswa yang tuntas dari KKM yang ditentukan 70 sebanyak 7 anak dari 13 anak dengan nilai tertinggi 80 dan terendah 60 dengan nilai rata-rata 71. Sedangkan

hasil post-test siklus II diketahui bahwa siswa yang tuntas dari KKM yang ditentukan 70 sebanyak 14 anak dari 11 anak dengan nilai tertinggi 100 dan terendah 60 dengan nilai rata-rata 84. Hasil pengamatan pada siklus II ini menunjukkan bahwa guru dalam menyampaikan materi pembelajaran sudah sesuai dengan perencanaan. Siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik dan pelaksanaan permainan kartu mencari pasangan antara nama malaikat dengan tugas-tugas malaikat dengan dikoordinir guru dapat berjalan dngan baik. Siswa lebih aktif dan lebih partisipatif dalam pembelajaran bila dibandingkan dengan siklus I. Memperhatikan hasil pengamatan, yang perlu dilakukan oleh guru adalah menjadikan suasana pembelajaran sepenuhnya bersumber pada siswa dengan memberikan kesempatan kepada mereka untuk melakukan tukar pengetahuan dengan temannya, sehingga dapat meningkatkan lagi hasil

Ilustrasi

belajarnya. Karena pada tahapan siklus ini target keberhasilan telah tercapai, maka penelitian dihentikan sampai siklus ini saja. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi pembelajaran kooperatif make a match pada kompetensi dasar menyebutkan tugastugas malaikat mampu meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN II Banyuurip kecamatan Kalidawir kabupaten Tulungagung tahun pelajaran

2012/2013. Namun, agar proses pembelajaran seperti ini dapat terus berlangsung dan hasil belajar siswa dapat terus meningkat, maka pihak sekolah dan pendidik perlu melakukan variasi dan inovasi dalam pembelajaran, memiliki sikap keterbukaan, kesediaan menerima kritik dan saran terhadap kelemahan-kelemahan dalam proses pembelajaran, serta mendukung pengembangan macam-macam model pembelajaran dalam proses pembelajaran.

Penggunaan Metode Pembelajaran Bercerita Dengan Menggunakan Alat Peraga Celemek Cerita Untuk Meningkatkan Kemandirian Anak Oleh Pujiarti, S.Pd. (Guru TK Dharma Wanita Pucungkidul Kec. Boyolangu Kab. Tulungagung)

Ilustrasi

PENDIDIKAN anak usia dini (PAUD) adalah salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada 5 aspek perkembangan anak. Kelima aspek tersebut adalah nilai agama dan moral, sosial-emosional, fisik motorik, kognitif serta bahasa yang dilaksanakan secara terprogram dalam pembelajaran sehari-hari. Kemandirian merupakan hal yang sangat penting yang harus dimiliki setiap anak. Untuk menjadikan anak dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan orang lain adalah harapan bagi semua pihak baik pihak sekolah maupun orang tua murid. Berangkat dari sinilah pembelajaran yang ada di taman kanakkanak (TK) harus dicermati sehingga anak apa yang diharapkan, yakni

kemandirian anak, dapat tercapai. Oleh karena itu metode pembelajaran yang yang tepat dan cermat diperlukan. Lewat sebuah penelitian ini peneliti mencoba menerapkan metode pembelajaran bercerita dengan menggunakan alat peraga celemek cerita pada siswa kelompok B-1 TK Dharma Wanita Pucungkidul Kecamatan Boyolangu kabupaten Tulungagung tahun pelajaran 2012/2013 untuk meningkatkan kemandirian dan kemampuan sosialemosional siswa. Harapannya penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang lebih baik bagi sekolah dan juga dapat meningkatkan kualitas, kemampuan dan kreativitas guru serta membantu memudahkan siswa menemukan dan memahami hal-hal yang dapat

meningkatkan kemampuan sosialemosional dan kemandirian anak. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan model penelitian tindakan kelas. Proses pelaksanaan penelitian ini berbentuk spiral dari siklus satu ke siklus berikutnya. Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus. Setiap siklus meliputi perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi serta dilakukan dalam 2 kali pertemuan. Penelitian dilakukan terhadap 32 siswa kelompok B-1 TK Dharma Wanita Pucungkidul Kecamatan Boyolangu kabupaten Tulungagung tahun pelajaran 2012/2013. Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini adalah alat peraga celemek cerita yang bergambar anak pandai memakai sepatu dan anak pandai memakai baju, serta lembar observasi dan penilaian. Data penelitian dikumpulkan melalui observasi, dokumentasi dan catatan lapangan lalu

dianalisa secara deskriptif kualitatif. Keberhasilan penelitian ini ditentukan oleh pencapaian ketuntasan terhadap indikator yakni menunjukkan sikap mandiri dalam melakukan kegiatan sehari-hari yakni memakai baju dan sepatu. Adapun nilai ketuntasan dihitung dengan teknik persentase sederhana. Ketuntasan individu dicapai jika skor yang diperoleh e”60% atau nilai 60 dan kelas dianggap tuntas jika 80% siswa tuntas belajar atau mencapai skor e”60%. Penelitian diawali dengan kegiatan pra-tindakan untuk mengidentifikasi masalah pembelajaran pada siswa. Kemudian dilakukan tindakan siklus I yang diawali dengan refleksi awal lalu menyusun rencana tindakan, menyusun alat pengumpul data, menyusun pengolahan data, membuat skenario pembelajaran, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan diakhiri dengan refleksi. Siklus II dimulai dengan peran-

