Suara kampus edisi 131

Page 1


EDITORIAL

SALAM REDAKSI

Tutup Lubang Lalu Gali Lubang

Tumbal

S

udah sepatutnya Civitas Akademika IAIN Imam Bonjol Padang memberikan apresiasi kepada pimpinan kampus, mereka telah memiliki ambisius yang tinggi untuk mengalihkan status IAIN menjadi Universitas Islam Negeri (UIN). Tidak hanya pimpinan kita semua mempunyai andil. Meskipun sampai detik sekarang belum juga ada kepastian tentang penamaan UIN tersebut. Namun, pihak kampus sedikit bisa memastikan kalau status UIN tersebut akan keluar sebelum presiden SBY di turunkan, 20 Oktonber 2014. “Insyalllah,� ujar Rektor IAIN Imam Bonjol Padang, Selasa (23/09). Meskipun pengalihan status IAIN menjadi UIN tersebut ada yang pro dan kontra itu tidak jadi penghalang. Upaya untuk mengapai UIN terbukti adanya penambahan fakultas baru IAIN Imam Bonjol Padang yaitu Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (Febi). Selain itu peningkatan kuota penerimaan mahasiswa baru juga menjadi indikator pengalihan status tersebut. Pasalnya UIN harus memiliki mahasiswa 10000 orang. Jauh sebelum peningkatan kuota penerimaan mahasiswa baru 2014 tersebut. Kampus IAIN sudah dihadapi dengan masalah kekurangan lokal. Mahasiswa Fakultas Tarbiyah ada yang kuliah di gedung Fakultas Usuluddin, bahkan mahasiswa Fakultas Syariah kuliah di tangga gedung fakultas. Itu kesalahan yang sebenarnya perlu diperhatikan sekali. Proses pengalihan status tersebut harus tetap dijalankan dengan tidak memandang masalah kampus ini sebelah mata. Perlu ada keseriusan dan pengawasan yang ketat terhadap kebijakan-kebijakan tersebut. Banyak celah-celah yang terbuka untuk parapara oknum yang memanfaatkan ketidak seriusan itu, baik dari dalam maupun dari luar. Bisa saja ketidak seriusan itu akan meengancam nyawa orang sekelilingnya. Tidak hanya nyawa yang bermasalah orang yang tidak berdosapun bisa terancam akan mati. Miris.!! Satu hal yang perlu diperhatikan dalam mencapai sebuah ambisi, termasuk ambisa IAIN menjadi UIN. Mengambil sebuah kebijakan dengan mempertimbangkan dampaknya jangka pendek maupun jangka panjang. Sebuah ambisi tidak harus berujung kepada kezaliman, ambisi harus berujung kebahagian.

CILOTEH +Lembaga Mahasiswa Tersumbat Komunikasi. - Dek banyak sarok mah, tasumbek dek nyo. +Terhalang Dana, KTM Ditunda. -Dek basarok jo t mah, tasumbeknyo

COVER OGI

Pelindung: Rektor IAIN Imam Bonjol Padang Prof. Dr. H. Makmur Syarif S. H., M.Ag. Penanggung Jawab: Wakil Rektor III IAIN Imam Bonjol Padang Prof. Dr. H. Asasriwarni, MH Kepala Biro AUAK Drs. Dasrizal, MA Pembina:Yulizal Yunus, Shaeful Yazan, Suardi Sikumbang, Abdullah Khusairi, Muhammad Nasir, Sudarmadji, Andri El Faruqi Dewan Redaksi:Arjuna Nusantara, Andika Adi Saputra, Ridho Permana, Urwatul Wusqa, Ikhwatun Nasra,

L

agi tabloid edisi 131, kini hadir di selasela aktivitas anda. Setelah beberapa minggu lalu, edisi 130 sudah ada di tangan anda. Di edisi 131 ini, tim redaksi berusaha memberikan beragam informasi agar para pembaca lebih update dengan perkembangan dinamika yang terjadi di kampus. Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pengurus dan awak Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Suara Kampus yang telah berpartisipasi menghasilkan tabloid ini. Pada tema penerbitan kali ini, hasil liputan yang kami sajikan sedikit berbeda dengan liputan di tabloid sebelumnya. Kucuran keringat awak menghasilkan liputan mendalam. Penerbitan yang keempat dari kepengurusan LPM Suara Kampus tahun 2014 ini berbeda dari terbitan sebelumnya, Edisi 131 hadir dalam 16 Halaman. Tak selang beberapa hari setelah edisi 130 terbit, terjadi musibah naas. Plafon gedung Student Centre (SC) tepatnya di lokal SC.68 runtuh, yang menyebabkan beberapa mahasiswa cedera. Membuat kami mencoba menilik kembali, bagaimana Institutut Pendidikan agama tertua ini justru membuat catatan hitam dalam perjalanannya menuju UIN dalam tabloid. Dengan persoalan yang tak kunjung menuai titik terang meskipun sudah dilakukan usaha dalam menyelesaikannya

CERMINIA

Septia Hidayati PSDM LPM Suara Kampus

S

kripsi merupakan suatu karya ilmiah yang diilustrasikan berupa hasil penelitian S1 yang membahas suatu permasalahan dalam bidang ilmu tertentu dengan menggunakan kaidah-kaidah yang berlaku. Sebagai seorang mahasiswa demi mendapatkan gelar sar-jana, tentunya harus menyelesaikan sebuah skripsi sebagai persyaratan. Skripsi bertujuan agar mahasiswa mampu menyusun dan menulis karya ilmiah sesuai dengan bidang ilmu yang ia geluti. Setiap perguruan tinggi di Indonesia, baik Perguruan Tinggi Negeri (PTN) ataupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS), setiap mahasiswa yang ingin menyelesaikan studinya, harus membuat sebuah skripsi. Disini terlihat jelas bahwa mahasiswa yang mampu menyelesaikan skripsinya, menggambarkan bahwa ia telah dapat memahami, menganalisis, serta menjelaskan bidang ilmu yang ia geluti di bangku kuliah. Dalam penulisan skripsi, mahasiswa dibimbing oleh satu atau dua orang pembimbing yang berstatus dosen pada perguruan tinggi tempat mahasiswa kuliah. Dikenal istilah Pembimbing I dan Pembimbing II. Biasanya, Pembimbing I memiliki peranan yang lebih dominan dibanding dengan Pembimbing II. Dan dalam proses penyusunan skripsi,

S t a n d Pendaftaran: Panitia Penerimaan Anggota baru Suara Kampus angkatan II tahun 2014, di depan Kantor Redaksi Suara Kampus, Jumat (26/09)

Ibaratakan gali lubang tutup lubang, malah kebalikannya tutup lubang lalu gali lubang, niat memperbaiki tapi menimbulkan masalah baru Sementara di rubrik Suara Khusus, melirik kembali pergerakan lembaga internal mahasiswa yang mulai menjauh dari perannya di kampus. Padahal mereka diharapkan mampu mengawasi jalannya roda pemerintahan yang seharusnya dijalankan. Tidak hanya itu, pada rubrik Sorot, kami mengupas profil UKM yang ada di IAIN Imam

Bonjol Padang. Sebagai pedoman kepada mahasiswa baru khusunya untuk memilih bakat minat yang akan mereka kembangkan nantinya. Selamat membaca. Besar harapan kami untuk bisa mempersembahkan sesuatu yang bermanfaat dan membuka cakrawala. Kami juga mengucapkan selamat kepada wisudawan/wati angkatan ke-72 IAIN Imam Bonjol Padang. Semoga ilmu yang didapatkan bermanfaat dan dapat diaplikasikan di lingkungan masyarakat nantinya.

Skripsi tentunya ada tahapan-tahapan yang mesti dilalui. Untuk membuat sebuah hasil penelitian dalam bentuk skripsi tidak akan semudah membalikkan telapak tangan. Mulai dari mencari judul, pengajuan judul skripsi, membuat proposal, pengajuan proposal, seminar proposal, penelitian hingga menuangkan hasil penelitian dalam bentuk karya ilmiah yang disebut dengan skripsi. Dalam pembuatan skripsi tentunya tidak semua persoalan dapat dijadikan bahan penelitian. Mahasiswa dituntut untuk lebih teliti dalam mencermati suatu persoalan/ fenomena yang terjadi, dan itupun harus menyesuaikan dengan bidang ilmu yang digelugi. Setiap mahasiswa S1 di Indonesia, akan menempuh hal tersebut dalam mengapai gelar dan pengakuan akademik terhadap hasil penelitian suatu bidang kajian ilmu tertentu. Dilihat dari proses pembuatan skripsi, kebanyakan orang menilai itu merupakan sebauh kerumitan. Namun, sebagai seorang mahasiswa jalan itu harus ditempuh. Karena birokrasi demi mendapatkan gelar sarjana itu harus dilalui dengan proses dan aturan yang ada dalam sebuah perguruan tinggi tersebut. Pembuatan skripsi, tidak akan jauh berbeda dengan sebuah pembangunan. Sebuah gedung dibangun dengan melalui tahapantahapan yang sudah ada aturan dan kemestian dalam penetapan kadar serta ketentuannya. Dalam membangun sebuah gedung, asalasalan juga tidak akan memberikan hasil yang diharapkan. Karena membangun gedung juga harus dicermati dan diteliti lagi kalayakan dan kebutuhan bahan bangunan tersebut agar tercapainya hasil yang diharapkan. Dalam membangun sebuah gedung, juga harus ada beberapa hal yang mesti dijalani. Seperti penyiapan lahan, penyiapan bahan, desain bangunan, dan juga kelayakan tanah untuk dibangun sebuah gedung diatasnya serta pengawasan dalam pembangunan tersebut. Nah, terlihat jelas bahwa membangun sebuah gedung tidak jauh berbeda dengan pembuat-

an sebuah skripsi. Jika, ada persoal-an yang tidak dipenuhi maka hasil dari bangunan tersebut tidak akan sempurna. Begitu juga dengan skripsi, bisa saja mahasiwa tidak lolos dalam siding hasil penenlitiannya, karena tidak mencakupi persyaratan yang ditetapkan. Proses pembuatan sebuah skripsi, kita kenal adanya dosen pembimbing. Yang biasa kita kenal dengan dosen pembimbing I yang akan lebih dominan mengarahkan mahasiswa terhadap proses pembuatan skripsinya dari pada dosen pembimbing II. Dalam sebuah pembangunan, disanalah kita mengenal adanya sebuah pengawasan, yang akan mengawasi proses serta kelayakan terhadap pembangunan tersebut agar dapat berjalan secara efisien dan efektif. Jika suatu pembangunan tanpa ada pengawasan, sama halnya dengan proses pembuatan skripsi tanpa dosen pembimbing. Bisa saja mahasiswa mampu menuliskan hasil penelitiannya dalam bentuk skripsi, namun dalam sidang hasil (munaqasah) nantinya mahasiswa tidak tertutup kemungkinan akan mendapatkan perbaikan atas skripsi yang telah ia selesaikan bahkan ada juga yang menemui kegagalan dan harus menulis ulang skripsi itu kembali. Pembangunan yang baik dan mendapatkan hasil yang sempurna tentunya harus ada pengawasan yang maksimal juga. Jika pembangunan tanpa pengawasan, hasil yang telah diselesaikan bisa saja akan direnovasi ataupun diulang untuk mem-bangun kembali dari awal. Karena pemba-ngunan tanpa pengawasan sama halnya dengan proses pembuatan skripsi tanpa adanya dosen pembimbing. Dan tentunya masih banyak lagi yang meski kita perhatikan dalam pembangunan sebuah gedung tersebut. Seprti metode ataupun kontruksi yang mesti dijalankan dan juga kebijakan yang jelas terhadap proses untuk membangun sebuah gedung tersebut.

Pemimpin Umum: Zulfikar. Pjs. Sekretaris Umum: Elvi SDR. Bendahara Umum: Nela Gusti Hasanah. Pemimpin Redaksi: Ahmad Bil Wahid. Pemimpin Perusahaan: Dosfrianto. Kepala Divisi SDM & Litbang: Septia Hidayati. Redaktur Pelaksana: Restu Mutiara Sari. Koordinator Liputan: Taufiq Siddiq. Redaktur: Yogi Eka Sahputra, Elvi SDR. Divisi Periklanan & EO: Zul Anggara. Divisi Umum & Adm: Jeki Pernandos. Reporter: Novia Amirah Azmi, Bustin, M. Zahir Ikhlas, Eka Putri Oktaridhailahi, Hervina Harbi, Rosi Elvionita, Mukhtar Syafi’i, Amaliyatul Hamrah, Aidil Ridwan Daulay, Kanadi Warman, Ria Oktaviantina, Friyosmen, Veni Andriyani, Syofli Apri Yanil, Silvianti, Rahmadi, Rahmad Putra Kampai, Nofri Migo, Khairul Ummah, Anggota Magang: M Arif, Axvel Gion Revo, Destiwi Zurima, Jamal Mirdad, Reski Kochan Jasandra, Defriandi, Risya Wardani, Fanidia Refani, Yandri Novita Sari, Elyza Ningsih, Satri Wahyuni, R. Ledyanita, Silvia Wulandari, Redy Saputra, Rika Tri Apyeni, Annisa Fitri Yani, Rahmi Yati, Sherly Fitri Yanti, Yessi Azwarni, Sinta Eka Putri, Ravel Fadila Mutia, Wetri Yenti, Rahmi Jumita, Titi Rahma Sari. Non Aktif: Annisa Fitri, M Arif Nur, Ade Irwansyah, Esti Wardani, Yuni Marsela, Chairil Anwar, Sulaiman, Delli Ridha Hayati, Annisa ul-Husna, Atmelia Sari, Deliani, Eka Sapta Desi, Farhatun layali, Fitratul Rahmi, Febri Rahma Suci, Fitria Wati, Gusnanda, I rda Yona, Lailaturrahmi, Muhammad Yunus, Marlediana, Muhammad Ilham, M. Yasir Arafat Hasibuan, Meldhiany Ramadhona, Nico Citra Wandi, Netra Dewita, Pepi Oktaviani, Rasihan Anwar, Rafika Ramadani, Rice Juli Asnita, Siti Saodah, Sakinah,

www.suarakampus.com | @suara_kampus | lpmsuarakampus@gmail.com | redaksi@suarakampus.com


