Sriwijaya Post Edisi Selasa, 31 Januari 2012

Page 12

SRIWIJAYA POST Selasa, 31 Januari 2012

13

Indralaya, Kayuagung, Martapura, Muaradua 60 Persen Meteran PDAM Rusak

Pecinta Alam Peduli Gua Puteri

MUARADUA —Sebanyak 60 persen Water Meter (meteran air) milik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Saka Selabung, Kabupaten OKU Selatan, yang terpasang di rumah pelanggan, mulai diganti dengan yang baru. “Water meter rusak parah sejak Tahun 1989 baru pertama kali dilakukan pergantian. Perbaikan lamban karena terkendala pendanaan,” kata Jhon Kaltarasa, Direktur PDAM Tirta Saka Selabung kepada Sripo, Senin (30/1). Menurut Jhon, kondisi normal yang harus dilakukan pergantian water meter tersebut yakni antara tiga hingga lima tahun, tetapi karenaberbagai kendala hingga puluhan tahun tidak dilakukan pergantian. Kerusakan 60 persen meteran menyebabkan pengaliran air yang melayani 4.600 pelanggan PDAM di OKU Selatan tidak menikmati air secara merata, meteran banyak tidak berfungsi secara sempurna. Menurutnya, peremajaan meteran ini juga untuk menekan tingkat kebocoran jaringan PDAM. (cw1)

BATURAJA — Gerakan Pemuda Pencinta Alam Baturaja (Gempasabatra) melakukan gerakan peduli objek wisata Gua Putri di kawasan Desa Padang Bindu, Kecamatan Semidang Aji. Dalam gerakan itu sedikitnya 40 orang anggota Gempasabatra melakukan pembersihan di lokasi Gua Putri, baik sampah, semak belukar yang menutupi karang, dan melakukan pembersihan terhadap coretcoretan di dinding Gua. Kegiatan bersih-bersih Gua Putri itu dilakukan dua hari, 28-29 Januari 2012. Gempasabatra yang diketua Albert Steven itu memulai gerakan dengan berkumpul di Kantor Dinas Pemuda Olah Raga Budaya dan Pariwisata (Disporabudpar) Kabupaten OKU. Sebelum berangkat rombongan diberikan pengarahan oleh Kepala Disporabudpar, Aufa S Sarkomi SP MSc. Menurut Aufa, pihanya sangat mensuport gerakan peduli terhadap lingkungan seperti yang dilakukan Gempasabatra, selama ini belum ada organisasi yang melakukan gerakan secara nyata bersama Disporabudpar OKU. (eni)

SRIPO/LENI JUWITA

FOTO BERSAMA —Sekitar 40 anggota Gempasabatra foto bersama sebelum berangkat ke Objek Wisata Goa Puteri.

Awasi Peredaran Pupuk Bersubsidi ■ Stok Urea Ada 7.400 Ton ■ Warna Butirannya Pink INDRALAYA, SRIPO - Warga khususnya petani juga berkewajiban ikut mengawasi peredaran dan penyaluran pupuk bersubsidi, khususnya jenis urea. Jika ada indikasi penyelewengan, bisa dilaporkan kepada pihak berwenang. Sementara itu stok pupuk urea bersubdisi sebanyak 7.400 ton saat ini menumpuk di gudang PT Pusri. Kepala Pemasaran Pupuk Pusri wilayah Sumatera Selatan, Masriza Ali didampingi Kasi Umum PPD PT Pusri dan Perwakilan Pusri di OKI dan Ogan Ilir,

Hamdan usai bertemu jajaran Dinas Pertanian Ogan Ilir (OI), Senin (30/1) menegaskan pupuk urea tidak pernah langka. Bahkan pupuk subsidi menumpuk sebanyak 7.400 ton di gudang PT Pusri. Menumpuknya pupuk tersebut karena kelompok tani belum menyampaikan rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) mereka. Menurutnya, harga eceran tertinggi (HET) urea Rp 1.800 per kg. Harga itu hanya sampai di tingkat pengecer. Jika ada angkutan ke lokasi pertanian itu