cangan tindakan, kemudian penyusunan alat pengumpul data, penyusunan pengolah data, pembuatan skenario pembelajaran, pelaksanaan tindakan, pengamatan, lalu refleksi. Pada pertemuan pertama dan kedua siklus I, keaktifan siswa masih terpengaruh oleh guru dalam artian komunikasi berjalan satu arah dari guru ke siswa. Setelah diadakan tindakan perbaikan pembelajaran siklus I, persentase kemandirian siswa sebesar 36% untuk anak yang memakai sepatu dan 30% untuk anak yang memakai baju. Dari hasil refleksi siklus I didapatkan temuan bahwa kemandirian anak masih tergolong rendah; pada saat pembelajaran kosentrasi anak belum maksimal; anak sudah mulai mampu memakai sepatu dan baju meski dengan bantuan guru; secara berkelompok siswa dapat lebih mandiri dalam memakai sepatu dan baju tanpa bantuan guru, semakin kecil jumlah anggota

kelompok, semakin besar tingkat kemandirian anak. Karena persentase kemandirian anak belum memenuhi indikator keberhasilan, maka perlu dilakukan perbaikan untuk siklus berikutnya agar target tercapai. Di siklus II, persentase ketuntasan kemandirian siswa mencapai 100% baik dalam hal memakai baju ataupun sepatu. Dari perolehan data siklus II ini terlihat adanya peningkatan signifikan terhadap kemandirian siswa. Kemampuan dan sikap sosialemosional siswa dalam menunjukkan sikap mandiri, toleransi, dan bekerja sama dalam kelompok meningkat secara signifikan. Nilai ketuntasan yang dicapai siklus II ini masuk dalam kriteria sangat baik sehingga penelitian dicukupkan sampai siklus ini saja. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat peraga celemek cerita dalam metode pembelajaran

bercerita pada siswa kelompok B-1 TK Dharma Wanita Pucungkidul Kecamatan Boyolangu kabupaten Tulungagung tahun pelajaran 2012/2013 dapat meningkatkan kemadirian dan kemampuan sosial-emosional siswa tersebut. Peneliti menyarankan guru TK hendaknya menggunakan metode bercerita dengan alat peraga celemek cerita untuk mengembangkan kemandirian dan kemampuan sosial-emosional siswa. Guru TK harus pandai-pandai memilih metode yang cermat dan tepat dalam setiap kegiatan pembelajar agar siswa tidak merasa jenuh dan bosan. Sekolah juga disarankan agar terus memantau para guru untuk meningkatkan kreativitas dalam mengembangkan metode dan media pembelajaran inovatif. Selain itu, disarankan pula kepada peneliti lain untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan berbagai kreativitas dan inovasi masing-masing.

Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Materi Struktur dan Fungsi Bagian Tumbuhan Pada Siswa Kelas IV SDN 2 Bandung Semester I Tahun Pelajaran 2010/2011 Oleh Suciati, S.Pd (Guru SDN 2 Bandung, Kecamatan Bandung Kabupaten Tulungagung) PADA hakekatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik antar guru dan siswa dalam suatu pembelajaran. Guru sebgai salah satu komponen dalm proses pembelajaran merupakan pemegang peran yang sangat penting. Guru bukan hanya sekedar penyampai mwteri saja, tetapi lebih dari itu guru dapat dikatakan sebagai sintral pembelajaran. Karena itu guru diharapkan mampu mewujudkan tujuan pengajaean dengan merancang pembelajaran dan metode secara efektif dan efisien sehingga materi pelajaran yang disampaikan akan membuat siswa tertarik dan merasa senang untuk mengikuti pelajaran. Berdasarkan pengamatan SDN 2 Bandung Kecamatan Bandung Kabupaten Tulungagung khususnya kelas IV,

kegiatan belajar mengajar lebih sering menggunakan ceramah. Sehingga daya serap siswa terhadap materi pembelajaran tidak dapat maksimal, karena penjelasan mata pelajaran materi tersebut hanya bersifat angan-angan tanpa adanya fakta yang diperoleh siswa dan akhirnya mempengaruhi belajar siswa tidak bisa berfikir secara rasional dan ilmiah. Maka solusi dari adanya permasalahan tersebut adalah dengan menggunakan metode demonstrasi dalam kegiatan belajar mengajar mata pelajaran IPA. Pengunaan metode tersebut diharapkan dapat meningkatkan aktivitas siswa. Siswa akan terlihat secara fisik, emosional dan intelektual diharapkan materi tentang struktur dan fungsi bagian tumbuhan yang diajarkan dapat dipahami oleh siswa. Tujuan

penelitian ini adalah dengan penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan meningkatkan motivasi belajar. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan di SDN 2 Bandung Kecamatan Bandung Kabupaten Tulungagung yang dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 20102011. Sasaran penelitian adalah siswa kelas IV SDN 2 Bandung sejumlah 13 siswa terdiri dari 5 siswa laki-laki dan 8 perempuan. Pada penelitian ini peneliti mengambil model spiral atau siklus, dimana setiap siklusnya terdapat tahap-tahap atau tidankan-tindakan dalam pembelajaran di kelas. Tahaptahap itu meliputi perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan tindakan dan refleksi.

Pada teknik analasis data dengan menggunakan 2 teknik yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan selamakegiatan pembelajaran berupa data proses dan data hasil. Teknik analisa data yang digunakan untuk mencari tingkat ketuntasan siswa dalam penerapan metode demonstrasi. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang dilakukan pada siklus I setelah menggunakan metode demonstrasi dalam pembelajaran pada siswa kelas IV adalah siswa dalam kategori kurang yang mendapatkan nilai 50 sejumlah 3 siswa dengan prosentase 23%, kategori nilai sedang dengan nilai 60 sejumlah 6 siswa dan prosentase 46%, sedangkan kategori hasil belajar cukup adalah nilai 70 se-

jumlah 4 siswa dengan prosentase 31% dan nilai cukup baik, baik dan sangat baik dengan prosentase 0%. Hal ini dikarenakan guru kurang maksimal dalam memotivasi siswa, guru kurang maksimal pengelolaan waktu dan siswa kurang aktif selama pembelajaran. Berdasarkan kelemahan tersebut maka peneliti melakukan perbiakan yang ditimbulkan pada siklus I. Setelah dilakukan beberapa perbaikan pada siklus II maka menghasilkan kategori kurang dengan nilai 50 tidak ada siswa yang mendapatkan nilai 50, kategori nilai sedang adalah nilai 60 sebanyak 3 siswa dengan prosentase 23,8%, sedangkan kategori cukup dengan nilai 70 sebanyak 1 siswa dengan prosentase 7,69%, nilai cukup baik adalah 80 sebanyak 6 siswa dengan prosentase 46,15%, nilai baik adalah 90 sebanyak