KOLOM

Asas Usus ISIS dan liberal serta moderat, di antara keduanya. Posisi Komunikasi ISIS Sudah begitu banyak diperdebatkan kehadiran ISIS. Juga banyak yang mengutuk kehadirannya, setelah ada video sadis yang diunggah ke youtube. Sadisme yang ditayangkan itu, mencederai akal sehat dan rasa kemanusiaApakah dapat dibenarkan akal sehat, an. Gerakan serupa ini bukanlah hal baru. ketika manusia membunuh manusia? Bila merujuk asas dari setiap dinamiDapatkah dibenar dalam agama, ketika ka sosial, patutlah dikemukakan, sebuah pembunuhan itu direkam lalu dipublis? teori, setiap ada masyarakat yang mapan, Kepala yang lepas setelah ditebas menggedi dalamnya ada yang belum mapan. linding bersamaan darah yang muncrat. Selalu ada riak-riak pemberontakan atas Sungguh sadis dan mengerikan. yang tercipta. Setiap kelomAbdullah Khusairi kemapanan Apapun dalil yang menjadi alasan pok manusia, dalam bentuk negara, pembenaran atas perbuatan sadis itu, Fakultas DakwahDosen dan Ilmu Komunikasi komunitas, lembaga, selalu ada yang tetaplah akhirnya membuat kita mengutuk moderat, liberal, juga radikal. Tiga IAIN Imam Bonjol Padang perlakuan tidak berperikemanusiaan elemen ini menjadi fitrah dalam dinamitersebut. Sama halnya kita mengutuk ka kelompok ummat manusia. Sekalipun perbuatan militer membunuh kaum ibu dan anak-anak, ketika keluarga dan kerabatan yang kita miliki. perang berkecamuk di sebuah negeri. Tetapi apakah semua itu Nah, dalam konteks itu, ISIS dapat dibenarkan secara selesai hanya dengan mengutuk? Apalagi kita bukanlah ibu sosiopolitik, ketika ada saluran komunikasi politik ekonomi malin kundang, yang bisa mengutuk menjadi batu. masyarakat yang tertutup. Orang akan ribut, rusuh, jika ada Asal Usul Asas yang sangat kaya dan berpesta pora, sedangkan yang lain Kecenderungan sikap, cara pandang dan tindakan miskin dan kelaparan. Atas alasan perut, perang bisa terjadi. seseorang maupun kelompok dipengaruhi oleh pengetahuan, Lebih-lebih jika sudah mendapatkan logika pembenaran budaya, juga paham yang dianutnya. Itulah menjadi asas dalam sepihak atas nama agama dan tuhan. seluruh tindakan yang dijalaninya. Sebagai landasan filosofis, ISIS hadir mencoba mengimbangi kebrutalan kekuasaan ini tidaklah mudah dipengaruhi dan disanggah. Apalagi jika yang terlegitimasi mengenyampingkan perbedaan dan kelakuan tidak pernah mendapatkan pengalaman hidup dengan toleransi tamak kaum kapitalis. Ini saluran baru ketika saluran lama dalam perbedaan. Klaim sepihak, sebagai pengusung dari sudah buntu, tidak memberi ruang lagi kepada mereka yang kebenaran tuhan, bermula dari sini. terus ditindas. Pemimpin, dalam skala dunia maupun lokal, Karen Amstrong (2006) dalam dalam buku Sejarah Tuhan, sering abai persoalan ini. Menekan sekelompok orang, berarti menguraikan banyak peristiwa perang suci (holy war) atas memberi mereka kesempatan membangun saluran baru untuk nama tuhan. Saling bunuh atas saling klaim pembawa memiliki legitimasi pemberontakan. kebenaran. Ini terjadi tidak hanya antar umat beragama, juga Tanpa menyetujui kebiadaban yang dilakukan ISIS terjadi sesama ummat beragama. terhadap sesama, kita patut belajar, menyadari fitrah kehidupan “Firman Tuhan telah membentuk sejarah kebudayaan kita. sosial keberagamaan, yang juga membutuhkan ruang lapang Kita harus memutuskan, apakah kata Tuhan masih tetapi memi- bagi sesama. Tidak menutup, apalagi membunuh kesempatan liki makna bagi kita pada masa sekarang ini?” Tanya Karen bagi yang lain. Sayangnya, politik kekuasaan dan ekonomi Amstrong, setelah menguraikan Kisah Pencarian Tuhan yang dunia selalu mengharuskan untuk berebut aset di bumi ini. Dilakukan Orang-orang Yahudi, Kristen dan Islam selama 4000 Itulah sebenarnya yang dilawan oleh ISIS, memberontak atas tahun. hegemoni negara adikuasa, serupa Amerika Serikat. Itulah pertanyaan yang mengemuka atas peristiwa sejarah Di Balik Sinyal Teologi ummat manusia yang mempertahankan kebenaran. Serta Agama sering sekali menjadi alasan kebenaran yang tak memaksa kepada yang lain dan tidak mengakui kebenaran terbantahkan. Padahal, bila dikaji lebih dalam, sebenarnya di selain apa yang digenggamnya. Bahkan mempersalahkan dan balik jubah agama alasan paling realistis dapat dilihat secara menutup semua kemungkinan jalan sebagai titik temu keda- nyata. Jika saja kaum radikal dapat menutup alasan ekonomi, maian. Padahal, esensi agama adalah tali kekang dari moral alasan perut, ketika ia bertindak, kecurigaan ini dapat dan keadaban manusia, agar tidak lari dari jalan tuhan yang dipadamkan. Sayangnya, selalu saja tersingkap di balik dipercayainya. Lalu dimanakah melesetnya logika beragama radikalisme, ada alasan ekonomi yang terselip dari jubah serupa itu? kebenaran yang dipakainya. Lalu mencari dalil seakan-akan Secara alamiah, setiap manusia yang bersatu, baik dalam semua bisa dilakukan. Sering sekali hal serupa ini menjadi naungan firman tuhan maupun dalam negara dan dalam skala jebakan yang membuat substansi tujuan beragama jadi lenyap. lebih bebas, akan tetap memiliki perbedaan individual. Ada Terakhir, berkembang atau tidaknya ISIS, itu persoalan ego yang selalu hadir. Walaupun ia memasuki dalam sebuah sekuat apakah energi yang terpakai untuk membuka saluran bingkai kelompok, tetapi corak pemikiran individunya tetap baru dalam peradaban yang kian hari kian membentur rasa saja masih ada. Ego sulit lebur. kemanusiaan kita. Tetapi terlepas dari itu, kita haruslah Realitas menunjukkan, seseorang dalam berkelompok, bisa menanam modal teologi yang bisa membawa bingkai damai menjadi primordial, radikal, liberal dan moderat untuk kepada ummat yang teramat dinamis untuk dibonsai dalam menunjukkan eksistensi individunya. Ini sesuai dengan satu corak pemikiran. pendapat Duski Samad (2014), dalam tulisannya berjudul Yang jelas, kekuasaan, dalam bentuk apapun membuka satu Mewaspadai ISIS yang merujuk bingkai aliran pemikiran Islam celah pemberontakan, sesuai dengan sekuat apakah kekuasaan paling klasik; khawarij, mu’tazilah, jabbariyah dan ahlussun- itu menutup serta membunuh kesempatan, lalu mengubur nah. Tipologi ini sejalan dengan Harun Nasution (1983) dalam kesempatan dari sebuah perbedaan. Ini berlaku di mana saja, Teologi Islam Aliran Pemikiran dalam Islam yang secara garis dalam bentuk yang berbeda. Inilah sebenarnya yang terjadi besar disebutkan, corak rasional dan tradisional, serta pemi- pada ISIS, tak jauh-jauh. Ada asas yang berkaitan dengan usus, kiran moderat di antara keduanya. yang memaksa mereka harus eksis bertahan. Ruang komunikasi Begitulah kecenderungan dinamika kelompok dalam skala yang tertutup meniadakan dialog memaksa peluru dan senjata besar dan kecil, baik berlandasan agama, negara, suku, dan bicaa. Perang selalu dimulai dari sini. [] seterusnya. Akan selalu ada, paling tidak dua kutub, radikal

Setiap ada sekelompok ummat yang mapan di dalamnya ada yang belum mapan itulah benih pemberontakan

inBOX 08576627XXXX Kmpus kita ne trlalu me2ntingkan kuantitas ttapi tidak menysuaikan dngan fasilitas yang ad, cntohnya saja mahasiswa baru skrg, 2500 orng.. dngan kondisi gdung yg tdk cukup, dmana mahasiswa akan kuliah,, trkadang mreka hrs nompang ke fklts lain. Memang btul, jika iain ingn jdi uin, mhsiswa hrs mncpai 2 rbu, tpi jika fasilitas tdak cukup ap gunanya.

08318231XXXX Bkti pembanguna iain tk jadi uindg salah stux gedung sc yg tdk layak pakai...kmi ingin fasilitas yg memadai shngga trciptanya kenyamannan saat perkuliahan. Pnjgaan dri stpam yg krang trhdap kmpz shingga bnykx kehilangan jd dsini satpam seolah-olah tdk ad fngsinya.

0822850XXXX Keadaan kampus memprihatinkan, tampek kuliah ntah dima-dma, dakek wc lah, tampek urang lalu lalang, mangganggu proses belajar jadinyo. Tampek praktek dak lo 08576644XXX Skrg kmpus sdh sngt brsh dg adax cleaning srvs yg bnyk. ado, jaleh jurusan saya butuh praktek, sibuk k di renovasi c.. Sking brshx tmtp smph jg gak ad. Sebaiknya kbrshn kmps d 08536304XXXX dkung dg pngadaan tmpt smph yg bnyk supaya mhsisw tdk Saya mengharapkan kpd pra pmimpn2 iain spy bsa mrbh kbingungan mmbwang smph. Shngg tdk da mhsiswa yg buang iain k arah lbh baik.lw memang kt pngen mrbh iain mnjdi uin smph smbrgn. tlg drbh dlu sistm dlm btg tbh iain, lngkp fsltsx. Punya kritikan, unek-unek ataupun status tentang kampus, kirim langsung ke inBOX Suara Kampus, cara nya ketik

Nama[]NIM[]Fak/Jur[]Isi Pesannya. Kirim ke 085271851211

Membangun(kan) Elit Mahasiswa

S

ebelum masuk terlalu jauh, mari kita satukan persepsi bahwa kampus (perguruan tinggi) apapun itu merupakan gambaran kecil dari sebuah negara. Singkatnya kampus adalah miniatur negara. Masa depan sebuah negara tergambar melalui keadaan kampus yang ada di dalamnya. Nah, untuk membentuk sebuah negara yang ideal kita mengenal adanya masyarakat madani. Membangun masyarakat madani dalam skala kecil mestinya kita te-mukan di lingkungan kampus. Kampus sebagai lingkungan tempat mendidik intelektualintelektual yang pada gilirannya akan berperan manjadi aktor di dalam sebuah negara seharusnya mampu melahirkan individu yang Nela Gusti Hasanah cakap memperbaiki Mahasiswi Ekonomi Islam negara dari lingkup terFakultas Syariah kecil di lingkungan terdekat yang nyata nantinya. Sebagai miniatur negara, kita mengenal lembaga kemahasiswaan sebagai wadah bagi aktivis mahasiswa di dalam tata pemerintahan sebuah kampus, dimana proses perpolitikan dalam skala kecil secara ideal diharapkan mampu tumbuh. Secara masif bagi masyarakat awam, politik dikenal sebagai ajang perebutan kekuasaan. Namun, dari sinilah politik sehat diperkenalkan secara dini kepada elit mahasiswa. Terbentuknya lembaga-lembaga kemahasiswaan adalah langkah dalam merealisasikan proses demokrasi dengan tujuan menciptakan kampus madani. Lembaga kemahasiswaan merupakan keterwakilan mahasiswa di kelompok kelompok tertentu untuk menyuarakan pendapatnya melalui birokrasi. Keberagaman yang kita dapati luruh dalam kesepakatan untuk memutuskan suatu kebijakan dalam bermusyawarah. Beranjak ke kampus IAIN Imam Bonjol Padang sebagai perguruan tinggi agama tertua di Sumatera Barat., pantaslah kita berharap kepada para alumninya agar mampu membentuk karakter masyarakat Minangkabau secara umum. Menapaki usianya ke 48 di tahun ini kita mestinya dapat bercermin kepada kampus ini. Namun, realita yang kita dapatkan hari ini adalah pragmatisnya pergerakan elit mahasiswa yang ada di kampus religi ini. Dari sekian banyak kasus yang terjadi belakangan seharusnya mahasiswa sebagai kalangan yang terdidik untuk peka terhadap segala hal yang ada di lingkungannya, mampu bersikap kritis dan ‘ngeh’ dengan keadaan. Mereka yang duduk di bangku konstitusi diharap mampu mewakili suara mahasiswa secara umum dengan memutuskan tanpa mengedepankan kepentingan kelompok. Pada dasarnya, kepentingan baik pribadi, kelompok maupun kepentingan bersama akan selalu ada. Hanya saja bagaimana seorang pemimpin mampu mengedepankan kepentingan bersama tanpa mengorbankan kepentingan lainnya demi kemaslaha tan. Kehadiran lembaga-lembaga kemahasiswaan serta para aktor di dalamnya mestilah menyadari benar arti keberadaan mereka. Mengemban posisi katerwakilan suara hendaknya dipahami sebagai sebuah tanggung jawab. Kepekaan dan kepedulian harus di asah rata, agar birokrasi berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Kekhawatiran yang muncul dari fenomena interaksi antar civitas kampus mestinya jadi bahan pembelajaran yang paling dekat bagi mahasiswa. Sekecil apapun permasalahan, jika tidak ditindak lanjuti akan menjadi bom waktu yang akan meledak pada waktunya. Proses pengkajian seperti ini akan terbentuk melalui rapatrapat terstruktur yang berisi musyawarah di dalamnya. Musyawarah yang dilakukan dengan banyak pertimbangan diharapkan mampu menghasilkan kata mufakat yang minim resiko. Jika telah begitu, akan lebih mudah mecarikan solusi untuk masalah yang mungkin timbul karena telah terprediksi sebelumnya. Jangan sampai menunggu korban dulu baru bergerak, bahkan ketika korban telah berjatuhan “kita” masih belum bangun. Kembali pada kesepakatan kita sebelumnya bahwa kampus sebagai miniatur negara, jika kampus religi ini masih belum mampu melahirkan aktor-aktor yang peka dengan karakter yang siap menjawab tantangan zaman. Jangan heran bila masyarakatnya menjadi individual dan pada gilirannya akan kehilangan kearifan lokal sebagai identitas bangsa.[]


Kisah Ambruknya Plafon Gedung SC

Petaka Raba Kelabu

Lorong : Situasi di lantai II Gedung SC, pasca dibongkarnya plafon yang sempat mengancam keamanan mahasiswa oleh pihak rektorat, Selasa, (19/09) Foto: Yogi

“Mujua indak dapek diraiah, malang sakijok mato” setidaknya pepatah itu yang bisa menggambarkan kejadian Senin (15/09) di Kampus IAIN Imam Bonjol Padang. Saat asik kuliah, musibah datang begitu saja, tak ada gempa, hujan bahkan badai, plafon gedung SC ambruk begitu saja.

T

epatnya pukul 14.00 WIB Civitas Akademika IAIN Imam Bonjol Padang dikejutkan dengan runtuhnya plafon beberapa lokal di Gedung Student Center (SC). Sebanyak 39 mahasiswa di lokal C68 itu berhamburan menyelamatkan diri, delapan mahasiswa jatuh mengalami cedera. Semua korban langsung dilarikan ke markas Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Korps Sukarela Relawan Palang Merah Indonesia (KSR-PMI) yang berjarak sekitar 10 meter dari gedung SC. Ada yang mengalami cedera ringan, terkilir, memar, lukaluka, bahkan ada yang mengalami pingsan akibat terinjak saat menyelamatkan diri, seolah-olah kekuatan gempa Sumbar 2009 lalu tinggal di gedung yang memiliki luas sekitar 16x6 m itu. “Kami sadang baraja tibo-tibo jatuah se dari lakang atok tu, tu ba alangan jo tangan supayo ndk kanai kapalo (saya sedang belajar tiba-tiba runtuh atapnya dari belakang),” ujar Saidin mahasiswa yang mendapatkan goresan di bagian tangan kirinya. Dari beberapa keterangan, sebelum perkuliahan Intensif Bahasa Arab saat mahasiswa sudah melihat tanda-tanda plafon gedung itu akan ambruk. Ada juga yang tidak menyangka peristiwa tersebut akan datang, pasalnya bagunan baru difungsikan satu tahun lebih setelah direnovasi. “Kami tidak ada yang menyangka akan runtuh, secara matematikanya bangunan yang sudah diperbaiki tidak akan secepat ini ambruk, berarti ada sesuatu itu.