urusan pengecer dan petani. “Kuota petani di OI berdasarkan keanggotaannya tahun lalu sebesar 7.400 ton tetapi hanya terserap 5.268 ton,” jelas Masriza seraya menyebutkan setiap tahun pusri produksi 2 juta ton urea sehingga stoknya selalu aman. Disinggung pengawasan pupuk urea bersubsidi, Masriza menegaskan, pengawasan peredaran dan pemakaian pupuk rea bersubsidi sudah dibentuk sendiri oleh kepala daerah masing-masing kota dan kabupaten. Keanggotaan

pengawas terdiri dari Dinas Pertanian, kepolisian dan kejaksaan. “Warga juga bisa menjadi pengawas langsung jika ada penyelewengan lapor saja ke pihak berwenang,” tegasnya seraya mencontohkan salah satu indikasi penyelewengan itu dapat dilihat dari jenis pupuknya. “Untuk pupuk urea bersubsidi warna butirannya pink dan tidak dibenarkan jika dipakai untuk perkebunan perusahaan, kalau tu ditemukan silakan laporkan,” anjurnya. Masriza juga mengaku pemerintah

sebenarnya membuat aturan tersebut untuk memudahkan rakyat mendapatkan pupuk bukan menyulitkan. Pupuk urea bersubsidi itu, lanjut Masriza hanya dipakai para petani dengan lahan maksimal dua hektar dan tergabung dalam kelompok tani. “Jadi kalau petani memang benar-benar mau dapat pupuk langsung saja masuk jadi kelompok tani, meskipun lahannya kecil, pokoknya maksimal dua hektar dapat 400 kg per anggota kelompok,” ujarnya seraya menambah-

kan proses menjadi kelompok untuk mendapatkan RDKK seperti yang sudah diberitakan di koran terbitan lokal, Senin (30/1) kemarin. “Meskipun luas lahannya hanya 100 meter persegi kalau dia petani berhak menjadi anggota kelompok dan mendapatkan pupuk urea subsidi,” tandasnya. Kepala Dinas Pertanian OI Wawan Wiguna SP menyebutkan di OI ada 400 lebih kelompok tani. Namun sampai saat ini mereka belum menyampaikan RDKK untuk mendapatkan urea

bersubsidi tersebut. Anggota DPRD OI, Eko Agus Sugianto dari komisi II, menambahkan pemberitaan pupuk langka dua hari lalu terjadi karena terjadi salah pengertian. “Masalahnya tidak semua masyarakat mengerti dan tahu soal pupuk bersubsidi dan tidaik bersubsidi. “Kalau bersubsidi jelas aturannya tidak sembarangan diperjualbelikan,” terangnya sembari menegaskan masalah ini perlu penyuluhan lebih jelas kepada masyarakat khususnya para petani, supaya mereka tidak kesulitan mendapatkan urea bersubsidi. (trs)

Jaringan Telkomsel Sudah Diperbaiki

SRIPO/MAT BODOK

KEDOMONGAN - Pasar Kedomongan di Kelurahan Kutaraya, kini terbengkalai. Lingkungan pasar ini menjadi tempat gerombolan ternak sapi untuk mencari pakan.

Pasar Kedomongan Terbengkalai

■ Bangunan Sebagian Rusak KAYUAGUNG, SRIPO - Sebanyak 80 petak los di Pasar Kedomongan, Kelurahan Kutaraya, Kecamatan Kota Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), kini terbengkalai. Los pasar yang dibangun menelan dana APBD OKI ratusan juta itu, kini sebagian atapnya sudah bolong. Sementara di bagian luar dipenuhi rerumputan yang nyaris menjadi semak belukar.

Pantauan di lapangan, Senin (30/1) los pasar yang dibangun berjejer empat baris itu memiliki 80 petak, taau masing-masing baris memiliki 20 petak los pasar. Hingga kini los pasar itu belum juga dihuni pedagang. Bahkan, ada beberapa warga yang memanfaatkan los pasar untuk tempat usaha percetakan batako, selain ada juga warga menggembala ternak sapi untuk mencari pakan di sekitar los pa-

sar yang telah ditumbuhi rerumputan. Pasar Kedomongan yang berada persis di pinggir Sungai Komering dan di sisi kirinya telah dibangun Pos Dermaga tempat rekreasi itu, kini teronggak bak bangunan tua yang sengaja tidak dirawat. Terbukti, atap asbes yang terpasang di los pasar sebagian pecah dan bolong. “Sayang sekali Pak bangunan pasar ini tidak ber-

fungsi,” kata Mus (37) sopir yang mengantarkan pesanan pasir ke lokasi Pasar Kedomongan. Pasir itu untuk bahan pembuatan batako di sekitar los pasar. Sementara itu Kepala Badan Pengelolahan Pasar dan Kebersihan Kabupaten OKI, Mahmud Iswan SH MM ketika hendak dikonfirmasi melalui telepon genggamnya tidak aktif, dan saatc didatangi ke kantornya tidak berada di tempat. (std)