3 siswa dengan prosentase13,08% dan nilai sangat baik tidak ada yang mendapatkan. Dengan melihat hasil penelitian yang dilakukan oleh guru maka pembahasan dari penelitian adalah dengan penggunaan metode demonstrasi sangat memberikan pengaruh yang positif terhadap meningkatkan motivasi siswa dan meningkatkan prestasi siswa dalam belajar. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi dalam kegiatan belajar mengajar di SDN 2 Bandung Kecamatan Bandung mempunyai dampak positif terhadap peningkatan prestasi belajar siswa dan meningkatkan motivasi siswa dalam belajar mata

Ilustrasi

pelajaran IPA. Disarankan dengan metode tersebut guru harus menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sehingga siswa lebih termotivasi dan perlu meningkatkan kualitasnya berdasarkan perkembangan kurikulum sekolah.


Rona-rona

Edisi 166 / VI / 29 Desember 2014 - 4 Januari 2015

11

Pemkab Gelar Malam Anugerah Sinergitas Kinerja Kecamatan 2014 Bondowoso, SMN - Pemerintah Kabupaten Bondowoso kembali menggelar Malam Anugerah Sinergitas Kinerja Kecamatan 2014, Selasa malam (23/12/2014) di Pendopo Kabupaten. Reward yang diberikan terhadap Kecamatan berpretasi ini merupakan langkah baru untuk menciptakan tatanan yang lebih baik yakni terciptanya good governance. Sebanyak 23 Kecamatan tiap tahun berlomba menunjukkan kinerja, prestasi dan inovasi untuk mewujudkan Bondowoso yang Beriman, Berdaya dan Bermartabat di wilayahnya. Sejalan dengan itu, Pemkab melalui Bagian Pemerintahan dan Tim mengemban tugas khusus untuk untuk memantau, memonitor dan mengevaluasi penyelenggaraan di tiap Kecamatan untuk selanjutnya disaring siapa yang akan masuk nominasi. Ketua Tim Evaluasi Wawan Setiawan SH. MH mengatakan digelarnya acara ini sebagai upaya meningkatkan kreatifitas dan inovasi dalam mendukung visi misi Pemkab Bondowoso. Menurutnya, penilaian yang dilakukan meliputi bidang pemerintahan, pendidikan, pereko-

nomian masyarakat dan UMKM, kesehatan, muncul pemenang juara 1, 2 dan 3. Sedangkan penilaian dilakukan melalui 2 tahapan yakni penilaian questioner dan kunjungan lapangan. Hasilnya: Bidang Pemerintahan juara 1 diraih oleh Kecamatan Tamanan, juara 2 Kecamatan Pujer dan juara 3 diraih Kecamatan Wonosari. Bidang Pendidikan juara 1 Kecamatan Tamanan, juara 2 Kecamatan Wonosari, juara 3 Kecamatan Curahdami. Bidang Perekonomian Masyarakat dan UMKM juara 1 Kecamatan Grujugan, juara 2 Kecamatan Bondowoso, juara 3 Kecamatan Tamanan. Bidang Kesehatan, juara 1 ditempati oleh Kecamatan Bondowoso, juara 2 Kecamatan Wonosari, juara 3 Kecamatan Tamanan. Sedangkan untuk Juara Umum yang meliputi kategori bidang pemerintahan, bidang pendidikan, bidang Perekonomian Masyarakat dan UMKM, serta bidang kesehatan juara 1 diraih Kecamatan Tamanan, juara 2 Kecamatan Wonosari, juara 3 Kecamatan Bondowoso. Penghargaan berupa award

Sambutan Bupati Bondowoso, Drs. H. Amin Said Husni

yang diterima pemenang tentu merupakan kebanggaan tersendiri bagi masyarakatnya. Sementara itu, Bupati Bondowoso, Drs. H. Amin Said Husni usai membuka secara resmi acara tersebut mengatakan, reward yang diraih bukan keberhasilan seketika, artinya ini adalah sebuah kerja keras bersama semua elemen masyarakat dan pemerintah, dari penghargaan ini juga diharapkan merupakan realita yang ada di tengah masyarakat saat ini.

Pembangunan senantiasa terlaksana dengan baik apabila seluruh lapisan masyarakat bersedia membantu kinerja pemerintah daerah secara baik dan benar, sebab keberhasilan pembangunan selama ini merupakan keberhasilan masyarakat dalam memajukan daerahnya. Pemberian reward bagi Kecamatan berprestasi dihibur oleh adikadik dari tradisional dance sanggar tari pensi Bondowoso, serta group band lokal. (edy)

