Kumpulan SU 2008/2009

Page 9

Suara Unja, Edisi XXII Januari-Februari 2010

Suara Unja

03 03

BPPC Terpilih Sebagai Teknologi Nasional

Bioreaktor Pembangkit Pupuk Cair (BPPC) merupakan produk inovatif yang diciptakan Ir. Dede Martino, MP

BANYAK masalah yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia dalam kehidupan keseharian mereka, apalagi pada kondisi keterpurukan ekonomi saat ini. Semua yang dahulunya mudah sekarang menjadi lebih sulit, dahulunya sumber daya tersebut tersedia namun pada saat ini telah langka. Untuk keluar dari kondisi tersebut mereka membutuhkan suatu cara, rancangan, teknologi dan tindakan yang inovatif. Tidak semua masyarakat Indonesia memiliki kemampuan untuk menghasilkan produk inovatif. Oleh sebab itu besar sekali harapan masyarakat agar institusi tempat kumpulan orang kreatif seperti sebuah universitas dan pusat-pusat penelitian milik pemerintah, swasta ataupun individu untuk mengambil peran dalam mengembangkan produkproduk inovatif dan menjadi tumpuan harapan masyarakat. Masyarakat berharap sebuah peguruan tinggi peduli terhadap masalah besar yang mereka hadapi seperti lingkungan hidup, sumber daya, kependudukan, kemiskinan, dan ketertinggalan. Saat ini Universitas Jambi sudah selayaknya bergembira dan terus membangun atmosfir akademis yang bernuansa kreatif dan inovatif menjadi lebih baik, karena dengan kondisi keterbatasan yang ada sekarang telah dapat menghadirkan dosen dengan karyanya yang dapat berpartisipasi menyumbangkan produk inovatifnya di tengah masyarakat dan telah dibuktikan prestasinya di berbagai even pada tingkat nasional, dan produknya telah diterapkan di tengah masyarakat di berbagai provinsi di Indonesia. Salah satu produk inovatif tersebut diciptakan oleh Ir. Dede Martino, MP yakni Bioreaktor Pembangkit Pupuk Cair (BPPC), produk inovatif ini telah diriset sejak 1996, pada tahun 2000 telah terbentuk prototipe pertamanya, dan 2006 mendapatkan prestasi pada Gelar Teknologi Tepat Guna Nasional di Pontianak sebagai juara harapan empat. Hingga akhir 2009 terpilih sebagai teknologi nasional dan di undang untuk dipaparkan pada Konferensi Sanitasi Nasional, serta di undang ke Istana wakil presiden untuk menerima penghargaan sebagai teknologi mempercepat

KONFERENSI : Wapres Prof. Dr. Budiono menerima peserta Konferensi Sanitasi Nasional Ke-2 Tahun 2009 di Istana Wapres, tampak Ir. Dede Martino, MP bersalaman dengan Wapres.

pengembangan dan penerapan pembangunan sanitasi pada masyarakat Indonesia. Menurut Dede Martino, Teknologi BPPC merupakan hasil rangkaian panjang proses rancang bangun dan penelitian berulang tersebut pada 2009 telah diproduksi sebanyak 200 unit, dan dipakai di beberapa kota di Indonesia seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Manado, Jakarta, Lampung, Bengkulu, Palembang, Sumatera Utara, Pakan Baru, dan Jambi. “Di Provinsi Jambi teknologi ini telah menyumbang keberhasilan desa atau kecamatan PHBS terbaik di Indonesia. Sedangkan di Kota Palembang dipergunakan untuk menunjang pendidikan sanitasi di sekolah-sekolah dan perumahan, sehingga membawa Palembang memperoleh piala adipura, sebagai kota dengan sistem sanitasi terbaik di Asia Tenggara”, jelas Dede. Pada 2009 teknologi ini lolos pada program Botom Up yang diselenggarakan LIPI. Produk inovatif ini, pada 2010 baru diterapkan dalam bentuk usaha yang bekerjasama dengan masyarakat dan petani binaan untuk meningkatkan pengembangan sanitasi pada ekologi pertanian, pengelolaan pupuk cair organik dari sampah kota dan di bina oleh LIPI selama 10 bulan sampai terbentuk sebuah perusahaan yang berbasis teknologi BPPC. “Pengemasan