Kejadian tadi seperti gempa Rabu 30 September 2009 lalu,” ungkap Syahrial mengenang. Kondisi yang Memaksa Peristiwa tersebut berlalu begitu cepat, pimpinan kampus tidak hanya tinggal diam. Berselang beberapa menit setelah kejadian, Kepala BIRO Dasrizal serta jajaran datang ke tempat kejadian dan melihat keadaan gedung serta kondisi korban. Informasi yang didapat ketika itu, Rektor IAIN Imam Bonjol Padang berada di Jakarta mempresentasekan fakultas baru IAIN Imam Bonjol Padang yaitu FEBI (Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam). Kepala BIRO, Dasrizal menjelaskan beberapa hal yang menyebabkan pimpinan membolehkan mahasiswa kuliah di sana, pertama peminat IAIN meningkat, kedua lokal perkuliahan yang kurang. Salah satu cara mengatasi kekurang tersebut pimpinan kampus mengambil kebijakan tetap memakai gedung SC sebagai kelas perkuliahan walaupun menurut pimpinan belum ada kejelasan dari pihak Pekerjaan Umum (PU) sebagai pekerja renovasi gedung. “Progres ke depan itu harus terus meningkat, salah satu tandanya dulu kita menerima 2000 mahasiswa tahun ini diterima 2500,” ujarnya. Kata Dasrizal, IAIN sudah minta kejelasan kepada PU agar memberikan laporan tentang bangunan. Namun, sampai sekarang laporan tersebut belum juga diterima pihak kampus. Tidak hanya gedung SC, lanjutnya. Bukti pekerjaan PU belum selesai juga terlihat pada gedung Aula H Mansur Dt Nagari Basa sampai sekarang keramik lantainya belum juga dipasang. “Kalau kita yang mengerjakan, BNPB bilang itu pekerjaan mereka. Saat ini kita beranikan saja memakai SC kalau tidak dimana mahasiswa kuliah,” katanya. Dana untuk renovasi gedung SC paska gempa merupakan bantuan Badan Nasional Penangulang Ben-

cana (BNPB) Sumbar yang dikerjakan oleh PU. Selain itu yang ditunjuk menjadi Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Unit Layanan Pengadaan (ULP)/panitia lelang, konsultan pengawas dan kontraktor ditentukan pihak PU. Saat dikonfirmasi terkait kontraktor Dasrizal mengatakan semuanya dikerjakan PU pihak kampus hanya menerima hasil. Gedung yang dijadwalkan selesai dibangun akhir 2012 itu dalam status terbangkalai. Lanjut Dasrizal, pihak kampus sudah merencanakan untuk menyelesaikan renovasi gedung SC tersebut, namun renovasi itu tidak bisa dilaksanakan karena IAIN IB belum menerima laporan dari pihak BNPB atau PU terkait status gedung tersebut. “Kalau kita lanjutkan renovasi tanpa ada serah terima dari PU itu melanggar aturan pemerintah,” ujarnya di depan gedung SC, Senin (15/09). Senada dengan Dasrizal, Rektor IAIN Imam Bonjol Padang, Makmur Syarif mengaku memaksakan mahasiswa kuliah digedung SC karena tidak ada lagi lokal yang bisa difungsikan. “Kondisi yang membuat seperti ini, peminat banyak sementara lokal tidak ada, bayangkan saja tahun ini 9000 yang mendaftar,” jelas dosen Fiqih Fakultas Syariah itu, Kamis (18/09). Rektor mengatakan, alasan PU tidak melanjutkan renovasi SC karena dana yang minim. “Kita tidak tahulah permasalahan, semuanya mereka (PU), kita hanya menerima hasil, kontraktorpun kita juga tidak tahu, yang melapor ke kita hanya PU,” terang Makmur. Kebanyakan korban merupakan mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Duski Samad selaku dekan angkat bicara. Menurutnya gedung yang terdiri dari 11 lokal itu sudah terlihat kuat dan layak dipakai. Saat dikonfirmasi penyebab kejadian Duski mengaku tidak tahu. “Sarana itu masalah rektor, kita fakultas hanya mengunakan,” tegasnya setelah

memeriksa beberapa lokal yang ambruk. Lain lagi dengan Dekan Fakultas Ushuluddin, Ikhwan Matondang mengatakan, musibah ini terjadi karena BNPB tidak bekerja dengan baik. Menurutnya, pemakaian gedung SC meskipun belum ada serah terima itu sudah kebijakan yang terbaik. “Pimpinan kita juga mikir kalau tidak disini dimana kuliah, problemanya nanti mahasiswa protes kalau tidak kuliah, masalahnya rumit,” ujar Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) IAIN IB Padang tahun 2012 itu. Di tempat terpisah, pihak Dinas Prasaran Jalan Tata Ruang dan Pemukiman (Disprasjal Tarkim) Sumbar melalui UPTD Sampah, Sirdany menerangkan bahwa pembangunan gedung SC tersebut sudah sesui dengan perencanaan. Namun, terjadi kesalahan materil plafon yang dipakai GRC (Glasfibre Reinforced Cncret). GRC sudah biasa digunakan pembangunan di luar Sumbar, ternyata materil itu cepat rusak kalau di goncang gempa. “Beberapa akhir ini kan sering gempa, jadi GRC itu tidak cocok di Sumbar sekarang sudah kita ganti dengan gipsum, kalau spesifikasinya sesuai kok,” jelasnya. Sirdany menghimbau untuk tidak menggunakan bahan palfon GRC untuk pembangunan di Sumbar. Dia juga mengingatkan kepada pihak IAIN bahwa plafon di gedung SC lantai satu itu mengunakan GRC, kalau tidak segera ditangulangi akan terjadi lagi musibah kemaren. “Lihat saja dilantai satu itu palafonnya sudah mulai turun, itu pasti akan ambruk juga,” pesannya Karena UIN Pimpinan kampus terpaksa memakai gedung SC sebagai lokal sudah kebijakan yang wajar dilakukan, pasalnya tidak ada lagi tempat yang bisa digunakan lokal perkuliahan mahasiswa. Namun, tahun ini IAIN malah menam-bah penerimaan mahasiswa baru, sebelumnya hanya

2000 mahasiswa 2014 pimpinan mengambil keputusan untuk terima mahasiswa 2500 orang. Kebijakan tersebut dirapatkan pimpinan Senin (18/08) tepat sehari sebelum pengumuman mahasiswa lulus jalur SPMB mandiri. Pada Pemberitaan suarakampus.com, Syafruddin, Selasa (19/ 08), Wakil Rektor I IAIN mengungkapkan bahwa peningkatan kuota penerimaan mahasiswa merupakan salah satu syarat alih status menjadi UIN yaitu mempunyai 10000 mahasiswa. “Penambahan kuota mahasiswa baru tersebut atas keputusan rapat kita tadi malam (Senin 18/08),” tegas Syafruddin, Wakil Rektor I IAIN Imam Bonjol Padang. Sedangkan rektor IAIN Imam Bonjol Padang menegaskan kalau penerimaan mahasiswa baru tersebut tidak ada sangkut pautnya dengan UIN. Penambahan kuota penerimaan mahasiswa baru yang mengakibatkan terja-dinya kekurangan lokal tersebut karena peminat yang banyak. “Tak ada kaitannya dengan UIN,” ujarnya Kong-kalikong Serah Terima SC Dari beberapa konfirmasi yang dihimpun Suara Kampus pihak pimpinan mengatakan bahwa pekerjaan gedung belum ada serah terima dari PU kepada IAIN. Namun, Sridany menegaskan bahwa pembangunan IAIN tersebut sudah ada serah terimanya. “Penyerahan pemakaian gedung sudah, yang belum itu penyerahan aset,” ujarnya kepada Suara Kampus, Selasa (23/09). Kalau penyerahan pengelolaan sudah dilaksanakan dalam aturannya pihak IAIN sudah bisa mengunakan apapun yang tejadi jadi tangung jawab IAIN. Lanjut Sirdany, penyerahan pengelolaan tersebut sudah diberikannya sebelum masjid Kampus Baitul Hikah IAIN Imam Bonjol Padang diresmikan oleh menteri agama. “Secara logika kalau belum diserah terima kenapa sudah diresmikan,” jelas Sirdany.


Mahasiswa Harus Sabar

Kondisi ruangan sebelum ambruk Foto: Yogi

Kondisi ruangan setelah raungan ambruk Foto: Yogi

Selain itu, penyebab renovasi canaan renovasi bangunan atau kampus IAIN pasca gempa tidak dinamakan RAB itu berada, dia selesai, karena dana yang diberikan mengatakan sudah beberapa kali BNPB terlalu minim sedangkan mintak arsip tersebut ke PU tapi tidak pihak IAIN mintak terlalu banyak ditangapi. “Kemungkinan ada orang bangunan yang akan direnovasi.“Kita dalam (IAIN) yang megang, tapi kita sudah mengusulkan dana BNPB ini tidak tahu siapa, coba tanya sama merenovasi untuk satu bangunan saja PU,” ujar Kepala BIRO yang mulai tapi IAIN tetap minta direnovasi menjabat tahun 2013 tersebut, Jumat secara keseluruhan,” katanya kepada (19/09). Suara Kampus. Senada dengan Dasrizal, Kepala Menurut Sirdany, IAIN harus Bagian Umum IAIN Imam Bonjol berterima kasih kepada kontraktor Padang, Nahrul juga tidak mengeyang telah mau membantu melanjut- tahui dimana arsip itu berada, karena kan renovasi setelah gempa. Dalam dia mulai menjabat sebagai kabag aturannya kalau sudah penyerahan umum baru tahun 2013. “Saya tidak pengelolaan terjadi kerusakan seperti kemaren itu tangung jawab negara. Di tempat terpisah, Wakil Rektor II IAIN Imam Bonjol Padang, Salmadanis mengungkapkan, pihak PU sudah menyerahkan ke IAIN, memang dalam berita acaranya gedung tersebut diserahkan dalam keadaan tidak siap. Sebelumnya pihak BNPB merecanakan untuk kembali meminta dana ke pusat Kabag Umum Tahun guna melanjutkan pem- 2012I IAIN Imam Bonjol bangunan. “Saat menunggu dana cair itulah terjadi musibah kemarin. Dan pihak BNPB siap melanjut- tahu, arsipnya tidak ada disini, itu kan renovasi gedung dengan tuntas dikerjakan tahun 2012. Kemungkinselama 20 hari kerja,” terangnya. an RAB-nya ada sama Pak Adril RAB Tidak Jelas Kabag Umum tahun 2012,” paparGedung SC dulunya salah satu nya, di gedung rektorat. pusat tempat Unit Kegiatan MahaLanjut Nahrul, gedung SC waktu siswa (UKM) IAIN IB Padang pengerjaannya sudah habis tapi berkreatifitas. Gempa tahun 2009 sampai sekarang tidak ada laporan membuat gedung itu tidak bisa diterima. Seharusnya, jika sebuah difungsikan, hampir semua dinding pembangunan siap tidak siap harus retak, atapnya seperti akan ambruk. di laporkan paling lambat satu bulan Berselang beberapa tahun, bulan setelah waktu pengerjaan habis. Januari 2012 IAIN Imam Bonjol “Memang gedung SC tersebut tidak Padang dapatkan bantuan dana rehab boleh dipakai, tapi dengan kondisi rekon gempa Sumbar 2009 dari seperti ini (kekurangan lokal kuliahBNPB yang dikelola PU. Tidak red) itu tidak jadi masalah,” kata hanya IAIN, beberapa perguruan Nahrul Kamis (18/09). tinggi di Kota Padang juga dapatkan Selain itu menurutnya, gedung itu bantuan tersebut seperti Universitas harus dipakai karena dalam peraturan Andalas (UNAND), Universitas pemerintah barang negara harus Negeri Padang (UNP) dan lainnya. dipergunakan, kalau tidak IAIN akan Saat di konfirmasi terkait setiap ditegur BPK (Badan Pemeriksa anggaran per gedung atau Rencana Keuangan). “Seperti gedung klinik Anggaran Biaya (RAB) dari PU yang dekat gerbang, kemarin itu kita pihak kampus lempar bola. kena tegur karena sampai sekarang Saat ditemui di Masjid Baitul belum juga difungsikan. Gedung itu Hikmah, Dasrizal mengaku tidak belum dipakai karena listriknya mengetahui dimana arsip peren- belum ada, ke depan akan kita

anggar-kan untuk listrik,” jelasnya, Sedangkan Adril Kabag Umum Tahun 2012 IAIN Imam Bonjol Padang mengatakan kalau arsip RAB tersebut ada di Kabag Umum sekarang. “Ambo indak hafal do perencanaan pembangunan dari BNPB tu, kopian RAB ado samu pak Nahrul (Saya tidak hafal semua perencanaan pembangunan dari BNPB ter-sebut, kopian RAB ada sama Pak Nahrul),” ujar Adril yang kini menjabat sebagai Kepala Tata Usaha (TU) Fakultas Syariah IAIN Imam Bonjol Padang itu, Jumat (19/ 09/14).