Kasus Perselingkuhan Hakim Sambungan dari hal. 1 “Pada tahun 2014, kasus perselingkuhan berada pada posisi pertama dengan persentase sebesar 38,64 persen atau sebanyak lima kasus dari total 13 kasus,” kata Eman dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (22/12/2014) lalu. Menurut Eman, kasus hakim selingkuh ini menunjukkan tren meningkat. Berdasarkan catatan KY pada tahun 2009 hingga 2012 mayoritas merupakan kasus penyuapan. Namun, mulai 2013 sampai dengan 2014 tren kasus pe-langgaran bergeser ke kasus perselingkuhan. Pada tahun 2009, KY mencatat ada tiga MKH yang semuanya merupakan kasus gratifikasi/ penyuapan, se-dangkan pada tahun 2010 ada lima kasus pelanggaran berat yang dibawa ke MKH, yakni satu kasus hubungan keluarga, tiga kasus gratifikasi/penyua-pan, dan satu kasus hakim mangkir kerja. Pada tahun 2011, KY men-catat ada empat kasus yang dibawa ke MKH, yakni tiga kasus penyuapan dan satu perselingkuhan. Pada tahun berikutnya, 2012, ada lima kasus dibawa ke MKH, yakni tiga kasus penyuapan, satu perselingkuhan, dan satu kasus manipulasi putusan kasasi. Namun, pada tahun 2013, kasus perselingkuhan paling banyak dibawa ke MKH, yakni tiga perkara dari tujuh pelaksanaan MKH, sedangkan sisanya narkoba satu kasus, penyuapan dua kasus, dan satu kasus judi. Bahkan, pada tahun 2014,

kembali melonjak, yakni sebanyak 13 MKH lima kasus hakim Eman mengungkapkan bahwa tren naiknya kasus perselingkuhan oleh hakim justru saat kesejahteraannya meningkat. Tren naiknya hakim selingkuh karena ada hubungannya dengan meningkatnya kesejahteraan hakim ini dibantah oleh pihak Mahkamah Agung. Ketua Muda Pembinaan Mahkamah Agung Takdir Rahmadi mengatakan bahwa faktor kesempatan dan lingkungan yang paling utama terjadinya kasus hakim selingkuh ini. Untuk itu, lanjut Takdir, pihaknya terus berusaha melakukan pembinaan agar kasus pelanggaran Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim (KEPPH), terutama masalah selingkuh, bisa ditekan. Laporan masyarakat Selama 2014, Komisi Yudisial telah menerima 1.693 laporan pengaduan masyarakat terkait dengan dugaan pelanggaran Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim. “Laporan masyarakat yang masuk rata-rata 203 per bulan,” kata Ketua KY Suparman Marzuki saat konferensi pers di Jakarta, Senin. Suparman mengungkapkan bahwa laporan masyarakat ini mengalami penurunan 29,53 persen dibandingkan 2013 yang mencapai 2.193 laporan masyarakat. Ia mengatakan bahwa laporan masyarakan ini didominasi kasus perdata sebanyak 43,65 persen (799 laporan) disusul kasus pidana 28,11

persen (501 laporan), kasus tata usaha negara 6,14 persen (104 laporan), tipikor 3,42 persen (58 laporan), agama 2,59 persen (44 laporan), PHI 2,12 persen (36 laporan), Niaga 1,41 persen (27 laporan), dan militer sebanyak 0,64 persen (11 laporan). Selanjutnya, kasus pajak ada tiga laporan, kasus lingkungan dua laporan, kasus pidana dan perdata dua laporan, perselisihan hasil pemilu satu laporan, dan sisanya 105 laporan kasus lain-lain. Komisioner KY Bidang Pengawasan Hakim Eman Suparman menyebutkan dari 1.693 laporan masyarakat, sebanyak 672 laporan di antaranya terkait dugaan pelanggaran kode etik dan pedoman perilaku hakim yang ditangani KY. Dari jumlah itu, sebanyak 294 laporan dapat ditindaklanjuti, sedangkan 378 laporan tidak dapat ditindaklanjuti karena tidak ditemukan adanya dugaan pelanggaran. Eman menyebutkan dari 294 laporan yang dapat ditindaklanjuti tersebut, KY telah melakukan pemeriksaan terhadap 148 hakim, 156 pelapor, dan 366 saksi. Ketua KY periode 2010-2013 ini mengungkapkan bahwa hasil pemeriksaan menyatakan 122 hakim direkomendasikan ke MA untuk diberikan sanksi. “Perinciannya sebanyak 90 hakim dijatuhi sanksi ringan atau sebanyak 73,92 persen, 22 hakim dijatuhi sanksi sedang atau 18,03 persen, dan 10 hakim dijatuhi sanksi berat atau 8,19 persen,” katanya. Eman mengakui bahwa masih

banyaknya laporan masyarakat ini menunjukkan sistem pencegahan yang dilakukannya belum cukup berhasil. Komisioner KY Bidang Pencegahan dan Peningkatan Kapasitas Hakim Ibrahim menyebutkan salah satu tugas KY adalah mengupayakan peningkatan kapasitas hakim. Ibrahim mengungkapkan bahwa dari sisi pencegahan selama 2014, KY telah memberikan pelatihan peningkatan kapasitas berupa pelatihan KEPPH untuk masa kerja nol sampai delapan tahun kepada 33 hakim, terdiri atas 10 hakim pengadilan negeri dan 23 hakim pengadilan agama. Ia juga mengungkapkan bahwa pihaknya juga melakukan pelatihan tematik tipikor dan pencucian uang bagi hakim dan jaksa yang diikuti 35 peserta, yakni 20 ketua PN dan 15 kepala kejaksaan negeri. Sementara itu, dari sisi rekrutmen hakim, Komisioner KY Taufiqurrahman Syahuri mengungkapkan bahwa KY pada tahun ini hanya melakukan satu kali seleksi calon hakim agung. “Komisi Yudisial menerima 72 pendaftar calon hakim agung dan berhasil mengusulkan lima calon hakim agung ke DPR,” kata Taufiq. Suparman menegaskan bahwa KY memiliki tantangan yang sederhana di tengah-tengah peradilan yang begitu kompleks. “Diharapkan KY dapat memberikan peran optimal demi terwujudnya kekuasaan kehakiman yang jujur, bersih, transparan, dan profesional,” kata Suparman. (red/kmp)