pupuk cair tersebut saat ini sedang dilakukan penjajakan dengan perusahan Tetrapack sebagai perusahaan yang bergerak di bidang pengemasan,” ungkapnya. Dede menambahkan bahwa, pada tahun yang sama teknologi ini menjadi tekologi yang dilirik dalam City Summit 6th ISSDP yang fokus pada pengembangan sanitasi di Indonesia, teknologi BPPC sangat berperan dalam pengembangan sanitasi di ekosistem pertanian, terutama pada pemukiman pertanian. Karena banyak masalah kesehatan yang muncul di ekosistem pertanian terutama yang berhubungan dengan munculnya penyakit menular pada saat panen besar, penyakit tersebut seperti disentri, dan penyakit menular lainnya yang diakibatkan oleh meningkatnya populasi lalat dan tikus penular pada saat panen, karena tersedianya makanan untuk tikus dan lalat dari sisa buangan panen yang tidak terkelola dengan baik. “Teknologi BPPC selama sepuluh tahun terakhir terus di kembangkan mulai dari tipe satu sampai tipe lima, tipe yang kelima diberi nama BPPC Biogas, nama tersebut diberikan karena mesin biologis BPPC dapat menghasilkan biogas dan pupuk organik cair sekaligus dari hasil pengolahan sampah organik,” tambahnya. Mengenai pengembangan

BPPC Biogas yang pembuatannya untuk merespon adanya program konversi minyak tanah ke gas elpiji. Sebagian dari masyarakat bawah terutama disektor pertanian akan mengalami kendala memperoleh energi murah, oleh sebab itu riset 2009 diarahkan membuat energi murah untuk masyarakat menengah ke bawah melalui pengembangan peralatan sanitasi perkotaan. “Saat ini teknologi untuk kepentingan rumah tangga tidak tersedia, pada 2010 diharapkan teknologi BPPC biogas menjadi solusi terbaik untuk memperoleh energi alternatif murah di rumahrumah”, jelas Dede yang juga sebagai dosen fakultas pertanian pada bidang keahlian agronomi atau tanaman perkebunan. Lebih lanjut ia mengatakan, prestasi yang dicapai saat ini

merupakan hasil kerja keras dan tidak mudah, karena tidak sedikit rintangan yang mesti dihadapi, terutama belum mendukungnya sistem manajemen perguruan tinggi untuk mendukung secara optimal proses penemuan yang penuh ketidakpastian, dan kegagalan yang tinggi. Masalah lainnya yang cukup mengganggu dan menguras emosi, menyebabkan terpecahnya fokus pemikiran dan tidak efisiennya waktu adalah masalah terlalu kakunya sistem penggunaan laboratorium, tata cara pengajuan proposal, sistem budgeting perguruan tinggi, dan birokrasi perizinan. Untuk mengatasi hal tersebut terkadang ia membuat workshop sendiri di luar kampus yang dapat dipergunakan setiap waktu siang dan malam tanpa harus dipusingkan dengan segala sistem manajemen yang mengganggu dan menghambat proses penemuan itu sendiri. Berdasarkan pengalaman dalam menciptakan teknologi, Dede Martino berpandangan bahwa pada saat ini para peneliti dan akademisi harus mengubah paradigmanya. Mereka harus mempelajari budaya masyarakat kembali, menambah dan mengasah nilai-nilai entrepreneurship serta memperkuat nilai relijius di dalam dirinya. Selain itu sistem pendidikan yang ada juga sudah selayaknya dikoreksi dan mulai memperkuat pendidikan budaya, entrepreneurship, dan agama yang kuat, selain pengetahuan tentang teknologi yang dipelajari pada masing-masing fakultas. “Kenyataannya suatu teknologi tanpa disandingkan dengan nilai-nilai budaya masyarakat akan kehilangan jatidirinya, dan sulit diterapkan di tengah-tengah masyarakat. Bila suatu teknologi tidak diberikan nilai-nilai entrepreneurship akan sulit diterima pasar, sedangkan teknologi tanpa diberikan nilai-nilai relejius akan bisa sesat,” jelasnya.(Dedi)

BPPC: Bioreaktor Pembangkit Pupuk Cair (BPPC) merupakan salah satu produk inovatif yang diciptakan Ir.Dede Martino, MP.


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.