Pihak PU bekerja sesuai dengan dana yang cair. Makanya gedung terbengkalai semua

Adril

yang didapat PU, itu saja yang terselesaikan, makanya gedung terbengkalai semua,” ungkap Andril. Dia juga memberikan alasan kenapa sampai saat ini tidak ada serah terima dengan pihak IAIN, pasalnya PU masih menunggu dana cair untuk melanjutkan pekerjaan, selain itu waktu pekerjaan sudah habis, dana yang minim membuat pekerjaan terbangkalai. “Kata PU mereka masih menunggu dana cair, karena tidak ada lokal maka kita pakai saja,” paparnya memberikan alasan. Dari keterangan yang diberikan

kuliah disana. Menunggu kampus III selesai salah satu solusi pimpinan kampus mengatasi masalah tersebut. Pimpinan kampus sudah menyiapkan beberapa solusi ke depan. Salah satunya seperti yang diungkapkan Makmur Syarif, tahun 2015 kampus III IAIN Imam Bonjol Padang di Sungai Bangek sudah mulai dibangun. “Kampus III selesai, kekurangan lokal dapat di atasi. 2014 ini sudah masuk tahab Cut And Fill atau pendataran lahan, kita masih menunggu,” terang Makmur. Ketua Panita Pelaksana Pembangunan Kampus III, Ikhwan M a t o n d a n g menjelaskan, IAIN sudah mengajukan proposal Kementrian Agama (Kemenag) pusat untuk meminta bantuan dana SBSN (Surat Berharaga Syariah Negara). “Kita ajukan proposal mintak dana sebesar 86 m, tidak tahulah berapa akan turun,” ujar Dekan Fakultas Usuluddin itu. Lanjutnya, proposal pembangunan kampus III tersebut dananya hanya untuk membangun empang unit Rektor IAIN Imam Bonjol gedung perkuliahan dan labor haji dan umroh. “Kita sudah dua kali Adril, tahun 2012 itu pihak PU hanya presentase, sekarang masih dalam minta dua orang dari IAIN menjadi proses per-baikan,” jelasnya. panitia pembangunan rehab rekon Pembangunan asrama kampus gempa 2009 tersebut. Saat itu yang tiga pihak kampus sudah mengamenjadi panitia adalah Amrul Wahdi dakan kerja sama dengan masing(Kepala Biro AUAK 2012) dan Adril masing kapala daerah untuk meng. “Saya dan BIRO lama sebagai anggarkan pembangunan asrama per panitia teknis kita hanya bisa melihat- daerah, sampai saat ini sudah 13 kan saja, wewenang menga-was dan bupati atau walikota siap membantu mengerjakan adalah PU,” katanya. pembangunan tersebut. “Insyaallah Semua pembangunan gedung 2015 pembangunan kampus III rehab rekon BNPB dimulai sejak 1 selesai,” tambah Ikhwan. Juli 2012 waktu selesainya bulan Lain lagi dengan solusi yang Desember 2012. Satu bulan menjel- disampaikan Nahrul, ia menjelaskan ang Adril pindah ke Fakultas Syariah kekurangan lokal bisa di atasi jika ia meminta PU agar mengerjakan gedung baru rektorat di depan Masjid gedung yang bisa dituntaskan. “Kita Baitul Hikmah selesai. Dari gammemang ikut dalam kepanitiaan tapi barannya gedung rektorat selesai tidak ikut bekerja, kita hanya meman- akhir tahun ini (Desember 2014). tau dan melaporkan ke pusat, yang “Nanti kami pindah ke gedung yang punya wewenang tetap PU,” terang baru, disini akan di jadikan lokal,” Adril. kata Nahrul. Selain itu, menurutnya Menunggu Kampus III kampus III akan dibangun 2015, Musibah gedung SC tersebut maka 106 lokal sudah bisa difungsiharus di tangulangi dengan cepat. kan jika pembangunan lancar. Kejadian tersebut berawal ketika mahasiswa kekurangn lokal kuliah [Taufi Siddiq, Veny Andriyani, Amalyatul mau tidak mau mahasiswa harus Hamrah]

Kondisi yang membuat seperti ini, peminat banyak sementara lokal tidak ada”

Makmur Syarif

Selama Adril menjabat sedikitnya dia menjelaskan, gedung SC setelah gempa mengalami kerusakan yang cukup parah, secara struktur gedung masih kokoh dan kuat. Namun, antara tiang dan dinding banyak yang berpisah serta penuh dengan retakan dan lantai banyak rusak. Dia juga memaparkan beberapa isi dari RAB yang ia ketahui. IAIN mendapatkan bantuan BNPB sebanyak 9 M untuk empat gedung yaitu Masjid Baitul Hikmah, Gedung Serba Guna (GSG) nama sekarang Auditorium M Yunus, Aula H Mansur Dt Nagari Basa, gedung SC dan beberapa renovasi gedung fakultas. “Semua gedung memakan anggaran di atas 1 M, kecuali GSG hanya 900 juta lebih. Renovasi gedung fakultas itu hanya butuh dana sedikit,” paparnya. Adril menjelaskan, sebelumnya PU menetapkan anggaran pembangunan rehap tersebut sebanyak 9 M, tapi dalam pelaksanaan tidak cukup segitu. “Pihak PU bekerja sesuai dengan dana yang cair. Berapa dana


Dilema Lembaga Mahasiswa

K

ampus tidak layaknya sebuah meniatur negara, kesamaan tersebut dapat dilihat dari ranah politik, negara punya dewan yang mewakili hak rakyat yang akan disampaikan kepada kalangan atas, di kampus mahasiswa mempunyai perwakilan sendiri dalam jajaran struktural perguruan tinggi yang diwadahi dalam lembaga mahasiswa mulai dari tingkat jurusan sampai tingkat institu. Melanjutkan Tabloid Suara Kampus sebelumnya tentang mati surinya pergerakan mahasiswa tidak lepas dari keberadaan lembaga mahasiswa, terutama dari program yang dirancang oleh lembaga mahasiswa. Saat pergerakan mahasiswa mati suri, maka tidak ada salahnya melirik dari keberadaan pemerintahan mahasiswa. Di IAIN Imam Bonjol, perwakilan mahasiswa yang mendapatkan mandat baik dari mahasiswa dan rektor dinaungi oleh Dewan Mahasiswa (Dema) untuk tingkat Institut, Senat Mahasiswa Fakultas (SMF) dan Himpunan Mahasiswa Jurusan/ Prodi (HMJ/HMP). Miss Komunikasi menjadi kendala dalam tubuh kepengurusan lembaga mahasiswa di IAIN Imam Bonjol. “Kepengurusan Dema terkendala pada komunikasi,” ujar Ferdi Ferdian Ketua Dema. Ferdi mengatakan, kurangnya komunikasi antar pengurus Dema menghambat dari program dan kepengurusan kali ini. “Komunikasi masih menjadi kendala dalam jajaran Dema,” ungkap Ferdi. Ferdi memaklumi hal tersebut, menurutnya banyak dari pengurus Dema yang disibukan dengan urusan di luar dari Dema, selain disibukan dengan tanggung jawab dengan kuliahnya dan urusan lainya. “Kita maklumi saja, karena ada yang sibuk dengan hal di luar kepentingan Dema,” ujar Ferdi. Selain kuliah, menurut Ferdi pengurus Dema terkadang disibuk-

an dengan urusan keluarga yang membuat mereka tidak bisa intens dan fokus untuk sementara di Dema . “Terkadang kita juga harus disibukan dengan urusan keluarga,” katanya. Menurut Ferdi komunikasi yang kurang sudah menjadi budaya di organisasi manapun, Ia menilai organisasi apapun akan dihadapi

temuan untuk meningkatkan komunikasi antar pengurus Dema, namun hal tersebut belum bisa meningkatkan komunikasi antar pengurus,” papar Ferdi. Ferdi menambahkan, dalam kepengurusan Dema kali ini, tiap minggu Dema mengadakan pertemuan antar pengurus dan untuk agenda bulanan, Dema juga punya

kendala lainya dalam kepengurusan Dema,” ungkap Ferdi. Menyikapi Musibah SC Lambatnya pergerakan lembaga Mahasiswa diakui oleh Dores Al Putra Ketua Umum Senat Mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora. Ia mengutarakan, musibah yang jatuhnya plafon gudung Student Centre (SC.) yang menimpa

“Meski sudah dievaluasi, namun kendala tersebut masih terjadi, di luar dugaan” Ferdi Ferdian Ketua Dema

dengan permasalahan komunikasi. Komunikasi yang kurang juga terjadi di organisasi lain hal itu tidak bisa kita pungkiri. “Ini sudah menjadi sebuah membudaya dalam berorganisasi, komunikasi yang kurang terjadi di organisasi manapun,” kata Ferdi. Ferdi mengungkapkan, Dema sudah banyak mengambil tindakan dalam mengatasi kendala tersebut, Dema mengupayakan komunikasi dalam jajaran kepengurusan bisa meningkat dengan mengagendakan pertemuan rutin antara pengurus Dema, namun budaya miss komunikasi tersebut masih melanda tubuh kepengurusan Dema. “Dema mengagendakan untuk pengurus per-

agenda tersendiri untuk pengurus, namun hal tersebut belum terealisasi sesuai yang direncanakan, lanjut Ferdi hal ini sebenarnya bertujuan untuk meningkatkan komunikasi antar pengurus. “Kita agendakan rapat tiap minggu dan bulannya, setidaknya dengan sering ada pertemuan atau rapat tersebut bisa menjalin komunikasi yang lebih intens bagi tiap pengurus Dema,” katanya. Bukan hanya dengan sesama pengurus, menurut Ferdi hal yang sama juga dirasakan oleh tubuh kepengurusan Dema saat berhubungan dengan pihak kampus. “Komunikasi dengan kampus juga kurang, hingga menjadi salah satu

mahasiwa kemaren menjadi salah satu bukti nyata lambannya pergerakan Lembaga Mahasiswa memang lambat dalam mengambil sikap. Menurut Dores hal itu jelas saat malam pasca kejadian, saat beberapa mahasiswa membicarakan sikap apa yang akan diambil terkait musibah tersebut, namun Ia menyayangkan ketidakhadiran lembaga mahasiswa terutama Dema dan jajarannya. “Malam setelah kejadian masih belum ada koordinasi antar lembaga mahasiswa untuk menentukan sikap yang akan diambil,” terangnya. Lanjut Dores, saat malam kejadian tersebut jajaran lembaga

mahasiswa sulit didatangkan untuk membicarakan musibah tersebut. “Malam kejadian kita dan beberapa mahasiswa membicarakan sikap terkait musibah itu dan disayang akan jajaran Dema lama untuk bisa menghadiri,” paparnya. Dores mengatakan, seharusnya Dema dan jajaranya hadir dan membicarakan langkah kedepannya namun malam itu sudah dihubungi Dema khususnya tidak hadir. “Kita berharap malam itu semua jajaran lembaga mahasiswa terutama Dema dan Senat Tarbiyah datang dan membicarakan hal ini,” ungkapnya. Menurut Dores hal yang mejadi kendala dalam kepengurusan lembaga mahasiswa terletak pada komunikasi yang kurang intens antar pengurus, menurutnya baik senat ataupun Dema memang belum bekerja dengan baik sebagai mestinya karena komunikasi yang tidak terbangun dengan baik. “Baik senat Adab dan yang lain serta Dema, kita belum bekerja semestinya,” keluhnya. Dores menyadari statusnya sebagai pengganti ketua umum senat sebelumnya menjadi kendala untuk melanjutkan pemerintahan SMF Adab dan Humaniora ditambah dengan kinerja dari tiap pengurus yang belum maksimal. Mengancam Proker Kendala keterbatasan komunikasi juga dialami dalam jajaran kepengurusan SMF Tarbiyah dan Keguruan, Arisman SMF Tarbiyah dan Keguruan mengakui komunikasi yang kurang antar pengurus menjadi kepengurusannya. “Komunikasi antar pengurus masih kurang,” katanya. Arisman menilai kurangnya komunikasi antar pengurus ini akan memberikan pengaruh terhadap program yang telah disusun sebelumnya. “Program kerja akan menjadi korban dari miss komunikasi ini,” ujarnya. Arisman mengakui dari progam kegiatan yang sudah direncanakan


baru sebagian yang sudah terlaksana akibatkan kurangnya komunikasi dalam kepengurusan. “Baru sebagian program kerja yang sudah terlaksana, bahkan ada kegiatan yang diganti dengan kegiatan lain karena miss komunikasi,” ujarnya. Selain itu, fasilitas yang belum mendukung dan memadai kinerja kepengurusan Senat menjadi kendala dalam keberlangsungan kegiatan SMf Tarbiyah.”Fasilitas fakultas belum mendukung kegiatan kami,” keluh Arisman. Arisman menyanyangkan status Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang favorit tidak diimbangi dengan fasilitasnya. “Meski fakultas favorit, tapi fasilitas dari fakultas belum memadai,” koar Aris. Arisman berharap hal ini tidak berlanjut pada kepengurusan SMF selanjutnya. “Semoga kepengurusan selanjutnya tidak pusing lagi pada programnya,” jelas Arisman Ia berharap agar miss komunikasi ini tidak berlanjut pada kepengurusan senat selanjutnya dan bisa fokus untuk mengerjakan kegiatan yang sudah disusun. “Semoga semua anggota kepengurusan senat selanjutnya bisa menjaga komunikasi antar anggotanya,” ungkapnya. Mengejar Eksis dan Popularitas Beda halnya di SMF Ushuluddin, Alfred selaku Ketua Umum SMF Ushuluddin menyanyangkan beberapa pengurus kepengurusan SMF Ushuluddin sekarang yang tidak memiliki rasa kepedulianya terhadap SMF, menurut Alfred hal tersebut dikarenakan adanya kepentingan pribadi dari sebagian pengurus yang membuat kepedulian terhadap SMF berkurang. “Ada yang bekerja hanya demi kepentingan pribadi, hinga tidak peduli lagi terhadap lembaga,” ujar Alfred kepada wartawan suarakampus. Aflred menyanyangkan adanya pengurus SMF yang tidak sadar dan acuh terhadap tanggung jawabnya. “Jika sudah acuh dengan kewajiban yang diembannya sehinga timbul rasa ketidak pedulian terhadap lembaga,” keluh Alfred. Alfred menilai hal tersebut dipicu oleh keinginan bergabung dengan senat hanya sekadar mencari eksistensi dan popularitas oleh beberapa oknum tertentu dengan mendapatkan jabatan di SMF, sehingga terjadi kesalah pahaman yang mengakibatkan disintegrasi. “Ada yang masuk SMF hanya untuk mencari popularitas saja,” ungkapnya. Alfred tidak menyesali itu, karena banyak mahasiswa yang diluar dari kepengurusan SMF sering ikut serta dan berpartisipasi dalam menyelengarakan programprogram dari senat.”Senat sering dibantu oleh tenaga dari non kepengurusan Senat ataupun HMJ,” terang Alfred. Alfred menambahkan, SMF akan memberikan sertifikat khusus bagi mahasiswa yang turut serta dan berpartisipasi dalam kegiatan Senat. “Sebagai partisipasi mereka kita akan berikan sertifikat khusus,” tambah Alfred. Lebih lanjut Alfred menambahkan sejauh ini pengurus Senat yang aktif hanya ada 10 orang, dan bagi Alfred 10 pengurus yang aktif tersebut sudah seperti keluarga baginya. “Pengurus Senat yang aktif ada 10 mahasiswa, dan mereka yang memang loyal terhadap senat,” tutur mahasiswa Akidah Filsafat ini.. Alfred menilai, pengurus yang tinggal ini merupakan mahasiswa yang memang mau bekerja demi mahasiswa dan fakultas. “Tapi syukurlah, sejauh ini semua program yang sudah disusun sejak awal kepengurusan tidak ada yang dibatalkan,” paparnya