Tanggul Jebol Sambungan dari hal. 1 dengan pembangunan tanggul baru itu. “Perbaikan yang jebol di titik 73A kami dahulukan karena akses jalannya lebih mudah,” ujar Dwinanto. Adapun perbaikan dua lokasi yang jebol di titik 73 B masih akan dipertimbangkan dan dimusyawarahkan dengan warga. Bila tidak bisa diperbaiki, BPLS akan memanfaatkan saluran air yang sudah dibuat sejak satu pekan lalu. “Secara teknis, akses menuju 73 B sangat sulit. Kami masih pertimbangkan,” ucap

Dwinanto. Menurut Dwinanto, sejauh ini pihaknya terus menjaga saluran air yang berujung di Kali Ketapang itu. BPLS berupaya keras agar luberan air lumpur tidak mengalir ke permukiman warga di Desa Gempolsari. Saat terjadi hujan deras Jumat sore kemarin, air yang bercampur lumpur tidak mengalir ke permukiman warga meskipun ada celah yang masih dialiri air lumpur. “Kami

masih bisa mengalirkan lumpur ke Kali Ketapang,” tutur Dwinanto. Selain itu, kata Dwinanto, untuk menguras genangan air lumpur di permukiman warga, mobil penyedot air terus disiagakan. Bila air lumpur meninggi, bisa langsung disedot. “Untuk sementara, itu yang bisa kami lakukan beberapa hari ini,” ujarnya. Berdasarkan pantauan SMN, satu alat berat sudah beroperasi di titik 73 A yang sudah tak dialiri air

karena surut. Sedangkan di dua lokasi yang jebol di titik 73 B masih terus dialiri air lumpur cokelat. Aliran air cukup deras karena berasal langsung dari pusat semburan. Adapun luberan lumpur di perumahan warga sudah mulai surut. Namun masih menyisakan endapan lumpur cair setinggi 10 sentimeter. Mobil penyedot masih tetap berada di tempatnya seperti kemarin, yakni di depan permukiman warga Desa Gempolsari. (gus)

menegaskan bahwa Forum Takmir Masjid Kota Malang sebagai pihak yang mendukung sesuai tertera di spanduk fiktif alias tidak jelas keberadaannya. “Selama ini tidak ada Forum Takmir Masjid Kota Malang. Nama MUI ikut ditulis, kami juga sangat menyayangkannya,” sambung dia. Pihaknya berharap, pihak berwajib dapat mengungkap siapa yang sengaja memasang spanduk ataupun banner tersebut. Karena dikhawatirkan akan mengundang gejolak di masyarakat. “Kami

harapkan Kota Malang kondusif,” tandasnya.

Spanduk Tak Berijin

Permintaan THR dari Wartawan Sambungan dari hal. 1 Terkait hal tersebut, Dewan Pers menegaskan lantai 9 Gedung Dewan Pers sudah lama tidak dipergunakan sebagai kantor, tetapi hanya untuk gudang. Selain itu, masyarakat, perusahaan, lembaga pemerintah dan swasta berhak menolak permintaan bantuan THR dari wartawan. Surat Edaran Pada 30 Juli 2013, Dewan Pers mengeluarkan Surat Edaran nomor 249/SE-DP/VII/2013 tentang Pem-

berian Bantuan dan Tunjangan Hari Raya Kepada Wartawan. Di dalam Surat Edaran yang ditujukan kepada masyarakat, lembaga pemerintah dan non-pemerintah tersebut, Dewan Pers menegaskan perusahaan pers adalah pihak yang wajib memberikan bantuan atau gaji ke-13 (seperti THR) kepada wartawannya. Hal ini merujuk pada angka 8 Standar Perusahaan Pers (Peraturan Dewan Pers Nomor 4/ Peraturan-DP/III/2008) yaitu “Perusahaan pers wajib memberi upah

kepada wartawan dan karyawannya sekurang-kurangnya sesuai dengan upah minimum provinsi minimal 13 kali setahun”. “Dewan Pers menegaskan bahwa tidak ada kewajiban bagi masyarakat, lembaga pemerintah dan non-pemerintah untuk memberikan bantuan atau THR kepada wartawan,” demikian antara lain isi Surat Edaran yang ditandangani Ketua Dewan Pers, Bagir Manan. (red, info dewan pers)

Sidang Gugatan Sambungan dari hal. 1 Melalui wartawan media ini Hananto bertutur bahwa Tjahyo tidak pernah membeli tiga tanah yang di milikinya melainkan hanya sekedar gadai dari petok D ke tiga tanah yang dipegangnya dengan nilai cuma sebesar sepuluh juta rupiah. Di ceritakan pula bahwa awal transaksi jual beli bermula dari ketiga pemilik tanah yaitu Samu, Satuha dan Sunariyanto yang menjual tanahnya kepada ustad Khoiron Syakur tanpa proses akta jual beli melainkan atas dasar kepercayaan

atau dibawah tangan dan hanya mengetahui desa, kemudian oleh ustad Khoiron Syakur juga di pindah tangankan kepada Hananto melalui proses yang sama yaitu dibawah tangan. Ditemui secara terpisah baik Sunariyanto maupun Satuha, dua diantara tiga pemilik tanah semula mengatakan bahwa ketiga bersaudara tersebut tidak kenal dengan Tjahyo Widjoyo apalagi sampai melakukan transaksi jual beli. Mereka berdua mengakui hanya menjual tanahnya kepada ustad Khoiron

Syakur dan dengan tegas menolak pernyataan pengacara Tjahyo yang ngotot mengatakan bahwa Tjahyo membeli ke tiga tanah tersebut dari mereka bertiga. Diduga ada oknum dari agraria yang ikut bermain pada waktu itu sehingga muncul sertifikat tanpa melalui proses yang benar. Kita tunggu kelanjutan berita ini Minggu depan, dimana perangkat desa pada waktu itu mengakui tidak pernah ada proses sertifikasi atas ke tiga tanah milik Samu, Sunariyanto dan Satuha yang sekarang dipermasalahkan. (bad)

Dugaan Pungli Satpol PP Sambungan dari hal. 1 “Para PSK itu diminta membayar Rp 1.450.000 per orang. Karena tidak punya uang, mereka nelpon kemari dan meminta bantuan,” kata pengelola salah satu rumah bordil bawah, berinisial JMP (45), Jumat (26/12/14). Setelah mendapat kabar tersebut, lanjutnya, ia pun menghubungi petugas, dan berjanji akan menyumbang biaya pemulangan para PSK tersebut. Selain dari pengelola rumah bordil bawah, pengelola rumah bordil tengah, juga siap menyumbang biaya pemulang para PSK. “Total sumbangan dari dua pengelola rumah bordil disini sebesar Rp 3 juta untuk 9 PSK. Tapi kan yang diminta oknum petugas itu totalnya Rp 13.050.000. Jadi sisanya ya harus ditanggung 9 PSK,” timpal pengelola rumah bordil tengah, SR (40).