MARTAPURA, SRIPO - Jaringan provider selular Telkomsel di wilayah Kabupaten OKU Timur hingga akhir Januari 2012 masih saja mengalami gangguan. Padahal pihak Telkomsel menyatakan sudah memperbaiki jaringan yang selama ini menjadi penyebab kurang nyamannya pelanggan dalam berkomunikasi. Kepala Cabang (Kacab) Telkomsel Martapura, Kabupaten OKU Timur, Putting Ratu ketika dikonfirmasi, Senin (30/1) mengatakan, beberapa hari lalu memang ada gangguan yang disebabkan oleh banyaknya pelanggan. “Telkomsel pusat sudah mela-

kukan perbaikan dan saat ini jaringan sudah kembali normal,” katanya. Gangguan yang terjadi kata Putting, disebabkan banyaknya pelanggan yang menyebabkan over load. Namun setelah dilakukan perbaikan oleh pusat, jaringan telkomsel mulai normal kembali dan pelanggan bisa menikmati tanpa adanya gangguan. “Perbaikan sudah kita lakukan dengan cara memperbaiki Base Transceiver Station (BTS). Kita juga akan melakukan penambahan BTS yang akan dilaksanakan secara bertahap,” ujarnya. Meski pihak telkomsel mengklaim sudah melaku-

kan perbaikan jaringan, namun ribuan pelanggan provider tersebut masih mengeluh karena gangguan baik saat melakukan telepon maupun SMS masih terjadi. Bukan hanya itu, jaringan data (internet) juga terkadang masih mengalami gangguan. “Gangguan masih saja terjadi. Kita menelpon belum tentu bisa masuk dalam sekali dial (panggil). Untuk menghubungi nomor lain, kita harus mencoba beberapa kali. Kebanyakan selalu tulalit dan terkadang juga SMS tidak rerkirim,” ujar Hamdan (25) warga Desa Pakusekunyit Martapura, Senin (30/1) kemarin. (mg3)

Kasus Lahan BSS-RJM Tuntas SEKAYU, SRIPO - Kasus tumpang tindih lahan antara perusahaan perkebunan sawit PT Berkat Sawit Sejati (BSS) dengan perusahaan pertambangan batubara PT Realita Jaya Mandiri (RJM), yang nyaris menyebabkan bentrok massa antar perusahaan, upaya penyelesaiannya difasilitasi langsung oleh Bupati Muba, H Pahri Azhari. Bupati bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD) dan Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) Pemkab Muba, Senin (30/1) meninjau langsung lahan yang disengketakan di kawasan Desa Sidomulyo, Kecamatan Tungkaljaya. “Konflik ini dapat diselesaikan, asalkan semua pihak mau menahan diri dan bekepala dingin untuk memprioritaskan kepentingan masyarakat,” kata bupati.

Pahri menambahkan, pemerintah telah melakukan mediasi dengan mempertemukan pihak yang berkonflik. Penyelesaian sengketa antara PT BSS dan PT RJM harus diselesaikan dengan baik sesuai peraturan yang berlaku. “Pertemuan ini bertujuan untuk mencari solusi untuk mengakhiri selisih antara kedua perusahaan terkait persoalan lahan seluas 99,37 hektare yang mereka garap,” jelasnya. Bupati menyarankan, PT BSS dan PT RJM hendaknya mematuhi perjanjian pinjam olah lahan yang mereka buat di hadapan pemerintah. Perjanjian di antara keduanya berakhir Mei 2012. “Seterusnya, PT BSS dan PT RJM diharuskan membuat perjanjian kembali terkait olah lahan yang dipersoalkan,” katanya.(cw7)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.