Alfred berharap untuk kepengurusan senat selanjutnya merupakan mahasiswa yang memang mau mengabdi untuk fakultas dan mahasiswa, bukan mahasiswa yang ingin mencari popularitas. “Senat itu tempat mengabdi, bukan tempat mencari eksistensi,” tegas Alfred. Alfred menambahkan, saat menjabat pengurus dari suatu lembaga tidak boleh ada kepentingan pribadi, hanya kepentingan lembaga saja. “jauhkan dari kepentingan pribadi. Mengabdilah untuk Fakultas dan mahasiswa. Jangan berambisi untuk mendapatkan eksistensi.,” katanya. Sibuk di Kepengurusan SMF Kepengurusan Senat Mahasiswa Fakultas Syari’ah, Hayatul Ikhsan anggota senat bidang Advokasi mengakui adanya kesibukan di luar kampus yang membuat pengurus SMF yang tidak fokus. “Salah satu kendala dalam kepengurusan SMF itu kesibukan pengurus di luar,” ungkap Ikhsan. Ikshan menilai dengan pengurus yang mempunyai kesibukan lain di luar kepengurusan SMF sehingga terlihat tidak sungguh-sungguh dalam kepengurusan. “Jika sudah sibuk diluar maka pengurus kesannya cuek terhadap senat,” paparnya. “Kebanyakan kendala yang ditemui jajaran kepengurusan Senat ya itu, kesibukan pangurus di luar, hingga senat ditinggalkan,” ungkapnya. Ikhsan menyampaikan, dalam senat sudah diagendakan rapat pertemuan pengurus senat, salah satu bahasan dalam rapat tersebut membahas hal yang menjadi kendala dalam kepengurusanya. “Kita ada agenda rapat, dalam rapat itu kita membicarakan hal yang menjadi kendala dalam kepengurusan senat dan membahas hal yang perlu dibicarakan,”jelasnya. “Tentu, kita harapkan dengan adanya rapat ini bisa mencari solusi untuk kendala yang dihadapi senat,” harap Ikhsan. Selain itu lanjut Ikhsan senat juga mengagendakan evaluasi terhadap senat, dan evaluasi tersebut dilaksanakan sekali dalam dua minggu. “Harus ada evaluasi dari kepengurusan, kalau tidak sekali dua minggu, sekali sebulan,” tutur Ikhsan. Ikhsan berharap kepengurusan senat bisa fokus terhadap tanggung jawab dan jabatan yang kita emban. “Kita harus mengurangi kesibukan yang di luar dan fokus pada program senat,” katanya. Menurut Ikhsan hal sekecil apapun akan mempengaruhi kinerja dari senat, jika kita tidak fokus maka banyak hal yang akan menjadi korban nantinya. “Jika personil kurang maka akan berdampak pada kegiatan senat,” ungkapnya. Ikhsan menilai hal tersebut tejadi karena komunikasi yang kurang antar pengurus, Ia mengakui komunikasi sesama pengurus senat sering miss kominikasi. Sibuk Kuliah Hal yang sama juga terjadi di pemerintahan mahasiswa jurusan, Ricky Ketua HMJ Manajemen Pendidikan Islam (MPI) mengiyakan, komunikasi yang kurang antar pengurus merupakan kendala dalam kepengurusan HMJ kali ini. “Komunikasi antar pengurus masih belum erat,” jelas Ricky. Ricky mengatakan, kurangnya komunikasi dalam tubuh kepengurusan akan mempengaruhi jalan atau tidaknya program yang sudah disusun. “Apa yang sudah dirancang tidak semua bisa tercapai,” ungkap Ricky. Ricky menilai hal tersebut wajar, dikarenakan pengurus HMJ mayoritas dari mahasiswa semester VII, otomatis beban perkuliahan

semakin berat. “Jadi, pengurus banyak yang disibukan dengan urusan perkuliahan masing-masing, ada yang PL, syukur kalau PL nya dekat dengan kampus, kalau jauh? yang jauh itu menjadi kendalanya,” katanya. Lebih lanjut Ricky mengatakan, ksibukan dalam kuliah membuat loyalitas pengurus masih kurang terhadap HMJ. Selain itu menurut Ricky birokrasi kampus sekarang menjadi salah satu faktor penghalang komunikasi. “Komunikasi ke pihak pimpinan itu sulit, aspirasi kita tidak akan didengar oleh orang-orang itu,” ungkap Ricky. Ricky mengakui kelemahan kepengurusan kali ini pada komunikasi yang kurang. “Disanalah, kelemahan kami selama ini,” sesal Ricky. Ricky berharap, kepengurusan HMJ selanjutnya diisi oleh mahasiswa semester V agar pengurus HMJ bisa fokus pada program dan pengurus bisa lebih komunikatif dari kepungurusan sekarang. “Saya akan mengusulkan agar kepengurusan HMJ selanjutnya dari mahasiswa semester V, karena belum sibuk dengan kuliah,” terang Ricky.

Pandangan Pakar Komunikasi Keterbatasan dalam berkomunikasi dalam organisasi dalam pandangan pakar komunikasi merupakan hal yang wajar. Wakidul Kohar pakar komunikasi Faultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi berpendapat, kehidupan dalam organisasi itu sangat mudah untuk berkelompok namun susah untuk berkomunikasi. “Miss komunikasi ada saat tujuan beroganisasi baru sebatas berkumpul atau kelompok, wajar jika komunikasinya kurang,” kata Wakil Dekan I Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi ini. Sulitnya dalam berkomunikasi dalam suatu lembaga atau organisasi menurut Wakidul Kohar disebabkan rasa empati yang kurang dari organisator baik terhadap organisasinya atau terhadap anggota organisasinya. “Rasa empatinya masih kurang,” terangnya. Wakidul menambahkan empati atau tidaknya organisator terlihat dari rasa memiliki organisator terhadap lembaganya. “Organisator harus bisa mengerti dan merasakan apa yang dirasakan oleh anggota lainnya,” ungkapnya kepada suarakampus, Senin (22/09). Wakidul mengatakan, organisator juga harus memahami budaya di organisasinya, karenakan budaya setiap organisasi itu berbeda-beda. “Dengan mengenal budaya organisasi itu akan membantu organisator bisa untuk lebih komunikatif,” paparnya. Selain itu menurut Wakidul tidak jalannya komunikasi dalam organisasi disebabkan adanya jarak sosial baik dengan organisasi lain dan sesama anggota. “Jarak sosial antar anggota ataupun dengan organisasi lain akan menghambat komunikasi antar anggota,” jelasnya. Wakidul berpendapat kendala komunikasi tersebut berimbas pada keberlangsungan dari program kerja yang sudah dirancang. “Jadi, jika komunikasi tidak jalan, program juga tidak akan jalan,” uangkapnya Menurut Wakidul tidak ada salahnya jika organisator membacabaca buku yang berhubungan dengan komunikasi dan organisasi. “Dengan membaca setikdanya kita menambah wawasan kita setidaknya membuka pikiran kita untuk lebih komunikatif,” jelasnya. [Kanadi Warman, Ria Oktaviantina, Veni Andriyani, Syofli Apri Yanil, Silvianti, Aidil Ridwan Daulay, Bustin, Rosi Elvionita]

KOMENTAR Rahmi Hasan, Jurusan PI Fakultas Ushuluddin Semester V Sejauh ini keberadaan pemerintahan mahasiswa ada didekat kita. Mereka menggerakkan mahasiswa melalui kegiatan-kegiatan yang mereka adakan di kampus kemudian mereka. Dan selama ini dalam melakukan kegiatan itu mereka sudah kompak, bertanggung jawab, dan berusaha menciptakan kedekatan dengan yang lainnya. Maksimal atau tidaknya itu relatif, tergantung sudut pandang orang yang menilainya. Pemerintahan mahasiswa diharapkan mampu bersikap adil dalam membuat atau merencanakan kegiatan kedepannya. Sehingga semua mahasiswa yang ingin berpartisipasi mendapat informasi yang sama dan memiliki hak yang sama untuk berpartisipasi didalamnya.

Kharisma Aliya, Jurusan AS Fakultas Syari’ah Semester 1 Keberadaan pemerintah mahasiswa sejauh ini tercipta dengan memberikan perhatian kepada mahasiswa baru dengan mengadakan kegiatan-kegiatan yang melibatkannya. Meskipun tidak maksimal namun mereka tetap berusaha menampakkan keberadaan mereka. Meskipun hanya memberikan informasi sebuah kegiatan yang akan diadakan oleh mereka, mampu menciptakan keberadaan mereka di tengah-tengah mahasiswa. Sebagai mahasiswa baru tentunya ingin lebih diperhatikan, memberikan kesan kebersamaan dan kekompakan antara senior dan junior.

Ramadhani, Jurusan PGMI Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Semester 5 Secara umum pemerintahan mahasiswa tetap mempertahankan eksistensinya dengan berbagai kegiatan yang diadakan. Berbagai kegiatan mahasiswa lainnya diciptakan pula untuk menutupi kekosongan yang seharusnya dimanfaatkan untuk menimbulkan kedekatan dan perhatian kepada mahasiswa. Sejauh ini kinerja mereka bagus meski belum terasa maksimal. Harapan yang ingin disampaikan kepada pemerintahan mahasiswa adalah menjalin komunikasi yang baik sehingga informasi yang diberikan dapat bermanfaat bagi yang mengikutinya. Dan dapat disesuiakan dengan bakat, minat, waktu dan kesempatan yang mereka miliki. Tidak semua orang memiliki kesempatan dan waktu luang yang sama.

Abdul Rahman Rizky, Jurusan BKI Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Semester 5 Untuk keberadaan pemerintahan mahasiswa sekarang ini tidak terlalu terasa seperti sebelum-sebelumnya. Biasanya banyak kegiatan yang diadakan, sekarang mereka seperti sedang sibuk dengan kepentingan masingmasing dan tidak tertutup kemungkinan mereka bisa lupa dan tidak lagi menyadari tanggungjawabnya. Sehingga pergerakan mahasiswa yang membuat pemerintahan mahasiswa itu eksis menjadi sepi. Apabila sudah memegang tanggungjawab, embanlah tanggungjawab itu dan jangan mementingkan kepentingan pribadi. Hal tersebut membuat mahasiswa tidak merasakan keberadaan pemerintah mahasiswa yang sejatinya adalah tempat dimana mahasiswa mendapatkan rasa aman dan diperhatikan.




UKM IAIN Imam Bonjol Padang Mapala Alpichanameru Mapala Alpichanameru merupakan UKM yang bergerak di bidang kealaman. UKM ini tempat untuk mendalami ilmu pelestarian alam, didirikan oleh 13 orang pada 1 September 2001. Kata Alphicanameru diambil dari singkatan nama-nama pendiri Mapala. Proses pengkaderan di Mapala, calon anggota baru harus mengikuti beberapa tahap. Tahap awal, calon anggota mengikuti tes tulis dan tes fisik. Kemudian mengikuti Pendidikan Dasar Cinta Alam (PDCA) baik di ruangan maupun di lapangan. Keanggotaan di Mapala yaitu calon anggota (Caang). Setelah mengikuti dilanjutk sebagai Anggota Muda (AM) dengan skraf hijau. Setelah ditetapkan sebagai AM, lalu melakukan ekspedisi sesuai dengan bakat. Kemudian membuat laporan dan mengikuti sidang untuk ditetapkan sebagai anggota penuh. Mapala memiliki empat divisi yaitu Pertama, Divisi Tebing adalah mengasah kemampuan dalam memanjat tebing. Kedua, Divisi Hutan Gunung yaitu mengasah ilmu seputar hutan dan gunung. Ketiga, Divisi Caving tentang seluk-beluk goa. Keempat, Divisi Lingkungan Hidup terkait akan reboisasi lingkungan. Dalam pengembangannya, calon anggota mampu mengembangkan dan memiliki ide-ide kreatif yang akan melanjutkan estafet Mapala selanjutnya. KSR-PMI Imam Bonjol Korps Suka Rela Palang Merah Indonesia (KSR-PMI) IAIN Imam Bonjol Padang, sebagai UKM yang bergerak di bidang kemanusia-an, soaial, dan tanggap darurat bencana. UKM ini berdiri 6 April 2001. Perekrutan anggota di KSR, calon anggota mengikuti beberapa tahap seleksi tes tulis, interview dan tes fisik. Setelah itu, membuat kliping tentang kesehatan. Kemudian mengikuti diklat dan latihan dasar (Diklatsar) dengan materi seputar kerelawanan. Dilanjutkan dengan praktek simulasi dan diklat lanjutan selama enam hari. Juga diadakan simulasi praktek lapangan untuk pengambilan Nomor Register Anggota (NRA) syarat menjadi anggota penuh. Setelah satu tahun sebagai anggota penuh baru diangkat sebagai pengurus. Teater Imam Bonjol Teater Imam Bonjol (IB) merupakan kegiatan mahasiswa di bidang sastra dan seni. UKM ini menjadi wadah yang berperan aktif untuk melatih kepekaan, latihan alam, meditasi dalam mengenali diri. Kegiatan yang ada di Teater IB bersifat kondisional. Jika ada isu, maka Teater akan tampil dengan memerankan keadaan yang tengah terjadi. Teater IB sering mengisi pementasan di berbagai acara baik di sekitar Kota Padang maupun luar Kota Padang, tahun depan ada tiga pementasan besar yang akan diisi oleh Teater IB. Kegiatan di Teater IB ada proses menimpa karakter, diskusi tentang seni, sastra, budaya dan sosial. Tahap bergabung dengan Teater dengan mendaftar, kemudian memperkenalkan apa itu Teater. Calon anggoa mengikuti wawancara personal yaitu mengenal bakat dan karakter. Dilanjutkan dengan studi mimesis yaitu pendalaman karakter. Lalu Workshop, anggota akan diajarkan tentang keteateran seperti kostum, make up, keorganisasian dan melatih kepekaan. Wujud dari UKM Teater ini idealnya dapat mengenal dengan dirinya dan lebih eksploratif. Di TIB subtansi kekeluargaan dan emosional, etika

dan estetika akan terbentuk dengan sendirinya. Di Teater IB tidak ada senior maupun junior melainkan emosional saja. Musik Kampus UKM Musik merupakan UKM yang mengemban visi menciptakan insan yang Islami melalui seni. Seni yang ditampilkan dengan musik dan juga mampu menciptakan karya sendiri, itulah yang menjadi misi dari UKM Musik. Musik kampus didirikan 8 Mei 1996. Proses perekrutan anggota dengan mengikuti tes tulis dan wawancara tentang musik. Selain itu, juga menunjukkan skill bermusik, workshop, follow up untuk menguji dan pelatihan khusus selama satu atau dua bulan yang dibagi berkelompok. Anggota juga mengikuti Pengukuhan Penerimaan Anggota Baru (PKPA) UKM Musik Kampus. Untuk bisa diangkat dikepengurusan dengan syarat dua tahun jadi anggota Musik. Satu tahun masa orientasi dan satu tahun masa anggota biasa. Dari beberapa proses yang ada, jika tidak diikuti salah satunya berarti gugur sebagai anggota Musik Kampus. Musik Kampus terdiri dari empat divisi diantaranya, ada divisi soundman tentang alat, divisi informasi komunikasi (Infokom) atau humas, divisi diklat tentang anggota dan divisi kreatif. Pramuka Racana Imam BonjolRohana Kudus Pramuka IAIN Imam Bonjol Padang didirikan pada 28 Oktober 1989. Orientasi penerimaan anggota baru dengan pelatihan kepramukaan. Proses penerimaan anggota dilakukan setelah dilantik jadi tamu racana. Diberikan beberapa materi Pengembaraan Hutan Gunung (PHG). Setelah PHG dilaksanakan anggota dilantik dan diberikan gudep binaan sekolah. Materi-materi yang diberikan adalah dasardasar kepramukaan, semboyan dan talitemali. Pramuka memberikan peluang kerja, terutamanya dari Fakultas Tarbiyah dan Keguruan setelah tamat nanti ada nilai plusnya untuk mendaftar jadi guru. Berdasarkan undang-undang tentang Pramuka merupakan ekskul wajib ada di setiap sekolah. Bagi yang memiliki dasar Pramuka dan legalitas, tak tertutup kemungkinan menjadi pembina pramuka di sekolahsekolah. Jajaran kepengurusan Pramuka diantaranya ketua, pemangku adat, sekretaris dan bendahara. Pada jajaran keanggotaan ada bantara, laksana dan pandega. Resimen Mahasiswa Resimen Mahasiswa (Menwa) dibentuk oleh Jendral Nasution sebagai pasukan cadangan. Mahasiswa ikut bersama tentara membebaskan Irian Barat atau disebut juga sebagai tentara pelajar. Wilayah Sumatera Barat pertama kalinya ada Resimen Mahasiswa Pagaruyuang di IAIN Imam Bonjol Padang. Didirikan oleh Sofwan Karim, Maidir Harun, Jarir dan kawan-kawan, Sofwan Karim menjadi komandan pertama. Kegiatan Menwa lebih mengacu pada Widya Castrena Dharma Sidha, mengembangkan ilmu pengetahuan dan olah keprajuritan. Setelah tamat, mahasiswa akan memilih jalan hidup masing-masing sesusai apa yang didapat di dalam organisasi baik itu dari segi kepemimpinan, ketauladanan, dan terutama bagi yang ingin melanjutkan di kemiliteran akan lebih mudah karena telah memiliki dasar kemiliteran. Proses perekrutan setelah men-daftar, mengikuti beberapa rangkaian kegiatan mulai