Ia mengungkapkan, menurut oknum petugas Satpol PP tersebut, uang itu akan dipergunakan untuk biaya transportasi dari Sumenep ke daerah masing-masing, kemudian biaya penginapan dan biaya makan selama tiga hari tiga malam di penginapan sebelum dipulangkan. Sementara Kepala Satpol PP Sumenep, Abdul Madjid membantah keras adanya instruksi untuk meminta uang biaya pemulangan PSK. Menurutnya, petugas yang akan mengantar 9 PSK tersebut telah diberi uang transpot sebesar Rp 2.500.000. “Tidak benar kalau ada pungutan itu. Saya sudah ngasih uang transpot ke petugas. Jadi mereka tidak perlu meminta lagi pada para PSK,” ujarnya. Namun Madjid berjanji akan

menyelidiki kebenaran informasi tersebut. Jika benar ada anak buahnya yang main-main dan meminta pungutan, pihaknya tidak akan segan-segan memberikan tindakan tegas. “Uang yang saya keluarkan untuk pemulangan PSK itu uang pribadi saya. Tidak mungkin anggota saya ada yang berani minta uang lagi ke PSK yang tertangkap. Kalau memang ada, ayo, tunjukkan siapa orangnya yang telah memungut PSK itu. Saya siap memecatnya,” ungkapnya geram. Kesembilan PSK yang terkena razia Satpol PP adalah DL (27) asal Bondowoso, LYA (23) Sampang, TW (38) Madiun, YL (31) Banyuwangi, AN (27) Jember, EN (39) Jember, TS (29) Bondowoso, LS (27) Situbondo, dan KS (36) Banyuwangi. (why/bj)

ner tersebut. Namun dari pantauan detikcom tidak terlihat ataupun terpasang spanduk dan banner yang didukung oleh nama Majelis Taklim & dakwah Husnul Khotimah, Takmir Masjid Kota Malang dan juga Majelis Ulama Indonesia, Rabu (24/12/2014) sore. Kendati belakangan MUI mengecam dan membantah terlibat dalam pemasangan spanduk dan menganggap lembaga mereka dicatut orang tidak bertanggung jawab. “Memang kami inginkan spanduk atau banner yang sudah

dipasang ditertibkan hari ini juga,” kata Wakil Walikota Malang Sutiaji kepada detikcom. Sebelumnya, puluhan banner dan spanduk terpasang di beberapa titik wilayah Kota Malang. Seperti, Bundaran Patung Jenderal Sudirman Jalan Panji Suroso, Bendungan Sutami dan Jalan Kawi. Puluhan banner sudah disita Satpol PP hasil penertiban di sejumlah wilayah. “Sampai kini belum diketahui siapa pihak yang memasang banner maupun spanduk itu. Jika nanti ada yang memprotes penertiban, maka

bisa diduga mereka yang berkaitan,” tegas Sutiaji. Kota Malang menampung ribuan mahasiswa dari berbagai daerah dengan keberadaan perguruan tingginya, diduga dimanfaatkan pihak-pihak tidak bertanggung jawab untuk membuat situasi tidak kondusif menjelang perayaan Natal. “Banyak kemungkinan motif di balik pemasangan spanduk tersebut. Yang jelas, kami bersama forum pimpinan daerah dan FKUB akan berusaha keras situasi tetap aman,” tandas Sutiaji. (jun)

Sambungan dari hal. 1 “Kami sudah memerintahkan Satpol PP untuk menertibkan spanduk dan banner yang tidak berizin itu. Sebelumnya, juga sudah berkoordinasi dengan FKUB,” tegas Wakil Walikota Malang Sutiaji kepada detik.com di Balai Kota Malang Jalan Tugu, Rabu (28/12/ 2014), sore. Dia mengungkapkan, penertiban akan melibatkan petugas ketertiban di masing-masing kecamatan dengan target hari ini seluruh wilayah Kota Malang bersih dari spanduk dan banner yang berbahasa

provokatif tersebut. “Trantib di masing-masing kecamatan juga dilibatkan, karena keterbatasan jumlah personel, hari ini harus bersih karena tidak berizin,” imbuhnya. Penertiban, kata dia, juga sudah dikoordinasikan dengan pihak berwajib, bahwa yang dilakukan Satpol PP merupakan amanat peraturan daerah. “Melalui forum pimpinan daerah nanti juga akan dibahas permasalahan ini,” imbuh politisi PKB ini. Dalam kesempatan itu, Sutiaji

Satpol PP Copot Spanduk dan Banner Pelarangan Ucapan Natal Akhirnya spanduk ataupun banner bertulis larangan mengucapkan Natal tidak terlihat di sejumlah sudut Kota Malang. Aparat berwenang rupanya bergerak cepat sebelum keberadaan spanduk itu mengundang gejolak di masyarakat. Meski tidak berhasil merekam tindakan tegas dari Satpol PP untuk menertibkan spanduk ataupun ban-