dari pembinaan, mengikuti seleksi berupa kesehatan, fisik dan psikologis. Tidak hanya itu juga ada tradisi pakaian, calon anggota dibina di dikbasis sebelum pendidik-an. Selanjutnya Pradiksar yang dilaksanakan selama tiga hari. Unit Kegiatan Olahraga Selain mendidik anggota menjadi atlet yang berprestasi, Unit Kegiatan Olahraga (UKO) mengutamakan mendidik dengan sistem kekeluargaan. Untuk mengembangkan bakat anggota sesuai potensinya,UKO memiliki enam divisi. Diantaranya ada divisi volly, divisi sepak bola, divisi takraw, divisi badminton, divisi tenis dan divisi basket. Meningkatkan kebersamaan diantara anggota, UKO adakan latihan setiap Minggu. Bagi anggota baru setelah dinyatakan lulus dari tahap seleksi anggota tersebut, akan menjalani proses pengabdian selama satu tahun. Pada tahap ini pengurus akan menilai dari berbagai aspek setiap anggotanya. Yang diharapkan kepada mahasiswa yang bergabung dengan UKO adalah orang-orang yang akan berpartisipasi aktif dalam organisasi dari awal hingga akhir. KSI-UA Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Kerohanian Studi Islam (KSI) Ulul Albab (UA) berdiri sejak tahun 1994. Berprinsip untuk mewujudkan visi dan misi, baik selama menjadi mahasiswa maupun setelah tamat nantinya. Tujuan dari organisasi ini adalah mewujudkan pendidikan berkarakter bagi segenap anggota UKM. Ada beberapa tahap seleksi menjadi anggota KSI-UA. Awalnya akan diadakan dauroh yakni pengenalan UKM KSI-UA serta pembentukan karakter dari setiap anggota. Kemudian anggota mengikuti tahap Tekad I dan Tekad II selama satu tahun pembinaan. UKM KSI-UA memiliki tujuh bidang. Pertama, Bidang Alim (Akademisi dan Keilmuan). Kedua, Bidang Seol (Seni dan Olahraga). Ketiga, Bidang Perpadu (Pemberdayaan Perempuan). Keempat, Bidang Kaderisasi. Kelima, Bidang Kominfo (Komunikasi dan Informasi). Keenam, Bidang Kesekretariatan. Dan terakhir Fuma (Fundraising dan Marketing). Harapan hadirnya UKM KSI-UA ini, menjadikan kampus sebagai kampus madani serta mengajak manusia pada kebaikan adalah tumpuan harapan UKM KSI UA kepada anggota baru. Koperasi Mahaiswa UKM Koperasi Mahsiswa (Kopma) bergerak di bidang kewirausahaan, Pendidikan Koperasi dan Bisnis. Tahap pengkaderan anggota Kopma, menjalani tiga pelatihan. Pertama, Diksar (Pendidikan Dasar). Kedua, Dikmen (Pendidikan Menengah). Ketiga, Dikjut (Pelatihan Lanjut). Sebelum mengikuti pelatihan, anggota harus menjalani masa magang selama satu bulan di cafe Kopma. Setiap anggota Kopma nantinya akan bisa mengembangkan ilmu kewirausahaan yang di dapatkan, sehingga kemampuan yang dimiliki bisa menunjang di dunia pekerjaan. Diharapkan bagi anggota Kopma benarbenar tahu dengan kewirausahaan, serta terus aktif, kreatif dan inovatif dalam menghasilkan kreativitas yang ada. UKM Tapak Suci UKM Bela Diri Tapak Suci merupakan suatu organisasi yang mengajarkan tentang sistem organisasi bela diri. Namun tidak

menutup kemungkinan, UKM Tapak Suci juga menonjolkan nilai keislaman. Di awal sebagai anggota mereka akan mengikuti orientasi atau pengenalan UKM Tapak Suci ini, setelah orientasi anggota akan menjalani masa pengabdian selama satu tahun juga. Tingkatan yang ada di UKM Tapak Suci ini. Pertama mereka akan mendapatkan sabuk kuning polos selanjutnya ada sabuk kuning dari melati satu sampai melati empat. Terakhir mereka akan mendapatkan sabuk biru, dan saat mendapatkan sabuk biru tersebut mereka diharuskan membuka cabang di luar kampus. Untuk naik ke setiap tingkatan, anggota akan mengikuti tes yang dilaksanakan di wilayah Sumatera Barat setiap satu kali enam bulan. Latihan dilakukan tiga kali dalam seminggu. Setiap Senin dan Kamis pukul 07.00 WIB sampai pukul 09.00 WIB, serta Minggu pukul 07.00 WIB sampai selesai. UKM Tarung Derajat “AA BOXER” UKM Tarung Derajat “AA BOXER” bergerak di bidang bela diri. Anggota dari UKM tersebut akan mendapatkan dua pelajaran yakni organisasi dan keguruan. Berpedoman kepada Tri Dharma Perguruan Tinggi, tak hanya akademik yang akan dijalani serta menyelaraskan antara otak , nurani dan juga otot. Ramah bukan berarti takut, tunduk bukan berarti takluk, menjadi prinsip dari keguruan di UKM Tarung Derajat ini. Mereka akan dilatih menjadi kader-kader atlet yang berprestasi baik di tingkat kota, provinsi, maupun nasional. Setelah menyandang gelar sarjana pun, ilmu yang didapatkan anggota dapat dipakai baik dari segi ilmu organisasi maupun kepemimpinannya. Mereka bisa mengembangkan bela diri yang dikuasai serta menggunakan sertifikat yang mereka dapatkan sebagai penunjang mencari pekerjaan. Tahap awal menjadi anggota harus mengikuti pengkaderan I. Calon anggota diperkenalkan tentang UKM Tarung Derajat secara keseluruhan. Setelah itu mengikuti beberapa tahapan kekuatan ramah dan tangguh (kurata), dimulai dari kurata satu sampai kurata delapan. Sebelum naik ke setiap tingkatan kurata, calon anggota akan mengikuti tes dengan memenuhi syaratsyarat yang telah ditetapkan. Latihan akan dilaksankan setiap hari Selasa dan Jum’at pukul 16.00 WIB sampai pukul 17.30 WIB, serta Minggu pukul 07.30 WIB sampai selesai sesuai kesepakatan anggota. Lembaga Pers Mahasiswa Suara Kampus Suara Kampus berdiri pada 29 November 1978 bergerak di bidang jurnalistik dan kepenulisan. Suara Kampus memiliki produk mulai dari Tabloid yang dicetak sekali dua bulan dan produk hariannya di portal www.suarakampus.com Sebelum menjadi wartawan di suara kampus, anggota baru haru mengikuti masa magang selama delapan bulan lebih, jika selama mangang anggota itu bisa memenuhi kriteria dan ketentuan, anggota manggang akan diangkat menjadi wartawan Suara Kampus. Selama aktif, anggota akan mengikuti berbagai pelatihan, terutama di bidang jurnalistik, sebelum dinyatakan magang, anggota baru akan mengikuti pelatihan jurnalistik tingkat dasar, dan nanti juga akan mengikuti tingkat lanjutnya yang diselenggarakan oleh Lembaga Pers Mahasiswa di luar IAIN Imam Bonjol. [Hervina Harbi,Elyza Ningsih (Mg)]]


Isnaini; Sarjana Demi Kucuran Keringat Ibu Goresan tangan halus wanita kelahiran Ujung Gading Pasaman Barat, menghantarkan mahasiswi Fakultas Ushuluddin ini menyelesaikan studinya selama 4 tahun. Iis (22) panggilan Isnaini, lulusan terbaik pada wisuda ke 72 IAIN Imam Bonjol Padang. Anak dari pasangan Salman (Alm) dan Sattia, menyandang predikat Cumlaude dengan hasil Indek Prestasi Komulatif (IPK) 3,91. Dengan mengangkat judul skripsi “Dominasi Budaya Jawa Terhadap Budaya Mandailing-Melayu dalam Perkawinan Campur (Amalgamasi), (Studi Kasus Di Negeri Desa Baru Kecamatan Ranah Batahan Kabupaten Pasaman Barat). Motto hidup yang ditanamkan Isnaini dalam dirinya, mampu membawanya meraih gelar sarjana. “Bagi saya memulai sesuatu itu, memang keinginan sendiri. Selain itu, kedisiplinan dan kerja keras adalah awal dari kesuksesan,” ungkap mahasiswi Jurusan Perbandingan Agama ini. Belajar keras, itulah prinsip yang dipegang teguh oleh Iis. Di saat semua orang sibuk dengan masalahnya, Iis tetap fokus belajar. “Walaupun kita banyak masalah, tapi jangan sampai mengganggu kuliah,” tuturnya kepada Suara Kampus, Kamis (25/9). Iis mengungkapkan kedua orang tuanya merupakan motivasi baginya untuk kuliah terutama ayahnya. “Ayah mau berhutang ke sana, ke mari demi melanjutkan pendidikan saya. Jadi, saya harus bersungguh-sungguh dalam melaksanakan kuliah,” kata Iis. Iis menceritakan perjalanannya kuliah di IAIN Imam Bonjol Padang. Menjajaki bangku kuliah di semester II, ayahnya dipanggil oleh yang Maha Kuasa. Tepat saat ujian mid semester berlangsung. “Saya dapat kabar ayah telah tiada, saya langsung pulang,” ujarnya kepada Suara Kampus, Kamis (25/ 09). Lanjut Iis, ia pun harus meninggalkan ujian tersebut. Ketika diminta kembali untuk mengikuti ujian susulan, salah seorang dosen bahkan tidak merespon permintaannya. Padahal alasan Iis tidak

Isnaini

mengikuti ujian sangat jelas. “Dosen itu tidak mau mengerti, setelah saya katakan ke Penasehat Akademik (PA) fakultas juga tidak ditanggapi, terpaksa saya mengulang tahun depan,” jelasnya. Meskipun sempat mengulang tak membuat semangat Iis surut mengikuti perkuliahan. Malah sebaliknya Iis semakin mantap melanjutkan kuliah. “Saya ingat pesan almarhum ayah, beliau berpesan saya harus menjadi orang sukses, jangan sampai seperti dirinya,” kenangnya. Selama merantau di Padang untuk biaya kuliah dan hidupnya sehari-hari, tidak pernah meminta kepada orang tuanya. Iis menghidupi dirinya dari beasiswa Bidik Misi. “Harus berpandai-pandai menggunakan beasiswa tersebut,” ujar anak keempat dari enam bersaudara ini. Dia tidak mau meminta maupun menerima uang pemberian orang tuanya, karena adik-adiknya lebih membutuhkan. Hal itu ia lakukan demi meringankan beban orangtua Iis yang bekerja sebagai petani. “Jika orang tua memberi uang langsung saya tolak, karena adik-adik saya yang duduk di bangku sekolah juga butuh biaya. Dari beasiswa Bidik Misi, lebih dari cukup,” katanya. “Sekarang hanya ibu saja yang berkucuran keringat, semenjak ayah pergi untuk selamanya,” terang Iis. Iis menyadari bahwa pendidikannya di perguruan tinggi dibiayai oleh pemerintah. Ia harus mengabdi kepada negara dengan cara belajar dan mendapatkan hasil yang maksimal. Ibda’ binafsih, itulah mantra bagi yang menjadi patokan Iis dalam menuntut ilmu pengetahuan. “Ilmu itu harus diterapkan dalam diri sendiri dan juga diperoleh dari usaha sendiri. Lanjut Iis, tidak ada gunanya IPK tinggi kalau didapatkan dari kecurangan,” ujarnya. Di samping kuliah, Iis juga aktif sebagai aktivis di beberapa organisasi. Diantaranya bergaung di Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Perbandingan Agama (PA) bidang keputrian, Ikatan Mahasiswa Pasaman Barat (IMAPASBAR) dan juga Forum Studi Mahasiswa Bidik Misi (FOSMABIM). Iis bersyukur dapat menyelesaikan kuliahnya tepat waktu dan membuat keluarganya bangga. Memang butuh Pahit memang dirasakan dengan ketiadaan sosok ayah di hari kebahagiannya. “Sabtu adalah hari yang saya tunggu, semua kelurga datang kecuali ayah,” jelasnya. Dia berharap nantinya dapat melanjutkan pendidikannya Strata 2 di salah satu universitas yang ada di Jakarta. “Jika ada biaya lanjut kuliah. Namun sebaliknya jika tidak ada saya akan kerja dulu,” harapnya.

WISUDAWAN TERBAIK

Reposisi Diri Mahasiswa Nur Khairat Waktu bukanlah penghalang ketika tekad telah bulat. Agama mengajarkan segala hal diawali dengan niat. Dalam bahasa Arab, niat berarti mengingini sesuatu dan berusaha untuk mendapatkannya. Kesungguhan menjadi kunci sukses dalam mencapai tujuan.

Demikian pula halnya dalam menjalani perkuliahan. Sebelumnya, mahasiswa masih bisa kuliah maksimal 7 tahun atau 14 semester. Namun, berdasarkan Peraturan Menteri (Permen) Nomor 49 tahun 2014, tentang standar nasional pendidikan tinggi, menetapkan masa studi mahasiswa Starata 1 (S1) untuk menyelesaikan kuliahnya tepat waktu maksimal 5 tahun. Beban belajar 144 SKS harus diselesaikan mahasiswa dalam 4 hingga 5 tahun atau 8 sampai 10 semester. Apabila sampai 5 tahun tidak kunjung selesai, mahasiswa terancam di drop-out (DO). Upaya menerapkan sistem pendidikan serta memodifikasi tuntutan kebijakan kelulusan S1, tentu memiliki dampak positif dan negatif. Terkait kebijakan pemerintah akan beban belajar sebanyak 144 Sistem Kredit Semester (SKS), harus diselesaikan dalam jangka waktu yang telah ditentukan menimbulkan pro dan kontra. Dilihat dari segi sarana dan prasarana serta mutu pendidikan yang diberikan oleh masing-masing perguruan tinggi, tentu akan berbeda. Pada perguruan tinggi, jika tidak mampu melengkapi sarana dan prasarana serta mutu pendidikan yang rendah, maka hal itu dapat menjadi pemicu penolakan terhadap Permen. Mahasiswa sebagai agen perubahan (agent of change), memiliki jiwa yang kritis. Dibutuhkan implementasi yang nyata sebagai kekuatan moral. Mahasiswa yang cerdas tidak hanya sekadar aktif di bidang akademik, juga mampu menyeimbangkan dengan bidang non akademik. Sebagian mahasiswa memiliki penilaian yang berbeda tentang peraturan tersebut. Dan akan menjadi batu penghalang bagi mereka, dalam menyelesaikan studi dengan tetap aktif berorganisasi. Namun persepsi itu tidaklah selalu benar, banyak juga diantara mereka mampu berkarya dalam kurun waktu yang singkat. Ketika seseorang telah memasuki dunia perkuliahan dan kemudian menyandang status sebagai “mahasiswa”, tentu sudah semestinya ia memiliki cerminan diri. Artinya sudah memiliki target yang akan dicapai. Hal ini memang tidak akan langsung dapat dipahami dari seorang siswa yang baru menjadi mahasiswa. Perubahan status sudah seharusnya diikuti dengan perubahan pola pikir. Waktu menjadi kunci bagi kita dalam menjalani segala hal. Demikian juga dengan kuliah, jika telah ditentukan masanya kita [Ria Oktaviantina, harus memiliki target yang jelas. Sebagian Silvianti]. akan perpendapat waktu yang dibatasi dari 14 semester menjadi 10 semester, akan menjadi penghalang dalam berorganisasi maupun berkarya di luar akademiknya. Sebenarnya hal itu dapat dipatahkan dengan memiliki target yang sesungguhnya. Jelas, mahasiswa yang cerdas adalah ia yang

mampu memperjuangkan diri dengan baik, bukan dari segi akademik saja melainkan juga dari non akademik. Kurangnya sarana dan prasarana akan mempersulit mahasiswa dalam menyelesaikan studi perkuliahannya. Karena banyak aspek-aspek yang dapat menggagalkan studi perkuliahan. Sedangkan lingkungan yang tidak mendukung dapat divariasikan dengan kemaun untuk mencari di luar tempat ia bernaung. Seperti pepatah mengatakan dimana ada kemauan di sana ada jalan. Mahasiswa tidak hanya sekadar kuliah duduk dalam rungan mendengarkan dosen, melainkan juga mampu melahirkan karya diluar akademinya. Organisasi menjadi salah satu wadah untuk dapat berkarya. Menjadi aktivis mahasiswa sudah sepatutnya memberikan contoh, memperlihatkan bagaimana ia mengatur waktu dan menyeimbangkan antara tuntutan perkuliahan dengan tuntutan organisasi. Mahasiswa hari ini memiliki kecenderungan sekedar melihat tanpa mengkritisi. Hal tersebut sebenarnya telah memperlihatkan bahwa ia sendiri belum mampu menjadi mahasiswa. Mahasiswa diharapkan menjadi manusia-manusia tangguh, memiliki kemampuan dan akhlak mulia yang nantinya dapat menggantikan generasigenerasi sebelumnya. Maka kaderisasi harus dilakukan secara terus-menerus. Dunia kampus dan kemahasiswaan merupakan momentum kaderisasi yang sangat sayang bila tidak dimanfaatkan bagi mereka yang memiliki kesempatan. Mereka memiliki peranan yang sangat baik pada dirinya sendiri maupun dilingkungan masyarakat. Mahasiswa dituntut mampu meluangkan waktunya untuk masyarakat saat dibutuhkan. Misalnya, pada saat masyarakat menghadapi kebijakan dari pemerintah (penguasa) yang nyatanya kebijakan tersebut sering merugikan masyarakat, di situlah peran mahasiswa sangat dinantikan. Kiprah dan sepak terjang mahasiswa sangat diperhitungkan. Apabila mahasiswa tidak bisa menghendaki apa yang dibutuhkan masyarakat, maka peran mahasiswa saat itu pula perlu dipertanyakan. Ketika mahasiswa dituntut mampu menjadi agen perubahan, maka tidak bisa kita lepaskan dari peranan lain dari mahasiswa yaitu mahasiswa sebagai harapan bangsa. Sering kita mendengar sebuah pepatah bahwa seorang pemuda hari ini adalah pemimpin di masa yang akan datang. Hal itu akan mengindikasikan bahwa seorang pemuda, khusunya mahasiswa, akan menjadi tulang punggung suatu negara. Kalaulah pemuda pada saat ini tidak berkualitas, maka siap-siap saja suatu saat nanti kita akan memiliki seorang pemimpin yang tidak berkualitas. Akan tetapi saat ini kondisi pemudanya memiliki kualitas yang tinggi. Maka kelak kita akan mempunyai pemimpin yang berkualitas pula. Disinilah peran mahasiswa yang sesungguhnya, mahasiswa harus mampu membina dirinya sendiri demi terciptanya kepribadian yang berkualitas. Pada akhirnya akan menjanjikan lahirnya seorang pemimpin dengan kualitas yang diperhitungkan di masa mendatang.

Daftar Wisudawan Terbaik Pada Wisuda IAIN Imam Bonjol ke 72

No NAMA NIM 1 Hartono 88308089 2 Nazifah Anas 88121623 3 Dinniati Rifdatul Ula 110K007 4 Sri Wahyuni Selvia 210.162 5 Juli Afriadi 410.124 6 Akbaru Wustho Arham 310.014 7 Isnaini 510.053 8 Shinta Fitri Zainita 911.082 9 Sri Puji Lestari 611.051

PROGRAM S3 S2 S1 S1 S1 S1 S1 D3 D3

FAK PPs PPs Adab Dakwah Tarbiyah Syariah Ushuluddin Syariah Adab

JUR Pendidikan Islam Pendidikan Islam BSA BKI MTK PMH PA MPS PAD

IP 3,52 3,68 c 3,79 3,7 3,91 3,85 3,91 3,89 3,95

YUDISIUM Amat Baik umlaude cumlaude cumlaude cumlaude cumlaude cumlaude cumlaude cumlaude


Status UIN Sudah di Gerbang IAIN Suarakampus- Pengalihan status IAIN Imam Bonjol Padang menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) hanya menunggu keputusan dari Sekretaris Kabinet (Sekab) Republik Indonesia. Sebelumnya, proposal pengalihan status tersebut sudah beberapa kali perbaikan. Rektor IAIN Imam Bonjol Padang, berharap status IAIN manjadi UIN tersebut sudah bisa dipastikan sebelum pergantian presiden baru. “Insyaallah sebelum 20 Oktober IAIN sudah menjadi UIN,” harap guru besar Fakultas Syariah itu, Kamis (18/09). Lanjut Makmur, ada empat IAIN yang akan menjadi UIN yaitu IAIN Padang, IAIN Banjarmasin, IAIN Lampung dan IAIN Nusa Tengara Timur. “Bisa atau tidaknya jadi UIN kita tidak bisa pastikan. Kita sudah bekerja, berdoa dan sekarang tinggal berharap,” papar Makmur tersenyum. Wakil Rektor II IAIN Imam Bonjol Padang, Salmadanis mengungkapkan semua usaha telah dilaku-kan pimpinan kampus menjadi UIN. “Sekarang UIN sudah di gerbang IAIN,” tegas Salmadanis, [Yogi] Jumat (19/09). Renovasi ; Pemasangan plafon baru gedung Student Centre setelah ambruk beberapa waktu lalu, Senin (22/09) Foto: Yogi

Ekspo UKM 2014 Akan Hadir Dengan Konsep Baru Suara kampus.– Guna memperkenalkan lebih dalam Unit Kegiatan mahasiswa (UKM) yang ada di IAIN Imam Bonjol Padang kepada mahasiswa baru, 12 UKM adakan Ekspo UKM 2014 pada Senin (03/ 11) sampai Sabtu (08/11) mendatang. Sekretaris Ekspo UKM 2014, Ifni Amanah Fitri mengatakan dalam rapat terakhir telah ditentukan tema dan pembagian tugas atau struktur kepanitiaan. “Masing-masing UKM mengutus tiga anggotanya untuk menjadi panitia,” ungkapnya. “Penempatan panitia utusan dari UKM sesuai dengan keahlian masing-masing. Misalnya, panitia dari UKM Musik Kampus kita tempatkan di Panitia Bidang Acara dan sebagainya,” tambah Ifni. Senada dengan Ifni, Rian Aditya selaku Stering Comitte (SC) mengatakan penempatan panitia utusan dari UKM ini agar mereka bisa berbagi ilmu yang didapatkannya di UKM masing-masing kepada teman-teman dari UKM lainnya. “Fungsi diadakannya Ekspo ini selain mengangkat acara bersama juga untuk sharing ilmu,” ujarnya saat mengarahkan rapat panitia di beranda Auditorium Mahmud Yunus, Senin (22/09). Tarinta Annisa Kendedes, bendahara Ekspo UKM juga berharap acara ini bisa menghasilkan hal yang berbeda dari sebelumnya. “Konsep Ekspo kali ini akan berbeda, panitia yang dibentuk pun dari orang-orang yang berbeda dari sebelumnya tentu diharapkan akan menghasilkan halhal yang berbeda pula,” tuturnya. Tarinta menambahkan untuk membuat ekspo tahun ini berbeda tentu panitia harus bekerja ekstra dari sebelumnya. “Ekspo UKM ini jangan hanya dijadikan sebagai tempat memperkenalkan UKM tetapi juga tempat menciptakan inovasi dan kreatifitas, sesuai dengan tema ekspo kali ini yaitu Spirit, Creativity and Humanity,” katanya. Ketua Eksp Jery Nopendra berharap acara ini berjalan sukses dan sesuai dengan apa yang direncanakan. “Untuk konsep secara umum nantinya akan kita tentukan pada rapat selanjutnya,” ujarnya. [Veni Andriyani]

Lokal Direnovasi, Mahasiswa PAI Belajar di Lapangan Suara kampus- Karena lokal dalam tahap perenovasian, mahasiswa Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, laksanakan perkuliahan di lapangan voli IAIN Imam Bonjol Padang. Dekan Fakultas Tarbiyah, Duski Samad mengatakan hal tersebut terjadi di luar kendali. “Apa boleh buat, kita dalam rangka memperbaiki. Barang rusak tentu diperbaiki, kecuali ketika mereka sedang belajar kita lakukan renovasi,” jelasnya. Duski menjelaskan, Dia sudah menyampaikan kepada dosen maupun mahasiswa, jika tidak ada lokal yang digunakan agar melapor kepada pimpinan fakultas. “Perkuliahan akan dialihkan ke beberapa tempat, seperti Auditorium Mahmud Yunus, Aula Fakultas Tarbiyah dan gedung yang lain,” ujarnya. Lanjut Duski, pengerjaan renovasi lokal ditargetkan selama satu

pekan “Renovasi ini secepatnya bisa terselesaikan, maksimal berjalan satu minggu agar hanya satu kali mata kuliah mahasiswa yang terganggu,” tuturnya,Rabu (24/09).. Dia menambahkan akan memperbaiki sarana dan prasarana yang ada di Fakultas Tarbiyah. “Kita akan memperbaiki lantai dan loteng, mengecat dinding dan juga memasang colokan listrik. Tarbiyah itu kaya dengan orang-orang, tapi miskin dengan sarana,” ungkapnya kepada wartawan Suara Kampus, Itda Trisna dosen yang mengajar mengaku, tidak ada pemberitahuan dari pimpinan fakultas untuk mencari lokal yang lain. Hanya kesepakatan antara mahasiswa dan dosen saja. “Terlihat beberapa pekerja sedang merenovasi lokal. Mahasiswa berinisiatif laksanakan perkuliahan di luar ruangan, karena sulitnya mencari lokal,” terangnya. Itda menjelaskan tidak ada rencana melaksanakan perkuliahan

di luar ruangan. “Tidak masalah jika mereka lebih memilih belajar dari pada menyia-nyiakan waktu, dengan kegiatan yang tidak jelas. Bak pepatah minang gayuang basambuik (gayung disambut),” tambahnya. Nurfadhilah Arief Mahasiswa PAI mengaku kecewa karena sebelumnya tidak ada pemberitahuan renovasi lokal dari pihak fakultas. “Kalau kita tahu lokalnya akan direnovasi, mungkin kami bisa mengkondisikan ruangan maupun hari untuk kuliah dengan dosen yang bersangkutan,” tuturnya. Lanjut Fadhilah, menginginkan untuk menempati lokal yang lebih nyaman. “Bukanya kami manja, tapi jika memang ingin diperbaiki sediakanlah kami lokal yang lebih layak. Berikan Kami Kipas angin yang bisa difungsikan dan tambahkan colokan listrik di setiap lokal,” harap mahasisiwi semester I ini [Amaliyatul Hamrah (Mg) , Elyza Ningsih (Mg)]

Kuliah ;Mahasiswa PAI B semester I melaksanakan perkuliahan Bahasa Indonesia di Lapangan Voly, Rabu (24/09) Foto: Amel

Terhalang Dana, KTM Ditunda Suara kampus- Pembuatan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) Tahun Akademik 2014/2015, ditunda menunggu bersamaan dengan keluarnya dana Orientasi Pengenalan Akademik (OPAK). Hal ini disampaikan oleh Dadi Arni, Kepala Akademik Mahasiswa (Akama) Rektorat IAIN Imam Bonjol Padang, Selasa (23/09). Arni menjelaskan sebelumnya dana OPAK dipungut dari maha-siswa, yang digunakan untuk pembuatan KTM. “Sekarang dana didapat dari negara. Tahun ini tidak ada kontribusi dana dari mahasiswa, jadi kami menunggu pencairan dana OPAK dulu untuk membuat kartu mahasiswa,” ujarnya. Arni mengungkapkan sejauh ini untuk pembuatan KTM belum dirapatkan. “Ketika dana OPAK sudah dicairkan, KTM akan segera dibuat. Pembuatan KTM sejalan dengan pelaksanaan OPAK,” tuturnya. Lanjut Arni, menjelaskan pembuatan KTM tahun ini sama dengan tahun sebelumnya berbentuk kertas biasa, bukan dalam bentuk Automatic Teller Machine (ATM). “Tidak ada kerjasama dengan pihak Bank Nagari. Jika mau dalam bentuk ATM, harus ada kerjasama tentu membutuhkan biaya, sedangkan dana sekarang belum ada,” jelas Arni kepada wartawan Suara Kampus. Rismaneli, salah seorang mahasiswa baru mengatakan mungkin ada sesuatu yang lebih di utamakan. “Kita maklumi saja, pencairan dana di IAIN tidak berjalan sebagaimana mestinya,” ujar mahasiswa Jurusan Ekonomi Islam ini. Sementara, mahasiswi Jurusan Bahasa dan Satra Arab, Annisa mengaku kecewa atas keterlambatan ini. “Semoga KTM itu segera diberikan kepada kita,” harap mahasiswi Fakultas Adab dan Humaniora ini. [Silvianti]


PANGGIL AKU,CECEP! Oleh : Zikriyati

Sajak-sajak Desi Soneta

Merajuk Dalam Sepi Mungkin mataku buta, atau barangkali kakiku yang tak bermatakan kaki Hingga tak mampu kulihat sudut-sudut dinding tengah terbahak, Menertawakan langkahku terbata, Menertawakan jejak-jejak sepi subuh . Ah, sudahlah! Hentikan omong kosongmu, hapus tetesantetesan sepi mengalir Lihatlah rembulan masih sepi, malam sepi, hingga subuh pun sepi, percuma kau Tunggu kehadirannya, tetap saja sepi itu akan berlalu dengan sendirinya. Sekarang tersenyumlah meski hanya sepi bersamamu. Selera Hujan Dulu di kaki bukit nun jauh, Kau pernah bersumpah pada kerikil di lembah sungainya, kau akan setia Mengabdikan separuh hidupmu pada bangsa mereka, kau lupa?