CMYK

12

Bravo

Edisi 166 / VI / 29 Desember 2014 - 4 Januari 2015

Prestasi

Jatim Raih Anugerah Mentor Parahita Ekapraya Surabaya, SMN - Kabar gembira kembali ditorehkan Pemerintah Provinsi Jawa Timur di penghujung 2014. Untuk kesembilan kalinya, pemerintahan ujung timur pulau Jawa ini kembali mencatatkan sejarah dalam perolehan penghargaan di bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak dari pemerintah pusat berupa Anugerah Mentor Parahita Ekapraya (APE) 2014. Penghargaan berupa trophy platinum dan sertifikat itu diserahkan secara langsung oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI Yohana Yembise kepada Sekdaprov Jatim Dr. A. Sukardi mewakili Gubernur Jatim Soekarwo di Kantor Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jl. Permata No. 1 Halim Perdana-kusuma Jakarta, Kamis (18/12) malam. Berbeda dengan penerimaan sebelum-sebelumnya, Pemprov Jatim selalu mendapatkan penghargaan APE untuk predikat “Utama”. Dan untuk kesembilan kalinya ini, pemerintahan Gubernur DR. H. Soekarwo bersama Wagub Drs. H. Saifullah Yusuf ini mendapatkan Anugerah Parahita Ekapraya (APE) 2014 dengan kategori Mentor. Selain Jawa Timur, provinsi lain yang juga meraih Anugerah Parahita Ekapraya Utama/Mentor yakni

Sekdaprov Jatim A. Sukardi Mewakili Gubernur Jatim Menerima Anugerah Parahita Ekapraya Utama Kategori Mentor Dari Menteri PP-PA Yohana Yembise

Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Kepulauan Riau. Usai menerima penghargaan,

Sekdaprov Jatim Dr. A. Sukardi didampingi Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga

Berencana (BPPKB) Jatim Sukesi mengatakan, diterimanya penghargaan prestisius ini karena Pemprov

Jatim dinilai sukses dan konsisten sejak tahun 2004 dalam memenuhi target indikator kesetaraan dan

keadilan gender bagi pemberdayaan perempuan. “Konsistensi yang diberikan oleh Jawa Timur itu dinilai karena atas kepeduliannya pada pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak dari tahun ke tahun. Sehingga Jatim menjadi provinsi yang sangat kompeten dan mampu meningkat pada jenjang mentor,” kata Sukardi. Apalagi, sebut Sukardi, kalau pengakuan itu mampu dibuktikan dengan keberhasilan Jatim menghantarkan 9 dari 10 Kabupaten/ Kota-nya menjadi sasaran penilaian Tim Independen Verifikasi PP dan PA untuk meraih Anugerah Parahita Ekapraya Tahun 2014. Sembilan kab/kota di Provinsi Jatim yang berhasil meraih Anugerah Parahita Ekapraya Tahun 2014 antara lain Kota Surabaya (Kategori Utama), Kabupaten Jombang, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Blitar dan Kabupaten Ponorogo (Kategori Madya) serta Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Madiun, Kabupaten Lamongan dan Kota Pasuruan (Kategori Pratama). “Wujud komitmen Pak Gubernur dalam mendukung program Pengarusutamaan Gender (PUG) dengan memberikan anggaran di masing-masing kab/kota setiap tahunnya merupakan faktor utama keberhasilan Pemprov meraih

penghargaan ini,” terang Sukardi. Sementara itu, Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Jatim Sukesi menambahkan, berda-sarkan data yang ada, perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jatim tahun 2009-2013 men-capai 73,54. Sedangkan perkemba-ngan Indeks Pembangunan Gender (IPG) Jatim tahun 2009-2013 adalah 67,85 atau naik sebesar 1,29 pada tahun 20122013. Selain itu, Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Jatim (2009-2013) juga meningkat menjadi 70,77, dan peningkatan Kesetaraan dan Keadilan Gender (KKG) 2009-2013 Jatim menjadi 6,26 yang ditunjukkan dengan makin kecilnya selisih angka IPM dan IPG. “Dengan ditasbihkannya Jatim sebagai mentor pada Anugerah Parahita Ekapraya ini, Pemprov akan mempertahankan dan meningkatkan pendampingan terhadap tiap SKPD untuk membuat anggaran yang responsive gender,” kata Sukesi. “Bersama tim driver pengarusutamaan gender Jatim yang terdiri atas Bappeda, BPPKB, Inspektorat, BPKAD, dan Biro Administrasi Kemasyarakatan, Pemprov Jatim akan bekerja bersama untuk menciptakan inovasi-inovasi lain dari tahun sebelumnya” imbuhnya. Humas Setda Prov Jatim/dik/syam)

Rapat Pleno DKP Sebagai Forum Strategis Ketahanan Pangan Ngawi, SMN - Dalam rangka memantapkan koordinasi lintas sektor guna mensinergikan program dan kebijakan di bidang ketahanan pangan Kabupaten Ngawi, Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Ngawi mengadakan Rapat Pleno Dewan Ketahanan Pangan 2014 di Ruang Bina Bhakti Praja pada tanggal 24 Desember 2014 lalu. Hadir dalam Rapat Pleno Dewan Ketahanan Pangan ini Wakil Bupati Ngawi Ony Anwar ST.MH, Kepala satuan kerja di lingkungan Pemerintah Daerah Kab.Ngawi, serta Penyuluh se-Kabupaten Ngawi. Dalam laporannya, Kepala Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Ngawi Ir. Slamet Purwono MMA mengatakan, Rapat koordinasi ini bertujuan mensinergikan program dan kebijakan di bidang ketahanan pangan Kabupaten Ngawi yang meliputi aspek ketersediaan, distribusi, konsumsi dan keamanan pangan. Slamet Purwono juga mengajak seluruh SKPD agar beker-

jasama meningkatkan lumbung pangan yang ada di Kab.Ngawi. Sementara itu, Wakil Bupati Ony Anwar ST. MH mengatakan, rapat pleno ini merupakan forum yang strategis untuk memecahkan

dan merumuskan kebijakan serta menyatukan komitmen untuk pemantapan ketahanan pangan wilayah sesuai yang diamanatkan PP no 83 tahun 2006 tentang Dewan Ketahanan Pangan. Menurut Mas