A

ku tiba di rumah dengan wajah bersungut. Seperti biasa, tadi saat disekolah teman-temanku kembali meledekku dengan panggilan ‘Cep-cip-cop’. Aku kesal sekali. Padahal namaku tak ada sangkut pautnya sedikitpun dengan kata-kata ‘cip-cop’ itu. Nama lengkapku adalah Cecep Raharjo. Dan aku biasa dipanggil Cecep. Sejujurnya aku sangat tidak menyukai nama itu. Entah mengapa almarhum bapak dan si mbokku memberi nama yang terkesan ‘norak’ seperti itu. Kenapa dulu si mbok sama bapak ga ngasih nama seperti ‘Steven’, ‘Richard’, atau ‘Bryan’ untukku? Itu jauh lebih keren dan modern. Aku sangat menyesali ketidaktanggapan orangtuaku terhadap pentingnya nama bagi seorang anak. Ah. Sungguh aku membenci semua ini. “Eh, anak si mbok yang ganteng sudah pulang rupanya. Gimana sekolahnya, cep? Lancar?” . Si Mbok baru saja datang dari dapur membawa setampi beras ditangannya. Sepertinya si mbok baru selesai membersihkan sisa padi yang ada di dalam beras sebelum akhirnya dimasak menjadi nasi. Aku hanya diam tak menjawab pertanyaan si mbok. Entah mengapa aku merasa kesal tiap kali mendengar seseorang memanggil nama ‘udik’ ku itu. Rasanya aku ingin marah pada siapapun yang menyebut nama ‘dusun’ itu. “Kok diam saja toh lek? Bok kalau si mbok nanya dijawab toh. Bukannya diam begitu”. Si Mbok menghentikan langkahnya dan memperhatikanku. Aku masih tetap memasang wajah kesal. Ucapan si mbok tak kuhiraukan. Si mbok hanya geleng-geleng kepala. “Kamu kenapa lagi lek? Ada yang ngeledekin nama kamu lagi toh?”. Si mbok duduk disampingku. Aku tetap tak menjawab pertanyaan si mbok. “Sudah jangan dihiraukan, lek. Bok nama kamu bagus begitu. Ndak semua orang toh bisa punya nama Cecep?”. Si mbok mencoba menghiburku. “Mbok pikir kata-kata si mbok barusan bagus gitu, hah? Jelas saja ndak banyak yang make nama ‘Cecep’, bok itu nama kampungan banget. Kesannya udik tau mbok. Norak. Aku malu punya nama seperti itu. Aku capek mbok diledekin terus sama konco-koncoku di sekolah. Aku malu punya nama Cecep” . Si mbok kaget mendengar nada bicaraku yang terkesan membentak. Dia mengurut dadanya pelan. Aku segera keluar rumah dan meninggalkan si mbok yang sempat kulihat menitikkan airmata. “Ah. Masa bodoh kalo si mbok nangis. Toh itu ga bakal bisa ngeganti nama jelekku ini”, aku mendumel dalam hati. Jam menunjukkan pukul 12.00. Sebentar lagi adzan jumat akan berkumandang. Aku bertemu dengan Didi, teman baikku di desa. Aku memutuskan berkunjung ke rumahnya setelah kesal pada si mbok. Aku menceritakan padanya apa yang ku alami hari ini. “Sampean ndak boleh gitu toh, Cep. Orangtua sampean pasti bermaksud baik ngasih nama sampean ‘Cecep’. Si mbokku bilang, orangtua ga sembarang toh ngasih nama buat anaknya. Ada doa di dalam nama setiap anak. Termasuk dalam nama pean.Sampean harusnya bersyukur dengan nama yang sampean punya. Nama pean itu bagus toh. Kasian si Mbokmu nangis cuma gara-gara pean. Pasti si mbokmu sedih”. Seperti biasanya Didi selalu memberikan ceramah singkat padaku

sesaat setelah aku mengakhiri ceritaku. Aku tetap tak bergeming. Nama Cecep tetap membuatku malu sebagai pemiliknya. Sesampainya di Mesjid aku mengambil posisi duduk paling depan. Aku sengaja duduk disamping pakde Jaiz agar anak-anak desa yang jahil tak ada yang berani meledek namaku saat melaksanakan shalat jumat nanti. Adzan sudah berkumandang. Ustadz Rozak sudah naik ke mimbar untuk menyampaikan khutbah jumat seperti biasa. Aku mendengarkan isi khutbahnya dengan serius. Bagian yang dapat ku ingat dari yang disampaikan pak Ustadz Razaq adalah.. “Nama adalah Identitas seseorang. Di dalam nama yang dimiliki seseorang terdapat doa yang diharapkan oleh kedua orangtuanya. Setiap orangtua ingin yang terbaik untuk anaknya dan mereka senantiasa mengupayakan yang terbaik pula sebisa yang mereka dapat lakukan bagi anaknya. Untuk itu, tidak mungkin orangtua memberikan nama pada anaknya dengan nama-nama yang tidak bermakna baik. Allah telah memilihkan orang-orang terbaik untuk menjadi orangtua kita. Dan orangtua kita pun telah memilih nama yang baik untuk anak-anaknya. Yang perlu diingat bagian yang membedakan makhluk yang satu dengan yang lainnya bukanlah harta, rupa, pangkat, jabatan apalagi sebuah nama. Semua manusia adalah sama dimata Allah. Yang membedakan mereka adalah iman dan taqwanya. Dan nama, sungguh ia tidak membawa pengaruh apapun bagi seseorang. Boleh jadi kamu menganggap sesuatu itu baik bagimu, tapi sebenarnya itu adalah buruk atasmu. Dan bisa jadi kamu menganggap buruk atas sesuatu, tapi sebenarnya itu adalah baik untukmu. Sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang tersembunyi”. Ustad Razak segera turun dari mimbar sesaat setelah mengucapkan salam penutup. Aku baru sadar dari lamunan saat seseorang menepuk pundakku. Dia adalah Didi. Aku mengingat hal yang kulamunkan tadi. Cecep Raharjo. Itu adalah namaku. Dan berarti juga identitasku. Si mbok dan Bapak memberikan nama itu padaku pasti karena punya alasan. Si mbok dan bapak pasti berpikiran bahwa nama Cecep adalah yang terbaik buatku. Pasti di dalam namaku banyak sekali harapan dan doa yang diselipkan si mbok dan Bapak. Hari ini sudah ntah yang keberapa kalinya aku mengeluhkan nama baik pemberian si mbok dan bapak. Aku membuat si mbok menangis terus karena kenakalanku. Padahal si mbok pasti sudah berusaha memberikan yang terbaik untukku, anaknya. Duh mbok. Aku teringat pada si mbok. Apa si mbok masih menangis sekarang? Maafkan anakmu ini mbok. Ampuni cecep mbok. Cecep ndak pernah mensyukuri apa yang cecep punya. Cecep sayang sama mbok dan Bapak. Aku sekarang bangga dengan namaku mbok! Aku sekarang bangga dengan nama pemberian si mbok dan bapak! Aku sudah ndak malu lagi untuk bilang ke semua orang namaku Cecep. Dan dunia, hari ini dengarkan, Panggil aku, Cecep! “Boleh jadi kamu menganggap sesuatu itu baik bagimu, tapi sebenarnya itu adalah buruk atasmu. Dan bisa jadi kamu menganggap buruk atas sesuatu, tapi sebenarnya itu adalah baik untukmu. Sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang tersembunyi”. Dan itu, aku terus mengingatnya. Ia membuatku bangga untuk terus berkata, Panggil aku, CECEP!

Sekejap aku baru selesai mebaca surat dari kawanmu itu, Kalau kau mencederai perjanjian, bahkan tak berkawan dengan mereka, Kau lupa mereka pernah mengharumkan namamu? Sekejap aku mendapat kabar lagi, kau berkawan dengan kantuk disepasang mata anak-anak bumi lain Ah, kau penghianat! (Penulis adalah Jurusan Bahasa Inggris/ Fakultas Tarbiyah IAIN/ tengah bergelut di Forum Lingkar Pena Sumbar)

Sajak : Danul Quita Syahrial Coba Lagi Jika engkau masih belum bisa Mendapatkan hasil yang lebih panas lagi Jangan kau salahkan hujan yang menguyurmu Karena ia tidak pernah mengurungmu Mengikatmu dari kebebasan Dan menahanmu dari kewajiban Hanya saja dia memberi waktu Untukmu duduk sejenak, menikmati indah Tariannya dan syahdu nyayiannya Aku Salah Dalam detak waktu ku coba tengelamkan Memendam sejenak perangai yang silam Menyaksikan warna yang kini hilang Kelam, hitam, dan mengerikan Sepintas dirimu dan ingatan Melintas tegak tapi memilukan Pernah terasa kau ku inginkan Menambah sunyi dalam kesepian Acap kali kau gembirakan Dan tak jarang kau deritakan Penulis adalah Anggota UKM Teater Imam Bonjol (TIB)/ Mahasiswa Jurusan Akhwalul Syakhsyiah Fakultas Syariah IAIN IB Padang


Di Balik Kekuatan Politik di Indonesia P

asca Orde Baru, dinamika demokrasi di Indonesia sangat dipengaruhi interaksi kekuatan politik. Para Aktivis politik hingga masyarakat dan klompok instansi tertentu, berperan sebagai sumber penggerak sistem politik hingga hari ini. Peranan demokrasi yang cenderung menguat kepermukaan, sangat menarik dan hangat untuk disimak, seakan tak pernah habishabisnya, segala persoalan yang sedang melanda negeri ini juga tak lepas dari peranan partai politik. Dengan daya tarik terhadap suatu kajian transisi menuju demokrasi, yang sifatnya amat khas dan unik di setiap negara. Hal itu juga terdapat di Indonesia, saat tumbangnya rezim otoriter Orde Baru menjadi titik landasan dari tahap pra-transisi. Tidak hanya itu, juga diikuti adanya liberalisasi politik dan faksional-isasi dari rezim sebelumnya. Unsur tersebut sebagai prakondisi dalam proses transisi berikutnya. Proses transisi di Indonesia ketika terbuka-nya hak-hak politik, lalu gen kekuat-an politik formal dan informal yang ikut terlibat dalam penguatan struktur, institusi demokrasi. Peranan Negara Sekilas peranan Negara pada masa orde baru dan orde reformasi yaitunya tentang perbe-daan Negara pada masa itu. dengan rezim yang cendrung otoriter sebab proses pengambilan keputusan pada masa orde baru sangat bersifat tertutup karena hannya di dominasi oleh kalangan kelompok elit tert-entu seperti birokrat, teknokrat, dan elit meliter yamg ikut ambil andil dalam proses demokrasi diakala itu. Lalu di ikuti dengan perkembangan politik di Indonesia, kekuatan politik menawarkan idiologi partai politik tersebut, dapat dilihat dari manifesto politik yang dinyatakan sebagai platform partai ketika menarik dukungan masa. Apabila di defenisikan, hampir semua bentuk idiologi partai yang

Keterangan Buku

ditawarkan mengusung demokrasi sebagai prinsip perjuangan mereka. Eksistensi kekuatan politik di Indonesia pada masa orde refor-masi, dilandasi dengan kesa-daran tentang perlu ditumbuhkannya kekuatan politik, dalam sisitem politik telah mengemuka sajak berlangsungnya proses demokrasi di Indonesia pada masa reformasi, hal ini dapat dilihat dari upaya pemerintah dalam memanfaatkan arena konsolidasi demokrasi berupa penguatan kembali keberadaan masyarakat politik, masyarakat sipil, aparatur Negara dan masyara-kat ekonomi untuk lebih berperan dalam proses politik dan pemeri-ntahan. Upaya ini tidak hannya terjadi ditingkat nasional, tetapi juga diteras lokal. Lebih dari itu, agar proses konsolidasi demokrasi ini dapat berjalan melalui penglibatan semua elemen masyarakat, maka pemerintah harus bisa mengem-bangkan lagi struktur politik yang ada melalui

Judul Buku

: Kekuatan-Kekuatan Pilitik di Indonesia

Penulis

: Asrinaldi

Penerbit

: Yogyakarta, Tiara Wacana

Cetakan

: Pertama, Agustus 2014

Halaman

: 292 Halaman

ISBN

: 978-979-1262-59-0

Resensiator

: Zul Anggara

penguatan peran kukuatan-kekuatan politik dalam masyarakat. Di Indonesia terkhususnya pada masa reformasi, peranan kekuatan politik telah tampil dan berfungsi berdasarkan karakter masing-masing. Jika dilihat dari kelembagaan, perkembangan karakter keuatan-kekuatan politik telah tampil dan berfungsi berdasarkan karakter masing-masing. Secara kelembagaan, perkembangan karakter ini dipengaruhi oleh interaksi antara mereka, dan dalam banyak aspek dipengaruhi oleh persaingan yang terjadi, dalam hal kharekter ini atau sifat kekuatan kekuatan politik. Partai Politik Dalam negara moderen yang demokratis, kehadiran partai politik adalah sebuah keniscayaan, yaitu-nya sebagai suatu institusi politik, secara ideal dimaksudkan untuk memobilisasi rakyat dalam suatu pemilihan umum, memfasisilitasi terjadinya suksesi pemerintahan secara damai

dan absah, serta memberikan kesempatan untuk berbeda pendapat dalam mencapai tujuan bersama. Partai politik dapat didefenisikan sebagai kumpulan individu yang membentuk organi-sasi formal bertujuan untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan melalui keikutsertaannya dalam pemilihan umum. Dalam pengertian lain, Miriam Budiarjo berpendapat bahwa Partai politik adalah organi-sasi artikulatif yang terdiri dari pelakupelaku politik yang aktif dalam masyarakat, yang memusat-kan perhatiannya pada pengen-dalian kekuasaan pemerintah, dan bersaing dengan kelompok lain untuk memperoleh dukungan rakyat. Organisasi artikulatif ini mempunyai pandangan yang berbeda-beda karena idiologinya berlainan. Dengan kata lain, partai politik merupakan perantara yang besar yang menhubungkan kekuatan-kekuatan dan idiologiidiologi sosial dengan lembaga-

lembaga pemerintahan yang resmi, dan aksi politik di dalam masyarakat politik yang lebih luas. Seperti yang ditulis Duverger: The party is concerned only wiht political questions; doctrine and idiological problems play a very part in its life and membership is generally based upon interes or habit Berdasrkan pengertian dan batasan ungkpan ini, jelas bahwa partai politik menyankut adanya, pertama kegiatan individu didalam kelompok yang dilembagakan secara formal; kedua organisasi dengan tujuan tertentu; ketiga kekuasaaan dalam pemerintahan secara resmi sebagai tujuan organi-sasi; keempat keterlibatan mereka secara langsung dalam pemilihan umum sebagai cara memperoleh kekuasaan dalam pemerindtahan, sebab adanya kepentingan terhadap kekuasaan yang ingin diperoleh itu. Agar partai politik dengan mudah mendapatkan kekuasaan dalam pemerintahan, maka partai politik harus mendapat dukungan tersebut, partai politik harus memiliki ciri yang jelas yaitu asas yang mem-bedakannya dari partai politik lain, berupa idiologi dan doktrin politik sebagai dasar perjuangan politik partai. Buku ini hadir secara khusus, dan mendalam membahas tentang peranan partai politik dan menjelas-kan kepada pembaca apa itu partai politik dan penting bagi kita untuk mengetahui hal tersebut. Buku ini memberikan gambaran serta merincikan argumentasi dari berbagai pendapat yang manjadi titik tolak pembahasan dan patut untuk dipertimbangkan sertamerta menjadi acuan bagi penulis untuk mengembangkan pemikirannya dalam mengingat begitu pentingnya peranan partai politik tersebut, pada setiap rincian. Penulis juga ikut menyampaikan argumennya untuk tidak ketinggalan tentang sejarah, hingga peranan penting yang harus dipelajari dalam buku ini. Sebab aspek dari sejarah orde baru mengawali semuanya.




Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.