Ony (sapaan Wakil Bupati), penanganan masalah pangan dan gizi memerlukan upaya yang komprehensif dan terkoordinasi. Semua proses produksi pangan pengolahan, distribusi hingga konsumsi yang

Wakil Bupati Ony Anwar ST.MH memberikan sambutan pada rapat pleno DKP

Peserta rapat pleno DKP

cukup nilai gizinya dan aman dikonsumsi kerjasama lintas bidang dan lintas program terutama pertanian, perindustrian dan perdagangan, transportasi, kesehatan, pengawasan pangan dan budaya sangat penting dalam sinkronisasi dan integrasi kebijakan perbaikan status gizi masyarakat yang ditunjukkan pada penyusunan Rencana

Aksi Pangan dan Gizi Kabupaten Ngawi. Diakhir sambutannya Mas Ony menyampaikan apresiasinya mengenai apa yang sudah dikatakan Kepala Ketahanan Pangan untuk mengajak seluruh SKPD agar saling bersinergi membantu meningkatkan lumbung pangan yang ada di Kab. Ngawi agar bisa kembali meraih prestasi baik di tingkat Provinsi atau

Nasional. Rapat Pleno Ketahanan Pangan ini juga menghadirkan 2 (dua) Narasumber yang dari Provinsi Jawa Timur yakni Prof. Dr. Ir. Nuhfil Hanani AR,MS Ketua kelompok kerja ahli Dewan Ketahanan Pangan Prov. Jatim dan Andrianto, SH, M.Si Sekretaris Dewan Ketahanan Pangan Prov.Jatim. (eko)

Sosialisasi Perbup No. 38 Tahun 2014 Tentang Pemanfaatan Tanah dan Bangunan Ruko Citra Niaga

Suasana sosialisasi Perbup No. 38 Tahun 2014 Tentang Pemanfaatan Tanah dan Bangunan Ruko Citra Niaga

Jombang, SMN - Status pedagang pasar Citra Niaga Jom-

bang terkait berakhirnya masa berlaku sertifikat HGB (Hak Guna

Bangunan) per Oktober 2013 lalu, kini menemui titik jelas. Bupati

Jombang Drs. Ec. H. Nyono Suharli yang diwakili oleh Hj. Mundjidah

Wahab Wakil Bupati Jombang didampingi Alimudin Asisten 3 Setdakab Jombang, Kabag Hukum Agus Purnomo dan jajaran DPPKAD serta Disperindagpas bertemu dan duduk bersama dengan para pedagang Pasar Ruko Citra Niaga untuk mendengar dan menerima kata sepakat dari para pedagang di Ruang Bung Tomo Kantor Pemkab Jombang (23/12) sore. Pertemuan jajaran pemkab Jombang dengan para pedagang Pasar Ruko Citra Niaga tersebut dalam rangka mencapai kata sepakat, mencari kesepahaman dengan adanya aturan bahwa Jangka Waktu Pemanfaatan Ruko Citra Niaga 5 tahun sejak penandatanganan perjanjian dan dapat diperpanjang paling lama 5 tahun. Meski pada pembicaraan awal pertemuan tersebut agak sedikit alot, namun akhirnya pedagang pasar Ruko Citra Niaga dapat memahami dan sepakat dengan amanat Perbup No. 38 tahun 2014. “Apakah Bapak dan Ibu sepakat dengan masa berlaku pemanfaatan Ruko Citra Niaga yang berlaku 5

tahun?”, tanyaAlimudin kepada para pedagang yang dijawab dengan kata Setuju oleh para pedagang yang hadir. Dengan adanya kata sepakat tersebut, selanjutnya pihak pemkab Jombang, dalam hal ini dari DPPKAD menyampaikan aturan yang tertuang dalam Perbup No. 38 tahun 2014 Tentang Pemanfaatan Tanah Dan bangunan Ruko Citra Niaga yang merupakan asset daerah. Termasuk kewajiban dan tata cara yang harus dilalui para pengguna manfaat. Penjelasan disampaikan oleh Kabid Aset pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD), Sri Surjati. Pedagang setuju dengan aturan yang menyatakan bahwa perpanjangan HGB per lima tahun sekali yang selanjutnya bisa diperpanjang lagi untuk masa lima tahun kedua. Semangat Perbup yang memperpanjang HGB per lima tahun sekali itu lebih dimaksudkan sebagai upaya mengakomodir kepentingan pedagang pasar Citra Niaga yang sebelumnya menolak keras atas rencana peralihan status dari HGB menjadi Sistem Sewa.

Dalam Perbup antara lain disebutkan bahwa tanah HPL(Hak Pengelolaan) tetap diperuntukkan fasilitas perekonomian masyarakat (tidak berubah fungsi dan peruntukan). Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, melindungi kepentingan umum serta meningkatkan pengamanan dan optimalisasi pemenfaatan terhadap asset yang dimiliki daerah. Bahwa setiap pemanfaatan tanah dan bangunan ruko Citra Niaga dikenakan kewajiban. Subyek pemanfaatan adalah orang pribadi atau badan yang memakai tanah dan bangunan ruko Citra Niaga yang tercatat sesuai dengan daftar tanah dalam Buku Tanah pada Badan Pertanahan Nasional (BPN). Obyek pemanfaatan adalah pemakaian kekayaan daerah berupa tanah hak pengelolaan (HPL) pemerintah daerah yang diantaranya telah berdiri bangunan Ruko Citra Niaga yang dikuasai oleh Perorangan maupun Badan. Adapun pembayaran kewajiban dilakukan dengan cara menyetor ke Kas Umum Daerah. (Wati_Humas Jombang/ slamet)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.